• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV KONFLIK ASET DI DAERAH PEMEKARAN

5. Faktor Data

terima aset daerah khususnya aset pasar tradisional di Tangerang Selatan.

1. Faktor Struktural

Faktor struktural yaitu sebab-sebab yang berkaitan dengan kekuasaan, wewenang formal, kebijakan umum (baik dalam bentuk peraturan perundang-undangan maupun kebijaan formal lainnya), dan juga persoalan geografis dan faktor sejarah.55 Peneliti menemukan penyebab permasalahan yang menjadi perdebatan berasal dari peraturan perundang-undangan dan peraturan yang berlaku di kedua pemerintahan dan wewenang formal dari BUMD PD.Pasar. Pertama, undang-undang pembentukan daerah yaitu Undang-Undang Nomor 51 Tahun 2008 sebagai Undang-Undang pembentukan Kota Tangerang Selatan dan Peraturan Daerah Kabupaten Tangerang Nomor 25 Tahun 2004 sebagai peraturan tentang Perusahaan Daerah Pasar Niaga Kerta Raharja.

Pemerintah Kota Tangerang Selatan mendesak Pemerintah Kabupaten Tangerang untuk menuntaskan persoalan aset sesuai dengan Undang-Undang Nomor 51 Tahun 2008, menurutnya mangacu kepada undang-undang pemekaran Tangerang Selatan sudah jelas batas waktunya yaitu selambat-lambatnya 5 tahun.56 Dalam Undang-Undang Nomor 51 Tahun 2008 Tentang Pembentukan Kota Tangerang Selatan disebutkan dalam pasal 13 bahwa Bupati Tangerang

54Nanang Kristiyono, “Konflik Dalam Penegasan Batas Daerah antara Kota Magelang dengan Kabupaten Magelang; Analisis terhadap Faktor-faktor Penyebab dan Dampaknya,” (Tesis S2 Magister Ilmu Politik, Universitas Dipinegoro Semarang, 2008), h. 56.

55Ibid

., h. 56.

56“Airin Minta Aset, Zaki Butuh Proses,” Satelit News, 4 September 2013 diakses dari http://satelitnews.co.id/?p=22160

59

diharuskan melaksanakan penyerahan aset kepada Pemerintah Kota Tangerang Selatan sebagai hak daerah otonomi baru hasil pemekaran selambat-lambatnya 5 tahun. Aset yang dimaksud termasuk Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) Kabupaten Tangerang yang kedudukan, kegiatan, dan lokasinya berada di Kota Tangerang Selatan. Undang-Undang tersebut dijadikan landasan pihak Kota Tangerang selatan untuk menuntut agar serah terima aset pasar tradisional yang termasuk dalam Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) segera dilaksanakan karena sampai saat ini sudah lebih dari 5 tahun aset tersebut belum juga di serahkan.

Pihak Kabupaten Tangerang mengacu kepada Peraturan Daerah Kabupaten Tangerang Nomor 25 Tahun 2004 Tentang Perusahaan Daerah Pasar Niaga Kerta Raharja. Tempat kedudukan dan wilayah kerja PD.Pasar Niaga Kerta Raharja di jelaskan dalam pasal 3 dan pasal 4, tempat kedudukan dalam pasal 3 disebutkan Perusahaan Daerah berkedudukan di Daerah. Wilayah kerja disebutkan dalam pasal 4, sebagai berikut: Untuk menyelenggarakan kegiatan dan usaha perusahaan Daerah memiliki wilayah kerja yang meliputi seluruh Daerah. Perusahaan Daerah dapat menyelenggarakan kegiatan dan usaha diluar wilayah kerja yang ditetapkan sesuai peraturan perundang-undangan yang berlaku. Perusahaan Daerah melakukan kegiatan secara otonom dan mandiri termasuk dengan pihak-pihak yang berkeinginan untuk kerjasama sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

Dijelaskan dalam pasal 9 bahwa perusahaan ini mempunyai modal dasar meliputi tanah, bangunan fasilitas penunjang pasar, alat perlengkapan kantor, barang berharga lainnya dan bagi hasil dari kerjasama pembangunan pasar dengan

60

pihak ketiga berikut fasilitas penunjang lainnya yang saat ini dikelola dan/atau dipergunakan oleh Unit Pelaksana Teknis Pasar Kabupaten Tangerang senilai Rp. 29.057.205.900,- (dua puluh sembilan milyar lima puluh tujuh juta dua ratus lima ribu Sembilan ratus rupiah) yang merupakan aset yang dipisahkan dari kekayaan daerah. Ditambah modal dasar yang berupa tagihan terhadap pihak ketiga hasil kerjasama sebesar Rp. 1.428.986.400,- (satu milyar empat ratus dua puluh delapan juta sembilan ratus delapan puluh enam ribu empat ratus rupiah). Modal dasar perusahaan daerah tersebut dapat ditambah atau dikurangi dengan melalui peraturan daerah. Sehingga pemerintah Kabupaten Tangerang dalam serah terima aset pasar ini banyak pertimbangan dan data yang harus dikumpulkan dan di selesaikan terlebih dahulu baru kemudian diajukan kepada DPRD untuk perumusan peraturah daerah mengenai serah terima aset-aset tersebut.

“Kami belum menyerahkan sepenuhnya aset pasar kepada pemkot tangsel karena

sebelum pemekaran, pengelolaan pasar diatur pd pasar yang berpedoman kepada permendagri 152 tahun 2004 tentang pengelolaan barang milik daerah. Dimana semuanya diatur disitu, sehingga tahun 2004 keluar perda nomor 25 tentang pd pasar niaga kerta raharja kabupaten tangerang. Oleh karena itu dalam penyerahannya berbeda dengan aset yang dikuasai/digunakan langsung oleh pemda seperti aset gedung pemerintahan gedung-gedung, kantor dan dinas-dinas, tanah, peralatan dan mesin, gedung dan bangunan, jalan, jaringan dan irigasi. Sehingga dalam serah terima aset pasar ini banyak pertimbangan dan data yang harus dikumpulkan dan di selesaikan terlebih dahulu baru kemudian diajukan kepada DPRD untuk dikeluarkannya perda. Disamping itu juga ada beberapa pasar tersebut masih terikat kontrak dengan pihak ketiga, yaitu pd pasar terikat

kontrak dengan pihak swasta.” 57

Humas PD.Pasar Nurachman juga mengatakan bahwa sebenarnya PD.Pasar sebagai BUMD tidak serta merta harus diserahkan kepada Kota Tangerang Selatan, melainkan dapat melakukan kerja sama. Karena hal ini sesuai dengan lembar penjelasan pasal 13 Undang-Undang Nomor 51 Tentang

57

Wawancara langsung dengan Sutono Kasubid Inventarisasi Aset Daerah Kabupaten Tangerang pada 19 Agustus 2014.

61

Pembentukan Kota Tangerang Selatan yang menjelaskan bahwa BUMD yang pelayanan/kegiatan operasionalnya mencakup kabupaten induk dan kota baru, pemerintah daerah yang bersangkutan dapat melakukan kerja sama.

“Nanti coba mas buka undang-undang 51 tahun 2008 itu pasar 13 tolong dibuka lembar penjelasannya, disitu ada kalimat bumd dapat melakukan ekspansi atau bekerja sama dengan daerah baru dalam hal ini tangsel gitu. Jadi ngga serta merta kita diwajibkan untuk menyerahkan gitu aja sebenarnya, sebetulnya kita bekerja sama dengan tangsel untuk retribusinya bisa. Cuma ya gitu deh sampe sekarang masih jadi perdebatan.”58

PD.Pasar Niaga Kerta Raharja Kabupaten Tangerang sebagai pengelola juga masih ada keterkaitan dengan pihak ketiga yaitu kerjasama dengan pihak swasta. Pihak Kabupaten Tangerang beranggapan bahwa bukan pihak kabupaten tidak mau menyerahkan aset pasar yang berada di Tangerang Selatan, akan tetapi PD.Pasar Kabupaten Tangerang masih mempunyai kontrak dengan pihak swasta. Yang sedang Pemerintah Kabupaten lakukan saat ini adalah mereview ulang kontrak tersebut agar diselesaikan oleh PD.Pasar secepatnya. Begitu kontrak selesai dengan PD.Pasar Kabupaten Tangerang, semua itu akan diserahkan kepada Kota Tangerang Selatan. Dalam penyerahan aset seperti pasar tradisional agar tidak melanggar aturan dan menyerahkannya bersih tanpa ada masalah lagi dengan pihak ketiga.

“Mengenai aset, aset pasar dan pdam. Pak bukan kami tidak mau menyerahkan, tidak. Pd pasar kabupaten tangerang itu punya kontrak dengan pihak swasta, yang sedang kami lakukan saat ini adalah mereview ulang kontrak tersebut agar diselesaikan oleh pd pasar secepat-cepatnya pak. Begitu kontrak itu selesai dengan pd pasar kabupaten tangerang itu semuanya akan kita serahkan kepada kota tangerang selatan, ngga ada yang di pegang-pegang itu ngga ada niatan kita mau pegang-pegang aset yang ada di kota tangerang selatan, tidak. Sekali lagi saya ulangi pak untuk pd pasar dalam waktu dekat akan kita serahkan dengan catatan kontrak-kontrak yang ada dengan pd pasar kabupaten tangerang itu sudah selesai semua nih tuntas kontraknya. Dalam penyerahan aset seperti pasar

58

Wawancara langsung dengan Nurachman Humas PD.Pasar Niaga Kerta Raharja Kabupaten Tangerang pada 19 September 2014.

62

tradisional agar tidak melanggar aturan dan menyerahkannya bersih tanpa ada masalah lagi dengan pihak ketiga.”59

Pihak Kabupaten Tangerang akan memutus kontrak tiga pasar di Kota Tangerang Selatan itu dengan pihak ketiga sebelum diserahkan. Terlebih, Pemkab Tangerang saat ini tengah melakukan evaluasi pasar tradisional yang ada di wilayah Kabupaten Tangerang. Nantinya, seluruh pasar tradisional diurus sendiri oleh pihak kabupaten, tidak lagi bekerjasama dengan pihak ketiga atau swasta. Tidak ada niatan Kabupaten mau menahan aset yang ada di Kota Tangerang Selatan. Untuk aset pasar dalam waktu dekat akan diserahkan dengan catatan kontrak-kontrak yang ada dengan PD.Pasar Kabupaten Tangerang itu sudah selesai semua kontraknya. Jadi kedepannya tidak ada masalah hukum perdata, gugat menggugat antara pengelola baru dengan pengelola lama dengan PD.Pasar Kabupaten Tangerang dan Kota Tangerang Selatan, hal seperti itu yang ingin hindari.

“Untuk itu kami akan memutus kontrak tiga pasar di Kota Tangsel itu dengan pihak ketiga sebelum diserahkan. Terlebih, Pemkab Tangerang saat ini tengah melakukan evaluasi pasar tradisional yang ada di wilayah Kabupaten Tangerang. Nantinya, seluruh pasar tradisional diurus sendiri oleh pihak kabupaten, tidak lagi bekerjasama dengan pihak ketiga atau swasta. Jadi kedepannya tidak ada masalah hukum perdata gugat menggugat antara pengelola baru dengan pengelola lama dengan pd pasar kabupaten tangerang dan pemkot tangerang selatan itu yang kita hindari.”60

Pasar yang masih terikat kontrak dengan swasta adalah Pasar Serpong saat ini masih terikat kontrak dan dikelola oleh PT. Bina Sarana untuk 5 tahun kedua

59

Keterangan Ahmed Zaki Iskandar dalam acara fun bike dan talk show interaktif “Pemimpin Muda Membangun Tangerang pada 11 Mei 2014.

60

Keterangan Ahmed Zaki Iskandar dalam acara fun bike dan talk show interaktif “Pemimpin Muda Membangun Tangerang pada 11 Mei 2014.

63

dan Pasar bintaro saat ini masih terikat kontrak dan dikelola 1 tahun lagi dengan PT. Andika mas.61

2. Faktor Kepentingan

Faktor kepentingan yaitu sebab karena adanya persaingan kepentingan yang dirasakan.62 Dalam hal ini kepentingan yang dirasakan adalah pengelolaan potensi ekonomi dari aset yang belum di serahkan yaitu pengelolaan keenam aset pasar tradisional yang dianggap berpotensi menyumbang pendapatan asli daerah (PAD) yang cukup besar. Karena sampai saat ini belum diserahkan ke Pemkot Tangerang Selatan, pengelolaan pasar-pasar tersebut masih di bawah pengelolaan pihak Kabupaten Tangerang dalam hal ini yang bertanggung jawab dalam pengelolaan adalah PD. Pasar Niaga Kerta Raharja Kabupaten Tangerang. Untuk pengelolaan keamanan dan juga perizinan-perizinan lain PD.Pasar yang mengatur itu. Sedangkan untuk kebersihan pihak kabupaten tidak menarik retribusi untuk sampah di pasar-pasar tersebut. Pendapatan yang masuk ke Kabupaten yaitu retribusi-retribusi pasar karena PD.Pasar dibawah naungan Kabupaten Tangerang.

“Pengelolaan pasar-pasar tersebut masih di bawah pengelolaan pihak kabupaten tangerang, yang bertanggung jawab untuk mengelola adalah PD. Pasar Niaga Kerta Raharja. Untuk pengelolaan keamanan juga itu masih di kelola oleh pihak pd pasar, dan juga perizinan-perizinan lain juga pd pasar yang mengatur itu. sedangkan untuk kebersihan sepertinya pihak kabupaten tidak menarik retribusi untuk sampah di pasar-pasar itu. Hanya retribusi-retribusi pasar yang masuk ke Kabupaten Tangerang karena pd pasar dibawah naungan Kabupaten yang di

Perda ttg PD.Pasar sudah mengatur demikian.” 63

Berikut adalah pendapatan PD.Pasar Niaga Kerta Raharja Kabupaten Tangerang dari tahun 2005-2013 yang ditampilkan dalam tabel IV.II.

61

Notulensi rapat tentang perkembangan serah terima aset pasar tradisional pada 4 Juni 2014 di DPPKAD Tangerang Selatan.

62

Kristiyono, Konflik Dalam Penegasan Batas Daerah, h. 56.

63

Wawancara langsung dengan Sutono Kasubid Inventarisasi Aset Daerah Kabupaten Tangerang pada 19 Agustus 2014.

64 Tabel IV.III

Pendapatan, Biaya, dan Laba (Rugi) PD. Pasar Niaga Kerta Raharja Kabupaten Tangerang Tahun 2005-2013

No Tahun Pendapatan (Rp) Biaya (Rp) Laba/Rugi (Rp)

1 2005 2.064.252.368 2.861.391.084 -797.138.716 2 2006 2.195.710.425 3.088.456.160 -892.745.735 3 2007 2.580.373.542 2.885.341.374 -304.967.805 4 2008 2.507.725.780 3.117.404.153 -609.678.373 5 2009 4.121.828.244 3.948.491.182 173.337.062 6 2010 4.378.465.017 3.493.356.578 885.108.439 7 2011 5.108.721.548 3.776.310.179 1.332.411.369 8 2012 5.204.408.868 4.000.172.254 1.204.236.623 9 2013 5.112.000.000* 4.200.000.000* 912.000.000*

Sumber: PD. Pasar Niaga Kerta Raharja Keterangan: *) data sementara

Dari tabel diatas terlihat bahwa sebelum tahun 2009 PD.Pasar selalu mengalami kerugian dan mulai mendapatkan keuntungan dari tahun 2009 sampai sekarang. Humas PD.Pasar Nurachman mengatakan bahwa keenam pasar tradisional di Tangerang Selatan mempunyai peranan yang besar dalam meningkatkan pendapatan PD.Pasar. Hal ini karena pasar-pasar tersebut mempunyai penghasilan yang lebih besar dibandingkan dengan seluruh pasar yang di kelola oleh PD.Pasar Niaga Kerta Raharja Kabupaten Tangerang.

“Iya mengenai pendapatan lebih besar betul. Keenam pasar yang ada di kota tangsel memang pendapatannya lebih besar diantara 22 pasar yang ada di bawah pengelolaan pd.pasar kabupaten.”64

Selaras dengan pernyataan tersebut, Ketua Komisi III DPRD Kabupaten Tangerang yang membidangi Aset Daerah Muhlis mengatakan, sampai saat ini bupati tidak pernah mengusulkan penyerahan aset Pasar Ciputat, Pasar Jombang dan Pasar Serpong kepada DPRD jadi tidak mungkin ada penyerahan aset pasar ke Pemkot Tangerang Selatan. Menurutnya sampai saat ini ketiga pasar tersebut

64

Wawancara langsung dengan Nurachman Humas PD.Pasar Niaga Kerta Raharja pada 19 Seotember 2014.

65

masih dianggap penyumbang Pendapatan Asli Daerah (PAD) Kabupaten Tangerang terbesar dibanding pasar-pasar yang tersebar di Kabupaten Tangerang. Jadi, kemungkinan besar Bupati belum akan menyerahkan aset pasar tersebut.65

Di lain pihak, Sekretaris Komisi B DPRD Tangerang Selatan Abdul Kohar mengatakan, pasar tradisional cukup signifikan untuk menambah PAD (Pendapatan Asli Daerah) karena mempunyai pendapatan yang cukup besar.66 Selaras dengan ini Kepala Kantor Penanaman Modal Daerah (KPMD) Kota Tangsel Oting Ruhiyat mengatakan, jika pasar diserahkan sebagai aset BUMD Kota Tangerang Selatan, untuk pendapatan sewa kiosnya saja bisa mencapai Rp.1,9 M, belum lagi aset berupa los, sewa kaki lima, kebersihan dan keamanan, serta parkiran yang ada di dalam pasar, potensi pendapatannya bisa sangat menguntungkan jika pengelolaannya bisa dilaksanakan langsung oleh pihak Tangerang Selatan.67

3. Faktor nilai

Faktor nilai yaitu nilai-nilai khas yang dipegang oleh masyarakat sekitar.68 Dalam hal ini peneliti tidak menemukan nilai-nilai khas yang di pegang masyarakat dari aset pasar tradisional di Tangerang Selatan.

65“Sumbang PAD Besar Pemkab Tangerang Mikir Serahkan Tiga Pasar Ke Tangsel,”

Detak.co.id, diakses dari http://www.detak.co.id/tangerang/item/524-sumbang-pad-besar-pemkab-tangerang-mikir-serahkan-tiga-pasar-ke-tangsel

66“Pemkot Tangsel Tuntut Penyerahan Aset Pasar”Harian Umum Suara Tangsel, 30 Maret 2012 diakses dari http://appsitangsel.wordpress.com/2012/03/30/pemkot-tangsel-tuntut-penyerahan-aset-pasar-pasar-tradisional-semrawut/

67“Aset Belum Diserahkan Program Kerja KPMD Tangsel Terganggu”Kabar6.com, diakses dari http://www.kabar6.com/tangerang-raya/tangerang-selatan/7463-aset-belum-diserahkan-program-kerja-kpmd-tangsel-terganggu.html

68

66 4. Faktor Hubungan Antar Manusia

Faktor hubungan antar manusia yaitu penyebab yang berasal dari salah persepsi di kalangan elit dari kedua belah pihak yang bermasalah.69 Dalam kasus ini adanya statement-statement dikalangan elit yang cenderung tidak sepaham. Sebagai contoh statement yang disampaikan Sukarya Ketua Pansus Aset DPRD Kota Tangerang Selatan di media massa. Ia menilai Pemerintah Kabupaten Tangerang tidak memiliki kemauan untuk menyerahterimakan aset ke Pemerintah Kota Tangerang Selatan. Jika Pemkab Tangerang paham dan berniat untuk menyerahterimakan aset, maka sebelum ulang tahun Kota Tangsel aset tersebut sudah diserahterimakan. Dengan belum diserahterimakannya, terkesan Pemkab Tangerang tidak ada kemauan untuk serahterimakan aset ini. Ia menambahkan jika masih ada masalah dalam dokumen aset, serahkan saja dengan permasalahan yang ada.70

Sementara itu di lain pihak Pemkab Tangerang mengatakan sebaliknya, seperti yang dikutip dari pernyataan Bupati Tangerang Ahmed Zaki Iskandar, “Kabupaten Tangerang bukan ingin ngekepin aset daerah yang menjadi hak Kota Tangsel, akan tetapi ditahannya penyerahan aset seperti pasar tradisional agar tidak melanggar aturan dan menyerahkannya bersih tanpa ada masalah lagi dengan pihak ketiga”.71

Dikhawatirkan kalau sampai terjadi perang statement

69Ibid

., h. 56

70“Ini Alasan Pemkab Tangerang Tidak Serahkan Aset Ke Pemkot Tangsel,”

TangselOke.com, 9 September 2013 diakses dari http://tangseloke.com/news/2013/09/09/ini-alasan-pemkab-tangerang-tidak-serahkan-aset-ke-pemkot-tangsel/

71“Pemkab Akan Putus Kontrak 3 Pasar di Tangsel,” HarianTangerang.com, 11 Desember 2013 diakses dari http://hariantangerang.com/news/2013/12/pemkab-akan-putus-kontrak-3-pasar-di-tangsel

67

yang terjadi antara kedua elit pemerintahan akan menghambat peyelesaian serah terima aset.

5. Faktor Data

Faktor data yaitu permasalahan yang disebabkan oleh data yang berkaitan dengan kelengkapan aset-aset yang akan diserah-terimakan.72 Pemerintah Kabupaten Tangerang saat ini masih terbatas data, bukan hanya asetnya saja tetapi juga personel dan dokumen kelengkapan pasar-pasar yang berada di wilayah Kota Tangerang Selatan. Pemerintah Kabupaten sempat mencari sertifikat dari pasar-pasar tradisional ternyata baru menemukan 6 sertifikat dari total 22 pasar, yang berada di Tangerang Selatan baru 1 (satu) yang ditemukan. Kemudian adanya ketidaksesuaian antara yang tercatat di PD.Pasar dengan yang tercatat di bidang aset Kabupaten Tangerang. Data dalam buku PD.Pasar yang tercatat sebagai aset hanya ruang kantor kepala dan tanah pasar adalah lahan sewa, akan tetapi di aset Kabupaten Tangerang dicatat sebagai aset daerah.73 Data yang Pemerintah Kabupaten miliki sangat minim dan meminta kepada PD.Pasar untuk menyiapkan data, dokumen, perjanjian yang dimiliki baik yang sudah, sedang atau pun akan diproses. Kemungkinan kejadian seperti ini dapat terjadi karena keteledoran dari birokrasi Kabupaten Tangerang dalam melakukan inventarisasi pada aset-asetnya atau bahkan terjadi kesengajaan untuk memanipulasi data sehingga menghambat proses penyerahan aset kepada Kota Tangerang Selatan.

72

Kristiyono, Konflik Dalam Penegasan Batas Daerah, h. 56.

73

Notulensi rapat tentang perkembangan serah terima aset pasar tradisional pada 4 Juni 2014 di DPPKAD Tangerang Selatan.

68

PD.Pasar pun berharap dalam penyerahannya nanti sumber daya manusianya juga diserahkan berikut aset pasarnya karena akan membebani PD.Pasar jika sumber daya manusianya tidak ikut diserahkan. PD.Pasar menganggap jika dilakukan penyerahan maka pendapatan akan berkurang dan jika sumber daya manusianya tidak diserahkan maka beban pengeluaran akan tetap. Hal ini juga sesuai dengan UU Pembentukan Tangerang Selatan yang juga mengaruskan penyerahan data, personel dan aset.

“Kita mengharapkan juga jika ada serah terima nantinya pegawai kita juga ikut diserahkan biar ga jadi beban buat kitanya nanti. Kan misalnya kita udah dikurangin nih pendapatan kita dari pasar yang di serahin, masa beban kita tetap. Kan juga spirit dari undang-undang 51 itu kan kalo memang harus diserahkan itu

beserta personel yang ada didalamnya kan.”74

PD.Pasar juga menjelaskan bahwa adanya permasalahan di beberapa pasar yang terkait dengan tanah di pasar-pasar yang berada di Tangerang Selatan. Permasalahan tersebut diantaranya:75

1. Tanah Pasar Bintaro 2600 m2 saat ini (bertamabah) karena ada badan jalan yang terkonstruksi menjadi pasar.

2. Pasar Cimanggis (Ciputat Permai) diklaim oleh pemilik (1200 m2) sertifikat masih oleh yang bersangkutan.

3. Berita acara penyerahan dari PT. Lestari sampai saat ini tidak ditemukan. (tahun 73)

4. Lahan Pasar Gedung Hijau sebagian sudah berdiri puskesmas oleh Pemkot Tangerang Selatan.

74

Wawancara langsung dengan Nurachman Humas PD.Pasar Niaga Kerta Raharja pada 19 Seotember 2014.

75

Notulensi rapat tentang perkembangan serah terima aset pasar tradisional pada 4 Juni 2014 di DPPKAD Tangerang Selatan.

69

5. Pasar Ciputat tanahnya habis kurang lebih 2000m2 digunakan oleh 148 kepala keluarga.

6. Luas Pasar jombang di IMB sebelumnya 8000 m2 saat ini hanya 6000m2.

Pihak Pemkot Tangerang Selatan mengaku kesulitan apabila ada aset yang diserahkan itu dokumen-dokumen kelengkapannya tidak jelas. Karena dari pengalaman terkait aset yang sudah diserahkan adanya masalah baru yang timbul misalnya gedung kelurahan atau gedung sekolah yang diakui oleh ahli waris terkait ketidakjelasan kepemilikannya.

C. Dampak Terkendalanya Serah Terima Aset Pasar Tradisional di Kota

Dokumen terkait