• Tidak ada hasil yang ditemukan

Faktor ekstern (luar) yang mempengaruhi perkembangan sikap keberagamaan manusia, faktor

tersebut berupa interaksi sosial di luar kelompok.

Faktor-faktor tersebut antara lain:

1) Lingkungan keluarga

Keluarga mempunyai peranan yang penting terhadap pembentukan sikap keberagamaan seseorang, hal ini dikarenakan keluarga merupakan lingkungan terdekat yang dikenali seseorang setelah ia dilahirkan ke dunia.

Menurut Rasulullah SAW fungsi dan peran orang tua bahkan mampu untuk membentuk arah dan keyakinan anak-anak mereka. Menurut beliau setiap bayi yang dilahirkan sudah memiliki potensi untuk beragama, namun

bentuk keyakinan agama yang dianut anak sepenuhnya tergantung dari bimbingan, pemeliharaan dan pengaruh kedua orang tua mereka.39

Keluarga disebut lingkungan pertama karena dalam keluarga inilah anak pertama kalinya mendapatkan pendidikan dan bimbingan. Dan keluarga disebut sebagai lingkungan pendidikan yang utama karena sebagian besar hidup anak berada dalam keluarga, maka pendidikan yang paling banyak diterima oleh anak adalah di dalam keluarga.

Demikian besar dan sangat mendasar pengaruh keluarga terhadap perkembangan pribadi anak terutama dasar-dasar kelakuan seperti sikap, reaksi dan dasar-dasar kehidupan lainnya seperti kebiasaan makan, cara berpakaian, cara bicara, sikap terhadap orang lain termasuk sifat-sifat kepribadian lainnya yang semuanya itu terbentuk pada diri anak melalui interaksinya dengan pola-pola kehidupan yang terjadi dalam keluarga.

Peranan keluarga dalam pendidikan terdapat dalam Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional, Nomor 2 tahun 1989, pasal 10, ayat 4 dan penjelasannya mengemukakan bahwa Pendidikan Keluarga merupakan bagian dari jalur pendidikan luar sekolah yang diselenggarakan dalam keluarga yang tugas dan peranannya adalah untuk memberikan/menanamkan : keyakinan agama, nilai-nilai budaya, nilai-nilai moral dan keterampilan.

39

Dengan demikian, pendidikan di lingkungan keluarga ini oleh Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional, diakui sangat penting peranannya dalam upaya pendidikan pada umumnya, sehingga berarti tanpa adanya pendidikan dalam keluarga yang terlaksana dengan baik maka pembentukan kepribadian yang diharapkan oleh tujuan pendidikan nasional akan sulit dapat diwujudkan oleh lembaga-lembaga pendidikan selanjutnya karena dasar-dasar kepribadiannya kurang terbentuk dengan baik waktu di lingkungan keluarga.40

2) Lingkungan sekolah

Pendidikan agama di lembaga pendidikan akan memberi pengaruh bagi pembentukan jiwa keagamaan pada anak. Namun demikian besar kecilnya pengaruh tersebut sangat tergantung bagaimana faktor yang dapat memotivasi anak untuk memahami nilai-nilai agama. Sebab pendidikan agama pada hakikatnya merupakan pendidikan nilai oleh karena itu pendidikan agama lebih dititikberatkan pada bagaimana membentuk kebiasaan yang selaras dengan tuntutan agama. Fungsi sekolah dalam kaitannya dengan pembentukan jiwa keagamaan pada anak antara lain sebagai penerus pendidikan agama di lingkungan keluarga atau membentuk jiwa keagamaan pada diri anak yang tidak menerima pendidikan agama dalam keluarga.

40

Drs. HM. Alisuf Sabri, Ilmu Pendidikan, (Jakarta: Pedoman Ilmu Jaya, 1999), Cet. I, h. 15-17

Selain itu, pendidikan di sekolah itu sebenarnya adalah bagian dari pendidikan dalam keluarga yang sekaligus juga merupakan lanjutan dari pendidikan dalam keluarga. Dan kehidupan di sekolah adalah merupakan jembatan bagi anak yang akan menghubungkan kehidupan dalam keluarga dengan kehidupan masyarakat kelak.41

3) Lingkungan masyarakat

Masyarakat merupakan lapangan pendidikan yang ketiga. Masyarakat yang dimaksud sebagai faktor lingkungan di sini bukan dari segi kumpulan orang-orangnya, tetapi dari segi karya manusianya, budayanya dan sistem-sistemnya serta pemimpin-pemimpin masyarakat baik yang formal maupun informalnya. Media massa seperti televisi, radio, surat kabar, majalah dan lain-lain mempunyai pengaruh besar dan pemberian sugesti yang dapat mengarahkan opini seseorang dan kepercayaan orang. Para pendidik umumnya sependapat bahwa lapangan pendidikan yang ikut mempengaruhi perkembangan anak didik adalah keluarga, kelembagaan pendidikan dan lingkungan masyarakat. Keserasian antara ketiga lapangan pendidikan ini

41

akan memberi dampak yang positif bagi perkembangan anak, termasuk dalam pembentukan jiwa keagamaan mereka.

Indikator Sikap Keberagamaan

Menurut Yusuf al-Qardhawy dimensi-dimensi atau pokok-pokok Islam yang secara garis besar dibagi tiga,42 yaitu:

Aqidah

™ Percaya kepada Allah SWT

™ Percaya kepada alam ghaib

™ Percaya kepada kitab-kitab yang diturunkan oleh Allah SWT

™ Percaya kepada nabi-nabi dan rasul-rasul yang dipilih oleh Allah SWT

™ Percaya kepada hari akhir

™ Percaya kepada qadha dan qadar

Ibadah

™ Melaksanakan shalat5 waktu

™ Melaksanakan shalat sunnah

™ Melaksanakan puasa di bulan Ramadhan

™ Melaksanakan ibadah haji bagi yang mampu

Akhlak

™ Menghormati orang yang lebih tua (orang tua, guru dan sebagainya)

42

Yusuf al-Qardhawy, Pengantar Kajian Islam, Penerjemah Setiawan Budi Utomo, (Jakarta: Pustaka al-Kausar, 1997), h. 55

™ Suka menolong

™ Jujur

™ Bersedekah

™ Suka memaafkan

™ Menyayangi sesama

™ Memiliki sikap toleransi

Kerangka Berfikir

Sinetron religi adalah sebuah tayangan televisi yang menceritakan tentang peri kehidupan religi, baik yang taat maupun yang ingkar untuk dijadikan ibrah bagi yang menyaksikannya.

Harus kita akui memang benar sinetron memberikan peluang untuk terjadinya peniruan perilaku apakah itu positif atau negatif. Perilaku disini difahami sebagai manifestasi dari proses psikologis yang merentang dari persepsi sampai sikap. Suatu rangsangan dalam bentuk sinetron dipersepsi kemudian dimaknai berdasarkan struktur kognitif yang telah dimiliki seseorang. Jika tayangan tersebut sesuai, rangsangan itu akan dia hayati yang menyebabkan pembentukan sikap. Sikap inilah yang secara kuat memberikan bobot dan warna kepada pelaku.

Para ahli mengatakan bahwa “75 % dari pengetahuan manusia sampai ke otaknya melalui mata dan yang selebihnya melalui pendengaran dan indera-indera

lainnya.” 43 dalam hal ini, televisi adalah media yang memberikan pengetahuan yang lebih mudah diterima oleh manusia. Televisi mampu menembus ruang dan waktu, menembus batas-batas negara, batas-batas ideologi, keyakinan dan agama.

Untuk kita ketahui bersama, rangsangan yang ditimbulkan oleh televisi melalui program-programnya jauh lebih tinggi dibandingkan media cetak. Karena, pada televisi gambar-gambarnya bersifat moving, sedangkan media cetak bersifat statis. Menurut psikologi gambar yang moving dapat tertanam dalam benak kita dalam tempo lama sekali. Makin besar daya pikatnya atau rangsangan yang ditimbulkannya, makin dalam pula dampak yang ditimbulkannya. Artinya, kita akan sering teringat dan membayangkannya.

Dari sinilah timbul suatu pemikiran bahwa sinetron religi pun bisa mempengaruhi sikap keberagamaan seseorang. Karena sesuai dengan yang disajikan dalam sinetron religi maka tayangan-tayangannya akan dipersepsi kemudian dimaknai berdasarkan struktur kognitif yang dimiliki seseorang. Sehingga, memberikan peluang untuk terjadinya peniruan perilaku.

Hipotesis

Hipotesis menurut Amirul Hadi-Haryono dalam bukunya Metodologi Penelitian Pendidikan 2 adalah dugaan yang mungkin benar juga salah setelah dilakukan pengujian.44

43

Amir Sulaiman Hamzah, Media Audio Visual Untuk Pengajaran dan Penyuluhan, (Jakarta : Gra media, 1981), h. 17

Hipotesis akan diterima jika bukti-bukti akan membenarkan dan akan ditolak jika tidak benar. Penolakan dan penerimaan hipotesa tergantung pada penyelidikan bukti-bukti yang dikumpulkan. Dalam penelitian ini terdapat dua variabel, pertama sinetron religi sebagai variabel bebas (X), yang kedua sikap keberagamaan sebagai variabel terikat (Y), dengan demikian hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

1) Hipotesis Alternatif (Ha), yaitu ada pengaruh sinetron religi (X) terhadap sikap keberagamaan (Y)

2) Hipotesis Nol (Ho), yaitu tidak ada pengaruh antara sinetron religi (X)

terhadap sikap keberagamaan (Y).

44

Amirul Hadi-Haryono, Metodologi Penelitian Pendidikan 2, (Bandung: Pustaka Setia, 1999), h. 177

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah field reseach atau penelitian lapangan. Metode seperti ini menggunakan fenomena yang ada di lapangan, tanpa membuat manipulasi terhadap variabel yang akan dilihat atau diukur. Metode penelitian ini digunakan dengan tujuan agar hasil yang diperoleh – pengaruh tayangan sinetron religi terhadap sikap keberagamaan siswa – mendekati gambaran yang sama dengan keadaan seharusnya.

Variabel Penelitian dan Definisi Operasional

Dokumen terkait