• Tidak ada hasil yang ditemukan

a) Pada saat ini jumlah umat muslim di dunia tercatat sebanyak 1,7 Miliar orang dan diprediksi pada tahun 2030 mendatang akan meningkat sebesar 26,4% menjadi 2,2 Miliar.31 Dari banyaknya pemeluk agama Islam didunia ini, Korea Selatan mengambil langkah alternatif untuk memberikan layanan yang baik bagi pemeluk agama Islam khususnya yang berkunjung ke Korea Selatan. Mempertimbangkan juga, selama 3 tahun terakhir peningkatan jumlah kunjungan wisatawan muslim ke Korea Selatan semakin meningkat. Pada tahun 2015 jumlah wisatawan muslim yang berkunjung ke Korea Selatan berjumlah 750.000.

Kemudian ditahun 2016 meningkat sebesar 20% menjadi 900.000 dan pada tahun 2017 jumlah wisatawan muslim yang datang ke Korea Selatan sebanyak 1.200.000 wisatawan.

44

b) Korea Selatan merupakan negara yang bukan mayoritas penduduk yang bukan beragam muslim, ekonomi Islam pantas untuk dikembangkan di negara ini dengan melihat potensi yang dimiliki dalam pengembangan ekonomi Islam ini sangat besar.

Mengingat Korea Selatan juga sedang mengambil langkah alternatif kebijakan bagaimana dari tahun ke tahun, kunjungan wisatawan muslim yang datang ke Korea Selatan harus terus meningkat, mengingat bahwa pendapatan dari kunjungan wisatawan yang berasal dari China turun secara drastis akibat dari diberlakukannya pemboikotan seluruh produk Korea Selatan dan larangan berpergian ke Korea Selatan.

Sejauh ini, Ekonomi Islam merupakan salah satu ekonomi yang sangat pesat perkembangannya, hal ini terlihat berdasarkan laporan Thomson Reuters on State of the Global Islamic Economy Report tahun 2016 hingga 2017, dalam laporan yang diberikannya meliputi makanan halal, halal travel, media dan hiburan halal, obat-obatan dan kosmetik, serta halal fashion dengan memasukan 73 negara inti dimana 57 adalah anggota tetap OKI (Organisasi Kerjasama Islam) dan 16 bukan termasuk anggota OKI.32

Hal ini terlihat dari data yang diperoleh bahwa pada tahun 2015 tercatat bahwa pengeluaran umat muslim didunia untuk makanan dan gaya hidup adalah sebesar US$ 1,9 Triliun dengan

45

rincian makanan halal sebesar US$ 1.17 trilliun, halal travel US$

151 miliar, halal fashion US$243 miliar, media dan hiburan halal US$ 189 miliar serta obat-obatan sebesar US $78 Miliar. Berikut merupakan gambar grafik perkembangan Ekonomi Islam secara global:

Gambar 2.3 Grafik Perkembangan Ekonomi Islam

Sumber: State of the Global Islamic Economy Report 2016-2017.pdf

46

Berdasarkan gambar 2.3, dapat diketahui bahwa pada tahun 2021 seluruh sektor tersebut diproyeksikan akan berkembang pesat menjadi US$3 Triliun. Besaran angka tersebut sangatlah prospektif dan menguntungkan apabila dilihat dari kacamata negara yang mana dapat meningkatkan pendapat negara.

Gambar 2.4 Sektor Pariwisata Ekonomi Islam

Sumber: State of the Global Islamic Economy Report 2016-2017.pdf

47

Kemudian jika melihat lebih jauh lagi, Perkembangan Ekonomi Islam akan membawa dampak yang positif setidaknya untuk 5 tahun mendatang dengan perhitungan Compound Annual Growth Rate (CAGR) adalah salah satu besaran yang digunakan untuk menentukan tingkat pertumbuhan investasi dan bisnis dari tahun ke tahun, jika merujuk data pada gambar diatas.

Untuk makanan halal pada tahun 2015 umat muslim menghabiskan total pengeluaran untuk makanan sebesar US$

1,17 Triliun dan akan diproyeksikan tumbuh hingga tahun 2021 sebesar 8,5% atau setara dengan US$ 1,914 Miliar.

Halal travel pada tahun 2015 sebanyak US$ 151 Miliar umat muslim menghabiskan uang mereka untuk melakukan kegiatan perjalanan Outbound dan akan diproyeksikan atau diprediksi dari tahun 2015 hingga tahun 2021 akan tumbuh sekitar 8,3% dimana total pengeluaran yang dihabiskan oleh umat muslim untuk melakukan kegiatan perjalanan Outbound adalah sekitar US$ 243 Miliar. Untuk media dan hiburan halal total pengeluaran adalah sebesar US$189 miliar dan diproyeksikan akan tumbuh hingga tahun 2021 sebesar 5,6% atau setara dengan US$ 262 Miliar.

Obat-obatan sebesar $78 Miliar dan diproyeksikan akan terus tumbuh sebesar 9,3% atau setara dengan US$ 132 miliar sedangkan kosmetik dari US$ 56 Miliar akan terus tumbuh hingga 6,5% atau sebesar US$ 81 Miliar.

48

c) Jepang merupakan salah satu negara di Asia Timur yang menerapkan kebijakan Halal Tourism. Kebijakan ini dikeluarkan ketika Perdana Menteri Jepang, Shinzo Abe, berpidato kebijakan dalam diet nasional pada tahun 2013, yang menyatakan bahwa Jepang memiliki kepentingan atas “Identitas negara untuk masa depan dan untuk dunia”.33 Berdasarkan kepentingan tersebut Jepang ingin membangun strategi untuk Public Relations luar negeri berdasarkan pidato tersebut. Kebijakan tersebut tertulis dalam Action Program toward Realization of Japan as a Tourism Nation, dimana didalam kebijakan tersebut, Perdana Menteri Jepang, Shinzo Abe, menginginkan untuk mulai bergerak dan membenahi segala sektor pendukung pariwisata untuk memfokuskan pariwisata salah satunya kebijakan pariwisata halal yang ditujukan untuk kawasan Asia Tenggara yang mayoritas merupakan pemeluk agama Islam terbesar di dunia dan menciptakan lokasi pariwisata halal, seperti di Hokkaido, Chubu, dan Okinawa.34

Latarbelakang selanjutnya mengapa kebijakan ini muncul adalah peningkatan jumlah wisatawan muslim di Jepang, khususnya yang berasal dari Asia Tenggara, seperti Malaysia dan Indonesia. Pada tahun 2017, tercatat sebanyak 700.000 wisatawan muslim berkunjung ke Jepang.35 Untuk kawasan Asia Tenggara seperti Malaysia dan Indonesia, tercatat sejak tahun

49

2013 hingga tahun 2017 mengalami peningkatan, khususnya setelah adanya kebijakan pariwisata halal ini.

Tabel 2.1.4 Kunjungan Wisatawan Muslim Asia Tenggara di Jepang pada tahun 2014-2017

NO Negara

Jumlah Kunjungan Setiap Tahun 2013 2014 2015 2016 2017 1. Indonesia 176.520 158.740 205.100 271.000 352.200 2. Malaysia 136.780 249.520 305.450 394.270 439.500

Sumber: Japan National Tourism Organization

Peningkatan kunjungan wisatawan muslim di Jepang dikarenakan beberapa faktor yang telah dilakukan oleh Pemerintah Jepang untuk menarik kunjungan wisatawan muslim di dunia, khususnya wisatawan muslim yang beragam Islam yang berasal dari Asia Tenggara, seperti:36

1. Penyederhanaan visa untuk wisatawan yang berasal dari Indonesia dan Malaysia. Hal ini membuat banyak wisatawan yang merasa ingin berkunjung ke Jepang yang dikarenakan proses dan persyaratan yang dibutuhkan dalam pembuatan visa tidak rumit bila dibandingkan dengan negara di Asia Timur lainnya.

2. Akses kemudahan yang diberikan oleh Pemerintah Jepang dalam beribadah untuk umat muslim. Banyak tempat ibadah yang disediakan seperti di bandara, hotel,

50

dan berbagai tempat di kota besar di Jepang. Seperti halnya, disediakannya masjid besar yang berada di Tokyo yang bernama Tokyo-Jami’.

3. Tersedianya hotel syariah yang tersebar di berbagai kota di Jepang, seperti di Osaka, Kyoto, Tokyo, Hokkaido, Chubu, dan Okinawa. Hotel syariah ini juga menjamin bahwa seluruh makanan dan minuman yang disediakan bersertifikasi halal. Selain itu juga, disetiap kamar hotel yang disediakan, akan diberikan arah solat atau qiblah untuk mempermudah umat muslim dalam menjalankan ibadah solat.

4. Festival tahunan Halal Expo Japan, dimana acara ini diselenggarakan selama 2 hari selama bulan November untuk memamerkan berbagai makanan halal dan fashion muslim terkini. Acara ini biasa diselenggarakan di Tokyo dan Osaka.

5. Adanya booklet atau buku panduan yang dapat diunduh melalu website resmi Japan National Tourism Organization. Dalam buku ini memberikan petunjuk kepada para wisatawan yang berkunjung ke Jepang seperti letak atau lokasi tempat ibadah terdekat, kemudian tempat wisata halal, tempat penginapan yang

51

berdasarkan syariah Islam, dan tempat makanan halal yang tersebar di berbagai tempat di Jepang.

6. Tempat makanan halal yang tentunya sudah bersertifikasi halal yang tersebar dibeberapa tempat di kota besar di Jepang. Seperti di Tokyo, Osaka, dan Kyoto.

Sertifikasi halal ini diberikan oleh badan resmi yang menangani masalah makan halal di jepang, seperti Japan Islamic Trust dan Muslim Professional Japan Association. Dalam pemberiannya, pemilik kedai makan harus mendaftarkan gerai makannya untuk didata dan kemudian di survei apakah tempat makanan tersebut dalam menyajikan makanannya mengandung bahan-bahan yang dilarang dalam Islam atau tidak. Apabila lolos, maka pemilik kedai makanan harus membayar untuk sertifikat tersebut.

Kemudian untuk pendapatan yang diperoleh dari sektor pariwisata di Jepang, selalu mengalami peningkatan yang cukup pesat. Tercatat pada tahun 2015 Jepang memperoleh pendapatan sebesar US$ 27.285.000, kemudian pada tahun 2016 US$

33.427.000, dan pada tahun 2017 memperoleh pendapatan sebesar US$ 40.021.000.

52

Hal tersebut terlihat dari banyaknya angka kunjungan wisatawan yang berkunjung ke Jepang, baik yang muslim maupun non-muslim dari tahun 2015 hingga tahun 2017.

Besarnya angka kunjungan wisatawan ini diharapkan dapat melampaui ekspektasi dari Pemerintah Jepang yang menargetkan bahwa pada tahun 2020, Jepang setidaknya dikunjungi wisatawan sebanyak 40 juta wisatawan.37

Tabel 2.1.5 Kunjungan Wisatawan Asing di Jepang 2015-2017 Tahun Jumlah Kedatangan Wisatawan

2015 19.737.400

2016 24.040.000

2017 28.700.000

Sumber: Japan National Tourism Organization

Tabel 2.1.6 Pendapatan dari Sektor Pariwisata di Jepang

Tahun Pendapatan

2015 US$ 27,285,000

2016 US$ 33,427,000

2017 US$ 40,021,000

Sumber: Japan National Tourism Organization

F. Kebijakan yang telah dilakukan oleh Pemerintah Korea

Dokumen terkait