DAFTAR LAMPIRAN
II. TINJAUAN PUSTAKA
2.2.2 Faktor-faktor Kinerja
Kinerja individu adalah hasil kerja karyawan baik dari segi kualitas maupun kuantitas berdasarkan standar kerja yang telah ditentukan. Kinerja individu akan tercapai apabila didukung oleh atribut individu, upaya kerja (work effort) dan dukungan organisasi (Mangkunegara, 2007). Menurut Mangkuprawira (2008) kinerja dipengaruhi oleh dua faktor, yaitu:
1. Faktor intrinsik yang terdiri dari: a. Tingkat pendidikan
Tingkat pendidikan seseorang dapat dilihat dari penguasaan pengetahuan, sikap dan keterampilan dalam penguasaan dalam biang ilmu tertentu.
b. Tingkat pengetahuan
Tingkat pengetahuan seseorang terkait dengan kompetensi dalam pekerjaannya.
c. Tingkat keterampilan
Tingkat keterampilan terkait dengan penguasaan penerapan ilmu dan pengetahuan dan teknologi yang dimiliki seseorang yang dipraktekkan dalam pekerjaannya.
d. Sikap-motivasi terhadap kerja
Sikap ini berpengaruh terhadap kinerja yang dicapainya, semakin tinggi penghargaan dan dorongan seseorang terhadap pelaksanaan pekerjaannya, semakin tinggi kinerjanya.
e. Tingkat pengalaman kerja
Pengalaman seseorang dalam bekerja merupakan akumulasi dari keberhasilan dan kegagalan serta gabungan dari kekuatan dan kelemahan di dalam melaksanakan pekerjaannya.
2. Faktor ekstrinsik yang terdiri dari: a. Lingkungan keluarga
b. Lingkungan sosial-budaya c. Lingkungan ekonomi d. Lingkungan belajar
e. Lingkungan kerja termasuk budaya kerja f. Teknologi
Nawawi (2006) menjelaskan bahwa terdapat tiga (3) faktor yang menentukan kinerja karyawan dan dapat dilihat pada Gambar 6.
Gambar 6. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kinerja
Adapun faktor kinerja karyawan dipaparkan sebagai berikut: 1. Pengetahuan
Berhubungan dengan pekerjaan yang menjadi tanggung jawab mereka. Faktor ini mencakup jenis jenjang pendidikan serta pelatihan yang pernah diikuti dibidangnya.
2. Pengalaman
Pengalaman bukan hanya sekedar jumlah waktu atau lamanya bekerja, tetapi juga dengan substansi yang dikerjakan dalam
KINERJA PENGETAHUAN
PENGALAMAN KEPRIBADIAN
waktu yang cukup lama akan menigkatkan kemampuan dalam mengerjakan suatu bidang tertentu.
3. Kepribadian
Kondisi diri seseorang dalam menghadapi bidang kerjanya, seperti minat, bakat, kemampuan bekerjasama, ketekunan, kejujuran, motivasi kerja, dan sikap terhadap pekerjaan.
2.2.3 Persepsi Kinerja
Menurut Mangkunegara (2007), persepsi kinerja (performance appraisal) merupakan faktor kunci pengembangan suatu perusahaan secara efektif dan efisien. Persepsi kinerja individu sangat bermanfaat bagi pertumbuhan perusahaan secara keseluruhan, melalui persepsi tersebut maka dapat diketahui kondisi sebenarnya tentang bagaimana kinerja karyawan. Adanya persepsi kinerja, perusahaan akan mengetahui karyawan yang berkualitas dan dapat meningkatkan daya saing perusahaan dan karyawan yang akan menghambat pertumbuhan perusahaan.
Menurut Handoko (2001), pengukuran kinerja adalah usaha untuk merencanakan dan mengontrol proses pengelolaan pekerjaan, sehingga dapat dilaksanakan sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan, persepsi prestasi kerja juga merupakan proses evaluasi dan menilai prestasi kerja karyawan di waktu yang lalu atau untuk memprediksi prestasi kerja di waktu yang akan datang dalam suatu organisasi.
2.3. Penelitian Terdahulu
Fahrani (2009), melakukan penelitian yang berjudul Analisis Komitmen Organisasi dan Employee Engagement pada PT Semen Gresik (Persero) Tbk. Hasil penelitian menunjukkan pengaruh antar variabel laten terhadap karakteristik individu dan stres kerja memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap kepuasan kerja. Serta karakteristik Individu juga berpengaruh signifikan terhadap komitmen organisasi. Variabel iklim organisasi berpengaruh tidak signifikan terhadap kepuasan kerja dan komitmen organisasi, begitu juga pada varaibel stres kerja yang mana pada
penelitian ini berpengaruh tidak signifikan pada komitmen organisasi. Dengan adanya survei employee engagement ini maka dapat diketahui tingkat employee engagement di PT Semen Gresik (Persero) Tbk., yaitu 51 persen karyawan not engaged dan 49 persen karyawan termasuk engaged kepada perusahaan.
Pratiwi (2009), melakukan penelitian dengan judul Analisis Hubungan Persepsi Komitmen Organisasional Karyawan Outsourcing dengan Persepsi Kinerja Karyawan PT PLN (Persero) Jasa Sertifikasi Jakarta. Hasil penelitian menunjukkan bahwa secara keseluruhan persepsi komitmen organisasional karyawan tetap dan outsourcing termasuk dalam kategori tinggi yang berarti karyawan memiliki keinginan untuk tetap memelihara keanggotaan di perusahaan. Pada karyawan tetap, persepsi komitmen affective berhubungan kuat, positif dan nyata dengan persepsi peduli kualitas dan kerjasama kelompok. Kemudian berhubungan lemah, positif dan nyata dengan persepsi membangun hubungan, kerjasama kelompok, adaptasi, orientasi pelanggan, pembelajaran berkesinambungan dan pengambilan keputusan. Persepsi komitmen normative karyawan tetap berhubungan dengan persepsi orientasi pelanggan, pembelajaran berkesinambungan dan integritas. Sedangkan pada karayawan outsourcing persepsi komitmen affective berhubungan lemah, positif dan nyata dengan persepsi peduli kualitas dan pengambilan keputusan. Persepsi komitmen continuan berhubungan lemah, positif dan nyata dengna persepsi adaptasi dan membangun hubungan. Persepsi komitmen normative lemah, positif dan nyata berhubugan dengan persepsi adapasi, membangun hubungan dan pengambilan keputusan.
III. METODOLOGI PENELITIAN
3.1. Kerangka Pemikiran Penelitian
PT XYZ merupakan perusahaan asuransi multinasional yang memiliki visi, misi serta tujuan yang ingin dicapai. Visi merupakan proyeksi atau kondisi yang dapat terjadi dimasa depan, sedangkan misi adalah peran yang dapat dimainkan pada kondisi tersebut yang sekaligus membuat tujuan yang akan dicapai. PT XYZ sendiri dalam pencapaian tujuan perlu adanya penggerak roda perusahaan yaitu sumber daya manusia (karyawan). Pengelolaan sumber daya manusia menjadi salah satu tujuan perusahaan yang krusial. Pengelolaan SDM secara optimal dapat memenuhi kebutuhan menyangkut tujuan individu dan perusahaan. PT XYZ memiliki 5 level jabatan yang biasa disebut dengan band yang terdiri dari band 1 sampai dengan 5. Band 1 sampai 3 yang dijadikan pusat penelitian. Penelitian menganalisis mengenai keterikatan karyawan (employee engagement) dan kinerja karyawan. Terdapat beberapa elemen employee engagement yaitu pride (kebanggaan), satisfaction (kepuasan), advocacy (dukungan) dan commitment (komitmen). Pride menunjukkan rasa bangga seorang karywan terhadap perusahaan yang ditempatinya baik visi, misi dan tujuan perusahaan, sedangkan satisfaction menunjukkan kepuasan karyawan atas lingkungan kerja, supervision, hubungan dengan rekan kerja dan atasan serta kesempatan untuk dipromosi. Pada indikator advocacy menunjukkan dukungan seorang karyawan dari diri sendiri, keluarga, rekan kerja dan atasan dan pada indikator terakhir yaitu commitment menunjukkan kesetiaan karyawan terhadap organisasinya. Kinerja karyawan memiliki 3 faktor yaitu pengetahuan, pengalaman dan kepribadian. Pengetahuan mencakup jenis jenjang pendidikan serta pelatihan yang pernah diikuti oleh karyawan dalam bidangnya, sedangkan pengalaman bukan saja masa kerja yang menentukan melainkan apa yang selama ini dilakukan, serta sejauh apa peningkatan kemampuan pada bidangnya tersebut dan yang terakhir yaitu kepribadian yang menunjukkan kondisi dalam diri seseorang dalam menghadapi bidang kerjanya. Pada kedua variabel yaitu engagement dan kinerja, akan dilihat
juga pengaruh antara kedua variabel tersebut. Kerangka pemikiran penelitian dapat dilihat pada Gambar 7.
3.2. Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian dilakukan di PT XYZ, Jl. Jendral Sudirman, Jakarta Selatan, DKI Jakarta. Penelitian ini dilakukan secara sengaja (purposive) karena sebelumnya telah melakukan observasi dan menemukan hal-hal menarik pada perusahaan tersebut. Salah satunya yaitu mengenai engagement dan kinerja, hal ini dikarenakan merupakan suatu studi baru
PT XYZ
Visi, Misi dan Tujuan
Pengelolaan SDM Band 1 (Junior Clark, Clerk, Senior Clerk) Band 4 (Deputi General Manager, General Manager, Senior General Manager) Band 3 (Assisten Manager, Manager) Band 2 (Chief, Senior Chief) Band 5 5 (Junior Director)
Pengaruh Engagement terhadap Kinerja Karyawan Implikasi Manajerial Engagement: (Wiley, 2012) 1. Pride (kebanggaan) 2. Satisfaction(kepuasan) 3. Advocacy (dukungan) 4. Commitment (komitmen) Kinerja: (Nawawi, 2006) 1. Pengetahuan 2. Pengalaman 3. Kepribadian
yang menjadi perhatian perusahaan sekarang ini. PT XYZ juga telah melakukan penelitian terkait engagement, tetapi pada nyatanya engagement bukan merupakan hal yang dilakukan sekali, melainkan terus ditanam dalam diri karyawan secara terus menerus.
3.3. Jenis Data
Menurut Sumarsono (2004) jenis data yang digunakan adalah data primer dan data sekunder. Data primer adalah data yang diperoleh langsung oleh pengumpul data dari obyek risetnya dimana informasi yang dikumpulkan digunakan untuk tujuan investigasi yang sedang dilakukan. Sedangkan data sekunder yaitu semua data yang diperoleh secara tidak langsung dari obyek yang diteliti atau merupakan informasi yang dikumpulkan untuk kepentingan studi yang sedang dilakukan.
Data sekunder merupakan data primer yang telah diolah lebih lanjut dan disajikan baik oleh pihak pengumpul data primer atau oleh pihak lain (Umar, 2005). Data ini merupakan data yang berfungsi sebagai pelengkap data primer. Data sekunder diperoleh melalui media lain yang bersumber pada penelusuran pustaka dan publikasi elektronik (internet).
Menurut Sumarsono (2004) data sekunder dapat diklasifikasikan berdasarkan 2 sumber yaitu,
1. Data internal
Data yang berasal dari dalam organisasi dimana riset sedang dilakukan.
2. Data eksternal
Data yang berasal dari luar organisasi dimana riset sedang dilakukan. Sumber eksternal dapat dibagi menjadi sumber-sumber yang secara teratur menerbitkan data-data statistik dan menyediakannya secara gratis kepada para pengguna.
3.4. Penentuan Sampel
Populasi dalam penelitian ini adalah karyawan PT XYZ pada kantor pusat yang berada pada level jabatan/band 1 sampai 3 yaitu berjumlah 288 karyawan. Penentuan sampel pada penelitian ini menggunakan teknik
sampling yaitu cara untuk pengambilan sampel. Teknik sampling yang digunakan adalah stratified sampling melalui teknik convinience. Teknik stratified sampling yaitu dimana populasi yang dianggap heterogen terlebih dahulu dikelompokkan dalam beberapa subpopulasi sehingga tiap subpopulasi yang ada memiliki anggota sampel yang relatif homogen, dimana pada penelitian ini menggunakan karakteristik tertentu yaitu level jabatan/band. Adapun subpopulasi pada penelitian ini dapat dilihat pada Tabel 1.
Tabel 1. Data Jumlah Karyawan pada Jabatan/Band
Band Jabatan Total
3 Senior Manager 7 Manager 17 Assistant Manager 15 Total 39 2 Senior Chief 24 Chief 29 Total 53 1 Senior Clerk 63 Clerk 122 Junior Clerk 11 Total 196 Total 288
Jumlah sampel yang diambil sebagai responden dalam penelitian ini diperoleh dengan menggunakan perhitungan rumus slovin yaitu,
Dimana n = Ukuran sampel yang diambil N = Ukuran populasi
e = Persen kelonggaran ketidaktelitian yang masih dapat ditolerir (10%)
Menghasilkan,
75 responden
Subpopulasi tiap level jabatan/band memiliki jumlah karyawan yang berbeda-beda, sehingga dalam penentuan sampel dilakukan dengan menggunakan sample fraction yaitu dengan cara membandingkan jumlah elemen tiap subpopulasi dengan jumlah seluruh elemen populasi sehingga diperoleh masing-masing sampel fraksi. Hasil perhitungan sample fraction dapat dilihat pada Tabel 2.
Tabel 2.Penentuan Jumlah Responden Menggunakan Fraksi
Band Jabatan Total Persentase Fraksi
3 Senior Manager 7 2% 2 Manager 17 6% 4 Assistant Manager 15 5% 4 2 Senior Chief 24 8% 6 Chief 29 10% 8 1 Senior Clerk 73 25% 19 Clerk 105 36% 27 Junior Clerk 18 6% 5 TOTAL 288 100% 75
3.5. Metode Pengumpulan Data
Data merupakan salah satu komponen riset. Data yang akan digunakan dalam riset harus data yang benar, karena data yang salah akan menghasilkan informasi yang salah. Penelitian ilmiah memiliki beberapa teknik pengumpulan data beserta masing-masing perangkat pengumpulan data yaitu (Umar, 2005).
1. Wawancara
Wawancara merupakan salah satu teknik pengumpulan data yang pelaksanaannya dilakukan secara langsung berhadapan dengan yang diwawancarai yaitu manajer HRD perusahaan.
2. Observasi
Teknik ini menggunakan pengamatan secara langsung terhadap objek penelitian. Pengamatan yang dilakukan yaitu pada divisi HRD mencakup komunikasi antara atasan dan bawahan, sikap atasan kebawahan dan sebaliknya, prilaku antara rekan kerja dan team work dalam divisi.
3. Angket (Kuesioner)
Teknik angket (kuesioner) merupakan suatu pengumpulan data dengan memberikan daftar pernyataan kepada responden dengan harapan memberikan respon atas daftar pernyataan tersebut. Daftar pernyataan bersifat tertutup dimana terdapat alternatif-alternatif jawaban yang telah disediakan. Instrumen lembar pernyataan berupa skala, yaitu menggunakan skala likert.
Pengisian kuesioner akan menghasilkan jawaban dimana setiap poin jawaban memiliki skor yang ditentukan menggunakan skala Likert. Skala
Likert berhubungan dengan pernyataan tentang sikap seseorang terhadap sesuatu, misalnya setuju – tidak setuju, senang – tidak senang dan puas – tidak puas, dengan bobot tertentu pada setiap pertanyaan. Responden yang mengisi pernyataan tersebut dalam skala ordinal berbentuk verbal dalam jumlah kategori 4, dimana pada kuesioner ini tidak menggunakan kategori netral dalam analisis (Umar, 2005). Berikut adalah model skoring dengan Skala Likert:
Bobot skor 4 = Sangat setuju Bobot skor 3 = Setuju
Bobot skor 2 = Tidak setuju Bobot skor 1 = Sangat tidak setuju
Skala Likert mengukur tingkat persetujuan atau ketidaksetujuan responden terhadap pernyataan suatu objek. Skala likert biasa digunakan untuk megukur sikap karyawan, persepsi, atau mengukur perasaan karyawan. Skala ini dikembangkan oleh Rensis Likert dan biasanya
memiliki 5 atau 7 kategori dari “sangat setuju” sampai “sangat tidak setuju”.
Jawaban-jawaban yang telah diberikan bobot, kemudian dijumlahkan untuk setiap responden, guna dijadikan skor persepsi terhadap variabel- variabel yang akan diteliti. Rentang skala persepsi digunakan untuk menentukan posisi tanggapan responden dengan mengunakan skor skor. Setiap skor alternatif jawaban yang terbentuk dari teknik skala peringkatan terdiri dari kisaran antara 1 hingga 4, kemudian rentang skala dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut:
Tabel 3. Rentang Skala Interpretasi Hasil Jawaban Kuesioner
Rentang Skala Pernyataan Jawaban
1,00 – 1,75 Sangat Tidak Setuju/Sangat Buruk/Sangat Rendah 1,76 – 2,50 Tidak Setuju/Buruk/Rendah
2,51 – 3,25 Setuju/Baik/Tinggi
Penelitian ini menggunakan skala Likert dari 1 sampai dengan 4 sehingga berdasarkan rumus tersebut, skor rata-rata yang diperoleh sebesar 0,75. Rentang skala intepretasi hasil jawaban kuesioner dapat dilihat pada Tabel 3. Sebelum kuesioner diberikan kepada seluruh responden, kuesioner harus dilakukan uji validitas dan uji reliabilitas.
1. Uji Validitas
Validitas berasal dari kata “validity” yang mempuyai arti ketepatan dan kecermatan. Suatu alat ukur/instrumen, dalam melakukan fungsi ukurnya dikatakan memiliki validitas yang tinggi apabila alat tersebut berfungsi sesuai dengan maksud dilakukannya pengukuran. Uji validitas adalah ukuran yang menunjukkan sejauh mana instrumen pengukur mampu mengukur apa yang ingin diukur. Uji validitas dalam penelitian menunjukkan sebagai suatu derajat ketepatan alat ukur mengenai isi atau arti sebenarnya yang diukur. Pengujian validitas dilakukan dengan uji coba alat ukur menggunakan sampel 30 orang dan pengujian validitas isi dilakukan dengan membandingkan isi instrumen dengan materi yang telah diajarkan (Umar, 2003). Analisis tersebut dilakukan dengan menggunakan rumus teknik korelasi product moment dengan rumus sebagai berikut:
∑ ∑ ∑
√ ∑ ∑ ∑ ∑
Keterangan:
r = Angka korelasi
Xt = Skor masing – masing pernyataan ke-i Y = Skor total
n = Jumlah responden
Uji validitas yang dilakukan pada 30 karyawan PT XYZ memperoleh hasil kesahihan uji validitas dengan melihat skor r-hitung > r-tabel yaitu lebih besar dari 0,361. Uji validitas dilakukan dengan menghitung korelasi antara skor masing-masing setiap variabel indikator dengan skor totalnya. Pengolahan dilakukan dengan menggunakan software SPSS 16.0, dimana hasil dari pengolahan
tersebut diperoleh sebanyak 47 butir pernyataan terbukti valid dan korelasi diantara pendapat atas pernyataan yang ada, lebih besar dari 0,361 (Lampiran 2).
2. Uji Reliabilitas
Reliabilitas adalah derajat ketepatan, ketelitian atau keakuratan yang ditujukan oleh instrumen pengukuran. Pengujiannya dapat dilakukan secara internal dan eksternal. Internal diuji dengan menganalisis konsistensi butir-butir pertanyaan, sedangkan eksternal dengan melakukan test-retest. Test-retest dilakukan dengan mencoba instrumen beberapa kali pada responden (Umar, 2003).
Pengujian ini mengukur instrumen terhadap ketepatan (konsisten). Reliabilitas disebut juga keterandalan, consistency, stability atau dependability, khusus untuk skala Gutman disebut reproduccibility. Instrumen dikatakan reliabel apabila instrumen tersebut dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul data. Uji reliabilitas data kuesioner dilakukan dengan menggunakan perhitungan metode Cronbach’s Alpha berikut:
( ∑
)
Keterangan:
r11 = Reliabilitas instrumen k = Banyak butir pernyataan
σ t² = Varian total
∑σ b² = Jumlah varian pernyataan
Rumus varian dapat diperoleh dari rumus :
∑ ∑
Keterangan:
n = Jumlah responden
Xt = Skor yang dipilih (total skor dari nomor butir pernyataan) Reliabilitas instrumen adalah hasil pengukuran yang dapat dipercaya. Reliabilitas instrumen diperlukan untuk mendapatkan data sesuai dengan tujuan pengukuran. Berdasarkan skala Cronbach’s Alpha
0 sampai 1, reliabilitas dapat dikatakan baik apabila memiliki nilai Cronbach’s Alpha lebih besar dari 0,6, sehingga jika alat ukur atau kuesioner terbukti lebih besar dari 0,6 maka kuesioner dapat diandalkan sebagai alat ukur penelitian. Uji reliabilitas dilakukan pada 30 karyawan PT XYZ. Pengujian reliabilitas menggunakan teknik
Cronbach’s Alpha dengan bantuan program SPSS 16.0 diperoleh
Cronbach’s Alpha hitung sebesar 0,942 pada variabel engagement dan pada variabel kinerja sebesar 0.856 (Lampiran 3). Nilai Cronbach’s Alpha hitung lebih besar dari batas minimal 0,6, maka dapat disimpulkan bahwa butir-butir instrumen penelitian tersebut reliabel.
3.6. Metode Pengolahan Data dan Analisis Data 3.6.1 Analisis Deskriptif
Tahap-tahap yang akan dilakukan dalam pengolahan data yaitu analisis deskriptif yang digunakan untuk mengidentifikasikan karakteristik responden. Selain itu, analisis deskriptif juga digunakan untuk mengetahui persepsi responden pada penelitian melalui perhitungan rataan jawaban yang telah ditabulasi, dimana akan memperlihatkan indikator yang paling besar hasilnya baik pada variabel engagement maupun kinerja.
3.6.2 Analisis Structural Equation Modeling (SEM) dengan Metode Latent Variables Score (LVS)
Menurut Sugiarto (2006) model persamaan struktural (Structural Equation Modeling) yaitu suatu teknik statistik yang mampu menganalisis variabel laten, variabel indikator dan kesalahan pengukuran secara langsung. Model dalam SEM terdapat 3 jenis yaitu,
1. Model structural: hubungan antara konstruk independen dan dependen.
2. Model measurement: hubungan antara indikator dengan konstruk (variabel laten).
3. Model hybrid: merupakan gabungan model struktural dan model pengukuran.
Aplikasi dari model SEM dengan metode LVS ini menggunakan software LISREL 8.30 for Windows. Engagement dan Kinerja dalam penelitian ini dianggap sebagai variabel yang tidak bisa diukur secara langsung yang disebut variabel laten. Langkah-langkah SEM dengan Metode LVS dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Spesifikasi model
Pada tahap ini dilakukan pendefinisian variabel laten, variabel teramati dan mendefinisikan hubungan antara variabel laten dengan variabel teramati. Spesifikasi struktural dilakukan dengan mendefinisikan hubungan kausal diantara variabel laten.
2. Mengkonstruksi diagram path model hybrid
Pada tahap ini variabel laten dan variabel indikator dibentuk dalam diagram path model hybrid yang merupakan kombinasi model pengukuran dan struktural.
3. Identifikasi
Memperoleh model SEM yang over-identified dimana memerlukan jumlah varian-kovarian non-redundan variabel teramati jumlah parameter model yang diestimasi.
4. Memilih matriks input
Pada tahap ini matriks input dipilih dan dimasukan ke dalam perhitungan.
5. Solusi standard model dan evaluasi goodness of fit index
Pada tahap ini matriks input diolah dan melihat skor goodness of fit dari model solusi standard. Ukuran-ukuran GOF dikelompokkan ke dalam 3 bagian yaitu absolute fit measures (ukuran kecocokan absolute), incremental fit measures (ukuran kecocokan incremental) dan parsimonious fit measures (ukuran kecocokan parsimoni).
6. Interpretasi model
Langkah terakhir adalah menginterpretasikan model solusi standar, yaitu melihat besarnya pengaruh atau kontribusi variabel indikator terhadap variabel laten dan besarnya pengaruh antar variabel laten.
Penyusunan hubungan jalur tiap atribut dalam model dapat dilihat pada Gambar 8.
Hipotesis:
Penelitian ini menggunakan Metode Model Persamaan Struktural (SEM) dengan Teknik Latent Variables Score (LVS) dengan hipotesis sebagai berikut:
= Engagement karyawan tidak berpengaruh terhadap kinerja karyawan Kantor Pusat PT XYZ
= Engagement karyawan memiliki pengaruh terhadap kinerja karyawan Kantor Pusat PT XYZ
Satisfaction Advocacy Pride Commitment Pengetahuan Pengalaman Kepribadian Engagement Kinerja
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1. Analisis Deskriptif Menggunakan Crosstab
PT XYZ memiliki 5 level jabatan yang disebut dengan band. Band pada PT XYZ memiliki istilah yang berbeda, tetapi dapat dilihat pada Tabel 4 kolom 4 yang menunjukkan istilah yang biasa dipakai oleh kebanyakan perusahaan. Adapun band pada PT XYZ dapat dilihat pada Tabel 4.
Tabel 4. Penggolongan Karyawan Berdasarkan Banding dan Grading
No. Banding Grade
Title
For The Purpose of External Usage (Business Card, Stamp Etc,) Messenger, Driver, Office Boy/Girl
1 Band 1
Junior Clerk Clerk Clerk
Senior Clerk
2 Band 2 Chief Chief
Senior Chief 3 Band 3
Assistant Manager Assistant Manager
Manager Manager
Senior Manager 4 Band 4
Deputy General Manager (DGM)
Deputy General Manager General Manager General Manager Senior General Manager
5 Band 5 Junior Director Junior Director
Informasi karakteristik responden diperoleh berdasarkan kuesioner yang diberikan kepada 75 karyawan yang menjadi responden sebagai perwakilan dalam pengambilan data primer untuk dianalisis lebih lanjut secara deskriptif, dengan cara menganalisis lebih lanjut karakteristik karyawan berdasarkan band terhadap jenis kelamin, usia, tingkat pendidikan, status pernikahan, unit kerja, jabatan saat ini, lama bekerja dan pengalaman bekerja pada perusahaan sejenis.
4.1.1 Karakteristik Band terhadap Jenis Kelamin
Karyawan PT XYZ yang menjadi responden dalam penelitian ini menunjukkan bahwa jumlah karyawan dengan jenis kelamin laki- laki dan perempuan memiliki jumlah yang hampir sama rata yaitu laki-laki memiliki persentase 44 persen dengan jumlah 33 orang, sedangkan perempuan berjumlah agak lebih banyak dengan persentase 56 persen atau berjumlah 42 orang. Perbedaan ini
disebabkan oleh jenis perkerjaan yang ada di perusahaan itu sendiri, yang menuntut ketelitian dalam bekerja karena sebagian besar jenis pekerjaannya adalah administratif, sehingga karyawan yang berjenis kelamin perempuan lebih banyak dari laki-laki. Karakteristik karyawan PT XYZ berdasarkan karakteristik band terhadap jenis kelamin dapat dilihat pada Tabel 5.
Tabel 5. Hasil Crosstab Karakteristik Band terhadap Jenis Kelamin
JENIS KELAMIN
Total laki-laki perempuan
BAND band 1 Count 23 28 51
% of Total 30.7% 37.3% 68.0% band 2 Count 8 7 15 % of Total 10.7% 9.3% 20.0% band 3 Count 2 7 9 % of Total 2.7% 9.3% 12.0% Total Count 33 42 75 % of Total 44.0% 56.0% 100.0%
4.1.2 Karakteristik Band terhadap Usia
Pada analisis karakteristik berdasarkan usia diperoleh bahwa karyawan PT XYZ mayoritas berusia 21-40 tahun, yaitu usia pada rentang 21-30 tahun memiliki persentase 40 persen yaitu sebanyak 30 orang dan pada rentang 31-40 memiliki persentase 45,3 persen yaitu sebanyak 34 orang. Hal ini disebabkan karena perusahaan tertarik pada mahasiswa yang baru lulus (fresh graduate) yang secara sengaja direkrut dengan tujuan untuk mendapatkan ide-ide baru dari mereka yang belum terpengaruh oleh budaya perusahaan manapun. Selain itu pada umur 31-40 tahun merupakan rentang umur diaman mayoritas karyawan telah berkeluarga sehingga tujuan mereka terfokus pada tuntutan kebutuhan hidup. Pada usia tersebut juga