• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II KAJIAN PUSTAKA

B. Tinjauan Minat Belajar Matematika

4. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Belajar

Faktor-faktor yang mempengaruhi belajar dibagi menjadi dua golongan yaitu faktor intern dan faktor ekstern. Hal sesuai dengan apa yang diungkapkan oleh Slameto (2013: 54) Bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi belajar banyak jenisnya tetapi dapat digolongkan menjadi dua golongan saja, yaitu faktor intern dan faktor ekstern. Faktor intern merupakan faktor yang ada dalam diri siswa sementara faktor ekstern merupakan faktor yang ada di luar diri siswa.

Slameto, (2013:54-60) menyatakan bahwa faktor intern meliputi: a. Faktor jasmaniah

1) Faktor kesehatan. Proses belajar akan terganggu jika kondisi kesehatan seseorang terganggu, misalnya saja seorang yang mengalami kekurangan darah akan cepat lelah, kurang bersemangat, mudah pusing dan mengantuk. Agar seseorang dapat belajar dengan baik haruslah mengusahakan kesehatan badannya tetap terjamin dengan menjaga pola hidup sehat.

2) Cacat tubuh. Cacat tubuh adalah kondisi dimana kurang baiknya atau kurang sempurnanya kondisi tubuh/badan seseorang. Keadaan cacat tubuh ini juga akan mempengaruhi proses belajar.

b. Faktor psikologis

1) Intelegensi. Intelegensi besar pengaruhnya terhadap kemajuan belajar. dalam situasi yang sama, siswa yang mempunyai tingkat intelegensi yang tinggi akan lebih berhasil daripada yang mempunyai tingkat intelegensi yang rendah.

2) Perhatian. Perhatian menurut Gazali (dalam Slameto, 2013:56) adalah keaktifan jiwa yang dipertinggi, jiwa itu pun semata-mata tertuju pada suatu obyek atau sekumpulan obyek. Untuk dapat menjamin hasil belajar yang baik, maka siswa harus mempunyai perhatian terhadap bahan yang dipelajarinya, jika bahan pelajaran tidak menjadi perhatian siswa, maka timbullah kebosanan sehingga ia tidak lagi suka belajar.

3) Minat. Minat besar pengaruhnya terhadap belajar, karena bila bahan pelajaran tidak sesuai dengan minat siswa siswa tidak akan belajar dengan sebaik-baiknya karena tidak ada daya tarik baginya. Jika terdapat siswa yang kurang berminat terhadap belajar, dapatlah diusahakan agar ia mempunyai minat yang lebih besar dengan cara menjelaskan hal-hal yang menarik dan berguna bagi kehidupan serta hal-hal yang berhubungandengan cita-cita serta kaitannya dengan bahan pelajaran yang dipelajari itu.

4) Bakat. Bakat adalah kemampuan untuk belajar. bahan pelajaran yang sesuai dengan bakat siswa hasilnya akan lebih baik dibandingkan bahan pelajaran yang tidak sesuai denganbakat siswa. sehingga sangat penting untuk mengetahui bakat siswa agar guru dapat menyesuai pola pengajaran yang digunakan.

5) Motif. Motif berhubungan erat dengan tujuan yang akan dicapai. Motif yang kuat sangat perlu dalam belajar, motif yang kuat dapat dilaksanakan dengan adanya latihan-latihan.

6) Kematangan. Kematangan adalah suatu tingkat ataufase dalam pertumbuhan seseorang dimana tubuhnya siap untuk melaksanakan kecakapan baru.

7) Kesiapan. Kesiapan adalah kesediaan untuk memberi respons atau bereaksi. Kesiapan iniperlu diperhatikan dalam proses belajar, karena jika siswa belajar pada kondisi yang sudah siap maka hasil belajarnya kan lebih baik.

8) Faktor kelelahan. Kelelahan pada seseorang sulit untuk dipisahkan namun, dapat dibedakan menjadi dua macam, yaitu kelelahan jasmani dan kelelahan rohani. Kelelahan jasmani dapat terlihat dengan lemah lunglainya tubuh dan timbul kecenderungan untuk membaringkan tubuh. Kelelahan rohani dapat terlihat adanya kelesuan dan kebosanan, sehingga minat dan dorongan untuk menghasilkan sesuatu hilang.

a. Faktor keluarga

1) Cara orang tua mendidik. Cara orang tua mendidik anaknya jelas besar pengaruhnya terhadap belajar anak. Hal ini dipertegas oleh Wirowidjodjo (dalam Slameto, 2012: 61) bahwa keluarga merupakan lembaga pendidikan yang pertama dan utama. Hal ini menunjukkan betapa pentingnya peranan keluarga dalam pendidikan.

2) Relasi antar anggota keluarga. Relasi anggota yang paling penting adalah relasi antara anak dan orang tuanya. Selain itu, relasi anak dengan saudara atau anggota keluarga laiinnya juga turut mempengaruhi belajar anak.

3) Suasana rumah. Suasanan rumah yang dimaksud adalah situasi atau kejadian-kejadian yang sering terjadi di dalam keluarga. Suasana rumah juga merupkan faktor yang penting, rumah yang suasananya gaduh dan semrawut tidak akan memberikan ketenangan kepada anak untuk belajar.

4) Keadaan ekonomi keluarganya. Keadaan ekonomi erat hubungannya dengan belajar anak. Anak yang belajar selain harus terpenuhi kebutuhan pokoknya, seperti makan, minum, pakaian, perlindungan kesehatan dan lainnya, juga membutuhkan fasilitas belajar seperti buku, ruang belajar, alat tulis, meja, kuri, dan penerangan. Fasilitas belajar hanya mampu terpenuhi jika keluarga tersebut mempunyai cukup uang.

5) Pengertian orang tua. Anak belajar perlu dorongan dan pengertin dari orang tua. Jiaka anak sedang belajar jangan diganggu dengan tugas-tugas rumah. Kadang-kadang anak mengalami lemah semangat, orang tua wajib memberi pengertian dan membantu sedapat mungkin kesulitan yang dialami oleh anak.

6) Latar belakang kebudayaan. Tingkat pendidikan dan kebiasaan didalam keluarga mempengaruhi sikap belajar anak. Anak perlu ditanamkan kebiasaan-kebiasaaan yang baik agar mendorong semangat belajar anak.

b. Faktor sekolah

1) Metode mengajar. Metode mangajar adalah suatu cara/jalan yangharus dilalui dalam mengajar (Slameto, 2013: 65). Metode mangajar guru yang membosankan dan tidak menarik akan membuat anak kurang berminat untuk belajar. Hendaknya guru dalam mengajar memilih metode yang paling tepat, efektif dan efisien.

2) Kurikulum. Kurikulum dapat diartikan sebagai sejumlah kegiatan yang diberikan kepada siswa. kurikulum hendaknya dibuat sesuai dengan kemampuan yang dimiliki siswa sesuai dengan bakat, minat dan perhatian siswa.

3) Relasi guru dengan siswa. Proses belajar tidak lepas dari peran seorang guru. Guru yang memiliki relasi yang baik dengan siswa akan lebih mudah menarik perhatian siswa. siswa yang menyukai

gurunya secara tidaklangsung siswa tersebut juga akan menyukai mata pelajaran yang disampaikan oleh gurunya.

4) Relasi siswa dengan siswa. Siswa yang mempunyai sifat-sifat atau tigkah laku yang kurang menyenangkan teman lain, akan mempunyai rasa rendah diri. Hal ini akn membuat belajar anak menjadi terganggu. Maka, perlu menciptakan relasi yang baik antarsiswa agar dapat memberikan pengaruh yang positif terhadap belajar siswa.

5) Disiplin sekolah. Kedisiplinan sekolah erat hubungannya dengan kerajinan siswa dalam sekolah danjuga dalam belajar (Slameto, 2013: 67). Kedisiplinan sekolah mencangkup kedisiplinan dari seluruh anggota sekolah yaitu guru, kepala sekolah, staf dan juga penjaga sekolah. Seluruh komponen sekolah hendaknya memiliki kedisiplinan dalan melaksanakaan setiap tugas dan kewajibannya di sekolah.

6) Alat pelajaran. Alat pelajaran erat hubungannya dengan cara belajar siwa, karena alat pelajaran yang digunakan oleh guru waktu mengajar dipakai pula oleh siswa untuk menerima bahan yang diajarkan itu, (Slameto, 2013: 68). Maka perlu untuk mengusahakan alat pelajaran yang baik dan lengkap agar guru dapat mengajar dengan baik.

7) Waktu sekolah. Waktu sekolah ialah waktu terjadinya proses belajar mengajar di sekolah, waktu itu dapat pagi hari, siang,

sore/malam hari. Waktu sekolah juga mempengaruhi belajar siswa, jika terjadi siswa yang terpaksa masuk sekolah di sore hari atau siang hari, sebenarnya kurang efektif hal ini dikarenakan pada waktu-waktu tersebut merupakan waktu istirahat. Hal ini dapat menyebabkan siswa merasa mengantuk. Maka sebenarnya lebih efektif waktu sekolah siswa adalah pagi hari, dimana kondisi tubuh masih segar dan baik.

c. Faktor masyarakat

1) Kegiatan siswa dalam masyarakat. Kegiatan siswa dalam masyarakat dalam menguntungkan perkembangan pribadinya. Namun, perlu dibatasi pula kegiatan yang diikuti siswa dalam masyarakat. Jangan sampai kegiatan yang diikuti terlalu banyak sehingga menggangu siswa dalam belajarnya.

2) Media massa. Media massa meliputi TV, radio, bioskop, surat kabar, majalah, dan yang lainnya. Media massa dapat memberikan pengaruh positif terhadap belajar siswa, namun,media massa juda dapat meberikan pengaruh yang buruk terhadap belajar siswa. Maka, perlu adanya bimbingan dan kontrol dari orang tua dalam menggunakan media massa.

3) Teman bermain. Pengaruh-pengaruh dari teman bermain siswa akan lebih cepat masuk dalam jiwa siswa. teman yang baik akan memberikan pengaruh baik pula bagi siswa namun juga sebaliknya.

Sehingga, perlu pengawasan dari orang tua agar siswa tidak terjerumus dalam pergaulan yang negatif.

4) Bentuk kehidupan masyarakat. Kehidupan masyarakat di sekitar siswa juga berpengaruh terhadap belajar siswa. Siswa yang hidup di lingkungan masyarakat yang kurang baik akan mendapatkan pengaruh yang kurang baik pula, begitupun juga sebalinya.

Dokumen terkait