• Tidak ada hasil yang ditemukan

TINJAUAN PUSTAKA

D. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Ketertarikan Mahasiswa Terhadap Koperasi Mahasiswa USD

1. Pengetahuan Berkoperasi a. Pengetahuan

Menurut Bagus, (2000, 803: 804) pengetahuan adalah pengenalan akan sesuatu dari pengalaman aktual dan dari apa yang dipelajari berupa fakta, kebenaran, kewajiban atau hal- hal yang ada dalam kesadaran (keyakinan, gagasan, fakta, bayangan, konsep, paham, pendapat) yang dibenarkan dengan cara tertentu. Pengetahuan dapat kita peroleh dari sekolah sebagai

lembaga formal, keluarga sebagai lembaga informal dan masyarakat sebagai lembaga non formal. Selain itu pengatahuan dapat diperoleh dari buku-buku, majalah, koran, internet, radio, televisi dan lain- lain.

b. Pengetahuan Berkoperasi

Menurut Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Direktorat Pendidikan Tinggi, pengetahuan adalah segenap apa yang diketahui tentang suatu objek, termasuk di dalamnya ilmu, (1993/1994: 13).

Dari pendapat-pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa pengetahuan berkoperasi adalah suatu informasi atau pelajaran yang diperoleh baik dari proses belajar dalam perkuliahan, buku-buku perkoperasian, perpustakaan, pengamatan dan pengalaman dalam bergabung menjadi anggota koperasi mahasiswa dan mengikuti seminar pendidikan dasar perkoperasian (DIKSAR). Ini berarti pengetahuan berkoperasi tidak cukup diperoleh dari bangku sekolah atau kuliah saja. Informasi lain berupa media masa bisa dijadikansumber pengetahuan berkoperasi. Misalnya : melalui televisi, radio, majalah, surat kabar, film, pameran, kunjungan kekoperasi lain melalui pengamatan langsung atau wawancara sehingga mahasiswa mengetahui dan memahami apa itu pengertian koperasi mahasiswa, tujuan koperasi, landasan, asas dan sendi dasar koperasi, prinsip koperasi, keanggotaan koperasi, permodalan koperasi, alat pelengkap koperasi dan badan usaha koperasi. Pengetahuan responden mengenai berbagai hal tentang pengetahuan perkoperasian.

c. Macam-Macam Pengetahuan

Menurut Bagus, (1996, 803: 813) pengetahuan dibagi menjadi enam bagian yaitu :

1) Pengetahuan Indrawi adalah pengetahuan yang diterima dari organ tubuh (indera- indera luar, otak).

2) Pengetahuan Intelektual adalah pengetahuan yang ada pada diri sendiri berdasarkan pengalaman tentang dunia dalam hubungannya dengan eksistensi.

3) Pengetahuan Pra- ilmiah adalah pengetahuan sehari- hari yang tidak atau belum dipertanggungjawabkan secara ilmiah.

4) Pengetahuan ilmiah adalah pengetahuan yang dipertanggungjawabkan secara ilmiah atau diperoleh melalui metode ilmiah.

5) Pengetahuan eksensial adalah pengetahuan yang memungkinkan terungkapnya atau menjadi jelasnya sesuatu.

6) Pengetahuan Istimewa pengetahuan yang diperoleh melalui kesadaran dan tanpa bukti.

2. Jurusan Perkuliahan

Jurusan perkuliahan adalah bidang studi yang dipegang mahasiswa selama menjalankan masa perkuliahan. Pemilihan jurusan dalam perkuliahan sangat bergantung pada kemauan dan kemampuan

yang dimiliki. Kecenderungan yang terjadi pada umumnya adalah mahasiswa lebih memilih jurusan perkuliahan berdasarkan pada bakat dan minatnya. Faktor ini di nilai berpengaruh oleh karena mahasiswa akan lebih merasa nyaman bila perkuliahan yang dilakukan sesuai dengan bidang yang diminatinya.

Dalam melakukan penelitian ini peneliti menggolongkan jurusan perkuliahan dalam 2 bagian yaitu, Rumpun Ekonomi dan Rumpun Non-Ekonomi.

a) Rumpun Ekonomi terdiri dari Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial yang terbagi dalam Prodi Pendidikan Ekonomi dan Prodi pendidikan ekonomi akuntansi (PE dan PAK), dari Fakultas ekonomi terdiri dari jurusan/prodi Ekonomi Akuntansi), dan Juruan/prodi Manajemen.

b) Rumpun Non-Ekonomi terdiri dari Jurusan Ilmu Pendidikan Jurusan Pendidikan Bahasa dan Seni, Jurusan PMIPA, Juruan Matematika, Jurusan Sastra Indonesia, Jurusan Sastra Inggris, Jurusan Pendidikan Sejarah, Fakultas Farmasi, Fakultas MIPA, Fakultas Psikologi, Jurusan PGSD (Buku Informasi USD, 2002: 188, 189, 190, 1991).

Berdasarkan penggolongan di atas, kecenderungan yang juga terjadi dalam usaha perkoperasian adalah bahwa mahasiswa lebih memilih kegiatan atau usaha yang sesuai dengan minatnya, dan tidak dapat dipungkiri lagi bahwa kegiatan berkoperasi adalah bagian dari

perkuliahan yang termasuk dalam rumpun ekonomi. Kenyataan ini cukup menguatkan bahwa kegiatan berkoperasi banyak di gemari oleh mahasiswa yang memiliki jurusan ekonomi, karena bagi mahasiswa jurusan ini dianggap sebagai nilai tambah untuk mampu menerapkan ilmu- ilmu yang didapatkannya kususnya tentang perkoperasian.

3. Profesi Orang Tua

Profesi orang tua adalah suatu kegiatan yang dilakukan untuk mendapatkan penghasilan dalam hal upah atau gaji tertentu pada setiap bulan, minggu atau hari di suatu instansi pemerintahan, swasta, wirausaha dan non wirausaha jenis profesi merupakan aktifitas waktu dan berlangsung terus menerus.

Jenis profesi pokok orang tua yakni jenis pekerjaan yang ditekuni orang tua setiap harinya dan sebagai sumber penghasilan yang digunakan untuk memenuhi kebutuhan sehari- hari sedangkan jenis profesi orang tua sampingan yakni jenis pekerjaan yang ditekuni orang tua sebagai pekerjaan tambahan untuk memperoleh penghasilan tambahan guna memenuhi kebutuhan sehari- hari, sifatnya untuk melengkapi pekerjaan pokok. Profesi yang dimiliki dapat memberikan kebanggaan bagi yang menyandangnya (Biro Pengembangan Sosial Budaya, 1973: 12).

Profesi orang tua ini dapat dibagi menjadi 2 bagian yakni: a) Wirausaha adalah Suatu usaha yang dikelola secara

perorangan atau kelompok orang dengan modal sendiri atau modal pinjaman dan bertujuan untuk memperoleh laba yang maksimal. Pada umumnya wirausaha selalu disebutkan bagi para pengusaha baik itu pengusaha besar maupun pengusaha kecil.

b) Non wirausaha adalah suatu pekerjaan yang diberikan kepada seseorang yang membutuhkan dan sebagai balas jasa dalam menyelesaikan pekerjaannya dia diberikan upah atau gaji. Pada umumnya non wirausaha selalu disebut bagi yang bukan pengusaha. Misalnya : para tukang bangunan, buruh pabrik, dan lain- lain.

Dari penggolongan pekerjaan diatas di asumsikan bahwa faktor kedekatan antara anak dan orang tua, dapat menyebabkan si anak terbiasa atau terbawah dengan karakter bisnis pembawaan orang tua. Dan ini juga terjadi serta ikut berpengaruh terhadap minat mahasiswa dalam mengikuti usaha koperasi berdasarkan pada profesi orang tuanya. Dari uraian ini maka dapat disimpulkan bahwa mahasiswa yang orang tuanya berprofesi sebagai wirausaha akan lebih tertarik dengan usaha koperasi di bandingkan dengan mahasiswa yang orang tuanya berprofesi di bidang non wirausaha.

4. Asal Tempat Tinggal a. Desa

Masyarakat desa adalah sekelompok orang yang hidup bersama, bekerja sama, dan berhubungan erat secara tahan lama dengan sifat-sifat yang hampir sama (homogen) dan kolektif. Ditinjau dari segi kehidupannya sebagian besar sumber kehidupannya dari pertanian, sangat tergantung dan terikat pada tanah pertanian.maka tidak heran koperasi sangat berkembang pesat di daerah pedesaan misalnya koperasi unit desa.

Menurut Marbun, (2000: 27-28) desa adalah hasil perpaduan kegiatan kelompok manusia dengan lingkungannya berupa suatu ujud atau kenampakkan yang berunsur sosial, ekonomi dan politik, fisik yang saling berinteraksi Wilayah desa memiliki tiga unsur yakni:

1) Daerah dan letak meliputi : tanah, luasnya, kesuburan, penggunaannya, dan batas yang merupakan lingkungan geografis.

2) Penduduk meliputi : jumlah, stuktur umur, struktur mata pencarian yang sebagian besar petani.

3) Tata kehidupan meliputi : corak atau tata pergaulan, aturan masyarakat dan ikatan- ikatan warga.

Desa merupakan bagian dari kota yang memiliki batasan administrasi pemerintahan berdasarkan KTP.

b. Kota

Menurut Marbun (1990:10) kota adalah kelompok orang-orang dalam jumlah tertentu, hidup dan bertempat tinggal bersama dalam satu wilayah geografis tertentu, berpola hubungan. sosial, ekonomi dan individualistis. Dilihat dari fokus pendekatannya pengertian kota dibagi dalam tiga bagian yakni : 1) Menurut pendekatan dari segi geografis melihat kota sebagai

tempat pemusatan penduduk, walaupun beberapa jumlah penduduk tersebut tidak dinyatakan secara pasti.

2) Menurut pendekatan dari segi ekonomis melihat kota sebagai pusat pertemuan lalu lintas ekonomi dan perdagangan dan kegiatan industri serta tempat perputaran uang yang bergerak dengan cepat dan dalam volume yang banyak.

3) Menurut pendekatan dari segi sosial antropologis melihat hubungan antara manus ia yang tinggal di kota sudah renggang dan heterogen, Pola kehidupan masyarakat yang hidup di kota bersifat rasional, egois, impersonal, dan kurang intim.

Di kota terdapat lapangan hidup baru, baik pekerjaanya sebagai nelayan (perikanan), buruh, pedagang, dan lain- lain. Perkembangan kota menuntut penciptaan fasilitas perumahan, perkantoran, prasarana lalu lintas dan transportasi dan pelayanan

kesehatan, penggalian saluran, pembuatan pasar, sarana pendidikan dan lain- lain.

c. Perbedaan wilayah desa dan wilayah kota

Menurut UU No.5 tahun 1979 tentang pembedaan apakah itu wilayah perkotahan atau wilayah pedesaan (Marbun, 1990: 30) adalah :

1) Pedesaan

a. Pemerintahan disebut pemerintahan desa. b. Pemerintahan desa dipimpin oleh kepala desa.

c. Aparat pemerintahan desa bukan pegawai negeri maka balas jasanya berupa sawah atau ladang.

2. Perkotaan

a. Pemerintahan disebut pemerintahan kelurahan. b. Pemerintahan kota dipimpin oleh lurah.

c. Aparat pemerintahan kota adalah pegawai negeri maka mendapatkan balas jasa berupa gaji bulanan.

Bedasarkan uraian diatas, maka dapat disimpulkan bahwa mahasiswa yang bertempat tinggal di daerah pedesaan lebih tertarik terhadap koperasi mahasiswa bila dibandingkan dengan mahasiswa yang bertempat tinggal di daerah perkotaan. Hal ini disebabkan karena koperasi yang berasaskan kekeluargaan dan kegotong royongan lebih berkembang pesat di daerah pedesaan

bila dibandingkan dengan daerah perkotaan yang mempunyai sifat dan watak yang individuallistik.

5. Tingkat Ketertarikan

Meskipun mahasiswa merupakan kelompok strategis yang berperan dan dianggap sebagai penggerak dalam kehidupan masyarakat, mahasiswa juga mempunyai kebutuhan dan harapan yang akan mempengaruhi tingkat ketertarikannya terhadap koperasi. Tingkat ketertarikan dapat ditunjukkan dengan keinginan atau minat mahasiswa untuk sekedar berbelanja di koperasi mahasiswa hingga menjadi anggotanya. dengan bergabung dalam koperasi mahasiswa dapat belajar bewirausaha, belajar mengembangkan ketrampilan, belajar beroganisasi dan lain- lain. Selain itu terdapat faktor- faktor lain yang mendukung tingkat ketertarikan mahasiswa terhadap kopma yakni ingin menambah pengetahuan berkoperasi, sesuai dengan jurusan mahasiswa, sesuai dengan profesi orang tua dan asal tempat tinggal mahasiswa.

Adapun ketidak tertarikan dapat diartikan tidak adanya atau kurangnya keinginan mahasiswa untuk mendukung keberadaan koperasi, antara lain : harga barang mahal, letak toko yang kurang strategis dan penjualan tanpa promosi sedikitpun menjadikan mahasiswa enggan berbelanja di koperasinya sendiri (Anoraga dan Widiyanti, 1993:206).

Jadi keengganan mahasiswa berbelanja merupakan pertanda berkurangnya tingkat ketertarikan mahasiswa terhadap keberadaan koperasi. Apabila dibiarkan maka pendapatan koperasi akan berkurang yang berarti laba usaha berkurang sehingga SHU menurun, cadangan modal koperasi sedikit, perkembangan koperasi terbatas.

Dokumen terkait