• Tidak ada hasil yang ditemukan

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pendapatan Petani Padi Organik di Desa Lubuk Bayas Desa Lubuk Bayas

HASIL DAN PEMBAHASAN

5.2 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pendapatan Petani Padi Organik di Desa Lubuk Bayas Desa Lubuk Bayas

a. Deskriptif

Karakteristik Petani dan Usahatani

Petani padi organik yang menjadi sampel dalam penelitian ini adalah sebanyak 58 orang. Gambaran umum petani sampel meliputi umur petani, tingkat pendidikan petani, status kepemilikan lahan tanaman padi organik, luas lahan tanaman padi organik, lama bertani padi organik, jumlah anggota keluarga dan tanggungan petani, penyerapan tenaga kerja usahatani padi organik, produktivitas padi organik, biaya produksi padi organik, serta pendapatan petani padi organik diuraikan sebagai berikut ini.

5.2.1 Umur Petani

Hasil penelitian menunjukkan bahwa umur petani sampel berada antara 24 tahun sampai dengan 60 tahun dengan rata-rata 43 tahun. Jumlah petani sampel yang berumur di bawah 43 tahun adalah sebesar 59%, yaitu sebanyak 34 orang dan yang berumur diatas 43 tahun adalah sebesar 41% yaitu sebanyak 24 orang. Komposisi petani sampel berdasarkan umur petani disajikan pada tabel 11.

Tabel 11. Komposisi Petani Sampel Berdasarkan Umur Petani

No. Umur (tahun) Jumlah Sampel (orang) Persentase (%) 1. 2. 3. 4. 5. 24-32 33-41 42-50 51-59 >60 7 26 13 10 2 12 45 22 17 4 Jumlah Min Maks 58 24 60 100

Rata-rata 43

Sumber : Analisis Data Primer, 2012

Tabel 11 menunjukkan bahwa sebesar 12% petani sampel berumur 24-32 tahun, yaitu sejumlah 7 orang, sebesar 45% berumur 33-41 tahun, yaitu sejumlah 26 orang, sebesar 22 % berumur 42-50 tahun, yaitu sejumlah 13 orang, dan sebesar 17% berumur 51-59, yaitu sejumlah 10 orang. Hal ini menunjukkan bahwa petani sampel terdiri dari masyarakat yang berada pada usia produktif serta telah memiliki kematangan dan pengalaman dalam bertani serta mengelola usahatani padi organik.

5.2.2 Tingkat Pendidikan Petani

Komposisi petani sampel berdasarkan tingkat pendidikan petani disajikan pada tabel 12. Tabel 12 menunjukkan bahwa sebesar 45% petani sampel berpendidikan SMP atau sederajat, yaitu sejumlah 26 orang, sebesar 33% berpendidikan SD atau sederajat, yaitu sejumlah 19 orang, dan sebesar 15% berpendidikan SMA atau sederajat, yaitu sejumlah 9 orang. Hal ini menunjukkan kesadaran terhadap pentingnya pendidikan yang cukup tinggi.

Tabel 12. Komposisi Petani Sampel Berdasarkan Tingkat Pendidikan Petani No. Tingkat Pendidikan Jumlah Sampel (orang) Persentase (%) 1. 2. 3. 4. Tidak Tamat SD SD/sederajat SMP/sederajat SMA/sederajat 4 19 26 9 7 33 45 15 Jumlah 58 100

5.2.3 Status Kepemilikan Lahan Tanaman Padi Organik

Komposisi petani sampel berdasarkan status kepemilikan lahan tanaman padi organik disajikan pada tabel 13. Tabel 13 menunjukkan bahwa sebesar 95% petani sampel mengusahakan padi organik dilahan milik sendiri, yaitu sejumlah 55 orang. Sementara itu, petani yang mengusahkan padi organik dilahan sewa relatif kecil yaitu sebesar 5% dengan sejumlah 3 orang. Hal ini menunjukkan bahwa petani sampel didaerah penelitian sudah berkembang, sehingga tidak mengeluarkan biaya sewa lahan untuk usahatani padi organik.

Tabel 13. Komposisi Petani Sampel Berdasarkan Status Kepemilikan Lahan Tanaman Padi Organik

No. Status Kepemilikan Jumlah Sampel (orang) Persentase (%) 1. 2. Milik sendiri Sewa 55 3 95 5 Jumlah 58 100

Sumber : Analisis Data Primer, 2012

5.2.4 Luas Lahan Tanaman Padi Organik

Setelah diketahui status kepemilikan lahan padi organik, perlu diketahui luas lahan tanaman padi organik masing-masing sampel. Komposisi petani sampel berdasarkan status kepemilikan lahan tanaman padi organik disajikan pada tabel 14. Tabel 14 menunjukkan bahwa luas lahan tanaman padi organik yang diusahakan petani sampel berada antara 0,1 ha-0,5 ha, yaitu sebesar 57% dengan jumlah sampel 33 orang dan petani sampel yang berada antara 0,6 ha-1 ha, yaitu sebesar 43% dengan jumlah sampel 25 orang. Hal ini menunjukkan bahwa usahatani padi organik di Desa Lubuk Bayas merupakan usahatani berskala kecil.

Tabel 14. Komposisi Petani Sampel Berdasarkan Luas Lahan Tanaman Padi Organik

No. Luas Lahan (ha) Jumlah Sampel (orang) Persentase (%) 1 2 0,1 ha-0,5 ha 0,6 ha-1 ha 33 25 57 43 Jumlah Min Maks Rata-rata 58 0,1 1 0,5 100

Sumber : Analisis Data Primer, 2012

Hasil penelitian menunjukkan bahwa komposisi petani sampel berdasarkan luas lahan berada antara 0,1 ha sampai dengan 1 ha dengan rata-rata 0,5 ha. Jumlah petani sampel yang memiliki luas lahan di bawah 0,5 ha adalah sebesar 55%, yaitu sebanyak 32 orang dan yang memiliki luas lahan diatas 0,5 ha adalah sebesar 45% yaitu sebanyak 26 orang. Petani sampel mengusahakan seluruh lahannya dengan membudidayakan padi organik.

5.2.5 Lama Bertani Padi Organik

Hasil penelitian menunjukkan bahwa lamanya bertani padi organik berada antara 1 tahun sampai dengan 4 tahun dengan rata-rata 3 tahun. Jumlah petani sampel dengan lama bertani padi organik dibawah 3 tahun adalah sebesar 28%, yaitu sebanyak 16 orang, dan dengan lama bertani padi organik diatas 3 tahun adalah sebesar 72%, yaitu sebanyak 42 orang. Komposisi petani padi organik berdasarkan lama bertani padi organik disajikan pada Tabel 15.

Tabel 15. Komposisi Petani Sampel Berdasarkan Lama Bertani Padi Organik

No. Lama Bertani (tahun) Jumlah Sampel (orang) Persentase (%) 1. 2. 1-2 3-4 16 42 28 72 Jumlah Min Maks Rata-rata 58 1 4 3 100

Sumber : Analisis Data Primer, 2012

Petani sampel awalnya mencoba bertani padi organik karena adanya komponen lokal yang tersedia. Komponen lokal yang tersedia tersebut yaitu sapi. Hasil kotoran sapi tersebut kemudian diolah oleh petani untuk dijadikan pupuk kandang serta urin sapi. Sehingga dengan memanfaatkan komponen lokal yang tersedia tersebut mendorong petani untuk melakukan pertanian padi organik. Dengan semakin berkembangnya pertanian padi organik maka Dinas Pertanian Kabupaten Serdang Bedagai memberikam pelatihan-pelatihan kepada petani sampel agar petani dapat meningkatkan produksi padi organik mereka. Hal ini menunjukkan bahwa komoditas padi organik sebagai usahatani yang potensial untuk dikelola secara terus-menerus.

5.2.6 Jumlah Anggota Keluarga dan Tanggungan Petani

Hasil penelitian menunjukkan bahwa anggota keluarga petani berjumlah antara 2 orang sampai dengan 6 orang dengan rata-rata jumlah anggota keluarga petani sebanyak 4 orang. Jumlah petani sampel yang memiliki jumlah anggota keluarga dibawah 4 orang adalah sebesar 47%, yaitu sebanyak 27 orang, dan yang memiliki jumlah anggota keluarga diatas 4 orang adalah sebesar 53%, yaitu

dengan 6 orang dengan rata-rata jumlah tanggungan petani sebanyak 3 orang. Jumlah petani sampel yang memiliki jumlah tanggungan dibawah 3 orang adalah sebesar sebesar 31%, yaitu sebanyak 18 orang, dan yang memiliki jumlah tanggungan diatas 3 orang adalah sebesar 69%, yaitu sebanyak 40 orang.

5.2.7 Penyerapan Tenaga Kerja Usahatani Padi Organik

Penggunaan tenaga kerja pada pertanian padi organik berbeda dengan penggunaan tenaga kerja pada pertanian padi konvesional. Perbedaannya terlihat pada kegiatan penangkaran bibit, pencarian komponen pupuk kandang, urin sapi, serta pestisida organik kemudian kegiatan pengolahan komponen tersebut. Sedangkan pertanian padi konvensional menggunakan bibit, pupuk, dan pestisida yang sudah siap pakai. Hal ini menunjukkan bahwa penggunaan tenaga kerja pada pertanian padi organik lebih banyak dibandingkan pertanian konvesional.

Tenaga kerja yang diserap dikelompokkan berdasarkan rata-rata (mean) dari seluruh data yang diperoleh dari seluruh sampel. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penyerapan tenaga kerja usahatani padi organik berada antara 10 HKO/ha/MT sampai dengan 30 HKO/ha/MT dengan rata-rata 17 HKO/ha/MT. Komposisi petani padi organik berdasarkan rata-rata penyerapan tenaga kerja usahatani padi organik disajikan pada tabel 16.

Tabel 16. Komposisi Petani Sampel Berdasarkan Rata-rata Penyerapan Tenaga Kerja Usahatani Padi Organik

No. Tenaga Kerja (HKO/ha/MT) Jumlah Sampel (orang) Persentase (%) 1 2 < 17 ≥ 17 25 33 43 57 Jumlah 58 100

Tabel 16 menunjukkan bahwa sebesar 43% petani sampel menggunakan tenaga kerja kurang dari nilai rata-rata penyerapan tenaga kerja sebesar 17 HKO/ha/MT dalam usahatani padi organik, yaitu sejumlah 25 orang. Sedangkan sebesar 57% menggunakan tenaga kerja lebih dari atau sama dengan nilai rata-rata penyerapan tenaga kerja sebesar 17 HKO/ha/MT dalam usahatani padi organik, yaitu sejumlah 33 orang. Hal ini menunjukkan bahwa pemanfaatan tenaga kerja sudah dioptimalkan.

5.2.8 Produktivitas Padi Organik

Jumlah hasil panen padi organik di Desa Lubuk Bayas bervariasi pada seluruh petani sampel karena luas lahan yang diusahakan bervariasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa produktivitas padi organik berada antara 1.167 Kg/ha sampai dengan 6.250 Kg/ha dengan rata-rata 3.969 Kg/ha. Produktivitas padi biasa di Desa Lubuk Bayas yaitu sekitar 8500 Kg/ha. Apabila dibandingkan dengan produktivitas padi biasa maka produktivitas padi organik lebih sedikit. Hal ini dikarenakan proses pembudidayaan padi organik yang lebih lama yaitu dimulai dari menetralkan tanah, membuat penangkaran bibit, pengolahan pupuk kandang, urin sapi, serta pestisida organik.

Tabel 17. Produktivitas Padi Organik Berdasarkan Musim Tanam

No. Jumlah Produktivitas (Kg/ha) Jumlah Sampel (orang) Persentase (%) 1 2 < 3.969 ≥ 3.969 24 34 41 59 Jumlah Min Maks Rata-rata 58 1.167 Kg/ha 6.250 Kg/ha 3.969 Kg/ha 100

Dari tabel 17 dapat dilihat jumlah petani sampel yang produktivitasnya dibawah 3.969 Kg/ha adalah sebesar 41%, yaitu sebanyak 24 orang, dan yang produktivitasnya diatas 3.969 Kg/ha adalah sebesar 59%, yaitu sebanyak 34 orang. Hal ini menunjukkan bahwa produktivitas padi organik di Desa Lubuk Bayas sangat optimal.

5.2.9 Biaya Produksi Padi Organik

Petani sampel di Desa Lubuk Bayas menggunakan sarana produksi yang berasal dari dalam dan luar kelompok tani. Apabila adanya ketersediaan input produksi di dalam kelompok tani maka petani sampel melakukan pembelian didalam kelompok tani. Jika input produksi tidak tersedia di kelompok tani maka petani melakukan pembelian diluar kelompok tani. Petani sampel di Desa Lubuk Bayas mendapatkan bantuan saprodi berupa sapi yang kemudian sapi tersebut dikelola oleh kelompok tani untuk dimanfaatkan kotorannya sebagai pupuk kandang dan urin sapi.

5.2.9.1 Biaya Produksi Padi Organik Permusim Tanam 1. Bibit

Hasil penelitian pada lampiran 2 menunjukkan bahwa biaya bibit yang dikeluarkan selama usahatani padi organik permusim tanam di Desa Lubuk Bayas tersebut berada antara Rp.24.000/MT sampai dengan Rp.576.000/MT dengan rata-rata Rp.185.776/MT.

Tabel 18. Biaya Bibit Berdasarkan Musim Tanam

No. Biaya Bibit (Rp/MT) Jumlah Sampel (orang) Persentase (%) 1 2 < 185.776 ≥ 185.776 35 23 60 40 Jumlah 58 100

Min Maks Rata-rata Rp.24.000/MT Rp.576.000/MT Rp.185.776/MT

Sumber : Analisis Data Primer, 2012

Dari tabel 18 dapat dilihat jumlah petani sampel yang mengeluarkan biaya bibit dibawah Rp.185.776/MT adalah sebesar 60%, yaitu sebanyak 35 orang, dan yang mengeluarkan biaya bibit diatas Rp.185.776/MT adalah sebesar 40%, yaitu sebanyak 23 orang,. Hal ini menunjukkan bahwa pengeluaran biaya bibit di Desa Lubuk Bayas sangat optimal.

Pembelian bibit dilakukan petani didalam kelompok tani. Kelompok Tani Subur telah memiliki penangkar bibit sendiri dengan harga jual Rp.8.000 perkilogram. Namun, apabila bibit yang dibutuhkan tidak tersedia didalam kelompok tani, maka petani mencari solusi lain dengan membeli bibit di luar kelompok tani yaitu dengan harga Rp.10.000 perkilogram. Hal ini menyebabkan terjadinya perbedaan harga antara bibit yang tersedia dikelompok tani dengan harga bibit yang di beli diluar kelompok tani.

Dokumen terkait