• Tidak ada hasil yang ditemukan

Faktor-faktor yang Mempengaruhi Penerimaan Pajak Bumi dan Bangunan (PBB)

1. Kesadaran Wajib Pajak

Menurut Jatmiko (2006) menjelaskan bahwa kesadaran adalah keadaan mengetahui atau mengerti. Sedangkan Irianto (2005) dalam Widayati dan Nurlis (2010) menguraikan beberapa bentuk kesadaran membayar pajak yang mendorong wajib pajak untuk membayar pajak antara lain:

(a) Kesadaran bahwa pajak merupakan bentuk partisipasi dalam menunjang pembangunan negara. Dengan menyadari hal ini, wajib pajak mau membayar pajak karena merasa tidak dirugikan dari pemungutan pajak yang dilakukan.

(b) Kesadaran bahwa penundaan pembayaran pajak dan pengurangan beban pajak sangat merugikan negara. Wajib pajak mau membayar pajak karena memahami bahwa penundaan pembayaran pajak dan pengurangan beban pajak berdampak pada kurangnya sumber daya finansial yang dapat mengakibatkan terhambatnya pembangunan negara.

(c) Kesadaran bahwa pajak ditetapkan dengan Undang-undang dan dapat dipaksakan. Wajib pajak akan membayar karena pembayaran pajak disadari memiliki landasan hukum yang kuat dan merupakan kewajiban mutlak setiap warga negara.

Menurut Jatmiko (2006), Sumarso (1998) menyatakan bahwa kesadaran perpajakan masyarakat yang rendah seringkali menjadi salah satu sebab banyaknya potensi pajak yang tidak dapat dijaring. Masih dalam Jatmiko (2006), Larche (1980) juga mengemukakan bahwa kesadaran perpajakan seringkali menjadi kendala dalam masalah pengumpulan pajak dari masyarakat. Sedangkan Suyatmin, 2004 dalam Jatmiko (2006), Secara empiris juga telah dibuktikan bahwa makin tinggi kesadaraan perpajakan wajib pajak maka akan makin tinggi tingkat kepatuhan wajib pajak.

2. Kepatuhan Wajib Pajak

a) Pengertian Kepatuhan Pajak

Dalam Kamus Umum Bahasa Indonesia (1995:1013), istilah kepatuhan berarti tunduk atau patuh pada ajaran atau aturan. Dalam perpajakan kita dapat memberi pengertian bahwa Kepatuhan Perpajakan merupakan ketaatan, tunduk dan patuh serta melaksanakan ketentuan perpajakan. Jadi wajib pajak yang patuh adalah wajib pajak yang taat dan memenuhi serta melaksanakan kewajiban perpajakan sesuai denagn ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan.

Kepatuhan wajib pajak dikemukakan oleh Norman D. Nowak (Moh.Zain: 2004) sebagai “Suatu iklim kepatuhan dan kesadaran pemenuhan kewajiban perpajakan,tercermin dalam situasi dimana: (1) Wajib Pajak paham atau berusaha untuk memahami semua

ketentuan peraturan perundang - undangan perpajakan. (2) Mengisi formulir pajak dengan lengkap dan jelas. (3) Menghitung jumlah pajak yang terutang dengan benar. (4) Membayar pajak yang terutang dengan tepat waktu.

Sedangkan menurut Chaizi Nasucha, kepatuhan Wajib Pajak dapat diidentifikasi dari:

(1) Kepatuhan Wajib Pajak dalam mendaftarkan diri.

(2) Kepatuhan untuk menyetorkan kembali Surat Pemberitahuan (SPT).

(3) Kepatuhan dalam perhitungan dan pembayaran pajak terutang. (4) Kepatuhan dalam pembayarn tunggakan.

Erard dan Feinstin menggunakan teori psikologi dalam kepatuhan wajib pajak, yaitu rasa bersalah dan rasa malu, presepsi wajib pajak atas kewajaran dan keadilan beban pajak yang mereka tanggung, dan pengaruh kepuasan terhadap pelayanan pemerintah. (Chaizi Nasucha)

Kemudian merujuk pada kriteria Wajib Pajak Patuh menurut Keputusan Menteri Keuangan No.544/KMK.04 /2000 wajib pajak patuh adalah sebagai berikut.

(1) Tepat waktu dalam menyampaikan SPT untuk semua jenis pajak dalam dua tahun terakhir.

(2) Tidak mempunyai tunggakan pajak untuk semua jenis pajak, kecuali telah memperoleh izin untuk mengangsur atau menunda pembayaran pajak.

(3) Tidak pernah dijatuhi hukuman karena melakukan tindak pidana di bidang perpajakan dalam jangka waktu 10 tahun terakhir. (4) Dalam 2 tahun terakhir menyelenggarakan pembukuan dan dalam

hal terhadap wajib pajak pernah dilakukan pemeriksaan, koreksi pada pemeriksaan yang terakhir untuk tiap-tiap jenis pajak yang terutang paling banyak 5% .

(5) Wajib pajak yang laporan keuangannya untuk dua tahun terakhir diaudit oleh akuntan publik dengan pendapat wajar tanpa pengecualian atau pendapat dengan pengecualian sepanjang tidak memengaruhi laba rugi fiskal.

Maka pada prinsipnya kepatuhan perpajakan adalah tindakan Wajib Pajak dalam pemenuhan kewajiban perpajakannya sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan dan peraturan pelaksanaan perpajakan yang berlaku dalam suatu negara. (Rahayu, 2010)

b) Faktor Kepatuhan Wajib Pajak

Masalah kepatuhan Wajib Pajak merupakan masalah penting diseluruh dunia, baik bagi negara maju maupun dinegara berkembang. Karena jika wajib pajak tidak patuh maka akan menimbulkan keinginan untuk melakukan tindakan penghindaran, pengelakan, penyelundupan, dan pelalaian pajak. Yang pada akhirnya tindakan tersebut akan mengakibatkan pajak negara akan berkurang. Kepatuan Wajib pajak dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu Kondisi perpajakan suatu negara, Pelayanan pada wajib pajak, Penegakan hukum perpajakan (sanksi pajak), Pemeriksaan pajak, Tarif pajak, Kesadaran wajib pajak.(Rahayu,2010)

3. Kepatuhan Wajib Pajak

2. Kerangka Konseptual

Kerangka konseptual penelitian menurut Sugiyono (2012:60), menjelaskan secara teoristis model konseptual variable-variabel penelitian, tentang bagaimana peraturan teori-teori yang berhubungan dengan variable-variabel penelitian yang ingin diteliti, yaitu variable bebas dengan variable terikat.

Kerangka konseptual yang baik menurut sugiyono (2008) meliputi poin-poin sebagi berikut :

a. Variabel-variabel penelitian yang akan diteliti harus jelas.

b. Kerangka konseptual haruslah menjelaskan hubungan antara variable-variabel yang akan diteliti da nada teori yang melandasi.

c. Disajikan dalam bentuk diagram, sehingga masalah penelitian yang akan dicari jawabannya mudah dipahami.

Berdasarkan uraian di atas peneliti menyajikan kerangka konseptual sebagai berikut

Gambar 2.1 : Kerangka Pemikiran

Keterangan : Dari daftar diatas dijelaskan bahwa tingkat kesadaran Wajib Pajak, tingkat ketepatan penyampaian STP, dan sistem pemungutan yang dilakukan pihak fiskus akan dapat mempengaruhi peningkatan penerimaan Pajak Bumi dan Bangunan (PBB) didaerah Kecamatan Sekaran Kabupaten Lamongan.

Penerimaan PBB

kesadaran wajib pajak

Tingkat ketepatan penyampaian STP

3. Hipotesis Penelitian

Menurut Sugiyono (2012), Hipotesis adalah kesimpulan sementara yang masih harus diuji keberadaannya melalui penelitian, sebagaimana yang dikemukakan oleh bahwa hipotesis dapat diartikan sebagai jawaban yang bersifat sementara terhadap penelitian sampai terbuka melalui data yang terkumpul.

Berdasarkan uraian diatas peneliti hipotesis penelitian ini adalah antara lain : Ho : Tidak ada pengaruh antara tingkat kesadaran wajib pajak, tingkat

ketepatan penyampaian STP, dan Sistem Pemungutan dengan penerimaan Pajak Bumi dan Bangunan (PBB)

H1 : ada pengaruh yang kuat antara tingkat kesadaran wajib pajak, tingkat ketepatan penyampaian STP, dan Sistem Pemungutan dengan penerimaan Pajak Bumi dan Bangunan (PBB)

4. Penelitian Terdahulu

Fitri (2009) tentang “ANALISIS PEMUNGUTAN PAJAK YANG MEMPENGARUHI KEBERHASILAN PENERIMAAN PAJAK BUMI. penelitian yang dilakukan bertempat pada Kabupaten Tanah Datar. Dari hasil penelitian tersebut dapat disimpulkan bahwa kegiatan ekstensifikasi dan intensifikasi memegang peranan penting dalam melakukan penagihan Pajak Bumi dan Bangunan. Meningkatnya penerimaan dalam sektor Pajak Bumi dan Bangunan dapat dilihat dari keberhasilan Kabupaten Tanah

Datar dalam merealisasikan pemungutan maupun dari segi administrasi pengelolaan yang cukup menggembirakan.

Riko (2009) penelitian tentang ”ANALISIS FACTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEBERHASILAN PEMUNGUTAN PAJAK BUMI DAN BANGUNAN UNTUK MENINGKATKAN PENERIMAAN PAJAK” dilakukan di Kantor Pelayanan PBB Kota Padang. Dalam penelitiannya ditemukan bahwa faktor yang mempengaruhi keberhasilan pemungutan pajak ialah pemindahan sistem. Yaitu, dari official assessment menjadi self assessment dikarenakan sistem tersebut dapat meningkatkan kesadaran wajib pajak untuk lebih bersifat aktif dalam memenuhi kewajiban perpajakannya.

Wilda (2009) tentang “FACTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI KEBERHASILAN DALAM MENINGKATKAN PENERIMAAN PAJAK BUMI DAN BANGUNAN DI WILAYAH KECAMATAN SUNGAI TARAB”. penelitian yang dilakukan di Kecamatan Sungai Tarab menghasilkan kesimpulan bahwa keberhasilan penerimaan Pajak Bumi dan Bangunan dipengaruhi oleh beberapa faktor. Salah satunya adalah faktor tax payer. Faktor tax payer merupakan faktor yang melekat pada diri wajib pajak dan bersifat uncontrollable bagi fiskus. Dalam hasil penelitian yang mengambil sampel dengan menggunakan metode cluster sampling hasil penelitian ini menunjukkan secara individu maupun keseluruhan variabel independen berpengaruh signifikan terhadap keberhasilan penerimaan PBB di Kecamatan Sungai Tarab dan hal yang

paling berpengaruh dalam keberhasilan pemungutan PBB ialah kesadaran perpajakan dari wajib pajak merupakan variabel yang paling signifikan berpengaruh terhadap keberhasilan penerimaan PBB

BAB III

Dokumen terkait