• Tidak ada hasil yang ditemukan

Kualitas chip yang akan dipakai sebagai bahan baku dalam pemasakan merupakan hal yang sangat penting untuk diperhatikan operasi keseluruhan pabrik pulp, dimana akan berpengaruh terahadap kualitas pulp yang akan dihasilkan. Hal-hal yang mempengaruhi kualitas chip dapat dibagi menjadi :

1. Hal-hal yang berhubungan dengan kayu menyangkut sifat-sifatnya seperti spesies, density, decay.

a. Wood spesies

Kayu dapat dibagi menjadi 2 jenis yaitu : jenis hard wood dan soft wood. Kayu jenis soft wood menghasilkan pulp yang lebih kuat dibandingkan dengan jenis hard wood karena serat-seratnya lebih panjang dan lebih lentur dibandingkan dengan serat yang terdapat pada kayu hard wood.

Biasanya kayu jenis soft wood menghasilkan randemen yang lebih rendah dibandingkan dengan yang dihasilkan dari jenis hard wood bila dimasak pada kondisi yang sama. Hal ini utamanya disebabkan hemiselulosanya soft wood lebih mudah larut dibanding dengan yang terdapat pada hard wood dan juga di dalam kayu soft wood terdapat lebih banyak kandungan lignin dibanding dengan kayu hard wood.

b. Wood Density

Berat jenis kayu merupakan faktor ekonomis yang sangat penting dalam pembuatan pulp. Dengan kayu yang lebih padat kita dapat mengisi lebih berat pada digester dengan volume yang sama dan keadaan ini akan menambah jumlah pulp yang diproduksi. Ada perbedaan antara kayu muda dan kayu tua dengan umur kehidupan

kayu yang sama-sama 20 tahun. Perbedaan ini lebih tampak pada kayu jenis soft wood. Yang paling tidak menguntungkan pada proses pembuatan pulp dari kayu muda adalah rendemen yang rendah dan pemakaian larutan pemasak (soda) yang lebih banyak

2. Hal- hal yang berhubungan dengan pemrosesan kayu, dapat dibedakan menjadi beberapa hal sebagai berikut

a. Ukuran chip

Ketebalan chip merupakan hal yang sangat penting dalam proses pembuatan pulp sebagaimana diharapkan, larutan pemasak akan meresap ke dalam chip dari segala arah dengan kecepatan yang sama. Bilamana chip terlalu tebal, larutan pemasak tidak punya cukup waktu untuk meresap sempurna ke bagian tengah chip, yang akan menyebabkan chip tidak masak. Chip yang tidak masak ini akhirnya akan menjadi “nots” atau “shive”. Ketika kita mengatur kondisi pemasakan yang disesuaikan untuk mengatasi chip yang terlalu tebal, yang akan membuat bagian tengahnya menjadi rusak, namun yang bagian luarnya akan menjadi terlalu masak, serta menghasilkan rendemen yang sangat rendah pula ketebalan chip yang ideal adalah 3 mm – 5 mm

.

b. Bulk density dari chip

adalah tolak ukur yang sangat penting artinya selama waktu pengisian digester. Ini akan membuktikan seberapa banyak kayu yang dapat dimasukkan ke dalam digester, yang dinyatakan dalam satuan kg/m3. Bulk density dari chip dikarenakan oleh berat jenis kayu akan ukuran chip.

c. Kandungan air dalam chip

Bila kandungan air dalam chip sangat rendah akan sulit bagi larutan pemasak untuk meresap ke dalam chip. Adalah penting untuk mengetahui seberapa besar kandungan air dalam chip tersebut, dan memperhitungkan seberapa berat kayu yang sesungguhnya yang telah dimuat ke dalam digester, untuk memperhitungkan jumlah “alkali” yang dimasukkan dan konsentrasi larutan pada jumlah yang tetap. Kandungan air dalam chip diusahakan sebesar 40-50%.

d. Kulit kayu dan bahan-bahn lain yang mengotori kayu

Kulit kayu adalah bahan yang tidak diinginkan keberadaanya didalam chip dan ia akan memberikan dampak yang negatif pada pulp yang akan dihasilkan. Jadi keberadaan kulit kayu akan menambah jumlah pemakaian larutan pemasak sehingga akan mengurangi streng dari pulp. Bahan pengotor yang lainnya bisa datang dari luar kayunya sendiri seperti misalnya pasir,logam-logam,plastik,dan lain-lain. Yang dapat mengakibatkan kerusakan pada mesin-mesin.

2.5.2.Sifat-Sifat daripada White Liquor

White liquor sebagai media pemasak terdiri dari beberapa bahan-bahan kimia yang berupa larutan berair Natrium Hidroksida, Natrium Sulfida, dan Natrium Karbonat.

1. Natrium Hidoksida

Natium hidroksida merupakan zat padat yang berwarna putih. NaOH bila dilarutkan didalam air akan terionisasi dan terpecah menjadi ion. Hal ini terjadi karena NaOH adalah bersifat basa. Pada pembuatan pulp larutan NaOh berfungsi untuk melarutkan lignin dan zat ektraktif lainnya yang terdapat dalam bahan baku kayu,

sehingga serat selulosa terlepas dari ikatannya. Keuntungan menggunakan larutan NaOH yaitu NaOH lebih cepat bereaksi dengan lignin sehingga waktu yang dibutuhkan untuk pemasakan lebih singkat, selain itu NaOH dapat digunkan sebagai larutan pemasak untuk pembuatan pulp dari bahan baku non kayu dan juga karena harganya lebih murah.

2. Natrium Sulfida (Na2S)

Natrium sulfida adalah suatu senyawa yang sangat mudah teroksidasi, oleh karena itu zat ini banyak dimanfaatkan, terutama dalam situasi dimana diperlukan bahan pereduksi yang tidak terlalu kuat, misalnya untuk pemutihan wol, sutra dan sebagai antiklor sesudah pemutihan benang tenun, tekstil dan kertas, sebagai pengawet bahan makanan. Sekitar 60% dari bahan yang diperdagangkan digunakan dalam industri kertas.

Natrium sulfide (Na2S) dalam proses pemasakan chip berfungsi:

a. mengurangi kerusakan pada karbohidrat dan memberikan hasil yang lebih tinggi serta kekuatan pulp yang lebih tinggi

b. mempercepat terjadinya reaksi antara NaOH dengan lignin lewat penurunan energi aktivasi reaksi.

3. Natrium Karbonat (Na2CO3)

Pada proses pembuatan pulp larutan Na2CO3 ini merupakan make-up atau pengotor pada larutan pemasak (lindi putih) dimana Na2CO3 ini merupakan alkali yang tidak aktif pada proses pemasakan chip. Akan tetapi melalui proses recausting Na2CO3 ini dapat digunakan untuk menghasilkan NaOH dengan penambahan CaCO3

pada pengapuran di lime kiln. Dimana NaOH yang dihasilkan ini akan digunakan sebagai larutan pemasak utama untuk proses pemasakan chip selanjutnya.

2.5.3.Pengawasan Pada Saat Pemasakan.

Hal-hal yang perlu diawasi pada saat pemasakan adalah: 1.Waktu dan temperatur

Reaksi penghilangan lignin sangat tergantung pada temperatur. Penambahan temperatur sedikit saja sudah berakibat besar terhadap reaksi penghilangan lignin, contoh pada penambahan temperature 100C dari 1600C sampai 1700C akan mengakibatkan kecepatan reaksinya menjadi dua kali lipat. Sampai kira-kira 1750C temperatur tidak lagi berpengaruh terhadap penghilangan lignin, tetapi diatas 1750C reaksinya menjadi kurang berpengaruh terhadap pemutusan rantai selulosa yang mengakibatkan rendahnya rendemen, strength.

Waktu pemasakan sama pentingnya, ketika pada relatif tinggi reaksi penghilangan lignin sangat cepat. Penambahan waktu beberapa menit pada saat proses perembesan liquor ke dalam chip tidak berpengaruh banyak terhadap kualitas pulp, tetapi beberapa menit saja bertambah waktu pada saat pemasakan akan berdampak pada kualitas. Suatu metode yang telah dibuat untuk menghitung hubungan antara waktu dan temperature dengan satu nilai tunggal disebut “H-Factor”. Untuk setiap satu siklus pemasakan yang memberikan nilai H-Factor yang sama akan menghasilkan pulp dengan randemen dan kandungan lignin yang sama bila kondisi- kondisi lain juga sama

2.Jumlah alkali yang dimasukkan

Normalnya jumlah Effektive Alkali yang dimasukkan dalam digester berkisar antara 10- 18% ( sebagai Na2O terhadap kayu kering) tergantung dari jenis kayunya. kondisi pemasakan dan seberapa jauh tingkat penghilangan lignin yang akan dicapai. Kalau jumlah alkali yang dimasukkan lebih banyak maka akan mempercepat kecepatan reaksinya. Dengan menambah alkali, kita dapat memasak dengan H-Faktor yang lebih untuk mencapai Kappa Number yang sama. Dengan bertambahnya jumlah alkali yang dimasukkan maka akan mengurangi randemen pulp karena jumlah hemiselulosa yang terlarut bertambah.

3. Perbandingan liquor dengan kayu

Pada digester yang beroperasi secara “batch”, dibutuhkan sejumlah volume efektif alkali yang dimasukkan sebanyak kurang dari jumlah volume yang dibutuhkan untuk membasahi seluruh chip. Weak Black Liquor ( WBL ) perlu ditambahkan sebagai penambah kekurangan liquornya. Kalau WBL yang ditambahkan terlalu banyak maka akan memperbesar nilai perbandingan liquor dengan kayu normalnya berkisar 1-5.

2.6. Tahap- Tahap Proses Pembuatan Pulp

Dokumen terkait