• Tidak ada hasil yang ditemukan

2.2 Landasan Teori .1 Akuntansi .1 Akuntansi

2.2.2 Konservatisme Akuntansi

2.2.2.2 Faktor-Faktor Pemilihan Konservatisme

Beberapa asumsi yang didasarkan pada Standar Akuntansi Keuangan (SAK, 2002) tentang faktor-faktor yang dapat mempengaruhi pilihan perusahaan dalam akuntansi konservatif adalah sebagai berikut:

a. Metode persediaan LIFO

Metode LIFO (Last In First Out) merupakan metode penetapan harga pokok persediaan berdasarkan asumsi bahwa harga pokok terjual harus dibebankan ke pendapatan menurut biaya yang paling akhir terjadi. Dengan menggunakan LIFO, biaya unit yang dijual merupakan biaya pembelian paling akhir (Warren dkk, 2005:461). Dalam (Dewi:2003). Metode yang paling konservatif dalam penilaian persediaan adalah metode LIFO, sedangkan yang paling optimis adalah metode FIFO. Hal itu dikarenakan LIFO cenderung menghasilkan laba yang lebih rendah daripada FIFO. Bila harga meningkat persediaan yang dihitung menggunakan LIFO akan lebih rendah daripada menggunakan FIFO. Bila persediaan akhir lebih kecil, maka harga pokok penjualan akan lebih besar dan laba akan lebih kecil (Hendriksen, 1997:4).

b. Metode penyusutan double declining balance

Metode penyusutan double declining balance (metode saldo menurun) merupakan metode penyusutan yang jumlah pembebanan beban penyusutan aktiva semakin menurun selama taksiran umur aktiva tersebut. Metode ini menghasilkan beban yang semakin turun sepanjang estimasi umur aktiva (Warren Reeve Fess, 2005:512).Jika periode penyusutan semakin pendek, maka semakin konservatif dan Jika periode penyusutan semakin panjang, maka semakin optimis. Metode penyusutan ini lebih konservatif daripada metode garis lurus, karena menghasilkan cost yang lebih tinggi sehingga menghasilkan laba yang relatif kecil (Dewi: 2003).

c. Metode amortisasi saldo menurun

Metode amortisasi saldo menurun merupakan alokasi pembebanan periodik dari biaya aktiva tak berwujud yang semakin menurun. Jika periode amortisasi semakin pendek, maka lebih konservatif dan jika periode amortisasi semakin panjang maka semakin optimis. Metode amortisasi ini lebih konservatif karena menghasilkan cost yang lebih tinggi sehingga laba menjadi kecil (Dewi: 2003).

d. Pengakuan biaya riset dan pengembangan sebagai cost

Biaya riset dan pengembangan bukan merupakan aktiva tak berwujud, tetapi aktivitas riset dan pengembangan menghasilkan

pengembangan sesuatu yang dipatenkan atau diperoleh hak ciptanya seperti produk, rumus maupun hasil sastra baru (Kieso, 2007:90). Menurut Dewi (2003) perusahaan memungkinkan memilih metode yang sesuai dengan keadaan perusahaan.Jika biaya riset dan pengembangan diakui sebagai cost pada periode berjalan maka perusahaan menghasilkan laporan yang cenderung konservatif dan bila biaya riset dan pengembangan diakui sebagai aktiva, maka laporan keuangan cenderung optimis.

e. Struktur Kepemilikan

Kepemilikan merupakan salah satu faktor intern perusahaan yang menentukan kemajuan perusahaan. Pemilik atau biasa dikenal dengan sebutan pemegang saham merupakan penyedia dana yang dibutuhkan perusahaan. Tanpa pemegang saham perusahaan tidak dapat berdiri dan tidak dapat memiliki dana dalam membangun, memperluas, mengoperasikan usaha bisnisnya. Pemegang saham selaku pemilik perusahaan mempunyai hak-hak dasar, (Albridge dan Sutojo:74) diantaranya :

1) Hak-hak yang berkaitan dengan kepemilikan perusahaan.

Hak-hak pemegang saham yang berkaitan dengan kepemilikan perusahaan terdiri dari :

a) Mendapat jaminan saham mereka didaftarkan dilembaga pemerintah yang berwenang.

b) Hak memindahtangankan saham perusahaan yang ikut mereka miliki.

c) Memperoleh laporan tentang kondisi dan perkembangan usaha keuangan perusahaan secara reguler, akurat, diungkapkan secara transparan dan tepat waktu.

d) Menghindari rapat pemegang saham dan secara ikut melakukan pemungutan suara (voting).

e) Mendapatkan pembagian keuntungan perusahaan dalam bentuk deviden.

f) Ikut pemilihan dan mengganti anggota Dewan Komisaris dan Direksi.

2) Hak-hak yang berkaitan dengan memutuskan hal-hal penting. Yang temasuk ke dalam keputusan-keputusan penting adalah : a) Perubahan isi dokumen penting seperti akta pendirian, anggaran

dasar, anggaran rumah tangga perusahaan. b) Perubahan hak pemegang saham.

c) Merger dan akuisisi.

d) Penjualan atau pembelian harta tetap perusahaan.

Perlakuan yang adil terhadap semua golongan pemegang saham termasuk pemegang saham minoritas dan pemegang saham asing merupakan salah satu daya tarik bagi para investor menanamkan modalnya di perusahaan-perusahaan yang bersangkutan.

f. Kepemilikan Institusional

Suatu perusahaan dapat saja dimiliki oleh institusi yaitu lembaga yang memiliki kepentingan besar terhadap investasi yang dilakukan termasuk investasi saham. Institusi menyerahkan tanggung jawab kepada divisi tertentu untuk mengolah investasi pada perusahaan tersebut. Institusi hanya memantau secara profesional perkembangan investasinya dengan meningkatkan pengendalian terhadap tindakan manajemen sehingga potensi kecurangan dapat ditekan. Keberadaan institusi ini mampu menjadi alat monitoring yang efektif bagi perusahaan.

Investor institusional perusahaan publik antara lain terdiri dari dana pensiun, perusahaan asuransi, perusahaan dana reksa, dan

investment fund yang dibentuk perusahaan-perusahaan asuransi. Peranan investor institusional antara lain berbentuk :

1) Mengarahkan dan memonitor arah kegiatan bisnis perusahaan (Directing and Controlling).

Jumlah saham yang diinvestasikan oleh investor institusi cukup besar. Mereka mempunyai kemampuan untuk memonitor kegiatan bisnis perusahaan. Banyak investor institusional dilengkapi dengan sarana (termasuk keahlian dan dana) untuk ikut mengendalikan operasi bisnis perusahaan dimana mereka

menginvestasikan dananya. Cara lain investor institusi skala besar mengarahkan operasi bisnis perusahaan publik adalah menyewa analisis atau fund managers.

2) Sumber informasi perusahaan (Source of company’s information) Peranan investor intitusional yang lain adalah berfungsi sebagai sumber informasi perusahaan bagi investor lain yang mempunyai hubungan dekat dengan mereka. Hal tersebut dapat bermanfaat bagi pemegang saham yang lain atau investor lain yang ingin membeli saham.

3) Pengajuan suara dalam rapat pemegang saham (Voting).

Pada tahun-tahun terakhir investor institusional yang berminat mempergunakan hak memberikan suara meningkat cukup tajam. Investor institusional menyadari bahwa voting tehadap keputusan penting yang dapat mempengaruhi kelangsungan hidup perusahaan, merupakan salah satu sarana untuk memonitor kegiatan

Board Of Directors dan manajemen perusahaan.

Kinerja masing-masing investor institusional tergantung dari kinerja perusahaan bisnis perusahaan publik dimana mereka menanamkan dananya. Besarnya dividen yang mereka terima dari perusahaan yang sahamnya mereka miliki, sangat dipengaruhi oleh kinerja manajemen perusahaan mengelola perusahaan itu. Demikian juga harga saham perusahaan itu di bursa-bursa efek.

g. Kepemilikan Manajerial

Dibandingkan dengan investor institusional, jumlah pemegang saham oleh investor manajerial pada setiap perusahaan publik biasanya kecil. Investor manjerial biasanya terdiri dari pengelola perusahaan seperti Dewan Direksi dengan Dewan Komisaris. Karena jumlah kepemilikan saham yang kecil tersebut banyak investor manajerial tidak begitu memperdulikan hak mereka menghadiri rapat pemegang saham (RUPS), melakukan voting atau ikut memilih ketua dan anggota Board

of Directors.

Selain itu, kecilnya dana yang mereka investasikan juga terbatasnya keahlian dan kemampuan mereka menanggung biaya, banyak investor manajerial tidak mempunyai minat untuk memonitor kegiatan bisnis perusahaan. Tetapi dengan melibatkan pihak pengelola perusahaan ke dalam pemilik perusahaan dengan mensejajarkan hak-haknya dengan investor institusional akan membuat investor manajerial merasa bertanggung jawab memiliki perusahaan dengan mengelola perusahaan dengan baik untuk mendapatkan nilai lebih (deviden) dari apa yang telah investasikan.

h. Debt Covenant (Kontrak Utang)

Rasio leverage menggambarkan struktur modal perusahaan. Dimana struktur modal adalah merupakan perimbangan jumlah utang

jangka pendek yang bersifat permanen, utang jangka panjang, saham preferen dan saham biasa Sartono (2001:225).

Sartono (2001:230) menjelaskan bahwa teori Modigliani-Miller memperkenalkan teori struktur modal dengan asumsi sebagai berikut : 1) Resiko bisnis perusahaan dapat diukur dengan standar deviasi laba

sebelum bunga dan pajak (EBIT) dan perusahaan yang memiliki resiko bisnis sama dikatakan berada dalam kelas yang sama.

2) Semua investor dan investor potensial memiliki estimasi sama terhadap EBIT perusahaan dimasa yang akan datang.

Rasio leverage merupakan rasio untuk mengukur dimana aktiva perusahaan dibiayai dengan utang. Jadi semkin besar proporsi utang yang digunakan oleh perusahaan, pemilik modal akan menanggung resiko yang besar pula.

Menurut Sutrisno (2003:248) rasio leverage adalah “rasio yang menunjukkan seberapa besar kebutuhan dana perusahaan dibelanjai dengan utang. Apabila perusahaan tidak mempunyai leverage atau

leverage faktornya sama dengan nol artinya perusahaan dalam beroperasi sepenuhnya menggunakan modal sendiri atu tanpa menggunakan utang”.

Debt covenant hypothesis, menjelaskan bagaimana manajer menyikapi perjanjian utang. Manajer dalam meyikapi adanya pelanggaran atas perjanjian utang yang telah jatuh tempo, akan berupaya

menghindarinya dengan memilih kebijakan akuntansi yang menguntungkan dirinya.

Kontrak utang (debt covenant) merupakan perjanjian untuk melindungi pemberi pinjaman dari tindakan-tindakan manajer terhadap kepentingan kreditor, seperti pembagian dividen yang berlebihan, atau membiarkan ekuitas di bawah tingkat yang telah ditentukan.

Semakin cenderung suatu perusahaan melanggar perjanjian utang maka manajer akan cenderung memilih prosedur akuntansi yang dapat menstransfer laba periode mendatang ke periode berjalan, karena hal tersebut dapat mengurangi risiko ’default’.

Untuk mengidentifikasi debt covenant adalah dengan menggunakan proksi dari tingkat leverage. Leverage merupakan perbandingan utang jangka panjang terhadap total asset yang dimiliki perusahaan. Rasio tersebut digunakan untuk memberikan gambaran mengenai struktur modal yang dimiliki perusahaan, sehingga dapat dilihat tingkat resiko tak tertagihnya suatu utang.

i. Kesempatan Tumbuh (Growth Opportunities)

Pertumbuhan merupakan elemen yang terjadi dalam siklus perusahaan. Ukuran pertumbuhan dalam perusahaan tergantung dari kegiatan perusahaan. Pengertian pertumbuhan dalam manajemen keuangan pada umumnya menunjukkan peningkatan ukuran skala perusahaan.

Dalam penelitian ini variabel yang digunakan adalah kesempatan tumbuh (growth opportunities). Growth Opportunities adalah kesempatan perusahaan untuk melakukan investasi pada hal-hal yang menguntungkan.

Perusahaan dengan growth opportunities yang tinggi akan cenderung membutuhkan dana dalam jumlah yang cukup besar untuk membiayai pertumbuhan tersebut pada masa yang akan datang, oleh karenanya perusahaan akan mempertahankan earning untuk diinvestasikan kembali pada perusahaan dan pada waktu bersamaan perusahaan diharapkan akan tetap mengandalkan pendanaan melalui utang yang lebih besar (Baskin, 1989). Perusahaan dengan growth

opportunities umumnya mengandalkan pinjaman jangka pendek jika mereka mempunyai asymmetry information. Jika perusahaan dengan

growth opportunities mempunyai hubungan yang dekat dengan pihak kreditur atau bank, dan tidak mengalami asymmetry information, maka financing melalui hutang jangka panjang dapat diperoleh.

Untuk mengidentifikasi growth opportunities adalah dengan menggunakan ratio market value to book value dari total assets. Perusahaan-perusahaan yang mempunyai growth opportunities yang baik akan mempunyai ratio market to book yang lebih besar daripada perusahaan yang tidak mempunyai growth opportunities (Gaud et al, 2003).

Berdasarkan asumsi diatas, jika perusahaan memenuhi dua atau lebih asumsi diatas, maka perusahaan tersebut digolongkan konservatif. Jika hanya memenuhi satu atau tidak memenuhi satupun dari asumsi diatas maka perusahaan tersebut digolongkan optimis.

Dokumen terkait