• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALISIS FAKTOR - FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PILIHAN PERUSAHAAN TERHADAP KONSERVATISME AKUNTANSI SKRIPSI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "ANALISIS FAKTOR - FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PILIHAN PERUSAHAAN TERHADAP KONSERVATISME AKUNTANSI SKRIPSI"

Copied!
97
0
0

Teks penuh

(1)

i

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Dalam Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi

Jurusan Akuntansi

Oleh :

DWI ASTARINI 207.112.052/FE/AK

Kepada

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN“

JAKARTA

(2)

i

Dipersiapkan dan disusun oleh

DWI ASTARINI 207.112.052/FE/AK

Telah dipertahankan di depan Tim Penguji Pada tanggal : 21 April 2011

dan dinyatakan telah memenuhi syarat untuk diterima

Pembimbing

( Drs. P. Simorangkir, MM, Ak )

Jakarta, 21 Mei 2011

Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jakarta Fakultas Ekonomi

Ketua Jurusan

(3)

i

SWT, yang telah melimpahkan seluruh hamparan karunia, rahmat, taufik dan hidayah-Nya bagi kita semua. Shalawat dan salam kami sampaikan kepada junjungan kita panglima perang revolusi islam yaitu Nabi besar Muhammad SAW beserta para keluarga, kerabat, sahabat dan para pengikutnya yang setia hingga yaumul qiamah.

Setelah melewati berbagai rintangan, akhirnya penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “ANALISIS FAKTOR - FAKTOR YANG

MEMPENGARUHI PILIHAN PERUSAHAAN TERHADAP

KONSERVATISME AKUNTANSI”.

Dalam penulisan ini, penulis menyadari sepenuhnya bahwa tanpa bantuan dan bimbingan dari semua pihak, penelitian ini tidak mungkin terwujud sebagaimana mestinya. Oleh kerena itu, penulis menyampaikan ucapan terima kasih kepada :

1. Koesnadi Kardi, M.Sc, RCDS, selaku Rektor Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jakarta.

2. Dr. Hj. Erna Hernawati, MM, Ak, selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Pembangunan “Veteran” Jakarta.

3. Satria Yudhia Wijaya, SE. M.S Ak., selaku Ketua Program Studi Fakultas Ekonomi Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jakarta.

(4)

ii

5. Drs. P. Simorangkir, MM, Ak, selaku Dosen Pembimbing yang telah memberikan bimbingan dan petunjuk dengan penuh kesabaran serta memberikan motivasi yang tiada hentinya dalam penyusunan skripsi ini. 6. Salam Penghormatan bagi Ibunda dan Ayahanda tercinta, yang telah banyak

memberikan dorongan baik moril maupun materil serta do’a restu dan bantuan yang tiada ternilai dan telah mencurahkan seluruh hidupnya untuk mendidik dan membesarkan penulis.

7. Untuk adik - adikku, Kiki dan Jihad, sepupuku Desy, Om Herman dan Om Taufik yang telah membantu untuk mencari segala sesuatu yang diperlukan dalam penyusunan skripsi ini dan memberikan motivasi untuk dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik.

8. Untuk Ka Rahmat yang sangat berjasa dalam memberikan dukungan dan doa yang tiada henti bagi penulis.

9. Untuk Ka Luli yang sangat berjasa bagi penulis yang banyak memberikan masukan dalam proses penyusunan skripsi ini.

10. Untuk teman - temanku, Nia dan Fuji serta teman Lokal B dan teman-teman seperjuangan yang telah memberikan dukungan dan do’a yang sangat membantu penulis dalam menyusun skripsi ini.

(5)

iii

Penulis menyadari bahwa penelitian ini jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, penulis mengharapkan saran dan kritik yang bersifat membangun dari para pembaca guna perbaikan dan penyempurnaan penelitian selanjutnya.

Jakarta, April 2011

(6)

iv

KATA PENGANTAR ... i

DAFTAR ISI ... iv

DAFTAR TABEL ... viii

DAFTAR GAMBAR ... ix

DAFTAR LAMPIRAN ... x

ABSTRAK ... xi

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah ... 1

1.2 Perumusan Masalah ... 5

1.3 Tujuan Penelitian ... 5

1.4 Manfaat Penelitian ... 5

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Hasil Penelitian Terdahulu ... 7

2.2 Landasan Teori ... 11

2.2.1 Akuntansi ... 11

2.2.1.1 Pengertian akuntansi ... 11

2.2.1.2 Tujuan Akuntansi ... 12

(7)

v

2.2.3 Laporan Keuangan ... 29

2.2.3.1 Definisi Laporan ... 29

2.2.3.2 Tujuan Laporan Keuangan ... 30

2.2.3.3 Jenis laporan Keuangan ... 31

2.2.7 Pengaruh Struktur Kepemilikan Terhadap Konservatisme. 35

2.2.8 Pengaruh Debt Covenant Terhadap Konservatisme... . 36

2.2.9 Pengaruh Growth Opportunities Terhadap Konservatisme. ... 37

2.3 Kerangka Pemikiran ... 38

2.4 Hipotesis ... 39

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel ... 40

3.1.1 Definisi Operasional ... 40

3.1.2 Pengukuran Variabel ... 41

3.2 Teknik Pengumpulan Sampel ... 43

3.2.1 Populasi ... 43

3.2.2 Sampel ... 43

3.3 Teknik Pengumpulan Data ... 44

(8)

vi

3.4.1 Analisis Regresi Logistik ... 46

3.4.2 Uji Hipotesis ... 47

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Objek Penelitian ... 50

4.2 Deskripsi Hasil Penelitian ... 51

4.2.1 Struktur Kepemilikan ... 51

4.2.2 Debt Covenant ... 52

4.2.3 Growth Opportunities ... 53

4.2.4 Tingkat Konservatisme ... 55

4.3 Analisis dan Uji Hipotesis ... 58

4.3.1 Analisis Regresi Logistik ... 58

4.3.2 Pembahasan ... 66

4.3.2.1 Pengaruh Struktur Kepemilikan Terhadap Konservatisme. ... 66

4.3.2.2 Pengaruh Debt Covenant Terhadap Konservatisme... ... 66

4.3.2.3 Pengaruh Growth Opportunities Terhadap Konservatisme. ... 67

(9)

vii

5.3 Saran ... 71

DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN

(10)

viii

Tabel 2 Daftar Perusahaan Manufaktur Tahun 2006 - 2009 ... 50

Tabel 3 Struktur Kepemilikan Perusahaan Manufaktur Tahun 2006 - 2009 ... 51

Tabel 4 Debt Covenant Perusahaan Manufaktur Tahun 2006 - 2009 ... 52

Tabel 5 Growth Opportunities Perusahaan Manufaktur Tahun 2006 - 2009 ... 54

Tabel 6 Konservatisme Perusahaan Manufaktur Tahun 2006 - 2009 ... 55

Tabel 7 Nilai Konservatisme Perusahaan Manufaktur Tahun 2006 - 2009 .... 57

Tabel 8 Hasil Uji Hosmer and Lemeshow Test ... 59

Tabel 9 Hasil Chi Square Awal ... 60

Tabel 10 Hasil Chi Square Akhir ... 60

Tabel 11 Hasil Cox and Snell’s R Square dan Nagelkerke’s R Square ... 62

Tabel 12 Hasil Uji Klasifikasi Tabel ... 63

(11)
(12)

x

Lampiran 2 Daftar Debt Covenant (leverege) Perusahaan Manufaktur Tahun 2006-2009

Lampiran 3 Daftar Growth Opportunities Perusahaan Manufaktur Tahun 2006-2009 Lampiran 4 Daftar Konservatisme Akuntansi Perusahaan Manufaktur Tahun

2006-2009

(13)

xi Dwi Astarini

ABSTRAK

Konservatisme merupakan konvensi laporan keuangan yang penting dalam akuntansi, sehingga disebut sebagai prinsip akuntansi yang dominan. Konvensi seperti konservatisme menjadi pertimbangan dalam akuntansi laporan keuangan karena aktivitas perusahaan dilengkapi oleh ketidakpastian. Konservatisme merupakan prinsip akuntansi yang jika diterapkan akan menghasilkan angka-angka laba dan aset cenderung rendah, serta angka-angka biaya dan utang cenderung tinggi. Akibatnya, laba yang dilaporkan cenderung terlalu rendah (understatement). Kecenderungan seperti itu terjadi karena konservatisme menganut prinsip memperlambat pengakuan pendapatan dan mempercepat pengakuan biaya.

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis terjadinya pengaruh anta struktur kepemilikan, debt covenant dan growth opportunities pada konservatisme akuntansi. Dimana pada penelitian ini menggunakan data sekunder yang diperoleh dari laporan keuangan ang diterbitkan oleh Bursa Efek Indonesia (BEI). Penelitian ini menggunakan sampel 14 perusahaan manufaktur di Bursa Efek Indonesia (BEI) dalam periode penelitian 2006 - 2009. Pengujian penelitian ini dilakukan dengan menggunakan alat uji regresi logistik.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari 56 sampel yang diteliti ternyata hanya 47 perusahaan yang menggunakan prinsip konservatisme akuntansi. Dan dari 56 sampel perusahaan hanya 89.1% sampel yang dapat diprediksikan dengan tepat oleh model regresi logistik ini. Sebaiknya, dalam penelitian ini menggunakan variabel lainnya, seperti struktur kepemilikan institusional maupun struktur kepemilikan asing.

Kata Kunci : Konservatisme Akuntansi, Struktur Kepemilikan, Debt Covenant dan Growth Opportunities.

(14)

1 1.1 Latar Belakang Masalah

Laporan keuangan menggambarkan kinerja manajemen perusahaan dalam mengelola sumber daya yang dipercayakan kepadanya. Laporan keuangan merupakan media informasi yang merangkum semua aktivitas perusahaan dan salah satu sumber informasi penting bagi investor disamping informasi yang lain, seperti informasi industri, kondisi perekonomian, pangsa pasar, perusahaan, kualitas manajemen dan lainnya. Perusahaan publik berkewajiban menerbitkan dan menyampaikan laporan keuangan sebagai bentuk pertanggungjawaban atas pengelolaan sumber daya yang dipercayakan kepada perusahaan (Wahyuni, 2008).

Laporan keuangan yang dibuat oleh perusahaan menggambarkan kinerja manajemen dalam mengelola sumber daya perusahaannya. Informasi yang disampaikan melalui laporan keuangan ini digunakan oleh pihak internal maupun pihak eksternal. Laporan keuangan tersebut harus memenuhi tujuan, aturan serta prinsip-prinsip akuntansi yang sesuai dengan standar yang berlaku umum agar dapat menghasilkan laporan keuangan yang dapat dipertanggungjawabkan dan bermanfaat bagi setiap penggunanya.

(15)

Kualitas laba yang dilaporkan memiliki hubungan yang erat dengan karakteristik akuntan, yaitu ”konservatif”. Konservatif sendiri berarti bertindak hati-hati dalam menentukan jumlah moneter yang relevan atas suatu transaksi. Bertindak hati-hati di sini dapat dicontohkan melalui pemilihan metode depresiasi yang cenderung menghasilkan beban depresiasi yang nilainya besar. Dengan demikian, nilai laba yang dilaporkan pun akan menjadi lebih kecil. Pada masa sekarang ini, konservatisme dalam dunia akuntansi menjadi suatu perdebatan yang sengit. Alasannya adalah bahwa melalui konservatisme, karakteristik kualitatif informasi akuntansi menjadi diragukan. Demikian pula, kualitas laba pun menjadi dipertanyakan (Sutopo, 2007).

Dalam upaya untuk menyempurnakan laporan keuangan tersebut lahirlah konsep konservatisme. Konsep ini mengakui biaya dan rugi lebih cepat, mengakui pendapatan dan untung lebih lambat, menilai aktiva dengan nilai yang terendah, dan kewajiban dengan nilai yang tertinggi (Sari dan Adhariani, 2009).

Salah satu prinsip yang dianut dalam proses pelaporan keuangan adalah prinsip konservatisme. Penggunaan prinsip ini didasarkan pada asumsi bahwa perusahaan dihadapkan pada ketidakpastian ekonomi dimasa yang akan datang, sehingga pengukuran dan pengakuan untuk angka-angka tersebut dilakukan dengan hati-hati.

(16)

Konservatisme merupakan konvensi laporan keuangan yang penting dalam akuntansi, sehingga disebut sebagai prinsip akuntansi yang dominan. Konvensi seperti konservatisme menjadi pertimbangan dalam akuntansi laporan keuangan Karena aktivitas perusahaan dilengkapi oleh ketidakpastian. Masalah konservatisme merupakan masalah penting bagi investor, dan menurut Wolk (2002) terdapat indikasi kecenderungan peningkatan konservatisme secara global.

Konservatisme merupakan prinsip akuntansi yang jika diterapkan akan menghasilkan angka-angka laba dan aset cenderung rendah, serta angka-angka biaya dan utang cenderung tinggi. Kecenderungan seperti itu terjadi karena konservatisme menganut prinsip memperlambat pengakuan pendapatan serta mempercepat pengakuan biaya. Akibatnya, laba yang dilaporkan cenderung terlalu rendah (understatement). Kecenderungan seperti itu terjadi karena konservatisme menganut prinsip memperlambat pengakuan pendapatan dan mempercepat pengakuan biaya.

Di kalangan para peneliti, prinsip konservatisme akuntansi masih dianggap sebagai prinsip yang kontroversial. Di satu sisi, konservatisme akuntansi dianggap sebagai kendala yang akan mempengaruhi kualitas laporan keuangan. Di sisi lain, konservatisme akuntansi bermanfaat untuk menghindari perilaku oportunistik manajer berkaitan dengan kontrak-kontrak yang menggunakan laporan keuangan sebagai media kontrak (Watts, 2003).

(17)

Penelitian tentang konservatisme telah banyak dilakukan. Faktor-faktor yang mempengaruhi konservatisme meliputi kos politis, value relevan, bonus

plan; Mayangsari dan Wilopo (2002), akrual diskresioner, earning responces

coefficient; Dewi (2003), struktur kepemilikan, growth: Widya (2004),

operating uncertainly, dividen policy, size; Sari (2004), konflik kepentingan; Juanda (2007), ukuran perusahaan, risiko perusahaan, intensitas modal dan rasio konsentrasi; Sari dan Adhariani (2009). Sedangkan faktor-faktor yang tidak mempengaruhi konservatisme meliputi manajemen laba; Mayangsari dan Wilopo (2002), kontrak hutang; Widya (2004), leverage; Sari (2004), resiko litigasi; Juanda (2007), dan debt equity ratio; Saridan Adhariani (2009),

Penelitian ini dimotivasi oleh penelitian Qiang (2003) yang menemukan bahwa penentu self imposed consevatism adalah kontrak hutang (debt

covenant). Ball et al (2000) menyatakan bahwa pilihan terhadap suatu metoda akuntansi yang terkait dengan prinsip konservatisme dipengaruhi juga oleh struktur kepemilikan, biaya politis dengan menggunakan proksi ukuran perusahaan (Watts dan Zimmerman 1986, dan Cahan, 1992), dan growth (pertumbuhan) (Feltham dan Ohlson, 1995, Penman, 2001).

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas, maka penelitian ini berjudul “ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI

PILIHAN PERUSAHAAN TERHADAP KONSERVATISME

(18)

1.2 Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan di atas, maka peumusan masalah dalam penelitian ini adalah ”Apakah struktur kepemilikan,

debt covenant dan growth opportunities berpengaruh signifikan terhadap pilihan konservatisme akuntansi?”

1.3 Tujuan Penelitian

Berdasarkan latar belakang diatas maka tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui secara empiris pengaruh struktur kepemilikan, debt covenant dan growth opportunities berpengaruh signifikan terhadap pilihan konservatisme akuntansi.

1.4 Manfaat Penelitian

Adapun hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat teoritis dan manfaat praktis adalah sebagai berikut :

a. Manfaat Teoritis

Diharapkan penelitian ini dapat menambah pengetahuan peneliti mengenai prinsip konservatisme akuntansi.

(19)

b. Manfaat Praktis 1) Bagi Perusahaan

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi yang bertujuan untuk bahan pertimbangan perusahaan untuk melakukan pencatatan akuntansi dengan menggunakan prinsip konservatisme. 2) Bagi Akademis

Hasil penelitian diharapkan dapat menjadikan sebuah referensi bagi mahasiswa Universitas Nasional Veteran Jakarta, khususnya fakultas ekonomi dan dapat dijadikan sebagai tambahan informasi bagi penelitian selanjutnya. Dapat digunakan bahan penelitian yang relevan dan dapat menambah pengetahuan, wawasan dan menambah ilmu kepustakaan.

(20)

7 2.1 Hasil Penelitian terdahulu

Beberapa penelitian terdahulu mengenai masalah yang sama yaitu tentang konservatisme dengan berbagai faktor-faktornya diantaranya sebagai berikut:

Di Indonesia, studi konservatisme masih terbatas. [Mayangsari dan Wilopo (2002), dan Wibowo (2003)] menyatakan bahwa hubungan kontraktual yang diproksi dengan struktur kepemilikan, struktur utang, dan ukuran perusahaan mempengaruhi konservatisme akuntansi. Selain itu penelitian-penelitian tersebut memberikan bukti terjadinya praktik konservatisme akuntansi pada perusahaan-perusahaan di Indonesia.

Penelitian yang dilakukan oleh Sekar Mayangsari dan Wilopo (2002) yang berjudul “Konservatisme Akuntansi, value Relevan dan Discretionary

Accruals : Implikasi Empiris Model Feltham Ohlson (1996),” dimana variabelnya berupa konservatisme, manajemen laba, kontrak hutang, political

cost, serta kompensasi manajer. Hasil penelitiannya adalah bahwa nilai pasar perusahaan mempengaruhi tingkat konservatisme yang diterapkan di suatu perusahaan.

(21)

Dalam penelitian A.A.A Ratna Dewi (2003) yang berjudul “Pengaruh Konservatisme Laporan Keuangan Terhadap Earnings Response Coefficient”, dimana variabelnya adalah akrual diskresioner, tingkat konservatisme laporan keuangan, Earning response coefficient (ERC) dan kecenderungan konservatif. Hasil penelitiannya menyatakan bahwa (ERC) berpengaruh terhadap akrual

diskresioner yang merupakan komponen laporan keuangan yang berhubungan dengan tingkat konservatisme laporan keuangan.

Widya (2004) dengan judul “Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pilihan Perusahaan Terhadap Akuntansi Konservatif“, dimana variabel dependennya konservatisme dan variabel independennya struktur kepemilikan, debt covenant (kontrak hutang), political cost dan growth

opportunities (kesempatan bertumbuh). Dari hasil penelitiannya dapat disimpulkan bahwa semakin sering perusahaan memutuskan perjanjian utang maka perusahaan cenderung memilih strategi akuntansi yang kurang konservatif.

Penelitian Dahlia Sari (2004) yang berjudul “Konservatisme akuntansi, dengan konflik bondholders-shareholders seputar kebijakan deviden”, dimana variabel konservatisme akuntansi, dengan konflik bondholders-shareholders seputar kebijakan deviden,. Hasil penelitiannya Konservatisme berperan dalam perusahaan menghadapi konflik bondholders-shareholder seputar kebijakan deviden.

(22)

Penelitian Juanda (2007) yang berjudul “Pengaruh Resiko Litigasi Dan Tipe Strategi Terhadap Konflik Kepentingan Dan Konservatisme Akuntansi“, dimana variabel dependennya konservatisme, sedangkan variabel independennya adalah konflik kepentingan, resiko litigasi dan klasifikasi strategi. Hasil penelitiannya bahwa resiko litigasi tidak mempengaruhi konservatisme.

Cynthia Sari dan Desi Adhariani (2009) dengan judul “Konservatisme Perusahaan di Indonesia dan Faktor-Faktor Yang Mempengaruhinya“, dimana variabel dependennya konservatisme, sedangkan variabel independennya

debt/equity hypothesis (yang diproksi oleh tingkat leverage), dan size hypothesis (Ukuran perusahaan, risiko perusahaan, rasio konsentrasi, dan intensitas modal). Hasil penelitiannya adalah adanya hubungan negatif antara rasio leverage dengan konservatisme akuntansi.

Tabel 1

Hasil Penelitian Terdahulu

No Nama Peneliti (Tahun) Objek Penelitian Variabel Independen Alat Uji/ Sampel Hasil Penelitian 1 Sekar Mayangsari dan Wilopo (2002) “ Konservatisme Akuntansi, value Relevan dan Discretionary Accruals : Konservatisme, manajemen laba, kontrak hutang, political cost, kompensasi manajer Regresi dan korelasi dengan 90 sampel perusahaan Nilai pasar perusahaan mempengar uhi tingkat konservatis me yang diterapkan

(23)

Implikasi Empiris Model Feltham Ohlson (1996) ” di suatu perusahaan 2 A.A.A Ratna Dewi (2003) “Pengaruh Konservatisme Laporan Keuangan Terhadap Earnings Response Coefficient.” Akrual diskresioner, Earning response coefficient (ERC) dan kecenderungan konservatif Uji Chi square dengan sampel 61 perusahaan Akrual diskresioner berhubunga n dengan konservatis me laporan keuangan 3 Widya (2004) ”Analisis Faktor-faktor perusahaan memilih akuntansi konservatif.” Struktur kepemilikan, kontrak utang, kos politis dan kesempatan tumbuh Regresi logit dengan sampel perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEJ Semakin sering perusahaan memutuska n perjanjian utang maka perusahaan cenderung memilih strategi akuntansi yang kurang konservatif. 4 Dahlia Sari (2004) ”Konservatisme akuntansi, dengan konflik bondholders-shareholders seputar kebijakan deviden.” Dividen policy, leverage dan operating uncertainly Regresi berganda dengan 28 sampel perusahaan yang terdaftar di BEJ dan BES Konservatis me berperan dalam perusahaan menghadapi konflik bondholders -shareholder seputar kebijakan deviden 5 Juanda (2007) “Pengaruh Resiko litigasi dan tipe strategi terhadap konflik kepentingan dan Resiko litigasi, tipe strategi perusahaan dan konflik kepentingan Regresi berganda dengan 98 sampel perusahaan Tingginya intensitas konflik kepentingan cenderung

(24)

konservatisme akuntansi.” industri manufaktur menerapkan akuntansi kon servatif 6 Cynthia Sari dan Desi Adhariani (2009) “ Konservatisme Perusahaan di Indonesia dan Faktor – Faktor Yang Mempengaruhi nya “, debt/equity hypothesis (yang diproksi oleh tingkat leverage), dan size hypothesis (Ukuran perusahaan, risiko perusahaan, rasio konsentrasi, dan intensitas modal). Regresi linier berganda dengan 370 sampel perusahaan . adanya hubungan negatif antara rasio leverage dengan konservatis me akuntansi

Sumber: Simposium Nasional Akuntansi

2.2 Landasan Teori 2.2.1 Akuntansi

2.2.1.1 Pengertian Akuntansi

Begitu banyak definisi akuntansi dari badan-badan akuntansi, maupun literatur terdahulu. Beberapa diantaranya adalah sebagai berikut:

Warren dkk (2005:10) menjelaskan bahwa: “secara umum, akuntansi dapat didefinisikan sebagai sistem informasi yang menghasilkan laporan kepada pihak-pihak yang berkepentingan mengenai aktivitas ekonomi dan kondisi perusahaan”.

(25)

Menurut Kieso and Weygandt dalam Yadiati (2007:2) mendefinisikan akuntansi sebagai berikut:

“Akuntansi adalah suatu sistem informasi yang mengidentifikasi, mencatat dan mengkomunikasikan kejadian ekonomi dari suatu organisasi kepeda pihak yang berkepentingan”.

Informasi ekonomi adalah informasi yang berkaitan dengan berbagai situasi yang melibatkan keterbatasan sumber daya. Proses akuntansi ini diakhiri dengan tersedianya laporan keuangan.

Dari definisi-definisi diatas dapat disimpulkan bahwa akuntansi adalah proses mencatat dan mengelompokkan aktivitas ekonomi untuk dilaporkan ke pihak yang berkepentingan.

Seluruh aktivitas ekonomi yang terjadi di dalam perusahaan harus di catat agar dapat diketahui aktivitas apa saja yang terjadi, lalu dilaporkan ke pihak yang berkepentingan.

2.2.1.2 Tujuan Akuntansi

Tujuan akuntansi adalah sebagai komunikasi dalam perusahaan. Akuntansi yang merupakan serangkaian aktivitas atas transaksi dapat diketahui oleh pengguna laporan keuangan.

Menurut Arfan (2009:1) tujuan akuntansi adalah :

“Memberikan informasi kepada pihak-pihak yang berkepentingan untuk mengetahui kinerja ekonomi dan kondisi perusahaan.”

(26)

Menurut Soemarso (2002:3) tujuan akuntansi yaitu:

“Menyajikan suatu informasi ekonomi dari entitas ekonomi kepada pihak-pihak yang berkepentingan.”

Menurut Simangunsong (2000:4) akuntansi bertujuan:

“Transaksi-transaksi yang dilaksanakan perusahaan berdasarkan bukti-bukti tertib dan teratur menurut sistem tertentu akan dicatat, dikelompokan, diringkas dan dianalisa.”

Berdasarkan pernyataan diatas, akuntansi bertujuan untuk menyampaikan informasi-informasi di dalam perusahaan kepada pihak yang berkepentingan, yaitu pengguna laporan keuangan. Para pengguna laporan pun harus mengetahui metode apa saja yang sebaiknya digunakan dalam penyusunan laporan keuangan. Dengan melihat kepada prinsip-prinsip akuntansi yang berlaku.

2.2.1.3 Prinsip Akuntansi

Akuntansi di Indonesia mengacu pada Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) yang dibuat oleh Ikatan Akuntansi Indonesia (IAI). Menurut Yadiati (2007:29) suatu standar mencakup peraturan dan prosedur yang sudah disusun dan disahkan oleh lembaga resmi pada saat tertentu. Standar akuntansi umumnya disusun oleh lembaga resmi yang diakui pemerintah, profesi dan umum. Di Indonesia yang berwenang menyusun standar adalah Dewan Standar

(27)

Akuntansi Keuangan yang berada di bawah naungan IAI. Prinsip-prinsip akuntansi menurut Belkaoui-Ahmad (2006:277-292), sebagai berikut :

a. Prinsip Biaya

Menurut prinsip biaya (cost principle), biaya perolehan/akuisisi atau biaya historis adalah dasar penilaian yang sesuai untuk mengakui akuisisi dari seluruh barang dan jasa, beban, biaya dan ekuitas. Dengan kata lain, suatu transaksi dinilai pada harga pertukaran pada tanggal akuisisi dan dicatat dalam laporan keuangan pada nilai itu atau pada nilai setelah amortisasi.

b. Prinsip Pendapatan

Prinsip ini menetapkan bagaimana pemahaman dan komponen-komponen dari pendapatan, pengukuran pendapatan dan mengenai saat pengakuan pendapatan. Pendapatan diakui menggunakan dasar akrual. Dasar akrual dalam mengakui pendapatan menggambarkan bahwa pendapatan sebaiknya dilaporkan selama produksi, akhir produksi, saat penjualan produk atau saat penagihan penjualan. c. Prinsip Pengaitan (Macthing Principle)

Prinsip pengaitan menganggap bahwa beban sebaiknya diakui dalam periode yang sama dengan pendapatan terkait, yaitu pendapatan diakui dalam periode tertentu menurut prisip pendapatan dan beban terkait kemudian diakui.

(28)

d. Prinsip Objektivitas

Prinsip Objektivitas menekankan untuk menetapkan keandalan yang sedang diukur dan memilih prosedur pengukuran keandalan tersebut. Akuntan menetapkan prinsip objektivitas untuk mempertimbangkan pengukuran dan prosedurnya. Pengukuran objektif adalah ukuran yang tidak memihak, yaitu pengukuran berdasarkan kenyataan, bukan dari orang yang memandangnya. e. Prinsip Konsistensi

Prinsip konsistensi menganggap bahwa kejadian ekonomi yang serupa sebaiknya dicatat dan dilaporkan dengan cara yang konsisten dari periode ke periode. Prinsip mengimplikasikan bahwa prosedur akuntansi yang sama akan diterapkan kepada transaksi yang serupa sepanjang waktu. Penerapan prinsip konsistensi membuat laporan keuangan menjadi lebih dapat diperbandingkan dan lebih berguna.

f. Prinsip Pengungkapan Penuh

Prinsip pengungkapan penuh mengharuskan laporan keuangan dirancang dan disusun untuk menggambarkan secara akurat kejadian-kejadian ekonomi yang telah mempengaruhi perusahaan selama periode berjalan dan supaya mengandung informasi yang mencukupi guna membuatnya berguna dan tidak menyesatkan bagi investor kebanyakan. Prinsip pengungkapan penuh mengimplikasikan bahwa tidak ada informasi atau substansi atau kepentingan bagi kebanyakan investor

(29)

yang akan dihilangkan atau disembunyikan. g. Prinsip Konservatisme

Prinsip konservatisme adalah sebuah prinsip pengecualian atau modifikasi dalam hal bahwa prinsip tersebut bertindak sebagai batasan terhadap penyajian data akuntansi yang relevan dan handal. Prinsip konservatisme menganggap bahwa ketika memilih antara dua atau lebih teknik akuntansi yang berlaku umum, suatu preferensi ditunjukkan sebagai opsi yang memiliki dampak paling tidak menguntungkan terhadap ekuitas pemegang saham.

h. Prinsip Materialitas

Seperti halnya konservatisme, prinsip materialitas adalah suatu prinsip pengecualian atau modifikasi. Prinsip tersebut menganggap bahwa transaksi dan kejadian yang memiliki dampak ekonomi yang tidak signifikan dapat ditangani secara sangat cepat, tanpa memperdulikan apakah hal tersebut sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku secara umum atau tidak.

i. Prinsip Keseragaman dan Komparabilitas

Prinsip konsisitensi mengacu pada penggunaan prosedur yang sama untuk transaksi-transaksi yang berhubungan oleh perusahaan selama waktu tertentu. Prinsip keseragaman mengacu pada penggunaan prosedur yang sama oleh perusahaan-perusahaan yang berbeda. Tujuan yang ingin dicapai adalah menuju komparabilitas laporan keuangan

(30)

dengan mengurangi keragaman yang diciptakan oleh penggunaan prosedur akuntansi yang berbeda oleh perusahaan-perusahaan yang berbeda.

j. Prinsip Ketepatan Waktu Dari Laba dan Konsevatisme Akuntansi

Ketepatan waktu dari laba akuntansi telah didefinisikan sebagai sejauh mana laba akuntansi periode sekarang memasukan laba ekonomi periode sekarang. Sedangkan laba ekonomi dan laba akuntansi yang dijumlahkan selama umur dari perusahaan adalah identik, keduanya berbeda dalam jangka pendek.

Laba ekonomi segera mengaku perubahan dalam perkiraan nilai sekarang atas arus kas dimasa depan, sementara laba akuntansi menggunakan prinsip “pengakuan“ untuk memasukkan perubahan yang sama secara perlahan-lahan sejalan dengan waktu, umumnya pada titik dekat dengan saat realisasi arus kas terjadi.

Konservatisme merupakan prinsip akuntansi yang jika diterapkan akan menghasilkan angka-angka laba dan aset cenderung rendah, serta angka-angka biaya dan utang cenderung tinggi. Kecenderungan seperti itu terjadi karena konservatisme menganut prinsip memperlambat pengakuan pendapatan serta mempercepat pengakuan biaya. Akibatnya, laba yang dilaporkan cenderung terlalu rendah (understatement).

(31)

2.2.2 Konservatisme Akuntansi

2.2.2.1 Pengertian Konservatisme Akuntansi

Dalam penyajian laporan keuangan, akuntan dapat memilih metode akuntansi apa yang akan diterapkan. Dalam konservatisme, akuntan dihadapkan dalam pilihan dua atau lebih teknik akuntansi.

Menurut FASB Statement of Concept No.2 dalam Sari (2004):

“Konservatisme adalah reaksi hati-hati untuk menghadapi ketidakpastian dalam mencoba memastikan bahwa ketidakpastian dan risiko pada situasi bisnis telah dipertimbangkan.”

Definisi konservatime menurut Wibowo dalam Widya (2004): “Konservatisme merupakan prinsip yang penting dalam pelaporan keuangan agar pengakuan dan pengukuran aktiva serta laba dilakukan dengan penuh kehati-hatian, karena aktivitas ekonomi dan bisnis dilingkupi oleh ketidakpastian.”

Dari definisi-definisi diatas dapat disimpulkan bahwa konservatisme adalah berhati-hati terhadap sesuatu yang tidak pasti dengan cara menunda mengakui laba dan mempercepat mengakui beban.

Konservatisme mengakui biaya atau rugi yang mungkin terjadi, tetapi tidak segera mengakui laba yang akan datang walaupun kemungkinan terjadinya besar.

Konservatisme memiliki beberapa faktor-faktor yang dapat digunakan oleh persahaan dalam menyusun laporan keuangan. Faktor-faktor tersebut bermanfaat untuk mengetahui metode mana yang baik

(32)

digunakan untuk penyusunan laporan keuangan.

2.2.2.2 Faktor-Faktor Pemilihan Konservatisme

Beberapa asumsi yang didasarkan pada Standar Akuntansi Keuangan (SAK, 2002) tentang faktor-faktor yang dapat mempengaruhi pilihan perusahaan dalam akuntansi konservatif adalah sebagai berikut:

a. Metode persediaan LIFO

Metode LIFO (Last In First Out) merupakan metode penetapan harga pokok persediaan berdasarkan asumsi bahwa harga pokok terjual harus dibebankan ke pendapatan menurut biaya yang paling akhir terjadi. Dengan menggunakan LIFO, biaya unit yang dijual merupakan biaya pembelian paling akhir (Warren dkk, 2005:461). Dalam (Dewi:2003). Metode yang paling konservatif dalam penilaian persediaan adalah metode LIFO, sedangkan yang paling optimis adalah metode FIFO. Hal itu dikarenakan LIFO cenderung menghasilkan laba yang lebih rendah daripada FIFO. Bila harga meningkat persediaan yang dihitung menggunakan LIFO akan lebih rendah daripada menggunakan FIFO. Bila persediaan akhir lebih kecil, maka harga pokok penjualan akan lebih besar dan laba akan lebih kecil (Hendriksen, 1997:4).

(33)

b. Metode penyusutan double declining balance

Metode penyusutan double declining balance (metode saldo menurun) merupakan metode penyusutan yang jumlah pembebanan beban penyusutan aktiva semakin menurun selama taksiran umur aktiva tersebut. Metode ini menghasilkan beban yang semakin turun sepanjang estimasi umur aktiva (Warren Reeve Fess, 2005:512).Jika periode penyusutan semakin pendek, maka semakin konservatif dan Jika periode penyusutan semakin panjang, maka semakin optimis. Metode penyusutan ini lebih konservatif daripada metode garis lurus, karena menghasilkan cost yang lebih tinggi sehingga menghasilkan laba yang relatif kecil (Dewi: 2003).

c. Metode amortisasi saldo menurun

Metode amortisasi saldo menurun merupakan alokasi pembebanan periodik dari biaya aktiva tak berwujud yang semakin menurun. Jika periode amortisasi semakin pendek, maka lebih konservatif dan jika periode amortisasi semakin panjang maka semakin optimis. Metode amortisasi ini lebih konservatif karena menghasilkan cost yang lebih tinggi sehingga laba menjadi kecil (Dewi: 2003).

d. Pengakuan biaya riset dan pengembangan sebagai cost

Biaya riset dan pengembangan bukan merupakan aktiva tak berwujud, tetapi aktivitas riset dan pengembangan menghasilkan

(34)

pengembangan sesuatu yang dipatenkan atau diperoleh hak ciptanya seperti produk, rumus maupun hasil sastra baru (Kieso, 2007:90). Menurut Dewi (2003) perusahaan memungkinkan memilih metode yang sesuai dengan keadaan perusahaan.Jika biaya riset dan pengembangan diakui sebagai cost pada periode berjalan maka perusahaan menghasilkan laporan yang cenderung konservatif dan bila biaya riset dan pengembangan diakui sebagai aktiva, maka laporan keuangan cenderung optimis.

e. Struktur Kepemilikan

Kepemilikan merupakan salah satu faktor intern perusahaan yang menentukan kemajuan perusahaan. Pemilik atau biasa dikenal dengan sebutan pemegang saham merupakan penyedia dana yang dibutuhkan perusahaan. Tanpa pemegang saham perusahaan tidak dapat berdiri dan tidak dapat memiliki dana dalam membangun, memperluas, mengoperasikan usaha bisnisnya. Pemegang saham selaku pemilik perusahaan mempunyai hak-hak dasar, (Albridge dan Sutojo:74) diantaranya :

1) Hak-hak yang berkaitan dengan kepemilikan perusahaan.

Hak-hak pemegang saham yang berkaitan dengan kepemilikan perusahaan terdiri dari :

a) Mendapat jaminan saham mereka didaftarkan dilembaga pemerintah yang berwenang.

(35)

b) Hak memindahtangankan saham perusahaan yang ikut mereka miliki.

c) Memperoleh laporan tentang kondisi dan perkembangan usaha keuangan perusahaan secara reguler, akurat, diungkapkan secara transparan dan tepat waktu.

d) Menghindari rapat pemegang saham dan secara ikut melakukan pemungutan suara (voting).

e) Mendapatkan pembagian keuntungan perusahaan dalam bentuk deviden.

f) Ikut pemilihan dan mengganti anggota Dewan Komisaris dan Direksi.

2) Hak-hak yang berkaitan dengan memutuskan hal-hal penting. Yang temasuk ke dalam keputusan-keputusan penting adalah : a) Perubahan isi dokumen penting seperti akta pendirian, anggaran

dasar, anggaran rumah tangga perusahaan. b) Perubahan hak pemegang saham.

c) Merger dan akuisisi.

d) Penjualan atau pembelian harta tetap perusahaan.

Perlakuan yang adil terhadap semua golongan pemegang saham termasuk pemegang saham minoritas dan pemegang saham asing merupakan salah satu daya tarik bagi para investor menanamkan modalnya di perusahaan-perusahaan yang bersangkutan.

(36)

f. Kepemilikan Institusional

Suatu perusahaan dapat saja dimiliki oleh institusi yaitu lembaga yang memiliki kepentingan besar terhadap investasi yang dilakukan termasuk investasi saham. Institusi menyerahkan tanggung jawab kepada divisi tertentu untuk mengolah investasi pada perusahaan tersebut. Institusi hanya memantau secara profesional perkembangan investasinya dengan meningkatkan pengendalian terhadap tindakan manajemen sehingga potensi kecurangan dapat ditekan. Keberadaan institusi ini mampu menjadi alat monitoring yang efektif bagi perusahaan.

Investor institusional perusahaan publik antara lain terdiri dari dana pensiun, perusahaan asuransi, perusahaan dana reksa, dan

investment fund yang dibentuk perusahaan-perusahaan asuransi. Peranan investor institusional antara lain berbentuk :

1) Mengarahkan dan memonitor arah kegiatan bisnis perusahaan (Directing and Controlling).

Jumlah saham yang diinvestasikan oleh investor institusi cukup besar. Mereka mempunyai kemampuan untuk memonitor kegiatan bisnis perusahaan. Banyak investor institusional dilengkapi dengan sarana (termasuk keahlian dan dana) untuk ikut mengendalikan operasi bisnis perusahaan dimana mereka

(37)

menginvestasikan dananya. Cara lain investor institusi skala besar mengarahkan operasi bisnis perusahaan publik adalah menyewa analisis atau fund managers.

2) Sumber informasi perusahaan (Source of company’s information) Peranan investor intitusional yang lain adalah berfungsi sebagai sumber informasi perusahaan bagi investor lain yang mempunyai hubungan dekat dengan mereka. Hal tersebut dapat bermanfaat bagi pemegang saham yang lain atau investor lain yang ingin membeli saham.

3) Pengajuan suara dalam rapat pemegang saham (Voting).

Pada tahun-tahun terakhir investor institusional yang berminat mempergunakan hak memberikan suara meningkat cukup tajam. Investor institusional menyadari bahwa voting tehadap keputusan penting yang dapat mempengaruhi kelangsungan hidup perusahaan, merupakan salah satu sarana untuk memonitor kegiatan

Board Of Directors dan manajemen perusahaan.

Kinerja masing-masing investor institusional tergantung dari kinerja perusahaan bisnis perusahaan publik dimana mereka menanamkan dananya. Besarnya dividen yang mereka terima dari perusahaan yang sahamnya mereka miliki, sangat dipengaruhi oleh kinerja manajemen perusahaan mengelola perusahaan itu. Demikian juga harga saham perusahaan itu di bursa-bursa efek.

(38)

g. Kepemilikan Manajerial

Dibandingkan dengan investor institusional, jumlah pemegang saham oleh investor manajerial pada setiap perusahaan publik biasanya kecil. Investor manjerial biasanya terdiri dari pengelola perusahaan seperti Dewan Direksi dengan Dewan Komisaris. Karena jumlah kepemilikan saham yang kecil tersebut banyak investor manajerial tidak begitu memperdulikan hak mereka menghadiri rapat pemegang saham (RUPS), melakukan voting atau ikut memilih ketua dan anggota Board

of Directors.

Selain itu, kecilnya dana yang mereka investasikan juga terbatasnya keahlian dan kemampuan mereka menanggung biaya, banyak investor manajerial tidak mempunyai minat untuk memonitor kegiatan bisnis perusahaan. Tetapi dengan melibatkan pihak pengelola perusahaan ke dalam pemilik perusahaan dengan mensejajarkan hak-haknya dengan investor institusional akan membuat investor manajerial merasa bertanggung jawab memiliki perusahaan dengan mengelola perusahaan dengan baik untuk mendapatkan nilai lebih (deviden) dari apa yang telah investasikan.

h. Debt Covenant (Kontrak Utang)

Rasio leverage menggambarkan struktur modal perusahaan. Dimana struktur modal adalah merupakan perimbangan jumlah utang

(39)

jangka pendek yang bersifat permanen, utang jangka panjang, saham preferen dan saham biasa Sartono (2001:225).

Sartono (2001:230) menjelaskan bahwa teori Modigliani-Miller memperkenalkan teori struktur modal dengan asumsi sebagai berikut : 1) Resiko bisnis perusahaan dapat diukur dengan standar deviasi laba

sebelum bunga dan pajak (EBIT) dan perusahaan yang memiliki resiko bisnis sama dikatakan berada dalam kelas yang sama.

2) Semua investor dan investor potensial memiliki estimasi sama terhadap EBIT perusahaan dimasa yang akan datang.

Rasio leverage merupakan rasio untuk mengukur dimana aktiva perusahaan dibiayai dengan utang. Jadi semkin besar proporsi utang yang digunakan oleh perusahaan, pemilik modal akan menanggung resiko yang besar pula.

Menurut Sutrisno (2003:248) rasio leverage adalah “rasio yang menunjukkan seberapa besar kebutuhan dana perusahaan dibelanjai dengan utang. Apabila perusahaan tidak mempunyai leverage atau

leverage faktornya sama dengan nol artinya perusahaan dalam beroperasi sepenuhnya menggunakan modal sendiri atu tanpa menggunakan utang”.

Debt covenant hypothesis, menjelaskan bagaimana manajer menyikapi perjanjian utang. Manajer dalam meyikapi adanya pelanggaran atas perjanjian utang yang telah jatuh tempo, akan berupaya

(40)

menghindarinya dengan memilih kebijakan akuntansi yang menguntungkan dirinya.

Kontrak utang (debt covenant) merupakan perjanjian untuk melindungi pemberi pinjaman dari tindakan-tindakan manajer terhadap kepentingan kreditor, seperti pembagian dividen yang berlebihan, atau membiarkan ekuitas di bawah tingkat yang telah ditentukan.

Semakin cenderung suatu perusahaan melanggar perjanjian utang maka manajer akan cenderung memilih prosedur akuntansi yang dapat menstransfer laba periode mendatang ke periode berjalan, karena hal tersebut dapat mengurangi risiko ’default’.

Untuk mengidentifikasi debt covenant adalah dengan menggunakan proksi dari tingkat leverage. Leverage merupakan perbandingan utang jangka panjang terhadap total asset yang dimiliki perusahaan. Rasio tersebut digunakan untuk memberikan gambaran mengenai struktur modal yang dimiliki perusahaan, sehingga dapat dilihat tingkat resiko tak tertagihnya suatu utang.

i. Kesempatan Tumbuh (Growth Opportunities)

Pertumbuhan merupakan elemen yang terjadi dalam siklus perusahaan. Ukuran pertumbuhan dalam perusahaan tergantung dari kegiatan perusahaan. Pengertian pertumbuhan dalam manajemen keuangan pada umumnya menunjukkan peningkatan ukuran skala perusahaan.

(41)

Dalam penelitian ini variabel yang digunakan adalah kesempatan tumbuh (growth opportunities). Growth Opportunities adalah kesempatan perusahaan untuk melakukan investasi pada hal-hal yang menguntungkan.

Perusahaan dengan growth opportunities yang tinggi akan cenderung membutuhkan dana dalam jumlah yang cukup besar untuk membiayai pertumbuhan tersebut pada masa yang akan datang, oleh karenanya perusahaan akan mempertahankan earning untuk diinvestasikan kembali pada perusahaan dan pada waktu bersamaan perusahaan diharapkan akan tetap mengandalkan pendanaan melalui utang yang lebih besar (Baskin, 1989). Perusahaan dengan growth

opportunities umumnya mengandalkan pinjaman jangka pendek jika mereka mempunyai asymmetry information. Jika perusahaan dengan

growth opportunities mempunyai hubungan yang dekat dengan pihak kreditur atau bank, dan tidak mengalami asymmetry information, maka financing melalui hutang jangka panjang dapat diperoleh.

Untuk mengidentifikasi growth opportunities adalah dengan menggunakan ratio market value to book value dari total assets. Perusahaan-perusahaan yang mempunyai growth opportunities yang baik akan mempunyai ratio market to book yang lebih besar daripada perusahaan yang tidak mempunyai growth opportunities (Gaud et al, 2003).

(42)

Berdasarkan asumsi diatas, jika perusahaan memenuhi dua atau lebih asumsi diatas, maka perusahaan tersebut digolongkan konservatif. Jika hanya memenuhi satu atau tidak memenuhi satupun dari asumsi diatas maka perusahaan tersebut digolongkan optimis.

2.2.6 Laporan Keuangan

2.2.6.1 Definisi Laporan Keuangan

Pada dasarnya laporan keuangan yang disusun dan disajikan kepada semua pihak yang berkepentingan dengan keberadaan suatu perusahaan merupakan alat komunikasi. Artinya laporan keuangan itu adalah suatu alat yang digunakan untuk mengkomunikasikan informasi keuangan dari suatu perusahaan dan kegiatan-kegiatannya kepada mereka yang berkepentingan dengan perusahaan tersebut.

Menurut Kieso (2007:6) Laporan Keuangan adalah:

“Merupakan sarana pengkomunikasian informasi laporan keuangan terhadap pihak-pihak diluar korporasi. Laporan keuangan ( financial statement ) yang sering disajikan adalah (1) neraca, (2) laporan laba-rugi, (3) laporan arus kas, (4) laporan ekuitas atau pemegang saham”.

Laporan keuangan adalah informasi keuangan yang disajikan dan disiapkan oleh manajemen dari suatu perusahaan kepada pihak internal dan eksternal, yang berisi seluruh kegiatan bisnis dari satu kesatuan usaha yang merupakan salah satu alat pertanggungjawaban dan komunikasi manajemen kepada pihak-pihak yang membutuhkannya.

(43)

Pengertian laporan keuangan menurut Badriwan (2004:4) laporan keuangan adalah :

”Laporan keuangan merupakan ringkasan dari suatu proses pencatatan, merupakan suatu ringkasan dari suatu transaksi-transaksi keuangan yang terjadi selama satu tahun buku yang bersangkutan. Laporan keuangan ini di buat oleh manajemen dengan tujuan untuk mempertanggungjawabkan tugas-tugas yang dibebankan kepadanya oleh para pemilik saham. Disamping itu laporan keuangan juga digunakan untuk memenuhi tujuan-tujuan lain yaitu sebagai laporan kepada pihak-pihak diluar perusahaan”.

Dari pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa laporan keuangan dibuat sebagai bagian dari proses pelaporan keuangan yang lengkap, dengan tujuan untuk mempertanggungjawabkan tugas-tugas yang dibebankan kepada manajemen. Disamping itu laporan keuangan adalah laporan yang berisi informasi mengenai posisi keuangan, hasil usaha, perubahan posisi keuangan, kewajiban dan proyeksi laba yang disusun untuk memenuhi kebutuhan dari pengguna laporan keuangan.

2.2.6.2 Tujuan Laporan Keuangan

Menurut Standar Akuntansi Keuangan yang dikeluarkan oleh Ikatan Akuntan Indonesia tujuan laporan keuangan adalah meyediakan informasi yang menyangkut posisi keuangan, kinerja, serta perubahan posisi keuangan suatu perusahaan yang bermanfaat bagi sejumlah besar pemakai dalam pengambilan keputusan.

Laporan keuangan yang disusun untuk tujuan ini memenuhi kebutuhan bersama sebagian besar pemakai. Namun demikian, laporan

(44)

keuangan tidak menyediakan semua informasi yang mungkin dibutuhkan pemakai dalam mengambil keputusan ekonomi karena secara umum menggambarkan pengaruh keuangan dan kejadian masa lalu, dan tidak diwajibkan untuk menyediakan informasi nonkeuangan.

Menurut Standar Akuntasi keuangan (IAI, 2009) tujuan laporan keuangan adalah menyediakan informasi yang menyangkut posisi keuangan, kinerja, dan arus kas perusahaan yang bermanfaat bagi sebagian besar kalangan pengguna laporan dalam rangka membuat keputusan-keputusan ekonomi serta menunjukkan pertanggungjawaban (Stewardship) manajemen atas pengguna sumber-sumber daya yang dipercayakan kepada mereka. Dalam rangka mencapai tujuan tersebut, suatu laporan keuangan menyajikan informasi mengenai perusahaan yang meliputi: aktiva, kewajiban, ekuitas, pendapatan dan beban termasuk keuntungan dan kerugian, serta arus kas.

Dari definisi di atas dapat disimpulkan bahwa tujuan laporan keuangan adalah menyediakan informasi yang menyangkut posisi keuangan, kinerja serta perubahan posisi keuangan suatu perusahaan yang bermanfaat bagi sejumlah pengguna dalam pengambilan keputusan ekonomi.

2.2.6.3 Jenis Laporan Keuangan

Menurut Keown (2000:82) bentuk laporan keuangan yang biasanya digunakan oleh perusahaan adalah neraca (balance sheet), laporan laba rugi

(45)

(income statement) dan laporan arus kas (cash flow). a. Neraca (Balance Sheet)

Neraca adalah laporan yang menunjukkan keadaan keuangan suatu unit usaha pada tanggal tertentu. Neraca memberikan gambaran sesaat posisi keuangan perusahaan pada suatu waktu tertentu tentang aktiva, kewajiban dan ekuitas para pemilik perusahaan. Bentuk laporan keuangan mengikuti persamaan neraca sebagai berikut :

Aktiva mewakili seluruh sumber daya yang dimiliki oleh perusahaan, dimana aktiva terdiri dari tiga kategori, yaitu :

1) Aktiva Lancar (Current Asset), yang terdiri dari kas, surat berharga yang mudah dijual, piutang dagang, persediaan barang dagang, serta beban dibayar dimuka.

2) Aktiva Tetap (Fixed Asset), yang terdiri atas peralatan, bangunan serta tanah.

3) Aktiva Lain-Lain (Other Asset), aktiva yang tidak termasuk ke dalam aktiva lancar ataupun aktiva tetap perusahaan, seperti hak paten, investasi jangka panjang, surat berharga dan goodwill.

Sedangkan kewajiban dan ekuitas pemegang ssaham (Passiva) menunjukkan bagaiman seluruh sumberdaya perusahaan tersebut

(46)

didanai. Kewajiban (liabilities) mencakup kredit dari pemasok (kewajiban dagang) atau pinjaman dari bank (termasuk wesel bayar atau hipotek).

Ekuitas pemegang saham terdiri dari investasi para pemegang saham dalam perusahaan, serta saldo laba.

Adapun bentuk penyajian neraca dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu :

1) Bentuk Scontro (Account Form), yaitu neraca yang disusun secara sebelah-menyebelah, dimana sebelah kiri/debet untuk aktiva sedangkan sebelah kanan/kredit untuk hutang dan modal. 2) Bentuk Stafel (Report Form), yaitu neraca yang disusun dari atas ke bawah, yaitu dengan urutan aktiva, hutang kemudian modal.

b. Laporan laba Rugi (Income Statement)

Laporan laba rugi adalah laporan yang menunjukkan pendapatan-pendapatan dan biaya-biaya dari suatu unit usaha untuk suatu periode tertentu. Selisih antara pendapatan dan biaya merupakan laba yang diperoleh atau rugi yang di derita oleh perusahaan.

c. Laporan Arus Kas (Cash Flow)

Laporan ini menunjukkan penerimaan dan pengeluaran kas dalam aktivitas perusahaan selama periode tertentu dan diklasifikasikan menurut aktivitas operasi, investasi, dan pendanaan.

(47)

d. Laporan Perubahan Modal (Statement of Owners’s equity)

Laporan perubahan modal adalah ikhtisar perubahan modal suatu perusahaan yang terjadi selama jangka waktu tertentu.

e. Catatan Atas Laporan Keuangan (Notes to Financial Statement)

Catatan atas laporan keuangan memberikan penjelasan mengenai gambaran umum perusahaan, ikhtisar kebijakan akuntansi, penjelas pos-pos laporan keuangan dan informasi penting lainnya. Catatan atas laporan keuangan harus disajikan secara sistematis. Setiap pos dalam neraca, laporan laba rugi, laporan perubahan ekuitas, dan laporan ekuitas harus berkaitan dengan informasi yang ada dalam catatan laporan keuangan.

Laporan keuangan yang terkait dengan praktik konservatisme adalah laporan laba rugi. Laporan laba rugi memuat informasi pendapatan dan beban/biaya. Selisih antara pendapatan dan beban adalah laba. Dengan menggunakan metode akuntansi yang berbeda maka akan menghasilkan laba yang berbeda pula.

Bila perusahaan mengambil nilai laba yang lebih kecil, berarti laba perusahaan itu sedang menerapkan konservatisme, maka perusahaan tersebut mempunyai laba yang konservatif. Laba yang konservatif akan dapat mempengaruhi keputusan para pengguna laporan keuangan, khususnya para pemegang saham.

(48)

2.2.7 Pengaruh Struktur Kepemilikan Tehadap Konservatisme

Pada perusahaan modern, kepemilikan perusahaan biasanya sangat menyebar. Kegiatan operasi perusahaan sehari-hari dijalankan oleh manajer yang biasanya tidak mempunyai saham kepemilikan yang besar.

Struktur kepemilikan sangat penting dalam menentukan nilai perusahaan. Dua aspek yang perlu dipertimbangkan ialah (1) konsentrasi kepemilikan perusahaan oleh pihak luar (outsider ownership concentration) dan (2) kepemilikan perusahaan oleh manajer (manager ownership). Pemilik perusahaan dari pihak luar berbeda dengan manajer karena kecil kemungkinannya pemilik dari pihak luar terlibat dalam urusan bisnis perusahaan sehari-hari (Widyastuti, 2004).

Untuk perusahaan dengan kepemilikan yang lebih terkonentrasi, free

rider akan berkurang dari investor kecil yang ada dan biaya yang dikeluarkan lebih rendah untuk mendeteksi kecurangan. Dalam perspektif yang panjang, semakin rendah cost investor untuk mendeteksi kecurangan semakin tinggi probabilitas perusahaan untuk terdeteksi dan semakin tinggi kos yang diharapkan dimasa mendatang (net benefit) dari peningkatan laba (Qiang, 2003).

Wibowo (2002) menyatakan terdapat hubungan positif antara struktur kepemilikan dengan konservatisme laba. Qiang (2003) dalam penelitiannya menyatakan bahwa tingkat konsentrasi struktur kepemilikan modal

(49)

perusahaan yang besar akan mengurangi keuntungan bersih yang diharapkan manajer terhadap laba atas modal sehingga tingkat konservatisme meningkat.

2.2.8 Pengaruh Debt Covenant Terhadap Konservatisme

Leverage merupakan perbandingan utang jangka panjang terhadap total asset yang dimiliki perusahaan. Rasio tersebut digunakan untuk memberikan gambaran mengenai struktur modal yang dimiliki perusahaan, sehingga dapat dilihat tingkat resiko tak tertagihnya suatu utang Sunarto (2002).

Watts dan Zimmermman (1986) menyatakan bahwa motif pemilihan suatu metode akuntansi tidak terlepas dari teori akuntansi positif, salah satunya adalah debt covenant hypotheses. Sehubungan dengan biaya renegoisasi kontrak utang, kontrak utang (debt covenant) akan memperbaiki angka akuntansi.

Debt covenant hypoteses memprediksikan bahwa manajer ingin meningkatkan laba dan aktiva untuk mengurangi biaya kontrak utang ketika perusahaan memutuskan perjanjian utangnya. Bukti empiris menunjukan bahwa perusahaan yang memiliki abnormal acrual yang lebih agresif (Sweeney, 1994) dan perubahan terhadap kebijakan akuntansi yang lebih agresif (Defond dan Jiambalvo, 1994). Qiang (2003) menyatakan bahwa manajer dengan resiko ex ante memutuskan perjanjian hutang lebih tinggi untuk cenderung optimis atau kurang konservatif.

(50)

2.2.9 Pengaruh Growth Opportunities Terhadap Konservatisme

Pada perusahaan yang menggunakan prinsip konservatisme terdapat cadangan tersembunyi yang digunakan untuk investasi, sehingga perusahaan yang konservatif identik dengan perusahaan yang tumbuh (Mayangsari dan Wilopo, 2002). Pertumbuhan ini akan direspon positif oleh investor sehingga nilai pasar perusahaan yang konservatif lebih besar dari nilai bukunya sehingga akan tercipta goodwill. Pasar akan menilai positif atas investasi yang dilakukan perusahaan karena dari investasi yang dilakukan saat ini diharapkan perusahaan akan mendapatkan kenaikan arus kas dimasa depan. Pasar menilai positif atas investasi yang dilakukan perusahaan, karena dari investasi yang dilakukan ini diharapkan perusahaan akan mendapatkan kenaikan arus kas.

Penelitian Feltham dan Ohlson (1995) dan Penman (2001) menyatakan bahwa akuntansi konservatif merupakan konsep yang sesuai karena konsep tersebut menunjukan pertumbuhan suatu perusahaan karena aktiva netto yang dilaporkan lebih rendah dari nilai pasar.

(51)

2.3 Kerangka Pemikiran

Berdasarkan landasan teori yang dijelaskan di atas, maka dibuat kerangka pemikiran sebagai berikut :

Gambar 1 Kerangka Pemikiran Struktur Kepemilikan (X1) Pertumbuhan (Growth) (X3) Konservatisme Akuntansi (Y) Debt Covenant (X2) Regresi Logistik

(52)

2.4 Hipotesis

Berdasarkan hal yang dikemukakan diatas, maka dapat mengarahkan hipotesis dalam penelitian ini, yaitu struktur kepemilikan,

debt covenant dan growth opportunities berpengaruh signifikan terhadap pilihan konservatisme akuntansi.

(53)

40

3.1 Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel 3.1.1 Definisi Operasional

Dalam penelitian ini perlu diketahui terlebih dahulu definisi operasional variabel. Berikut ini adalah definisi operasional digunakan dalam penelitian ini:

a. Variabel Independen (X) 1) Struktur Kepemilikan (X1)

Struktur kepemilikan adalah kepemilikan saham oleh investor eksternal publik perusahaan.

2) Debt Covenant (X2)

Debt covenant diproksi oleh tingkat leverage. Leverage merupakan perbandingan utang jangka panjang terhadap total asset yang dimiliki perusahaan. Rasio tersebut digunakan untuk memberikan gambaran mengenai struktur modal yang dimiliki perusahaan, sehingga dapat dilihat tingkat resiko tak tertagihnya suatu utang.

(54)

3) Growth Opportunities (X3)

Yaitu kesempatan perusahaan untuk melakukan investasi pada hal-hal yang menguntungkan.

b. Variabel Dependen (Y)

Konservatisme akuntansi (conservatism accounting) yaitu kehati-hatian terhadap resiko yang tidak pasti dengan menunda mengakui laba dan mempercepat mengakui rugi.

3.1.2 Pengukuran Variabel

Variabel yang di gunakan dalam penelitian ini adalah: a. Variabel Independen (X)

1) Struktur Kepemilikan (X1)

Variabel struktur kepemilikan yang digunakan dalam penelitian ini sesuai dengan penelitian Wibowo (2002) yaitu proporsi jumlah saham yang dimiliki oleh investor publik akhir tahun 2006-2009. Skala data variabel ini adalah rasio.

2) Debt Covenant (X2)

Debt covenant dalam penelitian ini merupakan proksi dari tingkat

leverage. Dimana proksi debt covenant dalam penelitian ini adalah sama dengan proksi yang digunakan oleh Qiang (2003) yaitu tingkat

(55)

Untuk perusahaan j tahun ke t 3) Growth Opportunities (X3)

Pertumbuhan disini dilihat dari growth opportunities (kesempatan tumbuh) sesuai dan konsisten dengan penelitian Collins dan Kothari (1989) yang diproksi dari market to book value of equity. Skala data variabel ini adalah rasio.

Dimana :

Jumlah saham beredar = rata-rata tertimbang saham beredar.

Harga penutupan saham diambil pada tanggal publikasi laporan keuangan.

b. Variabel Dependen (Y)

Variabel dependen dalam penelitian ini adalah konservatisme akuntansi. Variabel ini diukur dengan mengurangi laba bersih dengan arus kas operasi. Pengukuran ini mengacu kepada penelitian yang dilakukan oleh Givoly dan Hayn dalam Widya (2004), yaitu:

   !" # $"%&

Jumlah Saham Beredar x Harga Penutupan Saham

Total Ekuitas X 100%

(56)

Dimana:

Cit = Tingkat Konservatisme

NIit = Net Income dikurangi depresiasi dan amortisasi CFOit = Cash Flow dari kegiatan operasi

It = Perusahaan i pada periode t

Konservatisme dalam penelitian ini diukur dengan menggunakan skala nominal, yaitu (1) konservatif dan (0) non konservatif.

Jika selisih antara laba bersih dan arus kas dari aktivitas operasi bernilai negatif, maka perusahaan tersebut dikategorikan konservatif (1) dan jika hasilnya positif maka laba di kategorikan non konservatif (0). Hal ini disebabkan karena laba lebih rendah dari cash flow yang diperoleh oleh perusahaan pada periode tertentu (Dewi, 2003).

3.2 Teknik Penentuan Sampel 3.2.1 Populasi

Populasi yang akan menjadi objek dalam penelitian ini adalah seluruh perusahaan manufaktur yang telah tercatat dan menerbitkan laporan keuangan di Bursa Efek Indonesia dari tahun 2006-2009.

3.2.2 Sampel

Sampel dalam penelitian ini adalah perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI pada tahun 2006-2009. Sampel diambil dengan mengunakan

(57)

metode purposive sampling, yaitu populasi yang akan dijadikan sampel penelitian adalah yang memenuhi kriteria sampel tertentu sesuai dengan yang dikehendaki peneliti dan kemudian dipilih berdasarkan pertimbangan tertentu disesuaikan dengan tujuan penelitian.

Adapun yang menjadi kriteria pemilihan sampel adalah sebagai berikut:

a. Perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) dan melaporkan secara publik laporan keuangan dalam tahun fiskal per 31 Desember dan telah di audit.

b. Perusahaan yang data struktur kepemilikan publiknya diperoleh. c. Perusahaan yang memiliki tingkat pertumbuhan yang positif.

3.3 Teknik Pengumpulan Data 3.3.1 Jenis Data

Penelitian ini menggunakan data sekunder, yaitu data yang diperoleh dari pihak lain atau tidak langsung dari sumber utama (perusahaan), berupa publikasi dengan kurun waktu 4 tahun. Data tersebut berupa laporan keuangan, laporan auditor independen dan data lainnya yang berhubungan dengan masalah penelitian.

(58)

3.3.2 Sumber Data

Dalam penelitian ini yang menjadi sumber utamanya adalah dan Pusat Referensi Pasar Modal Bursa Efek Indonesia, sehingga data yang diperoleh pada penelitian ini data yang telah dicatat oleh Bursa Efek Indonesia. Data tersebut berupa laporan keuangan.

Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini diperoleh dari laporan keuangan perusahaan manufaktur yang mempublikasikan laporan keuangan perusahaannya pada Pusat Referensi Pasar Modal Bursa Efek Indonesia dan situs http://www.jsx.co.id dan http://www.idx.com.

3.3.3 Pengumpulan Data

Pengumpulan data serta bahan-bahan dalam penelitian ini dilakukan melalui :

a. Penelitian Kepustakaan (Library Research)

Adalah dengan cara membaca dan mempelajari buku-buku dan sumber-sumber tertulis lainnya yang berhubungan dengan masalah penelitian. b. Penelitian Lapangan (Field Research)

Adalah suatu cara pengumpulan data yang dilakukan dengan penelitian langsung dilapangan.

c. Dokumentasi

Adalah cara pengumpulan data yang dilakukan dengan membuat salinan atau menggandakan data yang ada.

(59)

3.4 Teknik Analisis Data dan Uji Hipotesis 3.4.1 Analisis Regresi Logistik

Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan regresi logistik biner (binary logistic rgression). Pengujian hipotesis dengan metode binary logistic rgression digunakan jika juga variabel bebasnya merupakan kombinasi antara variabel kontinyu (metrik) dan kategorial (non-metrik). Teknik analisis ini tidak lagi memerlukan uji normalitas data pada variabel bebasnya (Ghozali, 2006:261).

Model regresi yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

Dimana :

4

5

675

= Variabel dummy konservatisme akuntansi (kategori 1 untuk

perusahaan yang menggunakan metode konservatisme dan kategori 0 untuk perusahaan yang tidak menggunakan metode konservatisme).

8 = Konstanta

919293 = Koefisien regresi logistik untuk masing-masing variabel independen

4

5

(60)

X1 = Struktur kepemilikan X2 = Debt covenant

X3 = Growth opportunities € = Kesalahan residual

3.4.2 Uji Hipotesis

Untuk menjawab hipotesis yang telah dibuat dapat digunakan metode analisis sebagai berikut :

a. Uji Kecocokan/Kelayakan Model Regresi

Kelayakan model regresi dinilai dengan menggunakan Hosmer

and Lemeshow’s Goodness of Fit Test. Jika nilai statistik Hosmer and

Lemeshow’s Goodness of Fit lebih besar dari pada 0.05 maka hipotesis nol tidak dapat ditolak dan berarti model mampu memprediksi nilai observasinya atau dapat dikatakan model dapat diteima karena sesuai dengan data observasinya (Ghozali, 2006:269).

b. Uji Model Fit

Dalam menilai overall fit model, dapat dilakukan dengan beberapa cara. Diantaranya:

1) Chi Square

Tes statistik chi square digunakan berdasarkan pada fungsi

(61)

adalah probabilitas bahwa model yang dihipotesiskan menggambarkan data input. L ditransformasikan menjadi -2logL untuk menguji hipotesis nol dan alternatif. Penggunaan nilai untuk keseluruhan model terhadap data dilakukan dengan membandingkan nilai -2 log

likelihood awal (hasil block number 0) dengan nilai -2 log likelihood hasil block number 1. Dengan kata lain, nilai chi square didapat dari nilai -2logL1–2logL0. Apabila terjadi penurunan, maka model tersebut menunjukkan model regresi yang baik (Ghozali, 2006:268).

2) Cox and Snell’s R Square dan Nagelkereke’s R square

Cox dan Snell’s R Square merupakan ukuran yang mencoba meniru ukuran R square pada multiple regression yang didasarkan pada teknik estimasi likelihood dengan nilai maksimum kurang dari 1 sehingga sulit diinterprestsikan. Untuk mendapatkan koefisien determinasi yang dapat diinterpretasikan seperti nilai R2 pada multiple

regression, maka digunakan Nagelkereke R square. Nagelkereke R

square merupakan modifikasi dari koefisien Cox and Snell R square untuk memastikan bahwa nilainya bervariasi dari 0 sampai 1. Hal ini dilakukan dengan cara membagi nilai Cox and Snell R square dengan nilai maksimumnya (Ghozali, 2006).

(62)

3) Tabel Klasifikasi 2x2

Tabel klasifikasi 2x2 menghitung nilai estimasi yang benar (correct) dan salah (incorrect). Pada kolom merupakan dua nilai prediksi dari variabel dependen dalam hal ini konservatisme (1) dan non konservatisme (0), sedangkan pada baris menunjukkan menunjukkan nilai observasi sesungguhnya dari variabel dependen. Pada model sempurna, maka semua kasus akan berada pada diagonal dengan ketepatan peramalan 100% (Ghozali, 2006).

c. Pengujian Signifikansi Koefisien Regresi

Pengujian koefisien regresi dilakukan untuk menguji seberapa jauh semua variabel independen yang dimasukkan dalam model mempunyai pengaruh terhadap kemungkinan perusahaan berada pada kondisi financial

distress. Koefisien regresi logistik dapat ditentukan dengan menggunakan

p-value (probability value).

1) Tingkat signifikansi (α) yang digunakan sebesar 5% (0,05).

2) Kriteria penerimaan dan penolakan hipotesis didasarkan pada signifikansi p-value. Jika p-value (signifikan) > α, maka hipotesis alternatif ditolak. Sebaliknya jika p-value < α, maka hipotesis alternatif diterima (Ghozali, 2006:270).

Gambar

Gambar 1  Kerangka Pemikiran  Struktur Kepemilikan  (X 1 )  Pertumbuhan (Growth)  (X 3 )  Konservatisme Akuntansi Debt Covenant (Y)
Tabel 7  Nilai Konservatisme  Perusahaan Manufaktur

Referensi

Dokumen terkait

(kegiatan memakmurkan) dan ri’ayah (pemeliharaan dan pengadaan fasilitas). Aspek Idarah merupakan kegiatan pengelolaan yang menyangkut perencanaan, pengorganisasian,

Birokrasi publik harus dapat memberikan layanan publik yang lebih profesional, efektif, sederhana, transparan, terbuka, tepat waktu, responsif dan adaptif serta

(1) siswa adalah penerima informasi secara pasif, dimana siswa menerima pengetahuan dari guru dan pengetahuan diasumsikan sebagai badan dari informasi dan keterampilan

Formulasi dari struktur aktiva adalah sebagai berikut: Struktur aktiva :  Aktiva Total Tetap  Aktiva Total (Syamsudin 2001:9) Perusahaan yang mempunyai aktiva tetap jangka panjang

Walaupun telihat banyak persamaan, namun tetap ada perbedaan yang sangat jelas yaitu, penelitian yang dilakukan saudari Dewi Yuliani bertujuan untuk mengetahui adakah hubungan

Dari hasil uji t berdasarkan kelas diketahui bahwa dalam kemampuan mengingat maupun kemampuan memahami istilah baru jenis musik terbaik adalah musik klasik.. Dari hasil

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah dilakukan, dapat disimpulkan bahwa penerapan metode global dapat meningkatkan keterampilan membaca permulaan pada siswa

Ketika suatu liabilitas keuangan yang ada digantikan oleh liabilitas keuangan lain dari pemberi pinjaman yang sama dengan persyaratan yang berbeda secara substansial, atau