• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II : KAJIAN TEORI

C. Radikalisme Agama

3. Faktor-faktor Penyebab dan Berkembangnya Radikalisme

Radikalisme sudah menjadi gejala umum di dunia Islam, tidak terkecualidi Indonesia. Hal ini bukan fenomena baru yang datang begitu saja, banyak hal yang menjadi sebab muncul dan berkembangnya radikalisme, apalagi dengan kemajemukan yang ada, baik dari bangsa, bahasa, pemahaman keagamaan, dan lain-lain. Hal tersebut akan menambah suburnya perkembangan benih-benih radikalisme.

Sejarah perilaku kekerasan dalam Islam, umumnya terjadi berkaitan dengan persoalan politik, yang kemudian berdampak kepada agama sebagai smbol. Hal ini adalah fakta sejarah yang tidak terbantahkan. Walaupun pembunuhan terhadap khalifah telah terjadi ketika Khalifah Umar berkuasa. Namun, gerakan radikalisme yang sistematis dan terorganisir baru dimulai setelah terjadinya Perang

64

Shiffin di masa kekuasaan Ali bin Abi Thalib. Hal ini ditandai dengan munculnya sebuah gerakan teologis radikal yang disebut dengan “Khawarij”. Secara etimologis, kata khawarij berasal dari bahasa Arab, yaitu “kharaja” yang berarti keluar, muncul, timbul, atau memberontak. Dari pengertian ini, kata tersebut dapat juga dimaknai sebagai golongan orang Islam atau Muslim yang keuar dari kesatuan umat Islam. Ada pula yang mengatakan bahwa pemberian nama itu di dasarkan pada Q.S. an-Nisa’ [4]: 100. Surat Annisa ayat 100, yang menyakatan: “Keluar dari rumah kepada Allah dan Rasulnya”. Dengan kata lain, golongan “Khawarij” memandang diri mereka sebagai orang yang meninggalkan rumah atau kampung halaman untuk “berhijrah” dan mengabdikan diri kepada Allah dan Rasul-Nya.101

Dalam konteks teologi Islam, Khawarij berpedoman kepada kelompok atau aliran kalam yang berasal dari pengikut Ali bin Abi Thalib yang kemudian keluar dari barisannya, karena ketidaksetujuannya terhadap keputusan Ali yang menerima arbitrase (tahkim) ataupun perjanjian damai dengan kelompok pemberontak Mu’awiyah bin Abi Sufyan mengenai persengketaan kekuasaan (khilafah). Menurut kelompok Khawarij, keputusan yang diambil Ali adalah sikap yang salah dan hanya menguntungkan kelompok

101Achmad Gholib, Teologi Dalam Perspektif Islam (Jakarta: Uin Jakarta Press, 2005), hlm. 47

65

pemberontak. Situasi inilah yang melatarbelakangi sebagian barisan tentara Ali keluar meninggalkan barisannya.102

Berikut ini akan dikemukakan beberapa pendapat yang berhubungan dengan faktor-faktor muncul dan berkembangnya radikalisme, antara lain : Ali Mustafa Yaqub mengemukakan, ada beberapa sebab yang melatarbelakangi timbulnya paham Islam garis keras, antara lain pandangan yang sempit terhadap hakikat agama, orang dengan pengetahuan agamanya tanggung dan sempit, yang hanya tahu satu dua ayat atau hadits, kemudian mengambil konklusi,cenderung menjadi ekstrim, mengikuti faham-faham lahiriyah, orang yang ekstrim hanya mengambil arti lahiriah dari teks ayat, tanpa mau meneliti sebab dan maksud teks tersebut, disamping mengandung arti tersurat (lahiriah), teks-teks agama juga mengandung arti yang tersirat.103 Mempelajari agama dari satu aliran saja, orang yang hanya tahu satu mazhab saja cendrung ekstrim apabila berhadapan dengan mazhab yang berbeda. Ketika teks-teks keagamaan dipahami secara dangkal, maka tidak menutup kemungkinan akan melahirkan paham dan gerakan radikal.

Endang Turmudi dan Riza Sihbudi berpendapat, ada empat faktor yang memunculkan gerakan-gerakan keagamaan. Pertama; menemukan bentuk pemahaman terhadap ajaran-ajaran Islam yang

102Azyumardi Azra, Pergolakan Politik Islam (Bandung: Mizan, 1999), hlm. 112-113 103MuhammadHaniff Hassan, Teroris Membajak Islam: Meluruskan Jihad Sesat Imam

66

perlu untuk dirumuskan dan disodorkan sebagai alternatif terhadap sistem yang berlaku sekarang. Kedua; Menerapkan ajaran Islam secara praktis, tidak hanya sebagai konsep-konsep yang abstrak. Ketiga; Meningkatkan keberagamaan masyarakat. Keempat; Melakukan purifikasi keagamaan, ada dugaan Islam telah terdistorsi, karena Islam telah dipahami dan ditafsirkan secara parsial.104

Bila dicermati secara mendalam, bahwa akar penyebab munculnya radikalisme berpangkal pada ideologi. Walaupun memang faktor ideologi ini tidak berdiri sendiri, ia bersahutan dengan faktor pemicu yang multivariabel. Terdapat rumusan bahwa jika ideologi tidak bertemu dengan faktor pemicu (trigger) yang serba kompleks ini, maka niscaya aksi terorisme akan sulit untuk terjadi. Artinya, radikalisme muncul dengan berbagai penyebab. Keterbelakangan pendidikan, perubahan politik, kemiskinan atau rendahnya peradaban budaya dan sosial seseorang akan memicu radikalisme yang bisa berujung pada terorisme.105

Kondisi politik dunia muslim sebagai salah satu faktor yang mendorong sebagian pemimpin kaum mujahidin dalam melawan Barat memang tidak diragukan. Dengan menggunakan dasar agama serta

104Endang Turmudi Dan Riza Sihbudi, ed., Islam Dan Radikalisme Di Indonesia (Jakarta: Lipipress, 2005), hlm. 111-112.

67

menanamkan prinsip perlawanan dalam Islam ke dalam setiap jiwa Muslim.106

Munculnya gerakan radikal dalam bentuk terorisme merupakan suatu gejala kebangkitan dalam melawan ketidakadilan, penindasan, dan segala pemberitaan yang buruk terhadap sebagaian masyarakat muslim. Kunci untuk memahami mengapa radikalisme muncul sebenarnya terletak pada kecermatan penelitian sejarah radikalisme dan kaitannya dengan kondisi tertentu yang memunculkan radikalisme. Oleh karena itu alasan mengapa radikalisme itu muncul merupakan aspek yang paling penting dipahami.

Syamsul Bahri sebagaimana dikutip oleh Gunaryo menge-mukakan bahwa faktor-faktor yang mendorong munculnya radikalisme atau kekerasan dalam agama antara lain adalah: (1) Pergolakan sosial dan politik yang melanda dunia Islam; (2) emosi keagamaan dan fanatisme yang melahirkan sentimen keagamaan dan solidaritas sesama kelompok agama; (3) ideologi anti Westernisasi. Westernisasi dianggap telah menggerogoti pengamalan syariat Islam; (4) Faktor budaya akibat pengaruh kebudayaan atau tradisi lokal dan sekularisasi yang dibawa oleh Barat.; (5) Ketidakmampuan pemerintahan Islam menyelesaikan masalah sosial, politik dan ekonomi yang dihadapi

106Achmad Jainuri, Radikalisme Dan Terorisme: Akar Ideologi Dan Tuntutan Aksi, (Malang: Intrans Publishing, 2016), hlm. 90.

68

masyarakat; dan (6) propaganda media masa Barat yang cenderung memojokkan Islam.107

Dari hal-hal yang dikemukakan di atas, maka dapat disederhanakan menjadi dua faktor muncul dan berkembangnya paham radikal, adalah: pertama;faktor intrinsik, yaitu faktor yang muncul dari dalam orang atau kelompok tersebut, antara lain berupa pemahaman keagamaan yang sempit, tidak mau menghargai pendapat orang atau kelompok lain, dan sebagainya. Kedua; factorekstrinsik, yaitu faktor luar berupa peristiwa yang mempengaruhi sehingga menumbuhkan paham dan tindakan radikal. Faktor ini bisa berupa pengaruh domestik seperti peristiwa-peristiwa kekerasan yang dialami umat Islam, rasatidak mendapatkan keadilan dari pemerintah, sikap penguasa yang tidak prorakyat, konstelasi politik internasional yang selalu memojokkan Islam, sikap ambigu negara negara barat terhadap umat Islam, dan sebagainya.

107 Ahmad Gunaryo, Dkk, “Radikalisme Islam Dan Upaya Deradikalisasi Paham Radikal,” Laporan Penelitian, IAIN Walisongo, 2011, hlm. 40-46.

69

Dokumen terkait