• Tidak ada hasil yang ditemukan

TINJAUAN PUSTAKA

A. Gejala Post-Partum Depression (PPD)

2. Faktor-faktor Penyebab Gejala Post Partum Depression

ingin menyakiti dirinya dan anaknya. Gangguan ini muncul pada minggu kedua setelah kelahiran hingga 12 bulan pasca kelahiran.

2. Faktor-faktor Penyebab Gejala Post Partum Depression

Faktor-faktor yang diduga berperan dalam munculnya gejala post partum depression adalah faktor biologis (hormonal), faktor obstetrik dan genekologik, faktor psikis selama kehamilan, faktor sosial ekonomi, kondisi-kondisi yang menimbulkan stres selama rentang kehidupan dan faktor latar belakang sosial perempuan yang bersangkutan (Judhita dan Cynthia , 2009, h.104; Yanita dan Zamralita, 2001 h. 36).

Faktor biologis yang dapat memundulkan gejala post partum depression adalah faktor hormonal. Ketika wanita hamil hormon estrogen, progesteron cukup tinggi. Selain kedua hormon yang telah disebutkan di atas, terdapat satu hormon yang tinggi pada saat kehamilan yaitu hormon endofrin. Hormon endofrin ini merangsang munculnya perasaan senang dan kenyamanan saat kehamilan. Akan tetapi beberapa menit setelah bayi dilahirkan, hormon estrogen dan progesteron akan turun drastis digantikan dengan munculnya hormon prolaktin. Begitupula dengan hormon endofrin yang menurun secara drastis dan dapat menyebabkan kemurungan disertai dengan perubahan suasana hati seseorang menjadi berubah-ubah. (Yanita dan Zamralita, 2001 h. 36 ; Whalley, dkk, 2008, h. 227; Matlin, 2008, h. 345). Wanita yang peka terhadap PMS ( Pre-menstruation Syndrome) akan mudah mengalaminya, karena hormon para wanita tersebut peka untuk terombang-ambing (Hogg dan Blau, 2002 h. 210). Menurut Judhita dan Cynthia (2009, h. 107) wanita yang pernah mengalami kesakitan sebelum menstruasi berisiko terhadap post-partum depression setelah ia menjalani proses persalinan. Akan tetapi faktor hormonal tidak terlalu kuat, karena faktor sosial lebih memiliki peran penting pada munculnya gejala post partum depression.

18

 

Matlin (2008, h. 345) berpendapat faktor hormonal dapat memicu munculnya gejala post partum depression, namun tidak terlalu kuat. Karena faktor sosial ekonomi lebih berpengaruh pada munculnya gejala post partum depression. Faktor sosial yang dimaksud, berkaitan dengan dukungan sosial yang didapat dari suami dan keluarga besarnya. Dukungan sosial yang dapat dapat meringankan stres yang dialami oleh wanita akibat proses melahirkan dan penyesuaian terhadapa peran baru sebagai ibu (Oktavia dan Basri, 2003, h. 16). Selain dukungan sosial, faktor lingkungan tempat tinggal dan budaya turut berpengaruh pada munculnya gejala postpartum depression. Persoalan ekonomi yang dialami oleh wanita saat kehamilan dan setelah proses kelahiran, turut berpengaruh mempengaruhi munculnya gejala post partum depression (Judhita dan Cinthia, 2009, h. 109).

Kondisi psikis selama kehamilan juga bisa memicu munculnya gejala post partum depression setelah melahirkan. Wanita yang mengalami tekanan selama kehamilan karena permasalahan perkawinan, perasaan sedih atau tidak bahagia pada kehamilan yang dialami maka dpat menimbulkan stres selama kehamilan. Stres selama kehamilan akan berpengaruh pada hubungan ibu dan janin, menjadi kurang dekat. Hal ini menyebabkan ibu kurang perhatian pada kondisi janin, dan kurang mempersiapkan kelahiran dengan baik. Kondisi seperti ini, akan biasanya akan mempengaruhi kondisi ibu setelah melahirkan (Judhita dan Cynthia, 2009, h. 109).

Munculnya gejala post partum depression disebabkan oleh faktor obstetrik dan genekologik. Faktor obstetri dan genekologi ini meliputi pengalaman keguguran, lamanya waktu persalinan, intervensi medis yang digunakan selama proses persalinan. Diduga semakin besar trauma fisik yang ditimbulkan pada saat melakukan proses persalinan, maka semakin besar pula trauma psikis yang muncul dan kemungkinan perempuan yang bersangkutan

19

 

mengalami depresi pasca melahirkan (Yanita dan Zamralita, 2001, h. 41 ; Judhita dan Cynthia , 2009, h.107).

Faktor lain yang diasumsikan dapat memicu munculnya gejala post partum depression adalah kondisi-kondisi yang menimbulkan stres selama rentang kehidupan. Wanita yang pernah mengalami pengalaman masa kecil yang tidak menyenangkan atau tidak enak, menjadikan ibu begitu ketakutan jika kejadian yang menakutkan tersebut dialami oleh anaknya kelak. Beberapa wanita memiliki pengalaman yang tidak menyenangkan selama kehidupannya, baik selama kehamilan maupun pada waktu kecil. Wanita cenderung untuk menyimpan pengalaman yang tidak menyenangkan bagi dirinya dan cenderung tidak bisa melupakan (Matlin, 2008, h. 345; Judhita dan Cynthia, 2009, h.104). Sejarah psikopatologi seperti pengalaman trauma dan depresi mempengaruhi munculnya post partum depression selanjutnya. Salah satu pengalaman yang tidak menyenangkan adalah penolakan dari ibu. Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Hammen pada tahun 1987, anak yang lahir dari seorang ibu yang mengalami post partum depression, maka ketika melahirkan kelak juga memiliki kemungkinan untuk mengalami post partum depression (Rahman,dkk, 2002, h. 53). Akantetpi kepribadian dari perempuan tersebut cukup berpengaruh pada munculnya gejala post partum depression.

Berdasarkan uraian di atas peneliti menyimpulkan bahwa ada tiga kelompok faktor penyebab munculnya gejala post partum depression yaitu faktor biologis, faktor sosial ekonomi, dan faktor psikologis. Faktor yang pertama adalah biologis, berkaitan dengan hormon, yang meliputi perubahan kadar hormon estrogen, progresteron, endofrin secara drastis dan juga adanya riwayat PMS

menstrual syndrome). Faktor yang kedua adalah faktor sosial ekonomi terkait dengan adanya dukungan sosial suami dan lingkungan, adanya teman untuk berbagi cerita, perkawinan yang bermasalah, dan ketidaksiapan ekonomi. Faktor

20

 

yang ketiga adalah faktor psikologis juga menjadi penyebab munculnya gejala

post partum depression seperti trauma pada proses persalinan, pengalaman keguguran, tekanan selama masa kehamilan, memiliki pengalaman depresi, melahirkan sebelumnya, dan adanya kondisi-kondisi yang menimbulkan stres selama rentang kehidupan.

Pada penelitian ini, penulis akan memfokuskan pada faktor psikologis. Dimana faktor psikologis ini mencakup dua hal yaitu kondisi-kondisi yang menimbulkan stres selama rentang kehidupan dan intervensi medis selama proses persalinan. Kondisi yang menimbulkan stres selama rentang kehidupan yang dimaksud adalah kondisi yang berkaitan dengan peristiwa traumatik yang pernah dialami oleh ibu selama rentang kehidupannya seperti bencana alam. Sedangkan pada faktor intervesi medis meliputi proses selama persalinan, yaitu berkaitan dengan jenis persalian yang dilalui oleh ibu.