• Tidak ada hasil yang ditemukan

Faktor-Faktor Penyebab Meningkatnya Pemberian Kredit Pertanian Jagung di Bank PD.BPR NTB Cabang Bolo, Kecematan Bolo

Setiap masalah yang berkembang dalam kehidupan sosial akan selalu diikat oleh kausalitas (sebab-akibat) yang menjadi fenomena alam

dalam menganalisis problem yang berkeambang dalam kehidupan di berbagai macam bidang yaitu ekonomi dan sosia yang tidak terlepas juga sebab meningkatanya pemberian kredit pertanian jagung di Bank PD.BPR NTB Cabang Bolo.

Berdasaerkan hasil wawancara peneliti dengan bapak Arifin S.E selaku kasir kredit Bank PD..BPR NTB Cabang Bolo, Beliau menerangkan bahwa:

“Meningkatnya pemberian kredit pertanian yang lebih dominan penyebab peminat nasabah dalam kredit ialah dikarnakan debitur sangat membutuhkan untuk keperluan pertanian, tingkat kepercayaan masyarakat sangat tinggi terhadap Bank PD.BPR NTB, suku bunga yang sangat rendah, pelayanan sangat cepat”.30

Untuk lebih terteranya keterangan bapak arifin sebagai kasir krediit, penulis menjelaskan secara rinci sebagai berikut:

1. Karna debitur sangat membutuhkan untuk keperluan pertanian

Dalam kehidupan sehari-hari debitur sangata membutuhkan kredi baik beruba uang untuk memenuhi kebutuhan ekonomi dengan melakukan peminjaman kredit di Bank PD.BPR NTB dengan memberikan kredit kepada pihak nasabah karena adanya suatu perjanjian atau undang-undang yang dijanjikan debittur untuk dibayar kembali pelunasanya pada masa yang aka datang. Perjanjian yyang dibuat tersebut berlaku sebagai undang-undang bagi para pihak yang membuatnya. Karena berlaku sebagai undang-undang, maka perjanjian tersebut mengikat para pihak untuk menaatinya. Hal ini sesuai dengan pasal 1338 KUHP Perdata.

30 Arifin S.E ,selaku kasir kredit Bank PD..BPR NTB Cabang Bolo, Wawancara, Bolo:

21 April 2022

Bentuk-bentuk daripada Wanprestasi pada umumnya adalah sebagai berikut:

1. Tidak melaksanakan prestasi sekal

2. Melaksana tetapi tidak tepat waktu (terlambat)

3. Melaksaanakan tapi tidak seperti yang diperjanjikan, dan

4. Debitur melaksanakan yang menurut prjanjian tidak boleh dilakukan.

2. Tingkat kepercayaan masyarakat sangat tinggi terhadap Bank PD.BPR NTB Cabang Bolo

Berdasarkan hasil wawancara peneliti dengan ibu Hj. Itam SE.

Yang menjabat sebagai kepala pimpinan Bank PD.BPR NTB cabang Bolo bahwa:

“Bank dalah bisnis kepercayaan, Dalam Bank PD.BPR NTB harus memberikan kepercayaan kepada pihak nasabah karna pada dasarnya ketika kepercayaan itu hilang, Bank akan kolaps dan Mati. Demikiann sebaliknya ketika kepercayaan masyarakat yang sangat tinggi yang masih dimiliki oleh sebuah Bank, maka Ban tersebut punya peluang untuk tumbuh”.31

Dalam melakukan transaksi pemberian kredit yang dilakukan di Bank adalah harus adanya kepercayaan yang sangat tinggi antara pihak Bank dan pihak nasabah. Sesuai yyang diatur dalam Undang-undang No.24 Tahun 2004 tentang lembaga penjaminan simpanan. Di dalan UU ini ditetapkan penjaminan simpanan nasabah Bank yang diharapkan dapat memelihara kepercayaan masyarakat terhadap industri perbankan dan dapat

31Hj. Itam SE. Yang menjabat sebagai kepala pimpinan Bank PD.BPR NTB cabang Bolo, Wawancara, 21 April 2022

meminimumkan resiko yang membebani APBN atau resiko yang menimbulkan moral hazard.

3. Suku bunga sangat rendah

Menurut bapak Arifin S.E yang menjabat sebagai kasir kredit Bank PD.BPR NTB cabang Bolo

“karna suku bunga sangat rendah, dapat dijangkau dan lebih mudah untuk melakukaan pinjaman kredit sehingga dari pihak nasabah itu sendiri kebanyakan yang melakukan transaksi kredit di Bank PD,BPR”.32

Hal ini serupa juga keterangan dari wawancara peneliti dengan ibu Yuli sebagai salah satu pihak nasabah yg melakukan transaksi peminjaman kredit di Bank PD.BPR NTB Cabang Bolo:

“Saya melakukan trasaksi peminjaman kredit di Bank PD. BPR NTB karena suku bunganya sangat sangat rendah dan persyaratan untuk mengurus berkas untuk mempermudahkan mengambil kredit sangan gampang dan hal itu sembuat saya sebagai pihak nasabah yang melakukan transaksi kredit dibank Bank PD.BPR Itu sendri saya merasa nyaman dan beruntung bisa melakukan pinjaman kredit tersebut”.33

4. Pelayanan yang sangat cepat

Berdasarkan hasil wawancara peneliti dengan ibu Erni S.Pd yang menjabat sebagai Staf kredit Bank PD.BPR NTB

“Di Bank PD.BPR NTB Cabang Bolo dari segi pelayanan sangat cepat, pelayanannya bagus dan nyaman, proses pengajuan kredit cepat dan memberikan yang terbaik pagi nasabah sehingga pihak nasabah juga merasa nyaman dan damai.”.

Dalam pelakanakaan pemberian kredit di Bank PD.BPR NTB tersebut harus memberikan pelayanan yang cepat dan bagus sehingga dari pihak nasabah yang melakukan transaksi kredit merasa nyaman dan dari

32 Arifin S.E yang menjabat sebagai kasir kredit Bank PD.BPR NTB cabang Bolo Wawancara, 22 April 2022

33 Yuli, nasabah dalam Bank PD.BPR NTB Cabang Bolo, Wawancara, 22 April 2022

pelanayanan juga mempermudahkan atau memperbanyak jumlqh nasabah yang melakukan.34

Hal ini serupa juga keterangan dari wawancara peneliti dengan ibu Mardiana sebagai salah satu pihak nasabah yg melakukan transaksi peminjaman kredit di Bank PD.BPR NTB Cabang Bolo:

“Dari segi pelayanan di Bank PD.BPR NTB pihak nasabah yang melakukan transaksi peminjaman kredit dari awal saya mengajukan berkas sebagai persyaratan untuk melakukan peminjaman kredit dari pihak bank baik dari pegawai atau staf di Bank mmemberikan pelayanan yang cepat, mudah, ramah, mempermudahkan nasabah, dan tidak pernah mempersulitkan nasabah, dan saya sebagai nasaha yang melakukan trannsaksi kredit merasah nyaman dan puas dari segi pelayananya”.35 D. Prespektif Hukum Islam Tentang Pemberian Kredit Pertanian Jagung

di BANK PD.BPR Cabang Bolo

Pemberian kredit pertanian jagung dalam prespekti hukum islam di Bank PD.BPR adalah suatu transaksi yang dilakukan oleh pihak Bank dan nasabah dengan cara menyediakan uang atau tagihan yang dapat dipersamakan dengan itu, berdasarkan persetujuan atau kesepakatan pinjam meminjam untuk melunasi utangnya setelah jangka waktu tertentu yang telah disepakati.

Ada dua pendangan mengenai prespektif hukum Islam tentang perkreditan yaitu adalah sebagai berikut:

1. Sistem Peminjaman kredit menurut Hukum islam disebut dengan pembiayaan, Menurut UU perbankan No,10 Tahun 1998, pembiayaan adalah penyediaan uang atau tagihan yang tidak dapat dipersamakan dengan itu, berdasarkan persetuan atau kesepakatan antara bank dan pihaklainya

34 Erni S.Pd, Staf kredit Bank PD.BPR NTB, Wawancara, 22 April 2022

35 Mardiana, nasabah alam di Bank PD.BPR NTB Cabang Bolo, Wawancara,24 April 2022.

yang mewajibkan pihak yang dibiayai untuk mengebalikan uang atau tagihan tersebut setelah jangka waktu tertentu dengan imbalan atau hasil.

2. Sedangkan menurut Thomas Suyatno, 1998, menjelaskan bahwa kredit adalah penyediaan uang atau tagihan g dapat disamakan dengan itu berdasarka persetujuan pinjam-meminjam antara bank dan pihak nasabah dalam hal, pihak meminjam berkewajiban untuk mengeblikan sejumlah uanng yang dipinjam beserta bunganya sesuai dengan kesepakatan.

Praktik pelaksaanyas sistem perkreditan yang di anut oleh dunia internasional saat ini mengacuh pada sisetem bunga dalam proses pembayaranya. Maka persepektif hukum Islam terhadap perkerditan yang dilakukan masyarakat luas saat ini, islam memandanya menjaadi dua pendapat: Pendapat pertama mengatakan boleh, pendapat kedua mengharamkan, hal ini bergantung beberapa faktor seperti dalam penjelasan sebagai berikut:

Berdasrkan bukunya yang berjudul Hukum islam dan transformasi pemikiran karangan dari Prof.Dr. H. Umar Shihab dijelaskan bahwa bunga Bank yang dipungut dana diberikan kepada pihak nasabah juh lebih kecil dibandingkan dengan jumlah bunga atau ribah yang diperlakukan pada masa jahiliyyah. Sementara pemungutan riba waktu itu selalu mendapatkan keuntungsn besar karena melipat gandakan pembayaran. Sementara pemungutan bunga bank tidak akan membuat bank dan nasabah sama-sama tidak dirugikan atas adanya bunga tersebut. Oleh sebab itu tidak sepantasnya bunga bank diharamkan. Sebab meskipun diidentikan dengan ribah, namun tujuan dan metode pelaksanaan sama sekalih jauh dari yang pernah dipraktekan dijahiliyyah yang diharamkan dalam al-qur’an itu dan bunga bank lebih tepat dianalogikan dengan jual beli yang didasari suka sama suka.

Berdasarkan ketetapan ulama dibogor bahwa bunga bank sepanjang dipergunakan dalam kondisi darurat dan kepentingan umum maka status

hukumnya adalah mubah, tetapi jika syaratnya yang diajukan tidak terpenuhi, maka bunga bank secara otomatis berstatus hukum haram.36

Terlepas dari Pro kontra pandangan umat islam terhadap kredit serta suku bunga didalamnya, Maka penulis berpendapat bahwa sistem kredit yang dilakukan oleh perbankan dan lembaga keuangan lainnya diperbolehkan, namun dalam pelaksaannya kredit yang diharamkan apabilah kredit yang didalamnya terdapat suku bunga/ riba maka haram hukumnya.

Al-Qur’an menjelaskan dalam beberapa ayat bahawa ribA itu haram hukumnya. Ayat-ayat yang menjelaskan tentang keharaman ribah adalah sebagai berikut:

1. Allah Swt berfirman dalam QS. Ar-Rum: 39

















































Terjemahana: Dan sesuatu riba (tambahan) yang kamu berikan agar dia bertambah pada harta manusia, Maka riba itu tidak menambah pada sisi Allah. dan apa yang kamu berikan berupa zakat yang kamu maksudkan untuk mencapai keridhaan Allah, Maka (yang berbuat demikian) Itulah orang-orang yang melipat gandakan (pahalanya).37

2. Allah Swt berfirman dalam QS. Ali-Imran : 130

36Prof.Dr. H. Umar Shihab, Hukum islam dan transformasi pemikiran karangan

37QS. Ar-Rum: 37



























Terjemahan:

Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu memakan riba dengan berlipat ganda dan bertakwalah kamu kepada Allah supaya kamu mendapat keberuntungan.38

3. Allah Swt berfirman dalam QS Al-Baqarah : 278





























Terjemahan: Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan tinggalkan sisa riba (yang belum dipungut) jika kamu orang-orang yang beriman”.39

Inilah ayat yang paling klimaks tentang pengaharaman riba dalam berbagai bantuknya. Berdasarkan ayat tersebut, bunga bank merupakan salah satu bentuk riba sehinnga baik sedikit maupun banyak tetap hukumnya riba. Sedangkan fasilitas kredit sendiri hukum nya tergantung dari berbagai ataonomi sistemnya. Bila masih terdapat unsur yang bunga ribawi maka menjadi haram. Sedangkan bila murni akad kredit yang syar’i, maka hukumnya halal.

38QS. Ali-Imran : 130

39 QS Al-Baqarah : 278

Menurut Analisis saya tentang pemberian kredit pertanian jagung di Bank PD.BPR NTB Cabang Bolo adalah dalam transaksi pemberian kredit yang dilakukan oleh dua pihak antara Bank dan nasabah dengan menyediakan uang atau tagihan yang dapat dipersamakan dengan berdasar persetujuan atau kesepakatan antara pinjam meminjam untuk meludasi utangnya setelah jangka waktu tertentu.

E. Dampak Bagi Nasabah dan Bank dalam Melakukam Peminjaman

Dokumen terkait