• Tidak ada hasil yang ditemukan

faktor-faktor penyebab perceraian

PERCERAIAN DI LINGKUNGAN KERJA PT MORICH INDO FASHION A Gambaran Umum PT Morich Indo fashion

C. faktor-faktor penyebab perceraian

Perceraian karyawati dari kelima narasumber diatas tentulah mempunyaifaktor-faktor dan prosesnya masing-masing. Berikut ini paparan tentang bagaimana perceraian dari kelima karyawati tersebut bermula hingga sampai kemudian berakhir.

1. Mn binti Sn menikah dengan Jk bin Md pada tanggal 05 Maret 2000. Mereka melangsungkan pernikahan di Kecamatan Pangkah Kabupaten Tegal sebagaimana Kutipan Akta Nikah nomor 856/11/III/2000. Setelah akad nikah mereka hidup rukun bersama di kediaman bersama di Dusun Kajangan RT 001 RW 002 Desa Kalongan Kecamatan Ungaran Timur Kabupaten Semarang selama 13 tahun 11 bulan pada Oktober 2015. Dari pernikahan ini mereka berdua dikarunia dua anak perempuan bernama FTH binti JM berumur 13 tahun 7 bulan dan ADY binti Jk berusia 8 tahun pada Oktober 2015. Namun kerukunan keluarga tersebut mulai goyah sejak awal bulan Desember 2013 sebab mereka kemudian sering terlibat pertengkaran saat Jk sering bermalas- malasan dalam bekerja sehingga Jk tidak dapat lagi memenuhi nafkah keluarga.

Setelah sekitar 3 bulan pertengkaran itu berlangsung akhirnya pada bulan Februari 2014 pertengakaran itu mengalami puncaknya. Akibatnya Mn memutuskan untuk pergi dari rumah kediaman bersama untuk kemudian menyewa rumah kos di Lingkungan Ngempon. Setelah peristiwa februari tersebut Mn dan Jk sudah tidak lagi saling menjalin hubungan lahir maupun batin. Hubungan Mn dengan Jk benar-benar berakhir ketika gugatan cerai atas nama Mn tertanggal 03 September 2015 yang diajukan ke Pengadilan Ambarawa dikabulkan oleh Majelis Hakim yang mengadili perkara tersebut pada tanggal 15 Oktober 2015.

2. DW binti ST dengan YP bin M melangsungkan pernikahan pada tahun 1993. Mereka hidup rukun dan harmonis dikediaman mertua atau dirumahnya bapak M selaku bapak dari YP suami dari ibu DW, tepatnya di desa gembongan RT.009RW. 004 kecamatan karang jati kabupaten semarang. Setelah berjalanya waktu sekitar satu tahun kemudian mereka dikaruniai seorang anak laki-laki yang bernama A. Setelah beberapa waktu berjalan kehidupan rumah tangga mereka mendapat cobaan, yaitu sang suami terlibat kasus pencurian barang di gudang tempat ia bekerja. Mulai dari itu kehidupan rumah tangga mereka mulai goyah dikarenakan YP kehilangan pekerjaan dan menjadi pengangguran. Akibatnya hubungan mereka sudah tidak lagi harmonis karena YP yang tidak bekerja sering keluar rumah dengan alasan tidak jelas, sehingga hubungan mereka benar-benar sudah tidak bisa didamaikan dan DW mengajukan cerai gugat dipengadilan agama pada tahun 2010.

3. AB beralasan menggugat cerai suaminya kala itu karena sedari awal pernikahan sifat sifat buruk suaminya mulai terlihat seperti berjudi dengan cara menyabung ayam, malas bekerja, tidak menafkahi keluarga dengan baik dan cukup. Keburukan keburukan itu terus terjadi meskipun P (suaminya)tahu saat itu istrinya sedang mengandung. Bahkan saat kandungan istrinya semakin beranjak tua justru P minggat entah kemana yang sampai saat ini tidak diketahui keberadaanya. Berdasarkan keadaan seperti yang disebutkan, maka

beranilah AB menggugat cerai suaminya. Surat gugatan cerai disampaikan oleh AB ke Ketua Pengadilan Agama Demak pada sekitar bulan April, dua bulan setelah kelahiran putra mereka. Diceritakan oleh AB bahwa selama persidangan P tidak pernah hadir atau akhirnya diputus verstek oleh majelis hakim pada sekitar bulan Juni 2013. Anak dari pernikahan mereka diasuh oleh nenek AB di Demak dibawah tanggung jawab AB

4. LY menikah dengan IS pada Februari 2003. IS bekerja di sebuah perusahaan garment semacam PT. Morich sampai 2014 pasca perceraian. Hanya saja IS sudah cukup sering berpindah perusahaan. Sudah menjadi suatu kewajaran di daerah pusat industry pakaian seorang yang mempunyai ketrampilan menjahit dapat sesuka hati berpindah perusahaan. Setelah menikah mereka kemudian tinggal bersama di rumah orang tua IS yang beralamat di Dusun Srumbung Jurang rt 05/02, Desa Bergas kidul, Kecamatan Bergas, Kabupaten Semarang. Selama perkawinan, mereka telah dikaruniai satu orang anak laki-laki bernama EPS yang lahir pada 2 November 2006. Pernikahan mereka terus berlangsung harmonis dan normal. Percekcokan serius mulai muncul pada 2013 dikarenakan IS secara sembunyi-sembunyi telah berselingkuh dengan seorang teman kerjanya. Di katakana secara tidak gambling oleh LY, sebenarnya ada factor-faktor lain selain perselingkuhan tsb yang melatarbelakangi gugatan cerai yang ia layingkan ke Pengadilan Agama Kota Semarang,

namun semuanya dapat ia redamkan. LY dan IS akhirnya resmi bercerai pada tahun 2014 di saat usia perkawinan mereka telah mencapai 11 tahun.

5. LS menikah dengan WR pada 10 Desember 2009, beberapa bulan setelah ia lulus SMA. Suamimya, dahulu adalah teman satu SMA, yang sejak lepas SMA ia bekerja di PT. sido muncul sebagai operator mesin. Setelah menikah keduanya tinggal dirumah orang tua WR di Desa Gedanganak, Kecamatan Ungaran Timur, Kabupaten Semarang bersama dengan 2 adiknya yang masih sekolah di SD dan SMP. Rumah tangga mereka berjalan normal dan dikaruniai satu anak perempuan saat ini berusia 6 tahun. Permasalahan mulai terjadi ketika ayah WR` yang adalah mertua LS meninggal dunia pada awal tahun 2011.

Kemudian Mertua LS yang adalah tulang punggung keluarga telah tiada yang kemudian menimbulkan permasalahan ekonomi. WR diakui oleh LS memang berbudi baik, ia menyadari tanggung jawab ayahnya telah beralih kepadanya sehingga saat itu dia memikul tanggung jawab dua keluarga yaitu keluarga kecilnya yang telah dikarunia satu anak dan keluarga peninggalan ayahnya dengan dua adik dan satu ibu. Sadar dengan tanggung jawab besar suaminya LS pun akhirnya dengan ikhlas dan niat baik melamar kerja kebeberapa perusahaan, yang akhirnya diterima di PT. Morich pada tahun 2011 Sehingga Ekonomi mereka cukup membaik.

Namun menurut LS, perselisihan antara WR dan LS muncul ketika setelah ia bekerja suaminya sama sekali tidak member uang kepadanya. LS tahu uang itu, semuanya kemungkinan diberikan untuk keluarga ibunya. Mulanya LS menerima kondisi semacam itu. Namun lama kelamaan, dengan ditambah kurangnya komunikasi antara mereka, LS merasa tidak betah. LS mengatakan, seharusnya WR itu ijin dulu atau rembugan dulu kalau membantu dalam jangka waktu lama. Masih menurut LS, sebenarnya saudara WR cukup banyak tapi kenapa hanya WR yang menanggung beban kemudian mengganggu tanggung jawabnya pada LS dan anaknya. Belum lagi memang diakui oleh LS selera hidup WR semenjak SMA agak lebih dari teman- temannya, pakaian pakaiannya setidaknya harus bermerk. Dulu sebelum mertuanya meninggal, LS tidak menjadikan hal itu sebagai sebuah persoalan. Namun lain hal setelah ayahnya meninggal, bukannya memikirkan anak istrinya WR justru tetap harus tampil beda dengan kondisi sulit seperti yang dijelaskan diawal. LS sudah sering mencoba menegur suaminya dan berkomunikasi untuk mencari solusi lain, namun WR justru terus mengabaikan. Kesabaran LY akhirnya habis, ia sudah lama hidup mandiri menghidupi anaknya dan mampu. Cinta LS pun perlahan hilang oleh sikap tak acuh dan kurangnya tanggung jawab WR. Akhirnya LY menggugat cerai WR di Pengadilan Agama Kota Magelang. Semenjak gugatan didaftarkan pada Mei 2016, semenjak itu pula LY dan WR sudah tidak tinggal serumah. LY

memilih tinggal di rumah kos di Ngempon. Mereka pun akhirnya bercerai secara sah semenjak September 2016. Anak dari pernikahan LS dan WR kini dibawah pengasuhan LS.

BAB IV

ANALISA FAKTOR DAN DAMPAK PERCERAIAN DI PT. MORICH

Dokumen terkait