• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB V GAMBARAN UMUM PT BANK XY

5.9 Faktor-faktor Penyebab timbulnya Kredit Bermasalah

Menurut Mahmoedin (2004) terdapat 5(lima) faktor yang menyebabkan kredit menjadi bermasalah yaitu :

1. Faktor internal bank, terdiri : a. Kelemahan dalam analisis kredit b. Kelemahan dalam dokumentasi kredit c. Kecerobohan petugas bank

d. Kelemahan dalam agunan

e. Kelemahan sumber daya manusia f. Kecurangan petugas bank

2. Faktor internal nasabah, terdiri : a. Kelemahan karakter nasabah b. Kelemahan kemampuan nasabah c. Musibah yang dialami nasabah d. Kecerobohan nasabah

3. Faktor eksternal, terdiri :

a. Situasi ekonomi yang sedang memburuk b. Situasi politik dalam negeri yang merugikan c. Politik negara lain yang merugikan

d. Situasi alam yang merugikan

e. Peraturan pemerintah yang merugikan 4. Faktor kegagalan bisnis

Yaitu dalam analisis permohonan kredit, petugas kredit melakukan identifikasi risiko yang mungkin timbul. Meskipun setiap keputusan kredit merupakan decision under uncertainty, namun resiko tersebut harus dieliminir. Analisis kredit didasarkan pada kecermatan atas kemampuan meminimalkan risiko, namun harus disadari bahwa risiko tersebut tidak akan mungkin hilang seratus persen. Kegagalan bisnis senantiasa muncul diluar kemampuan berbagai pihak baik itu nasabah maupun pihak bank itu sendiri.

5. Faktor ketidakmampuan manajemen.

Berdasarkan penelitian Dun & Bradsteet (dalam Mahmoedin, 2004)

terhadap perusahaan di Amerika Serikat meyimpulkan bahwa ”lebih

dari 90% kegagalan bisnis bersumber dari ketidakmampuan manajemen

atau incompetence management”.

Dari hasil penelitian yang dilakukan di lapangan pada PT Bank XY Sentra Kredit Menengah Medan, diperoleh beberapa faktor penyebab terjadinya kredit bermasalah/ untuk kredit umum sebagai berikut:

a. Pembinaan dan pengawasan terhadap debitur kurang dilaksanakan, kredit dicairkan, namun tidak dimonitor secara rutin.

b. Tidak dipedomani prosedur pemberian kredit, walaupun Bank telah memiliki pedoman dan prosedur serta tata cara pemberian kredit.

c. Usaha debitur macet total atau debitur meninggal dunia.

d. Agunan kredit debitur bukan milik debitur itu sendiri tetapi milik orang lain dengan pengikatan kuasa memasang hypotik, hal ini dapat menimbulkan masalah pada saat pemilik sah agunan meninggal dunia, sementara pihak ahli waris dari pemilik agunan mempermasalahkan agunan tersebut.

e. Tingkat suku bunga Bank yang relatif tinggi tidak sesuai dengan keuntungan yang diperoleh nasabah, ini menyebabkan debitur tidak dapat mengembalikan kredit sesuai dengan target.

f. Nilai agunan kredit tidak ekonomis (tidak marketable), sehingga tidak mengcover jumlah kredit yang disalurkan, karena letak agunannya tidak strategis dan nilai jualnya rendah.

5.10 Upaya Penyelamatan Kredit Bermasalah

Penyelamatan kredit merupakan suatu usaha yang dilakukan bank untuk mencegah kemungkinan timbulnya kerugian lebih lanjut atas suatu kredit bermasalah melalui pengelolaan hubungan dengan debitur.

Dalam pemberian kredit, Bank akan menghadapi resiko yang salah satunya adalah kemacetan kredit. Oleh karena itu terhadap kredit-kredit yang

bermasalah diperlukan adanya kebijakan dan prosedur penyelamatan yang mendasar, tepat dan efektif

Penyelamatan kredit dilakukan dengan :

a. Melakukan penilaian sampai sejauh mana aktivitas usaha debitur dalam penyelamatan dapat dikembangkan untuk memenuhi kewajibannya pada bank.

b. Menyusun beberapa pilihan strategi dan menetapkan strategi penyelamatan. c. Melakukan pemantauan usaha penyelamatan kredit.

Berdasarkan surat BI No. 30/10/UHS/HKM tanggal 1 Agustus 1997, ditegaskan bahwa upaya penyelesaian kredit dengan penerimaan barang sebagai pembayaran kredit (kompensasi) tidak diperkenankan / dilarang.

Fungsi barang jaminan sebagai jaminan untuk pelunasan hutang debitur apabila yang bersangkutan tidak memenuhi kewajibannya, pada prinsipnya diatur sebagai berikut :

a. Penjualan barang jaminan wajib dilakukan melalui pelelangan umum, atau cara lain yang ditetapkan hakim.

b. Undang-undang No. 14 tahun 1996 tentang Undang-undang Hak Tanggungan menetapkan sebagai berikut :

1) Pemegang Hak Tanggungan berhak menjual atas kekuasaan sendiri melalui pelelangan umum dan mengambil pelunasan piutang dari penjualan tersebut.

2) Pemegang Hak Tanggungan dilarang untuk serta merta menjadi pemilik obyek Hak Tanggungan, karena janji yang memberikan kewenangan

kepada pemegang Hak Tanggungan untuk memiliki obyek Hak Tanggungan apabila cidera janji, batal demi hukum.

3) Penjualan obyek Hak Tanggungan harus dilakukan melalui pelelangan umum sesuai tata cara dalam peraturan perundang-undangan untuk pelunasan piutang pemegang Hak Tanggungan.

Penjualan jaminan dimungkinkan dengan cara di bawah tangan jika dapat diperoleh harga tinggi yang menguntungkan semua pihak dan disepakati kedua pihak, dengan syarat-syarat tertentu cfm. pasal 20 ayat 3 UUHT Untuk mengatasi kredit bermasalah pihak bank harus melakukan upaya penyelamatan sehingga kerugian yang akan timbul dapat ditekan sekecil mungkin. Penyelamatan kredit dapat dilakukan dengan memberikan keringanan berupa jangka waktu pembayaran atau jumlah angsuran terutama bagi kredit terkena musibah atau dengan melakukan penyitaan bagi debitur yang segaja lalai untuk membayar kewajibannya.

Salah satu upaya bank dalam penyelamatan kredit untuk memperbaiki posisi kredit bermasalah atau menjurus bermasalah adalah dengan cara :

a. Rescheduling (Penjadualan ulang) b. Reconditioning (Persyaratan ulang) c. Restructuring (Penataan ulang)

d. Kombinasi dari Rescheduling, Reconditioning, Restructuring. e. Penyitaan jaminan

Rescheduling kredit adalah perubahan jangka waktu pelunasan, jumlah setoran pelunasan dan / atau pembayaran bunga, Reconditioning Kredit adalah perubahan syarat-syarat kredit dengan persyaratan baru dan yang dimaksud

dengan Restructuring Kredit adalah perubahan syarat-syarat kredit yang menyangkut :

a. Penambahan jumlah/maksimum kredit.

b. Konversi seluruh / sebagian tunggakan bunga menjadi pokok kredit baru. c. Konversi seluruh / sebagian dari kredit menjadi penyertaan dalam

perusahaan.

Reconditioning, Rescheduling dan/atau Restructuring atas suatu kredit merupakan upaya bank dalam memperbaiki posisi kredit dan keadaan keuangan perusahaan debitur yang telah macet atau menjurus macet dengan jalan mendudukan kembali kredit tersebut dengan persyaratan-persyaratan baru. Reconditioning, Rescheduling dan/atau Restructuring merupakan salah satu alternatif yang dapat ditempuh bank dalam upaya penyelesaian kredit-kredit bermasalah dan/atau menjurus macet.

Tujuan yang ingin dicapai dengan pelaksanaan penyelamatan kredit bermasalah adalah :

a. Memperbaiki keadaan kredit debitur yang telah bermasalah atau menjurus macet sehingga menjadi lancar kembali dan dapat diselesaikan dengan sebaik-baiknya, tanpa harus terlebih dahulu menjual barang-barang jaminan untuk penyelesaian kreditnya.

b. Perbaikan pinjaman berarti mencari upaya yang dapat menyehatkan keuangan perusahaan debitur sehingga memungkinkan terdapatnya sumber-sumber baru bagi pengembalian kredit, disamping memberi kesempatan kepada debitur untuk kembali berusaha dengan aktif.

c. Membina debitur dengan sebaik-baiknya untuk kepentingan kedua belah pihak.

Bentuk-bentuk dari Rescheduling/Reconditioning/Restructuring dapat berupa :

a. Pemberian tambahan kredit baru, atau kredit lama diaktifkan kembali sebagian atau seluruhnya.

b. Perubahan tingkat bunga dan/atau penangguhan pembayaran bunga. c. Perubahan syarat-syarat disposisi.

d. Perubahan/perpanjangan jangka waktu kredit.

e. Perubahan jadwal waktu pembayaran dan/atau jumlah pembayaran angsuran kredit, sesuai dengan perubahan jangka waktu kredit.

f. Perubahan mengenai persyaratan-persyaratan jaminan kredit dan menambah barang-barang jaminan jika memungkinkan.

g. Perubahan dibidang manajemen / kepengurusan perusahaan debitur. h. Perubahan dibidang permodalan perusahaan debitur.

i. Pengembangan dan/atau peninjauan kembali lapangan usaha debitur. Kebijakan Penyelamatan Kredit Prosedur Penyelamatan Kredit a. Menentukan Metodologi Analisa

Penyelamatan Kredit

 Menganalisa Masalah Penyelamatan

 Menetapkan Strategi Penyelamatan

b. Menetapkan Syarat MAP/MPS

 Menetapkan Isi Dan Frekuensi MAP/MPS

 Menetapkan Kewenangan Memutus Map/MPS

a. Menilai Nasabah Dalam Penyelamatan

 Menilai Pencairan Jaminan

 Menilai Kredibilitas Manajemen

b. Menetapkan Strategi Penyelamatan

 Membuat Prakiraan/Prognosa

 Memilih Sasaran Strategis c. Memantau Nasabah Dalam

c. Menetapkan Pedoman Pemantauan Penyelamatan

 Pemantauan nasabah dalam penyelamatan

 Memantau strategi penyelamatan

d. Menetapkan hapus Buku dan penghapusan piutang

 Membuat Laporan

Perkembangan Penyelamatan

 Merevisi Strategi Penyelamatan Kredit d. Mengusulkan hapus buku dan

penghapusan piutang

Sumber : Buku Pedoman Perkreditan (BPP) PT. Bank XY Tabel 5.1 Kebijakan dan Prosedur Penyelamatan Kredit

Tujuan dari mekenisme penyelamatan kredit adalah menyediakan sarana penyelamatan kredit yang efektif dalam rangka pengambilan keputusan kredit yang sehat. Secara garis besar pelaksanaan mekanisme penyelamatan kredit meliputi 3 (tiga) langkah kegiatan, yaitu :

LANGKAH KEGIATAN

 Melakukan identifikasi masalah agar dapat memfokuskan permasalahan yang ada

 Melakukan diagnosa permasalahan, sehingga dapat ditentukan seberapa jauh kerugian yang terjadi

 Melakukan pronogsa untuk mengevaluasi permasalahan yang dapat diperbaiki untuk menetapkan sasaran strategi yang optimal

 Setelah pronogsa ditentukan kemudian ditetapkan sasaran strategis yang terdiri dari : memutuskan hubungan atau meneruskan hubungan dengan debitur.

 Pengumpulan data

 Verifikasi data

 Analisa Laporan Keuangan dan Aspek-aspek perusahaan lainnya. PEMBUATAN MEMORANDUM

ANALISA PENYELAMATAN (MAP) (Langkah 1.) PEMBUATAN MEMORANDUM PENETAPAN STRATEGI (MPS) (Langkah 2) PEMBUATAN PERANGKAT APLIKASI KREDIT (langkah 3)

 Analisa Proyeksi Keuangan

 Evaluasi kebutuhan / kemampuan keuangan

 Penetapan struktur fasilitas atas dasar pilihan strategi penyelamatan.

Sumber : Buku Pedoman Perkredita (BPP) PT. Bank XY Gambar 5.2 Mekanisme Penyelamatan Kredit

Proses analisis penyelamatan kredit kredit bermasalah meliputi :

a. Mengidentifikasi masalah agar dapat memfokuskan permasalahan yaitu: 1) Meneliti gejala secara jelas

2) Menentukan letak perusahaan

b. Melakukan diagnosa permasalahn sehingga dapat ditentukan seberapa jauh kerugian yang terjadi, yaitu:

1) Mengidentifikasi gejala yang terkait dibidang lain 2) Menentukan sebab-sebab permasalahan

Menilai nasabah dalam penyelamatan dilakukan dengan menilai dan menganalisa 3(tiga) pilar kelaikan nasabah, yaitu pilar Kemampuan Membayar Kembali, Pilar Jaminan, dan Pilar Kredibilitas Manajemen; dengan cara melaksanakan call, pengecekan kepada debitur lain dan melakukan kunjungan setempat dengan tujuan menetapkan strategi penyelamatan.

PERJANJIAN KREDIT DAN / ATAU PERJANJIAN LAINNYA

SEHUBUNGAN DENGAN PENYELAMATAN / RESTRUKTURISASI KREDIT

Dokumen terkait