• Tidak ada hasil yang ditemukan

Faktor-faktor Pertumbuhan Ekonomi; Ekonomi dan ekonomi

BAB II URAIAN TEORITIS.

2.4 Faktor-faktor Pertumbuhan Ekonomi; Ekonomi dan ekonomi

Jingan (1995 : 67-77) mengungkapkan bahwa proses pertumbuhan ekonomi dipengaruhi oleh dua macam faktor, faktor ekonomi dan nonekonomi. Pertumbuhan ekonomi suatu negara tergantung pada sumber alamnya, sumberdaya manusia, modal usaha, teknologi, dan sebagainya. Semua itu merupakan faktor ekonomi. Tetapi pertumbuhan ekonomi tidak mungkin terjadi selama lembaga sosial, kondisi politik, dan nilai-nilai moral dalam suatu bangsa tidak menunjang. Di dalam pertumbuhan ekonomi, lembaga sosial, sikap budaya, nilai moral, kondisi politik, dan kelembagaan merupakan faktor nonekonomi.

Sarah Dina : Pengaruh Otonomi Daerah Terhadap Kesejahteraan Masyarakat Kota Medan, 2009. USU Repository ©2009

2.4.1 Faktor Ekonomi

Para ahli ekonomi menganggap faktor produksi sebagai kekuatan utama yang mempengaruhi pertumbuhan. Laju pertumbuhan ekonomi jatuh atau bangunnya merupakan konsekuensi dari perubahan yang terjadi di dalam faktor produksi tersebut. Beberapa faktor produksi tersebut adalah sebagai berikut:

a. Sumber Alam

Faktor utama yang mempengaruhi perkembangan suatu perekonomian adalah sumber alam atau tanah. ”Tanah” sebagaimana dipergunakan dalam ilmu ekonomi mencakup sumber alam seperti kesuburan tanah, letak dan susunannya, kekayaan hutan, mineral, iklim, sember air, sumber lautan dan sebagainya. Tersedianya sumber alam secara melimpah merupakan hal yang penting. Suatu negara yang kekurangan sumber alam tidak akan dapat membangun dengan cepat. Sebagaimana dinyatakan oleh Lewis, ”Dengan hal-hal lain yang sama, orang dapat mempergunakan dengan lebih baik kekayaan alamnya dibandingkan apabila mereka tidak memilikinya.

Di negara kurang berkembang sumber alam sering terbengkalai, kurang atau salah pemanfaatan. Tersedianya sumber alam secara melimpah saja belumlah cukup bagi pertumbuhan ekonomi. Yang diperlukan ialah pemanfaatannya secara tepat. Jika sumber alam yang ada tidak dipergunakan dengan tepat negara tidak mungkin mengalami kemajuan. J. L. Fisher mengatakan, ”Tidak cukup beralasan untuk mengharapkan pengembangan sumber alam jika orang acuh tidak acuh pada produk dan jasa yang dapat disumbangkan oleh sumber-sumber tersebut”. Hal ini disebabkan

Sarah Dina : Pengaruh Otonomi Daerah Terhadap Kesejahteraan Masyarakat Kota Medan, 2009. USU Repository ©2009

karena keterbelakangan ekonomi dan langkanya faktor teknologi. Oleh karena itu, sumber alam dapat dikembangkan melalui perbaikan teknologi dan peningkatan ilmu pengetahuan. Di dalam kenyataannya, sebagaimana dikemukakan Profesor Lewis, ”Nilai suatu sumber alam tergantung pada kegunaannya, dan kegunaannya senantiasa berubah sepanjang waktu karena perubahan dalam selera, perubahan dalam teknik atau penemuan baru”. Pada saat perubahan seperti itu terjadi, setiap bangsa dapat mengembangkan dirinya sendiri secara ekonomis melalui pemanfaatan sepenuhnya sumber alam mereka. Inggris misalnya mengalami revolusi pertaian dengan menerapkan metode rotasi tanaman antara 1740-1760. Begitu juga Perancis, mampu merevolusikan pertanianya berdasarkan pola Inggris meskipun tanahnya kurang subur.

Seringkali dikatakan bahwa pembangunan ekonomi dapat terjadi meskipun negara yang bersangkutan kekurangan sumber alam. Sebagaimana dikemukakan Lewis, ”Suatu negara yang dianggap miskin sumber alam saat ini mungkin dapat dianggap kaya dikemudian hari. Tidak saja lantaran ditemukannya sumber-sumber yang tersembunyi, tetapi juga karena penggunaan sumber yang telah diketahui dengan cara baru.” Jepang adalah negara seperti itu. Jepang yang kekurangan dalam sumber alam tetapi karena ia berhasil menemukan penggunaan baru sumber- sumbernya yang terbatas, maka jadilah ia salah satu negara termaju di dunia. Dengan mengimpor bahan mentah dan bahan tambang tertentu dari negara lain. Jepang berhasil mengatasi kekurangan sumber alamnya melalui teknologi tinggi, penelitian

Sarah Dina : Pengaruh Otonomi Daerah Terhadap Kesejahteraan Masyarakat Kota Medan, 2009. USU Repository ©2009

baru, dan ilmu pengetahuan tinggi. Begitu pula Inggris, berkembang kendati tanpa minyak bumi dan logam nonbelerang.

Sarana pengangkutan dan perhubungan memiliki peranan penting dalam pertumbuhan ekonomi. Perkembangan sarana itu menurunkan biaya angkut, dan menaikkan perdagangan dalam dan luar negara. Hasilnya, perekonomian maju. Di negara yang memiliki jalan raya, jalan kereta api, terusan atau sungai-sungai, pertumbuhan ekonominya akan terdorong maju, seperti yang terjadi di Inggris, Perancis, Jerman, dan Belanda. Jadi dalam pertumbuhan ekonomi, kekayaan alam yang melimpah saja belum cukup. Yang terpenting adalah pemanfaatannya secara tepat dengan teknologi yang baik sehingga efesiensi dipertinggi dan sumber dapat dipergunakan dalam jangka waktu lebih lama.

b. Akumulasi Modal

Modal berarti persediaan faktor produksi yang secara fisik dapat direproduksi. Apabila stok modal naik dalam batas waktu tertentu, hal ini disebut akumulasi modal atau pembentukan modal. Dalam ungkapan Profesor Nurkse, ”Makna pembentukan modal ialah, masyarakat tidak melakukan seluruh kegiatannya saat itu sekedar untuk memenuhi kebutuhan dan keinginan konsumsi yang mendesak, tetapi mengarahkan sebagian daripadanya untuk pembuatan barang modal. Alat-alat dan perlengkapan, mesin dan fasilitas pengangkutan, pabrik dan peralatannya”. Dalam arti ini pembentukan modal merupakan investasi dalam bentuk barang-barang modal yang dapat menaikkan stok modal, output nasional dan pendapatan nasional.

Sarah Dina : Pengaruh Otonomi Daerah Terhadap Kesejahteraan Masyarakat Kota Medan, 2009. USU Repository ©2009

Proses pembentukan modal bersifaf kumulatif dan membiayai diri sendiri serta mencakup tiga tahap yang saling berkaitan: (a) keberadaan tabungan nyata dan kenaikannya; (b) keberadaan lembaga keuangan dan kredit untuk menggalakkan tabungan dan menyalurkannya ke jalur yang dikehendaki; (c) mempergunakan tabungan untuk investasi barang modal. Pembentukan modal merupakan kunci utama pertumbuhan ekonomi. Di satu pihak ia mencerminkan permintaan efektif, dan dipihak lain ia menciptakan efisiensi produktif bagi produksi di masa depan. Proses pembentukan modal menghasilkan kenaikan output nasional dalam berbagai cara. Pembentukan modal diperlukan untuk memenuhi permintaan penduduk yang meningkat di negara itu. Investasi di bidang barang modal tidak hanya meningkatkan produksi tetapi juga kesempatan kerja. Pembentukan modal ini pula yang membawa ke arah kemajuan teknologi pada gilirannya membawa kearah spesialisasi dan penghematan dalam produksi skala luas. Pembentukan modal membantu usaha penyediaan mesin, alat dan perlengkapan bagi tenaga buruh yang semakin meningkat. Penyediaan overhead sosial dan ekonomi seperti pengangkutan, sumber tenaga, pendidikan dan sebagainya di negara bersangkutan dimungkinkan melalui pembentukan modal ini juga. Pembentukan modal ini pula yang membawa ke arah penggalian sumber alam, industrialisasi dan ekspansi pasar yang diperlukan bagi kemajuan ekonomi.

Sarah Dina : Pengaruh Otonomi Daerah Terhadap Kesejahteraan Masyarakat Kota Medan, 2009. USU Repository ©2009

c. Organisasi

Organisasi merupakan bagian penting dari proses pertumbuhan. Organisasi bersifat melengkapi (komplemen) modal, buruh dan membantu meningkatkan produktivitasnya. Dalam pertumbuhan ekonomi modern, para wiraswastawan tampil sebagai organisator dan pengambil risiko diantara ketidakpastian. Wiraswastawan bukanlah manusia dengan kemampuan biasa. Ia memiliki kemampuan khusus untuk bekerja dibandingkan orang lain. Menurut Schumpeter seorang wiraswastawan tidak perlu seorang kapitalis. Fungsi utamanya ialah melakukan pembaharuan (inovasi). Revolusi industri di Inggris merupakan jasa para wiraswastawan ini, begitu juga pertumbuhan ekonomi Amerika Serikat pada abad ke-19 dan pertengahan abad ke-20 merupakan jasa penyempurnaan kualitas manajemen.

Tapi negara terbelakang langka dengan tindakan wiraswasta. Menurut Myrdal, negara-negara Asia kekurangan wiraswastawan bukan karena mereka kekurangan modal atau bahan mentah tetapi karena mereka kekurangan orang yang memiliki pandangan benar terhadap kewiraswastaan. Orang Jepang memiliki pandangan seperti itu. Di negara maju, karya organisasi telah dipertontonkan oleh perusahaan swasta yang menjelma menjadi perusahaan multinasional sesudah PD II, dan membantu kemajuan ekonomi negara maju maupun negara sedang berkembang. Pada pihak lain, setiap negara memainkan peranannya sebagai organisator dalam berbagai bentuk. Para birokrat pemerintahan di Eropa, Inggris, dan AS misalnya, berangkat dengan program kesejahteraan umum seperti kesehatan masyarakat, jalan raya, jembatan,

Sarah Dina : Pengaruh Otonomi Daerah Terhadap Kesejahteraan Masyarakat Kota Medan, 2009. USU Repository ©2009

taman, pendidikan, pengendalian banjir, perlindungan dan kebakaran, dan sebagainya. Sebagian dari pemerintahan tersebut mengambil alih pengelolaan kereta api, pos dan telekomunikasi, tenaga dan gas, dan sebagainya. Inggris menasionalisasi batubara, besi, dan angkutan darat, sedangkan Perancis menasionalisasi angkatan udara, batubara dan pabrik pembuatan kendaraan bermotor Renault dan bus.

Peranan bank sering kali dikecualikan dari oraganisasi. Bank sebenarnya merupakan lembaga teramat penting yang banyak memberikan sumbangan kepada pertumbuhan ekonomi negara maju. Bank membantu industrialisasi negara Inggris, Eropa, dan AS dalam memberikan bantuan keuangan kepada para wiraswastawan. Di negara terbelakang, pengembangan pertanian dibantu dengan berbagai cara oleh bank dagang, bank yang sudah dinasionalisasi, bank industri dan trust investasi, termasuk pula yang disokong adalah industri pengangkutan. Jadi disamping perusahaan swasta, pengertian organisasi mencakup pemerintah, bank dan lembaga-lembaga internasional yang ikut terlibat di dalam memajukan ekonomi negara maju dan negara sedang berkembang.

d. Kemajuan Teknologi

Perubahan teknologi dianggap sebagai faktor paling penting di dalam proses pertumbuhan ekonomi. Perubahan itu berkaitan dengan perubahan di dalam metode produksi yang merupakan hasil pembaharuan atau hasil dari teknik penelitian baru. Perubahan pada teknologi telah menaikkan produktivitas buruh, modal, dan produksi yang lain.

Sarah Dina : Pengaruh Otonomi Daerah Terhadap Kesejahteraan Masyarakat Kota Medan, 2009. USU Repository ©2009

Kuznets mencatat lima pola penting pertumbuhan teknologi di dalam pertumbuhan ekonomi modern. Kelima pola tersebut ialah: penemuan ilmiah atau penyempurnaan pengetahuan teknik, invensi, inovasi, penyempurnaan, dan penyebarluasan penemuan yang biasanya diikuti dengan penyempurnaan. Seperti Schumpeter, ia menganggap inovasi (pembaharuan) sebagai faktor teknologi yang paling penting dalam pertumbuhan ekonomi. Menurut Kuznets, inovasi terdiri dari dua macam: pertama, penurunan biaya yang tidak menghasilkan perubahan apapun pada kualitas produk; kedua, pembaharuan yang menciptakan produk baru dan menciptakan permintaan baru akan produk tersebut.

Di dalam pertumbuhan ekonomi modern, kelima faktor yang disebut Kuznets, berjasa dalam membantu dalam perkembangan teknologi. Revolusi industri Inggris meluas keseluruh Eropa lewat para pengrajin dan pekerja yang bermigrasi ke negara- negara Eropa. Beberapa orang Perancis mengunjungi pabrik-pabrik Inggris dan menyelundupkan mesin-mesin ke Perancis kendati ada larangan terhadap ekspor mesin tersebut. Pada waktu revolusi industri di Perancis hampir selesai, para bankir dan insinyur berkolaborasi dan menyebarkan teknik-teknik modern ke Jerman, Italia, Swiss, Austria, dan Spanyol. Di pihak lain, industri tekstil Jepang pada awalnya bergerak dari mesin-mesin Inggris yang di buang. Belakangan ternyata kalau pertumbuhan industrinya terjadi lewat meniru teknologi asing. Tetapi setelah PD II, Jepang melakukan inovasi sendiri dengan menghasilkan produk berkualitas tinggi di semua bidang dan mengekspornya ke AS, Australia, Kanada, dan negara maju lain.

Sarah Dina : Pengaruh Otonomi Daerah Terhadap Kesejahteraan Masyarakat Kota Medan, 2009. USU Repository ©2009

Negara sedang berkembang bisa memetik manfaat dari sumber-sumber ilmu pengetahuan di bidang teknologi dari negara maju. Beberapa negara seperti India, Argentina, Meksiko, dan Brasilia, memodifikasi dan menerapkan teknologi negara maju sesuai dengan daya serap dan kebutuhan sosial, ekonomi, dan teknik mereka masing-masing.

e. Pembagian Kerja dan Skala Produksi

Spesialisasi dan pembagian kerja menimbulkan peningkatan produktivitas. Keduanya membawa ke arah ekonomi produksi skala besar yang selanjutnya membantu perkembangan industri hal ini meningkatkan laju pertumbuhan ekonomi. Adam Smith menekankan arti penting pembagian kerja bagi perkembangan ekonomi. Pembagian kerja menghasilkan perbaikan kemampuan produksi buruh. Setiap buruh menjadi lebih efisien daripada sebelumnya. Ia menghemat waktu. Ia mampu menemukan mesin baru dan berbagai proses baru dalam berproduksi. Akhirnya, produksi meningkatkan berbagai hal. Akan tetapi, pembagian kerja tergantung pada luas pasar. Luas pasar, sebaliknya tergantung pada kemajuan ekonomi, yaitu seberapa jauh perkembangan tingkat permintaan, tingkat produksi pada umumnya, sarana transfortasi, dan sebagainya. Jika skala produksi luas, spesialisasi dan pembagian kerja akan meluas pula. Alhasil, jika produksi naik, laju pertumbuhan ekonomi akan melesat. Ekonomi eksternal keuangan semakin banyak tersedia dan manfaat dari investasi-minimal berkembang biak.

Sarah Dina : Pengaruh Otonomi Daerah Terhadap Kesejahteraan Masyarakat Kota Medan, 2009. USU Repository ©2009

2.4.2 Faktor Nonekonomi

Faktor nonekonomi bersama-sama faktor ekonomi saling mempengaruhi kemajuan perekonomian. Faktor nonekonomi seperti organisasi sosial, budaya dan politik mempengaruhi faktor ekonomi. Oleh karena itu faktor nonekonomi juga memiliki arti penting di dalam pertumbuhan ekonomi. Menurut Nurkse, ”pembangunan ekonomi berkaitan dengan peranan manusia, pandangan masyarakat, kondisi politik, dan latar belakang historis.” Di dalam pertumbuhan ekonomi, faktor sosial, budaya, politk dan psikologis sama pentingnya dengan faktor ekonomi. Sebagaimana dikemukakan Profesor Kaldor, pengkajian terhadap dinamika pertumbuhan ekonomi, di luar analisa faktor ekonomi, membawa kita kepada pengkajian terhadap unsur-unsur tertentu yang bersifat psikologis dan sosiologis dalam faktor-faktor ini.

Dokumen terkait