• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.9 Faktor – Faktor yang Berhubungan dengan Kelengkapan

2.9.1 Umur

Umur mempunyai pengaruh terhadap kehamilan dan persalinan ibu. Usia yang kemungkinan tidak beresiko tinggi pada saat kehamilan dan persalinan yaitu umur 20 - 35 tahun karena pada usia tersebut, rahim sudah siap menerima kehamilan, mental sudah matang dan sudah mampu merawat bayi dan dirinya. Sedangkan umur < 20 tahun dan > 35 tahun merupakan umur yang resiko tinggi terhadap kehamilan dan persalinan. Dengan demikian, diketahui bahwa umur ibu pada saat melahirkan turut berpengaruh terhadap morbiditas dan mortalitas ibu maupun bayi yang dilahirkan.

Ibu yang berumur kurang dari 20 tahun, rahim dan bagian tubuh lainnya belum siap untuk menerima kehamilan dan cenderung kurang perhatian terhadap

kehamilannya. Ibu yang berumur 20 – 35 tahun, rahim dan bagian tubuh lainnya sudah siap untuk menerima dan diharapkan untuk memerhatikan kehamilannya. Ibu yang berumur lebih dari 35 tahun, fungsi rahim dan bagian tubuh lainnya sudah menurun dan kesehatan tubuh ibu tidak sebaik saat berumur 20 – 35 tahun.

Menurut penelitian Cut Hesty Maulina di Kelurahan Tanjung Rejo Kecamatan Medan Sunggal tahun 2010 dengan desain cross sectional, ada hubungan antara umur dengan kelengkapan pemeriksaan kehamilan pada ibu yang mempunyai balita (p=0,002).

Menurut penelitian Rabi’atul Adawiyah Su’ong di Puskesmas Mongolato

Kecamatan Telaga Kabupaten Gorontalo tahun 2013 dengan desain cross sectional, ada hubungan antara usia ibu hamil dengan kunjungan antenatal care (p=0,005).

2.9.2 Pendidikan Ibu

Tingkat pendidikan sangat mempengaruhi bagaimana seseorang untuk bertindak dan mencari penyebab serta solusi dalam hidupnya. Orang yang berpendidikan tinggi biasanya akan bertindak lebih rasional. Oleh karena itu, orang yang berpendidikan akan lebih mudah menerima gagasan baru (Notoatmodjo, 2003).

Demikian halnya dengan ibu yang berpendidikan tinggi, akan memeriksakan kehamilannya secara teratur demi menjaga keadaan kesehatan dirinya dan anak dalam kandungannya.

Menurut penelitian Rabi’atul Adawiyah Su’ong di Puskesmas Mongolato Kecamatan Telaga Kabupaten Gorontalo tahun 2013 dengan desain cross sectional, ada hubungan antara pendidikan ibu hamil dengan kunjungan antenatal care (p=0,014).

2.9.3 Pekerjaan

Bila seorang ibu ikut membantu penghasilan rumah tangga maka pada saat hamil, mereka lebih banyak mengeluarkan tenaga dan pikiran maka efeknya dapat berpengaruh pada pemeriksaan kehamilan (Mufdillah, 2009). Pekerjaan sangat menentukan terhadap seseorang untuk berbuat suatu kegiatan.

Pekerjaan yang dimaksud adalah pekerjaan ibu. Dengan banyak kesibukan maka ibu kadang – kadang lupa untuk melakukan pemeriksaan kehamilan tepat waktu. Namun, pekerjaan bukan penghambat dalam bertindak maka ia akan berusaha untuk melakukan tindakan, dalam hal ini untuk memeriksakan kehamilan.

2.9.4 Paritas

Lebih tinggi paritas maka lebih tinggi resiko komplikasi dan kematian maternal. Resiko pada paritas satu dapat ditangani dengan asuhan obstetrik lebih baik, sedangkan resiko pada paritas tinggi dapat dikurangi atau dicegah dengan KB.

Menurut penelitian Cut Hesty Maulina di Kelurahan Tanjung Rejo Kecamatan Medan Sunggal tahun 2010 dengan desain cross sectional, ada

hubungan yang antara paritas dengan kelengkapan pemeriksaan kehamilan pada ibu yang mempunyai balita (p=0,023).

Menurut penelitian Rabi’atul Adawiyah Su’ong di Puskesmas Mongolato

Kecamatan Telaga Kabupaten Gorontalo tahun 2013 dengan desain cross sectional, ada hubungan antara paritas dengan kunjungan antenatal care (p=0,006).

2.9.5 Pengetahuan

Menurut Bloom yang dikutip dalam Soekidjo Notoatmodjo (2003), pengetahuan adalah hasil penginderaan manusia, atau hasil tahu seseorang terhadap objek melalui indera yang dimilikinya (mata, hidung, telinga dan sebagainya). Pengetahuan seseorang terhadap objek mempunyai insentisitas atau tingkat yang berbeda – beda.

Pengukuran pengetahuan dapat dilakukan dengan mengajukan pertanyaan

– pertanyaan secara langsung (wawancara) atau melalui pertanyaan – pertanyaan tertulis atau angket.

Pengetahuan disini yang dimaksud adalah pengetahuan ibu mengenai kehamilan. Bila pengetahuan mereka sudah baik terhadap perawatan kandungan maka kepatuhan seseorang untuk memeriksakan kehamilan juga akan dapat terjaga. Apabila pengetahuan belum sepenuhnya dimiliki maka untuk mengikuti anjuran untuk memeriksakan kehamilan kurang dapat terwujud.

Menurut penelitian Cut Hesty Maulina di Kelurahan Tanjung Rejo Kecamatan Medan Sunggal tahun 2010 dengan desain cross sectional, ada

hubungan yang antara pengetahuan dengan kelengkapan pemeriksaan kehamilan pada ibu yang mempunyai balita (p=0,001).

Menurut penelitian Rabi’atul Adawiyah Su’ong di Puskesmas Mongolato

Kecamatan Telaga Kabupaten Gorontalo tahun 2013 dengan desain cross sectional, ada hubungan antara pengetahuan dengan kunjungan antenatal care (p=0,004).

Menurut penelitian Ulul Lailatul Mardiyah, dkk di wilayah kerja Puskesmas Tempurejo Kabupaten Jember tahun 2013 dengan desain cross sectional, ada hubungan antara pengetahuan dengan kunjungan antenatal care (p=0,005).

2.9.6 Dukungan Keluarga

Dukungan keluarga merupakan sistem pendukung utama untuk memberikan perawatan langsung pada setiap keadaan sehat ataupun sakit. Kepala keluarga adalah seseorang dari sekelompok anggota rumah tangga yang bertanggung jawab atas kebutuhan sehari – hari rumah tangga atau orang yang dianggap atau ditunjuk sebagai kepala rumah tangga. Keluarga khususnya suami sebagai kepala rumah tangga dapat memberikan dukungan kepada ibu hamil untuk memeriksakan kehamilan secara teratur.

Adapun dukungan keluarga yang dimaksud disini adalah dukungan yang diberikan baik dalam moril maupun materil kepada anggota keluarga yang hamil berupa memberikan dorongan untuk memeriksakan kehamilan sesuai jadwal. Jika seluruh keluarga mengharapkan kehamilan, mendukung bahkan memperlihatkan

dukungannya dalam berbagai hal, maka ibu hamil akan merasa lebih percaya diri, lebih bahagia dan siap dalam menjalani kehamilan, persalinan dan masa nifas.

Menurut penelitian Ulul Lailatul Mardiyah, dkk di wilayah kerja Puskesmas Tempurejo Kabupaten Jember tahun 2013 dengan desain cross sectional, ada hubungan antara dukungan keluarga dengan kunjungan antenatal care (p=0,021).

2.9.7 Faktor Keterjangkauan

Menurut penelitian Cut Hesty Maulina di Kelurahan Tanjung Rejo Kecamatan Medan Sunggal tahun 2010 dengan desain cross sectional, ada hubungan antara keterjangkauan dengan kelengkapan pemeriksaan kehamilan pada ibu yang mempunyai balita (p=0,005).

Menurut penelitian Ulul Lailatul Mardiyah, dkk di wilayah kerja Puskesmas Tempurejo Kabupaten Jember tahun 2013 dengan desain cross sectional, ada hubungan antara keterjangkauan dengan kunjungan antenatal care (p=0,0001).

Menurut penelitian Murniati di Kabupaten Aceh Tenggara tahun 2007, keterjangkauan terhadap pelayanan antenatal mempunyai hubungan yang bermakna terhadap pemeriksaan kehamilan dengan nilai p=0,000 (p<0,05).

Dokumen terkait