• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

2.1.3. Faktor-Faktor yang Berpengaruh Terhadap Persepsi

Ada beberapa ahli yang mengemukakan tentang faktor-faktor yang berpengaruh terhadap persepsi, diantaranya:

A.Menurut Robbins, ada sejumlah faktor yang membentuk dan kadang memutar balik persepsi. Faktor-faktor ini dapat berada pada pihak pelaku persepsi (perceiver), dalam objek/target yang dipersepsikan, atau dalam konteks situasi di mana persepsi itu dilakukan.

1. Pelaku persepsi

Bila seorang individu memandang pada suatu objek dan mencoba menafsirkan apa yang dilihatnya, penafsiran itu sangat dipengaruhi oleh karakteristik pribadi dari pelaku persepsi individu itu. Di antara karakteristik pribadi yang lebih relevan yang mempengaruhi persepsi adalah sikap, motif, kepentingan atau minat, pengalaman masa lalu, dan pengharapan (ekspektasi).

Kebutuhan atau motif yang tidak dipuaskan merangsang individu dan mempunyai pengaruh yang kuat pada persepsi mereka. Secara dramatis ini diperlihatkan dalam riset mengenai rasa lapar. Individu-individu dalam studi itu belum makan selama sejumlah jam yang jumlahnya beraneka. Beberapa telah makan satu jam sebelumnya; beberapa lagi belum makan sejak 16 jam lamanya. Subjek-subjek ini diperlihatkan gambar-gambar yang kabur, dan hasilnya menyatakan bahwa parahnya rasa lapar mempengaruhi penafsiran terhadap gambar-gambar kabur itu. Mereka yang belum makan sejak 16 jam tersebut lebih sering mempersepsikan citra kabur sebagai gambar makanan

daripada yang dilakukan subjek-subjek yang baru saja makan beberapa waktu lalu.

Fokus perhatian kita tampaknya dipengaruhi oleh kepentingan atau minat kita. Karena kepentingan individual kita cukup berbeda, apa yang dicatat satu orang dalam suatu situasi dapat berbeda dengan apa yang dipersepsikan oleh orang lain.

Demikian pula pengalaman masa lalu. Anda mempersepsikan hal-hal terhadap mana anda berhubungan. Tetapi, dalam banyak hal, pengalaman masa lalu anda akan bertindak meniadakan kepentingan suatu objek. Objek atau peristiwa yang belum pernah dialami sebelumnya akan lebih mencolok daripada yang pernah dialami di masa lalu.

Akhirnya, pengharapan dapat menyimpangkan persepsi anda dalam melihat apa yang anda harapkan untuk dilihat. Jika anda mengharapkan perwira polisi itu otoritatif (berwibawa), anak muda itu ambisius, direktur personalia itu “menyukai orang-orang”, atau individu yang memangku jabatan publik itu “lapar kekuasaan”, maka mungkin anda mempersepsikan mereka dalam cara ini, tak peduli ciri-ciri mereka yang sebenarnya.

2. Target

Karakteristik-karakteristik dari target yang akan diamati dapat mempengaruhi apa yang dipersepsikan. Karena target tidak dipandang dalam keadaan terisolasi, hubungan suatu target dengan latar belakangnya mempengaruhi persepsi, seperti kecenderungan kita untuk mengelompokkan benda-benda

Apa yang kita lihat bergantung pada bagaimana kita memisahkan suatu bentuk dari dalam latar belakangnya yang umum. Objek-objek yang berdekatan satu sama lain akan cenderung dipersepsikan bersama-sama bukannya secara terpisah. Sebagai kedekatan fisik atau waktu, sering kita menggabungkan objek-objek atau peristiwa-peristiwa yang tidak berkaitan secara bersama- sama.

Orang, objek, atau peristiwa yang serupa satu sama lain cenderung dikelompokkan bersama-sama. Makin besar kemiripan itu, makin besar kemungkinan kita akan cenderung mempersepsikan mereka sebagai suatu kelompok bersama.

3. Situasi

Penting bagi kita melihat konteks objek atau peristiwa. Unsur-unsur lingkungan sekitar mempengaruhi persepsi kita. Saya mungkin tidak memperhatikan seorang wanita berusia 25 tahun dalam gaun malam dan

makeup yang tebal di suatu klub malam pada Sabtu malam. Tapi wanita yang sama yang bersolek dan berpakaian semcam itu untuk kuliah manajemen Senin pagi saya, pasti akan menarik perhatian saya (dan perhatian seluruh kelas). Baik pemersepsi maupun target tidak berubah antara Sabtu malam dan Senin pagi, tetapi situasinya berlainan.

Gambar 2.2. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Persepsi (Robbins, 2003)

B.Menurut Notoatmodjo, ada banyak faktor yang akan menyebabkan stimulus dapat masuk dalam rentang perhatian seseorang. Faktor penyebab ini dibagi menjadi dua bagian besar, yaitu faktor eksternal dan faktor internal.

1. Faktor eksternal adalah faktor yang melekat pada objeknya.

a. Kontras : cara termudah untuk menarik perhatian adalah dengan membuat kontras baik pada warna, ukuran, bentuk, atau gerakan.

b. Perubahan intensitas : suara yang berubah dari pelan menjadi keras, atau cahaya yang berubah dengan intensitas tinggi.

Faktor pada target: • Hal baru • Gerakan • Bunyi • Ukuran • Latar belakang • Kedekatan Faktor dalam situasi:

• Waktu

• Keadaan/tempat kerja • Keadaan sosial

Faktor pada pemersepsi: • Sikap • Motif • Kepentingan • Pengalaman • Pengharapan Persepsi

c. Pengulangan (repetition) : dengan pengulangan, walaupun pada mulanya stimulus tersebut tidak masuk dalam rentang perhatian seseorang, maka akhirnya akan mendapat perhatian.

d. Sesuatu yang baru (novelty) : suatu stimulus yang baru akan lebih menarik perhatian seseorang daripada sesuatu yang telah diketahui. e. Sesuatu yang menjadi perhatian orang banyak.

2. Faktor internal adalah faktor yang terdapat pada orang yang mempersepsikan stimulus tersebut. Faktor internal yang ada pada seseorang akan mempengaruhi bagaimana seseorang menginterpretasikan stimulus yang dilihatnya. Itu sebabnya stimulus yang sama dapat dipersepsikan secara berbeda

a. Pengalaman/ pengetahuan : pengalaman atau pengetahuan yang dimiliki seseorang merupakan faktor yang sangat berperan dalam menginterpretasikan stimulus yang diperoleh. Pengalaman masa lalu atau apa yang telah dipelajari seseorang akan menyebabkan terjadinya perbedaan interpretasi.

b. Harapan atau expectation

c. Kebutuhan : kebutuhan akan menyababkan stimulus tersebut dapat masuk dalam rentang perhatian seseorang dan kebutuhan ini akan menyebabkan seseorang menginterpretasikan stimulus secara berbeda. d. Motivasi

f. Budaya : seseorang dengan latar belakang budaya yang sama akan menginterpretasikan orang-orang dalam kelompoknya secara berbeda, namun akan mempersepsikan orang-orang di luar kelompoknya sebagai sama saja.

Belajar atau pemahaman (learning) merupakan salah satu faktor dari dalam diri seseorang yang mempengaruhi proses seleksi. Semua faktor-faktor dari dalam yang membentuk adanya perhatian kepada sesuatu objek sehingga menimbulkan adanya persepsi adalah didasarkan dari kekomplekan kejiwaan. Kekomplekan kejiwaan ini selaras dengan proses pemahaman atau belajar (learning) dan motivasi yang dipunyai oleh masing-masing orang (Thoha, 2007).

Dokumen terkait