• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

D. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Bahan Baku

1. Pertimbangan dalam penyelenggaraan persediaan bahan baku

Dalam penyelenggaraan persediaan bahan baku untuk keperluan pelaksanaan proses produksi dari suatu perusahaan terdapat beberapa macam faktor yang saling berkaitan antara yang satu dengan yang lain dan mempunyai pengaruh terhadap persediaan bahan tersebut.

Adapun berbagai macam factor pertimbangan dalam penyelenggaraan yang mempengaruhi persediaan bahan baku adalah antara lain:

a. Perkiraan pemakain bahan baku

Sebelum kegiatan pembelian bahan dilaksanakan, manajemen harus dapat membuat perkiraan pemakaian bahan baku yang akan dipergunakan dalam proses produksi suatu perusahaan pada suatu periode. Jumlah bahan baku yang akan dibeli oleh perusahaan dapat dihitung dengan cara jumlah kebutuhan bahan baku untuk proses produksi, ditambah dengan rencana persediaan akhir dari bahan baku tersebut kemudian dikurangi dengan persediaan awal yang telah ada di dalam perusahaan.

1. Harga bahan baku

Harga bahan baku yang akan dibeli merupakan salah satu faktor penentu pula dalam kebijaksanaan persediaan bahan karena menentukan seberapa besarnya dana yang harus disediakan oleh perusahaan untuk menyelenggarakan persediaan bahan baku.

2. Biaya biaya persediaan

Terdapat dua macam biaya persediaan yaitu biaya penyimpanan, biaya pemesanan.

a) Biaya penyimpanan adalah merupakan biaya persediaan yang jumlah, resiko dan kerusakan bahan akan semakin besar apabila jumlah unit-unit bahan yang dipesan didalam perusahaan semakin tinggi.

b) Biaya pemesanan adalah merupakan biaya persediaan yang bahan-bahan dari penjual, sejak bahan-bahan tersebut dikirim dan diserahkan serta diinspeksi di gudang atau daerah pengolahan (process area) biaya ini tidak tergantung pada besar atau banyaknya barang yang dipesan.

3. Kebijaksanaan pembelian

Kebijaksanaan pembelanjaan dalam suatu perusahaan akan dapat mempengaruhi seluruh kebijaksanaan pembelian dan penyelenggaraan persediaan bahan baku dalam perusahaan yang bersangkutan.

4. Pemakaian bahan

Pemakain bahan buku kenyataannya dari perusahaan yang bersangkutan dalam periode-periode yang telah lalu (actual demand) untuk keperluan proses produksi merupakan salah satu dasar pertimbangan di dalam penyelenggaraan bahan baku sehingga dapat disusun perkiraan kebutuhan bahan baku yang mendekati kenyataan akan kebutuhan planning produksi.

5. Waktu tunggu (lead time)

Waktu tunggu adalah merupakan tenggang waktu yang diperlukan atau yang terjadi antara saat pemesanan bahan baku dilaksanakan dengan datangnya bahan baku yang dipesan tersebut.

Hal ini sangat erat kaitannya dengan penentuan saat pemesanan kembali (reorder point). Dengan diketahui waktu tunggu yang tepat, maka perusahaan akan dapat memberi pada saat yang tepat pula

sehingga resiko penumpukan persediaan dapat ditekan seminimal mungkin.

6. Model pembelian bahan

Model pembelian bahan yang dipergunakan oleh perusahaan akan sangat menentukan besar kecilnya persediaan bahan baku yang diselenggarakan di dalam perusahaan, diantaranya ( Hand to Mouteh Buying,Spekulative Buying, Foreward Buying ) Pemilihan model pembelian yang akan digunakan dalam perusahaan disesuaikan dengan situasi dan kondisi dari persediaan bahan baku untuk masing-masing perusahaan yang bersangkutan.

7. Persediaan pengaman (safety stock)

Persediaan pengaman adalah persediaan yang diadakan oleh perusahaan untuk mengulangi adanya keadaan kehabisan atau kekurangan bahan baku dalam perusahaan atau keterlambatan datangnya bahan baku yang dipesan sehigga proses produksi dapat berjalan tanpa gangguan. Persediaan pengaman ini akan diselenggarakan dalam suatu jumlah tertentu, dimana jumlah ini akan merupakan suatu jumlah tetap didalam suatu periode yang telah ditentukan sebelumnya.

8. Pembelian kembali

Perusahaan akan mengadakan pembelian kembali terhadap bahan baku yang dipergunakan secara berkala. Pelaksanaan pembelian kembali ini mempertimbangkan panjangnya waktu yang diperlukan didalam pembelian bahan baku tersebut, juga planning

kebutuhan produksi. Faktor yang mempengaruhi persediaan bahan baku dapat di gambarkan sebagai berikut:

Gambar 2.1 Pembelian 2. Metode pembelian

Pembelian merupakan salah satu fungsi yang pentingdalam jumlah persediaan dan peranan pangadaan bahan baku bagi perusahaan. Fungsi ini dibebani tanggung jawab untuk mendapatkan kuantitas dan kualitas bahan-bahan yang tersedia pada waktu dibutuhkan dengan yang sesuai dengan harga yang berlaku.

Macam-macam bentuk pembelian yang berpengaruh terhadap persediaan bahan baku Sesuai dengan kebutuhan untuk menjamin proses produksi :

1. Hand to Mouth Buying

Merupakan pembelian yang dilaksanakan berdasarkan kebutuhan pada masa sekarang. Pembelian ini dalam jumlah kecil tetapi dalam interval yang sering sebagai usaha untuk mencukupi kebutuhan langsung. Cara ini dapat dilakukan apabila sebelumnya telah diketahui bahwa barang tersebut selalu tersedia dipasar dalam jumlah besar dan fasilitas komunikasi tersedia dengan baik sehingga penempatan order dapat dilakukan dengan mudah dan tepat juga terdapat fasilitas penggangkutan yang lebih baik.

2. Speculative Buying

Pembelian ini dilakukan dalam jumlah yang lebih besar dari yang diperlukan dengan tujuan untuk memperoleh keuntungan dengan fluktuasi harga. Jika harga cendrung naik maka pembelian diperbesar dan sebaliknya jika harga cendrung turun pembelian dikurangi.

3. Foreward buying

Pembelian ini adalah pembelian untuk masa depan dan tidak selalu bertujuan untuk spekulasi. Tujuan utamanya ialah untuk menjamin jumlah persediaan yang cukup dan terus menerus, sehingga pembelian bahan dilakukan sebelum bahan tersebut digunakan. Selain tujuan utama tersebut, ada tujuan lain dilaksanakannya foreward buying, yaitu adanya kekawatiran akan bahan baku tersebut sukar didapat kesulitan dalam hal komunikasi dan pengangkutan dan adanya fluktuasi harga yang dinamis.

E. Produksi

1. Pengertian produksi

Istilah produksi sering dipergunakan dalam suatu organisasi yang menghasilkan keluaran atau output, baik yang berupa barang atau jasa.

Secara umum produksi diartikan sebagai suatu kegiatan atau proses yang mengtransformasikan masukan ( input ) menjadi hasil keluaran ( out put ).

Untuk lebih memahami produksi secara mendalam penulis mengutip definisi produksi. Menurut Sofyan Assauri ( 2002 : 15 ) Yaitu :

Suatu kegiatan yang menghasilkan barang baik barang jadi maupun barang setengah jadi, bahan industri dan suku cadang atau sparepart dan komponen.

Pengertian produksi dalam ekonomi adalah merupakan kegiatan yang berhubungan dengan usaha untuk menciptakan dan menambah kegunaan atau utilitas suatu barang atau jasa.

2. Proses produksi

Sebelum memahami pengertian proses produksi sebelumnya akan diungkapkan terlebih dahulu mengenai pngertian dari proses. Yang dimaksud dengan proses adalah cara, metode dan teknik bagaimana sesungguhnya sumber-sumber (tenaga kerja, mesin, bahan dan dana) yang ada dirubah untuk memperoleh suatu hasil. Sedangkan produksi adalah kegiatan untuk menciptakan atau menambah kegunaan suatu barang atau jasa.

Proses Produksi menurut Sofyan Assauri ( 2002 : 97 ) adalah :

Cara, metode dan teknik untuk menciptakan atau menambah kegunaan suatu barang atau jasa dengan menggunakan sumber-sumber ( tenaga kerja, mesin, bahan-bahan dan dana ) yang ada.

Proses produksi dapat dibedakan atas dua jenis, yaitu :

a. Proses produksi yang terus-menerus ( continue processes )

Dalam proses ini terdapat waktu yang panjang tanpa adanya perubahan-perubahan pada pengaturan dan penggunaan mesin serta peralatannya.

b. Proses produksi yang terputus-putus ( Intermitten Procsses )

Dalam proses ini terdapat waktu yang pendek dalam persiapan peralatan untuk perubahan yang cepat guna dapat menghadapi variasi produk yang berganti-ganti.

3. Pengawasan Produksi

Follow-up merupakan kegiatan pengawasan produksi untuk memonitor dan mengecek secara terus menerus proses pengerjaan order – order produksi. Tipe proses produksi yang berbeda akan memerlukan tipe pengawasan produksi yang berbeda pula. Dalam proses produksi kita mengenal, order control, flow control, load control, dan blockcontrol.

1. Order control, bertujuan agar pengerjaan dan penyelesaian suatu pesanan dilakukan sesuai dengan yang diinginkan atau yang telah di tetapkan dalam skedul produksi. Bila pengerjaan pesanan terdiri dari atas berbagai macam operasi, memerlukan sekumpulan material, dan sebagainya maka order control berfungsi sebagai pengendali operasi untuk memenuhi segala “ persyaratan “ yang diinginkan pemesan.

2. Flow control, produk – produk yang di standarisasikan dan dibuat dalam volume – volume yang besar serta dibuat pada garis – garis produksi, dikendalikan dengan menggunakan flow control. Flow control banyak

dijumpai dalam proses produksi secara terus menerus, dimana pengerjaan produk mengalir sepanjang lini produksi.

3. Load control biasanya bersangkutan dengan penyusunan skedul – skedul untuk satu atau lebih mesin – mesin penting. Load control terutama mengatur pembebanan mesin – mesin dan mengidentifikasikan kebutuhan setiap order agar kuantitas atau tingkat produksi dapat dikendalikan.

4. Block control, bentuk lain dari order control pengawasan mengelompokan order – order menurut model, ukuran dan style tertentu, dan kemudian menggabungkan menjadi semacam “ block “.

Suatu block adalah sejumlah produk yang dapat diproduksikan pabrik dalam periode waktu tertentu misalnya satu hari. Block control bertujuan agar pengerjaan kelompok barang yang memerlukan proses sama dapat dilakukan secara efektif dan agar proses produksi dapat berjalan dengan konstan.

Dokumen terkait