• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALISIS PENGENDALIAN PERSEDIAAN BAHAN BAKU PADA PT. PERTANI (PERSERO) CABANG WILAYAH IV SKRIPSI BUDIMAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "ANALISIS PENGENDALIAN PERSEDIAAN BAHAN BAKU PADA PT. PERTANI (PERSERO) CABANG WILAYAH IV SKRIPSI BUDIMAN"

Copied!
107
0
0

Teks penuh

(1)ANALISIS PENGENDALIAN PERSEDIAAN BAHAN BAKU PADA PT. PERTANI (PERSERO) CABANG WILAYAH IV. SKRIPSI. BUDIMAN 10573 04805 14. FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR MAKASSAR 2021.

(2) HALAMAN JUDUL. ANALISIS PENGENDALIAN PERSEDIAN BAHAN BAKU PADA PT. PERTANI (PERSERO) CABANG WILAYAH IV. SKRIPSI. Oleh BUDIMAN NIM 105730480514. Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pada Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Universitas Muhammadiyah Makasssar. JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR MAKASSAR 2021.

(3) MOTTO DAN PERSEMBAHAN. Gagal Bukan Berarti Akhir dari perjuangan melainkan bahan dalam pemebelajaran untuk melangka kedepan. Kupersembahkan karya ini kepada: Kedua orang tuaku ayah dan ibu, saudaraku, dosen-dosenku, sahabatku, seluruh mahasiswa akuntansis, atas keikhlasannya dan doanya dalam mendukung penulis mewujudkan harapan menjadi kenyataan.

(4) FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR Jl. Sultan Alauddin No.295 Gedung Iqra Lt.7 Tel. (0411) 866972 Makassar. LEMBAR PERSETUJUAN SKRIPSI Judul Penelitian. : “Analisis Pengendalian Persedian Bahan Baku Pada PT. Pertani (Persero) Cabang Wilayah IV ”. Nama Mahasiswa : Budiman No. Stambuk/ NIM : 105730480514 Program Studi. : Akuntansi. Fakultas. : Ekonomi dan Bisnis. PerguruanTinggi. : Universitas Muhammadiyah Makassar. Menyatakan bahwa skripsi ini telah di teliti diperikasa dan diujiankan dihadapan penguji pada UJIAN SKRIPSI pada tanggal 23 Oktober 2021 di Fakultas Ekonomi dan Bisnis di Ruangan IQ 7.1 Gedung Iqra Universitas Muhammadiyah Makassar. Makassar, 23 Oktober 2021 Menyetujui Pembimbing I. Dr. Hj. Ruliaty,MM NIDN: 0009095406. Pembimbing II. Abd Salam, SE.,M.Si.AK.CA.CSP NIDN: 0931126607 Mengetahui, Ketua Program Studi Akuntansi,. Mira, S.E.,M.Ak NBM. 1073 428.

(5) FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR Jl. Sultan Alauddin No.295 Gedung Iqra Lt.7 Tel. (0411) 866972 Makassar. LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI Skripsi atas Nama Budiman, NIM : 105730480514, diterima dan disahkan oleh Panitia Ujian Skripsi berdasarkan Surat Keputusan Rektor Universitas Muhammadiyah Makassar Nomor: 0011/SK-Y/62201/091004/2021. Pada tanggal. 17 Rabiul Awal 1443 H/ 23 Oktober 2021 M, sebagai salah satu syarat guna memperoleh gelar Sarjana Akuntansi pada Program Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Muhammadiyah Makassar.. 17 Rabiul Awal 1443 H Makassar, 23 Oktober 2021 M PANITIA UJIAN 1. Pengawas Umum : Prof. Dr. H. Ambo Asse.,M.Ag (Rektor Unismuh Makassar). (...............). 2. Ketua. : Dr. H. Andi Jam’an, S.E.,M.Si (...............) (Dekan Fakultas Ekonomi Dan Bisnis). 3. Sekretaris. : Agusdiwana Suarni, SE.,M.ACC (...............) (WD I Fakultas Ekonomi Dan Bisnis). 4. Penguji. : 1. Dr. H. Andi Jam’an, S.E.,M.Si. (...............). 2. Dr. Muchriana Muchran,SE.,M.Si. (...............). 3. Abd Salam, SE.,M.Si.AK.CA.CSP. (...............). 4. Mira, S.E.,M.Ak. (...............).

(6) FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR Jl. Sultan Alauddin No.295 gedung iqra Lt. 7 Tel. (0411) 866972 Makassar. SURAT PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI Saya yang bertanda tangan dibawah ini : Nama. : Budiman. No. Stambuk/ NIM. : 105730480514. Jurusan. : Akuntansi. Dengan judul. : ”Analisis Pengendalian Persedian Bahan Baku Pada PT. Pertani (Persero) Cabang Wilayah IV”. Dengan ini menyatakan bahwa : Skripsi yang saya ajukan di depan Tim Penguji adalah ASLI hasil karya sendiri, bukan hasil jiplakan dan tidak dibuat oleh siapapun. Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya dan saya bersedia menerima sanksi apabila pernyataan ini tidak benar. Makassar, 23 oktober 2021 Yang Membuat Pernyataan. Budiman NIM: 105730480514. Diketahui Oleh : Dekan Fakultas Ekonomi Dan Bisnis. Dr. H. Andi Jam’an, S.E.,M.Si NBM: 0902116603. Ketua Program Studi Akuntansi. Mira, S.E.,M.Ak NBM: 1073 428.

(7) KATA PENGANTAR. Syukur alhamdulillah penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT, atas segala rahmat dan hidayah yang tiada henti diberikan kepada hamba-Nya sehingga penulis mampu menyelesaikan skripsi ini. Shalawat dan salam tak lupa penulis kirimkan kepada Rasulullah Muhammad SAW beserta. para keluarga, sahabat dan para pengikutnya. Alhamdulillah atas izin Allah SWT dan dengan doa, usaha serta semangat yang penulis miliki, akhirnya penyusunan skripsi yang berjudul “analisis pengendalian persedian bahan baku pada PT. Pertani (Persero) Cabang Wilayah IV” dapat terselesaikan dengan baik sebagai salah satu persyaratan dalam menyelesaikan Program Sarjana (S1) pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Muhammadiyah Makassar. Kupersembahkan. karya. sederhana ini kepada orang yang sangat kukasihi dan sayangi ayahanda tercinta Gama dan ibunda Sitti yang senantiasa mengiringi setiap perjalanan penulis dengan do’a restu, memberi harapan, semangat, perhatian, kasih sayang yang tulus tanpa pamrih, selalu memberi jalan menerima setiap pulang serta menjadi tempat rebah terbaik bagi penulis saat asa kian terpuruk dan harap tak lagi kokoh, ibarat lilin yang rela lenyap hanya untuk menerangi setiap jalanku. Cinta yang luar biasa ini tidak akan pernah mampu kubalas hanya dengan selembar kertas bertuliskan kata cinta dan persembahan. Untuk kakanda tersayang dan adik-adikku tercinta yang selalu memberi dukungan moril dan material serta mendukung dan memberikan semangat disetiap keluh juga kesahku. Sungguh tiada yang paling mengharukan ketika.

(8) ukiran senyum yang kalian berikan dikala melihat tawa lepasku menceritakan betapa indahnya hari yang kulalui harus kugadai dengan jarak hanya untuk menyelesaikan studi. Serta terima kasih kepada seluruh keluarga besar atas segala kasih sayang dan dukungan yang telah diberikan demi keberhasilan penulis dalam menuntut ilmu. Semoga apa yang telah kalian berikan kepada penulis menjadi ibadah dan cahaya penerang kehidupan di dunia dan di akhirat. Penulis. menyadari. bahwa. penyusunan. skripsi.ini tidak akan terwujud tanpa adanya bantuan dan dorongan dari berbagai pihak. Begitu pula penghargaan yang setinggi-tingginya dan terima kasih banyak saya sampaikan dengan hormat kepada : 1. Bapak Prof. Dr. H. Ambo Asse, M.Ag. Rektor. Universitas. Muhammadiyah Makassar. 2. Bapak Dr. H. Andi Jam’an SE.,M.Si.,Ak.,CA.CSP Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Muhammadiyah Makassar. 3. Bapak Ismail Badollahi, SE.M.Si.Ak.CA. selaku Ketua Program Studi Akuntansi Universitas Muhammadiyah Makassar. 4. Ibu Dr.Hj Ruliaty, MM selaku pembimbing I yang senantiasa meluangkan waktunya membimbing dan mengarahkan penulis, sehingga skripsi selesai dengan baik. 5. Bapak Abd Salam, SE.,M.Si.Ak.CA selaku pembimbing II yang telah berkenan membantu selama dalam penyusunan skripsi hingga ujian skripsi. 6. Bapak/Ibu dan Asisten Dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Muhammadiyah Makassar yang telah banyak membantu dalam proses penyelesaian skripsi ini dan membekali penulis selama perkuliahan..

(9) 7. Seluruh Staf dan Karyawan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Muhammadiyah Makassar. 8. Sahabat seperjuangan Ilham, Abd Hakim, yang senantiasa menjadi pendengar terbaik bagi penulis dan rekan-rekan seperjuangan kelas AK 5/14 yang tidak mampu penulis sebut satu persatu terima kasih atas dukungan dan motivasi untuk saling menguatkan, satu hal yang pasti suskes ada dalam genggaman kita. Akhir kata, semoga skripsi ini dapat memberikan manfaat bagi semua pihak, utamanya kepada Kampus Biru Universitas Muhammadiyah Makassar. Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, saran dan kritik yang membangun sangat diharapkan. Billahi fii Sabilil Haq, Fastabiqul Khairat, Wassalamu’alaikum Wr. WB Makassar, 02 September 2021. Budiman.

(10) ABSTRAK Budiman, 2021. Analisis Pengendalian Persediaan Bahan Baku Pada PT. Pertani (Persero) Cabang Wilayah IV. Skripsi Program Studi. Akuntansi. Fakultas. Ekonomi dan Bisnis Universitas Muhammadiyah Makassar. Dibimbing oleh Pembimbing I Ibu Ruliaty, dan Pembimbing II Abd Salam. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengendalian persediaan yang dibutuhkan dalam produksi bahan baku. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kuantitatif, dengan sumber data primer dan sekunder. Teknik pengumpulan data menggunakan penelitian lapangan dan penelitian perpustakaan. dalam pengendalian persedian bahan baku dengan menggunakan metode economy order quantity sangat efektif dan efisien dan metode ini sangat cocok bagi perusahaan yang bergerak dibidang manufaktor karena metode menentukan jumlah persediaan, pemesanan yang akan dilakukan dan berapa banyak jumlah yang harus di pesan agar biaya total (penjumlahan antara biaya pemesanan dan biaya penyimpanan) menejadi minimum. Pengendalian bahan baku yang dilakukan perusahaan dapat mempengaruhi hasil produksi yang sangat efisien jadi dapat kita pastikan bahwa pengendalian bahan baku sangat efektif untuk perusahaan yang bergerak di bidang manufaktur contohnya perusahaan PT. Pertani (persero). Kata kunci: Pengendalian Persediaan Bahan Baku PT. Pertani (persero)..

(11) ABSTRACT Budiman. 2021. Analysis of Raw Material Inventory Control at PT. Pertani (Persero) Regional Branch IV. Study Program Thesis. Accountancy Faculty Economics and Business University of Muhammadiyah Makassar. Supervised by Supervisor I Mrs. Hj Ruliaty, and Supervisor II Abd Salam. This study aims to determine the inventory control needed in the production of raw materials. This study uses a quantitative descriptive method, with primary and secondary data sources. Data collection techniques using field research and library research. in controlling the supply of raw materials using the economy order quantity method is very effective and efficient and this method is very suitable for companies engaged in manufacturing because the method determines the amount of inventory, orders to be made and how many quantities must be ordered so that the total cost (summing between ordering costs and holding costs) is kept to a minimum. Control of raw materials by the company can affect the results of production which is very efficient so we can be sure that the control of raw materials is very effective for companies engaged in manufacturing, for example the company PT. Farmers (Persero). Keywords: Raw Material Inventory Control PT. Pertani (Persero)..

(12) DAFTAR ISI. Halaman SAMPUL ...................................................................................................................i HALAMAN JUDUL ..................................................................................................ii MOTTO DAN PERSEMBAHAN .............................................................................iii LEMBAR PERSETUJUAN SKRIPSI .....................................................................iv LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI .......................................................................v SURAT PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI ......................................................vi KATA PENGANTAR .............................................................................................vii ABSTRAK ................................................................................................................x ABSTRACT.............................................................................................................xi DAFTAR ISI ...........................................................................................................xii DAFTAR TABEL ..................................................................................................xiv DAFTAR GAMBAR ...............................................................................................xv BAB I PENDAHULUAN ..........................................................................................1 A. Latar Belakang ...........................................................................................1 B. Rumusan Masalah .....................................................................................4 C. Tujuan Dan Kegunaan Penelitian ..............................................................4 D. Manfaat Penelitian .....................................................................................5 BAB II TINJAUAN PUSTAKA ...............................................................................6 A. Pengertian Manajemen Produksi dan Operasi .........................................6 B. Persediaan ................................................................................................9 C. Arti Fungsi dan Tujuan Pengendalian Persediaan ..................................18 D. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Bahan Baku ...................................28.

(13) E. Produksi ...................................................................................................34 F. Penelitian terdahulu .................................................................................36 G. Kerangka Pikir ..........................................................................................39 BAB III METODE PENELITIAN ......................................................................... 40 A. Jenis penelitian ........................................................................................40 B. Lokasih dan Waktu Penelitian .................................................................40 C. Sumbaer Data ..........................................................................................41 D. Metode Pengumpulan Data .....................................................................41 E. Teknik Analisis Data ................................................................................42 F. Defenisis Operasional Variabel ...............................................................42 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ............................................44 A. Gambaran Umum Perusahaan................................................................44 B. Bidang Usaha PT. Pertani (Persero) ......................................................46 C. Ruang Lingkup Kegiatan Perusahaan.....................................................47 D. Hasil Penelitian ........................................................................................50 E. Analisi Data Penelitian .............................................................................62 F. Pembahasan ............................................................................................71 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ....................................................................74 A. Kesimpulan ..............................................................................................74 B. Saran ........................................................................................................75 DAFTAR PUSTAKA ..............................................................................................76 LAMPIRAN ...........................................................................................................78.

(14) DAFTAR TABEL. Tabel 4.1 Jumlah Kebutuhan Dan Harga Bahan Baku .........................................51 Tabel 4.2 Jumlah Biaya Pembelian Bahan Baku ..................................................52 Tabel 4.3 Jumlah Biaya Operasional ....................................................................52 Tabel 4.4 Data Produksi ........................................................................................56 Tabel 4.5 Jumlah Kebutuhan Bahan Baku ...........................................................57 Tabel 4.6 Biaya Total Pemesanan ........................................................................61 Tabel 4.7 Biaya Total Penyimpanan .....................................................................62 Table 4.8 Rata-rata Biaya Pembelian ...................................................................63 Tabel 4.9 Ordering Cost Dan Carring Cost ...........................................................68 Table 4.10 Data Persediaan ..................................................................................68 Tabel 5.1 Perbandingan Biaya Ordering Cost Dan Carring Cost .........................69 Tabel 5.2 Lead Time ..............................................................................................71.

(15) DAFTAR GAMBAR Gambar 2.1 Pembelian .........................................................................................32 Gambar 2.2 Kerangka.Fikir ...................................................................................40 Gambar 2.3 Stuktur.organisasi .............................................................................47.

(16) 1. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dewasa ini bidang ilmu pengetahuan dan teknologi telah berkembang cepat sehingga mencapai kemajuan yang sangat pesat di berbagai bidang, khususnya di bidang industri. Seiring dengan kemajuan ini terjadi persaingan yang ketat di antara perusahaan-perusahaan, khususnya di antara perusahaan yang menghasilkan produk-produk sejenis. Hal ini mendorong perusahaan agar mempunyai daya saing yang tinggi untuk menjamin kelangsungan hidupnya, berkembang dan menciptakan kondisi perusahaan yang berpotensi besar untuk memperoleh laba. Perusahaan agar mempunyai daya saing yang tinggi maka perusahaan harus dapat berproduksi secara lancar, efektif dan efisien. Salah satu faktor yang. mempengaruhi. kelancaran. proses. produksi. tersebut. adalah. tersedianya bahan baku dalam jumlah, harga dan mutu tertentu serta terjamin kontinuitasnya. Pelaksanaan kegiatan pengadaan bahan baku perusahaan perlu mempertahankan jumlah yang optimum dari persediaan untuk dapat menjamin kebutuhan bagi kelancaran proses produksi perusahaan. Artinya, perusahaan tidak boleh melakukan pembelian bahan baku dalam jumlah yang terlalu besar atau terlalu kecil karena menimbulkan ketidakefisienan. Proses produksi dapat berjalan dengan lancar jika perusahaan mengadakan atau menyediakan persediaan bahan baku dan persediaan tersebut harus dalam jumlah yang tepat sesuai dengan kebutuhan perusahaan untuk produksi. Penyelenggaraan persediaan bahan baku yang. 1.

(17) 2. dikendalikan dengan baik dan tepat sangat penting artinya bagi suatu perusahaan karena dapat menjamin dan menunjang kegiatan proses produksinya agar dapat berjalan lancar dan efisien, sehingga memperoleh keuntungan dan kelangsungan hidup perusahaan. Pengendalian terhadap persediaan bahan baku merupakan suatu keharusan bagi setiap perusahaan yang bertujuan untuk menghindari terjadinya. penyalahgunaan. baik. bersifat. penyelewengan. maupun. pemborosan hal ini adalah faktor penyebab mengapa saya meneambil judul ini krna dalam dunia bisnis sering kali mengalami kendala dalam melaksanakan produksi. Perlunya pengendalian persediaan bahan baku diharapkan dapat menekan biaya produksi seminimal mungkin yang berarti perlu biaya persediaan bahan baku yang rendah akan dapat menunjang produk agar perusahaan dapat berproduksi secara efisien dan mampu lebih berkompetitif dipasaran yang pada akhirnya akan menimbulkan tingkat profit yang tinggi sesuai dengan tujuan yang telah ditentukan oleh perusahaan. Pemikiran yang rasional diperlukan dalam menentukan jumlah persediaan guna menunjang kegiatan perusahaan, maksudnya untuk menghindari terjadinya kelebihan atau kekurangan persediaan yang diperlukan oleh persediaan tersebut. Persediaan bahan baku yang terlalu besar dibandingkan dengan kebutuhan dalam proses produksi akan menimbulkan resiko bagi perusahaan yaitu banyaknya modal yang penempatannya kurang efektif untuk persediaan bahan baku, sehingga akan membutuhkan biaya penyimpanan dan biaya pemeliharaan yang tinggi dan resiko kemungkinan terjadinya kehilangan, kerusakan kualitas bahan baku.

(18) 3. tersebut karna disimpan terlalu lama atau kemungkinan terjadinya kebakaran yang resiko tersebut dapat diminimalisasikan dengan sistem pengendalian. Sebaliknya apabila persediaan bahan baku terlalu kecil dibandingkan dengan kebutuhan dalam proses produksi, maka proses produksi tidak akan berjalan lancar dan hal ini akan mengakibatkan perusahaan tidak dapat memenuhi permintaan konsumen akan produk yang dihasilkan. Dengan kekurangan bahan baku dapat juga mengakibatkan adanya kapasitas mesin dan tenaga kerja yang menganggur, sehingga mengakibatkan kerugian bagi perusahaan. Manajemen. persediaan. akan. berjalan. dengan. baik. apabila. perencanaan terhadap pengadaan persediaan telah ditetapkan terlebih dahulu oleh pihak manajemen perusahaan. Kelebihan dan kekurangan persediaan adalah suatu permasalahan klasik yang sudah jarang ditemui dalam suatu perusahaan. Hal itu disebabkan karena pihak manajemen perusahaan juga menaruh perhatian terhadap manajemen pembelian persediaan. Pengendalian yang baik terhadap pembelian persediaan atau yang. biasa. disebut. pengadaan. kembali. persediaan,. akan. sangat. memungkinkan suatu perusahaan dapat lebih mengendalikan posisi persediaannya. Beberapa perusahaan industri jasa saat ini bahkan sudah menjadikan pembelian barang bahan baku menjadi suatu komponen yang terpenting. PT. Pertani (Persero) salah satu perusahaan yang bergerak di bidang manufaktur.. Dalam. melakukan. kegiatannya,. perusahaan. berusaha. menjalankan aktifitasnya secara efektif dan efisien, walaupun pada kenyataannya. masih. terdapat. banyak. kelemahan. dalam. sistem.

(19) 4. pengendalian persediaan bahan baku yang dilakukan. Penyebab utama yang sering muncul dalam produksi yaitu persedian bahan baku yang sudah di pesan terlambat sampai di lokasi produksi. Uraian di atas, dapat ditarik kesimpulan bahwa pengendalian persediaan bahan baku. sangat penting dalam mewujudkan tujuan. perusahaan. Berdasarkan tersebut di atas penulis memilih judul “Analisis Pengendalian Persediaan Bahan Baku Pada PT. Pertani (Persero) Cabang Wilayah IV” B. Rumusan Masalah Berdasarkan uraian tersebut di atas maka rumusan masalah dan penelitian ini adalah Apakah. sistem. pengendalian. persediaan. bahan. baku. dapat. memperlancar kegiatan produksi pupuk pada PT.Pertani (Persero) cabang wilayah IV?. C. Tujuan dan Kegunaan Penelitian 1. Tujuan Penelitian Untuk mengetahui proses pengendalian persediaan bahan baku dalam kegiatan produksi pupuk pada PT.Pertani (Persero) Cabang Wilayah IV. 2. Kegunaan Penelitian a. Bagi perusahaan, penelitian ini memberikan kontribusi mengenai tata cara pelaksanaan system perencanaan persediaan dan pengendalian bahan baku yang efektif dan efisien untuk mencapai tujuan perusahaan.

(20) 5. b. Bagi para pembaca dapat memberikan suatu pandangan lain tentang cara manajemen pencatatan dan pengendalian bahan baku. D. Manfaat penelitian Adapun manfaat dari penelitian ini adalah: 1. Manfaat Teoritis Secara teoritis penelititan ini diharapkan dapat menghasilkan konsep mengenai pendapatan persedian bahan baku menggunakan metode Economy Order Quantity (EOQ) 2. Manfaat Praktis a. Bagi Mahasiswa Penelitian ini dapat berguna sebagai bahan baku kajian dan menjadi referensi. umtuk. penelitian. selanjutnya. mengenai. perhitungan. persedian bahan baku diwaktu yang akan datang. b. Bagi Perusahaan Penelitian ini juga dapat digunakan sebagai evaluasi terhadap kebijakan perusahaan yang selama ini di terapkan, sehingga pengenlolaan persedian bahan baku optimal dan dapat meminimalkan biaya persedian..

(21) 6. BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A.. Pengertian Manajemen Produksi 1. Pengertian Manajemen Membahas mengenai pengertian manajemen produksi dan operasi, pertama akan dibahas terlebih dahulu mengenai pengertian manajemen, kemudian pengertian produksi dan operasi, kemudian pengertian manajemen produksi dan operasi. Manajemen adalah berasal dari kata to manage yang artinya mengatur. Pengaturan dilakukan melalui proses dan diatur berdasarkan urutan dari fungsi-fungsi manajemen. Manajemen menurut Malayu S.P. Hasibuan ( 2001 : 1 ) adalah : Manajemen adalah ilmu dan seni mengatur proses pemanfaatan sumber daya manusia dan sumber-sumber lainnya secara efektif dan efisien untuk. mencapai. suatu. tujuan. tertentu. ”. Sedangkan. pengertian. manajemen menurut Stoner, J.A.F and Freeman ( 2004 : 2 ) adalah sebagai berikut : “ Manajemen adalah Suatu proses yang khas yang terdiri. dari. tindakan-tindakan. perencanaan,. pengorganisasian,. pengarahan dan pengendalian, yang dilakukan untuk menentukan serta mencapai sasaran-sasaran yang telah ditentukan melalui pemanfaatan sumber daya manusia dan sumber-sumber lainnya. Teori tersebut menginformasikan bahwa keberhasilan manejer dalam usahanya mencapai tujuan dengan bantuan bawahan, selain itu diperlukan pemahaman dan pengalaman ilmu manajemen, kemampuan manager mempengaruhi bawahan dengan wibawa, atau seni memimpin. 6.

(22) 7. orang. Dengan demikian manajemen sebagai seni adalah kemampuan pribadi manager untuk menarik perhatian dan mempengaruhi orang lain sehingga mereka dengan senang hati mau mengikuti perintah manager. Definisi tersebut dapat ditarik beberapa pokok pikiran sebagai berikut : 1. Proses Proses adalah suatu cara yang sistematis untuk melaksanakan suatu managemen di definisikan sebagai suatu proses karena semua manager, apapun keahlian dan keterampilannya, terlibat dalam kegiatankegiatan yang saling berkaitan dalam upaya mencapai tujuan organisasi. 2.. Perencanaan Perencanaan adalah proses penentuan tujuan dan pedoman. pelaksanaan, dengan memilih yang terbaik dari alternatif-alternatif yang ada dan kegiatan mereka berdasarkan pada suatu cara, rencana dan logika. 3. Pengorganisasian Pengorganisasian adalah suatu proses penentuan, pengelompokan, dan pengaturan berbagai macam aktifitas yang diperlukan untuk mencapai tujuan, menentukan. orang-orang. pada. setiap. aktifitas,. penyediaan alat-alat yang diperlukan, menetapkan wewenang yang secara relatif didelegasikan pada setiap individu yang akan melakukan aktifitas- aktifitas tersebut. 4. Pengarahan Pengarahan adalah mengarahkan semua bawahan, agar mau bekerja. sama. dengan. efektif. dan. mempengaruhi. bawahannya,.

(23) 8. mengunakan orang lain untuk melaksanakan suatu tugas tertentu untuk mencapai. tujuan. sesuai. dengan. perencanaan. dan. usaha-usaha. pengorganisasian. 5. Pengendalian Pengendalian adalah proses pengaturan berbagai factor dalam suatu perusahaan, agar sesuai dengan ketetapan-ketetapan dalam rencana dan pengukuran serta perbaikan terhadap pelaksanaan kerja bawahan, agar rencana-rencana yang telah dibuat untuk mencapai tujuan-tujuan dapat terselenggara. 2. Pengertian Produksi dan Operasi Produksi dan operasi sering di pergunakan dalam suatu organisasi yang menghasilkan keluaran atau output, baik yang berupa barang maupun jasa. Secara umum produksi diartikan sebagai kegiatan atau proses yang mentransformasikan masukan (Input) menjadi hasil keluar (Output). Sedangkan dalam arti sempit pengertian produksi hanya dimaksud sebagai kegiatan yang menghasilkan barang baik barang jadi maupun barang setengah jadi, bahan industri dan suku cadang atau sparepart dan komponen. Jadi dengan pengertian ini produksi dimaksudkan sebagai kegiatan pengolahan dalam pabrik. Pengertian produksi dan proses produksi Sukanto Reksohadiprodjo, ( 2005 : 219 ) adalah: Pada. hakekatnya. produksi. itu. merupakan. penciptaan. atau. penambahan faedah bentuk, waktu dan tempat atas faktor-faktor produksi sehingga lebih proses transformasi atau perubahan bentuk, faktor-faktor produksi tersebut dinamakan proses produksi..

(24) 9. Sedangkan menurut T. Hani Handoko ( 2006 : 3 ) manajemen produksi dan operasi adalah: Merupakan usaha-usaha pengolahan secara optimal mengunakan sumber-sumber daya (atau sering disebut faktor-faktor produksi) – tenaga kerja, mesin-mesin, peralatan, bahan mentah yang menjadi berbagai produk dan jasa. Kegiatan produksi itu tidak hanya dilaksanakan di perusahaan manufacturing yang menghasilkan berbagai macam produk tetapi juga dalam. organisasi menyediakan berbagai bentuk jasa.. Atas dasar. perkembangan tersebut, istilah manajemen produksi yang telah banyak dipakai sebelumnya dipandang terbatas.Oleh karena itu, diperlukan suatu istilah yang lebih tepat dan mempunyai cakupan luas, yaitu manajemen produksi dan operasi. B. Persediaan 1. Pengertian Persediaan. Persediaan merupakan salah satu unsur aktiva lancar yang berbentuk barang-barang real milik perusahaan atau perorangan yang dibeli untuk dijual kembali atau sebagai bahan baku untuk diproses lebih lanjut menjadi barang jadi untuk kemudian dijual kembali. Untuk mengetahui pengertian persediaan secara mendalam berikut ini definisi persediaan adalah meliputi semua barang yang dimiliki perusahaan pada saat tertentu dengan tujuan untuk dijual atau dikonsumsikan dalam siklus operasi normal. Persediaan dapat pula barang-barang dalam proses..

(25) 10. Pengertian persediaan menurut Hani Handoko, (2006: 102) Persediaan (Inventori) Adalah suatu istilah umum yang menunjukan segala sesuatu atau sumber daya organisasi yang disimpan dalam antisipasinya terhadap pemenuhan permintaan interen ataupun eksteren yang meliputi persediaan bahan mentah, barang dalam proses, barang jadi atau produk akhir, bahan-bahan pembantu atau pelengkap, dan komponen-komponen lain yang menjadi bagian keluaran produk perusahaan. Sedangkan penegertian persediaan menurut Sofyan Assauri (2002: 219) adalah sebagai berikut “Suatu aktiva yang meliputi barang-barang milik perusahaan dengan maksud untuk dijual dalam satu periode usaha yang. normal,. atau. persediaan. barang-barang. yang. masih. dalam. pengerjaan atau proses produksi, ataupun persediaan bahan baku yang menunggu penggunaannya dalam suatu proses produksi. Pengertian-pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa persediaan merupakan kekayaan perusahaan dalam bentuk barang-barang yang sifatnya berwujud baik berupa bahan baku, barang setengah jadi atau barang dalam. proses maupun barang jadi dengan tujuan untuk. memperlancar proses produksi sehingga dapat memenuhi permintaan konsumen. Persediaan yang diadakan akan memungkinkan jika produk-produk yang berada pada tempat yang jauh mulai dari sumber bahan mentah sampai dengan barang jadi, antara lain berguna untuk dapat: a. Menghilangkan resiko keterlambatan barang atau bahan-bahan yang dibutuhkan perusahaan..

(26) 11. b. Menghilangkan resiko dari material yang dipesan tidak sesuai standart dan harus dikembalikan. c. Untuk menumpuk bahan-bahan yang dihasilkan secara musiman sehingga dapat digunakan apabila bahan tersebut tidak terdapat dalam pasaran. d. Mempertahankan. stabilitas. operasi. perusahaan. atau. menjamin. kelancaran proses produksi. e. Mencapai pengunaan optimalisasi mesin f. Memberikan pelayanan (servis) kepada langganan dengan baik atas tersediaanya barang jika sewaktu-waktu dibutuhkan. 2. Jenis-jenis persediaan Jenis persediaan yang ada dalam perusahaan tergantung pada jenis usahanya. Suatu barang dapat merupakan bahan baku bagi suatu perusahaan tetapi bagi perusahaan lain barang tersebut merupakan barang setengah jadi. Menurut jenis usaha perusahaan, persediaan menurut Soemarso SR (2003: 412) seperti yang dirumuskan diatas, dapat digolongkan sebagai berikut : a. Perusahaan Perdagangan jenis usaha ini melakukan pembelian dan kemudian. menjual. kembali. barang-barang. tanpa. mengadakan. perubahan-perubahan yang prinsipal terhadap barang-barang yang diperjual belikan tersebut. Oleh karena itu barang-barang yang digunakan untuk menjalankan usaha digolongkan sebagai barang dagang..

(27) 12. b. Perusahaan Industri manufaktur jenis usaha ini melakukan perubahanperubahan prinsipal terhadap barang-barang yang dibeli sebelum barang tersebut dijual kembali. Persediaan jika dilihat dari jenisnya dapat digolongkan sebagai berikut : 1. Bahan mentah/baku ( Raw Materials ) yaitu persediaan dari barangbarang berwujud yang digunakan dalam proses produksi. Bahan ini diperoleh dari sumber alam maupun dibeli dari supplayer atau perusahaan yang menghasilkan bahan baku bagi perusahaan yang menggunakannya. Bahan baku ini diperlukan untuk diolah melalui beberapa proses dan diharapkan menjadi barang jadi. 2. Bahan dalam proses ( Worked in Process ) yaitu keluaran produk yang masih memerlukan pemprosesan kembali untuk menjadi barang jadi. Tapi mungkin saja barang setengah jadi dari suatu perusahaan merupakan barang jadi dari perusahaan lain atau bahan. setengah. jadi. perusahaan. merupakan. bahan. baku. perusahaan lain. Jadi pengertian barang setengah jadi adalah barang jadi pada perusahaan itu sendiri dan perlu diproses lebih lanjut oleh perusahaan itu sendiri menjadi barang jadi. 3. Barang jadi ( Finished Good ) yaitu persediaan barang yang telah selesai diproses dan siap untuk dijual. Jadi barang ini merupakan produk/keluaran akhir dari suatu proses produksi pada perusahaan dan siap untuk dipasarkan. Jadi barang ini merupakan produk selesai yang telah siap untuk dijual, biaya-biaya yang meliputi pembuatan produk selesai ini terdiri dari biaya bahan baku, upah.

(28) 13. buruh langsung serta biaya-biaya yang berhubungan dengan proses produk tersebut. 4. Bahan Pembantu atau perlengkapan ( Supplies ) yaitu barang atau bahan yang diperlukan dalam proses produksi atau membantu berhasilnya produksi atau dipergunakan dalam bekerjanya suatu perusahaan, tetapi tidak merupakan bagian atau komponen dari barang jadi. Misalnya minyak pelumas, bahan bakar dan lain-lain. 5. Barang dalam perjalanan (Good in Transit) yaitu merupakan barang-barang yang sedang dalam perjalanan. Disamping persediaan dapat dibedakan menurut jenisnya, persediaan dapat pula dikelompokkan menurut fungsinya menurut Sofjan Assauri (2002 : 221) yaitu : 1. Batch Stock atau Los Size Inventory Yaitu persediaan yang diadakan karena kita membeli atau membuat bahan-bahan atau barang dalam jumlah yang lebih besar daripada jumlah yang dibutuhkan. Perlu kita ketahui bahwa relatif lebih menguntungkan apabila. kita. melakukan. pembelian. dalam. jumlah. besar,. karena. kemungkinan untuk mendapatkan potongan harga pembelian, biaya pengangkutan perunit menjadi lebih murah dan penghematan biaya-biaya lainnya yang mungkin diperoleh. 2. Fluctuation Stock Yaitu. persediaan. yang. diadakan. untuk menghadapi. fluktuasi. permintaan konsumen yang tidak dapat diramalkan. Dalam hal ini perusahaan mengadakan persediaan untuk dapat memenuhi permintaan konsumen, apabila tingkat permintaan menunjukkan keadaan yang tidak.

(29) 14. beraturan atau tidak tetap dan fluktuasi permintaan tidak dapat diramalkan terlebih dahulu. Jadi apabila fluktuasi permintaan sangat besar maka persediaan. yang. dibutuhkan. sangat. besar. pula. guna. menjaga. kemungkinan turunnya permintaan. 3. Anticipation Stock Yaitu. persediaan. yang. diadakan. untuk menghadapi. fluktuasi. persediaan yang dapat diramalkan, berdasarkan pola musiman yang terdapat dalam satu tahun dan untuk menghadapi penggunaan atau penjualan/permintaan yang meningkat. Disamping itu anticipation stock dimaksudkan untuk menjaga kemungkinan sukar diperolehnya bahanbahan/barang-barang untuk persediaan sehingga tidak mengganggu kelancaran produksi. Yang tidak termasuk dalam klasifikasi persediaan yaitu bahan penolong lainnya yang tidak digunakan dalam proses produksi, tetapi digunakan untuk kegiatan penjualan atau keperluan administrasi. 3. Metode Penilaian dan Pencatatan Persediaan. 1. Metode Penilaian Persediaan. Dasar penilaian persediaan barang adalah menentukan cost dari persediaan secara tepat sehingga dapat digunakan untuk pengawasan, analisis, serta untuk menetapkan laba bersih operasi perusahaan dengan cara menghadapkan revenue dengan cost yang berkaitan. Penilaian atas persediaan merupakan hal yang penting, karena jika terjadi. kesalahan. dalam. menghitung. jumlah. persediaan. akan. mengakibatkan penyajian neraca dan rugi laba menjadi tidak wajar, oleh karena itu metode penilaian dan pencatatan persediaan harus digunakan secara konsisten harus sesuai dengan konsep konsistensi agar dapat.

(30) 15. dibandingkan dalam beberapa periode. dapat menilai persediaan dapat digunakan berbagai cara, disini kita membahas secara garis besar metodemetode yang dapat digunakan dalam penilaian persediaan menurut Soemarso SR. ( 2003 : 411 ) yaitu : a. Spesific Identification of Cost/Identifikasi Khusus Prosedur. identifikasi. khusus. ini. memerlukan. suatu. cara. pengidentifikasian harga pokok historis masing-masing unit persediaan sampai dengan penjualannya. Jika diselenggarakan catatan persediaan secara perpectual, harga pokok penjualan didebet dan persediaan dikredit sebesar jumlah harga pokok akibat dari masing-masing unsur barang yang terjual. Dalam sistem periodik, alokasi harga pokok didasarkan pada harga pokok barang yang diidentifikasikan dalam perusahaan pada akhir periode. Jadi dari kedua sistem tersebut arus harga pokok yang tercatat dibandingkan dengan arus fisik barang-barang. Aplikasi metode ini seringkali sulit atau bahkan tidak mungkin. Bilamana persediaan terdiri atas barang yang jenisnya beragam atau barang sejenis yang diperoleh pada waktu yang berbeda dan dengan harga yang berbeda, prosedur identifikasi khusus akan menjadi lamban, memberatkan dan mahal. Demikian pula jika unit barangnya sejenis dan dapat dipertukarkan, metode ini membuka kemungkinan dilakukannya manipulasi laba dengan jalan melakukan pemilihan unit-unit tertentu untuk penyerahannya. Sepintas lalu metode ini ideal dan sangat menarik, karena kemudahannya dalam menentukan dan mengidentifikasikan suatu biaya khusus ( specific cost ) untuk unit yang bersangkutan. Akan tetapi bila.

(31) 16. ditinjau lebih jauh lagi metode ini kurang menarik dan tidak ideal untuk perhitungan persediaan, hal ini disebabkan karena adanya salah satu asumsi dasar dari metode ini bahwa ketepatan akan menjadi lebih besar apabila kegiatan perusahaan dipecah-pecah sampai unit terkecil yang mungkin dihitung laba atau ruginya. Akan tetapi dalam kenyataannya perusahaan merupakan suatu yang integral dan bukan sekelompok venture yang terpisah-pisah, akibatnya banyak biaya yang merupakan biaya gabungan. Argumentasi yang lain menentang metode ini karena prosedurnya memungkinkan untuk memanipulasi laba. Apabila unit-unit yang homogen mempunyai biaya-biaya yang berbeda-beda manager yang bersangkutan dapat meningkatkan laba perusahaan dengan memilih unit dengan cost ini dan berguna sebagai sasaran untuk memungkinkan matching yang baik. b. First In First Out ( FIFO ) Menurut metode ini bahwa harga barang yang sudah terjual dinilai menurut harga pembelian barang yang terdahulu masuk. Dengan demikian persediaan akhir dinilai menurut harga pembelian barang yang terakhir masuk. Penggunaan metode FIFO ini pada waktu harga bahan baku naik akan menunjukkan laba yang lebih besar, sebaliknya pada waktu harga bahan baku turun laba menjadi kecil, sehingga pada waktu inflasi maupun deflasi menyebabkan nilai persediaan dalam neraca kelihatan wajar, karena dinilai berdasarkan harga beli sedangkan dalam laporan rugi laba akan terlihat tidak wajar. Metode FIFO memiliki keuntungan sebagai berikut:.

(32) 17. 1). Metode ini tidak dipengaruhi pilihan secara arbiter olehpelanggan. 2). Kemungkinan penentuan nilai persediaan dan cost of goods sold (harga pokok penjualan) yang lebih konsisten dan sistimatis. c. Average Method Metode ini didasarkan atas harga rata-rata dimana harga tersebut dipengaruhi oleh jumlah barang yang diperoleh dengan harga yang berbeda-beda. Dengan demikian persediaan dinilai berdasarkan harga rata-rata. Penggunaan angka rata-rata memungkinkan setiap harga beli mempengaruhi penilaian terhadap persediaan. Pada metode harga pokok rata-rata ini dikenal dua cara, yaitu : 1. Metode Rata-Rata Tertimbang ( Weighted Average Cost Method ) Pada periode ini penilaian persediaan dilakukan dengan cara membagi jumlah harga perolehan dengan kwantitasnya, jadi persediaan dinilai berdasarkan harga rata-rata. Menurut metode ini harga barang yang terjual dinilai menurut harga pembelian barang yang terakhir masuk. Dengan demikian persediaan akhir ditetapkan berdasarkan harga pokok yang paling pertama masuk. Metode ini diasumsikan mencerminkan arus barang secara fisik, misalnya untuk bahan baku yang tidak cepat rusak. Barang tersebut ditempatkan sedemikian rupa sehingga perolehan-perolehan yang baru ditempatkan ditempat yang paling atas. Kebanyakan dari para pendukung metode LIFO tidak menganggap LIFO sebagai pendekatan. 2. Metode Pencatatan Persedia Dalam menentukan jumlah persediaan pada akhir suatu periode secara umum dikenal ada 2 cara Menurut Ikatan Akutansi Indonesia. ( 2005 : 436 ) yaitu:.

(33) 18. a. Sistem Periodik, yaitu setiap akhir periode dilakukan perhitungan secara fisik, pengukuran, dan penimbangan barang dalam menentukan jumlah persediaan akhir dan Pada saat akhir bulan dibuat jurnal penyesuaian. b. Sistem Perpectual adalah sistem pencatatan persediaan dimana nilai persediaan barang dapat diketahui setiap saat hanya dengan melihat catatan-catatan pembukuan. Sistem ini memerlukan pengelolaan catatan yang menyajikan suatu ikhtisar yang kontinyu atas pos-pos persediaan yang ada dalam perusahaan. Perkiraan-perkiraan individu dibuat menurut masing-masing kelompok barang. Persediaan yang meningkat atau menurun dicatat dalam perkiraan masing-masing, saldo yang dihasilkan merupakan jumlah yang ada dalam perusahaan. Catatan-catatan perpetual dapat diselenggarakan dengan kuantitas saja atau dalam kuantitas dan harga. Pada akhir periode tidak ada jurnal penyesuaian yang dibuat karena perubahan persediaan langsung dicatat saat terjadi transaksi pembelian atau penjualan.. C. Arti, Fungsi dan Pengendalian Persediaan 1. Pengertian Pengendalian Persediaan. Persediaan merupakan perusahaan.. Maka. menyelenggarakan. menjadi. aset yang sangat vital bagi sebuah suatu. pengelolaan. kebutuhan. persediaan. yang yang. mutlak baik.. untuk Banyak. perusahaan-perusahaan yang mengalami kerugian karena gagal dalam mengelola persedian dengan baik., yang mengakibatkan pemakaian persediaan tidak efisien dan biaya penyimpanan yang terlampau tinggi..

(34) 19. Proses produksi juga akan terganggu dan tidak lancar karena pengelolaan persediaan yang tidak efektif. Perusahaan. manufaktur. akan. dihadapkan. pada. pengelolaan. persediaan yang lebih rumit, dengan beragam macam persediaan dan proses produksi yang bertahap. Untuk itu diperlukan suatu pengelolaan persediaan yang baik yang meliputi perencanaan dan pengendalian persediaan. agar dapat dilakukan. suatu. evaluasi apakah. didalam. menyelenggarakan persediaan itu sudah seperti yang diharapkan. Tentunya pengelolaan persediaan seperti ini tidaklah mudah, oleh karenanya diperlukan suatu kemahiran, ketelitian dan pengalaman dalam menyelenggarakan terhadap. persediaan.. Tetapi. pertimbangan-pertimbangan. tidak lain. menutup yang. kemungkinan mempengaruhi. penyelenggaraan persediaan. Biasanya dalam hal pengelolaan persediaan dibuat suatu anggaran. Dan anggaran tersebut dijadikan patokan atau standar untuk mengevaluasi penyelenggaraan persediaan dan mendeteksi terhadap kemungkinan terjadinya. penyimpangan-penyimpangan. dalam. penyelenggaraan. persediaan serta memperbaikinya dengan segera. 2. Perencanaan Persediaan Perencanaan persediaan mencakup tugas-tugas untuk menentukan komposisi dan jumlah bahan yang sesuai dengan kebutuhan perusahaan yang telah diproyeksikan pada waktu dan tempat yang tepat. Selain itu harus pula diperhatikan alternatif yang tersedia , sehingga dapat dihasilakan suatu keputusan yang terbaik bagi perusahaan. Definisi perencanaan persediaan Freddy Rangkuti ( 2003 : 428 ) adalah :.

(35) 20. Perencanaan. persediaan. berhubungan. dengan. penentuan. komposisi persediaan, penentuan waktu dan penjadwalan, serta lokasi untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan perusahaan yang diproyeksikan. Perencanaan dan persediaan selalu diperhitungkan masalah-masalah cost of carrying inventory dan cost inadequate carrying. Yang dimaksud dengan cost of carrying adalah biaya-biaya yang terjadi sehubungan dengan dimilikinya persediaan, dihitung dari prosentase jumlah persediaan yang ada di gudang. Biaya-biaya tersebut timbul hanya bila terjadi perubahan-perubahan jumlah kuantitas persediaan, sebagai contoh biaya penyimpanan akan berubah mengikuti perubahan kuantitas persediaan. Sedangkan biaya-biaya seperti biaya tenaga kerja, peralatan yang dipakai biasanya bersifat tetap. Pengertian cost of inadequate carrying adalah biaya-biaya yang terjadi pada persediaan sehingga harus dikeluarkan biaya-biaya ekstra untuk memenuhi kebutuhan produksi. Selain itu pula perlu dipertimbangkan adanya ordering cost. Ordering cost adalah biaya-biaya yang berhubungan dengan proses pengadaan persediaan, mulai dari pembuatan dokumen permintaan. pembelian,. order. pembelian,. mempersiapkan. berita. penerimaan barang, dan biaya yang timbul sehubungan dengan terjadinya kesalahan dalam jumlah maupun jenis barang yang dipesan. Perencanaan persediaan yang baik memerlukan strategi yang tepa adapun strategi-strategi yang umum dipakai dalam merencanakan persediaan antara lain:.

(36) 21. 1) Economic Order Quantity (EOQ) Untuk menentukan jumlah pesanan yang ekonomis, kita harus berusaha memperkecil biaya-biaya pemesanan (ordering cost) dan biayabiaya penyimpanan (carrying costs). Dalam usaha ini kita berhadapan dengan dua sifat biaya yang berlawanan.Sifat biaya yang pertama adalah menekankan agar jumlah pemesanan sangat kecil sehingga carrying costs menjadi kecil.Akan tetapi sebaliknya ordering costs menjadi sangat besar selama satu tahun. Dengan memperhatikan kedua sifat tersebut diatas, maka dapatlah kita lihat bahwa jumlah pesanan ekonomis ini terletak antara dua pembatasan yang berlawanan tersebut. Dimana jumlah ordering costs adalah sama dengan jumlah carrying costs atau jumlah ordering costs dan jumlah carrying costs adalah yang paling minimum selama satu tahun. Jadi “EOQ” adalah besarnya pesanan yang memiliki jumlah ordering costs dan carrying costs yang paling minimal. 2) Order Point Order point adalah saat dimana persediaan telah mencapai batas minimum yang telah ditentukan, sehingg pemesanan harus dilakukan kembali untuk menambah persediaan. Order point dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara lain : a. Selang waktu yang diperlukan untuk pengiriman barang pesanan b. Tingkat pemakaian persedian c. Persediaan pengaman Berbeda dengan EOQ, untuk titik pemesanan tidak terdapat rumus yang dapat diterapkan dan diterima secara umum. Menentukan titik.

(37) 22. pemesanan akan lebih mudah jika ada lead time, yaitu selang waktu antara pemesanan dan tibanya bahan dipabrik yang siap digunakan untuk produksi dan pola pemakaian untuk jenis bahan tertentu dapat diramalkan. Perkiraan pemakaian bahan memerlukan waktu dan uang. Dalam manajemen bahan, perkiraan atau ramalan merupakan suatu biaya disamping sebagai suatu alat bantu untuk mengembangkan biaya pemesanan dan biaya pemilikan persediaan. Oleh karena perkiraan yang tepat sulit ditentukan, maka sejumlah persediaan pengaman kerap kali merupakan suatu pemecahan yang tepat dengan biaya terendah untuk mencagah terjadinya kekurangan persediaan. 3). Just In Time Persediaan bahan baku diperoleh pada saat dibutuhkan untuk proses. produksi. Dengan demikian membutuhkan tingkat produksi yang efektif dan efisien, pembelian yang akurat, pemasok yang betul-betul dapat dipercaya dan sistem pengangkutan yang baik. Meskipun persediaan bahan baku dan persediaan barang dalam proses tidak pernah dapat dikurangi menjadi nol, tetapi gagasan ini adalah suatu perencanaan yang sangat ketat, seperti pengurangan pada persediaan. Tujuan dari sistem ini tidak hanya mengurangi persediaan tetapi juga meningkatkan produktivitas secara berkesinambungan, meningkatkan kualitas dan fleksibelitas pabrik. Sistem ini menolak pandangan bahwa ordering cost adalah tetap, namun secara kontinue biaya-biaya dapat ditekan menjadi turun dari sebelumnya..

(38) 23. 2. Pengendalian Persediaan. Setiap perusahaan perlu mengadakan persediaan untuk menjamin kelangsungan proses produksinya. Guna mengadakan persediaan ini membutuhkan sejumlah modal yang diinvestasikan dalam persediaan tersebut. Oleh sebab itu perusahaan harus mampu mempertahankan suatu jumlah persediaan pada tingkat yang optimum dan dapat menjamin kebutuhan bagi kelancaran kegiatan perusahaan dalam jumlah dan mutu yang. tepat. serta. dengan. biaya. yang. serendah-rendahnya.. Untuk. menyelenggarakan jumlah persediaan seperti yang dimaksud, maka diperlukan suatu sistim pengendalian persediaan. Fungsi pengendalian ( controlling ) Menurut Malayu S.P. Hasibuan ( 2001 : 241 ) adalah fungsi terakhir dari manajemen. Fungsi ini sangat penting dan sangat menentukan pelaksanaan proses managemen. Pengendalian ini berkaitan erat sekali dengan fungsi perencanaan dan kedua fungsi ini merupakan hal yang saling mengisi, karena: 1. Pengendalian harus terlebih dahulu direncanakan. 2. Pengendalian baru dapat dilaksanakan jika ada rencana. 3. Pelaksanaan rencana akan baik, jika pengendalian dilakukan dengan baik. 4. Tujuan baru dapat diketahui tercapai dengan baik atau tidak setelah pengendalian atau penilaian dilakukan. Pengendalian persediaan menurut Freddy Rangkuti ( 2003 : 241 ) Pengendalian adalah proses pengaturan berbagai faktor inventari ( inventori countrol ) dalam suatu perusahaan, agar pelaksanaan sesuai dengan ketetapan-ketetapan dalam rencana.’’.

(39) 24. Pengendalian persediaan dapat dicapai melalui oraganisasi fungsional, pelimpahan tanggungjawab, dan adanya bukti-bukti dokumenter yang diperoleh dalam berbagai tahapan operasi. Tahapan-tahapan ini dimulai dengan pengesahan anggaran penjualan dan produksi dan penyelesaian barang-barang siap jual yang dikirim ke gudang atau kepada pelanggan. Ada dua tingkat pengendalian persediaan : 1). Pengendalian atas unit dan 2). Pengendalian atas nilainya Manager pembelian dan produksi terutama lebih tertarik pada pengendalian atas satuan unit. Mereka berfikir, melakukan pemesanan dan mengajukan permintaan bahan dalam satuan unit bukan dalam nilai uangnya. Manajemen Eksekutif lebih berminat pada pengendalian persediaan dari segi finansial. Para Eksekutif ini memandang dari segi pengembalian modal yang digunakan secara memadai yaitu uang di investasikan pada persediaan harus dimanfaatkan secara efisien dan efektif Pengendalian bahan harus memenuhi dua kebutuhan yang bertentangan : 1) Menjaga persediaan dalam kuantitas dan keragaman yang memadai untuk operasi yang efisien. 2) Menjaga persediaan yang menguntungkan secara finansial. Tujuan dasar dari pengendalian bahan baku adalah kemampuan untuk mengirimkan surat pesanan ( Purchase Order ) pada saat yang tepat kepada pemasok terbaik untuk memperoleh kuantitas yang tepat pada harga dan kualitas yang tepat. Pengendalian persediaan yang efektif harus : 1) Menyediakan bahan dan suku cadang yang dibutuhkan bagi operasi ynag efisien dan lancar..

(40) 25. 2) Menyediakan cukup banyak stok dalam periode kekurangan pasokan (musiman,. siklus. atau. pemogokan). dan. dapat. mengantisipasi. perubahan harga. 3) Menyiapkan bahan dengan waktu dan biaya penanganan yang minimum serta melindunginya dari kebakaran, pencurian, dan kerusakan selama bahan tersebut ditangani. 4) Mengusahakan agar jumlah persediaan yang tidak terpakai, berlebihan, atau yang usang sekecil mungkin dengan melaporkan perubahan produk secara sistematik, dimana perubahan tersebut mungkin akan mempengaruhi bahan suku cadang. 5) Menjamin memadainya persediaan bagi pengiriman yang tepat waktu kepada pelanggan. 6) Menjaga agar jumlah modal yang diinvestasikan dalam persediaan berada pada tingkat yang konsisten dengan kebutuhan operasi dan rencaa manajemen Sistem dan teknik pengendalian persediaan harus didasarkan pada prinsip-prinsip sebagai berikut : 1) Persediaan diciptakan dari pembelian bahan baku dan suku cadang, tambahan biaya tenaga kerja serta overhead untuk mengolah bahan menjadi barang jadi. 2) Persediaan berkurang melalui penjualan dan kerusakan. 3) Perkiraan yang tepat atas jadwal penjualan dan produksi merupakan hal yang esensial bagi pembelian, pengunaan dan investasi bahan yang efisien..

(41) 26. 4) Kebijakan manajemen yang berupaya menciptakan keseimbangan antara keragaman dan kuantitas persediaan bagi operasi yang efisien dengan biaya pemilikan persediaan tersebut merupakan faktor yang paling utama dalam menentukan investasi persediaan. 5) Pemesanan bahan merupakan tanggapan terhadap prakiraan dan rencana penyusunan pengendalian produksi. 6) Pencatatan persediaan saja tidak akan mencapai pengendalian atas persediaan. 7) Pengendalian. bersifat. komparatif. dan. relatif,. tidak. mutlak.. Ini. dilaksanankan oleh manusia dengan berbagai pengalaman dan pertimbangan. Aturan-aturan dan prosedur memberi jalan pada para personel dalam membuat evaluasi dan mengambil keputusan. 3. Fungsi Pengendalian Fungsi pengendalian berhubungan pengendalian kuantitas dalam batas-batas yang telah direncanakan serta perlindungan fisik persediaan. Pengendalian persedian akan berjalan sukses apabila kenaikan atau penurunan persediaan mengikuti pola yang telah ditentukan dan dapat diprakirakan, dimana perubahan tersebut mengkaitkan jumlah waktu dengan penjualan yang yang dikehendaki dan skedul produksi. 4. Kendala Perusahaan Dalam Pengendalian Persedian Bahan Baku Dalam pelaksanaan pengendalian yang dilakukan sudah tentu menemui kendala-kendala yang mengakibatkan pengendalian yang dilakukan perusahaan tidak dapat berjalan dengan efektif. Adapun kendala perusahaan dalam mengendalikan persediaan bahan baku, yaitu.

(42) 27. 1) Kurangnya. komunikasi. antara. manajemen. produksi. dengan. manajemen persediaan mengenai informasi jumlah persediaan yang tersedia dan yang diperlukan. Persediaan yang telah disiapkan sebelumnya untuk mengantisipasi kekurangan bahan baku, terkadang masih mengalami kekurangan dalam pemenuhan proses produksi. Hal ini dikarenakan kurangnya komunikasi antara manajemen persediaan mengenai jumlah barang yang masih tersedia di gudang dengan manajemen produksi mengenai jumlah bahan baku yang dibutuhkan dalam setiap kali berproduksi. Komunikasi diantara kedua manajemen ini harus terus terjalin untuk memastikan persediaan dan jumlah yang diperlukan seimbang, 2) Tidak adanya jadwal produksi yang pasti dari perusahaan. Persediaan yang telah ditetapkan oleh perusahaan, terkadang menjadi tidak terkontrol jumlahnya dikarenakan tidak adanya jadwal produksi yang pasti dalam perusahaan baik waktu, jumlah dan kuantitas produksi. Hal ini dapat menyebabkan persediaan yang telah disediakan menjadi tidak efektif penggunaanya, 3) Tidak adanya kepastian persediaan bahan baku dari supplier. Perusahaan selalu berusaha untuk memenuhi permintaan konsumen. Terkadang permintaan konsumen yang meningkat tidak diimbangi dengan jumlah persediaan di pasar atau dari distributor/supplier. Ketidakpastian jumlah bahan baku yang diperlukan oleh perusahaan, akan merusak jadwal produksi yang telah ditetapkan oleh perusahaan, 4) Keterlambatan pengiriman bahan baku dari supplier. Persediaan yang terkadang telah dipesan jauh-jauh hari dari distributor/supplier.

(43) 28. mengalami keterlambatan dikarenakan faktor cuaca, persediaan dari produsen bahan baku yang terlambat/masa panen yang terlambat untuk bahan pangan atau dikarenakan jumlah bahan baku yang memang terbatas. Keterlambatan ini akan mengakibatkan berhentinya kegiatan produksi perusahaan apabila persediaan diperusahaan sudah menipis, dan 5) Tidak adanya kepastian pesanan dari konsumen. Persediaan yang telah dipersiapkan oleh perusahaan, baik dalam bentuk bahan baku, bahan setengah jadi ataupun bahan yang telah siap dijual akan menunggu. kepastian. dari. konsumen.. Hal. ini. dikarenakan. ketidakpastian pesanan dari konsumen akan sangat mempengaruhi keberadaan. bahan-bahan. tersebut.. Bahanbahan. yang. telah. dipersiapkan oleh perusahaan, merupakan sumber modal yang menganggur sehingga perusahaan tidak dapat memutar modal tersebut sebelum adanya pesanan dari konsumen. Ketidakpastian pesanan ini akan sangat mempengaruhi kegiatan produksi perusahaan yang juga akan tidak pasti jadwal produksinya. D. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Bahan Baku. 1. Pertimbangan dalam penyelenggaraan persediaan bahan baku Dalam penyelenggaraan persediaan bahan baku untuk keperluan pelaksanaan proses produksi dari suatu perusahaan terdapat beberapa macam faktor yang saling berkaitan antara yang satu dengan yang lain dan mempunyai pengaruh terhadap persediaan bahan tersebut..

(44) 29. Adapun. berbagai. macam. factor. pertimbangan. dalam. penyelenggaraan yang mempengaruhi persediaan bahan baku adalah antara lain: a. Perkiraan pemakain bahan baku Sebelum kegiatan pembelian bahan dilaksanakan, manajemen harus dapat membuat perkiraan pemakaian bahan baku yang akan dipergunakan dalam proses produksi suatu perusahaan pada suatu periode. Jumlah bahan baku yang akan dibeli oleh perusahaan dapat dihitung dengan cara jumlah kebutuhan bahan baku untuk proses produksi, ditambah dengan rencana persediaan akhir dari bahan baku tersebut kemudian dikurangi dengan persediaan awal yang telah ada di dalam perusahaan. 1. Harga bahan baku Harga bahan baku yang akan dibeli merupakan salah satu faktor penentu. pula. dalam. kebijaksanaan. persediaan. bahan. karena. menentukan seberapa besarnya dana yang harus disediakan oleh perusahaan untuk menyelenggarakan persediaan bahan baku. 2. Biaya biaya persediaan Terdapat dua macam biaya persediaan yaitu biaya penyimpanan, biaya pemesanan. a) Biaya penyimpanan adalah merupakan biaya persediaan yang jumlah, resiko dan kerusakan bahan akan semakin besar apabila jumlah unit-unit bahan yang dipesan didalam perusahaan semakin tinggi..

(45) 30. b) Biaya pemesanan adalah merupakan biaya persediaan yang bahanbahan dari penjual, sejak bahan tersebut dikirim dan diserahkan serta diinspeksi di gudang atau daerah pengolahan (process area) biaya ini tidak tergantung pada besar atau banyaknya barang yang dipesan. 3. Kebijaksanaan pembelian Kebijaksanaan pembelanjaan dalam suatu perusahaan akan dapat. mempengaruhi. seluruh. kebijaksanaan. pembelian. dan. penyelenggaraan persediaan bahan baku dalam perusahaan yang bersangkutan. 4. Pemakaian bahan Pemakain bahan buku kenyataannya dari perusahaan yang bersangkutan dalam periode-periode yang telah lalu (actual demand) untuk keperluan proses produksi merupakan salah satu dasar pertimbangan di dalam penyelenggaraan bahan baku sehingga dapat disusun perkiraan kebutuhan bahan baku yang mendekati kenyataan akan kebutuhan planning produksi. 5. Waktu tunggu (lead time) Waktu. tunggu. adalah. merupakan. tenggang. waktu. yang. diperlukan atau yang terjadi antara saat pemesanan bahan baku dilaksanakan dengan datangnya bahan baku yang dipesan tersebut. Hal ini sangat erat kaitannya dengan penentuan saat pemesanan kembali (reorder point). Dengan diketahui waktu tunggu yang tepat, maka perusahaan akan dapat memberi pada saat yang tepat pula.

(46) 31. sehingga resiko penumpukan persediaan dapat ditekan seminimal mungkin. 6. Model pembelian bahan Model pembelian bahan yang dipergunakan oleh perusahaan akan sangat menentukan besar kecilnya persediaan bahan baku yang diselenggarakan di dalam perusahaan, diantaranya ( Hand to Mouteh Buying,Spekulative Buying, Foreward Buying ) Pemilihan model pembelian yang akan digunakan dalam perusahaan disesuaikan dengan situasi dan kondisi dari persediaan bahan baku untuk masingmasing perusahaan yang bersangkutan. 7. Persediaan pengaman (safety stock) Persediaan pengaman adalah persediaan yang diadakan oleh perusahaan untuk mengulangi adanya keadaan kehabisan atau kekurangan bahan baku dalam perusahaan atau keterlambatan datangnya bahan baku yang dipesan sehigga proses produksi dapat berjalan. tanpa. gangguan.. Persediaan. pengaman. ini. akan. diselenggarakan dalam suatu jumlah tertentu, dimana jumlah ini akan merupakan suatu jumlah tetap didalam suatu periode yang telah ditentukan sebelumnya. 8. Pembelian kembali Perusahaan akan mengadakan pembelian kembali terhadap bahan. baku. yang. dipergunakan. secara. berkala. Pelaksanaan. pembelian kembali ini mempertimbangkan panjangnya waktu yang diperlukan didalam pembelian bahan baku tersebut, juga planning.

(47) 32. kebutuhan produksi. Faktor yang mempengaruhi persediaan bahan baku dapat di gambarkan sebagai berikut:. Perkiraan Pemakaian. Harga Bahan. Kebijaksanaan pembelian. Biaya-biaya persediaan. Pemakaian senyatanya. Waktu tunggu. Model pembelian. Persediaan pengaman. Pembelian kembali. Persediaan bahan. Produksi. Gambar 2.1 Pembelian 2. Metode pembelian Pembelian merupakan salah satu fungsi yang pentingdalam jumlah persediaan dan peranan pangadaan bahan baku bagi perusahaan. Fungsi ini dibebani tanggung jawab untuk mendapatkan kuantitas dan kualitas bahan-bahan yang tersedia pada waktu dibutuhkan dengan yang sesuai dengan harga yang berlaku. Macam-macam bentuk pembelian yang berpengaruh terhadap persediaan bahan baku Sesuai dengan kebutuhan untuk menjamin proses produksi :.

(48) 33. 1. Hand to Mouth Buying Merupakan pembelian yang dilaksanakan berdasarkan kebutuhan pada masa sekarang. Pembelian ini dalam jumlah kecil tetapi dalam interval yang sering sebagai usaha untuk mencukupi kebutuhan langsung. Cara ini dapat dilakukan apabila sebelumnya telah diketahui bahwa barang tersebut selalu tersedia dipasar dalam jumlah besar dan fasilitas komunikasi tersedia dengan baik sehingga penempatan order dapat dilakukan dengan mudah dan tepat juga terdapat fasilitas penggangkutan yang lebih baik. 2. Speculative Buying Pembelian ini dilakukan dalam jumlah yang lebih besar dari yang diperlukan dengan tujuan untuk memperoleh keuntungan dengan fluktuasi harga. Jika harga cendrung naik maka pembelian diperbesar dan sebaliknya jika harga cendrung turun pembelian dikurangi. 3. Foreward buying Pembelian ini adalah pembelian untuk masa depan dan tidak selalu bertujuan untuk spekulasi. Tujuan utamanya ialah untuk menjamin jumlah persediaan yang cukup dan terus menerus, sehingga pembelian bahan dilakukan sebelum bahan tersebut digunakan. Selain tujuan utama tersebut, ada tujuan lain dilaksanakannya foreward buying, yaitu adanya kekawatiran akan bahan baku tersebut sukar didapat kesulitan dalam hal komunikasi dan pengangkutan dan adanya fluktuasi harga yang dinamis..

(49) 34. E. Produksi 1. Pengertian produksi Istilah produksi sering dipergunakan dalam suatu organisasi yang menghasilkan keluaran atau output, baik yang berupa barang atau jasa. Secara umum produksi diartikan sebagai suatu kegiatan atau proses yang mengtransformasikan masukan ( input ) menjadi hasil keluaran ( out put ). Untuk lebih memahami produksi secara mendalam penulis mengutip definisi produksi. Menurut Sofyan Assauri ( 2002 : 15 ) Yaitu : Suatu kegiatan yang menghasilkan barang baik barang jadi maupun barang setengah jadi, bahan industri dan suku cadang atau sparepart dan komponen. Pengertian produksi dalam ekonomi adalah merupakan kegiatan yang berhubungan dengan usaha untuk menciptakan dan menambah kegunaan atau utilitas suatu barang atau jasa. 2. Proses produksi Sebelum memahami pengertian proses produksi sebelumnya akan diungkapkan terlebih dahulu mengenai pngertian dari proses. Yang dimaksud dengan proses adalah cara, metode dan teknik bagaimana sesungguhnya sumber-sumber (tenaga kerja, mesin, bahan dan dana) yang ada dirubah untuk memperoleh suatu hasil. Sedangkan produksi adalah kegiatan untuk menciptakan atau menambah kegunaan suatu barang atau jasa. Proses Produksi menurut Sofyan Assauri ( 2002 : 97 ) adalah : Cara, metode dan teknik untuk menciptakan atau menambah. kegunaan. suatu barang atau jasa dengan menggunakan sumber-sumber ( tenaga kerja, mesin, bahan-bahan dan dana ) yang ada..

(50) 35. Proses produksi dapat dibedakan atas dua jenis, yaitu : a. Proses produksi yang terus-menerus ( continue processes ) Dalam proses ini terdapat waktu yang panjang tanpa adanya perubahan-perubahan pada pengaturan dan penggunaan mesin serta peralatannya. b. Proses produksi yang terputus-putus ( Intermitten Procsses ) Dalam proses ini terdapat waktu yang pendek dalam persiapan peralatan untuk perubahan yang cepat guna dapat menghadapi variasi produk yang berganti-ganti. 3. Pengawasan Produksi Follow-up. merupakan. kegiatan. pengawasan. produksi. untuk. memonitor dan mengecek secara terus menerus proses pengerjaan order – order produksi. Tipe proses produksi yang berbeda akan memerlukan tipe pengawasan produksi yang berbeda pula. Dalam proses produksi kita mengenal, order control, flow control, load control, dan blockcontrol. 1. Order control, bertujuan agar pengerjaan dan penyelesaian suatu pesanan dilakukan sesuai dengan yang diinginkan atau yang telah di tetapkan dalam skedul produksi. Bila pengerjaan pesanan terdiri dari atas berbagai macam operasi, memerlukan sekumpulan material, dan sebagainya maka order control berfungsi sebagai pengendali operasi untuk memenuhi segala “ persyaratan “ yang diinginkan pemesan. 2. Flow control, produk – produk yang di standarisasikan dan dibuat dalam volume – volume yang besar serta dibuat pada garis – garis produksi, dikendalikan dengan menggunakan flow control. Flow control banyak.

(51) 36. dijumpai dalam proses produksi secara terus menerus, dimana pengerjaan produk mengalir sepanjang lini produksi. 3. Load control biasanya bersangkutan dengan penyusunan skedul – skedul untuk satu atau lebih mesin – mesin penting. Load control terutama. mengatur. pembebanan. mesin. –. mesin. dan. mengidentifikasikan kebutuhan setiap order agar kuantitas atau tingkat produksi dapat dikendalikan. 4. Block. control,. bentuk. lain. dari. order. control. pengawasan. mengelompokan order – order menurut model, ukuran dan style tertentu, dan kemudian menggabungkan menjadi semacam “ block “. Suatu block adalah sejumlah produk yang dapat diproduksikan pabrik dalam periode waktu tertentu misalnya satu hari. Block control bertujuan agar pengerjaan kelompok barang yang memerlukan proses sama dapat dilakukan secara efektif dan agar proses produksi dapat berjalan dengan konstan. F. Penelitian Terdahulu Beberapa penelitian terdahulu yang relevan dengan penelitian ini, antara lain penelitian yang dilakukan oleh Gede Agus Darmawan (2015) dengan. judul. Penerapan. Economic. Order. Quantity. (EOQ). Dalam. Pengelolaan Persediaan Bahan Baku Tepung Pada Usaha Pia Ariawan Di Desa Banyuning Tahun 2013. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui jumlah per pesanan bahan baku tepung Usaha Pia Ariawan dengan menggunakan metode EOQ, serta untuk mengetahui besarnya total biaya persediaan Usaha Pia Ariawan dengan menggunakan metode EOQ. Penelitian ini menyimpulkan bahwa jumlah per pesanan bahan baku tepung.

(52) 37. Usaha Pia Ariawan dengan menggunakan metode EOQ sebanyak 878,71 kg, persediaan. pengamanan. yang. harus. tersedia. sebanyak. 26,86. kg,. pemesanan kembali seharusnya dilakukan saat persediaan bahan baku tepung sebanyak 91,20 kg, dan persediaan maksimum yang harus ada di gudang adalah 905,57 kg, serta besarnya total biaya persediaan dengan menggunakan metode EOQ sebesar Rp. 527.266,71. Jumlah ini lebih kecil bila dibandingkan dengan biaya total persediaan yang harus dikeluarkan oleh perusahaan pada periode yang sama yang mencapai Rp. 1.059.102. Mutiara. Simbar. (2014). melakukan. penelitian. tentang. Analisis. Pengendalian Persediaan Bahan Baku Kayu Cempaka Pada Industri Mebel dengan Metode EOQ. Tujuan penelitian ini adalah menganalisis volume bahan baku kayu cempaka optimal yang dibutuhkan oleh UD. Batu Zaman untuk periode tahun 2013, menganalisis total biaya persediaan bahan baku kayu cempaka yang harus dilakukan UD. Batu Zaman untuk periode tahun 2013, menganalisis kapan akan dilakukan pemesanan kembali (reorder point) bahan baku kayu cempaka oleh UD. Batu Zaman untuk periode tahun 2013, menganalisis jumlah persediaan pengaman (safety stock) kayu cempaka yang harus disediakan oleh UD. Batu Zaman untuk periode tahun 2013, menganalisis pengendalian persediaan bahan baku kayu Cempaka pada industri mebel dengan menggunakan metode EOQ (Studi Kasus pada UD. Batu Zaman). Analisis terhadap model pengendalian persediaan yang lebih efektif merupakan fokus utama penelitian ini. Penelitian ini menyimpulkan bahwa pembelian bahan baku kayu Cempaka yang optimal menurut metode Economic Order Quantity selama periode tahun 2013 untuk setiap kali pesan lebih besar daripada yang dilakukan perusahaan. Pembelian bahan baku.

(53) 38. optimal yang harus dilakukan perusahaan pada tahun 2013 adalah sebesar 4,448 m³ dengan frekuensi pemesanan yang harus dilakukan adalah sebanyak 2 kali. Kuantitas persediaan pengaman (Safety Stock) yang harus tersedia digudang adalah sebesar 0,24 m³ dan titik pemesanan kembali (Re Order Point) menurut Economic Order Quantity yaitu pada saat persediaan digudang tinggal 0,603 m³. Total biaya persediaan untuk proses produksi yang dikeluarkan UD. Batu Zaman menurut metode Economic Order Quantity lebih kecil dibandingkan total biaya persediaan yang dilakukan oleh perusahaaan. Aziz Slamet Riyadi (2012) melakukan penelitian mengenai Analisis Efisiensi Persediaan Bahan Baku Abon Lele Karmina di Kabupaten Boyolali. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui (1) Jumlah persediaan (2) Lead Time (3) Total biaya persediaan (4) Jumlah pemesanan dan biaya pemesanan menurut metode EOQ. Penelitian ini memfokuskan pada jumlah efisien persediaan bahan baku lele dengan jumlah produk abon lele yang dihasilkan. Penelitian ini menyimpulkam bahwa kebijakan industri abon lele Karmina dalam mengelola persediaan bahan baku ikan lele pada produksi 2010 dan 2011 masih belum efisien apabila dibandingkan dengan hasil perhitungan dengan metode Economic Order Quantity (EOQ). Berdasarkan penelitian-penelitian di atas dapat diambil kesimpulan bahwa dengan diterapkannya metode EOQ dalam pengendalian persediaan bahan baku dapat diketahui besarnya persediaan bahan baku yang efisien sehingga dapat menekan biaya persediaan bahan baku. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa metode EOQ dapat diganakan dalam penelitian ini..

(54) 39. G. Kerangka Pikir PT. Pertani Persero merupakan perusahaan yang bergerak dalam bidang manukfaktur pabrik pupuk yang aktivitasnya memproduksi dan penjualan, maka dari itu sangat penting dalam mempertahankan kualitas produksi (quality control) dengan menggunakan biaya standarisasi yang efisien dan efektif. Untuk mencapai hal tersebut maka perlu adanya penjamin mutu dan pengendalian kualitas yang dapat disesuaikan dengan Standar Industry Indonesia (SII) dan tetap diterima oleh konsumen. Dalam pengendalian persediaan dari bahan baku menjadi bahan jadi ada beberapa tahap yang harus dilalui, pertama PT. Pertani harus terlebih dahulu mengetahui perkiraan bahan baku yang di butuhkan, setelah mengetahui berapa banyak bahan baku yang akan di butuhkan perusahaan akan melakukan pemesanan bahan baku sesuai kebutuhan kemudian pada tahap akhir setelah bahan baku yang di beli sebelumnya di produksi menjdi bahan jadi untuk di pasarkan.. PT. PERTANI PERSERO MAKASSAR PENENDALIAN PERSEDIAAN BAHAN BAKU. ANALISAIS DATA. HASIL Gambar 2.2 Bagan Kerangka Fikir.

(55) 40. BAB III METODE PENELITIAN. A. Jenis Penelitian Adapun jenis penelitian ini yang digunakan adalah jenis penelitian deskriftip dan metode penlitian yang digunakan pada PT. Pertani Persero adalah metode penlitian kuntitatif. B. Lokasi Dan Waktu Penelitian Perusahaan yang menjadi objek penelitian. adalah salah satu. perusahaan yang bergerak dalam bidang agribisnis yang produksi pupuk PT. Pertani (Persero) Cabang Wilayah IV. Waktu penelitian direncanakan kurang lebih 2 (dua) bulan mulai 01 Oktober s/d Desember 2020 dan secara langsung pada objek penelitian. C. Sumber Data Sumber data dalam pengumpulan data-data dapat di bagi kedalam data primer dan data sekunder. 1. Data primer Data primer adalah data yang di peroleh secara langsung dari perusahaan tersebut. Pengumpulan data ini melalui dan pengamatan langsung antara penulis dengan pimpinan serta karyawan-karyawannya. Data sekunder 2. Data sekunder Data sekunder adalah data yang berupa dokumen-dokumen yang di peroleh dari pihak yang berkompeten yang berkaitan langsung dengan penelitian ini.. 40.

(56) 41. D. Metode pengumpulan Data Didalam pengumpulan data yang berhubungan dengan penelitian ini, maka penulis memilih dua metode atau metode pendekatan yaitu: 1. Penelitian lapangan ( field research Yaitu dengan langsung meninjau objek penelitian untuk mengamati lebih dekat hal-hal yang memiliki relevansi dengan fungsi pembelian. Adapun teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: a. Observasi yaitu teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan jalan mengadakan pengamatan langsung pada PT. Pertani Persero. Dalam kegiatan pengolahan data, yang terdiri dari besarnya jumlah produksi koran, biaya bahan baku yang di gunakan, biaya tenaga kerja dan biaya overhead pabrik. b. Wawancara yaitu pengumpulan data yang dilakukan untuk memperoleh data kualitatif maupun kuantitatif dengan mengadakan tanya jawab secara langsung dengan karyawan PT. Pertani Persero yang ada kaitannya dengan masalah yang akan diteliti, khususnya mengenai gambaran umum perusahaan, stuktur organisasi perusahaan dan uraian tugas masing-masing dalam perusahaan, c. Dokumentasi yaitu data informasi atau arsip yang tersedia pada PT. Pertani Persero, sepetri: volume produksi, anggaran dan realisasi produksi serta data lainnya yang mendukung penelitian ini..

(57) 42. 2. Penelitian perpustakaan ( library research ) Adalah metode pendekatan dimana penulis mengkaji bahan- bahan yang menjadi landasan teori untuk mengkaji dan menjelaskan data-data penelitian sehinga menjadi jelas. E. Teknik analisis Data Metode analisis data yang digunakan untuk membuktikan hipotesis yang penulis ajukan adalah metode deskriptif komparatif yaitu metode penulisan yang menjelaskan dan membandingkan antara ketentuan-ketentuan pengaruh perencanaan dan pengendalian persediaan bahan baku terhadap proses produksi dengan keadaan yang sebenarnya terjadi dalam perusahaan. Adapun alat analisis yang di gunakan. a. Rumus untuk mengetahui econoy order quantity ( EOQ) EOQ. √. b. Rumus untuk mengetahui biaya pemesanan dapat dihitung dengan? Biaya Pemesanan (TOC) = (. ). c. Rumus untuk mengetahui Permintaan Perhari (d) = d. Jumlah pemesanan selama Lead Time (R) = d x L. F. Defenisi Operasional variable Untuk mengetahui lebih tentang operasioanal variabel adapun definisi tersebut dapat ditarik beberapa pokok pikiran sebagai berikut: a. Perncanaan bahan baku Perencanaan bahan baku adalah proses penentuan tujuan dan pedoman pelaksanaan, dengan memilih yang terbaik dari alternatif-.

(58) 43. alternatif yang ada dan kegiatan mereka berdasarkan pada suatu cara, rencana dan logika. b. Pengendalian bahan baku Pengendalian bahan baku adalah proses pengaturan berbagai faktor dalam suatu perusahaan, agar sesuai dengan ketetapan-ketetapan dalam rencana dang pengukuran serta perbaikan terhadap pelaksanaan kerja bawahan, agar rencana-rencana yang telah dibuat untuk mencapai tujuantujuan dapat terselenggara. c. Efisiensi biaya produksi Efisiensi biaya produksi adalah kemampuan untuk melakukan sesuatu yang tepat yang merupakan konsep input output karena apabila terkendalinya biaya produksi mrupakan salah satu kunci keberhasilan dari pengendalian produksi secara keseluruhan..

(59) 44. BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Perusahaan 1. Sejarah Singkat Perusahaan PT. Pertani (Persero) merupakan salah satu perusahaan yang bergerak di bidang pertanian yang memiliki beberapa perusahaan dan kantor pusat berada di jakarta selatan dan masih banyak di provinsi lain salah satunya di ibu kota provinsi sulawesi selatan. Kantornya di Jl. Jend. Sudirman no. 29, Mangkura. PT. Pertani merupakan kelanjutan daribadan perseroan produksi bahan makana n dan pembukaan tanah (BMPT) yang didirikan sejak tahun 1959 berdasrkan undang-undang darurat NO. 1 tahun 1959 tanggal 14 januari 1959. Kemudian BMPT berubah menjadi badan pimpinan umum perseroan pertanian negara di singkat menjadi BPU pertani. Selanjutnya BPU Pertani tberubah menjadi perusahan pertanian negara yang di singkat “PN pertani” karena mengikuti peraturan pemerintah NO. 12 tanggal 1 januari 1963. Dalam perkembangan perusahan pertanian negara berubah menjadi perseroan berdasarkan perturan pemerintah NO..21 yang menjadi PT. Pertani(persero). .. Perusahaan ini merupakan perusahaan badan usaha milik negara. sebagai pionir dan pertama yang fokus di bindang pertanian untuk menjaga kedaulatan pangan serta menjadi BUMN strategis yang berfokus pada sektor pertanian dari hulu ke hilir unruk membantu para petani indonesia. Perseroan telah memainkan peran tersebut, perseroan tumbuh. 44.

Referensi

Dokumen terkait

Increasing the annealing temperature of the iron doped titanium dioxide thin films prepared by spin coating method causes changes in crystal structure and morphology of

Dari hasil perhitungan Uji Linieritas di dapat Fhitung sebesar 9,21sedangkan Ftabel sebesar 3,26 maka Fhitung > Ftabel maka dengan demikian pengaruh Komunikasi

Dalam penelitian ini, fokus utama yang dituju peneliti adalah hubungan yang dihasilkan oleh intensitas pemanfaatan konten kesehatan reproduksi pada media sosial Instagram,

Pajak penghasilan t erkait pos-pos yang akan direklasifikasi ke laba rugi 0 PENGHASILAN KOM PREHENSIF LAIN TAHUN BERJALAN - NET PAJAK PENGHASILAN

The information known as Volunteered Geographic Information (VGI) has generated another approach of spatial data sources that can give up-to-date, huge volume of data, and

Sosialisasi, fasilitasi dan edukasi kebijakan perbangunan yang perspektif

Mengingat usaha ayam potong ini memiliki sarana distribusi yang tersebar dimanapun tetapi juga rentan terhadap berbagai situasi hingga fluktuatif, maka pemilik harus

Pimpinan redaksi kalteng Pos Heronika menyatakan dalam surat balasan kepada Pemerintah Kota Palangka Raya sesuai pasal 1 ayat (1) udang-undang tersebut pers adalah