• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN

1.4 Manfaat Penelitian

2.1.5 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi E-Business

Jika dikaji mendalam, perkembangan implementasi konsep e-business di sebuah industri atau negara sangat ditentukan oleh desakan-desakan faktor dari luar (external driving forces). Paling tidak ada empat faktor desakan yang saling berkonvergensi satu dengan lainnya yang secara signifikan akan menentukan percepatan implementasi konsep e-business, yaitu masing-masing (Simarmata, 2006:338) :

1. Custumers Expectations (Harapan Pelanggan)

Paradigma baru menekankan pentingnya pelanggan ditempatkan sebagai titik awal atau acuan dari penyusunan bisnis sebuah perusahaan. Dewasa ini seorang pelanggan tidak cukup bisa dipuaskan hanya dengan baiknya kualitas sebuah produk yang ditawarkan, pelanggan yang bersangkutan mengharapkan adanya pelayanan pra dan pasca jual yang baik.

2. Competitive Imperativ (Persaingan)

Globalisasi telah membentuk sebuah arena persaingan dunia usaha yang sangat ketat. Hampir semua perusahaan di dunia dapat melakukan kompetisi secara terbuka di lingkungan pasar bebas. Tentu saja hal ini menimbulkan dampak yang sangat besar bagi keberadaan sebuah perusahaan. Pelanggan akan dengan mudahnya

membanding-bandingkan kualitas produk dan pelayanan antar perusahaan dari hari ke hari. Dengan prinsip selalu mencari yang murah, lebih baik, dan lebih cepat, maka secara tidak langsung perusahaan dipaksa untuk menyusun dan mengembangkan sebuah model dan strategi bisnis yang tepat.

3. Deregulation (Regulasi)

Harus diakui pula bahwa secara makro deregulasi yang dilakukan oleh pemerintah maupun negara-negara lain telah turut mewarnai bentuk dunia usaha di masa mendatang, terutama yang berkaitan dengan konsep perdagangan bebas antar negara dan industri. Ditiadakannya pajak masuk produk-produk impor, dibebaskannya kuota ekspor produk, disatukannya berbagai mata uang asing (single currency), dialirkannya informasi secara bebas, tentu saja telah memaksa lingkungan dunia usaha menjadi lebih efisien dari masa ke masa.

4. Teknologi

Faktor terakhir menentukan dalam mengimplementasikan konsep e-business adalah kemajuan teknologi informasi, yang didominasi oleh percepatan perkembangan teknologi komputer dan telekomunikasi. Fungsi teknologi informal tidak hanya kritikal bagi perkembangan e-business (enabling function), tetapi justru telah menjadi penggerak dari dimungkinkannya pengembangan model-model bisnis baru yang tidak terpikirkan sebelumnya.

Dengan e-business, aliran informasi dari perusahaan ke pelanggan, pemasok, pemerintah, pemilik modal dan masyarakat haruslah dikelola dengan baik. Pengelolaan informasi pada perusahaan tergantung pada strategi yang diterapkan dan dukungan eksekutif, manajer, dan karyawan. Dengan dukungan sarana dan prasarana maka diharapkan aliran informasi perusahaan akan cepat, tepat dan akurat. Dengan demikian, perusahaan akan dapat mempertahankan hidupnya, memperoleh keuntungan dan dapat berkompetensi dengan sehat.

2.1.6 Jenis-jenis E-Business

E-bussines merupakan suatu kegiatan bisnis yang dilakukan secara online atau dengan memanfaatkan internet, kegiatan dalam e-bussines tidak saja terbatas pada masalah transaksi penjualan dan pembelian barang tetapi juga masalah-masalah lain seperti pelayanan konsumen, kolega bisnis dan lain-lain. Dari sisi cakupan inilah yang membedakan antara business dan commerce dimana e-commerce cakupanya hanya terbatas pada masalah transaksi dan penjualan barang saja. Berikut adalah jenis-jenis e-bussines yang biasa dilakukan:

1. B2B (business to business) adalah bisnis yang dilakukan sebuah perusahaan dengan perusahaan lain (antara perusahaan) baik itu perusahaan yang bergerak pada bidang industri yang sama ataupun berbeda dengan menggunakan media internet. B2B biasa dilakukan untuk menghemat biaya transaksi. Sebagai contoh perusahaan A ingin memesan sejumlah unit komputer pada perusahaan B, maka

perusahaan A dapat mengakses situs resmi perusahaan B dan menuliskan pesanannya. Perusahaan B yang mendapatkan pesan pemesanan barang tersebut akan mengirimkan barang yang dimaksud. Pembayaran biasanya dilakukan berdasarkan kesepakatan sebelumnya. Meskipun tentu saja pemesanan barang ini dapat dilakukan dengan mengangkat telepon. Salah satu contoh perusahaan di Indonesia yang menerapkan konsep B2B adalah situs www.dagang2000.com milik PT Indosat Adimarga dan www.indonesianexport.com milik PT e-Commerce Nusantara.

2. B2C (business to consumer), dapat diartikan sebagai jenis perdagangan elektronik dimana ada sebuah perusahaan (business) yang melakukan penjualan langsung barang-barangnya kepada pembeli (consumer). Kesuksesan dari B2C pada dasarnya dikarenakan faktor penawaran barang kualitas tinggi dengan harga murah dan banyak pula dikarenakan pemberian layanan kepada konsumen yang cukup baik Contoh perusahaan kelas dunia yang telah menerapkan B2C adalah www.Amazon.com dan www.WSJ.com

3. Business to Administrator, adalah sebuah kegiatan memaanajemen semua aspek bisnis yang dibangun untuk bisa membangun dan mengembangkan bisnis yang dilakukan sesuai dengan sasaran dan tujuan dari pembagun bisnis yang dilakukan. Sebagian besar perusahaan memiliki sebuah kelompok khusus administrator yang

bekerja untuk memastikan hal ini terjadi. Contoh situs yang menggunakan konsep ini adalah www.emagister.net

4. Brokerage, adalah orang yang menyediakan pasar, brokerage memiliki peran dalam mempertemukan dan memfasilitasi transaksi antara penjual dan pembeli. Brokerage sering memainkan peran dalam bisnis-to-business (B2B), business-to-konsumen (B2C), atau konsumen-ke-konsumen (C2C). Keuntungan didapat oleh brokerage dari komisi yang diberikan oleh pihak yang terlibat dalam transaksi baik itu penjual atau pembeli. Contoh situsnya seperti www.respond.com atau www.tokobagus.com.

5. Seller Driven Market, adalah jenis pasar penjualan elektronik komoditas, dimana dalam pasar ini terjadi kelangkaan komoditas atau barang yang mendasar yang mengakibatkan harga menjadi mahal karena permintaan atas barang atau pasokan yang amat tinggi. Contoh situs yang mengaplikasikan pasar ini adalah 6. Buyer Driven Market, adalah jenis pasar elektronik yang berlawanan

dengan pasar Seller driven market. Dalam pasar ini bisanya terdapat banyak sekali situs atau penjual yang menawarkan sebuah produk yang sama sehingga dengan demikian pembeli memilki kesempatan untuk memilih. Ketika keadaan pasar seperti ini biasanya harga barang yang ditawarkan oleh penjual akan cenderung murah. Contoh situs yang cukup terkenal dengan konsep ini misalny

Dokumen terkait