• Tidak ada hasil yang ditemukan

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar

B. Hasil Belajar

2. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar

Hasil belajar banyak dipengaruhi berbagai faktor, baik faktor dari dalam diri siswa itu dan faktor yang datang dari luar diri siswa atau faktor lingkungan. faktor yang datang dari siswa umumya memiliki pengaruh yang beasar dan signifikan terhadap hasil belajar yang dicapai. Sebagaimana pernyataan Nana Sudjana bahwa:

“Hasil belajar siswa di sekolah 70% dipengaruhi oleh kemampuan

siswa dan 30% dipengaruhi oleh lingkungan”.31

Faktor-faktor yang mempengauhi hasil belajar siswa diantaranya adalah:

a. Faktor dari dalam (faktor intern)

Yaitu faktor yang berasal dari dalam diri siswa. Adapun faktor dari dalam tediri dari:

1) Faktor fisiologis

30 Kunandar, ..., hal. 68-69

31 Nana Sudjana, Dasar-Dasar Proses Belajar Mengajar, (Bandung: Sinar Baru Algensindo, 2011) hal. 39

Faktor ini menyangkut tentang kondisi fisik atau jasmani indra seseorang.

a) Kondisi fisik

Kondisi fisiik yang sehat akan membantu aktivitas siswa. Sebagaimna dikatakan oleh Sumadi Suryabrata bahwa keadaan jasmani pada umumnya dapat dikatakan melatar belakangi

kegiatan belajar.32

b) Kondisi panca indra

Panca indra merupakan pintu gerbang masuknya pengaruh ke dalam diri individu. Baik dan berfungsinya alat indra

merupakan syarat belajar berlangsung dengan baik.33

2) Faktor psikologis

Faktor ini menyangkut dengan kondisi mental yang

mempengaruhi keberhasilan belajar. Adapun kondisi mental yang dapat menunjang keberhasilan belajar adalah kondisi mental yang menetap dan stabil. Kondisi mental yang menetap dan stabil ini akan tampak dalam sikap mental yang positif dalam menghadapi segala permasalahan yang dihadapi terutama hal-hal yang berkaitan dengan proses belajar mengajar. Faktor-faktor psikologi dapat dibedakan menjadi:

a) Intelegensi

32 Sumadi Suryabrata, Psikologi Pendidikan, (Jakarta: Rineka Cipta, 1995), hal. 249

Intelegensi merupakan kesanggupan untuk menyesuaikan diri kepada kebutuhan baru, dengan menggunakan alat-alat

berfikir yang sesuai dengan tujuannya.34 Intelegensi memiliki

pengaruh yang sangat besar sekali terhadap hasil belajar, karena intelegensi dapat mengkaji, menghayati dan menginterpretasikan pelajaran yang diterima dari guru. Adapun intelegensi memiliki tiga aspek, yaitu:

(1) Kemampuan untuk memusatkan segala sesuatu masalah yang disahkan

(2) Kemampuan untuk mengadakan adaptasi terhadap masalah yang dihadapai

(3) Kemampuan mengadakan kritik baik terhadap masalahnya

maupun terhadap dirinya sendiri.35

Sesuai dengan pernyataan di atas dapat dipahami bahwa intelegensi memiliki peran penting bagi siswa, yakni menjadikan siswa dapat menghadapi dan menyesuaikan keadaan situasi yang baru serta mengetahui atau menggunakan konsep-konsep secara cepat dan efektif.

b) Perhatian

Untuk mendapatkan hasil belajar yang baik siswa harus mempunyai perhatian terhadap apa yang telah dipelajari, karena

34 Ngalim Purwanto, Psikologi Pendidikan, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2002), hal. 59

35 Mulyadi, Pengantar Psikologi Belajar, (Malang: Biro Ilmiah Fakultas Tarbiyah IAIN Sunan Ampel Malang, 1984), hal. 123

bahan pelajaran yang tidak mempunyai perhatian dari siswa akan mengakibatkan rasa bosan yang pada akhirnya anak akan meninggalkan pelajaran tersebut.

c) Minat

Minat menjadi salah satu faktor yang turut menentukan proses belajar. Karena minat merupakan kecenderungan subjek yang menetap, untuk merasa tertarik pada bidang studi atau

pokok bahasan tertentu dan merasa senang

mempelajarinya.36Selain itu, minat sangat erat hubungannya

dengan perasaan individu, objek, aktifitas, situasi.

Minat memungkinkan pemusatan pikiran, dan menimbulkan kegembiraan dalam usaha belajar. Oleh karena itu minat sangat besar pengaruhnya terhadap prestasi belajar karena dapat dipastikan bahwa anak belajar disertai dengan minat akan memusatkan pikirannya dan mendapatkan hasil memuaskan. d) Bakat

Bakat merupakan kemampuan potensial yang dimiliki seseorang untuk mencapai keberhasilan pada masa yang akan

datang.37 Bakat akan nampak setelah anak itu belajar dan

berlatih. Sebagaimana pernyataan Sunarto dan Hartono, bahwa bakat memungkinkan seseorang untuk mencapai prestasi dalam

36 W. S Winkel, Psikologi Pengajaran, (Jakarta: Grasindo, 1991), hal. 105

bidang tertentu, akan tetapi diperlukan latihan, pengetahuan, dan

dorongan atau motivasi agar bakat itu dapat terwujud.38

e) Motivasi

Motivasi dipandang sebagai pengertian atau konsepsi yang fungsional dalam menjelaskan sifat-sifat tertentu, yang dinamis dan yang memberi arah dalam belajar.

Menurut Abu Ahmadi dan Widodo Supriyono, dalam proses belajar motivasi sangat penting, karena mampu menggerakkan organisme, mengarahkan tindakan, serta memilih tujuan belajar

yang dirasa paling berguna bagi kehidupan individu.39

f) Kesiapan

Menurut Lindgren , kesiapan merupakan tuntutan utama dari pada kegiatan belajar. Tak ada sesuatupun yang dicapai oleh anak yang belajar apabila tidak dapat kesiapan emosional,

ataupun intelektual.40

g) Kematangan

Kematangan merupakan suatu tingkat atau fase dalam pertumbuhan seseorang yang mana alat tubuhnya sudah siap untuk melaksanakan kecakapan baru karena pendidikan akan diterima dengan baik oleh anak jika sesuai dengan kematangan jiwanya. Seorang anak akan belajar dengan baik apabila saat

38 Syaiful Bahri Djamarah, Psikologi Pendidikan, (Jakarta: Rineka Cipta, 1992), hal. 139

39 Abu Ahmadi dan Widodo Supriatno, Psikologi Belajar Mengajar,(Jakarta: Rineka Cipta, 1992), hal. 139

40 Munawir, Beberapa Faktor Pendukung dalam Mengantar Keberhasilan Beajar, (Malang: 2006), hal. 24-25

kematangan telah tiba, sebaliknya akan sukar apabila kematangan belum tiba.

h) Rasa paercaya diri

Rasa percaya diri timbul dari keinginan bertindak dan berhasil. Dari segi perkembangan, rasa percaya diri dapat timbul berkat adanya pengakuan dari lingkungannya. Dalam proses belajar diketahui bahwa rasa percaya diri merupakan tahap pembuktian perwujudan diri yang diakui oleh guru dan rekan sejawatnya.

i) Cita-cita

Umumnya setiap siswa memiliki suatu cita-cita dalam kehidupannya. Cita-cita sebagai motivasi intrinsik perlu dididikkan. Didikan memiliki cita-cita harus dimulai sejak dini, agar anak itu termotivasi untuk mencapai cita-citanya. Cita-cita merupakan wujud ekplorasi dan emansipasi diri siswa. Didikan pemilihan dan pencapaian cita-cita sebaiknya berpangkal dari kemampuan berprestasi, dimulai dari hal yang sederhana ke

yang semakin rumit.41

b. Faktor Eksternal (faktor dari luar siswa)

Faktor eksternal merupakan faktor yang datang dari luar diri siswa. Diantaranya yaitu:

41Dimyati & Mudjono, Belajar dan Pembelajaran, (Jakarta: Rineka Cipta, 1999), hal. 239-245

1) Lingkungan sosial, meliputi lingkungan sosial di sekolah (guru, teman sekelas, para staf administrasi). Lingkungan sosial siswa (masyarakat, tetangga, teman sepermainan), lingkungan sosial yang lebih banyak mempengaruhi kegiatan belajar adalah orang tua dan keluarga itu sendiri seperti didikan orang tua, kondisi ekonomi keluarga, kasih sayang dan perhatian orang tua.

2) Lingkungan fisik, seperti gedung sekolah, sarana dan prasarana yang dimiliki sekolah, rumah tempat tinggal siswa, keadaan cuaca dan waktu belajar siswa. Faktor ini dipandang turut menentukan

keberhasilan siswa.42

3) Kondisi budaya yang dapat mendorong semangat belajar siswa seperti adat istiadat, ilmu pengetahuan, dan kemajuan teknologi

yang berkembanng di lingkungan siswa.43

Dokumen terkait