• Tidak ada hasil yang ditemukan

KAJIAN PUSTAKA

A. Hasil Belajar

3. Faktor – faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar

Sriyanti (2013 : 24 – 27 ) proses belajar melibatkan berbagai faktor yang sanagnt kompleks. Oleh sebab itu, masing – masing faktor perlu diperhatikan agar proses belajar dapat berhasil sesuai tujuan yang telah ditetapkan. Belajar tidak hanya ditentukan oleh potensi yang ada dalam individu tetapi juga dipengaruhi oleh faktor yang lain yang berasal dari luar diri yang belajar. Karena tidak heran bila ada anak tidak cerdas, aktif dan kreatif pada akhirnya mengalami kegagalan dalam belajar karena faktor keluarga yang tidak mendukung. Sebaliknya banyak ditemukan

24

anak – anak dari keluarganya lemah justru sukses dalam belajar karena faktor motivasi untuk sukses yang tinggi mendukung oleh guru – guru yang profesional. Secara umum keberhasilan belajar dipengaruhi oleh faktor eksternal dan internal. Masing – masing faktor tersebut sebagai berikut:

a. Faktor Eksternal

Faktor eksternal adalah faktor – faktor yang terdapat diluar dari individu. Dalam proses belajar disekolah, faktor eksternal berarti faktor – faktor yang berada diluar diri siswa. Faktor – faktor eksternal tersiri darai faktor nonsosial dan sosial.

1) Faktor Nonsosial

Faktor nonsosial adalah faktor – faktor diluar individu yang berupa kondisi fisik yng ada dilingkungan belajar. Faktor non sosial merupakan kondisi fisik yang ada dilingkungan sekolah, keluarga maupun di masyarakat. Aspek tersebut bisa beruapa peralatan sekolah, sarana belajar, gedung dan ruang belajar, kondisi gegrafis sekolah dan rumah, iklim dan cuaca, jarak rumah kesekolah, alat transportasi yang tersedia dan sejenisnya.

2) Faktor sosial

Faktor sosial adalah faktor – faktor diluar individu yang beruapa manusia. Faktor eksternal yang bersiafat sosial, bisa sipilih menjadi faktor yang berasal dari keluarga, lingkungan sekolah dan masyarakat ( termasuk teman pergaulan anak). Misalanya,

25

kehadiran orang dalam belajar, kedekatan hungan anak dengan orang lain, keharmonisan atau pertengkaran dalam keluarga, gaya pengasuhan orang tua, hubungan antara personil sekolah, gaya mengajar guru, sikap guru terhadap siswa dan sebaginya.

b. Faktor Internal

Faktor internal adalah faktor – faktor yang ada dalam diri individu yang sedang belajar. Faktor internal terdiri dari faktor fisiologis dan faktor psikologis.

1) Faktor fisiologis

Faktor fisiologis adalah kondisi fisik yang terdapat dalam diri individu. Faktor fisiologis terdiri dari:

a. Keadaan tonus jasmani pada umumnya. Keadaan tonus jasmani secara umum yang ada dalam diri individu sangat mempengaruhi hasil belajar. Keadaan tonus jasmani secara umum ini, misalnya tingkat kesehatan, kelelahan,mengantuk dan kebugaran fisikindividu. Apabila badan individu bugar dan sehat maka akan mendukung dasil belajar. Sebaliknya, jika badan individu dalam keadaan kurang bugar dan kurang sehat akan menghambat hasil belajar.

b. Keadaan fungsi – fungsi tertentu.keadaan fungsi – fungsi jasmani tertentu, terutama yang terkait dengan fungsi panca indra dan kelengkapan anggota tubuh yang ada dalam diri individu. Panca indra merupakan pintu gerbang masuknya

26

pengetahuan dalam diri individu. Kesempurnaan anggota tubuh sangat menunjang belajar.

2) Faktor psikologis

Faktor psikologis adalah faktor yang ada dalam diri individu. Faktor – faktor psikis tersebut antara lain tingkat kecerdasan, motivasi, minat, bakat, sikap, kepribadian dan sebagainya. Tingkat kecerdasan akan mempengaruhi daya serap serta berpengaruh terhadap aktifitas belajar. Bakat dan minat terhadap suatu mata pelajaran akan mendorong seseorang mendapat kemudahan mencapai tujuan belajar, tetapi anak yang kurang berbakat bukan berarti akan gagal belajar, han ya yang bersangkutan perlu waktu lebih banyak dan kerja lebih keras untuk mendapatkan hasil yang baik.

Demikian halnya dengan kondisi kepribadian, ada siswa yang mempunyi daya juang tinggi, optimis, penuh semangat, sementara ada siswa yang berkepribadian mudah putus asa, kurang energik gampang menyerah, kondidi – kondisi tersebut akan mempengaruhi hasil belajar.

Faktor ekstern dan intern mempengaruhi kepribadian belajar, pengaruhnya bisa bersifat positif atau mendorong, namun bisa juga negatif atau menghambat.

27 4. Penilaian Hasil Belajar

Penilaian hasil belajar pada hakekatnya merupakan suatu kegiatan untuk mengukur perubahan perilaku yang telah terjadi pada diri peserta didik. Pada umumnya hsil belajar akan memberikan pengaruh dalam dua bentuk : (1) peserta didik akan akan mempunyai perspektif terhadap kekuatan dan kelemahannya atas perilaku yang diinginkan, (2) mereka mendapatkan bahwa perilaku yang diinginkan itu telah meningkat baik setahap atau dua tahap, sehingga timbul lagi kesenjangan antara penampilan perilaku yang sekarang dengan perilaku yang diinginkan (Mulyasa, 2009: 243 – 244 ).

Standar nasioanal pendidikan mengungkapkan bahwa “penilaian hasil belajar oleh pendidik dilakukan secara berkesinambungan untuk memantau proses kemajuan, dan perbaikan hasil dalam bentuk sebagai berikut:

a. Ulangan Harian

b. Ulangan tengah semester c. Ulangan akhir semester d. Dan ulangan kenaikan kelas

Menurut Mulyasa ( 2009: 253 – 256 ) penilaian pembelajaran pada umumnya menjakup sebagai berikut:

a. Pre Tes ( tes awal )

Pada umunya pelaksanaan proses pembelajaran dimulai dengan pre tes. Pre tes ini memiliki banyak kegunaan dalam menjalani

28

proses pembelajaran yang akan dilaksanakan. Oleh karena itu pre tes memegang peran yang cukup penting dalam proses pembelajaran. Fungsi pre tes ini antara lain dapat dikemukakan sebagai berikut:

1) Untuk menyiapkan peserta didik dalam proses belajar, karena dengan pre tes maka pikiran mereka akan terfokus pada soal – soal yang harus mereka jawab/ kerjakan.

2) Untuk mengetahui tingkat kemajuan peserta didik sehubungan dengan proses pembelajaran yang dilakukan. Hal ini dapat dilakukan dengan membandingkan hasil pre tes dengan post tes.

3) Untuk mengetahui kemampuan awal yang telah dimiliki peserta didik mengenai bahan ajar yang akan dijadikan topik dalam proses pembelajaran.

4) Untuk mengetahui dari mana seharusnya proses pembelajaran dimulai, tujuan – tujuan mana yang telah dikuasai peserta didik, dan tujuan – tujuan mana yang perlu mendapat penekanan dan perhatian khusus.

b. Penilaian Proses

Penilaian proses dimaksudkan untuk menilai kualitas pembelajraan dan pembentukan kompetensi dasar pada peserta didik, termasuk bagaimana tujuan – tujuan belajar direalisasikan. Kualitas pembelajaran dapat dilihat dari segi proses dan dari segi

29

hasil. Dari segi proses, pembelajaran dikatakan berhasil dan berkualitas apabila seluruhnya atau sedikit – sedikitnya sebgaian besar ( 75% ) peserta didik terlibat secara aktif, baik fisik, mental, maupun sosial dalam proses pembelajaran, disamping menunjukkan kegairahan belajar yang tinggi, semangat belajar yang besar, dan rasa pada diri sendiri. Sedangkan dari segi hasil, proses pembelajaran dikatakan apabila terjadi perubahan perilaku positif pada diri peserta didik seluruhnya untuk setidak – tidaknya sebagian besar ( 75% ). Lebih lanjut proses pembelajaran dikatakan berhasil dan berkualitas apabila masukan merata, menghasilkan otuput yang banyak dan bermutu tinggi, serta sesuai dengan kebutuhan, perkembangan masyarakat dan pembangunan.

c. Post Test

Pada umumnya pelaksanaan pembelajaran diakhri dengan post test. Sama hanya dengan pre tes, pre tes juga memiliki banyak kegunaan, terutama dalam melihatt keberhasilan pembelajaran. Fungsi post tes antara lain dapat ditemukan sebagai berikut:

1) Untuk mengetahui tingkat penguasaan peserta didik terhadap kompetensi dasar yang telah ditentukan, baik secara individu maupun kelompok. Hal ini dapat diketahui dengan membandingkan antara hasil pre tes dan post test.

2) Untuk mengetahui kompetensi dasar dan tujuan – tujuan yang dapat dikuasai oleh peserta didik, serta kompetensi dasar dan

30

tujuan – tujuan yang belum dikuasainya. Sehubungan dengan kompetensi dasar dan tujuan yang belum dikuasai ini, apabila sebagian besar belum menguasainya maka perlu dilakukan pembelajaran kembali ( remedial teaching ).

3) Untuk mengetahui peserta didik yang perlu mengikuti kegiatan remedial, dan yang perlu mengikuti kegiatan pengeyaan, serta untuk mengetahui tingkat kesulitan dalam mengerjakan modul ( kesulitan belajar ).

4) Sebagai bahan acuhan untuk melakukan perbaikan terhadap komponen – komponen pembelajaran ( modul ), dan proses pembelajaran yang telah dilaksnakan, baik terhadap perencanaan, pelaksanaan maupun penilaian.

Dokumen terkait