• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

4.4 Faktor yang mempengaruhi Kualitas Pekerjaan

4.4.1 Faktor-faktor yang mempengaruhi Kualitas Pekerjaan

Untuk keperluan pembuatan matrix korelasi maka digunakan Kaiser-Meyer-Olkin and Barlett’s test dan Anti Image Correlation test. MSA adalah ukuran dari matrix korelasi dari masing-masing variabel individual untuk mengevaluasi kecukupan menerapkan faktor analisis. Untuk menguji bahwa ke 27 variabel saling mempengaruhi, hal ini dapat dilihat dari Determinant of Corelation Matrix yang mendekati nol (0), nilai KMO MSA (Kaiser-Meyer Olkin Measure of Sampling Adequancy) > 0,5 serta nilai Sig. < 0,05, berarti korelasi antar variabel adalah cukup kuat sehingga proses analisis faktor dapat dilanjutkan untuk kelompok variabel tersebut (Hair dkk, 1998).

Dari hasil pengolahan data dengan SPSS for Windows versi 15 dapat ditampilkan tabel 4.19 yang memuat KMO and Bartlett's Measure of Sampling Adequancy (MSA).

Tabel 4.19 Hasil tes KMO dan Barlett’s Tahap I

KMO and Bartlett's Test

,883 2048,959 351 ,000 Kaiser-Meyer-Olkin Measure of Sampling

Adequacy. Approx. Chi-Square df Sig. Bartlett's Test of Sphericity

Dari tabel 4.19 diatas di dapatkan hasil sebagai berikut: a) Nilai uji Bartlett’s test of spercity adalah sebesar 2048,959

b) Nilai uji Kaiser – Meyer – Olkin (KMO) adalah sebesar 0,883 dengan signifikansi 0,000. Jadi model analisis faktor sudah memenuhi syarat yaitu KMO lebih besar dari 0,5 dengan signifikansi lebih kecil dari 0,05.

Selanjutnya dilakukan analisis faktor dengan Anti Image Matrices. Anti Image Matrices digunakan untuk menentukan variabel yang dapat dianalisis lebih lanjut dan variabel mana yang harus dikeluarkan. Kriteria penentuan Anti Image Matrices adalah angka korelasi yang terdapat pada Anti Image Correlation yaitu matrix dari korelasi parsial diantara variabel setelah dilakukan analisis faktor yang menggambarkan tingkat seberapa jauh faktor tersebut menjelaskan hasil dari analisa faktor. Bila angka Anti Image Correlation suatu variabel lebih besar dari 0,5, maka variabel tersebut dapat dianalisis lanjut. Jika angka Anti Image Correlation suatu variabel lebih kecil atau sama dengan 0,5 maka variabel tersebut harus dikeluarkan dan tidak diikutkan pada analisis lanjut.

Dari hasil pengolahan data dapat disajikan tabel 4.20 yang memuat Anti Image Correlation sebagai berikut :

Tabel 4.20

Nilai Anti Image Correlation Tahap I

No Variabel MSA 1 Mematuhi persyaratan proses tender (X1) 0,884

2 Menunjukkan dokumen asli pada waktu tender (X2) 0,914 3 Menunjukkan bukti pelunasan pajak pada saat tender (X3) 0,829 4 Menerapkan manajemen mutu pada pelaksanaan proyek (X4) 0,434 5 Panitia melakukan proses tender dengan benar sesuai peraturan (X5) 0,890 6 Memiliki peralatan sendiri pada pelaksanaan proyek (X6) 0,856 7 Menyewa alat waktu pelaksanaan proyek (X7) 0,145 8 Membuat shop drawing setiap item pekerjaan (X8) 0,603

9 Meminta bimbingan dari pihak direksi proyek terhadap gambar kerja, spek teknis (X9)

0,652 10 Mengikuti spesifikasi teknis dalam pelaksanaan proyek (X10) 0,724 11 Menyelesaikan proyek tepat waktu sesuai kontrak (X11) 0,904

12 Memulai pekerjaan tepat waktu (X12) 0,930

13 Melakukan pengetesan material yang digunakan di proyek (X13) 0,813 14 Menyediakan peralatan standar keselamatan&kesehatan kerja (X14) 0,848 15 Memiliki modal yang cukup pada proyek yang dikerjakan (X15) 0,864 16 Mengajukan uang muka sebagai modal awal dalam melaksanakan

proyek (X16)

0,898 17 Mendapatkan pinjaman bank untuk membiayai proyek (X17) 0,956 18 Mengalami kesulitan keuangan dalam pelaksanaan proyek (X18) 0,854 19 Mengalami kesulitan dalam proses pengajuan termin (X19) 0,964 20 Selalu menempatkan tenaga teknik penuh waktu pada pelaksanaan

proyek (X20)

0,877 21 Tenaga teknis yang ditempatkan sama seperti dalam dokumen

kontrak (X21) 0,927

22 Kesulitan mempekerjakan tenaga teknik STM dan D3 (X22) 0,969 23 Kesulitan mempekerjakan tenaga teknik S1 (X23) 0,912 24 Tenaga teknik memahami pembuatan laporan (X24) 0,844 25 Tenaga teknik kesulitan memahami spesifikasi teknis (X25) 0,925

26 Mengasuransikan tenaga kerja (X26) 0,840

27 Kontraktor kesulitan mempekerjakan tenaga administrasi (X27) 0,979 Sumber: Hasil Analisis Data SPSS

Dari tabel 4.20 di atas dapat diketahui bahwa Nilai Anti Image Correlation variabel menerapkan manajemen mutu waktu pelaksanaan proyek (X4) sebesar 0,434 dan nilai variabel menyewa alat waktu pelaksanaan proyek (X7) sebesar 0,145 sehingga lebih kecil dari syarat yang ditentukan yaitu sebesar 0,5. Sedangkan dua puluh lima variabel lainnya memiliki Nilai Anti Image Correlation > 0,5 dan memenuhi syarat untuk analisis lebih lanjut. Pada analisis faktor tahap II, variabel menyewa alat waktu pelaksanaan proyek (X7) dikeluarkan atau tidak diikutsertakan dalam proses analisis karena memiliki nilai Anti Image Correlation paling kecil dan kurang dari 0,5 yaitu sebesar 0,145.

Dari hasil pengolahan analisis faktor tahap II dengan menggunakan bantuan program SPSS for windows versi 15 dapat ditampilkan tabel 4.21 yang memuat KMO and Bartlett's Measure of Sampling Adequancy (MSA) sebagai berikut :

Tabel 4.21 Hasil tes KMO dan Barlett’s Tahap II

KMO and Bartlett's Test

,897 2037,641 325 ,000 Kaiser-Meyer-Olkin Measure of Sampling

Adequacy. Approx. Chi-Square df Sig. Bartlett's Test of Sphericity

Dari tabel 4.21 diatas di dapatkan hasil sebagai berikut: a) Nilai uji Bartlett’s test of spercity adalah sebesar 2037,641

b) Nilai uji Kaiser – Meyer – Olkin (KMO) adalah sebesar 0,897 dengan signifikansi 0,000. Jadi model analisis faktor sudah memenuhi syarat yaitu KMO lebih besar dari 0,5 dengan signifikansi lebih kecil dari 0,05.

Selanjutnya dilakukan analisis faktor dengan Anti Image Matrices. Anti Image Matrices tahap II yang digunakan untuk menentukan variabel yang dapat dianalisis lebih lanjut dan variabel mana yang harus dikeluarkan. Kriteria penentuan Anti Image Matrices adalah angka korelasi yang terdapat pada Anti Image Correlation yaitu matrix dari korelasi parsial diantara variabel setelah dilakukan analisis faktor yang menggambarkan tingkat seberapa jauh faktor tersebut menjelaskan hasil dari analisa faktor. Bila angka Anti Image Correlation suatu variabel lebih besar dari 0,5, maka variabel tersebut dapat dianalisis lanjut. Jika angka Anti Image Correlation suatu variabel lebih kecil atau sama dengan 0,5 maka variabel tersebut harus dikeluarkan dan tidak diikutkan pada analisis lanjut.

Tabel 4.22

Nilai Anti Image Correlation Tahap II

No Variabel MSA 1 Mematuhi persyaratan proses tender (X1) 0,928

2 Menunjukkan dokumen asli pada waktu tender (X2) 0,909 3 Menunjukkan bukti pelunasan pajak pada saat tender (X3) 0,845 4 Menerapkan manajemen mutu pada pelaksanaan proyek (X4) 0,423 5 Panitia melakukan proses tender dengan benar sesuai peraturan (X5) 0,885 6 Memiliki peralatan sendiri pada pelaksanaan proyek (X6) 0,837 7 Membuat shop drawing setiap item pekerjaan (X8) 0,564 8 Meminta bimbingan dari pihak direksi proyek terhadap gambar kerja,

spek teknis (X9) 0,718

9 Mengikuti spesifikasi teknis dalam pelaksanaan proyek (X10) 0,742 10 Menyelesaikan proyek tepat waktu sesuai kontrak (X11) 0,940

11 Memulai pekerjaan tepat waktu (X12) 0,929

12 Melakukan pengetesan material yang digunakan di proyek (X13) 0,834 13 Menyediakan peralatan standar keselamatan&kesehatan kerja (X14) 0,847 14 Memiliki modal yang cukup pada proyek yang dikerjakan (X15) 0,880 15 Mengajukan uang muka sebagai modal awal dalam melaksanakan

proyek (X16)

0,890 16 Mendapatkan pinjaman bank untuk membiayai proyek (X17) 0,953 17 Mengalami kesulitan keuangan dalam pelaksanaan proyek (X18) 0,866 18 Mengalami kesulitan dalam proses pengajuan termin (X19) 0,962 19 Selalu menempatkan tenaga teknik penuh waktu pada pelaksanaan

proyek (X20) 0,907

20 Tenaga teknis yang ditempatkan sama seperti dalam dokumen kontrak (X21)

0,924 21 Kesulitan mempekerjakan tenaga teknik STM dan D3 (X22) 0,966 22 Kesulitan mempekerjakan tenaga teknik S1 (X23) 0,931 23 Tenaga teknik memahami pembuatan laporan (X24) 0,864 24 Tenaga teknik kesulitan memahami spesifikasi teknis (X25) 0,934

25 Mengasuransikan tenaga kerja (X26) 0,850

26 Kontraktor kesulitan mempekerjakan tenaga administrasi (X27) 0,978 Sumber: Hasil Analisis Data SPSS

Dari hasil analisis faktor tahap II dengan Anti Image Matrices dapat disajikan tabel 4.22 yang memuat Anti Image Correlation, dari tabel di atas dapat diketahui bahwa Nilai Anti Image Correlation variabel menerapkan manajemen mutu waktu pelaksanaan proyek (X4) sebesar 0,423 sehingga lebih kecil dari syarat yang ditentukan yaitu sebesar 0,5. Sedangkan dua puluh lima variabel lainnya memiliki

Nilai Anti Image Correlation > 0,5 dan memenuhi syarat untuk analisis lebih lanjut. Pada analisis faktor tahap III, variabel menerapkan manajemen mutu waktu pelaksanaan proyek (X4) dikeluarkan atau tidak diikutsertakan dalam proses analisis karena memiliki nilai Anti Image Correlation paling kecil dan kurang dari 0,5 yaitu sebesar 0,423.

Dari hasil pengolahan analisis faktor tahap III dengan menggunakan bantuan program SPSS for windows versi 15 dapat ditampilkan tabel 4.23 yang memuat KMO and Bartlett's Measure of Sampling Adequancy (MSA) sebagai berikut :

Tabel 4.23 Hasil tes KMO dan Barlett’s Tahap III

KMO and Bartlett's Test

,900 2028,526 300 ,000 Kaiser-Meyer-Olkin Measure of Sampling

Adequacy. Approx. Chi-Square df Sig. Bartlett's Test of Sphericity

Dari tabel 4.23 diatas di dapatkan hasil sebagai berikut: a) Nilai uji Bartlett’s test of spercity adalah sebesar 2028,526

b) Nilai uji Kaiser – Meyer – Olkin (KMO) adalah sebesar 0,900 dengan signifikansi 0,000. Jadi model analisis faktor sudah memenuhi syarat yaitu KMO lebih besar dari 0,5 dengan signifikansi lebih kecil dari 0,05.

Selanjutnya dilakukan analisis faktor dengan Anti Image Matrices. Anti Image Matrices tahap III digunakan untuk menentukan variabel yang dapat dianalisis lebih lanjut dan variabel mana yang harus dikeluarkan

Dari hasil analisis faktor tahap III dengan Anti Image Matrices dapat disajikan tabel 4.24 yang memuat Anti Image Correlation sebagai berikut :

Tabel 4.24

Nilai Anti Image Correlation Tahap III

No Variabel MSA 1 Mematuhi persyaratan proses tender (X1) 0,925

2 Menunjukkan dokumen asli pada waktu tender (X2) 0,917 3 Menunjukkan bukti pelunasan pajak pada saat tender (X3) 0,846 4 Panitia melakukan proses tender dengan benar sesuai peraturan (X5) 0,899 5 Memiliki peralatan sendiri pada pelaksanaan proyek (X6) 0,836 6 Membuat shop drawing setiap item pekerjaan (X8) 0,552 7 Meminta bimbingan dari pihak direksi proyek terhadap gambar kerja,

spek teknis (X9) 0,752

8 Mengikuti spesifikasi teknis dalam pelaksanaan proyek (X10) 0,768 9 Menyelesaikan proyek tepat waktu sesuai kontrak (X11) 0,938

10 Memulai pekerjaan tepat waktu (X12) 0,926

11 Melakukan pengetesan material yang digunakan di proyek (X13) 0,833 12 Menyediakan peralatan standar keselamatan&kesehatan kerja (X14) 0,866 13 Memiliki modal yang cukup pada proyek yang dikerjakan (X15) 0,878 14 Mengajukan uang muka sebagai modal awal dalam melaksanakan

proyek (X16)

0,893 15 Mendapatkan pinjaman bank untuk membiayai proyek (X17) 0,948 16 Mengalami kesulitan keuangan dalam pelaksanaan proyek (X18) 0,866 17 Mengalami kesulitan dalam proses pengajuan termin (X19) 0,960 18 Selalu menempatkan tenaga teknik penuh waktu pada pelaksanaan

proyek (X20)

0,901 19 Tenaga teknis yang ditempatkan sama seperti dalam dokumen

kontrak (X21)

0,950 20 Kesulitan mempekerjakan tenaga teknik STM dan D3 (X22) 0,963 21 Kesulitan mempekerjakan tenaga teknik S1 (X23) 0,931 22 Tenaga teknik memahami pembuatan laporan (X24) 0,856 23 Tenaga teknik kesulitan memahami spesifikasi teknis (X25) 0,931

24 Mengasuransikan tenaga kerja (X26) 0,857

25 Kontraktor kesulitan mempekerjakan tenaga administrasi (X27) 0,978 Sumber: Hasil Analisis Data SPSS

Tabel 4.24 menunjukkan bahwa nilai MSA dari semua variabel sudah memenuhi syarat validitas faktor yaitu lebih besar dari 0,5 dan bisa dilanjutkan untuk analisis lebih lanjut.

Dengan diterimanya variabel layak, maka proses analisis dilanjutkan dengan ekstraksi faktor dan mencari nilai communalities dari dua puluh lima variabel dengan metode Principal Component Analysis pada program SPSS.

Dokumen terkait