• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II LANDASAN TEORI

B. Kerangka Teori

4. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Minat Berkarir di Bank Syariah

1) Pengertian Magang

Magang (Internship) dan mahasiswa yang sudah memasuki masa akhir kuliahnya telah menjadi bagian yang hampir tidak dapat dipisahkan. Untuk mahasiswa jenjang studi strata 1 biasanya magang dapat dilakukan oleh mahasiswa yang sudah memasuki tahun ketiga atau keempat (semester 6,7, dan 8). Sedangkan untuk mahasiswa jenjang studi diploma 3 magang dapat dilakukan oleh mahasiswa yang sudah memasuki semester-semester akhir (semester 5,6).

Di fakultas ekonomi dan bisnis islam IAIN Salatiga sendiri istilah Magang kerja disebut dengan istilah Praktik Pengembangan

Profesi (PPP). Praktik Pengembangan Profesi (PPP) merupakan salah satu mata kuliah yang wajib diikuti oleh mahasiswa. Praktikum pengembangan profesi dilaksanakan untuk mningkatkan profesionalitas mahasiswa di bidang pengelolaan lembaga keuangan dan lembaga perbankan, melalui penerapan dan pengujian teori yang diperoleh selama mengikuti kuliah di kampus.

2) Tujuan Magang

Berdasarkan buku pedoman Praktik Pengembangan Profesi (PPP) yang disusun oleh tim, Praktik Pengembangan Profesi (PPP) bagi prodi S1 Perbankan Syariah bertujuan untuk menyelesaikan SKS dari mata kuliah semester delapan, dimana syarat yang harus ditempuh oleh mahasiswa adalah minimal sudah menempuh 110 SKS, lulus mata kuliah Ekonomi Manajerial, Aplikasi Komputer II, Manajemen Pemasaran Syariah, Sistem Informasi Manajemen, Manajemen Strategi, Manajemen Resiko, dan Etika Bisnis Islam.

Tujuan utama yang ingin dicapai oleh Mahasiswa yang melakukan Praktik Pengembangan Profesi (PPP) di perbankan/ lembaga tinggi negara dalam bidang perekonomian dan keuangan mahasiswa adalah untuk memperoleh pengalaman langsung bekerja pada bidang yang sesungguhnya. Magang merupakan kesempatan untuk menggali dan meningkatkan pengetahuan serta ketrampilan menjadi terbuka bagi mahasiswa. Sehingga pengalaman praktik pengembangan profesi dapat menambah wawasan dan pengalaman

bagi mahasiswa melakukan proses faktualisasi karena dapat menguji dan membandingkan pengetahuan teorisnya dengan situasi dan keadaan yang sebenarnya.

Dengan adanya praktik pengembangan profesi pastinya mahasiswa akan mendapatkan pengalaman yang sebelumnya belum pernah didapat dalam bangku perkuliahan, selain itu juga dapat dijadikan sebuah metode penelitian untuk menguji antara berbagai macam teori yang telah dipelajari dengan fakta yang terjadi dalam lapangan. Mahasiswa akan berungguh-sungguh layaknya pegawai bank syariah agar nantinya ilmu dan pengalaman yang didapat dari magang lebih banyak dan dapat dijadikan gambaran bekerja di bank syariah (Tim Penyusun, 2018: 6-7)

Oleh karena itu Praktik Pengembangan Profesi ini sangat berguna bagi Lembaga dan Mahasiswa, dengan adanya kegiatan ini, dimana mahasiswa yang belum mengetahui seluk beluk dari dunia kerja yang sebenarnya, menjadi lebih mengerti dan memahami hal tersebut dari pengalaman yang diperoleh selama melaksanakan Praktik Pengembangan Profesi. Dalam Praktik Pengembangan Profesi yang dilaksanakan oleh mahasiswa, lembaga IAIN Salatiga berharap, baik mahasiswa maupun lembaga tempat praktik mendapatkan manfaat yang bisa diperoleh dari adannya program ini.

Dalam penelitian ini pengalaman magang yang dimaksud adalah pengalaman praktik pengembangan profesi yang

dilaksanakan di lembaga-lembaga keuangan syariah. Dengan mengikuti praktik pengembangan profesi mahasiswa akan semakin luwes dan terampil dalam bekerja di lembaga keuangan syariah, memiliki keterampilan atau pengetahuan yang memadai tentang kompetensi yang harus dimiliki oleh seorang bankir, serta adanya perubahan sikap dan perilaku yang mencerminkan sebagai seorang bankir yang profesional.

b. Pengetahuan tentang Perbankan Syariah 1) Pengertian Pengetahuan

Berdasarkan Kamus Besar Bahasa Indonesia (2008) pengetahuan didefinisikan sebagai segala sesuatu yang diketahui berkenaan dengan hal (pelajaran). Kemampuan pengetahuan (knowledge) merupakan hasil dari tahu melalui penginderaan terhadap suatu objek tertentu dan sangat penting terhadap terbentuknya tindakan seseorang. Dalam penelitian ini pengetahuan tentang perbankan syariah yang penulis maksudkan adalah pengetahuan syariah mahasiswa terhadap transaksi syariah dalam perbankan syariah.

Sebagai seorang calon bankir memiliki pemahaman yang memadai terkait sumber nilai dari bisnis syariah yakni nilai-nilai Islam, paradigma transaksi syariah, asas transaksi syariah dan standar perbankan syariah. Hal tersebut dibutuhkan agar mampu memberikan profesional judgment, terutama dalam menghadapi kondisi

ketidakpastian. Menjadi seorang bankir yang taat syariah Islam adalah sebuah pilihan hidup. Bisnis syariah yang telah berkembang menjadi alternatif bagi seorang calon bankir sebagai sebuah lahan pekerjaan yang memilki keunikan tersendiri. Namun pilihan tersebut sangat dipengaruhi oleh persepsi dan interpretasi yang terbangun dalam benak calon akuntan. Manusia selalu mengatur tingkah lakunya (termasuk pilihan-pilihannya) di dalam kehidupan sesuai dengan pemahaman (persepsi) yang dimilikinya (Kariyoto, 2013: 51-52). c. Religiusitas

1) Pengertian Religiusitas

Istilah religi, berasal dari bahasa latin; religio, bahasa Inggris; religion, bahasa Arab; aldiin atau agama. Religiusitas yaitu kepercayaan kepada Tuhan Yang Maha Esa dengan ajaran kebaktian dan kewajiban-kewajiban yang bertalian dengan kepercayaan itu (Djalaludin,1995: 31).

Hawari menyatakan bahwa religiusitas merupakan penghayatan keagamaan atau kedalaman kepercayaan yang diekspresikan dengan melakukan ibadah sehari-hari, berdoa dan membaca kitab suci. Religiusitas diwujudkan dalam berbagai sisi kehidupan berupa aktivitas yang tampak dan dapat dilihat oleh mata, serta aktivitas yang tidak tampak yang terjadi dalam hati seseorang (Djamaludin, 2008: 76).

Dalam Kamus besar bahasa Indonesia mendefinisikan beberapa istilah yang saling berhubungan, yaitu: (1) Religi (religion, kata benda) agama, kepercayaan, penyembahan, penghambaan, terhadap satu kekuatan supernatural yang dianggap sebagai Tuhan yang menentukan nasib manusia, suatu ungkapan terlembaga atau formal dari kepercayaan tersebut. Religius (kata sifat) bersifat agamis, berhubungan dengan agama, sesuai dengan prinsip-prinsip suatu agama. Keberagamaan (religiousness, kata benda) keadaan atau kualitas seseorang menjadi religious. Religiusitas (religiosity, kata benda) ketaatan pada agama atau keberagamaan (Depdiknas, 2005: 943-944).

2) Dimensi Religiusitas

Menurut Glock dan Stark (Djamaludin, 2008: 77), ada lima macam dimensi keberagamaan, yaitu dimensi keyakinan (ideologis), dimensi peribadatan atau praktek agama (ritualistik), dimensi penghayatan (eksperiensial), dimensi pengamalan (konsekuensial), dimensi pengetahuan agama (intelektual).

3) Faktor-faktor yang mempengaruhi religiusitas

Setiap individu berbeda-beda tingkat religiusitasnya dan dipengaruhi oleh dua macam faktor secara garis besarnya yaitu internal dan eksternal. Faktor internal yang dapat mempengaruhi religiusitas seperti adanya pengalaman-pengalaman emosional keagamaan, kebutuhan individu yang mendesak untuk dipenuhi

seperti kebutuhan akan rasa aman, harga diri, cinta kasih dan sebagainya. Sedangkan pengaruh eksternalnya seperti pendidikan formal, pendidikan agama dalam keluarga, tradisi-tradisi sosial yang berlandaskan nilai-nilai keagamaan, tekanan-tekanan lingkungan sosial dalam kehidupan individu.

d. Lingkungan keluarga

1) Pengertian Lingkungan Keluarga

Gunarsa dan Yulia (2008: 201) mengemukakan lingkungan keluarga merupakan kelompok sosial yang bersifat abadi, keluarga juga merupakan tempat penting dimana anak memperoleh dasar dalam membentuk kemampuannya. Menurut Eshleman, Cashion, dan Basirico (1993) keluarga secara tradisional diartikan sebagai kelompok saudara yang berhubungan darah, pernikahan, atau angkat, yang berbagi tempat tinggal yang sama untuk beberapa waktu kehidupan mereka dan yang berbagi hak dan kewajiban dengan saling menghormati.

Berdasarkan pendapat ahli di atas maka dapat disimpulkan bahwa lingkungan keluarga merupakan lingkungan pertama yang yang dikenal oleh anak, lingkungan keluarga sangat berpengaruh bagi perkembangan anak, dalam hal ini orang tua berperan aktif dalam pertumbuhan dan perkembangan fisik dan mental seorang anak, karena orang tua merupakan pendidik dan pengarah masa depan anak, begitupun dengan pekerjaan atau profesi anak di masa depan.

Menurut Hasbullah (2012: 38) lingkungan keluarga adalah lingkungan pendidikan anak yang pertama karena di dalam keluarga inilah anak pertama kalinya mendapatkan pendidikan dan bimbingan. Lingkungan keluarga juga dikatakan sebagai lingkungan yang utama, karena sebagian besar dari kehidupan anak adalah keluarga sehingga pendidikan yang paling banyak diterima oleh anak adalah keluarga.

2) Faktor-faktor lingkungan keluarga yang mempengaruhi minat berkarir di bank syariah

Menurut Slameto (2010: 61- 64) faktor-faktor lingkungan keluarga yang mempengaruhi perilaku anak yaitu cara orang tua mendidik, cara orang tua mendidik anak akan memberikan pengaruh yang besar terhadap kemampuan belajar dan berfikir anak. Orang tua memiliki cara yang berbeda-beda dalam mendidik anak-anaknya, bimbingan dan dorongan orang tua akan memberikan pengaruh terhadap pemilihan karir, pendidikan, dan lain sebagainya.

Faktor yang kedua yaitu faktor relasi antar anggota keluarga, dari faktor ini yang terpenting adalah faktor antara orang tua dengan anak. Demi keberhasilan anak, perlu diusahakan relasi yang baik didalam keluarga anak tersebut. Hubungan yang baik adalah hubungan yang penuh pengertian dan kasih sayang, disertai dengan bimbingan dan bila perlu hukuman-hukuman untuk mensukseskan keberhasilan anak.

Faktor yang ketiga yaitu faktor suasana rumah, suasana rumah yang dimaksud disini adalah situasi atau kejadian yang sering terjadi dilingkungan keluarga, ketika anak berada dalam suasana belajar. Hal-hal yang terjadi dalam lingkungan keluarga akan memberikan pengaruh pada perkembangan anak.

Faktor selanjutnya dalam hal pemenuhan kebutuhan pokok anak yaitu faktor keadaan ekonomi keluarga. Keadaan ekonomi keluarga yang relatif kurang sehingga menyebabkan kebutuhan pokok pada anak tidak terpenuhi biasanya justru akan membuat anak termotivasi untuk lebih bekerja keras agar berhasil dimasa depan. Keadaan ekonomi keluarga yang berlebihan biasanya akan menyebabkan orang tua kurang perhatian pada anaknya, karena orang tua merasa semua kebutuhan anak sudah terpenuhi. Anak berkembang perlu dorongan dan pengertian orang tua. Kadang-kadang anak mengalami lemah semangat, orang tua wajib memberi pengertian dan mendorongnya, membantu sedapat mungkin kesulitan yang dialami anaknya. Pengertian orang tua terhadap anak akan memberikan solusi permasalahan yang dihadapi anak. Hal ini penting diajarkan kepada anak agar dapat meningkatkan rasa percaya diri.

Faktor terakhir yang mempengaruhi lingkungan keluarga yaitu faktor latar belakang kebudayaan. Latar belakang kebudayaan pada tingkat pendidikan atau kebiasaan di dalam lingkungan keluarga akan berpengaruh pada sikap anak dalam kehidupan sehari- hari.

Kebiasaan yang baik akan menjadikan anak semangat dalam memilih karir di masa depan.

e. Penghargaan finansial

1) Pengertian penghargaan finansial

Veithzal (2011: 762) mendefinisikan penghargaan finansial sebagai balas jasa dalam bentuk uang yang diterima karyawan karena kedudukannya di perusahaan yang memberikan kontribusi dalam mencapai tujuan perusahaan.

Penghargaan finansial adalah kompensasi yang diterima sebagai bentuk kontraprestasi dari pekerjaan yang telah diselesaikan. Penghargaan finansial juga merupakan salah satu bentuk pengendalian manajemen. Untuk memastikan bahwa segenap elemen karyawan dapat mengarahkan tindakannya terhadap pencapaian tujuan perusahaan, maka manajemen perusahaan memberikan balas jasa dalam bentuk gaji, bonus, dan tunjangan untuk memberikan kepuasan kepada karyawan atas kinerjnya.

2) Tujuan pemberian penghargaan finansial

Veithzal Rivai (2011: 762) menjelaskan tujuan pemberian penghargaan finansial adalah sebagai berikut:

a) Menjalin ikatan kerjasama antara pemilik usaha dengan karyawan.

b) Memenuhi kebutuhan-kebutuhan fisik dan status sosial karyawan, sehingga karyawan memperoleh kepuasan kerja.

c) Mempermudah pengadaan karyawan yang berkualitas bagi perusahaan.

d) Memotivasi karyawan untuk bekerja dengan baik.

e) Mencegah turnover karyawan yang tinggi, sehingga stabilitas karyawan lebih terjamin.

f) Membuat karyawan semakin disiplin dalam bekerja.

g) Penghargaan finansial yang baik menghindarkan pengaruh karyawan dari serikat pekerja, sehingga karyawan akan berkonsentrasi pada pekerjaannya.

h) Mencegah karyawan berpindah ke perusahaan sejenis lainnya.

i) Jika penghargaan finansial diberikan sesuai dengan undang-undang yang berlaku (seperti batas upah minimum), maka intervensi pemerintah dapat dihindarkan.

3) Komponen-komponen penghargaan finansial

Veithzal Rivai (2012) menjelaskan komponen-komponen penghargaan finansial adalah sebagai berikut:

1) Gaji

Gaji merupakan balas jasa dalam bentuk uang yang diterima sebagai konsekuensi dari kedudukannya sebagai seorang karyawan yang menyumbangkan tenaga dan pikirannya dalam mencapai tujuan perusahaan atau merupakan bayaran tetap yang

diterima seseorang dari keanggotaannya dalam sebuah perusahaan.

2) Upah

Upah merupakan imbalan finansial langsung yang dibayarkan kepada karyawan berdasarkan jam kerja, jumlah barang yang dihasilkan atau banyaknya pelayanan yang diberikan. Besarnya upah dapat berubah-ubah tergantung pada kontribusi yang diberikan.

3) Insentif

Insentif merupakan imbalan langsung yang diberikan kepada karyawan karena kinerjanya mampu melebihi target yang telah ditentukan, biasanya menimbulkan penghematan biaya dan peningkatan produktivitas. Insentif merupakan kompensasi tetap, yang biasa disebut kompensasi berdasarkan kinerja.

Dokumen terkait