• Tidak ada hasil yang ditemukan

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

1. Kondisi

2.4 Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Motivasi

Hubungan antara atasan dan bawahan akan tercipta dengan baik merupakan hal yang penting untuk direalisasikan karena dengan demikian dapat

Penilaian Responden Skor

Motivasi untuk bekerja keras

a. Bekerja keras menyelesaikan pekerjaan di luar jam kerja

dengan dihitung kerja lembur 4.22

b. Bekerja keras menyelesaikan pekerjaan di luar jam kerja

tanpa dihitung kerja lembur 2.38

Motivasi untuk bekerja sama

a. Membantu menyelesaiakan tugas rekan kerja 3.78

b. Membantu kesulitan rekan kerja 3.92

Motivasi untuk bertanggung jawab

a. Bekerja sesuai standar 4.34

b. Menerima sangsi bila tidak dapat menyelesaikan pekerjaan

terjadi proses komunikasi yang efektif dan juga terdapat komunikasi yang terbuka, jujur dan berlaku timbal balik dalam proses dua arah. Keadaan yang sedemikian itu dapat menyebabkan segala sesuatu menjadi jelas, dan dapat menciptakan iklim kerja yang mendukung, yang dapat menghindarkan ketidak puasan dan kegelisahaan sehingga pada akhirnya dapat mendorong motivasi bekerja serta kemungkinan munculnya konflik dapat ditekan. Pada Tabel 10 dapat dilihat inisiatif dalam berhubungan baik antara atasan dan bawahan, responden dan atasan hanya mengenal lebih dekat pada atasan sebatas lingkungan tempat kerja, hal tersebut dibuktikan dengan skor hubungan diluar pekerjaan 2.84 dan pengetahuan atasan terhadap keluarga responden 2.54. Hal tersebut terjadi karena padatnya kerja responden sehingga enerji inisiatif untuk mengenal lebih jauh untuk kedekatan hubungan diluar pekerjaan tidak berjalan dengan baik. Padahal hubungan atasan dan bawahan sebenarnya merupakan kunci pembuka dalam manajemen untuk mengetahui faktor- faktor apa yang sebenarnya dapat membangkitkan motivasi kerja karyawan.

Hubungan atasan dan bawahan dapat diukur melalui penilaian karyawan terhadap gaya kepemimpinan atasan dalam mengarahkan dan membina bawahannya dalam melaksanakan tugas-tugas yang dibebankan kepadanya, kedekatan hubungan antara pimpinan dan bawahan baik dalam pekerjaan maupun diluar pekerjaan, intensitas pemberian pujian ataupun teguran, perhatian terhadap ide atau usul yang diberikan oleh karyawan yang bersangkutan sekaligus kemauan untuk membantu memperbaiki kesalahan itu, serta perhatiannya terhadap kemajuan dan kemunduran yang dicapai bawahannya

Aspek hubungan atasan dan bawahan dengan motivasi untuk bekerja

keras, bekerja sama maupun bertanggung jawab diidentifikasikan sebagai no

association dalam skala Champion yaitu berkisar antara 0,00 – 0,25 atau –0,25 – 0,00 (Tabel 9). Hal tersebut diketahui tidak terdapat hubungan antara aspek

hubungan atasan dan bawahan dengan motivasi pada karyawan outsourcing.

Dengan demikian tak heran jika karyawan merasa canggung untuk berkomunikasi santai dengan atasan pada saat istirahat maupun bercanda untuk menghilangkan kepenatan selepas bekerja.. Keadaan tersebut tercipta karena selama ini

pe-rusahaan tidak menerapkan kekeluargaan dalam membina hubungan dengan para karyawan outsourcing yang selama ini selalu di nomor duakan. Hal tersebut disebabkan juga karena sebagian responden baru bekerja di perusahaan, sehingga butuh waktu yang lama untuk saling bersosialisasi dengan dekat dengan atasan.

Hubungan sesama rekan kerja dalam perusahaan merupakan salah satu faktor penting yang harus diperhatikan dalam upaya untuk meningkatkan motivasi kerja karyawan, karena pada dasarnya sebuah perusahaan merupakan organisasi yang terdiri atas kumpulan banyak individu yang bekerja dan saling berhubungan serta membutuhkan antara satu dengan lainnya untuk mencapai sasaran pe-rusahaan. Keterlibatan masing- masing individu merupakan kunci kesuksesan perusahaan. Kesuksesan tersesebut hanya akan dapat tercapai apabila terjadi suatu koordinasi yang baik antar individu tersebut dalam melaksanakan pe-kerjaannya (Wulansari, 2001).

Tabel 10 menunjukkan bahwa responden memiliki hubungan kerja yang cukup baik dengan sesama karyawan lainnya. Terbinanya hubungan kerja yang cukup baik tersebut terbentuk atas kesadaran bahwa untuk mendapatkan hasil kerja yang baik diperlukan kerja sama yang baik.

Aspek hubungan sesama rekan kerja dengan motivasi untuk bekerja keras,

bekerja sama maupun bertanggung jawab berada dalam skala no association

dalam skala Champion yaitu berkisar antara 0,00 – 0,25 atau –0,25 – 0,00 (Tabel 9), sehingga diketahui tidak terdapat hubungan antara hubungan sesama rekan

kerja dengan motivasi. Hal tersebut disebabkan salah satunya adalah job desk

yang dibebankan kepada responden untuk dituntut melakuan/menyelesaikan tugas sesuai porsinya masing- masing dengan target penyelesaian yang telah ditentukan.

Peraturan dan kebijakan perusahaan adalah ketentuan-ketentuan yang ditetapkan oleh perusahaan yang dibuat dengan maksud membantu kelancaran kegiatan perusahaan dan berlaku bagi semua karyawan tanpa terkecuali. Peraturan perusahaan menurut buku peraturan adalah suatu ketentuan-ketentuan yang dibuat untuk menjadi pegangan bagi perusahaan maupun pekerja yang berisikan tentang hak-hak dan kewajiban-kewajiban masing-masing pihak dengan

tujuan memelihara hubungan kerja yang serasi, aman, mantap, tentram, dinamis, dan ketenangan kerja.

Pada Tabel 10 responden cukup setuju (3.82) sehubungan dengan jam kerja yang telah ditetapkan perusahaan, mayoritas reponden merasa mengerti dan memahami diberlakukannya jam kerja karena responden mengetahui bahwa ketentuan jam kerja yang diberlakukan diperusahaan tidak melanggar ketentuan yang diberlakukan di perundang-undangan ketenagakerjaan yang dikeluarkan oleh pemerintah. Sama halnya dengan pemberlakuan sangsi, peraturan lembur dan pemberian bonus, cuti dan insentif yang ditunjukkan oleh skor yang lebih dati tiga. Responden cukup memahami dan mengerti akan peraturan-peraturan diatas, hal tersebut disebabkan oleh peraturan yang dibuat perusahaan tidak akan efektif tanpa adanya sangsi yang akan diberlakukan jika ternyata karyawan tersebut melanggar peraturan yang telah ditetapkan. Para responden juga mengakui bahwa sangsi tersebut memang perlu diberlakukan agar para karyawan tidak bekerja seenaknya. Keterangan tentang penilaian responden terhadap pemberlakuan sangsi. lembur maupun pemberian bonus dapat dilihat pada Tabel 10.

Aspek peraturan dan kebijakan perusahaan dengan motivasi untuk bekerja

keras dan bekerja sama menunjukkan tidak adanya hubungan yang nyata (no

association) dalam skala Champion yaitu berkisar antara 0,00 – 0,25 atau –0,25 –

0,00 (Tabel 9). Uji korelasi Rank Spearmen aspek peraturan dan kebijakan

perusahaan dengan motivasi untuk bertanggungjawab mendekati hubungan yang

lemah (moderately low association) yaitu adanya hubungan yang lemah antara

kedua variabel tersebut. Hal tersebut didasari pada kesadaran mereka bahwa ketentuan dan peraturan yang ditetapkan tersebut tentu dibuat untuk kebaikan bersama dan oleh karena itu mereka merasa wajib untuk melaksanakannya agar kegiatan perusahaan dapat terlaksana dengan baik dan target perusahaan dapat tercapai.

Kondisi kerja meliputi faktor suasana kerja dan faktor perlengkapan kerja yang dapat mempengaruhi karyawan dalam melaksanakan tugas-tugas yang dibebankan kepadanya. Kondisi tersebut meliputi ketenangan tempat kerja, perlengkapan kerja, fasilitas keselamatan kerja, kenyamanan ruang kerja,

keamanan tempat kerja, dan sistem pembagian kerja. Kondisi kerja dinyatakan baik bila karyawan menilai pihak perusahaan turut memberikan perhatian yang serius terhadap hal-hal tersebut. Kepuasan karyawan terhadap ketenangan dan kenyamanan tempat kerja menjadi tolak ukur baik tidaknya kondisi kerja yang ada.

Pada Tabel 10 dapat dilihat nilai skornya diatas 3.5, berarti responden menyatakan cukup puas dengan kenyamanan tempat kerja, kelengkapan peralatan tempat kerja, fa silitas keselamatan dan kesehatan kerja dan sistem pembagian kerja. Hal tersebut dikarenakan responden berkerja di perusahan yang besar dengan gedung yang bagus, selain itu juga mayoritas responden bekerja di perusahaan perbankan yang tingkat keamanannya cukup professional.

Aspek kondisi kerja dengan motivasi kerja karyawan untuk bekerja sama

dan tanggung jawab menujukkan tidak adanya hubungan yang nyata (no

as-sociation) dalam skala Champion yaitu berkisar antara 0,00 – 0,25 atau –0,25 – 0,00, yaitu ber turut-turut adalah 0.065 dan –0.133 (Tabel 9). Hal tersebut disebabkan oleh tugas untuk membuat kondisi kerja yang nyaman ada petugas lain yang melakukannya. Yang diperlukan adalah kesadaran responden untuk menjaga kondisi kerja yang dinginkan. Untuk aspek kondisi kerja dengan motivasi kerja karyawan untuk bekerja keras (0.290) menujukkan hubungan yang

lemah (moderately low association). Kondisi tersebut menunjukkan adanya

hubungan yang lemah antara motivasi dengan bekerja keras. Hal tersebut dikarenakan responden merasa kesempatan yang besar dapat bekerja di perusahaan yang besar dan terletak di kawasan segitiga emas di Jakarta, sehingga responden terpacu motivasi kerjanya untuk memperlihatkan kemampuannya masing- masing seoptimal mungkin.

Sistem kompensasi pada perusahaan dapat diidentifikasi sebagai imbalan yang dapat berupa uang seperti gaji, tunjangan, uang lembur maupun bonus yang diberikan perusahaan kepada karyawan atas usaha yang telah dilakukannya. Selain berupa uang atau kompensasi langsung, karyawan juga dapat menerima kompensasi tidak langsung yang dimaksudkan untuk menciptakan suasana kerja

Tabel 9 Korelasi Antara Aspek Kondisi Kerja Dengan Motivasi

agar menjadi lebih baik maupun untuk meningkatkan kesejahteraan karyawan. Kompensasi tak langsung dapat berupa fasilitas peribadatan, fasilitas pengobatan gratis yang diberikan perusahaan kepada karyawannya.

Pada Tabel 10 dapat dilihat sebagian besar responden menyatakan tidak cukup puas dengan gaji yang diterimanya selama ini, terlihat dari penilaian responden dengan skor dibawah tiga. Hal tersebut dikarenakan sistem kisaran gaji yang diberikan perusahaan sudah menjadi patokan yang tidak bisa ditawar.

Aspek kompensasi dengan motivasi kerja karyawan untuk bekerja sama,

bekerja keras dan tanggung jawab menujukkan hubungan yang tidak nyata (no

association) dalam skala Champion yaitu berkisar antara 0,00 – 0,25 atau –0,25 – 0,00, sehingga diketahui tidak terdapat hubungan yang nyata antara kompensasi dengan motivasi karyawan (Tabel 9).

2.5.Analisis Hubungan Penilaian Prestasi kerja Karyawan dengan Motivasi Kerja

Dokumen terkait