• Tidak ada hasil yang ditemukan

Dampak Penilaian Prestasi Kerja Terhadap Motivasi Dan Produktivitas Karyawan Outsourcing PT Perdana Perkasa Elastindo

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Dampak Penilaian Prestasi Kerja Terhadap Motivasi Dan Produktivitas Karyawan Outsourcing PT Perdana Perkasa Elastindo"

Copied!
99
0
0

Teks penuh

(1)

MOTI VASI DAN PRODUKTI VI TAS KARYAWAN OUTSOURCI NG

PT PERDANA PERKASA ELASTI NDO

ASRUL SI REGAR

SEKOLAH PASCASARJANA I NSTI TUT PERTANI AN BOGOR

(2)

Asrul Siregar, Dampak Penilaian Prestasi Kerja Terhadap Motivasi Dan Produktivitas Karyawan Outsourcing PT. Perdana Perkasa Elastindo. Di bawah bimbingan Bapak Prof. Dr. Ir. H. M. H. Bintoro, M.Agr sebagai Ketua dan Ibu Dr. Ir. Illah Saillah, MS sebagai Anggota.

Peran jasa konsultan sumberdaya manusia adalah untuk membantu orang menemukan pekerjaan yang tepat dan sesuai dengan kemampuannya, serta menekankan pada pembentukan karyawan, pemeliharaan karyawan dan peningkatan produktivitas kerja bagi karyawan kegiatan melalui keanggotaan karyawan suatu organisasi yang diawali dengan rekrutmen dan seleksi..

Kondisi seseorang karyawan dalam status kontrak adalah terjadinya ketidaktetapan dalam masa kerja, artinya jika masa kontrak kerja habis maka karyawan tersebut harus siap untuk mencari lowongan kerja baru. Akibatnya adalah terjadi ketidakseriusan kerja dalam masa akhir kontrak, sehingga memungkinkan motivasi dan produktivitas kerja karyawan tersebut akan menurun.

Berdasarkan hasil jawaban responden rata-rata dari responden tidak mengerti akan fungsi dan tujuan penilaian prestasi kerja, dan hasil dari penilaian prestasi kerja tersebut dan hal ini menunjukkan kurangnya sosialisasi pihak perusahaan mengenai waktu pelaksanaan penilaian.

Korelasi aspek penilaian prestasi kerja dengan motivasi kerja karyawan untuk bekerja keras, bekerja sama dan bertanggung jawab diperoleh nilai yang dikategorikan sebagai no association, yaitu berada dalam skala 0,00 – 0,25 atau – 0,25 – 0,00 dalam skala Champion, sehingga diketahui tidak terdapat hubungan yang nyata antara penilaian prestasi kerja dengan motivasi karyawan outsourcing

di PT Perdana Perkasa Elastindo.

(3)

disebabkan oleh tingkat kedewasaan karyawaan yang sudah mengerti akan tanggungjawab atas tugas-tugas yang diberikan oleh perusahaan pengguna, selain itu juga responden adalah lulusan perguruan tinggi, sehingga cara berpikir mereka menunjang timbulnya kesadaran untuk melakukan suatu pekerjaan.

(4)

MOTI VASI DAN PRODUKTI VI TAS KARYAWAN OUTSOURCI NG

PT PERDANA PERKASA ELASTI NDO

ASRUL SI REGAR F052030095

Laporan Akhir

Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Magister Profesional pada Program Studi I ndustri Kecil Menengah

SEKOLAH PASCASARJANA I NSTI TUT PERTANI AN BOGOR

(5)

Produktivitas Karyawan Outsourcing PT Perdana Perkasa Elastindo

Nama Mahasiswa : Asrul Siregar, STP

Nomor Pokok : F052030095

Program Studi : Industri Kecil Menengah

Menyetujui, September 2005

Komisi Pebimbing

Prof. Dr. Ir. H. M. H. Bintoro Djoefrie, M.Agr

(Ketua)

Dr. Ir Illah Sailah MS

(Anggota)

Mengetahui,

Ketua Program Studi

Industri Kecil Menengah,

Direktur Program Pascasarjana

(6)

DAFTAR ISI

II. TINJAUAN PUSTAKA ……….…

1. Penilaian Prestasi kerja ……….….

1.1Pengertian Penilaian Prestasi Kerja ……….

1.2Manfaat Penilaian Prestasi Kerja ……….

1.3Permasalahan Penilaian Kerja Karyawan ………

1.4Metode Penilaian Prestasi Kerja Karyawan ……….

1.5Penilaian Prestasi Karyawan Yang Efektif ………..

2. Motivasi Kerja Karyawan ………..

3. Produktivitas Karyawan ……….

4. Hubungan Penilaian Prestasi, Motivasi dan Produktivitas …………

5. Prosedur Pengolahan dan Analisis Data ………

6. Indikator-indikator Penilaian ……….

III. METODELOGI PENELITIAN ………

1. Tata Laksana Penelitian ………

1.1. Lokasi ………..

1.2. Waktu Pelaksanaan ……….

2. Prosedur Penelitian ………..

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN………...

1. Kondisi

Umum………..

1.1Pelaksanaan Rekrutmen dan Seleksi Pada PT Perdana Perkasa

(7)

..

1.2Jenis Kelamin………

1.3Usia………

1.4Tingkat Pendidikan………...

2. Hasil Utama Penelitian ………

2.1Hasil Uji Realibilitas………..

2.2Penilaian Responden Terhadap Penilaian Perstasi Karyawan

2.3Penilaian Responden Terhadap Motivasi Kerja Karyawan……

2.4Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Motivasi………

2.5Analisis Hubungan Penilaian Prestasi kerja Karyawan dengan

Motivasi Kerja Karyawan………

2.6Analisis Produktivitas Karyawan………

2.7Analisis Hubungan Penilaian Prestasi Kerja Karyawan

Dengan Produktivitas Kerja Karyawan………

V. KESIMPULAN DAN SARAN………....

DAFTAR PUSTAKA ………...

LAMPIRAN

31

33

35

35

35

37

39

44

46

48

51

(8)

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 1. Indikator Pengungkap Data Penilaian Prestasi Kerja Karyawan ...

Tabel 2. Indikator pengungkap penilaian motivasi kerja (faktor motivasi) ...

Tabel 3. Indikator pengungkap penilaian motivasi kerja (faktor ekstrinsik) ...

Tabel 4. Indikator pengungkap faktor-faktor yang mempengaruhi produktivitas

karyawan ...

Tabel 5. Indikator pengungkap penilaian produktivitas tenaga kerja ...

Tabel 6. Komposisi antara umur dengan marital status………

Tabel 7. Penilaian Responden Terhadap Penilaian Perstasi Karyawan………..

Tabel 8. Penilaian Responden Terhadap Motivasi Kerja Karyawan………….…….

Tabel 9 Korelasi Antara Aspek Kondisi Kerja Dengan Motivasi...

Tabel 10. Penilaian responden untuk motivasi kerja (faktor ekstrinsik)...

Tabel 11. Korelasi antara Penilaian Prestasi kerja dengan Motivasi... 21

21

22

22

23

32

37

39

44

45

(9)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Halaman

1

2

3

4

5

Kuesioner ……….………..

Uji Validitas Dan Realibilitas Variable Kajian………...

Tabel Frekuensi Variable-variabel Kajian………..

Tabel Korelasi Rank Spearman’s………

Daftar Pertanyaan Untuk Pihak Manajemen ... 54

60

71

91

(10)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Jumlah Komposisi Gender Responden……….

Gambar 2. Komposisi Pendidikan Responden………

Gambar 3. Komposisi IPK Responden ………. 31

34

(11)

1. Latar Belakang

Dalam era globalisasi akan terjadi persaingan antara bangsa yang akan

menimbulkan tantangan–tantangan baru dan perubahan nilai yang kemudian

dihadapkan kepada kebutuhan tersedianya potensi sumberdaya manusia yang

handal. Dalam rangka itu perlu perhatian terhadap peningkatan kualitas sumber-

daya manusia, melalui penciptaan manusia–manusia pembangunan yang tangguh,

berbudi luhur, cakap, trampil, percaya diri, menguasai ilmu pengetahuan dan

teknologi, trampil, professional serta memiliki etos kerja yang tinggi dan kuat.

Peningkatan kualitas sumberdaya manusia tersebut tidak lain mengubah

sumber-daya manusia yang potensial menjadi tenaga kerja yang produktif. Hal ini

disebabkan karena manusia tersebut sebagai faktor perencana, pengawas utama,

penggerak, pengendali, atas jalannya proses produksi.

Manusia merupakan sumberdaya yang paling penting dalam usaha

organisasi mencapai keberhasilan. Sumberdaya manusia menunjang organisasi

dengan karya, bakat, kreatifitas dan dorongan semangat. Betapapun sempurnanya

aspek teknologi dan ekonomi, tanpa aspek manusia sulit kiranya tujuan-tujuan

organisasi dapat dicapai. Perhatian masyarakat menjadi sangat besar karena aspek

sumberdaya sangat penting maka nilai-nilai manusia (human values) semakin

diselaraskan dengan aspek teknologi dan ekonomi.

Sumberdaya manusia merupakan salah satu unsur masukan (input) yang

bersama unsur lainnya seperti bahan baku, modal, mesin dan teknologi diubah

melalui proses manajemen menjadi keluaran (output) berupa barang atau jasa dalam

usaha untuk mencapai tujuan organisasi perusahaan. Manajemen sumberdaya

manusia bertugas dalam mengelola unsur manusia seefektif mungkin agar diperoleh

satuan tenaga kerja yang puas dan memuaskan (A satisfied and satisfactory working

force).

Mengingat pentingnya peranan sumberdaya manusia dalam perusahaan

(12)

para karyawan agar mereka mau dan mampu bekerjasama dengan giat secara

produktif. untuk mempengaruhi potensi dan perilaku karyawan sesuai dengan apa

yang diinginkan perusahaan bukanlah suatu hal yang mudah. Hal itu disebabkan

karena karyawan atau sumberdaya manusia merupakan makhluk hidup yang

dinamis, memiliki pikiran, perasaan, harga diri, sifat serta membawa latar belakang,

Manusia sebagai tenaga kerja, baik dalam bentuk fisik maupun pikiran

termasuk sebagai faktor yang tidak kecil pengaruhnya terhadap efektivitas dan

efesiensi dalam usaha meningkatkan produktivitas dalam perusahaan secara

optimal. Dalam mencapai tingkat produktivitas tenaga kerja yang tinggi perlu

dilakukan suatu penanganan yang serius, sebab dengan adanya produktivitas tenaga

kerja yang semakin tinggi maka hal ini dapat meningkatkan daya saing perusahaan

di dalam industri.

Pada kenyataan penjualan yang juga bisa dikatakan hasil prestasi yang

berupa pendapatan perusahaan sangat tergantung dari produktivitas tenaga kerja

yang optimal. Jika perusahaan tidak mempunyai tenaga kerja yang produktif serta

optimal maka hal itu akan merugikan perusahaan dengan adanya pemborosan waktu

dan biaya dalam menginvestasikan sumberdaya manusia yang berpengaruh dalam

biaya rekrutmen dalam perusahaan. Salah satu cara untuk mengetahui bagaimana

cara pegawai untuk menemukan ketrampilan/keahlian dan pekerjaan yang sesuai

dengan kemampuannya serta dapat meningkatkan produktivitas kerjanya dapat

dilakukan melalui jasa konsultan. Pada saat ini banyak perusahaan menggunakan

peran jasa konsultan untuk menangani masalah human capitalnya.

Peran jasa konsultan sumberdaya ma nusia adalah untuk membantu orang

menemukan pekerjaan yang tepat dan sesuai dengan kemampuannya, pemeliharaan

karyawan, serta menekankan pada pembentukan karyawan, dan peningkatan

produktivitas kerja bagi karyawan melalui keanggotaan karyawan dalam suatu

organisasi yang diawali dengan rekrutmen dan seleksi. Setelah adanya tahap

penerimaan karyawan, para karyawan tersebut diharuskan mengikuti program

pelatihan dan pengembangan agar dapat meningkatkan kemampuan yang

(13)

Rekrutmen dan seleksi merupakan salah satu fungsi manajemen sumberdaya

manusia dalam suatu organisasi. Rekrutmen dan seleksi adalah perencanaan yang

digunakan perusahaan dalam berhubungan dengan penyediaan tenaga kerja.

Kualitas karyawan untuk mendapatkan pekerjaan ditentukan oleh rekr utmen dan

seleksi. Proses rekrutmen dan seleksi menyebabkan timbulnya biaya yang cukup

signifikan sehingga organisasi memberikan perhatian pada aktivitas–aktivitas dari

sudut pandang biaya.

Melalui jasa konsultan, perusahaan akan mendapat tenaga kerja ya ng

potensial dan produktif. Apabila dianggap layak maka akan direkrut untuk

disalurkan ke perusahaan tersebut.

Mengingat penilaian prestasi kerja tersebut sangat penting maka diperlukan

ke-transparan-nya antara kedua belah pihak, yaitu antara karyawan dengan

atasan/supervisor yang menilainya. Karena selama ini sebagian karyawan kurang

mengetahui adanya dan kegunaan penilaian tersebut, maka pelaksanaan penilaian

prestasi kerja di PT. Perdana Perkasa Elastindo tampaknya belum secara maksimal

meningkatkan motivasi kerja dan produktivitas karyawan.

Kondisi seseorang karyawan dalam status kontrak adalah ketidaktetapan

dalam masa kerja, artinya jika masa kontrak kerja habis maka karyawan tersebut

harus siap untuk mencari lowongan kerja baru. Akibatnya terjadi ketidakseriusan

kerja dalam masa akhir kontrak, sehingga memungkinkan motivasi dan

produktivitas kerja karyawan tersebut akan menurun.

Pada akhir masa kontrak seorang karyawan, perusahaan melakukan

pe-nilaian kinerja secara keseluruhan. Cara pepe-nilaian karyawan tersebut dilakukan

dengan cara melakukan pemberian Formulir Penilaian Prestasi Kerja Karyawan

kepada atasan atau supervisor. Dari hasil penilaian tersebut, maka status karyawan

bisa ditentukan diperpanjang masa kontraknya atau tidak, dan selain untuk itu juga

untuk menentukan kebijakan-kebijakan, seperti pemberian peningkatan gaji pokok,

tunjangan, bonus maupun insentif, bahkan jika memang ada posisi yang diperlukan

dalam perusahaan maka ada kemungkinan karyawan tersebut diangkat posisinya

(14)

Mengingat sikap maupun kinerja karyawan tersebut membawa nama baik

perusahan pengguna (klien) dan PT. Perdana Perkasa Elastindo, maka untuk

meningkatkan kualitas kerja karyawan idealnya dengan memberikan motivasi

secara terus menerus kepada mereka. Motivasi dapat diberikan dengan cara

memberi penghargaan atas produktivitas mereka masing- masing berdasarkan

penilaian yang dilakukan kepada setiap karyawan. Dengan demikian karyawan

akan termotivasi untuk melaksanakan tugasnya dengan baik, sehingga kualitas kerja

atau prestasi kerjanya diharapkan akan meningkat.

2. Tujuan

Tujuan kajian ini adalah menganalisa dampak penilaian prestasi kerja terhadap

motivasi dan produktivitas karyawan Outsourcing di PT. Perdana Perkasa Elastindo

dan secara spesifik adalah :

1. Mengetahui ada tidaknya pengaruh penilaian prestasi kerja karyawan terhadap

peningkatan motivasi kerja dan produktivitas karyawan outsoucing PT. Perdana

Perkasa Elastindo.

2. Mengetahui ada tidaknya faktor yang mempengaruhi motivasi da n produktivitas

karyawan outsourcing PT. Perdana Perkasa Elastindo.

3. Kegunaan

Sejalan dengan pokok-pokok permasalahan sebagaimana tersebut diatas, maka

kegunaan penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Memberikan masukan bagi sistem penerimaan tenaga kerja Departemen

Sumberdaya manusia di PT Perdana Perkasa Elastindo.

2. Memberikan sumbangan bagi pengembangan ilmu pengelolaan sumberdaya

(15)

1. Penilaian Prestasi Kerja

1.1 Pengertian Penilaian Prestasi Kerja

Kualitas dan kemampuan karyawan dipengaruhi tingkat pendidikan,

motivasi kerja, mental dan kemampuan fisik karyawan yang bersangkutan.

Pendidikan memberikan pengetahuan bukan saja langsung dengan

pelaksanaan tugas, tetapi juga landasan untuk pengembangan diri serta

kemampuan untuk memanfaatkan semua sarana yang ada di sekitar tempat

kerja untuk kelancaran pelaksanaan tugas.

Penilaian prestasi kerja sebagai proses pengamatan (observasi)

terhadap pelaksanaan pekerjaan untuk menilai seorang karyawan. Dari hasil

pengamatan tersebut dilakukan pengukuran yang dinyatakan dalam bentuk

penetapan keputusan mengenai keberhasilan atau kegagalan dalam bekerja.

Bertolak dari hakikat penilaian prestasi kerja tersebut dapat disimpulkan

pengertian penilaian prestasi kerja, yakni : proses kegiatan yang dilakukan

untuk mengevaluasi tingkat pelaksanaan pekerjaan atas unjuk kerja

(performance appraisal) seorang karyawan yang sering pula disebut dengan

penilaian karyawan (employee appraisal) atau evaluasi karyawan (employee

evaluation) (Nawawi, 1997).

1.2. Manfaat Penilaian Prestasi Kerja

Menurut Werther et al. (1993), penelitian terhadap 324 perusahaan di

Amerika Serikat, ditemukan 94 perusahaan telah menerapkan penilaian

prestasi kerja. Hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa alasan

dilakukannya penilaian prestasi adalah untuk (1). dasar penggajian (79,9%),

(16)

(4). keputusan penempatan karyawan (40,1%) dan (5). untuk keperluan

administrasi (30,2%).

Selain itu juga menurut Bernadin dan Russel (1993) manfaat penilaian

prestasi kerja adalah : (1). semakin meningkatnya persaingan menuntut

peningkatan produktivitas karyawan, (2). semakin beragamnya jenis

karyawan, dan (3). adanya tuntutan dari pemerintah untuk melaksanakan

kebijakan SDM yang telah transparan yakni memberikan perlakuan yang

sama terhadap semua karyawan tanpa ada diskriminasi.

1.3. Permasalahan Penilaian Kerja Karyawan

Kendala-kendala yang dihadapi dalam pelaksanaan penilaian kerja

karyawan untuk masing- masing perusahaan yang berbeda tidak dapat

di-samakan, dan sering kali bersifat spesifik, maka dalam perancangan,

pengembangan, serta implementasi sistem penilaian prestasi kerja yang baru

tidak begitu saja dapat ditiru secara sepenuhnya dari perusahaan lain. Model

penilaian dari perusahaan lain, dapat diambil sebagai pembanding saja. Salah

satu sebab yang menjadikannya berbeda, berupa perbedaan budaya kerja

perusahaan.

Menurut Siagian (1995), permasalahan penilaian prestasi kerja karyawan

disebabkan oleh perbedaan sudut pandang penilai dan yang dinilai, oleh

karena itu untuk mengatasinya terdapat tiga langkah penting, yaitu : (1). tidak

menjadikan unsur-uns ur sifat manusia menjadi sasaran penilaian, tetapi

perilaku yang berkaitan dengan pelaksanaan pekerjaannya saja, (2). melatih

para penilai tentang berbagai kriteria penilaian yang obyektif, (3).

memberikan umpan-balik kepada penilai tentang penggunaan cara-cara

(17)

1.4. Metode Penilaian Prestasi Kerja Karyawan

Menurut Mathis and Jackson (2000), metode- metode penilaian prestasi

karyawan meliputi :

1. Metode penilaian kategori. Metode yang paling sederhana dalam menilai

produktivitas adalah metode penilaian kategori, yang meminta manajer

memberi nilai untuk tingkat-tingkat produktivitas karyawan dalam

formulir khusus yang dibagi dalam kategori-kategori produktivitas. Skala

penilaian grafik dan daftar periksa merupakan cara umum dalam metode

penilaian kategori.

2. Metode perbandingan. Metode perbandingan menunjuk para manajer

untuk secara langsung membandingkan produktivitas karyawan mereka

satu sama lain. Teknik ini mencakup antara lain peringkat, perbandingan

berpasangan, atau distribusi yang normal.

3. Metode naratif. Para manajer dan spesialis Sumberdaya manusia

kadang-kadang diminta untuk memberikan informasi penilaian tertulis. Do-

kumentasi dan penilaian merupakan inti dari metode kejadian kritis, esai

dan metode tinjauan lapa ngan.

4. Metode tujuan/perilaku. Pendekatan penilaian perilaku berusaha untuk

mengukur perilaku karyawan dan bukannya karakteristik lainnya.

Be-berapa dari pendekatan perilaku yang berbeda-beda adalah skala penilaian

yang berdasarkan perilaku, skala observas i perilaku dan skala harapan

terhadap perilaku.

1.5. Penilaian Prestasi Karyawan yang Efektif

Menurut Werther et al. (1993), tentang penilaian kerja yang efektif

meliputi tujuh hal, yaitu tujuan penilaian harus jelas, manajemen dan

karyawan mendukung program penilaian kerja karyawa, sistem penilaian

kerja fleksibel terhadap perubahan, waktu pelaksanaan prestasi kerja

(18)

dengan karyawan yang dinilai, formulir penilaian prestasi kerja bersifat

standar dan dievaluasi secara sistematis validitas sistem penilaian prestasi

kerja karyawan.

Penilaian kinerja mengacu pada suatu sistem formal dan terstruktur

yang digunakan untuk mengukur, menilai dan mempengaruhi sifat-sifat yang

berkaitan dengan pekerjaan, perilaku dan hasil, termasuk tingkat

ke-tidakhadiran. Para pekerja juga ingin mendapatkan umpan balik bersifat

positif atas berbagai hal yang telah mereka lakukan dengan baik, walaupun

kenyataannya hasil penilain prestasi tersebut masih banyak berupa

koreksi/kritik (Rivai, 2004)

2. Motivasi Kerja karyawan

Motivasi (motivus) artinya sebab, alasan dan pikiran dasar, dorongan bagi

seseorang untuk berbuat, atau ide pokok yang selalu berpengaruh pada tingkah laku

manusia (Kartono, 1985). Menurut teori Maslow (1994), individu dimotivasi selama

hidupnya untuk memenuhi serangkaian kebutuhannya. Hierarki kebutuhan manusia

adalah sebagai berikut :

1. Kebutuhan fisiologis adalah kebutuhan mendasar (sandang, pangan dan papan)

yang mau tidak mau harus terpenuhi

2. Kebutuhan keamanan adalah kebutuhan terhadap keselamatan, stabilitas, dan

jaminan sosial

3. Kebutuhan terhadap afiliasi/sosialisasi adalah kebutuhan terhadap persahaba tan,

cinta, dan keikutsertaan

4. Kebutuhan terhadap penghargaan diri adalah kebutuhan terhadap pengakuan dan

respek dari atasan maupun teman kerja

5. Kebutuhan terhadap kemampuan pengembangan diri adalah kebutuhan untuk

merealisasikan potensi diri dengan tujuan untuk mengembangkan kemampuan

diri.

Pemuasan yang terus menerus merupakan kunci untuk memotivasi

(19)

untuk mencapai organisasi produktif (Bara, 1992). Teori dua faktor dari Herzberg

dalam Kasim (1993) menghubungkan motivasi anggota organisasi dengan

produktivitas kerja. Faktor motivators berhubungan dengan perasaan positif terhadap

pekerjaan dan isi pekerjaan yang dapat mempengaruhi kepuasan karyawan, dan faktor

hygienes berhubungan dengan perasaan negatif terhadap lingkungan dan pekerjaan

yang dilakukan untuk mencegah terjadinya kepuasan karyawan.

Menurut Amstrong (1978), motivasi muncul dalam bentuk dua dasar,

yaitu motivasi buatan, yaitu apa yang bisa dilakukan terhadap orang untuk

memotivasinya dan motivasi hakiki, yaitu faktor- faktor dari dalam diri sendiri yang

mempengaruhi orang untuk berperilaku atau untuk bergerak ke arah tertentu.

Motivasi adalah fungsi yang merupakan pekerjaan seorang manajer dalam

memberikan inspirasi, semangat dan dorongan kepada orang lain untuk bertindak

(Herudjito, 1986). Usaha-usaha untuk memotivasi karyawan, misalnya untuk

menyesuaikan pekerjaan dengan orang yang tepat, mengintegrasikan tujuan

perusahaan dengan tujuan pribadi karyawan, dan memberi kesempatan partisipasi

yang lebih luas kepada para pegawai dalam pengelolaan perusahaan (Kasim, 1993).

Dalam memberikan motivasi, perlu dipakai perbedaan-perbedaan dan

persamaan-persamaan, misalnya secara fisik berlainan, emosi, bentuk dan rupanya,

tetapi sebagai manusia pada umumnya, ditemui persamaan seperti kebutuhan biologis

dan psikolo gis, sehingga untuk itu dapat dilakukan cara motovasi seperti perhatian,

pujian ataupun balasan material (Herudjito, 1986).

Motivasi kerja merupakan hal yang sangat penting dalam mengoptimalkan

produktivitas karyawan. Bilamana motivasi kerja rendah maka karyawan akan

bekerja seperlunya atau bekerja tetapi di bawah kemampuan sebenarnya. Untuk

itulah maka motivasi kerja karyawan harus ditingkatkan secara kontinu agar tidak

membawa akibat serius terhadap kelangsungan dan kemajuan usaha perusahaan. Di

satu sisi apabila karyawan dapat dikelola dengan baik maka akan terjadi sesuatu

keunggulan yang utama dalam meningkatkan daya saing suatu perusahaan, tetapi

disisi lain apabila karyawan rendah motivasi kerjanya maka akan rendah pula tingkat

(20)

Menurut Nawawi (1997), motivasi diartikan sebagai suatu kondisi yang

mendorong atau menjadi sebab seorang melakukan sesuatu pekerjaan, yang

berlangsung secara sadar. Berdasarkan pengertian dimaksud dapat ditarik simpulan

bahwa karyawan akan melakukan suatu pekerjaan dengan maksimal bilamana ada

dorongan dari dalam dirinya, dorongan timbul manakala karyawan merasa senang,

puas, dan tertarik.

Handoko (1995) mendefinisikan bahwa motivasi sebagai keadaan dalam

pribadi seseorang yang mendorong keinginan individu untuk melakukan

kegiatan-kegiatan tertentu guna mencapai suatu tujuan. Motivasi yang ada pada seseorang

merupakan pendorong yang akan mewujudkan suatu perilaku guna mencapai tujuan

kepuasan dirinya. Menurut Handoko (1995), motivasi merupakan kegiatan yang

mengakibatkan, menyalurkan dan memelihara perilaku manusia. Motivasi

merupakan subyek yang penting bagi manajer, karena menurut definisi manajer harus

bekerja dengan dan melalui orang lain.

Ada banyak pakar yang mengulas mengenai definisi motivasi ke dalam

rumusan sesuai dengan konsep atau pemikiran, yaitu:

Teori ”Human Motivasion” dari Maslow, Menurut Maslow dalam Handoko

(1995) berpendapat bahwa kebutuhan yang diinginkan seseorang berjenjang, bila

kebutuhan yang pertama terlah terpenuhi, maka kebutuhan tingkat kedua menjadi

utama, dan selanjutnya. Yang mendasari hal ini adalah: (a). manusia adalah mahluk

yang berkeinginan, manusia selalu menginginkan lebih banyak, keinginan itu terus

menerus dan ha nya akan berhenti jika manusia telah meninggal; (b). Suatu kebutuhan

yang telah dipuaskan tidak menjadi motivator bagi pelakunya, hanya kebutuhan yang

belum terpenuhi yang akan menjadi motivator; (c). Kebutuhan manusia tersusun

dalam suatu jenjang yaitu kebutuhan fisik (physiological needs), kebutuhan akan

keamanan atau keselamatan (security or safety need), kebutuhan bermasyarakat

(social needs) atau kebutuhan untuk menerima/bekerja sama dalam kelompok

(affiliation or acceptance needs), kebutuhan untuk dih ormati atau harga diri (esteem

or status needs), dan kebutuhan akan aktualisasi diri (self actualization needs).

Maslow berpendapat bahwa rata-rata warga masyarakat hanya terpuaskan 85% dalam

(21)

cinta, 40% dalam kebutuhan harga diri, dan hanya 10% dalam kebutuhan aktualisasi

(Flippo, 1984).

Teori motivasi Higienes dari Frederick Herzberg dalam Handoko (1995)

(”Herzberg’s two factor theory”), ada tiga hal penting yang harus diperhatikan dalam

memotivasi, yang meliputi: a). Hal- hal yang mendorong karyawan adalah pekerjaan

menantang yang mencakup perasaan berprestasi dan bertanggung jawab, kemajuan

dapat menikmati pekerjaan itu sendiri dan adanya pengakuan atas semuanya itu; b).

Hal yang mengecewakan karyawan terutama adalah faktor yang bersifat embel-embel

saja pada pekerjaan, peraturan pekerjaan, istirahat, sebutan jabatan, hak gaji, serta

tunjangan-tunjangan; c). Karyawan jadi kecewa bila peluang untuk berprestasi ini

hanya terbatas pada mereka, jadi sensitif pada daerah lingkungan serta mulai mencari

kelemahan-kelemahan. Herzberg dalam Handoko (1995) berpendapat bahwa dalam

melaksanakan pekerjaannya, setiap orang dipengaruhi oleh dua faktor yang

merupakan kebutuhan, yaitu faktor-faktor pemeliharaan (maintenance factors) dan

faktor motivasi (motivation factors). Faktor pemeliharaan berhubungan dengan

hakekat manusia yang ingin memperoleh ketentraman badaniah. Faktor motivasi

menyangkut kebutuhan psikologi seseorang. Teori tersebut disebut juga teori dua

faktor, karena didalamnya terbagi dua faktor yang mempengaruhi motivasi karyawan.

Pertama, faktor motivator terhadap keberhasilan pelaksanaan (achievement),

pengakuan (recognation), pekerjaan itu sendiri (the work it self), tanggung jawab

yang dipercaya (responsibility), dan pengembangan potensi individu (advancement).

Kedua, faktor higiene yang dapat menimbulkan rasa tidak puas pada karyawan

(demotivasi), terdiri atas administrasi dan kebijakan perusahaan (company policy and

administration), kualitas supervisi (quality of supervision), hubungan antar individu

(interpersonal relationship), kondisi kerja (working condition) dan gaji (wage).

Berdasarkan teori, maka perencanaan pekerjaan harus dilakukan sedemikian rupa

agar kedua faktor tersebut terlaksana dengan baik.

Teori Kebutuhan dari David McClelland. Terdapat tiga kebutuhan dasar yang

dimiliki para karyawan dalam perusahaan, yaitu kebutuhan untuk mencapai sesuatu

(need for achievement), kebutuhan untuk bekerja sama dengan orang lain (need for

(22)

power). Jika dipadukan dengan teori Maslow, tampaknya ketiga kebutuhan tersebut

timbul apabila kebutuhan dasar menurut Maslow telah terpenuhi.

6. Produktivitas Karyawan

Produktivitas pada dasarnya merupakan sikap mental yang selalu

berpandangan bahwa mutu hari ini harus lebih baik dari kemarin dan hari esok lebih

baik dari hari ini (Simanjuntak, 2000). Secara umum, produktivitas adalah

perbandingan antara hasil yang dicapai (output) dengan keseluruhan sumberdaya

yang digunakan (input). Produktivitas dapat dinyatakan dalam ukuran fisik (physical

production) dan ukuran finansial (financial production) (Mulyono, 1993).

Dengan kata lain, produktivitas memiliki dua dimensi, yaitu :

1. Efektivitas yang mengarah pada pencapaian unjuk kerja maksimal, yaitu

pencapaian target yang berkaitan dengan kualitas, kuantitas dan waktu,

2. Efisiensi yang berkaitan dengan upaya membandingkan input dengan realisasi

penggunaannya atau bagaimana pekerjaan tersebut dilaksanakan. Pengertian

produktivitas dapat dilihat pada persamaan berikut :

input

Makin tinggi rasio output terhadap input, maka makin baik tingkat kemajuan suatu

organisasi. Dengan kata lain, indikator produktivitas suatu perusahaan adalah tingkat

keuntungan yang dicapai (Kasim, 1993). Produktivitas dapat ditingkatkan dengan

cara menekan kendali mutu positif dan bukan pendeteksian setelah munculnya

kenyataan kegagalan dan pengulang-kerjaan dari kegagalan.

Menurut Bulk dalam Kasim (1993), konsep produktivitas didasarkan pada

asumsi-asumsi berikut :

1. Suatu organisasi bisnis adalah suatu badan yang mampu menentukan nasibnya 2. Organisasi produktif akan menyingkirkan organisasi kurang produktif

3. Organisasi harus berkembang supaya bertahan hidup

4. Kesehatan organisasi diukur berdasarkan gambaran keuntungan jangka pendek dan jangka panjang

(23)

Dari segi manajemen, produktivitas mencerminkan ukuran hasil kerja yang lebih luas,

yang menunjukkan keber hasilan dan kegagalan dalam memproduksi barang dan jasa

dalam jumlah dan mutu dengan penggunaan sumber daya secara optimal

(Schermerhom, 1986). Jadi produktivitas dapat dinyatakan sebagai hasil sumber daya

atau produktivitas mencakup mengerjakan pekerjaan atau tugas dengan cara yang

terbaik. Hal itu merupakan kriteria dari pencapaian kerja yang diterapkan kepada

individu, kelompok dan organisasi.

Mutu kerja dalam hubungannya dengan produktivitas akan diasosiasikan

sebagai ukuran hasil kerja dari seorang pekerja atau lebih sebagai akibat dari

perubahan-perubahan dalam mutu modal fisik (bisa berupa mesin dan peralatan

lainnya) dan mutu pekerja itu sendiri (Mulyono, 1993).

Untuk mencapai tingkat produktivitas yang maksimum, organisasi harus

menjamin dipilihnya orang tepat dengan pekerjaan tepat, serta kondisi

memungkinkan untuk berkerja optimal. Menurut Umar (1999), ada enam faktor

utama yang menentukan produktivitas tenaga kerja, yaitu sikap kerja, tingkat

keterampilan, hubungan antara tenaga kerja dan pemimpin, manajemen produktivitas,

efisiensi tenaga kerja dan kewirausahaan.

Secara luas produktivitas mencakup banyak aspek. Menurut Mathis dan

Jackson (2000), sistem manajemen produktivitas berusaha mengidentifikasikan,

mendorong, mengukur, mengevaluasi, meningkatkan dan memberi penghargaan

terhadap produktivitas karyawannya. Kata produktivitas itu sendiri dapat dilekatkan

pada aspek-aspek yang luas, seperti produktivitas perusahan sehingga maknanya lebih

luas lagi.

Menurut Ranfil dalam Timpe (1989), ciri-ciri karyawan produktif

diidentifikasikan sebagai berikut:

1. lebih dari sekedar memenuhi kualifikasi pekerjaan, dengan indikator:

a. Cerdas dan dapat belajar dengan cepat,

b. Kompeten secara profesional dan teknis,

c. Kreatif dan inovatif,

d. Memahami pekerjaan,

(24)

f. Selalu mencari perbaikan,

g. Dianggap bernilai oleh pengawasnya,

h. Memiliki catatan prestasi yang berhasil, dan

i. Selalu meningkatkan diri;

2. Bermotivasi tinggi, indikatornya adalah

a. Dapat memotivasi diri sendiri,

b. Tekun,

c. Mempunyai kemauan keras untuk bekerja,

d. Bekerja efektif dengan atau tanpa pengawasan,

e. Melihat hal- hal yang harus dikerjakan dan mengambil tindakan yang perlu,

f. Menyukai tantangan,

g. Selalu ingin bertanya,

h. Memperagakan ketidakpuasan yang konstruktif, selalu memikirkan perbaikan,

i. Berorientasi pada tujuan,

j. Selalu tepat dan ingin menepati waktu,

k. Dapat mengarahkan energi yang tinggi secara efektif

l. Merasa puas jika sudah melakukan pekerjaan dengan baik,

m. Percaya bahwa hak itu perlu diimbangi dengan kewajiban,

n. Memberikan andil lebih dari yang diharapkan;

3. Mempunyai orientasi pekerjaan positif, dengan indikator:

a. Menyukai pekerjaan dan memandangnya sebagai sumber utama kebutuhan,

b. Menetapkan standar yang tinggi,

c. Mempunyai kebiasaan kerja yang baik,

d. Selalu terlibat di dalam pekerjaannya,

e. Cermat, dapat dipercaya, dan konsisten

f. Menghormati manajemen dan tujuannya

g. Mempunyai hubungan baik dengan manajemen,

h. Dapat memberi pengarahan dan menerima tantangan serta tugas baru,

i. Luwes dan dapat menyesuaikan diri dengan perubahan;

4. Dewasa, dengan indikator:

(25)

b. Mempunyai rasa tanggung jawab yang kuat

c. Mengetahui kekuatan dan kelemahan diri,

d. Mandiri, percaya diri

f. Hidup dalam dunia nyata dan bergaul secara obyektif dengan lingkungannya,

g. Mantap secara emosional,

h. Dapat berproduktivitas efektif,

i. Mempunyai ambisi yang sehat, ingin tumbuh secara profesional, dan

5. dapat bergaul dengan efektif, indikatornya

a. Memperagakan kecerdasan sosial,

b. Diterima dan bergaul efektif, baik dengan atasan maupun sejawat,

c. Berkomunikasi dengan efektif,

d. Bekerja produktif dalam tim, dan

e. Memperagakan sikap positif dan antusiasme.

Sebagai suatu hasil, produktivitas tenaga kerja dipengaruhi oleh sejumlah

faktor. Menurut Soeprihanto (1986), sejumlah faktor yang mempengaruhi

pro-duktivitas tenaga kerja, yaitu bakat, pendidikan dan pelatihan, nutrisi, lingkungan dan

fasilitas, iklim kerja, motivasi dan kemauan, hubungan industrial, teknologi,

manajemen, kesempatan berprestasi, investasi, perijinan, moneter, dan distribusi.

Bernadin dan Russell (1993), menyebutkan bahwa pengetahuan,

ke-terampilan, abilitas, sikap, dan perilaku karyawan sebagai faktor yang berpengaruhi

signifikan terhadap produktivitas tenaga kerja. Sementara itu Tiffin dalam Dahlan

(1982) menemukan dua macam faktor yang mempengaruhi produktivitas seseorang,

yaitu faktor karakteristik individu dan kondisi kerja. Karakteristik individu meliputi

kecakapan, perhatian, kepribadian, sikap, pelatihan dan motivasi. Kondisi kerja

mencakup lingkungan fisik, penerangan, suara, suasana kerja, waktu kerja serta

istirahat.

Ciri-ciri dimaksudkan selanjutnya dapat dijadikan sebagai

indikator-indikator variabel produktivitas karyawan. Dengan memenuhi indikator-indikator- indikator-indikator

dimaksud maka diasumsikan bahwa karyawan sudah bertindak produktif bagi

perusahaanya. Selanjutnya untuk faktor yang mempengaruhi produktivitas yang akan

(26)

iklim kerja. Hal ini didasari oleh pemikiran bahwa untuk dapat mengerjakan sesuatu

lebih baik dan bekerja lebih cerdik diperlukan pengetahuan, kreativitas, dan

keterampilan serta keinginan untuk melakukan pekerjaan tersebut. Dengan kata lain,

untuk dapat bekerja produktif diperlukan kemampuan yang handal serta motivasi

yang kuat untuk bekerja.

4. Hubungan Penilaian Prestasi, Motivasi dan Produktivitas

Karakteristik individu karyawan dipengaruhi oleh delapan faktor, yaitu :

karakteristik biografikal, kepribadian, persepsi, kemampuan belajar, nilai- nilai yang

dianut, sikap, kepuasan kerja, dan kemampuan (Siagian, 1995).

Dua hal yang terakhir yaitu faktor kepuasan kerja dan faktor kemampuan

karyawan merupakan faktor-faktor yang seringkali mendapat perhatian langsung dari

perusahaan. Dalam rangka meningkatkan tingkat kepuasan kerja karyawan, aspek

penilaian prestasi kerja karyawan yang dapat dilaksanakan secara obyektif merupakan

salah satu hal penting untuk meningkatkan motivasi dan produktivitas karyawan.

Hasil dari penilitian tersebut akan diketahui ada tidaknya efektifitas dari

penilaian prestasi kerja karyawan terhadap motivasi dan produktivitas kerja

kar-yawan. Apakah semakin efektif pelaksanaan penilaian prestasi kerja karyawan, maka

akan semakin efektif penilaian prestasi kerja karyawan. Kemudian apakah semakin

efektif penilaian prestasi kerja karyawan, maka produktivitas kerja karyawan semakin

tinggi atau meningkat.

5. Prosedur Pengolahan dan Analisis Data

Langkah cara yang digunakan ada 2 cara, yaitu :

1. Metode kualitatif, hanya menggunakan data-data yang masuk dengan cara

dikelompokkan dan ditabulasikan yang kemudian diberi penjelasan.

2. Metode Kuantitatif, dilakukan dengan statistik. Metode statistik yang digunakan

untuk menganalisis hubungan variabel X terhadap variabel Y dengan data berjenis

(27)

Cara penilaian terhadap hasil jawaban kuesioner dilakukan dengan

menggunakan skala Likert (Nasir, 1999), dengan bobot tertentu yaitu : Sangat Setuju

adalah 5, setuju adalah 4, cukup setuju adalah 3, tidak setuju adalah 2 dan sangat

tidak setuju adalah 1. Jawaban-jawaban dari kuesioner yang telah diberi bobot,

kemudian dijumlahkan untuk setiap responden guna dijadikan skor penilaian terhadap

variabel- veriabel yang diteliti.

Sebelum dilakukan analisis lebih lanjut dengan menggunakan kedua metode

diatas, tiap pertanyaan pada kuesioner yang disebarkan kepada para konsumen perlu

di uji terlebih dahulu validitas dan reliabilitasnya.

Uji validitas menunjukkan sejauh mana suatu alat pengukur dapat mengukur

hal yang diinginkan dan reliabilitas menunjukkan sejauh mana alat pengukur dapat

dipercaya atau dapat diandalkan (Singarimbun dan Effendi, 1989). Uji validitas

berarti tingkat ketepatan hasil suatu pengukuran. Validitas tersebut mampu

mem-berikan gambaran sejauh mana ketetapan hasil suatu pengukuran dengan makna dan

tujuan diadakannya pengukuran tersebut. Metode validitas tersebut yang digunakan

untuk melihat hubungan antara pengukuran suatu alat tes dengan konsep teoritis yang

dimiliki adalah validitas konstruk.

Salah satu cara untuk menghitung validitas suatu test dengan melihat daya

pembeda nilai. Daya pembeda tersebut adalah metode yang paling tepat digunakan

untuk setiap jenis test. Daya pembeda nilai dalam penelitian ini dilakukan dengan

cara, korelasi nilai total yaitu konsistensi antara nilai dengan nilai keseluruhan.

Menurut Singarimbun dan Effendi (1989), biasanya dalam pengembangan

dan penyusunan skala-skala psikologi, digunakan harga koefisien korelasi yang

minimal sama dengan 0.3 sehingga semua nilai yang dimiliki korelasi kurang dari 0.3

dapat direduksi dan nilai tersebut yang akan dimasukkan dalam test adalah nilai- nilai

yang memiliki korelasi diatas 0.3 artinya apabila korelasi semakin mendekati angka 1

maka validitas semakin baik.

Tahap pengolahan data yang selanjutnya adalah perhitungan keandalan alat

ukur, yaitu kuesioner yang akan digunakan pada penelitian ini. Tujuan pengujian alat

ukur adalah untuk mengetahui kemantapan, ketepatan, dan homogenitas dari suatu

(28)

menunjukkan ketidak konsistenan responden dalam menjawab pertanyaan. Suatu alat

ukur yang memiliki susunan dan bentuk pertanyaan yang tepat sehingga menjamin

interpretasi yang tetap sama walaupun disampaikan berulang-ulang pada banyak

responden maupun pada berbagai kurun waktu.

Menurut Singarimbun dan Effendi (1989), teknik perhitungan reliabilitas

menggunakan teknik belah dua. Dalam teknik ini, alat pengukur yang disusun

haruslah memiliki cukup banyak pertanyaan-pertanyaan yang mengukur aspek yang

sama. Cara mencari reliabilitas untuk keseluruhan nilai adalah dengan mengoreksi

angka korelasi yang diperoleh denga n memasukkan ke dalam rumus :

r.tot =

r.tot = angka relibilitas keseluruhan nilai

r.tt = angka korelasi belahan pertama dan belahan kedua

Langkah- langkah kerja yang dilakukan untuk melakukan uji reliabilitas

dimaksud sebagai berikut :

1. Menyajikan alat pengukur kepada sejumlah responden, kemudian dihitung

validitas hasilnya. Hasil yang valid dikumpulkan menjadi satu, yang tidak valid

dibuang.

2. Membagi hasil yang valid tersebut menjadi dua belahan. Untuk membelah alat

pengukur menjadi dua dilakukan dengan cara :

a. Membagi hasil dengan cara acak, separuh masuk belahan pertama, dan

separuhnya lagi masuk belahan kedua.

b. Membagi hasil berdasarkan nomor genap/ganjil. Hasil yang bernomor

ganjil dimasukkan ke belahan pertama dan yang genap masuk ke belahan

kedua.

3. Nilai untuk masing-masing hasil pada tiap belahan dijumlahkan. Langkah

ter-sebut akan menghasilkan dua nilai total untuk masing- masing responden, yaitu

(29)

4. Mengkorela sikan nilai total belahan pertama dengan skor total belahan kedua,

menggunakan teknik korelasi.

5. Karena angka korelasi yang diperoleh adalah angka korelasi dari alat pengukur

yang dibelah, maka angka korelasi yang dihasilkan lebih rendah daripada angka

korelasi yang diperoleh jika alat pengukur tersebut tidak dibelah. Karena itu

harus dicari angka reliabilitas untuk keseluruhan hasil tanpa dibelah.

Nilai Koefisien korelasi rank Spearman (rs) terletak pada selang –1 hingga +1.

Semakin mendekati –1 atau +1 artinya korelasi antara kedua variabel (X dan Y)

semakin erat. Nilai rs sama dengan 0 (nol) maka antara vaiabel X dan variabel Y tidak

ada korelasi atau tidak ada hubungan. Tanda – dan + menyatakan arah hubungan.

Untuk menentukan kuat lemahnya korelasi digunakan batasan Champion

yang dikutip oleh Singarimbun dan Effendi (1989) dengan ketentuan sebagai berikut :

1. 0,00 – 0,25 atau –0,25 – 0,00 : no association, kondisi ini menunjukkan tidak

adanya hubungan antara variabel X dan variabel Y.

2. 0,26 - 0,50 atau –0,50 – (-0,26) : moderately low association, kondisi ini

menunjukkan adanya hubungan yang lemah antara variabel X dan variabel Y.

3. 0,51 – 0,75 atau –0,75 – (-0,511) : moderately high association, menunjukkan

adanya hubungan yang kuat antara variabel X dan variabel Y.

4. 0,76 – 1,00 atau –1 – (-0,76) : high association, kondisi ini menunjukkan

hubungan yang kuat antara variabel X dan variabel Y.

5. Indikator-indokator Penilaian

Menurut Manubowo (2003), penilaian prestasi kerja efektif, motovasi kerja

dan produktivitas karyawan yang efektif dapat disusun alat pengungkap data atas tiga

hal pokok yang diteliti, meliputi:

5.1Indikator-indikator penilaian prestasi kerja karyawan

5.2Indikator-indikator penilaian motivasi kerja dan

5.3Indikator-indikator penilaian produktivitas kerja karyawan.

(30)

Tabel 1. Indikator Pengungkap Data Penilaian Prestasi Kerja Karyawan

Tabel 2. Indikator pengungkap penilaian motivasi kerja (faktor motivasi)

Indikator Tujuan dan manfaat penilaian prestasi

a. Tujuan penialaian prestasi dilaksanakan

b. Penilaian prestasi bermanfaat bagi karyawan dan perusahaan Waktu penialain prestasi kerja

Metode penilaian prestasi kerja

Kriteria penilaian dan standar kerja Proses penilaian prestasi kerja

a. Hasil penilaian prestasi kerja b. Penilaian oleh atasan langsung c. Ke-obyektifan penilaian

d. Kemudahan dan kepraktisan penilaian Prosedur penilaian prestasi kerja

Indikator Motivasi untuk bekerja keras

a. Bekerja keras menyelesaikan pekerjaan diluar jam kerja dengan dihitung kerja lembur b. Bekerja keras menyelesaikan pekerjaan diluar jam kerja tanpa dihitung kerja lembur Motivasi untuk bekerja sama

a. Membantu menyelesaikan tugas rekan kerja b. Membantu kesulitan rekan kerja

Motivasi untuk bertanggung jawab a. Bekerja sesuai standar

(31)

Tabel 3. Indikator yang mempengaruhi pengungkap penilaian motivasi kerja

Tabel 4. Indikator pengungkap faktor-faktor yang mempengaruhi produktivitas

karyawan

Indikator Hubungan atasan dan bawahan

a. Kedekatan hubungan dengan karyawan didalam pekerjaan b. Kedekatan hubungan atasan di luar pekerjaan (diluar jam kerja) c. Pengetahuan atasan terhadap keluarga mereka

d. Pemberian pujian oleh atasan

e. Pemberian kritikan dan teguran atasan Hubungan sesama rekan kerja

a. Pemberian bantuan kepada sesama rekan kerja

b. Pemberian semangat, dorongan, dan saran kepada sesama rekan kerja c. Hubungan responden dengan keluarga rekan kerja

Peraturan dan kebijakan perusahaan a. Jam kerja

b. Pemberlakuan sangsi c. Peraturan lembur

d. Pemberian bonus, cuti tahunan, dan insentif lainnya Kondisi kerja

a. Kenyamanan tempat kerja

b. Kelengkapan peralatan tempat kerja c. Fasilitas keselamatan dan kesehatan kerja d. Sistem pembagian kerja

Kompensasi

a. Gaji pokok yang diterima

(32)

Tabel 5. Indikator pengungkap penilaian produktivitas tenaga kerja

Indikator

Menjalankan tugas tidak sekedar memenuhi kualifikasi pekerjaan a. Cerdas dan dapat belajar dengan cepat

b. Kompeten secara teknis profesional c. Kreatif inovatis

d. Memahami pekerjaan e. Cerdik dalam bekerja

f. Senantiasa mencari perbaikan

g. Dianggap berkualitas oleh pengawas/atasannya h. Menunjukkan catatan prestasi yang berhasil i. Selalu meningkatkan diri

Memiliki motivasi yang tinggi a. Dapat memotivasi diri sendiri

b. Tekun serta memiliki kemauan keras untuk bekerja c. Bekerja efektif dengan atau tanpa pengawasan

d. Tanggap terhadap apa yang hatus dikerjakan dan mengambil tindakan yang perlu e. Menyukai tantangan

f. Memiliki dorongan ingin tahu yang tinggi g. Berorientasi pada hasil/tujuan

h. Tepat waktu dan ingin menepati waktu i. Enerjik

Memiliki orientasi kerja positif

a. Menyukai dan membanggakan pekerjaanya b. Menetapkan standar keberhasilan yang tinggi c. Memiliki kebiasaan kerja yang baik

d. Cermat, dapat dipercaya dan konsisten

e. Menghormati manajemen dan tujuannya serta menerima pengarahan f. Mempunyai hubungan baik dengan manajemen

g. Luwes dan dapat menyesuaikan diri Dewasa

a.Memiliki integritas kepribadian yang tinggi b. Mengetahui kekuatan dan kelemahan diri c. Mandiri, percaya diri, disiplin diri

d. Bergaul secara efektif dengan lingkungan e.Mantap secara emosional

f. Dapat bekerja efektif dibawah tekanan g. Dapat belajar dari pengalaman

h. Memiliki ambisi untuk tumbuh secara profesional Dapat bergaul dengan efektif

a. Memiliki pribadi kecerdasan sosial yang tinggi b. Memiliki pribadi yang menyenangkan

c. Efektif dalam berkomunikasi

(33)

1. Tata Laksana Penelitian

1.1 Lokasi

Penelitian akan dilakukan di PT. Perdana Perkasa Elastindo

(PERSAELS) Jakarta, perusahaan tersebut adalah perusahaan jasa konsultan

perbankan yang kegiatannya sebagai konsultan manajemen persona lia pada

bank yang bertindak sebagai manajemen sumber daya manusia, rekrutmen, dan

menangani perjanjian tenaga kerja

1.2. Waktu Pelaksanaan

Tugas akhir ini secara intensif pelaksanaannya direncanakan selama

lima bulan, yang akan dimulai pada bulan Januari 2005 sampai dengan bulan

Mei 2005. Penelitian ini dilakukan atas beban biaya sendiri sebagai pemenuhan

salah satu syarat memenuhi tugas akhir.

2. Prosedur Penelitian

Desain penelitian merupakan rencana dan struktur penyelidikan yang dibuat

sedemikian rupa agar diperoleh jawaban atas pertanyaan-pertanyaan penelitian.

Rencana tersebut merupakan program menyeluruh dari penelitian.

Dalam penelitian ini metode pengumpulan data yang digunakan adalah

dengan penyebaran kuesioner kepada responden serta studi kepustakaan.

Pengambilan sampel dilakukan secara proposional terhadap junlah populasi yang ada

dengan teknik pengambilan sampel acak (random sampling). Dalam penelitian ini

populasi penelitian adalah karyawan outsourcing PT Perdana Perkasa Elastindo yang

berstatus tenaga kerja kontrak dan sampel ini diambil secara acak berdasarkan

wilayah, perusahaan pengguna dan masa kontrak karyawan.

PT. Perdana Perkasa Elastindo menjalin kerjasama dengan 20 perusahan

(34)

pengguna tersebut berlatar belakang dari industri perbankan. Dalam penelitian ini,

karyawan kontrak yang diambil sampelnya bekerja di perusahaan pengguna yang ada

di Jakarta. Wilayah yang diambil tersebut karena jumlah terbesar karyawan

outsourcing di PT Perdana Perkasa Elastindo yang ditempatkan di perusahaan

pengguna ada didaerah tersebut.

Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan data

sekunder. Data primer diperoleh dari hasil wawancara dengan karyawan kontrak dan

pihak manajemen. Wawancara untuk karyawan kontrak dilakukan dengan

meng-gunakan alat bantu kuesioner yang ada di Lampiran 1, sedangkan wawancara untuk

pihak manajemen dilakukan secara langsung bertatap muka dan

pertanyaan-pertanyaan tersebut ada pada Lampiran 5. Kuesioner maupun pertanyaan-pertanyaan tersebut

mencakup aspek motivasi dan produktivitas. Data sekunder diperoleh dari berbagai

literatur yang relevan.

Desain penelitian yang digunakan adalah Analisis Desain Penelitian dengan

menggunakan teknik dan alat untuk mengumpulkan data seperti :

1. Penyebaran kuesioner, mengumpulkan data yang dilakukan dengan cara

mengajukan daftar pertanyaan singkat kepada responden.

2. Studi kepustakaan, mempelajari dan mengkaji literatur yang berhubungan dengan

permasalahan yang sedang diteliti, yaitu dampak penilaian prestasi kerja terhadap

motivasi dan produktivitas. Hal ini dapat memberikan informasi yang bersifat

teoritis sebagai landasan teori dalam menunjang pelaksanaan penelitian.

Desain penelitian merupakan perpaduan antara keputusan dan revisi yang

menjadi suatu keputusan yang diambil selalu diiringi dengan pengaruh adanya

keseimbangan dalam proses.

Besarnya sampel yang diambil adalah berdasarkan TPC (Teknik Penarikan Contoh) :

Jumlah (n) =

(35)

Penelitian ini menggunakan nilai a = 5%, nilai Z a/2 =1.96, nilai e = 10% dan

nilai P = 85%. Berdasarkan nilai-nilai tersebut diharapkan jumlah sampel yang

diambil mewakili kondisi yang ada. Nilai perhitungan menunjukkan jumlah

responden (n) yang harus diambil sebagai sampel adalah 50 responden.

Untuk responden yang diambil secara random sebesar 100 karyawan

kontrak dengan masa kontrak tiga bulan, enam bulan dan dua belas bulan. Hasil

pengumpulan data dari survei tersebut kemudian diolah dan dianalisis survei untuk

menjelaskan hubungan kausalitas melalui pengujian hipotesis.

Metode pengolahan dan analisis data dilakukan pada data kualitatif dan

kuantitatif. Data kualitatif akan dianalisis da lam bentuk tabulasi dan data kuantitatif

diolah dengan menggunakan software Ms. Excel dan SPSS Versi 10, dan disajikan

dalam bentuk tabulasi dan grafik.

Dalam penelitian ini akan dilihat sejauh mana penilaian prestasi kerja

karyawan kontrak berkorelasi dengan motivasi dan penilaian prestasi kerja karyawan

kontrak berkorelasi dengan produktivitas kerja. Untuk itu digunakan koefisien

korelasi rank Sprearman mengingat skala penelitian ini adalah ordinal.

Rumus koefisen korelasi rank Spearman adalah :

rs=

rs = Koefisien korelasi rank Spearman

X = Skor masing- masing pertanyaan tiap responden

Y = Skor total semua pertanyaan dari tiap responden

(36)

1. Kondisi umum

Responden yang diteliti dalam penelitian ini adalah karyawan Outsourcing

PT Perdana Perkasa Elastindo di Jakarta. Wilayah yang diambil tersebut karena

jumlah terbesar karyawan outsourcing di PT Perdana Perkasa Elastindo yang

ditempatkan di perusahaan pengguna ada didaerah tersebut.

1.1. Pelaksanaan Rekrutmen dan Seleksi Pada PT Perdana Perkasa Elastindo

PT Perdana Perkasa Elastindo merupakan perusahaan yang bergerak

dibidang penyediaan tenaga kerja untuk perbankan yang sekarang dikenal

dengan outsourcing. Rekrutmen adalah bagian terpenting dalam bisnis PT

Perdana Perkasa Elastindo, Rekrutmen lebih dari sekedar merekrut orang disaat

ada permintaan dari klien, tetapi juga menyangkut hal hal seperti

mengembangkan pencarian kandidat, perangkat yang digunakan dalam

merekrut serta mengembangkan strategi waktu dan perencanaan.

Rekrutmen juga berhubungan dengan proses menyediakan kesempatan

transfer atau promosi atas staf–staf yang ada dalam PT Perdana Perkasa

Elastindo yang dalam hal ini tersebar disetiap klien dalam rangka mencari orang

yang tepat untuk posisi yang tepat. Sebelum menggunakan jasa ini para calon

tenaga kerja harus mengirimkan surat lamaran dan resumenya kepada PT

Perdana Perkasa Elastindo melalui pos dan internet. Ini dimaksudkan untuk

memilih tenaga kerja yang benar-benar berkualitas. Setelah melakukan proses

rekrutmen tenaga kerja tersebut harus melalui proses seleksi terlebih dahulu.

Seleksi menyangkut proses yang digunakan dalam memilih orang untuk

suatu pekerjaan. Tujuannya untuk memperoleh kesesuaian yang baik antara

keinginan klien dan posisi yang ditawarkan dengan orang yang diinginkan,

dengan mempertimbangkan syarat-syarat yang dibutuhkan dalam pekerjaan,

(37)

Dalam rangka memberikan pengertian yang jelas tentang bagaimana

proses perekrutan dan penyeleksian yang dijalankan, sangatlah penting untuk

dibuat suatu prosedur yang berlaku dan diikuti oleh pihak-pihak yang terkait

khususnya dalam lingkungan Departemen Personalia sehingga semua

syarat-syarat terpenuhi dan pada akhirnya menghasilkan kandidat yang handal dan

memuaskan bagi semua pihak.

Kondisi yang harus dipenuhi dalam melaksanakan perekrutan dan penyeleksian

untuk klien :

a. Data–data diri dari kandidat yang telah lengkap yang didapat dari CV, dan

formulir aplikasi kerja.

b. Perlengkapan dokumen–dokumen yang dibutuhkan seperti fotokopi KTP,

dan ijasah, pasfoto.

c. Adanya permintaan dari kien dengan disertai bukti tertulis seperti formulir

maupun email, yang sedapat mungkin dilengkapi dengan tandatangan pihak

yang berwenang dalam perusahaan klien (HRD atau Person in charge).

d. Adanya perjanjian kerjasama secara tertulis antara pihak klien dengan pihak

PT Perdana Perkasa Elastindo dengan syarat-syarat dan kondisi kerjasama

yang jelas tertuang dalam perjanjian.

Kriteria standar yang harus dipenuhi seorang kandidat antara lain :

a. Pendidikan yang sesuai dengan standar pekerjaan seperti Magister, Sarjana,

D3, D1.

b. Penampilan rapi.

c. Kemampua n akademis yang cukup baik sesuai dengan kebutuhan klien yang

biasanya ditandai dengan Indeks Prestasi Kumulatif.

d. Memiliki keterampilan yang dibutuhkan dalam pekerjaan

e. Memiliki kualifikasi sesuai dengan kebutuhan jabatan / posisi yang

ditawarkan oleh klien.

Kriteria penilaian standar untuk kandidat agar dapat dipilih dan disalurkan ke klien :

a. Memiliki orientasi service.

b. Standar pekerjaan.

(38)

d. Inisiatif.

e. Dinamis dan energik.

f. Kepemimpinan.

g. Kemampuan komunikasi verbal..

Prosedur dalam merekrut dan menyeleksi kandidat :

1. Setiap klien yang membutuhkan jasa penyediaan tenaga kerja atau

outsourcing dari PT Perdana Perkasa Elastindo harus mengirimkan

permintaannya dalam bentuk tertulis dengan formulir yang telah disediakan.

2. Klien harus dengan jelas menyebutkan posisi yang dibutuhkan, jumlah

tenaga kerja yang dinginkan, persyaratan yang diberikan, kualifikasi dan

ketrampilan yang harus dipenuhi oleh kandidat tersebut.

3. Permintaan tersebut baik yang disampaikan melalui Relationship Officer

maupun e- mail harus disampaikan kepada bagian Departemen rekrutmen

dan seleksi.

4. Setelah permintaan tersebut diterima dibagian Dapartemen Rekrutmen dan

Seleksi, maka departemen tersebut harus segera memproses permintaan

tersebut atau setidaknya menghubungi klien untuk menyepakati jangka

waktu agar kebutuhan tersebut dapat terpenuhi.

5. Bagian Rekrutmen dan Seleksi akan melakukan pencarian dan menyeleksi

atas kandidat yang diminta, melakukan wawancara dan melakukan tes atas

kandidat tersebut agar dapat terpenuhi.

6. Setelah diperoleh beberapa kandidat yang sesuai dengan kriteria klien,

Departemen Personalia kemudian akan menghubungi klien dan

me-ngirimkan kepada klien semua data yang berhubungan dengan kandidat

tersebut.

7. Departemen Personalia akan mengatur dengan klien mengenai jadwal

interview antar klien ( baik user, HRD maupun PIC dari klien).

8. Departemen akan mengumpulkan hasil interview dari klien atas kandidat

yang terpilih, dalam hal ini klien harus memberikan konfirmasi secara

(39)

9. Departemen Personalia kemudian menyiapkan kontrak atau perjanjian kerja

antara kandidat tersebut dengan PT Perdana Perkasa Elastindo.

10.Departemen Personalia kemudian mendaftarkan kandidat tersebut sebagai

peserta asuransi kesehatan dan Jamsostek.

Setelah segala sesuatu yang berhubungan dengan proses administrasi

karyawan baru selesai maka Departemen Personalia akan mengkonfirmasi

kepada klien tentang kesiapan calon karyawan tersebut untuk mulai bekerja.

1.2. Jenis Kelamin

Karyawan Outsourcing PT Perdana Perkasa Elastindo sebagian besar

adalah berjenis kelamin perempuan. Secara keseluruhan, dari 50 jumlah

karyawan yang diambil menjadi responden sebanyak 26 orang perempuan dan

24 orang lainnya laki- laki (Gambar 1).

Karyawan berstatus kontrak oleh karena itu sebagian besar kegiatan

operasional yang dilakukan tidak memiliki jenjang karir yang baik. Pengertian

tidak memiliki jenjang karir yang baik karena sistem kontrak yang digunakan

dalam bekerja, sehingga jika masa kontrak habis besar kemungkinan karyawan

outsourcing tersebut akan berakhir pula masa kerjanya.

Suatu hal yang dilematis jika karyawan yang berjenis kelamin

laki-laki bekerja sebagai karyawan outsourcing. Disatu sisi laki- laki sebagai tulang

punggung keluarga jika telah membina keluarga, haruslah mempunyai

pe-kerjaan yang tetap dan mapan agar mampu menghidupi keluarganya

se-maksimal mungkin.

Data dalam Tabel 6 menunjukkan bahwa hanya sekitar 26% dari

total responden telah menikah, dan hanya sekitar 8% yang menikah usianya

(40)

Jumlah Komposisi Gender Responden

48% 52%

Laki-Laki Perempuan

Gambar 1. Jumlah Komposisi Gender Responden

Laki- laki yang berkerja sebagai karyawan outsourcing masih berusia

muda ataupun baru lulus dari perguruan tinggi. Hal tersebut dapat dilihat dari

Tabel 6, bahwa responden yang terkumpul sebesar 50 % dari responden

laki-laki berumur kurang dari 25 tahun. Adapun hal itu terjadi karena sebagian besar

mereka bekerja sebagai karyawan outsourcing adalah untuk mendapatkan

pengalaman bekerja di perusahan besar skala nasional maupun internasional,

dan juga sebagai batu loncatan sebelum mereka mendapatkan tempat kerja yang

benar-benar mendapatkan karir yang baik dan mapan.

1.3. Usia

Usia karyawan Outsourcing PT Perdana Perkasa Elastindo yang

menjadi responden berkisar antara 22 tahun sampai dengan 33 tahun. Proporsi

usia responden pada kelompok karyawan yang terbesar kurang dari 25 tahun

yaitu sebanyak 60 %. Hal tersebut diakibatkan oleh sebagian besar klien meng-

(41)

Tabel 6. Komposisi antara umur dengan status kawin

Jenis

Kelamin Marital Umur Total

(42)

baru lulus studinya. Klien mempunyai orientasi bahwa posisi tempat karyawan

outsourcing itu bekerja tidaklah sukar untuk dikerjakan, misalnya untuk posisi

Back Office, yang hanya mempunyai deskripsi pekerjaan sebagai input data

ataupun bagian administrasi dari berbagai divisi yang tidak menuntut sebagai

pembuat keputusan yang penting dalam suatu waktu. Tidak menutup

kemungkinan jika klien menginginkan lowongan untuk posisi yang menuntut

untuk pembuat keputusan dalam suatu waktu.

1.4. Tingkat Pendidikan

Dilihat dari tingkat pendidikan, total responden yang lulus S-1 memiliki

proporsi terbanyak, yaitu sebesar 72%, sedangkan untuk D-3 adalah sebesar

20% dan sisanya D-1 sebesar 8%. Banyaknya karyawan Outsorcing PT

Perdana Perkasa Elastindo yang bekerja di klien dengan berlatarbelakang

pendidikan S-1, sesuai dengan permintaan klien akan permintaan kerja yang

telah disepakati oleh kedua pihak, yaitu klien dengan PT Perdana Perkasa

Elastindo yang diatur dalam perjanjian kerja sama.

Jika dilihat dalam pendidikan di Indonesia, dengan meningkatnya

Pendidikan Tinggi yang ada di Indonesia, seorang lulusan Sekolah Menengah

Atas/Kejuruan akan lebih tertarik minatnya ke jenjang S-1 dibanding dengan

Ahli Madya disaat dia ingin melanjutkan studinya. Hal tersebut disebabkan

oleh tenaga ahli madya yang sebagian besar memperoleh pengetahuannya

difokuskan kepada keahlian praktek dibandingkan teori. Selain itu juga adanya

kesenjangan antara lulusan S-1 dengan ahli madya dalam hal pendapatan

penghasilan (gaji) di dalam dunia kerja. Klien pun menetapkan perbedaan

mencolok dalam persyaratan yang diberikan ke PT.Perdana Perkasa Elastindo.

(43)

Pendidikan

8%

20%

72%

D1 D3

S1

Gambar 2. Komposisi Pendidikan Responden

Untuk indeks Prestasi kumulatif, hampir seluruh karyawan outsourcing

PT Perdana Perkasa Elastindo mempunyai IPK diatas 2.5. Selain standarisasi

PT Perdana Perkasa Elastindo menerima kandidat untuk disalurkan ke

Perusahaan klien dengan nilai IPK diatas 2.5, klien pun dalam memberikan

spesifikasi disalah satu persyaratan yang harus dipenuhi oleh kandidat untuk

bisa nelakukan tes penerimaan lowongan adalah dengan memiliki IPK diatas

2.5. Walaupun persyaratan IPK diharuskan untuk dipatuhi, tidak menutup

kemungkinan jika kandidat yang mempunyai IPK dibawah 2.5 dapat mengikuti

tes seleksi untuk bekerja di perusahaan klien. Hal tersebut dikondisikan jika

kandidat yang bersangkutan memiliki keahlian yang lebih dari yang biasa,

misalkan seorang kandidat untuk posisi Staff Informasi Teknologi yang

mempunyai keahlian pemograman ataupun analis system yang mana keahlian

(44)

Indeks Prestasi Kumulatif

18%

28% 40%

14%

2.00 s/d 2.50 2.50 s/d 3.00 3.00 s/d 3.5 3.5 s/d 4.00

Gambar 3. Komposisi IPK Responden

2. Hasil Utama Penelitian

2.1. Hasil Uji Realibilitas

Uji validitas alat ukur penelitian atau kuesioner dimaksudkan untuk

mengetahui sejauh mana kuesioner dapat mengukur obyek yang ingin diukur.

Dalam Penelitian ini dilakukan uji validitas isi terhadap pertanyaan-pertanyaan

dalam kuesioner yang merupakan hasil penjabaran kerangka konsep menurut teori

yang telah ada Hasil darau uji ini terlampir dalam Lampiran 2.

Keseluruhan pertanyaan yang terdapat dalam kuesioner berjumlah 111

butir yang dianggap dapat mewakili faktor- faktor yang diamati. Masing-masing

pertanyaan diberi bobot yang sama yaitu dengan menggunakan Skala Linkert 1 –

5. Kuesioner disebarkan kepada 50 orang responden yang berkerja sebagai

karyawan outsourcing PT Perdana Perkasa Elastindo. Dari hasil uji coba

kuesioner adalah valid untuk semua pertanyaan.

Uji reliabilitas yang dilakukan adalah pertanyaan-pertanyaan yang valid

dibagi menjadi dua belahan berdasarkan nomor ge nap ganjil, kemudian

masing-masing belahan dijumlahkan dan dimasukkan ke dalam rumus. Hasil dari uji

(45)

2.2. Penilaian Responden Terhadap Penilaian Prestasi Karyawan

Perusahaan dapat berkembang merupakan keinginan setiap individu di

dalam perusahaaan tersebut, sehingga diharapkan dengan perkembangan tersebut

perusahaan mampu bersaing dan mengikuti kemajuan jaman. Kemajuan

perusahaan dipengaruhi oleh faktor- faktor lingkungan yang bersifat internal dan

eksternal. Pembinaan dan pengembangan karyawan baru ataupun lama dalam

perusahaan adalah salah satu kegiatan dalam rangka menyesuaikan diri dengan

perubahan dan perkembangan karyawan. Karena itu perlu dilakukan penilaian

atas pekerjaan yang telah dilaksanakan oleh karyawan atau disebut dengan

penilaian kinerja atau penilaian prestasi kerja.

Berdasarkan hasil jawaban responden yang ditunjukkan dengan nilai skor

2.86 (Tabel. 7). Responden tidak mengerti akan fungsi dan tujuan penilaian

prestasi kerja, dan hasil dari penilaian prestasi kerja tersebut dan Hal ini

menunjukkan kurangnya sosialisasi pihak perusahaan mengenai waktu

pelaksanaan penilaian.

Penilaian prestasi kerja diartikan pula sebagai sebuah mekanisme yang

baik untuk mengendalikan karyawan. Perlu juga diketahui bahwa sebagai

karyawan mereka menginginkan adanya kesempatan promosi, memperoleh

kenaikan gaji juga menginginkan terciptanya lengkungan kerja yang baik, ingin

mutasi ketempat-tempat pilihan mereka serta menginginkan pekerjaan-pekerjaan

yang dapat memberikan kepuasan sebesar-besarnya. Oleh karena itu apabila orang

akan memperoleh apa yang diinginkan, orang tersebut harus memberikan apa

yang diinginkan oleh atasan mereka atau perusahaan mereka (Rivai, 2004).

Hasil skor 2.92 (Tabel 7) dalam penilaian kuesioner yang diberikan

kepada responden, membuktikan bahwa kurangnya sosialisasi yang baik antara

atasan/supervisor dalam penerapan penilaian prestasi kerja dan pelaksanaan

penilaian prestasi kerja tampaknya belum secara maksimal untuk dapat

meningkatkan motivasi kerja dan produktivitas karyawan.. Karyawan yang dinilai

(46)

hasilnya, sehingga karyawan telah mempunyai rencana ke depan bila hasil

penilaian tersebut telah resmi ditetapkan.

Tabel 7. Penilaian Responden Terhadap Penilaian Prestasi Karyawan.

Keterangan : Skor penilaian = 5.00 = sangat setuju Skor penilaian = 4.00 – 4.99 = setuju Skor penilaian = 3.00 – 3.99 = cukup setuju Skor penilaian = 2.00 – 2.99 = tidak setuju Skor penilaian = 1.00 – 1.99 = sangat tidak setuju

Kondisi diatas tidak akan berubah jika mayoritas karyawan outsourcing

tidak mengetahui adanya penilaian prestasi kerja, sehingga banyak sekali

permasalahan yang timbul menyangkut status kerja si karyawan. Perubahan

tersebut terjadi disebabkan oleh banyaknya pengaduan tentang nasib status kerja

si karyawan, ketidakadilan dalam hal pemberhentian kontrak kerja, dan tidak

adanya sosialisasi terhadap atasan/supervisor si karyawan akan pentingnya

penilaian prestasi kerja dan akan semakin jelas perbedaan yang mencolok antara

karyawan kontrak dengan karyawan tetap. Menurut Rivai (2004) bahwa berbagai

prasangka terhadap karyawan seperti prasangka kesukuan, agama, jenis kelamin,

dan pendidikan yang bisa menyebabkan kesalahan dalam penilain kinerja.

2.3. Penilaian Responden Terhadap Motivasi Kerja Karyawan

Menurut Rivai (2004), bahwa motivasi adalah serangkaian dan nilai- nilai

yang mempengaruhi individu untuk mencapai hal yang spesifik sesuai dengan

Skor Tujuan dan manfaat penilaian prestasi

a. Tujuan penilaian prestasi dilaksanakan 2.86

b. Penilaian prestasi bermanfaat bagi karyawan dan perusahaan 2.92

Waktu penilaian prestasi kerja 2.74

Metode penilaian prestasi kerja

Kriteria penilaian dan standar penilaian 2.56

Proses penilaian prestasi kerja

a. Hasil penilaian prestasi kerja 2.24

b. Penilaian oleh atasan langsung 2.92

c. Keobyektifan penilaian 2.84

d. Kemudahan dan kepraktisan penilaian 2.42

Prosedur penilaian prestasi 2.78

Pelaksanaan rutin penilaian prestasi kerja 2.80

Gambar

Tabel 1. Indikator Pengungkap Data Penilaian Prestasi Kerja Karyawan
Tabel 4. Indikator pengungkap faktor-faktor yang mempengaruhi produktivitas
Tabel 5. Indikator pengungkap penilaian produktivitas tenaga kerja
Gambar 1. Jumlah Komposisi Gender Responden
+7

Referensi

Dokumen terkait

Tujuan dari penelitian ini adalah menghasilkan suatu aplikasi berbasis web yang dinamis pada SMA Negeri 2 Sidikalang dengan menggunakan PHP dan MySQL... 1.5

(2006) yang menyatakan bahwa perusahaan yang memiliki karyawan yang optimis akan?. memiliki produktivitas yang lebih tinggi dari pada perusahaan yang memiliki

4.5 Peranan Pondok Pesantren Al-Ishlah Compreng Dalam Penanaman Pendidikan Politik Santri dan Masyarakat

Alat Penukar Kalor berfungsi untuk mengubah temperatur dan fasa suatu jenis fluida dengan memanfaatkan proses perpindahan panas dari fluida bersuhu tinggi menuju

Sahabat MQ/ Anggota Tim Independen Kasus Bank Century yang dibentuk PDI Perjuangan/ Gayus Lumbuun dan Eva Kusuma Sundari mengatakan/ Pengambil kebijakan atas

Sahabat MQ/ DPRD Kota Yogyakarta/ akhirnya berhasil melakukan rapat pimpinan/ untuk menentukan jatah ketua/ dan wakil ketua 4 komisi/ yang ada di DPRD Kota Yogyakarta//

Etika Kepustakawanan: Suatu Pendekatan Terhadap Profesi dan Kode Etik Pustakawan.. Arsip Korespondensi : Penciptaan dan

Gambar 1.2 Penomoran definitif pada pembungks arsip.. Universitas