• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA

II.4. Teori Tentang Motivasi

II.4.3. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Motivasi

Mangkunegara (2004) menyatakan ada beberapa faktor-faktor pendorong timbulnya motivasi, diantaranya:

a. Kemampuan individu

Seorang petugas tidak dapat terlepas dari kenyataan bahwa mereka adalah sosok individu yang membutuhkan keinginan dan harapan dari tempat dimana dia bekerja. Pemenuhan kebutuhan dalam rangka peningkatan kesejahteraan hidup dilakukan melalui proses trasformasi kemampuan dan keahlian di suatu perusahaan dengan harapan adanya imbalan atas jasa yang diberikan seorang petugas melalui trasformasi kemapuan dan keahliannya.

Dalam melaksanakan pekerjaannya, seorang individu harus menguasai dengan benar-benar apa yang menjadi bidang tugasnya. Seorang individu dalam kapasitasnya sebagai seorang petugas diharapkan memiliki kemampuan yang sesuai dengan kompetensinya dalam pelaksanaan pekerjaannya.

Dalam kaitannya dengan motivasi, bahwa kemampuan individu dapat dikatakan sebagai suatu faktor yang dapat menyebabkan timbulnya motivasi. Apabila seorang individu memiliki kompetensi yang baik dalam mendukungnya dibidang pekerjaannya, maka secara tidak langsung akan tumbuh daya motivasi dari dalam

dirinya untuk meningkatkan kinerja secara lebih baik melalui kemampuan individunya tersebut.

b. Budaya Organisasi

Menurut Robbins (1996), budaya organisasi merujuk kepada suatu sistem pengertian bersama yang dipegang oleh anggota–anggota suatu organisasi, yang membedakan organisasi tersebut dari organisasi lainnya. Beberapa karakteristik budaya organisasi diantaranya adalah toleransi terhadap tindakan berisiko, integrasi, dukungan manajemen, kontrol, dan sistem imbalan.

Menurut Schein (1992:12), budaya organisasi adalah pola dasar yang diterima oleh organisasi untuk bertindak dan memecahkan masalah, membentuk karyawan yang mampu beradaptasi dengan lingkungan dan mempersatukan anggota-anggota organisasi. Untuk itu harus diajarkan kepada anggota termasuk anggota yang baru sebagai suatu cara yang benar dalam mengkaji, berpikir dan merasakan masalah yang dihadapi.

Di dalam suatu organisasi/perusahaan perlu pemeliharaan dan pembinaan budaya organisasi/perusahaan secara komprehensif dan terpadu. Perlunya pemeliharaan dan pembinaan tersebut diharapkan mampu menciptakan iklim kerja yang kondusif dalam rangka peningkatan kinerja, motivasi dan semangat kerja. Dalam kaitannya dengan motivasi, jelas terlihat bahwa dengan adanya iklim kerja yang kondusif dan harmonis oleh karena pemeliharaan dan pembinaan budaya organisasi yang baik, akan meningkatkan motivasi terhadap individu maupun kelompok dalam meningkatkan produktivitas kerja.

c. Kepuasan Bekerja

Kepuasan kerja merupakan suatu kondisi pekerjaan yang mendukung atau tidak mendukung diri petugas yang berhubungan dengan pekerjaan maupun dengan kondisi dirinya. Ketika suatu kondisi yang terjadi dilingkungan pekerjaan seorang individu mendukung hal-hal yang berhubungan dengan pekerjaan maupun dengan kondisi dirinya, maka akan dapat dipastikan bahwa dalam diri individu tersebut akan timbul dorongan motivasi untuk melakukan yang terbaik dilingkungan pekerjaannya sehingga dapat meningkatkan produktivitas kerja individu yang bersangkutan. Adanya persamaan antara kepuasan kerja dengan motivasi semakin mempererat hubungan bahwa kepuasan kerja merupakan faktor-faktor timbulnya motivasi. Persamaan tersebut digambarkan pada dorongan untuk melakukan sesuatu demi tercapainya suatu tujuan organisasi/perusahaan.

Dalam kajian umum, faktor-faktor pembentuk timbulnya motivasi terbagi atas 2 (dua) bagian, yaitu faktor yang berasal dari dalam diri seorang individu (intern) dan faktor yang berasal dari luar (ekstern).

1. Faktor intern

Merupakan faktor yang menimbulkan motivasi yang berasal dari dalam diri seseorang. Unsur pertama berupa daya dorong untuk berbuat dan unsur kedua adalah sasaran atau tujuan (reward) yang akan diarahkan oleh perusahaan itu. Kedua unsur dalam motif ini yang membuat seseorang melakukan kegiatan dan sekaligus mencapai apa yang dikehendaki melalui kegiatan tersebut. Dua unsur tersebut tidak

dapat dipisahkan, karena apabila satu unsur tidak ada, maka tidak akan timbul suatu kegiatan.

Motivasi yang berasal dari dalam diri seseorang (intern) mepunyai persamaan dengan motivasi yang berasal dari luar (ekstern), yaitu persamaan tujuan untuk memenuhi kebutuhan pokok manusia yang bersifat fisik dan non fisik. Apabila kebutuhan tersebut dapat terpenuhi, maka motivasi kerja dalam diri seseorang akan meningkat,(Moenir, 1992).

2. Faktor Ekstern

Menurut Moenir, faktor ekstern merupakan faktor yang menimbulkan

Motivasi yang berasal dari luar diri seseorang yang menyebabkan orang tersebut melakukan pekerjaan yang sesuai dengan tujuan orgahisasi/perusahaan yang dapat berwujud benda dan bukan benda.

Manullang (2001) dalam penelitiannya mengemukakan ada 5 (lima) faktor eksternal yang mempengaruhi timbulnya motivasi yaitu:

a. Achievement (keberhasilan pelaksanaan)

Agar seseorang bawahan dapat berhasil melaksanakan pekerjaanya, maka pimpinan harus memberikan kesempatan kepada bawahan untuk mencapai hasil. Pimpinan juga harus memberi semangat kepada bawahan agar bawahan dapat mengerjakan sesuatu yang dianggapnya tidak dikuasainya. Apabila ia berhasil melakukan hal tersebut, maka pimpinan harus menyatakan keberhasilannya itu.

b. Recognition (pengakuan)

Adanya pengakuan dari pimpinan atas keberhasilan bawahan melakukan suatu pekerjaan. Pengakuan tersebut dapat dilakukan melalui berbagai cara, misalnya dengan menyatakan keberhasilannya langsung ditempat kerja, memberikan surat penghargaan, hadiah berupa uang tunai, medali, kenaikan pangkat atau promosi.

c. The Work it Self (pekerjaan itu sendiri)

Pimpinan membuat usaha-usaha yang nyata dan meyakinkan, sehingga bawahan mengerti akan pentingnya pekerjaan yang dilakukannya. Untuk itu harus dihindarkan kebosanan yang mungkin muncul dalam pekerjaan serta penempatan petugas yang sesuai dengan bidangnya.

d. Responsibilities (tanggung jawab)

Untuk dapat menimbulkan sikap tanggung jawab terhadap bawahan, maka pimpinan harus menghindari pengawasan yang ketat, dengan memberikan kesempatan kepada bawahan untuk bekerja sendiri sepanjang pekerjaan itu memungkinkan dan menumbuhkan partisipasi. Penerapan partisipasi akan membuat bawahan terlibat dalam perencanaan dan pelaksanaan pekerjaan.

e. Advancement (pengembangan)

Pengembangan dapat menjadi motivator yang kuat bagi bawahan. Pimpinan dapat memulainya dengan memberi bawahan suatu pekerjaan yang lebih bertanggung jawab. Apabila hal ini sudah dilakukan, maka pimpinan dapat memberikan rekomendasi tentang bawahan yang siap untuk pengembangan, untuk menaikan pangkatnya atau untuk mengikuti pendidikan dan pelatihan lebih lanjut.

Kelima faktor eksternal dalam memotivasi petugas tersebut hendaknya mendapat perhatian dalam birokrasi yang good governance. Kelima faktor inilah yang melandasi kerangka pikir program motivisi dalam suatu organisasi/perusahaan.

Dokumen terkait