• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB V PENUTUP

C. Metode Pengajaran

2. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pemilihan Metode

F. Metode Pembiasaan yang m em uat: 1. Pngertian Pembiasaan.

2. Landasan Teori Metode Pembiasaan. 3. Syarat-syarat Metode Pembiasaan.

4. Kelemahan dan Kekurangan Metode Pembiasaan. 5. Pembiasaan Sebagai Sarana Pendidikan.

Bab III Metodologi Penelitian yang m em uat: A. Tempat, Waktu, dan Subyek Penelitian. B. Rancangan Penelitian.

C. Instrumen Penelitian. D. AalisaData.

Bab V Penutup

Mengakhiri penulisan skripsi pada bab lima yaitu : Kesimpulan dan Saran.

Dalam bab ini penulis membahas landasan teori tentang penelitian yang berjudul Upaya M eningkatkan Prestasi Belajar Fiqih Melalui Metode Pembiasaan Siswa Kelas III MI Al-Iman Senobayan Kecamatan Secang Kabupaten Magelang Tahun A jaran 2007 / 2008. Adapun pengertian prestasi belajar, fiqih, metode, dan pembiasaan akan dibahas satu per satu di pembahasan ini.

A. Prestasi Belajar

1. Pengertian Prestasi Belajar

Dalam pelaksanaan belajar, untuk dapat mengetahui sejauh mana proses belajar mengajar itu berhasil dilaksanakan, maka harus diadakan suatu ‘evaluasi baik secara tertulis maupun praktek. Dari evaluasi tersebut akan menghasilkan nilai yang sering dikenal dengan istilah prestasi belajar.

Prestasi belajar terdiri dari dua gabimgan kata, yaitu kata prestasi dan belajar. Adapun pengertian dari prestasi adalah merupakan bukti keberhasilan usaha yang dapat dicapai. Sedangkan belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan individu untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang barn secara keseluruhan, sebagai hasil pengalaman individu itu sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya.2 1

1 Depdikbud, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta : Balai Pustaka, 1988, him. 700. * '^lameto, Belajar dan Faktor-faktor yan g Mempengaruhinya, Jakarta : Rineka Cipta, 1984, him. 8.

Kemudian dapat disimpulkan bahwa prestasi belajar merupakan hasil dari suatu kegiatan yang telah dilakukan melalui pendidikan dan latihan yang sistematis dan terencana sehingga teijadi perubahan tingkah laku dan kepribadian ke arah yang lebih baik atau yang ingin dicapai dalam pembelajaran atau latihan tersebut. Dapat dikatakan pula bahwa prestasi belajar merupakan produk dari belajar itu sendiri atau merupakan hasil dari proses balajar.

2. Faktor Yang Mempengaruhi Prestasi Belajar

Belajar sebagai proses atau aktifitas disyaratkan oleh banyak faktor. Secara global, faktor yang mempengaruhi prestasi belajar siswa dapat dibedakan menjadi tiga macam, yakniJ ;

a. Faktor Internal (faktor dari dalam siswa), yaitu keadaan atau kondisi jasm ani dan rohani siswa.

b. Faktor Ekstemal (faktor dari luar siswa), yaitu kondisi lingkungan di sekitar siswa.

c. .Faktor Pendekatan Belajar (Aproach to Learning), yaitu jenis upaya belajar siswa yang meliputi strategi dan metode yang digunakan siswa untuk melakukan kegiatan pembelajaran materi-materi pelajaran. Ketiga faktor tersebut dapat dijelaskan sebagai b e rik u t;

a. Faktor Internal Siswa

Faktor yang berasal dari dalam diri siswa dibagi menjadi dua aspek, y a itu : 3

1) Aspek Fisiologis (yang bersifat jasmaniah)

Kondisi organ-organ khusus siswa, seperti tingkat kesehatan panca indera, sangat mempengaruhi siswa dalam menyerap informasi dan pengetahuan yang disajikan di kelas.

2) Aspek Psikologis

Faktor yang termasuk aspek psikologis dibagi menjadi lima, yaitu ; a) Faktor Intelegensi Siswa

Faktor intelegensi siswa merupakan faktor bawaan sejak lahir. Untuk itu dapat dilihat di lapangan, ada anak yang cerdas dan ada anak yang kurang cerdas, yang keduanya memerlukan perlakuan yang berbeda dalam bimbingan belajar. Anak yang intelegensinya tinggi biasanya lebih cepat menguasai materi pelajaran sehingga prestasinya akan cenderung lebih tinggi. Sedangkan anak yang intelegensinya rendah, mereka membutuhkan waktu yang relatif lama untuk memahami materi pelajaran yang diajarkan oleh guru, b) Sikap Siswa

Sikap siswa adalah gejala internal yang berdimensi afektif berupa kecenderungan untuk mereaksi atau merespon (respon tendency) dengan cara yang relatif tetap terhadap objek orang, barang dan sebagainya, baik secara positif maupun negatif. Sikap positif siswa terhadap materi pelajaran dan guru yang mengajar akan memacu prestasi belajar siswa, begitu juga sebaliknya. Sikap negatif siswa terhadap materi pelajaran dan guru yang mengajar dapat

memicu kesulitan belajar pada siswa, sehingga prestasinya pun akan menurun.

c) Bakat Siswa

Bakat merupakan kemampuan individu untuk melakukan tugas tertentu tanpa banyak bergantung pada upaya pendidikan dan latihan. Bakat sangat berpengaruh terhadap tinggi rendahnya prestasi belajar siswa.

d) Minat Siswa

Adalah kecenderungan dan kegairahan yang tinggi atau keinginan yang besar terhadap sesuatu. Anak yang mempunyai minat yang besar terhadap pelajaran tertentu pasti akan senang mempelajarinya, sehingga akan mendorong tercapainya prestasi belajar yang lebih baik.

e) Motivasi Belajar

Motivasi dapat diartikan sebagai keadaan internal organisme, baik manusia atau hewan, yang mendorongnya untuk berbuat sesuatu.dalam belajar, siswa bisa memperoleh motivasi dari dalam diri siswa, seperti perasaan menyenangi materi pelajaran dan kebutuhan terhadap materi pelajaran, maupun motivasi tersebut sangat berpengaruh terhadap prestasi belajar siswa.

Dari uraian di atas, faktor internal siswa yang mempengaruhi prestasi belajar meliputi aspek fisiologis dan psikologis. Dimana aspek psikologis itu

dibagi lima, yaitu faktor intelegensi siswa, sikap siswa, bakat siswa, minat siswa, dan motivasi belajar.

b. Faktor Ekstemal Siswa

Faktor ekstemal siswa dibagi menjadi dua, yaitu : 1) Faktor Lingkungan Sosial

Yang termasuk dalam lingkungan sosial adalah lingloingan keluarga, sekolah, masyarakat, dan teman sepermainan. Lingkungan sosial yang banyak berpengaruh adalah terhadap kegiatan belajar siswa adalah lingkungan keluarga.

2) Lingkungan Non Sosial

Yang termasuk lingkungan non sosial antara lain gedung sekolah, tempat tinggal siswa, sarana dan prasarana belajar dan lain- lain.

c. Faktor Pendekatan Belajar

Pendekatan belajar dapat dipahami sebagai segala cara atau strategi yang digunakan siswa untuk menunjang keefektifan dan efisiensi dalam proses pembelajaran terentu.

Faktor pendekatan belajar dapat ini dibagi menjadi tiga, yaitu ; 1) Pendekatan tinggi, yang meliputi speculative (spekulasi) dan

achieving (penyelesaian)

2) Pendekatan menengah yang meliputi analitical (analisa) dan deep

3) Pendekatan rendah yang meliputi reproductive (reproduksi) dan

surface (menerima apa adanya).

Demikianlah penjelasan sub pokok tentang prestasi belajar yang penulis sajikan. Dimana dalam sub pokok judul itu penulis membahas tentang prestasi belajar dan faktor yang mempengaruhinya.

B.Fiqih

1. Pengertian Fiqih

Menurut bahasa, “fiqih” berasal dari kata faqiha-yafqahu-fiqhan, yang berarti “mengerti” atau “faham”. Dari sinilah ditarik perkataaan fiqih, yang memberi pengertian kepahaman dalam hukum syariat yang sangat dianjurkan oleh Allah dan RasulNya. Jadi Ilm u Fiqih ialah suatu ilmu yang yang mempelajari syariat yang bersifat amaliah (perbuatan) yang dieroleh dari dalil- dalil hukum yang terinci dari ilmu tersebut.**

Menurut pengertian fuqaha (faqih), fiqih merupakan pengertian zhanni

(sangkaan = dugaan) tentang hukum syariat yang berhubungan dengan tingkah laku mausia. Pengertian mana yang dibenarkan dari dalil-dalil hukum syariat tersebut terkenal dengan Ilmu Fiqih.

Arti fiqih yang populer bagi kaum muslimin pada masa Rasulullah SAW, sahabat dan tabi'in besar adalah segala pengetahuan agama yang tidak mudah diketahui umum atau dengan kata lain arti fiqih pada abad pertama Hijriyah adalah pengetahuan agama yang diperoleh melalui kecerdasan dan 4

kebijaksanaan yang mendalam tentang A l-Q ur'an, hukum-hukum yang terkait dengan peribadatan dan ketentuan-ketentuan lainnya dalam Islam. Perlu diketahui bahwa pada masa ini kaum muslimin belum bemazhab kepada salah satu mazhab tertentu.5

Berbeda dengan abad kedua Hijriyah, yaitu masa lahimya pemuka- pemuka mujtahid yang membangun mazhab dimana fiqih diartikan secara lebih sempit yaitu hukum-hukum yang dipetik dari Kitabullah dan Sunat Rasul melalui ijtihad dan istinbat yang sempuma terhadap hukum-hukum amaliah (perbuatan) para mukallaf.

Selanjutnya sesudah abad kedua Hijriyah arti dan istilah fiqih banyak dipengaruhi dan diwamai oleh pendapat-pendapat para ahli ushul fiqih dan ahli fiqih sebagai satu istilah ilmu pengetahuan mengalami perkembangan dan perubahan. Sebagian ulama mendefinisikannya secara luas dan sebagian yang lain mendefinisikannya secara sempit dan lebih khusus.

Imam Abu Hanifah mendefinisikan fiqih yang dikutip oleh Drs. Abd. Rahman Gazali itu lebih dekat kepada pengertian syari'at, yaitu meliputi pengetahuan tentang usuluddin, akhlak, dan furu' (amaliah manusia). Demikian pula Imam Ibnu Hazm, beliau memasukkan ilmu tafsir / ilmu Al- Qur'an, ilmu hadist, dasar-dasar ushul fiqih dan hukum-hukum fiqih yang disepakati dan diperselisihkan kedalam cakupan pengertian fiqih. Sementara itu para mujtahid lainnya mendefinisikan fiqih secara lebih khusus, yaitu hanya menyangkut masalah -m asalah perbuatan para m ukallaf yang diambil

dari dalil-dalilnya yang tafsiliy. Sekalipun demikian, mereka masih berbeda pendapat tenteng cara memperoleh hukum tersebut. A1 Juijany dan Jalaluddin A1 Makally menjelaskan bahwa pengertian fiqih hanya terbatas pada ilmu yang membawa hukum-hukium yang diambil dari dalil-dalilnya melalui ijtihad. Sedangkan A1 Gazali, At Tahanawiy dan Abdus Salam Al-Qabbaniy menetapkan bahwa fiqih mencakup semua hukum syara' yang amaly baik yang dapat diketahui dengan mudah ataupun dengan jalan ijtihad.0

Berikut beberapa pangertian fiqih yang dikemukakan oleh beberapa ahli fiqih yang dikutip oleh Drs. H. A. Syafi'i Karim :

a. Definisi ilmu fiqih secara umum ialah suatu ilmu yang mempelajari macam-macam syariat atau hukum Islam dan berbagai macam-macam aturan hidup bagi manusia, baik yang bersifat individu maupun yang berbentuk masyarakat sosial.

b. Ilmu fiqih merupakan suatu ilmu yang sangat besar pembahasannya, yang mengumpulkan berbagai ragam hukum Islam dan bermacam aturan hidup, untuk keperluan seseorang, golongan dan masyarakat umum manusia. c. Definisi fiqih menurut ustadz Abdul Hamid Hakim, dalam kitabnya Sulam,

yang dikutip oleh Drs. H. A. Syafi'i Karim antara lain ; 1) Fiqih menurut bahasa Faham, maka tahu akan perkataan engkau, artinya faham aku. 2) Fiqih menurut istilah adalah mengetahui hukum-hukum agama islam dengan cara atau jalannya ijtihad.' 6 7

6 Ibid, him. 8. 7 Op. Cit, hhn. 18.

Kalau kita mengetahui dan mempelajari definisi fiqih yang telah dikemukakan para ahli fiqih dalam berbagai masa perkembangannya, jelaslah bahwa definisi fiqih telah mengalami perubahan sesuai dengan perkembangan zamannya masing-masing.

2. Obyek Fiqih

Mempelajari ilmu fiqih besar sekali faedahnya bagi manusia. Ilmu fiqih memberikan petunjuk kepada manunsia tentang pelaksanaan nikah, talaq, rujuk, dan memelihara jiw a, harta benda, serta kehormatan, juga mengetahui segala hukum yang berhubungan dengan perbuatan manusia.

Yang dibahas dalam fiqih ialah perbuatan orang-orang mukallaf, tentunya orang-orang yang telah dibebani ketetapan hukum agama Islam, berarti sesuai dengan tujuannya.

Yang dibicarakan dalam fiqih (menurut ta 'rif ahli ushul) atau yang dijadikan m adhu'nya ialah segala pekeijaan para m ukallaf dari jurusan hukum.

Adapun hasil pembicaraan atau m ahmulnya ialah salah satu dari jurusan hukum. Yang dimaksud dengan salah satu dari hukum lima, ialah dari hukum taklifi yang lima.

Hukum taklifi a d a la h : 1. Ijab (wajib)

2. Nadab (anjuran) 3. Tahrim (haram)

4. Karahah (menuntut meningkatkan sesuatu perbuatan dengan tuntutan tidak pasti).

5. Ibahah (mubah = membolehkan) dikeijakan atau ditinggalkan.

Hukum mempelajari Ilmu Fiqih itu terbagi menjadi dua, yaitu ilmu fiqih yang wajib dipelajari oleh seluruh umat Islam dan ilmu fiqih yang wajib dipelajari oleh sebagian orang yang ada dalam kelompok mereka ;

1. ) Ada ilmu fiqih itu yang wajib dipelajari oleh seluruh umat islam yang mukalaf, seperti mempelajari masalah salat, puasa dan lain-lain.

2. ) Ada ilmu fiqih yang wajib dipelajari oleh sebagian orang yang ada dalam kelompok mereka (umat Islam), seperti mengetahui masalah pasakh, ruju', syarat-syarat menjadi qadhi' atau wali hakim dan lain-lain.

Selain yang tersebut di atas hukum mempelajari fiqih itu ialah untuk keselamatan di dunia dan akhirat.

Dari uraian di atas dapat dipahami bahwa pokok bahasan dalam ilmu fiqih ialah perbuatan mukalaf menurut apa yang telah ditetapkan syara' dan ketentuan hukumnya. Karena itu dalam ilmu fiqih yang dibicarakan tentang perbuatan-perbuatan yang menyangkut hubungan dengan Tuhannya yang dinamakan “ibadah” dalam pelbagai aspeknya, hubungan dengan orang lain dalam bidang kebendaan dan sebagainya.

3. Tujuan M empelajari Ilmu Fiqih

Yang menjadi dasar dan pendorong bagi umat Islam untuk mempelajari tiqih adalah:

1) Untuk mencari kebiasaan faham dan pengertian dari agama Islam

2) Untuk mempelajari hukum-hukum Islam yang berhubungan dengan kehidupan manusia

3) Kaum muslimin harus bertafaqquh artinya memperdalam pengetahuan dalam hukum-hukum agama baik dalam bidang aqidah dan akhlak maupun dalam bidang ibadah dan muammalat.8

Fiqih dalam Islam sangat penting fungsinya karena ia memmtun manusia kepada kebaikan dan bertaqwa kepada Allah. Setiap saat manusia itu mencari atau mempelajari keutamaan fiqih, karena fiqih menunjukkan kita kepada sunnah Rasul serta memelihara manusia dari bahaya-bahaya kehidupan. Seseorang yang mengetahui dan mengamalkan fiqih akan dapat menjaga diri dari kecemaran dan lebih takut dan disegani oleh musuhnya. Jelasnya tujuan mempelajari ilmu fiqih adalah menerapkan hukum syara' pada setiap perkataan dan perbuatan mukallaf, karena itu ketentuan-ketentuan fiqih itulah yang dipergunakan untuk memutuskan segala perkara dan menjadi dasar fatwa, dan bagi setiap m ukallaf akan mengetahui hukum syara' pada setiap perbuatan atau perkataaan yang mereka lakukan.9

8 Op. Cit, him. 53. 9 Op. Cit. him. 55.

Metode adatah suatu cara mengajar yang berfungsi sebagai alat untuk mencapai tujuan pengajaran.10 11 Semakin baik metode yang digunakan akan semakin efektif dan efisien pula pencapaian tujuannya.

1. Ciri-ciri umum metode mengajar pendidikan agama Islam

Metode dan pengajaran cara-cara bimbingan dalam pendidikan Islam berbeda-beda dan berlainan, tetapi terdapat ciri-ciri dan sifat umum yang menonjol, antara lain adalah11 :

a. Berpadunya metode-metode atau cara-cara, dari segi tujuan dan alat, dengan jiwa dan jiwa akhlak Islam yang mulia. Pendidik muslim baik sebagai guru, ustadz, atau da'i mengambil tujuan-tujuan, metode, prinsip-prinsip dan alat-alatnya dari akhlak Islam. Ia berusaha melaksanakannya dalam suasana keislaman yang sempuma.

b. Metode tersebut bersifat luwes dan dapat menerima perubahan dan penyesuaian sesuai dengan keadaan dan suasana, dan mengikuti sifat pelajar yang menerima perbedaan ilmu dan mata pelajaran dan topik tertentu, begitu juga dengan perbedaan umur pelajar-pelajar dan perbedaan kemampuan-kemampuan dan tahap kematangan mereka. c. Metode tersebut berusaha sungguh-sungguh mengaitkan antara teori dan

praktek, proses belajar dan amal, riwayat dan kefahaman, hafalan dan fahaman, imla' dan ijtihad, memelihara pusaka nenek moyang dan pembaharuan dan daya cipta, memelihara hafalan dan aktifitasnya dan

10 Mansyur, Strategi Belajar Mengajar, Jakarta : Depag RI, 1991, him. 39. 11 Ibid, him. 39.

kemampuan berpikir, dan menekankan peranan positif guru-guru dan pentingnya penggunaan aktifitas murid-murid dalam memperoleh ilmu dan keterampilan. Jadi, siswa-siswa pendidikan Islam telah berjaya memadukan dan mengaitkan antara semua perkara-perkara yang berlawanan tersebut.

d. Membuang cara-cara meringkaskan dalam pengajaran dan menganggap bahwa ringkasan-ringkasan ini sebab-sebab rusaknya kebolehan- kebolehan ilmiah yang berguna.

e. Menekankan kebebasan murid-murid, berdiskusi, berdebat dan berdialog dalam batas-batas kesopanan dan hormat-menghormati. Murid-murid mempunyai kebiasaan mutlak untuk menyatakan pendapat di depan gurunya dalam pendapat dan pikiran jik a ia mempunyai bukti yang benar yang menguatkan pendiriannya.

f. Kalau Pendidikan Islam menghormati hak kebebasan murid-murid dan pribadi, dan pendapatnya dalam turut serta pada proses pendidikan, ia juga mengangkat deraj ad guru dan meletakkannya dalam tingkat pimpinan dan tauladan dalam bidang pikiran dan spiritual dan memberinya hak penghargaan dan penghormatan dan mengajak murid- murid patuh dan mendengar padanya. Begitu juga diberinya hak untuk memilih metode yang dianggapnya sesuai bagi suatu pelajaran dan tabiat muri d-muri dny a.

2. Faktor-faktor yang mempengaruhi pemilihan raetode mengajar

Banyak faktor yang mempengaruhi pemilihan metode mengajar pendidikan Islam, diantaranya12:

a. Guru / Instruktur

Guru hendaknya terampil memilih dan menggunakan bermacam metode belajar-mengajar, dalam melaksanakan tugas mendidik melalui proses belajar-mengajar memerlukan berbagai pengetahuan dan kemampuan, diantaranya;

1. ) Menguasai materi pelajaran. 2. ) Menguasai metodologi pengajaran. 3. ) Menguasai dikdatik metodik.

4. ) Menguasai ilmu jiwa perkembangan. 5. ) Menguasai bimbingan dan penyuluhan. b. Siswa / Peserta Latihan.

Dalam kegiatan pengajaran siswa atau peserta latihan selalu mendapat sorotan yang utama. Guru harus memperhitungkan siapa yang akan dihadapinya. Yang harus diperhitungkannya adalah tingkat intelektual dan latar belakang pendidikan para peserta, tingkat usianya, kelas berapa yang dihadapi serta lingkungan sosial dan budayanya. Semua itu mempengaruhi metode yang akan dipilih.

12

c. Tujuan yang hendak dicapai

Guru pada waktu akan mengajar hams memahami benar-benar tujuan penddidikan yang akan dicapai.

d. Bidang studi / mata pelajaran yang akan diajarkan

Tiap-tiap mata pelajaran, bidang studi mempunyai karakteristik atau ciri-ciri tersendiri. Misalnya bidang studi matematika tidak akan sama dengan ilmu pengetahuan sosial, untuk itu penekanan pemilihan metode tentu saja akan berbeda.

e. Fasilitas

Kegiatan belajar dan mengajar di kelas memerlukan sarana atau fasilitas yang sesuai dengan kegiatan yang akan dilakukan oleh gum dan murid.

Fasilitas yang tersedia turut menentukan pilihan mengajar. Semakin lengkap fasilitas yang tersedia maka akan semakin baik metode yang kita pilih dan tujuan pengajaran akan tercapai dengan efisien.

Sarana-sarana fisik yang tersedia seperi ruang praktikum, tersedianya / alat-alat audio visual, bahan-bahan lainnya yang berhubungan dengan

alat-alat eksperimen juga tak kalah pentingnya dalam pemilihan metode yang akan digunakan untuk mengajar. Tidak cukup hanya memahami ciri- cirinya saja, tetapi faktor-faktor yang mempengaruhi didalan pemilihan metode pun perlu kita ketahui.

D.Metode Pembiasaan

Dokumen terkait