• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II. KAJIAN TEORI

B. Pekerjaan

3. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pemilihan Pekerjaan

Winkel (1997 : 592-597) menuliskan bahwa terdapat faktor-faktor dari

dalam dan luar diri yang sangat mempengaruhi pemilihan pekerjaan, yaitu:

a. Faktor-faktor dari dalam diri 1) Minat

Minat adalah kecenderungan yang agak menetap pada seseorang

untuk merasa tertarik pada suatu pekerjaan tertentu yang akan

mendatangkan keuntungan atau kepuasan. Seseorang meminati

pekerjaan tertentu yang mungkin saja berkaitan dengan

benda-benda mati, berurusan dengan orang, atau berurusan dengan data

dan ide-ide yang diolah secara mental dan dihubungkan satu sama

lain. Minat pada pekerjaan tertentu akan menjadi salah satu faktor

penentu keberhasilan dalam melakukan pekerjaannya.

2) Nilai-nilai kehidupan

Nilai-nilai kehidupan adalah sesuatu yang menjadi pedoman dan

pegangan dalam hidup seseorang sampai umur tua dan sangat

menentukan gaya hidup seseorang. Beberapa contoh nilai

kehidupan ialah: gengsi dalam masyarakat, wibawa, kebaikan

prestasi tinggi, harga diri, lepas dari dikagumi orang lain, mencari

kepuasan dalam memiliki kekayaan, kesenangan bagi diri sendiri,

ilmu, dan peningkatan pengaruh agama dalam kehidupan

masyarakat. Nilai-nilai kehidupan ini memiliki kaitan dengan

pemahaman diri yang berpengaruh terhadap pekerjaan yang akan

dimasuki.

3) Kecerdasan

Kecerdasan diartikan sebagai kemampuan seseorang untuk

mempelajari, menyesuaikan diri dan memecahkan

persoalan-persoalan baru (Prabu, 1982 : 11). Kecerdasan yang dimiliki setiap

orang itu berbeda-beda. Seseorang dalam memilih pekerjaan,

dipengaruhi oleh kecerdasan yang dimiliki. Beberapa bidang

pekerjaan yang tidak terlalu menuntut kecerdasan di atas rata-rata

merupakan pekerjaan sederhana dan rutin. Ada pula bidang

pekerjaan yang membutuhkan seseorang yang memiliki kecerdasan

rata-rata atau di atas rata-rata. Taraf kecerdasan ini tidak menjadi

satu-satunya faktor penentu keberhasilan seseorang pada

pekerjaannya, karena masih ada faktor-faktor lain yang

mempengaruhi.

4) Bakat

Bakat adalah potensi atau kemampuan yang dapat dikembangkan

melalui belajar dan akan menjadi kecakapan. Kemampuan yang

bidang kesenian. Contoh bakat, yaitu: kemahiran verbal, penalaran

numerik, pengamatan ruang, kecepatan, kemampuan artistik, dan

ketangkasan fisik. Banyak orang yang terpaksa menjalankan

tugasnya yang tidak sesuai dengan bakatnya dan faktor dari dalam

diri lainnya, karena mereka tidak atau kurang menyadari bakat apa

yang dimiliki.

5) Sifat-sifat

Sifat-sifat merupakan ciri-ciri kepribadian yang memberikan corak

khas pada seseorang, seperti riang gembira, ramah, halus, teliti,

terbuka, fleksibel, tertutup, lekas gugup, pesimis, dan ceroboh.

Sifat-sifat yang kurang sesuai dengan tuntutan pekerjaan akan

mempersulit seseorang dalam menjalankan peran kerja dalam

bidangnya, misalnya seorang calon dokter tidak boleh bersifat

ceroboh, dan lekas gugup tetapi memiliki sifat teliti, tekun, ramah,

dan tegas. Namun, sangat sulitlah menentukan secara pasti apakah

setiap sifat membantu atau menghambat peranan dari tuntutan

masing-masing pekerjaan.

6) Keadaan jasmani

Keadaan jasmani adalah ciri-ciri fisik yang dimiliki seseorang

seperti tinggi badan, ketampanan, ketajaman alat penginderaan,

kekuatan otot, dan jenis kelamin. Pekerjaan tertentu memerlukan

sekarang jenis kelamin pria dan wanita mendapatkan kesempatan

yang sama untuk memperoleh pekerjaan.

Masing-masing faktor di atas tidak dapat berdiri sendiri, tetapi

adanya saling terkait satu dengan yang lainnya. Pekerjaan-pekerjaan

yang dilakukan tidak cukup hanya membutuhkan kecerdasan saja,

tetapi dibutuhkan minat terhadap pekerjaan tersebut atau tidak cukup

memiliki keadaan jasmani yang sesuai tanpa adanya minat.

b. Faktor dari Luar Diri

1) Pengaruh keadaan sosial-budaya terhadap pemilihan pekerjaan.

Sebagian besar masyarakat masih berpandangan pekerjaan tertentu

hanya dapat dilakukan oleh pria dan wanita. Misalnya, selama

masyarakat beranggapan bahwa pekerjaan sekretaris adalah

pekerjaan untuk wanita, pria akan cenderung menghindari bidang

pekerjaan itu.

2) Pengaruh keadaan sosial-ekonomi negara atau daerah terhadap

pemilihan pekerjaan.

Ketersediaan pekerjaan dipengaruhi keadaan sosial-ekonomi

negara atau daerah. Misalnya, laju pertumbuhan ekonomi. Selain

itu, penggolongan masyarakat berdasarkan sosial-ekonominya.

Misalnya, seseorang yang hidup di daerah yang masih terbelakang

dan sekaligus berasal dari golongan sosial-ekonomi rendah

3) Pengaruh keadaan keluarga terhadap pemilihan pekerjaan.

Keluarga memiliki pengaruh terhadap pemilihan pekerjaan. Status

sosial-ekonomi keluarga, harapan dan pandangan keluarga sangat

mempengaruhi pemilihan pekerjaan seseorang. Misalnya, dengan

pendapatan orang tua yang tinggi, mereka mampu membiayai

sekolah anak. Misalnya, dokter umumnya berasal dari keluarga

yang mampu secara ekonomi.

Sama halnya dengan faktor dari dalam diri, pemilihan pekerjaan

yang sesuai dengan faktor dari luar diri tidak dapat dipisahkan satu

dengan yang lainnya. Pengaruh besar dari faktor luar diri seperti

pengaruh keadaan keluarga dipengaruhi juga keadaan sosial-budaya.

Faktor-faktor dalam dan luar diri sangat mempengaruhi seseorang

dalam memilih pekerjaan. Minat yang menjadi salah satu faktor dalam

diri yang cukup mempengaruhi dalam pemilihan pekerjaan dan

menjadi salah satu bagian yang menarik untuk diteliti. Tetapi, perlu

disadari minat hanya salah satu bagian pada faktor dalam diri yang

mempengaruhi pemilihan pekerjaan sedangkan masih banyak faktor

yang dapat diteliti. Seseorang dalam memilih pekerjaan tidak cukup

hanya meminati saja tetapi perlu diperhatikan adanya faktor yang lain

seperti nilai kehidupan, bakat, keadaan jasmani, sifat, lingkungan

C. Klasifikasi Bidang Pekerjaan

1. Klasifikasi Bidang Pekerjaan Menurut Anne Roe

Roe mengklasifikasian sistem klasifikasi bidang pekerjaan menjadi

dua dimensi, yaitu pengklasifikasian bidang pekerjaan secara horizontal

dan vertikal. Pengklasifikasian pekerjaan secara horizontal yaitu pekerjaan

yang menunjuk pada bidang-bidang pekerjaan. Bidang-bidang pekerjaan

tersebut ada yang berorientasi pada kontak dengan orang lain dan adapula

berorientasi pada benda-benda. Pengklasifikasian pekerjaan secara vertikal

yaitu penggolongan pekerjaan yang menunjukkan tingkat fungsi, cakupan

tanggungjawab, jenjang kemampuan dan kapasitas yang dibutuhkan dalam

melaksanakan pekerjaannya. Secara horizontal Anne Roe menggolongkan

bidang pekerjaan menjadi delapan kelompok, di antaranya (Sukardi, 1987

: 142-143) :

a. Budaya (General Cultural)

Bidang pekerjaan yang berhubungan dengan memelihara, melindungi

dan melestarikan warisan budaya. Pekerjaan ini di antaranya termasuk

dalam lapangan jurnalistik, pendidikan, dan ilmu bahasa.

b. Organisasi (Organization)

Bidang pekerjaan ini menitikberatkan pada pengaturan dan kerja sama

dalam lapangan bisnis, industri, dan pemerintahan. Pekerjaan ini

membutuhkan orang yang mampu menjalin hubungan yang baik

c. Pekerjaan Lapangan (Outdoor)

Bidang pekerjaan ini meliputi hal-hal yang berhubungan dengan

bidang pertanian, perikanan, kehutanan, pertambangan, dan

pekerjaan-pekerjaan luar ruangan lain. Pekerjaan ini tidak membutuhkan

kemampuan hubungan personal (antar manusia) dalam pekerjaan

utamanya.

d. Pemberi Layanan (Service)

Tugas utama pekerjaan ini adalah memberi perhatian/pelayanan

terhadap perasaan, kebutuhan, dan kesejahteraan orang perorangan.

Pemberi layanan ini meliputi konselor, pekerja sosial, pelayan dalam

rumah tangga, dan pelayanan lain yang berorientasi pada pemberian

perlindungan pada orang lain. Inti dari pekerjaan pemberi layanan

adalah pelaku kerja melakukan sesuatu bagi orang lain.

e. Pengetahuan (Science)

Bidang pekerjaan ini berkaitan dengan praktek teori-teori ilmiah,

riset-riset sains yang tidak berorientasi pada manusia (riset-riset dalam ilmu

psikologi dan budaya termasuk kategori pekerjaan budaya).

f. Seni dan Hiburan (Arts and Entertainment)

Bidang pekerjaan ini membutuhkan bakat, keahlian khusus, dan

kreativitas dalam seni, termasuk pertunjukan di atas panggung. Fokus

pekerjaan ini adalah pada relasi manusia (baik individu maupun

manusia yang lain. Hubungan interpersonal menduduki peran yang

penting dalam pekerjaan ini.

g. Teknologi (Technology)

Bidang pekerjaan ini meliputi berbagai hal yang berkaitan dengan

produksi, pemeliharaan, dan penggunaan barang-barang, misalnya

pekerjaan dalam bidang teknik, pertukangan, kerajinan dan

perdagangan mesin. Hubungan interpersonal bukan menjadi faktor

penting dalam jenis pekerjaan ini karena fokus utama pekerjaan bidang

ini adalah benda-benda.

h. Usaha dan Dagang (Business Contact)

Bidang pekerjaan ini berfokus pada penjualan secara langsung

(berhadapan), investasi, kontraktor, dan relasi perorangan sangat

penting untuk pekerjaan ini. Tetapi pekerjaan ini difokuskan pada

pendekatan dalam menjalani relasi yang lebih baik daripada melayani.

Secara vertikal Anne Roe menggolongkan enam tingkat pekerjaan, yaitu

(Sukardi, 1987: 143-146):

a. Professional dan Managerial I

Tingkat ini meliputi innovator (penemu cara baru atau pembaharu),

creator (penemu), top manager (orang yang memiliki kemampuan mengatur dengan baik), dan tenaga administratif dengan

tanggungjawab penuh dalam memberikan mandat. Ciri-ciri tingkat ini,

memiliki wewenang membuat kebijakan, dan pendidikan setingkat S1

atau yang sederajat.

b. Professional dan Managerial II

Tingkat ini memiliki perbedaan dari segi otonomi atau kebebasan yang

diterapkan lebih sedikit bila dibanding dengan tingkat pertama.

Ciri-ciri tingkat ini, yaitu: bertanggungjawab menginterpretasi atau

menjelaskan kebijakan, memiliki kemampuan untuk melaksanakan

kebijakan, dan membutuhkan pendidikan setingkat diploma.

c. Semiprofessional

Tingkat ini pada dasarnya memiliki ciri, yaitu: rendahnya

tanggungjawab kepada yang lainnya, pelaksana kebijakan, dan

membutuhkan pendidikan sekolah menengah (STM/SMK).

d. Skilled

Orang-orang di tingkat ini menghendaki semacam latihan khusus dan

pengalaman. Misalnya, seseorang yang bekerja memotong rambut

memerlukan adanya latihan khusus dan mempunyai pengalaman yang

banyak dalam memotong rambut orang lain.

e. Semi skilled

Pekerjaan ini termasuk di dalamnya terlatih dan berpengalaman tetapi

kurang bila dibanding dengan tingkat skilled. Sebagai tambahannya

tingkat ini memiliki otonomi yang kurang dan inisiatif yang kurang

f. Unskilled

Orang-orang di tingkat ini tidak memerlukan persyaratan

kecakapan khusus. Pekerjaan mereka tidak memerlukan kecakapan

khusus atau pendidikan formal tertentu. Kebutuhan mereka adalah

contoh yang sederhana dan praktis atau dengan cara diberikan

pekerjaan sederhana secara berulang-ulang.

2. Klasifikasi Bidang Pekerjaan Menurut Klasifikasi Jabatan Indonesia (KJI)

Klasifikasi Jabatan Indonesia (KJI) edisi revisi 1986 disusun oleh

Departemen Tenaga Kerja dan Transmigrasi serta Biro Pusat Statistik.

Tujuan penerbitan KJI adalah memberikan informasi tentang jenis-jenis

pekerjaan bagi guru pembimbing / konselor sekolah, guru-guru, para siswa

dan pihak sekolah. Penyusunan KJI pada prinsipnya tidak menyimpang

dari buku International Standard Clasification of Occupations (ISCO)

tahun 1969 terbitan International Labour Organization (ILO) (Sukardi,

1987 : 352)

KJI ini disusun dengan maksud agar tersedia informasi tentang

profil dari kategori pekerjaan untuk setiap sektor lapangan usaha. Sistem

KJI ini dirumuskan berdasarkan tugas-tugas suatu jabatan tertentu yang

mencerminkan tugas salah satu pekerjaan yang terhimpun dalam rumpun

kelompok pekerjaan tertentu yang memiliki dasar-dasar persamaan sifat

tugasnya. Prinsip-prinsip tersebut diterapkan dalam sistem KJI menjadi

Kode pekerjaan dalam KJI menunjukkan hubungan antara

golongan pokok, golongan, kelompok jabatan dan jabatan yang terdapat

pada sistem klasifikasi. Delapan golongan pokok jabatan dan satu

golongan pokok khusus (untuk anggota Angkatan Bersenjata RI) yang

membentuk KJI dapat dirinci sebagai berikut:

a. Tenaga professional, teknisi dan tenaga lain yang berhubungan dengan

itu (ybdi).

b. Tenaga kepemimpinan dan ketatalaksanaan.

c. Pejabat pelaksana, tenaga tata usaha dan tenaga ybdi.

d. Tenaga usaha penjualan.

e. Tenaga usaha jasa.

f. Tenaga usaha pertanian termasuk perkebunan, peternakan, perikanan,

kehutanan dan perburuhan.

g. Tenaga produksi dan tenaga ybdi, operator angkutan dan tenaga

pekerja kasar.

h. Tenaga kerja yang tidak dapat diklasifikasikan ke dalam suatu jabatan.

i. Anggota Angkatan Bersenjata Republik Indonesia (ABRI).

Pengklasifikasian bidang pekerjaan menurut Anne Roe berbeda dengan

KJI. Namun, KJI menguraikan berbagai jenis-jenis dan tugas-tugas dari

masing-masing pekerjaan yang dapat digolongkan sesuai dengan bidang

Dokumen terkait