i
Skripsi
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Bimbingan dan Konseling
Oleh:
Heny Susi Kodoatie
NIM: 031114025
PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING JURUSAN ILMU PENDIDIKAN
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
iv
yang hidupnya berkenan kepada-Nya;
Apabila ia jatuh, tidaklah sampai tergeletak,
sebab Tuhan menopang tangannya.
(Mazmur 37 : 23-24)
Kupersembahkan karya ini kepada:
Tuhan Yesus yang selalu menopang tanganku.
Bapak Reinhard Kodoatie, almh. Ibu Ellen Koessoy,
kak Noldi dan kak Ana serta Icel (keponakanku), kak Junike, kak
Melky, dan kak Maria, serta sahabat-sahabatku
vii
SEBAGAI DASAR USULAN TOPIK-TOPIK BIMBINGAN KARIER (menurut teori klasifikasi bidang pekerjaan Anne Roe)
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui minat pekerjaan siswa-siswi kelas X SMA BOPKRI I Yogyakarta Tahun Ajaran 2008/2009. Hasil penelitian yang diperoleh akan menjadi dasar usulan topik-topik bimbingan karier yang dibutuhkan oleh siswa dan usulan topik-topik bimbingan karier yang dibutuhkan oleh siswa-siswi.
Penelitian ini termasuk penelitian deskriptif dengan metode survei. Populasi dalam penelitian ini berjumlah 200 siswa-siswi kelas X SMA BOPKRI I Yogyakarta Tahun Ajaran 2008/2009. Instrumen penelitian ini adalah skala minat pekerjaan yang terdiri dari 88 butir yang dikembangkan berdasarkan teori klasifikasi bidang pekerjaan Anne Roe. Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah distribusi normal (mean, standard deviasi) dan pengkategorisasian jenjang minat berdasarkan mean.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pekerjaan yang sangat tidak diminati sebanyak 4 pekerjaan, kurang diminati sebanyak 47 pekerjaan, cukup diminati 29 pekerjaan, diminati sebanyak 8 pekerjaan sedangkan sangat diminati tidak ada. Pekerjaan yang berkategori kurang diminati sebanyak 47 pekerjaan lebih banyak daripada pekerjaan yang berkategori diminati sebanyak 8 pekerjaan.
viii
b. Tugas, tanggungjawab dan keahlian yang dibutuhkan dari pekerjaan tersebut.
3. a. Pemilihan pekerjaan yang sesuai dengan faktor-faktor dalam diri. b. Pemilihan pekerjaan yang mempertimbangkan faktor-faktor luar diri.
ix
ACADEMIC YEAR 2008/2009 AS FOUNDATION OF CAREER GUIDANCE TOPICS PROPOSAL
(based on theory of classification occupation field to Anne Roe).
The objective of this research was to understand the occupational interest of the tenth grade students BOPKRI I Senior Highs School Yogyakarta in the academic year of 2008/2009. The results of this research will be thefoundation of career guidance topics proposal needed by the students.
This research was a descriptive study using a survey method. Population of this research was 200 of the tenth grade students BOPKRI I Senior High School Yogyakarta in the academic year of 2008/2009. The research instrument used in this research was occupational interest scale consists of 88 items developed based ontheory of classification occupation field to Anne Roe. In this thesis, researcher used normal distibution and to analyze (mean, standard deviation) and ordinal categorization to analyze the data.
The results of this research indicates that 4 occupations were highly uninterested, 47 occupations were less interested, 29 occupations were mildly interested, and 8 occupations were interested, and where as there were not occupations which highly interested it could be generally concluded that. 47 occupations were uninterested compared to 8 interested occupations.
The fact above represented: 1) prestige of each occupation highly effected students occupational interest, 2) most of the student did not have sufficient knowledge on types of occupations, and 3) students need to of aware the in and out self to choose occupation factors.
Based on those fact, researcher propose some topics bellow: 1. a. My opinion about occupations in Indonesian.
b. Build up exact opinion about occupations. 2. a. Build up aware of need to choose occupation.
xi skripsi ini.
Penulis menyadari bahwa banyak pihak yang telah memberikan bantuan selama penulisan skripsi ini. Penulis mengucapkan banyak terimakasih kepada: 1. Bapak Fajar Santoadi, S.Pd sebagai Dosen Pembimbing yang telah
membimbing penulis dari awal sampai akhir penulisan skripsi.
2. Panitia penguji skripsi yang memberikan kesempatan kepada penulis untuk mempertanggungjawabkan dan mempertahankan skripsi ini.
3. Ibu Dr. M.M Sri Hastuti, M.Si sebagai Kaprodi Bimbingan dan Konseling Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sanata Dharma Yogyakarta yang telah memberikan ijin untuk menulis skripsi ini.
4. Bapak Drs. Priyanto sebagai kepala sekolah SMA BOPKRI I Yogyakarta yang telah memberikan ijin untuk melakukan penelitian di sekolah SMA BOPKRI I Yogyakarta.
5. Ibu Dra. Tyas Rahwinarni sebagai koordinator BK SMA BOPKRI I Yogyakarta yang telah memberikan ijin penelitian kepada siswa-siswi kelas X pada jam BK.
6. Para staf BK SMA BOPKRI I Yogyakarta Tahun Ajaran 2008/2009 yang membantu selama penelitian.
7. Siswa-siswi SMA BOPKRI I Yogyakarta Tahun Ajaran 2008/2009 terkhusus siswa-siswi kelas X yang telah membantu penulis dalam mengisi skala minat pekerjaan untuk penelitian.
xii
kakakku Noldi, Junike, Melky dan Maria, serta kakak iparku Ana dan keponakanku Michell yang selalu memberikan dukungan dalam bentuk apapun.
11.Keluarga besar yang ada di Cirebon, Jakarta, Manado, Soroako dan Jayapura yang memberikan semangat untuk menyelesaikan skripsi dengan baik dan bermutu.
12.Teman-teman se-almamater SD YPS Singkole Soroako, SMP YPS Singkole Soroako, SMA BOPKRI I Yogyakarta, dan teman-teman BK Sanata Dharma yang seperjuangan dalam menyelesaikan skripsi.
13.Teman-teman kost lama di Pringgodani (Mba Teti, Mba Dora dan Dian), teman-teman kost baru di Kepuh (Kak Adel, Kak Tina, Kak Widya, Kak Ina, Kak Eka, Klaudi, Gita dan Lin) yang menghibur dikala sedih dan senang. 14.Teman-teman PPL SMP BOPKRI III Yogyakarta, PLBK I SMA N I Depok
Yogyakarta, dan PLBK II P.A Betlehem Temanggung yang memberikan warna selama bersama.
15.Teman-teman PERKANTAS baik teman-teman PAKY, PMKY, TPS, PSKY, dan teman-teman NGC yang memberikan dukungan utuk tetap mengandalkan Tuhan Yesus selama-lamanya.
16.Setiap pihak yang membantu dan yang tidak bisa disebutkan satu persatu.
Pada akhirnya penulis menyadari bahwa skripsi ini jauh dari sempurna. Semoga karya ini memberi manfaat bagi semua pembaca pada umumnya dan bagi penulis khususnya.
xiii
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING...ii
HALAMAN PENGESAHAN………iii
HALAMAN MOTO DAN PERSEMBAHAN……...……….…...iv
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ...v
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI ...vi
ABSTRAK...vii
ABSTRACT...ix
KATA PENGANTAR………....xi
DAFTAR ISI………...xiv
DAFTAR LAMPIRAN……….xvi
DAFTAR TABEL ... xvii
BAB I. PENDAHULUAN...1
A. Latar Belakang Masalah ………1
B. Rumusan Masalah ...5
C. Tujuan Penelitian ...5
D. Manfaat Penelitian ...6
E. Definisi Operasional ...7
BAB II. KAJIAN TEORI...8
A. Minat ...8
1. Pengertian Minat ...8
2. Macam-macam Minat Pekerjaan ...9
B. Pekerjaan ...10
1. Pengertian Pekerjaan ……….10
2. Tahap Proses Pemilihan Pekerjaan. ………..11
xiv
D. Bimbingan Karier……….26
1. Pengertian Bimbingan Karier ………26
2. Tujuan Bimbingan Karier di SMA ………26
BAB III. METODOLOGI PENELITIAN……….28
A. Jenis Penelitian ………...28
B. Populasi Penelitian ……….28
C. Instrumen Penelitian ………...29
1. Jenis Alat Ukur ………...29
2. Pemberian Skor ………...30
3. Kisi-kisi Skala ………...….30
D. Pertanggungjawaban Mutu Alat Ukur ………...34
1. Validitas Alat Ukur ………...34
2. Reliabilitas ………...35
E. Prosedur Pengumpulan Data ………..………...38
1. Tahap Persiapan...38
2. Tahap Pelaksanaan...39
F. Teknik Analisis Data...39
BAB IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN...42
A. Hasil Penelitian... ………...42
B. Pembahasan ………...46
BAB V. USULAN TOPIK-TOPIK BIMBINGAN KARIER...59
BAB VI PENUTUP ...62
A. Ringkasan ...62
B. Kesimpulan ...65
C. Saran ...67
1. Bagi siswa-siswi SMA BOPKRI I Yogyakarta ...67
xvi
Lampiran 3. Data Hasil Penelitian...105
Lampiran 4. Hasil Kategorisasi Item-item Skala Minat Pekerjaan...133
Lampiran 5. Surat Permohonan Ijin Penelitian...136
xvii
1
Bab ini akan berisi tentang latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan
penelitian, manfaat penelitian dan definisi operasional.
A. Latar Belakang Masalah
Memilih pekerjaan bagi masyarakat di masa lampau bukanlah suatu
tantangan karena hanya mengikuti tradisi keluarga secara turun-temurun. Hal
ini dapat dilihat dari pekerjaan yang ditekuni oleh seseorang, misalnya jika
orang tuanya adalah pengusaha sepeda maka sang anak tinggal meneruskan
usaha yang telah dirintis oleh orangtuanya. Situasi masyarakat sekarang sudah
berbeda. Masyarakat sekarang telah cukup banyak mengetahui
pekerjaan-pekerjaan yang ada. Pekerjaan yang ada harus dipilih karena tidak mungkin
seseorang dapat menekuni semua jenis pekerjaan. Menurut Winkel (1997 :
139) orang dituntut berpikir panjang sebelum mengikatkan diri pada suatu
pekerjaan dalam jangka waktu yang lama dan bersaing yang cukup ketat
ketika memperoleh pekerjaan.
Masyarakat sekarang cukup mengetahui banyak pekerjaan. Salah satu
sumber informasi mengenai pekerjaan dapat diketahui melalui buku referensi
resmi Klasifikasi Jabatan Indonesia (KJI). Buku ini dikeluarkan oleh
Sekolah Menengah Atas (SMA) merupakan lembaga pendidikan
umum sebagai kelanjutan dari SMP dan sebagai persiapan ke Perguruan
Tinggi. Siswa-siswi SMA adalah calon tenaga produktif yang perlu dan
sedang mempersiapkan diri untuk melanjutkan studi sesuai dengan minat
pekerjaan mereka (bagi yang akan melanjutkan pendidikan) dan memasuki
dunia kerja (bagi yang langsung kerja).
Salah satu tugas perkembangan siswa-siswi SMA yang tertulis dalam
Kurikulum Berbasis Kompetensi adalah “Mengembangkan penguasaan ilmu,
teknologi dan seni sesuai dengan program kurikulum dan persiapan karier atau
melanjutkan pendidikan tinggi, serta berperan dalam kehidupan masyarakat
yang lebih luas, yang pada akhirnya mampu mencapai kematangan dalam
pilihan karier” (Depdiknas, 2002). Tugas perkembangan ini seharusnya
mendapat perhatian guru mata pelajaran, guru pembimbing (guru BK), orang
tua dan siswa-siswi SMA tersebut.
Perencanaan karier siswa-siswi SMA menuntut mereka berpikir
mengenai tujuan jangka panjang dan tujuan jangka pendek.
Tujuan jangka panjang, misalnya nilai-nilai kehidupan yang ingin direalisasikan dalam hidup dan pemahaman diri sendiri baik itu bakat, kepribadiannya serta minat terhadap pekerjaan yang tepat dengan aspek yang ada di dalam diri. Tujuan jangka pendek, misalnya memperoleh diploma atau sertifikat dalam rangka mempersiapkan diri memegang pekerjaan tertentu kelak (Winkel, 1997 : 621).
Para siswa perlu menyadari sejak dini tujuan jangka panjang yang dimiliki
Pertanyaan dan pernyataan yang diajukan siswa SMA ketika peneliti
menjalani masa Praktek Lapangan Bimbingan dan Konseling (PLBK I) di
SMAN 1 Depok Yogyakarta adalah: “Setelah lulus, saya lanjut di Perguruan
Tinggi mana yah yang sesuai dengan pekerjaan yang saya minati?”, “Tetapi
saya masih bingung, pekerjaan apa yang sesuai dengan minatku?”, “Saya takut
mengambil pilihan yang salah”. Ini adalah kenyataan bahwa mereka masih
mengalami kebingungan dalam minat pekerjaan.
Pertanyaan yang diajukan siswa SMA tersebut menjadi suatu
pertimbangan peneliti mengambil judul penelitian ini. Siswa-siswi SMA
membutuhkan informasi yang tepat mengenai pekerjaan-pekerjaan, agar kecil
kemungkinan mereka melakukan kesalahan dalam pemilihan pekerjaan.
Kesalahan dalam memilih pekerjaan berdampak pada rendahnya kepuasan
yang akan diperoleh dalam karier dan kehidupannya.
Informasi pekerjaan yang diperlukan oleh siswa-siswi SMA
seharusnya disediakan oleh orang tua sebagai orang yang terdekat dengan
siswa. Namun, kebanyakan orang tua sudah tidak mampu mendampingi
siswa-siswi dalam perencanan karier (Winkel, 1997:139). Seringkali peran
orang tua yang lebih terfokus pada dukungan finansial. Hal ini memaksa
mereka bekerja keras agar dapat memenuhi kebutuhan keluarga termasuk
membiayai pendidikan anak-anak mereka. Konsekuensinya adalah semakin
berkurangnya keterlibatan orang tua dalam pendidikan anak. Oleh karena itu,
dewasa ini guru pembimbing perlu mendampingi siswa-siswi dengan
dapat merencanakan dan menentukan pilihan karier yang tepat sesuai dengan
minat mereka.
Guru pembimbing sebagai orangtua siswa di sekolah perlu
memberikan layanan bimbingan karier yang diharapkan dapat membantu
siswa-siswi SMA. Menurut Sukardi (1987: 222-223) layanan bimbingan
karier membantu siswa-siswi dalam hal (1) mengenal potensi-potensi dasar
seperti minat, sikap, kecakapan dan cita-citanya, (2) mengidentifikasi
nilai-nilai yang ada pada diri siswa tersebut dan yang ada dalam masyarakat, (3)
mengenal bidang pekerjaan yang sesuai dengan potensi dan minatnya, (4)
mengembangkan sikap yang positif dan sehat terhadap dunia kerja, (5)
memahami dampak dari apa yang dilakukan saat ini dengan masa depannya,
(6) mengetahui jenis-jenis pendidikan dan latihan yang diperlukan untuk suatu
bidang pekerjaan tertentu, dan (7) mengembangkan kemampuan memilih dan
merencanakan karier atau studi.
Peneliti melakukan penelitian di SMA BOPKRI I Yogyakarta karena
SMA BOPKRI I Yogyakarta memiliki jam Bimbingan dan Konseling (BK)
yang terjadwal, siswa yang heterogen (jenis kelamin yang berbeda, beraneka
ragam suku bangsa, dan latar belakang pekerjaan orang tua), dan SMA
tersebut berada di daerah kota madya yang memungkinkan informasi
mengenai pekerjaan-pekerjaan cukup diperoleh oleh siswa-siswi. Penelitian
ini dilakukan kepada siswa-siswi kelas X SMA BOPKRI I Yogyakarta Tahun
Ajaran 2008/2009 karena para siswa kelas X SMA BOPKRI I Yogyakarta
atau Bahasa. Selain itu, siswa-siswi kelas X berada pada usia berkisar antara
14-17 tahun yang menurut teori pemilihan pekerjaan Ginzberg usia 11-17
tahun berada pada tahap tentatif. Pada tahap tentatif ditandai dengan
pengenalan pada tuntutan kerja secara bertahap. Salah satu dari tahap tentatif
yaitu munculnya tahap minat dimana siswa-siswi mulai memutuskan
perhatiannya pada aktifitas yang disukai dan tidak disukai.
Maka, siswa-siswi kelas X SMA BOPKRI I Yogyakarta Tahun Ajaran
2008/2009 yang membutuhkan penelusuran minat pekerjaan. Dengan
demikian, peneliti melakukan penelitian ini untuk mendapatkan gambaran
mengenai minat pekerjaan siswa-siswi kelas X SMA BOPKRI I Yogyakarta
Tahun Ajaran 2008/2009. Setelah mendapatkan gambaran mengenai minat
pekerjaan siswa-siswi kelas X SMA BOPKRI I Yogyakarta, peneliti akan
memberikan usulan topik-topik bimbingan karier.
B. Rumusan Masalah
Bagaimanakah minat pekerjaan siswa-siswi kelas X SMA BOPKRI I
Yogyakarta Tahun Ajaran 2008/2009?
C. Tujuan Penelitian
Mengetahui minat pekerjaan siswa-siswi kelas X SMA BOPKRI I Yogyakarta
D. Manfaat Penelitian
1. Guru Pembimbing
Hasil penelitian ini dapat menjadi dasar bagi guru pembimbing
untuk memberikan bimbingan karier seperti memberikan layanan kepada
siswa-siswi SMA dalam hal a) mengenal potensi-potensi dasar, seperti
minat, sikap, kecakapan dan cita-citanya, b) mengidentifikasi nilai-nilai
yang ada pada diri siswa tersebut dan yang ada dalam masyarakat, c)
mengenal bidang-bidang pekerjaan yang sesuai dengan potensi dan
minatnya, d) mengembangkan sikap yang positif dan sehat terhadap dunia
kerja, e) memahami dampak dari apa yang dilakukan saat ini dengan masa
depannya dan mengetahui jenis-jenis pendidikan dan latihan yang
diperlukan untuk suatu bidang pekerjaan tertentu, dan f) mengembangkan
kemampuan memilih dan merencanakan karier atau studi.
2. Peneliti
Hasil penelitian ini dapat bermanfaat sebagai proses belajar dan
berlatih dalam bidang penelitian yang dapat mengembangkan pengetahuan
peneliti, baik teoritis maupun aplikatif dalam mengungkap minat
pekerjaan siswa-siswi SMA.
3. Peneliti lain
Hasil penelitian ini dapat menjadi sumber inspirasi atau bahan
pembanding apabila peneliti lain ingin mengembangkan penelitian di
4. Pembaca
Hasil penelitian ini dapat memberikan informasi yang berguna bagi
para pembaca untuk melengkapi dan mengembangkan pengetahuan
pembaca tentang minat pekerjaan siswa-siswi SMA.
5. Siswa-Siswi
Hasil penelitian ini dapat membantu siswa mengetahui pekerjaan
yang mereka minati. Namun, perlu disadari oleh siswa-siswi bahwa dalam
pemilihan pekerjaan tidak cukup hanya dipengaruhi oleh perasaan tertarik
atau meminati pekerjaan tertentu saja tetapi ada faktor lain seperti
kecerdasan, nilai hidup, bakat, sifat, keadaan jasmani, lingkungan
keluarga, dan lingkungan masyarakat. Maka, siswa-siswi perlu menyadari
sejak dini apa saja faktor-faktor dalam dan luar diri yang sesuai dengan
pekerjaan yang dipilih.
E.Definisi Operasional
Minat pekerjaan siswa-siswi kelas X SMA BOPKRI I Yogyakarta Tahun
Ajaran 2008/2009 adalah kecenderungan siswa-siswi kelas X SMA BOPKRI I
Yogyakarta Tahun Ajaran 2008/2009 untuk merasa tertarik terhadap pekerjaan
yang membutuhkan kesiapan diri sehingga mereka memperoleh kepuasan saat
BAB II
KAJIAN TEORI
Bab ini akan membahas tentang minat, pekerjaan, klasifikasi bidang
pekerjaan dan bimbingan karir.
A. Minat
1. Pengertian Minat
Winkel (1997 : 259) mengartikan minat sebagai suatu kecenderungan
yang agak menetap pada seseorang untuk merasa tertarik pada suatu
bidang tertentu. Menurut Hurlock (1999 : 114) minat merupakan sumber
motivasi yang mendorong orang untuk melakukan apa yang diinginkan,
bila mereka memilihnya secara bebas dan bila mereka melihat bahwa
sesuatu akan menguntungkan dan memuaskan. Menurut Sukardi (1987 :
46) minat merupakan kecenderungan yang mengarahkan individu kepada
suatu pilihan tertentu. Berdasarkan berbagai pendapat tentang pengertian
minat di atas dapat disimpulkan bahwa minat adalah kecenderungan untuk
merasa tertarik terhadap bidang tertentu yang akan mendatangkan
keuntungan dan kepuasan.
Minat mempunyai peranan penting dalam pengambilan keputusan
untuk memilih pekerjaan. Meskipun seseorang mampu mengerjakan
pekerjaannya, tetapi jika ia tidak memiliki minat terhadap pekerjaan
tersebut, kinerja kurang optimal. Seseorang yang tidak optimal dalam
bekerja tidak akan mendapatkan hasil yang baik. Proses kerja akan optimal
bila orang memiliki minat terhadap pekerjaan tersebut. Oleh karena itu,
setiap orang harus mengetahui apakah pekerjaan yang akan ditekuni cocok
dengan minatnya.
2. Macam-Macam Minat Pekerjaan
Hurlock (1999 : 137 & 143) menuliskan berbagai minat, tetapi ada dua
minat yang berhubungan dengan pekerjaan, yaitu:
a. Minat terhadap pelajaran-pelajaran yang nantinya berguna dalam
pekerjaan yang dipilihnya, misalnya melalui pendidikan sekolah atau
kursus.
b. Minat pada pekerjaan meliputi berbagai macam pekerjaan yang ada di
Indonesia yang sesuai dengan bakat, minat dan
kemampuan-kemampuan lain yang dimiliki.
Seseorang mempunyai kecenderungan untuk berinteraksi dengan suatu
objek yang ada di lingkungannya. Apabila objek tersebut dapat
memberikan kesenangan pada dirinya, hal itu akan menimbulkan minat.
Jika tidak, hal itu akan membuat orang tersebut tidak berminat pada objek
tersebut. Jika seseorang mempunyai minat terhadap suatu objek, hal itu
B. Pekerjaan
1. Pengertian Pekerjaan
Seseorang yang melakukan pekerjaan yang disenangi dan sesuai
dengan kemampuannya akan melakukan pekerjaan tersebut secara
optimal. Kamus Bahasa Inggris dapat menunjukkan beberapa kata yang
menunjuk pada pengertian pekerjaan seperti employment, job, occupation,
vocation dan career, namun masing-masing kata tersebut mengandung
makna berbeda.
Kata employment dan job lebih menekankan seseorang sibuk mengerjakan sesuatu dan mendapat imbalan ekonomis atas waktu yang diberikannya, tanpa memperhatikan apakah orang itu sungguh-sungguh merasa terlibat di dalam pekerjaannya dan memandangnya sebagai sumber kepuasan pribadi yang bersifat non ekonomis. Kata occupation lebih menekankan pada aspek bahwa seseorang merasa terlibat di dalam pekerjaannya karena telah mempersiapkan diri untuk memegang pekerjaan itu dan memperoleh kepuasan pribadi, tetapi keterlibatannya masih dapat dibatasi pada jam-jam kerja saja. Kata vocation dan career lebih menekankan aspek bahwa seseorang memandang pekerjaannya sebagai panggilan hidup yang meresapi seluruh alam pikiran dan perasaan (Winkel 1997 : 571).
Berdasarkan pengertian-pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa
kata occupation lebih sesuai dengan pengertian pekerjaan yang ingin
diteliti. Pekerjaan adalah kegiatan yang dilakukan dengan kesiapan diri
sehingga seseorang yang melakukan kegiatan tersebut memiliki kepuasan
2. Tahap Proses Pemilihan Pekerjaan.
Ginzberg (Zunker, 1986 : 19-20) menyimpulkan bahwa pilihan
pekerjaan merupakan proses perkembangan, di mana pada umumnya di
awali dari periode 6-10 tahun, dimulai usia 11 tahun dan berakhir 17 tahun
atau mulai dari dewasa awal. Ginzberg membedakan tiga tahap proses
pemilihan pekerjaan, yaitu: fantasi, tentatif dan realistik. Tahap proses
pemilihan pekerjaan beserta karakteristik dari masing-masing tahap
tersebut, yaitu:
a. Tahap Fantasi (usia kanak-kanak / sebelum 11 tahun)
Anak-anak pada tahap ini melakukan aktivitas yang berorientasi murni
pada permainan. Menjelang akhir tahap ini permainannya cenderung
berorientasi pada kerja (work-oriented).
b. Tahap Tentatif (usia remaja / 11 - 17 tahun)
Tahap ini ditandai dengan pengenalan pada tuntutan kerja secara
bertahap. Tahap tentatif terbagi lagi ke dalam empat tahap, yaitu :
1) Tahap minat dimana individu mulai memutuskan perhatiannya
pada aktifitas yang disukai dan tidak disukai.
2) Tahap kemampuan dimana individu memiliki satu kecakapan yang
mengarahkan pada aspirasi pekerjaan.
3) Tahap nilai dimana individu memiliki persepsi mengenai pekerjaan
dan mulai menaruh niat yang kuat pada dorongan pada pekerjaan
4) Tahap transisi dimana individu membuat keputusan untuk memilih
pekerjaan dan kemudian membuat pertanggungjawaban terhadap
putusan karier.
c. Tahap Realistik (usia dewasa awal / 17 tahun – dewasa tengah)
Tahap ini terjadi penyesuaian berbagai kemampuan, minat, nilai-nilai
hidup terhadap spesifikasi pilihan pekerjaan. Tahap realistik terbagi ke
dalam tiga tahap, yaitu :
1) Tahap eksplorasi dimana individu memasuki masa perkuliahan.
Selama tahap ini individu semakin sempit pilihan kariernya (dua
atau tiga pekerjaan) tetapi umumnya pada tahap ini belum
menjatuhkan pilihan.
2) Tahap kristalisasi dimana individu semakin spesifik memilih karir.
3) Tahap spesifikasi dimana individu telah memilih pekerjaan atau
mengikuti pelatihan profesional untuk spesifikasi kariernya.
Sama seperti Ginzberg yang menganggap pilihan pekerjaan sebagai
sebuah proses, Super pun (Zunker, 1986 : 23) menganggap pemilihan
pekerjaan sebagai sebuah proses, di mana seseorang membutuhkan proses
dalam menemukan pekerjaan yang sesuai. Proses pemilihan pekerjaan
menurutnya dibagi atas lima tahap, yaitu:
a. Tahap Perkembangan (sejak lahir < 15 tahun)
Anak mengembangkan berbagai potensi, pandangan khas, sikap,
minat, kebutuhan-kebutuhan yang dipadukan dalam struktur gambaran
b. Tahap Eksplorasi (15 – 24 tahun)
Seseorang memikirkan berbagai alternatif pekerjaan, pengambilan
keputusan penting mengenai pendidikan dan penentuan pekerjaan
masa depan, dan terjadi perubahan konsep diri. Pada tahap ini terdapat
tiga tugas perkembangan, yaitu:
1) Kristalisasi (14-18 tahun) dengan karakteristik umum bahwa
individu melakukan perumusan tujuan melakukan pekerjaan,
adanya kesadaran sumber-sumber kepuasan karier, dan akan
adanya berbagai kemungkinan karier bagi dirinya. Pada tahap ini
individu telah mengalami kesadaran minat dan mulai
merencanakan kariernya.
2) Spesifikasi (18-21 tahun) dengan karakteristik bahwa individu
mulai memilah-milah minatnya, adanya kesadaran hubungan hari
ini dan masa yang akan datang, dan menentukan kariernya secara
spesifik, minat cenderung menetap, dan memiliki kepercayaan diri
akan karier yang dipilihnya.
3) Implementasi (21-24 tahun) dengan karakteristik bahwa individu
memiliki keadaran akan adanya kebutuhan karier, melakukan
perencanaan yang sudah dibuat, serta memperoleh pekerjaan.
c. Tahap Pemantapan (25 – 44 tahun)
Tahap ini ditandai dengan ciri seperti seseorang berusaha
menjalani pekerjaan tersebut. Pada tahap ini terdapat dua tugas
perkembangan karier, yaitu:
1) Stabilisasi (25-35 tahun) dengan karakteristik bahwa inidvidu
melakukan kegiatan secara aktual untuk menunjukan prestasi
kerjanya.
2) Konsolidasi (35-44 tahun) dengan karakteristik bahwa individu
memantapkan kariernya dengan promosi kerja, kenaikan pangkat,
pemantapan status yang menunjukkan kariernya berkembang
secara baik.
d. Tahap Pembinaan (45 – 64 tahun)
Seseorang yang sudah dewasa pada tahap ini dapat menyesuaikan diri
dalam penghayatan pekerjaan yang ditekuni selama ini. Orang yang
berusia tengah baya umumnya mempertahankan kedudukan yang telah
diperoleh dalam pekerjaan, keluarga dan masyarakat.
e. Tahap Penurunan (65 tahun ke atas)
Tahap penurunan terjadi apabila seseorang sudah memasuki masa
pensiun dan menjalani masa pensiun tersebut. Mereka tetap melakukan
pekerjaan yang ringan agar tetap memiliki kesibukan.
Berdasarkan pembagian lima tahap pemilihan pekerjaan di atas maka
dapat disimpulkan bahwa siswa-siswi SMA berada pada tahap eksplorasi.
Pada tahap tentatif kesadaran akan minat terhadap karier telah ada.
Siswa-siswi SMA memikirkan berbagai alternatif pekerjaan, mempertimbangkan
keputusan penting mengenai pendidikan dan penentuan akan pekerjaan.
Siswa-siswi SMA pada tahap eksplorasi membutuhkan pendampingan dan
bimbingan berupa pemberian informasi tentang potensi diri yang dimiliki,
jurusan-jurusan yang ada di perguruan tinggi, dan pekerjaan.
3. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pemilihan Pekerjaan.
Winkel (1997 : 592-597) menuliskan bahwa terdapat faktor-faktor dari
dalam dan luar diri yang sangat mempengaruhi pemilihan pekerjaan, yaitu:
a. Faktor-faktor dari dalam diri
1) Minat
Minat adalah kecenderungan yang agak menetap pada seseorang
untuk merasa tertarik pada suatu pekerjaan tertentu yang akan
mendatangkan keuntungan atau kepuasan. Seseorang meminati
pekerjaan tertentu yang mungkin saja berkaitan dengan
benda-benda mati, berurusan dengan orang, atau berurusan dengan data
dan ide-ide yang diolah secara mental dan dihubungkan satu sama
lain. Minat pada pekerjaan tertentu akan menjadi salah satu faktor
penentu keberhasilan dalam melakukan pekerjaannya.
2) Nilai-nilai kehidupan
Nilai-nilai kehidupan adalah sesuatu yang menjadi pedoman dan
pegangan dalam hidup seseorang sampai umur tua dan sangat
menentukan gaya hidup seseorang. Beberapa contoh nilai
kehidupan ialah: gengsi dalam masyarakat, wibawa, kebaikan
prestasi tinggi, harga diri, lepas dari dikagumi orang lain, mencari
kepuasan dalam memiliki kekayaan, kesenangan bagi diri sendiri,
ilmu, dan peningkatan pengaruh agama dalam kehidupan
masyarakat. Nilai-nilai kehidupan ini memiliki kaitan dengan
pemahaman diri yang berpengaruh terhadap pekerjaan yang akan
dimasuki.
3) Kecerdasan
Kecerdasan diartikan sebagai kemampuan seseorang untuk
mempelajari, menyesuaikan diri dan memecahkan
persoalan-persoalan baru (Prabu, 1982 : 11). Kecerdasan yang dimiliki setiap
orang itu berbeda-beda. Seseorang dalam memilih pekerjaan,
dipengaruhi oleh kecerdasan yang dimiliki. Beberapa bidang
pekerjaan yang tidak terlalu menuntut kecerdasan di atas rata-rata
merupakan pekerjaan sederhana dan rutin. Ada pula bidang
pekerjaan yang membutuhkan seseorang yang memiliki kecerdasan
rata-rata atau di atas rata-rata. Taraf kecerdasan ini tidak menjadi
satu-satunya faktor penentu keberhasilan seseorang pada
pekerjaannya, karena masih ada faktor-faktor lain yang
mempengaruhi.
4) Bakat
Bakat adalah potensi atau kemampuan yang dapat dikembangkan
melalui belajar dan akan menjadi kecakapan. Kemampuan yang
bidang kesenian. Contoh bakat, yaitu: kemahiran verbal, penalaran
numerik, pengamatan ruang, kecepatan, kemampuan artistik, dan
ketangkasan fisik. Banyak orang yang terpaksa menjalankan
tugasnya yang tidak sesuai dengan bakatnya dan faktor dari dalam
diri lainnya, karena mereka tidak atau kurang menyadari bakat apa
yang dimiliki.
5) Sifat-sifat
Sifat-sifat merupakan ciri-ciri kepribadian yang memberikan corak
khas pada seseorang, seperti riang gembira, ramah, halus, teliti,
terbuka, fleksibel, tertutup, lekas gugup, pesimis, dan ceroboh.
Sifat-sifat yang kurang sesuai dengan tuntutan pekerjaan akan
mempersulit seseorang dalam menjalankan peran kerja dalam
bidangnya, misalnya seorang calon dokter tidak boleh bersifat
ceroboh, dan lekas gugup tetapi memiliki sifat teliti, tekun, ramah,
dan tegas. Namun, sangat sulitlah menentukan secara pasti apakah
setiap sifat membantu atau menghambat peranan dari tuntutan
masing-masing pekerjaan.
6) Keadaan jasmani
Keadaan jasmani adalah ciri-ciri fisik yang dimiliki seseorang
seperti tinggi badan, ketampanan, ketajaman alat penginderaan,
kekuatan otot, dan jenis kelamin. Pekerjaan tertentu memerlukan
sekarang jenis kelamin pria dan wanita mendapatkan kesempatan
yang sama untuk memperoleh pekerjaan.
Masing-masing faktor di atas tidak dapat berdiri sendiri, tetapi
adanya saling terkait satu dengan yang lainnya. Pekerjaan-pekerjaan
yang dilakukan tidak cukup hanya membutuhkan kecerdasan saja,
tetapi dibutuhkan minat terhadap pekerjaan tersebut atau tidak cukup
memiliki keadaan jasmani yang sesuai tanpa adanya minat.
b. Faktor dari Luar Diri
1) Pengaruh keadaan sosial-budaya terhadap pemilihan pekerjaan.
Sebagian besar masyarakat masih berpandangan pekerjaan tertentu
hanya dapat dilakukan oleh pria dan wanita. Misalnya, selama
masyarakat beranggapan bahwa pekerjaan sekretaris adalah
pekerjaan untuk wanita, pria akan cenderung menghindari bidang
pekerjaan itu.
2) Pengaruh keadaan sosial-ekonomi negara atau daerah terhadap
pemilihan pekerjaan.
Ketersediaan pekerjaan dipengaruhi keadaan sosial-ekonomi
negara atau daerah. Misalnya, laju pertumbuhan ekonomi. Selain
itu, penggolongan masyarakat berdasarkan sosial-ekonominya.
Misalnya, seseorang yang hidup di daerah yang masih terbelakang
dan sekaligus berasal dari golongan sosial-ekonomi rendah
3) Pengaruh keadaan keluarga terhadap pemilihan pekerjaan.
Keluarga memiliki pengaruh terhadap pemilihan pekerjaan. Status
sosial-ekonomi keluarga, harapan dan pandangan keluarga sangat
mempengaruhi pemilihan pekerjaan seseorang. Misalnya, dengan
pendapatan orang tua yang tinggi, mereka mampu membiayai
sekolah anak. Misalnya, dokter umumnya berasal dari keluarga
yang mampu secara ekonomi.
Sama halnya dengan faktor dari dalam diri, pemilihan pekerjaan
yang sesuai dengan faktor dari luar diri tidak dapat dipisahkan satu
dengan yang lainnya. Pengaruh besar dari faktor luar diri seperti
pengaruh keadaan keluarga dipengaruhi juga keadaan sosial-budaya.
Faktor-faktor dalam dan luar diri sangat mempengaruhi seseorang
dalam memilih pekerjaan. Minat yang menjadi salah satu faktor dalam
diri yang cukup mempengaruhi dalam pemilihan pekerjaan dan
menjadi salah satu bagian yang menarik untuk diteliti. Tetapi, perlu
disadari minat hanya salah satu bagian pada faktor dalam diri yang
mempengaruhi pemilihan pekerjaan sedangkan masih banyak faktor
yang dapat diteliti. Seseorang dalam memilih pekerjaan tidak cukup
hanya meminati saja tetapi perlu diperhatikan adanya faktor yang lain
seperti nilai kehidupan, bakat, keadaan jasmani, sifat, lingkungan
C. Klasifikasi Bidang Pekerjaan
1. Klasifikasi Bidang Pekerjaan Menurut Anne Roe
Roe mengklasifikasian sistem klasifikasi bidang pekerjaan menjadi
dua dimensi, yaitu pengklasifikasian bidang pekerjaan secara horizontal
dan vertikal. Pengklasifikasian pekerjaan secara horizontal yaitu pekerjaan
yang menunjuk pada bidang-bidang pekerjaan. Bidang-bidang pekerjaan
tersebut ada yang berorientasi pada kontak dengan orang lain dan adapula
berorientasi pada benda-benda. Pengklasifikasian pekerjaan secara vertikal
yaitu penggolongan pekerjaan yang menunjukkan tingkat fungsi, cakupan
tanggungjawab, jenjang kemampuan dan kapasitas yang dibutuhkan dalam
melaksanakan pekerjaannya. Secara horizontal Anne Roe menggolongkan
bidang pekerjaan menjadi delapan kelompok, di antaranya (Sukardi, 1987
: 142-143) :
a. Budaya (General Cultural)
Bidang pekerjaan yang berhubungan dengan memelihara, melindungi
dan melestarikan warisan budaya. Pekerjaan ini di antaranya termasuk
dalam lapangan jurnalistik, pendidikan, dan ilmu bahasa.
b. Organisasi (Organization)
Bidang pekerjaan ini menitikberatkan pada pengaturan dan kerja sama
dalam lapangan bisnis, industri, dan pemerintahan. Pekerjaan ini
membutuhkan orang yang mampu menjalin hubungan yang baik
c. Pekerjaan Lapangan (Outdoor)
Bidang pekerjaan ini meliputi hal-hal yang berhubungan dengan
bidang pertanian, perikanan, kehutanan, pertambangan, dan
pekerjaan-pekerjaan luar ruangan lain. Pekerjaan ini tidak membutuhkan
kemampuan hubungan personal (antar manusia) dalam pekerjaan
utamanya.
d. Pemberi Layanan (Service)
Tugas utama pekerjaan ini adalah memberi perhatian/pelayanan
terhadap perasaan, kebutuhan, dan kesejahteraan orang perorangan.
Pemberi layanan ini meliputi konselor, pekerja sosial, pelayan dalam
rumah tangga, dan pelayanan lain yang berorientasi pada pemberian
perlindungan pada orang lain. Inti dari pekerjaan pemberi layanan
adalah pelaku kerja melakukan sesuatu bagi orang lain.
e. Pengetahuan (Science)
Bidang pekerjaan ini berkaitan dengan praktek teori-teori ilmiah,
riset-riset sains yang tidak berorientasi pada manusia (riset-riset dalam ilmu
psikologi dan budaya termasuk kategori pekerjaan budaya).
f. Seni dan Hiburan (Arts and Entertainment)
Bidang pekerjaan ini membutuhkan bakat, keahlian khusus, dan
kreativitas dalam seni, termasuk pertunjukan di atas panggung. Fokus
pekerjaan ini adalah pada relasi manusia (baik individu maupun
manusia yang lain. Hubungan interpersonal menduduki peran yang
penting dalam pekerjaan ini.
g. Teknologi (Technology)
Bidang pekerjaan ini meliputi berbagai hal yang berkaitan dengan
produksi, pemeliharaan, dan penggunaan barang-barang, misalnya
pekerjaan dalam bidang teknik, pertukangan, kerajinan dan
perdagangan mesin. Hubungan interpersonal bukan menjadi faktor
penting dalam jenis pekerjaan ini karena fokus utama pekerjaan bidang
ini adalah benda-benda.
h. Usaha dan Dagang (Business Contact)
Bidang pekerjaan ini berfokus pada penjualan secara langsung
(berhadapan), investasi, kontraktor, dan relasi perorangan sangat
penting untuk pekerjaan ini. Tetapi pekerjaan ini difokuskan pada
pendekatan dalam menjalani relasi yang lebih baik daripada melayani.
Secara vertikal Anne Roe menggolongkan enam tingkat pekerjaan, yaitu
(Sukardi, 1987: 143-146):
a. Professional dan Managerial I
Tingkat ini meliputi innovator (penemu cara baru atau pembaharu),
creator (penemu), top manager (orang yang memiliki kemampuan
mengatur dengan baik), dan tenaga administratif dengan
tanggungjawab penuh dalam memberikan mandat. Ciri-ciri tingkat ini,
memiliki wewenang membuat kebijakan, dan pendidikan setingkat S1
atau yang sederajat.
b. Professional dan Managerial II
Tingkat ini memiliki perbedaan dari segi otonomi atau kebebasan yang
diterapkan lebih sedikit bila dibanding dengan tingkat pertama.
Ciri-ciri tingkat ini, yaitu: bertanggungjawab menginterpretasi atau
menjelaskan kebijakan, memiliki kemampuan untuk melaksanakan
kebijakan, dan membutuhkan pendidikan setingkat diploma.
c. Semiprofessional
Tingkat ini pada dasarnya memiliki ciri, yaitu: rendahnya
tanggungjawab kepada yang lainnya, pelaksana kebijakan, dan
membutuhkan pendidikan sekolah menengah (STM/SMK).
d. Skilled
Orang-orang di tingkat ini menghendaki semacam latihan khusus dan
pengalaman. Misalnya, seseorang yang bekerja memotong rambut
memerlukan adanya latihan khusus dan mempunyai pengalaman yang
banyak dalam memotong rambut orang lain.
e. Semi skilled
Pekerjaan ini termasuk di dalamnya terlatih dan berpengalaman tetapi
kurang bila dibanding dengan tingkat skilled. Sebagai tambahannya
tingkat ini memiliki otonomi yang kurang dan inisiatif yang kurang
f. Unskilled
Orang-orang di tingkat ini tidak memerlukan persyaratan
kecakapan khusus. Pekerjaan mereka tidak memerlukan kecakapan
khusus atau pendidikan formal tertentu. Kebutuhan mereka adalah
contoh yang sederhana dan praktis atau dengan cara diberikan
pekerjaan sederhana secara berulang-ulang.
2. Klasifikasi Bidang Pekerjaan Menurut Klasifikasi Jabatan Indonesia
(KJI)
Klasifikasi Jabatan Indonesia (KJI) edisi revisi 1986 disusun oleh
Departemen Tenaga Kerja dan Transmigrasi serta Biro Pusat Statistik.
Tujuan penerbitan KJI adalah memberikan informasi tentang jenis-jenis
pekerjaan bagi guru pembimbing / konselor sekolah, guru-guru, para siswa
dan pihak sekolah. Penyusunan KJI pada prinsipnya tidak menyimpang
dari buku International Standard Clasification of Occupations (ISCO)
tahun 1969 terbitan International Labour Organization (ILO) (Sukardi,
1987 : 352)
KJI ini disusun dengan maksud agar tersedia informasi tentang
profil dari kategori pekerjaan untuk setiap sektor lapangan usaha. Sistem
KJI ini dirumuskan berdasarkan tugas-tugas suatu jabatan tertentu yang
mencerminkan tugas salah satu pekerjaan yang terhimpun dalam rumpun
kelompok pekerjaan tertentu yang memiliki dasar-dasar persamaan sifat
tugasnya. Prinsip-prinsip tersebut diterapkan dalam sistem KJI menjadi
Kode pekerjaan dalam KJI menunjukkan hubungan antara
golongan pokok, golongan, kelompok jabatan dan jabatan yang terdapat
pada sistem klasifikasi. Delapan golongan pokok jabatan dan satu
golongan pokok khusus (untuk anggota Angkatan Bersenjata RI) yang
membentuk KJI dapat dirinci sebagai berikut:
a. Tenaga professional, teknisi dan tenaga lain yang berhubungan dengan
itu (ybdi).
b. Tenaga kepemimpinan dan ketatalaksanaan.
c. Pejabat pelaksana, tenaga tata usaha dan tenaga ybdi.
d. Tenaga usaha penjualan.
e. Tenaga usaha jasa.
f. Tenaga usaha pertanian termasuk perkebunan, peternakan, perikanan,
kehutanan dan perburuhan.
g. Tenaga produksi dan tenaga ybdi, operator angkutan dan tenaga
pekerja kasar.
h. Tenaga kerja yang tidak dapat diklasifikasikan ke dalam suatu jabatan.
i. Anggota Angkatan Bersenjata Republik Indonesia (ABRI).
Pengklasifikasian bidang pekerjaan menurut Anne Roe berbeda dengan
KJI. Namun, KJI menguraikan berbagai jenis-jenis dan tugas-tugas dari
masing-masing pekerjaan yang dapat digolongkan sesuai dengan bidang
D. Bimbingan Karier
1. Pengertian Bimbingan Karier
Menurut Herr (Manrihu, 1988 : 15), bimbingan karier adalah suatu
program yang sistematik, proses-proses, teknik-teknik atau
layanan-layanan yang dimaksudkan untuk membantu seseorang memahami dan
berbuat atas dasar pengenalan diri dan pengenalan
kesempatan-kesempatan dalam pekerjaan, pendidikan, dan waktu luang serta
mengembangkan keterampilan-keterampilan mengambil keputusan
sehingga yang bersangkutan dapat menciptakan dan mengelola
perkembangan karirnya. Sedangkan menurut Winkel (1997:139)
bimbingan karier adalah salah satu bidang bimbingan yang membantu
orang atau sekelompok orang dalam menghadapi dunia kerja, memilih
lapangan pekerjaan tertentu serta membekali diri agar siap sewaktu
memangku pekerjaan tersebut.
Bimbingan karier di SMA diharapkan dapat membantu siswa dalam
mengetahui dan merencanakan pengambilan pilihan pekerjan yang sesuai
dengan diri dan lingkungan.
2. Tujuan Bimbingan Karier di SMA
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Badan Penelitian dan
Pengembangan Pendidikan dan Kebudayaan (1984 : 2–3) menuliskan
bahwa secara umum tujuan bimbingan karier di sekolah ialah membantu
para siswa agar memperoleh pemahaman diri dan pengarahan diri dalam
Secara khusus tujuan program bimbingan karier dapat dirinci sebagai
berikut:
a. Siswa dapat memahami dan menilai dirinya terutama potensi-potensi
dasarnya, seperti: minat, sikap, kecakapan, dan cita-citanya.
b. Siswa sadar dan memahami nilai-nilai yang ada pada dirinya dan yang
ada dalam masyarakat.
c. Siswa mengetahui berbagai jenis pekerjaan yang sesuai dengan potensi
dan minatnya. Sehingga dapat bersikap positif dan sehat terhadap
dunia kerja, memahami hubungan dari usahanya sekarang dengan
masa depannya, dan mengetahui jenis-jenis pendidikan dan latihan
yang diperlukan untuk suatu bidang pekerjaan tertentu.
d. Siswa dapat menemukan hambatan-hambatan yang ada pada diri dan
lingkungannya dan dapat mengatasi hambatan-hambatan tersebut.
e. Siswa menyadari kebutuhan masyarakat dan negaranya yang
berkembang.
f. Siswa dapat merencanakan masa depannya sehingga siswa dapat
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
Penulis menguraikan jenis penelitian, populasi penelitian, instrumen
penelitian/alat ukur, pertanggungjawaban mutu alat ukur, teknik analisis data,
prosedur penggalian data dalam bab ini.
A. Jenis Penelitian
Penelitian ini adalah penelitian deskriptif dengan metode survei.
Penelitian ini bertujuan mendapatkan gambaran mengenai minat pekerjaan
siswa-siswi kelas X SMA BOPKRI I Yogyakarta Tahun Ajaran 2008/2009.
Menurut Furchan (1982 : 424) metode survei dapat digunakan bukan saja
untuk melukiskan kondisi yang ada, melainkan juga membandingkan
kondisi-kondisi tersebut dengan kriteria atau menilai keefektifan suatu program.
B. Populasi Penelitian
Penelitian ini dilakukan terhadap siswa-siswi kelas X SMA BOPKRI I
Yogyakarta Tahun Ajaran 2008/2009. Populasi dalam penelitian ini berjumlah
210 siswa. Menurut Arikunto (2002 : 108) populasi diartikan sebagai
keseluruhan subjek penelitian.
Pengambilan data penelitian dilaksanakan dalam dua tahap yaitu
penyebaran dan pengumpulan skala minat pekerjaan pada 21-25 Juli 2008
dengan menggunakan jam BK. Skala yang disiapkan untuk siswa-siswi kelas
X SMA BOPKRI I Yogyakarta berjumlah 210 eksemplar, namun skala yang
diisi hanya sebanyak 200 eksemplar. Penyebaran skala dilakukan sebagai
berikut:
Tabel 1
Penyebaran Skala Minat Pekerjaan kepada Siswa-Siswi Kelas X SMA BOPKRI I Yogyakarta
Tanggal Kelas Jumlah siswa TOTAL Siswa Hadir Tidak
Hadir
21 Juli 2008 XI 23 0 23
22 Juli 2008 XE 23 1 24
22 Juli 2008 XF 21 1 22
22 Juli 2008 XD 24 0 24
23 Juli 2008 XC 22 0 22
24 Juli 2008 XB 18 6 24
24 Juli 2008 XA 21 2 23
25 Juli 2008 XH 23 0 23
25 Juli 2008 XG 25 0 25
TOTAL 200 10 210
C. Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian ini adalah skala psikologi yang disusun oleh
peneliti sendiri untuk mengetahui minat pekerjaan siswa-siswi kelas X SMA
BOPKRI I Yogyakarta Tahun Ajaran 2008/2009 dengan menggunakan teori
klasifikasi bidang pekerjaan menurut Anne Roe.
1. Jenis Alat Ukur
Alat ukur yang digunakan dalam penelitian ini adalah skala
kepribadian (afektif) yang berupa data non-kognitif yaitu skala minat
pekerjaan yang berpedoman pada teknik penyusunan skala model Likert.
Skala ini bersifat tertutup dan menggunakan lima alternatif jawaban.
untuk menghindari kecenderungan responden memilih pilihan tengah atau
netral. Skala minat pekerjaan dapat dilihat dalam LAMPIRAN I.
2. Pemberian Skor
Pemberian skor untuk setiap jawaban dari item-item pekerjaan adalah
alternatif jawaban yang sangat berminat (SB) diberi skor 4, berminat (B)
diberi skor 3, tidak berminat (TB) diberi skor 2, sangat tidak berminat
(STB) diberi skor 1.
Responden diminta untuk memilih satu dari empat alternatif jawaban
yang disediakan peneliti pada setiap pernyataan pekerjaan dan tugasnya,
dengan cara memberikan tanda centang (v) pada kolom alternatif jawaban.
Setelah itu peneliti memberikan skor pada jawaban-jawaban tersebut.
Skor-skor yang diperoleh masing-masing item akan dijumlahkan lalu
dikategorikan guna mengungkap minat siswa-siswi kelas X SMA
BOPKRI I Yogyakarta Tahun Ajaran 2008/2009 terhadap
pekerjaan-pekerjaan tersebut.
3. Kisi-Kisi Skala
Penelitian ini menggunakan teori pemilihan pekerjaan menurut Anne
Roe untuk memudahkan pengklasifikasian bidang pekerjaan. Anne Roe
mengklasifikasikan pekerjaan bidang pekerjaan menjadi dua dimensi,
yaitu sistem klasifikasi bidang pekerjaan secara horizontal dan sistem
klasifikasi bidang pekerjaan secara vertikal (Sukardi, 1987 : 141-146).
Secara horizontal Anne Roe menggolongkan bidang pekerjaan menjadi
(Organization), Pekerjaan Lapangan (Outdoor), Pemberi Layanan
(Service), Pengetahuan (Science), Seni dan Hiburan (Arts and
Entertainment), Teknologi (Technology), dan Usaha atau Dagang
(Business Contact). Secara vertikal Anne Roe menggolongkan enam
tingkat pekerjaan, yaitu: Professional dan Managerial I, Professional dan
Managerial II, Semiprofessional, Skilled, Semi skilled dan Unskilled.
Namun, penelitian ini tidak mengukur penggolongan enam tingkat
pekerjaan (secara vertikal) karena akan terjadi bias negatif (ada
kecenderungan untuk tidak memilih pekerjaan yang skilled atau
unskilled). Maka, skala ini hanya mengukur minat pekerjaan dari delapan
pengklasifikasian bidang pekerjaan (secara horizontal).
Skala minat pekerjaan ini disusun berdasarkan teori pemilihan bidang
pekerjaan Anne Roe (secara horizontal) dan dikembangkan menggunakan
acuan KJI (1986) yang memuat pekerjaan-pekerjaan yang ada di
Indonesia. Skala ini mengukur minat pekerjaan seseorang berdasarkan
minat terhadap pekerjaan tertentu. Setiap bidang pekerjaan (delapan
bidang pekerjaan Anne Roe) terdiri dari beberapa pekerjaan yang disertai
tugas masing-masing. Pencantuman tugas masing-masing pekerjaan
Tabel 2
Kisi-Kisi Skala Minat Pekerjaan
No Bidang Pekerjaan Anne Roe Nomor item Jumlah item 1 Budaya (General Cultural)
a. Ahli Antropologi b.Ahli Bahasa c. Ahli Geografi d.Ahli Kearsipan e. Sejarawan f. Sosiolog g.Pustakawan
h.Kurator Museum dan Benda
Seni
i. Pengajar Sekolah Menengah
j. Penjaga Museum atau
Monumen
k.Wartawan Surat Kabar atau
Majalah
2 Organisasi (Organization) a. Akuntan
b.Bendaharawan Kantor c. Bankir
d.Manajer Perusahaan e. Kasir Bank
f. Kepala KOPERASI g.Manajer Keuangan
h.Manajer Penempatan Barang i. Personalia
j. Produsen
k.Pemimpin Lembaga Swadaya
2
3 Pekerjaan Lapangan (Outdoor) a. Juru Ukur Tanah
b.Mandor Perkebunan c. Nelayan
d. Pekerja Tambang e. Pemburu Binatang Liar f. Pemelihara Margasatwa g.Pengawas Usaha Pertanian h.Penyelam
i. Petani Tanaman Campuran j. Peternak
k.Tenaga Budidaya Perikanan
4 Pemberi Layanan (Service)
f. Pekerja Sosial g.Pengacara h. Perawat
i. Pramugara / Pramugari j. Pramuwisata
5 Pengetahuan (Science) b. Ahli Agronomi c. Ahli Anatomi d.Ahli Biologi e. Ahli Ekonomi f. Ahli Farmakologi g. Ahli Fisika h.Ahli Geologi i. Ahli Kimia j. Ahli Meteorologi k.Arsitek Bangunan l. Ahli Planologi
5 a. Aktris atau Aktor b.Dekorator c. Pemusik d. Penari e. Pengarang f. Penyanyi
g.Penyiar Radio atau TV h.Peragawan atau Peragawati i. Tim Kreatif Periklanan j. Fotografer
k.Sutradara Film
7 Teknologi (Technology) a. Ahli Teknik Listrik b. Ahli Teknik Mesin
c. Ahli Teknik Pertambangan d.Ahli Teknik Sipil
e. Ahli Teknologi Makanan dan Minuman
f. Teknisi Teknologi Pertanian g.Operator Alat-Alat Besar h.Pembuat Perhiasan Logam i. Pembuat Bakery
j. Pengrajin Barang Anyaman k. Designer Website
7 c. Pegawai Toko d.Administrasi e. Promotor f. Pedagang Besar g.Pengusaha
h.Pengawas Penjualan i. Penjual Jasa Asuransi j. Pramuniaga
k.Tenaga Pemasaran Usaha
8
D. Pertanggungjawaban Mutu Alat Ukur
1.Validitas Alat Ukur
Validitas menunjukkan sejauh mana suatu alat pengukur mampu
mengukur apa yang seharusnya diukur (Furchan, 1982 : 281). Validitas
yang digunakan dalam penelitian ini adalah validitas isi. Validitas isi
adalah sejauhmana item-item dalam skala mencakup keseluruhan kawasan
isi objek yang hendak diukur atau sejauhmana isi skala mencerminkan
aspek yang hendak diukur dengan melihat konstrak teoritik dari
pekerjaan. Suryabrata (2004 : 41-42) mengatakan validitas isi ditentukan
melalui pendapat professional dalam proses telaah skala. Skala minat
pekerjaan ini diperiksa terlebih dahulu oleh dosen BK, dosen pembimbing
skripsi, dan mahasiswa jurusan sastra UGM sebelum disebarkan kepada
responden.
2. Reliabilitas
Reliabilitas alat ukur adalah derajat keajegan alat tersebut dalam
mengukur apa saja yang diukurnya (Furchan, 1982 : 295). Reliabilitas
menunjuk pada suatu pengertian bahwa suatu alat ukur dapat dipercaya
untuk digunakan sebagai alat pengumpul data (Arikunto, 2002 : 154).
Penelitian ini mengukur reliabiltas alat ukur dengan menggunakan
koefisien reliabilitas alpha (∝) Cronbach karena penelitian ini dilakukan
sekali kepada sekelompok responden dan sesuai untuk mengukur 1
variabel saja yaitu variabel minat pekerjaan. Dengan hanya satu kali skala
tersebut disajikan, maka masalah yang akan timbul dapat dihindari.
Reliabilitas dinyatakan dalam koefisien reliabilitas alpha yang angkanya
berada dalam rentang dari 0 sampai 1,00.
Skala tersbeut kemudian dibelah menjadi dua (gasal-genap),
sehingga setiap belahan bersis item-item dengan jumlah yang sama. Item
yang bernomor gasal dan genap dibedakan untuk dijumlahkan sehingga
memperoleh skor total belahan ganjil dan belahan genap. Skor total
⎥
S1² dan S2²= Koefisien skor belahan 1 dan koefisien skor belahan 2.
Sx² = Koefisien skor skala.
Skor belahan 1 (ganjil) diberi simbol X dan skor pada belahan 2
(genap) diberi simbol Y. Skor belahan 1 dan 2 dapat dilihat pada
LAMPIRAN II.
= (1868972-1817943.12)/199
= 51028.88/199
S2²=
= (2145025-2097356.805)/199
= 47668.195/199
= (7975171-7820617.005)/199
Penghitungan reliabiltas skala minat pekerjaan siswa-siswi kelas X
SMA BOPKRI I Yogyakarta dengan menggunakan teknik analisis alpha
Cronbach menghasilkan angka ∝ = 0,724.
Tabel 3 Koefisien Reliabilitas
(Masidjo, 1995 : 243)
Angka ∝ = 0,724 tersebut menunjukkan bahwa skala minat
pekerjaan tersebut reliabilitasnya tinggi. Dengan demikian, skala minat
pekerjaan tersebut masih dapat diandalkan.
E. Prosedur Pengumpulan Data
Skala yang telah disusun dipergunakan untuk mengumpulkan data
penelitian. Pengumpulan data ini dilakukan dengan tahap, yaitu:
1. Tahap Persiapan
a. Peneliti meminta ijin kepada pihak sekolah bahwa peneliti akan
menyebarkan skala minat pekerjaan data penelitian ini.
b. Peneliti meminta surat pengantar penelitian dari Program Studi BK.
c. Peneliti menyerahkan surat permohonan ijin penelitian dan proposal
skripsi kepada pihak sekolah pada tanggal 17 Juli 2008.
d. Peneliti melakukan koordinasi dengan Koordinator BK untuk
pengaturan jadwal pengumpulan data.
Koefisien Reliabilitas Kualifikasi 0.91 – 1.00
0.71 - 0.90 0.41 – 0.70 0.21 – 0.40 Negatif – 0.20
Sangat Tinggi Tinggi
2. Tahap Pelaksanaan
a. Peneliti menyiapkan skala minat pekerjaan sebanyak 210 siswa.
b. Peneliti menyebarkan skala minat pekerjaan kepada 200 siswa pada
tanggal 21-25 Juli 2008 dengan menggunakan jam BK.
c. Peneliti memberikan penjelasan kepada siswa mengenai petunjuk
pengerjaannya.
d. Peneliti meminta siswa untuk mengumpulkan skala minat pekerjaan.
F. Teknik Analisis Data
Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini berdasarkan
distribusi normal dengan kategorisasi jenjang ordinal (Azwar, 2005 : 107).
Tujuan kategorisasi ini adalah jumlah item-item ke dalam
kelompok-kelompok yang terpisah secara berjenjangan menurut suatu kontimum
berdasarkan minat pekerjaan yang diukur. Kontimun jenjang dalam penelitian
ini adalah sangat rendah (sangat tidak diminati), rendah (kurang diminati),
sedang (cukup diminati), tinggi (diminati) dan sangat tinggi (sangat diminati).
Kategorisasi ini dipilih sebagai dasar pengkategorisasian minat siswa terhadap
pekerjaan tertentu.
Data yang telah terkumpul kemudian diolah dan dianalisis dengan
mengikuti langkah-langkah sebagai berikut:
1. Menentukan skor dari masing-masing alternatif jawaban dan membuat
2. Menghitung total skor tiap item jenis-jenis pekerjaan dari keseluruhan
subjek penelitian.
3. Perolehan data dilanjutkan dengan mengolah data menggunakan distribusi
normal dengan kategorisasi jenjang (ordinal) yang meliputi perhitungan
mean teoritik, standard deviasi, dan pengkategorian menurut norma yang
telah ditentukan peneliti. Pengkategorisasian yang dilakukan adalah skor
tiap item skala. Norma kategorisasi untuk item-item skala adalah sebagai
berikut:
Xitem
≤
µ–1,5σ kategori sangat tidak diminatiµ–1,5σ < Xitem≤ µ–0,5σ kategori kurang diminati µ–0,5σ < Xitem≤ µ+0,5σ kategori cukup diminati µ+0,5σ < Xitem≤ µ+1,5σ kategori diminati µ+1,5σ < Xitem kategori sangat diminati
Keterangan:
Xitem maksimum teoritik : skor tertinggi yang mungkin dicapai
item dalam skala.
Xitemminimum teoritik : skor terendah yang mungkin
dicapai item dalam skala.
σ (item teoritik) : standard deviasi, yaitu luas jarak
rentangan yang dibagi dalam 6
satuan deviasi sebaran.
µ (item teoritik) : mean teoritik, yaitu rata-rata teoritis
dari Xitem maksimum dan Xitem
4. Mengelompokan tiap item menjadi kategori sangat tidak diminati, kurang
diminati, cukup diminati, diminati, sangat diminati sesuai dengan
pengkategorisasian menurut norma. Kategori tersebut diterapkan sebagai
norma/patokan dalam pengelompokan skor item. Dengan jumlah N=200
diperoleh perhitungan sebagai berikut:
Xitem maksimum teoritik : 200 X 4 = 800 Xitem minimum teoritik : 200 X 1 = 200
Range : 800 – 200 = 600
σ (item teoritik) : 600 : 6 = 100
µ (item teoritik) : (800+200):2 = 500
Penentuan norma kategorisasi skor item dapat dilihat dalam tabel sebagai
berikut:
Tabel 4
Norma Kategorisasi Skor Item Skala Minat Pekerjaan
Perhitungan Rentangan Skor Kategori Minat
Xitem
≤
µ–1,5 σXitem
≤
500-150 Xitem≤350Sangat tidak diminati (STD)
µ–1,5σ<Xitem≤µ–0,5σ
500-150<Xitem≤500-50 350<Xitem≤450
Kurang diminati (KD) µ–0,5σ<Xitem≤µ+0,5σ
500-50<Xitem≤500+50 450<Xitem≤550
Cukup diminati (CD)
µ+0,5σ < Xitem≤ µ+1,5σ
500+50<Xitem≤500+150 550<Xitem≤650
Diminati (D)
Xitem>µ+1,5σ
Xitem>500+150 Xitem>650
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Bab ini berisi hasil penelitian dan jawaban atas masalah penelitian
(pembahasan), yaitu: Bagaimanakah minat pekerjaan siswa-siswi kelas X SMA
BOPKRI I Yogyakarta Tahun Ajaran 2008/2009?.
A. Hasil Penelitian
Minat pekerjaan siswa-siswi kelas X SMA BOPKRI I Yogyakarta
Tahun Ajaran 2008/2009 dapat dilihat pada LAMPIRAN III. Hasil
kategorisasi dapat dilihat pada LAMPIRAN IV yang mengungkapkan bahwa:
1. Pada umumnya pekerjaan-pekerjaan di bidang budaya (general cultural)
kurang diminati oleh siswa-siswi. Pekerjaan yang kurang diminati seperti
ahli kearsipan, sejarawan, sosiolog, pustakawan, pengajar sekolah
menengah dan wartawan surat kabar atau majalah. Adapun pekerjaan yang
sangat tidak diminati seperti kurator museum dan benda seni dan penjaga
museum atau monumen. Sedangkan pekerjaan yang cukup diminati
siswa-siswi adalah ahli antropologi, ahli bahasa, dan ahli geografi.
2. Pada umumnya pekerjaan-pekerjaan di bidang organisasi juga kurang
diminati oleh siswa-siswi. Beberapa pekerjaan pada bidang organisasi
(organization) yang kurang diminati siswa-siswi seperti akuntan,
bendaharawan kantor, kepala koperasi, manajer penempatan barang,
personalia, dan pemimpin lembaga swadaya. Pekerjaan yang sangat tidak
diminati adalah kasir bank. Pekerjaan yang cukup diminati seperti bankir,
manajer perusahaan, dan produsen. Terdapat satu pekerjaan yang diminati
yaitu manajer perusahaan.
3. Pada umumnya pekerjaan di bidang pekerja lapangan (outdoor) kurang
diminati. Pekerjaan-pekerjaan yang kurang diminati oleh mereka adalah
pekerjaan juru ukur tanah, mandor perkebunan, nelayan, pekerja tambang,
pemburu binatang liar, pengawas usaha pertanian, petani tanaman
campuran, peternak, dan tenaga budidaya perikanan. Namun, terdapat dua
pekerjaan yang cukup diminati oleh mereka yaitu pemelihara margasatwa,
dan penyelam.
4. Beberapa pekerjaan pada bidang pemberi layanan (service) seperti
pekerjaan di bidang hukum (jaksa dan pengacara) kurang diminati oleh
siswa-siswi. Begitu juga dengan pekerjaan sebagai perawat,
pramugara/pramugari, pramuwisata, dan resepsionis. Sedangkan pekerjaan
yang cukup diminati oleh siswa-siswi seperti dokter umum, psikolog, juru
masak (koki), konselor, dan pekerja sosial.
5. Pekerjaan-pekerjaan di bidang pengetahuan (science) dapat dikatakan
cukup diminati. Pekerjaan yang cukup diminati oleh siswa-siswi seperti
ahli anatomi, ahli biologi, ahli ekonomi, ahli farmakolog, ahli kimia, dan
ahli meteorologi. Pekerjaan yang kurang diminati siswa-siswi seperti ahli
agronomi, ahli fisika, dan ahli geologi. Pekerjaan yang kurang diminati
pada bidang ini seperti ahli agronomi, ahli fisika, dan ahli geologi. Setelah
pada pekerjaan sebagai arsitek pembangunan dan ahli planologi yang
digolongkan pada bidang pekerjaaan pengetahuan (science) seharusnya
masuk pada bidang pekerjaan teknologi (technology). Kesalahan yang
terjadi tidak mempengaruhi tujuan penelitian karena yang akan diteliti
adalah minat siswa terhadap pekerjaan-pekerjaan pada setiap bidang
pekerjaan.
6. Kebanyakan pekerjaan di bidang seni dan hiburan (arts and entertaiment)
diminati. Pekerjaan yang diminati seperti aktris atau aktor, dekorator,
pemusik, dan fotografer. Pekerjaan yang cukup diminati seperti
pengarang, penyanyi, penyiar radio atau TV, tim kreatif periklanan, dan
sutradara film. Pekerjaan yang kurang diminati oleh siswa-siswi seperti
penari dan peragawan/peragawati.
7. Kebanyakan pekerjaan di bidang teknologi (technology) kurang diminati.
Pekerjaan sebagai teknisi atau pekerjaan praktis kurang diminati oleh
siswa-siswi seperti teknisi teknologi pertanian, operator alat-alat besar,
pembuat perhiasan logam, pembuat bakery, pengrajin barang anyaman,
dan designer website. Terdapat satu pekerjaan ahli yang kurang diminati
yaitu ahli teknik listrik. Sedangkan pekerjaan yang cukup diminati oleh
siswa-siswi kebanyakan pekerjaan sebagai seorang ahli seperti ahli teknik
mesin, ahli teknik pertambangan, ahli teknik sipil, dan ahli teknologi
makanan dan minuman. Begitu juga ahli planologi cukup diminati, arsitek
8. Pekerjaan di bidang usaha atau dagang (business contact) pada umumnya
kurang diminati. Pekerjaan yang kurang diminati siswa-siswi seperti agen
biro iklan, juru bayar, administrasi, promotor, pengawas penjualan,
penjualan jasa asuransi, pramuniaga, dan tenaga pemasaran usaha.
Pekerjaan yang sangat tidak diminati adalah pegawai toko. Sedangkan
pekerjaan yang diminati hanya pedagang besar dan pengusaha.
Secara keseluruhan pekerjaan-pekerjaan yang berada dalam kategori
sangat tidak diminati sebanyak 4 pekerjaan, kategori kurang diminati
sebanyak 47 pekerjaan, kategori cukup diminati 29 pekerjaan, kategori
diminati sebanyak 8 pekerjaan sedangkan kategori sangat diminati tidak ada.
Situasi umum yang dapat dilihat adalah pekerjaan dengan kategori kurang
diminati sebanyak 47 pekerjaan lebih banyak daripada pekerjaan dengan
kategori diminati sebanyak 8 pekerjaan. Para siswa kelas X SMA BOPKRI I
Yogyakarta Tahun Ajaran 2008/2009 cenderung untuk merasa tertarik atau
berminat pada bidang pekerjaan seni dan hiburan seperti aktris atau aktor,
dekorator, pemusik, dan fotografer; bidang pekerjaan usaha atau dagang
seperti pedagang besar dan pengusaha; bidang pekerjaan organisasi seperti
manajer perusahaan; dan bidang pekerjaan teknologi seperti arsitek bangunan.
Dengan adanya rasa tertarik atau berminat pada bidang pekerjaan tersebut
maka akan adanya kepuasan saat melakukan kegiatan-kegiatan yang berkaitan
B. Pembahasan
Pada bagian pembahasan, peneliti akan membahas hasil penelitian
secara keseluruhan. Menurut Hurlock (1999 : 144) salah satu faktor yang
mempengaruhi minat anak terhadap pekerjaan adalah pekerjaan tersebut
bergengsi. Pekerjaan kantor jauh lebih bergengsi dibandingkan dengan
pekerjaan di pabrik. Begitu pula menurut Raymond Setiawan, minat terhadap
suatu pekerjaan dipengaruhi oleh pekerjaan yang dianggap ”dihormati” di
masyarakat (Purwanto, 2007 : 347). Selain itu, menurut Winkel (1997 :
592-597) pemilihan pekerjaan dipengaruhi oleh faktor dari dalam diri. Salah satu
faktor dari dalam diri, yaitu nilai-nilai kehidupan yang menjadi pedoman dan
pegangan dalam hidup seseorang sampai umur tua dan sangat menentukan
gaya hidup seseorang. Nilai-nilai kehidupanpun menjadi salah satu faktor
penentu dalam meminati suatu pekerjaan.
Pembahasan mengenai pekerjaan-pekerjaan yang sangat tidak
diminati, kurang diminati, cukup diminati, dan diminati oleh siswa-siswi kelas
X SMA BOPKRI I Yogyakarta Tahun Ajaran 2008/2009 sebagai berikut:
1. Budaya (general cultural)
Pada umumnya pekerjaan-pekerjaan di bidang budaya (general
cultural) kurang diminati oleh siswa-siswi kelas X SMA BOPKRI I
Yogyakarta Tahun Ajaran 2008/2009. Pekerjaan-pekerjaan sebagai ahli
kearsipan, sejarawan, sosiolog, pustakawan, pengajar sekolah menengah
kurang diminati dan pekerjaan sebagai kurator museum dan benda seni,
ini kurang bergengsi bagi siswi dan kurangnya pengetahuan
siswa-siswi terhadap tugas-tugas pekerjaan ini. Pekerjaan sebagai wartawan surat
kabar atau majalah kurang diminati kemungkinan karena anggapan
mengenai resiko dan tantangan pekerjaan sangat besar, misalnya
penolakan, pemukulan bahkan pembunuhan. Sedangkan pekerjaan yang
cukup diminati siswa-siswi adalah ahli antropologi, ahli bahasa, dan ahli
geografi. Pekerjaan-pekerjaan yang cukup diminati ini dapat dikatakan
sebagai pekerjaan bergengsi bagi siswa-siswi. Kemungkinan siswa
memilih pekerjaan-pekerjaan tersebut karena siswa memiliki nilai
kehidupan yang sesuai dengan pekerjaan tersebut. Beberapa nilai
kehidupan siswa-siswi yang tercermin dari minat pekerjaan misalnya
menggali ilmu sebanyak-banyaknya sehingga menjadi seorang ahli yang
dapat menguasai bidang yang diminati.
2. Organisasi (organization)
Pekerjaan di bidang organisasi (organization) yang kurang diminati
oleh siswa-siswi seperti akuntan, bendaharawan kantor, kepala koperasi,
manajer penempatan barang, personalia, produsen, dan pemimpin lembaga
swadaya. Pekerjaan-pekerjaan tersebut kurang diminati kemungkinan
karena pekerjaan tersebut membutuhkan ketelitian menghitung dan
menganalisis, dan pengetahuan yang kurang mengenai pekerjaan tersebut.
Sedangkan pekerjaan yang cukup diminati yaitu bankir, manajer
perusahaan, manajer keuangan, dan produsen. Pekerjaan sebagai manajer