• Tidak ada hasil yang ditemukan

Minat pekerjaan siswa-siswi kelas X SMA BOPKRI I Yogyakarta tahun ajaran 2008/2009 sebagai dasar usulan topik-topik bimbingan karier [menurut teori klasifikasi bidang pekerjaan Anne Roe] - USD Repository

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "Minat pekerjaan siswa-siswi kelas X SMA BOPKRI I Yogyakarta tahun ajaran 2008/2009 sebagai dasar usulan topik-topik bimbingan karier [menurut teori klasifikasi bidang pekerjaan Anne Roe] - USD Repository"

Copied!
155
0
0

Teks penuh

(1)

i

Skripsi

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi Bimbingan dan Konseling

Oleh:

Heny Susi Kodoatie

NIM: 031114025

PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING JURUSAN ILMU PENDIDIKAN

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

(2)
(3)
(4)

iv

yang hidupnya berkenan kepada-Nya;

Apabila ia jatuh, tidaklah sampai tergeletak,

sebab Tuhan menopang tangannya.

(Mazmur 37 : 23-24)

Kupersembahkan karya ini kepada:

Tuhan Yesus yang selalu menopang tanganku.

Bapak Reinhard Kodoatie, almh. Ibu Ellen Koessoy,

kak Noldi dan kak Ana serta Icel (keponakanku), kak Junike, kak

Melky, dan kak Maria, serta sahabat-sahabatku

(5)
(6)
(7)

vii

SEBAGAI DASAR USULAN TOPIK-TOPIK BIMBINGAN KARIER (menurut teori klasifikasi bidang pekerjaan Anne Roe)

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui minat pekerjaan siswa-siswi kelas X SMA BOPKRI I Yogyakarta Tahun Ajaran 2008/2009. Hasil penelitian yang diperoleh akan menjadi dasar usulan topik-topik bimbingan karier yang dibutuhkan oleh siswa dan usulan topik-topik bimbingan karier yang dibutuhkan oleh siswa-siswi.

Penelitian ini termasuk penelitian deskriptif dengan metode survei. Populasi dalam penelitian ini berjumlah 200 siswa-siswi kelas X SMA BOPKRI I Yogyakarta Tahun Ajaran 2008/2009. Instrumen penelitian ini adalah skala minat pekerjaan yang terdiri dari 88 butir yang dikembangkan berdasarkan teori klasifikasi bidang pekerjaan Anne Roe. Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah distribusi normal (mean, standard deviasi) dan pengkategorisasian jenjang minat berdasarkan mean.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pekerjaan yang sangat tidak diminati sebanyak 4 pekerjaan, kurang diminati sebanyak 47 pekerjaan, cukup diminati 29 pekerjaan, diminati sebanyak 8 pekerjaan sedangkan sangat diminati tidak ada. Pekerjaan yang berkategori kurang diminati sebanyak 47 pekerjaan lebih banyak daripada pekerjaan yang berkategori diminati sebanyak 8 pekerjaan.

(8)

viii

b. Tugas, tanggungjawab dan keahlian yang dibutuhkan dari pekerjaan tersebut.

3. a. Pemilihan pekerjaan yang sesuai dengan faktor-faktor dalam diri. b. Pemilihan pekerjaan yang mempertimbangkan faktor-faktor luar diri.

(9)

ix

ACADEMIC YEAR 2008/2009 AS FOUNDATION OF CAREER GUIDANCE TOPICS PROPOSAL

(based on theory of classification occupation field to Anne Roe).

The objective of this research was to understand the occupational interest of the tenth grade students BOPKRI I Senior Highs School Yogyakarta in the academic year of 2008/2009. The results of this research will be thefoundation of career guidance topics proposal needed by the students.

This research was a descriptive study using a survey method. Population of this research was 200 of the tenth grade students BOPKRI I Senior High School Yogyakarta in the academic year of 2008/2009. The research instrument used in this research was occupational interest scale consists of 88 items developed based ontheory of classification occupation field to Anne Roe. In this thesis, researcher used normal distibution and to analyze (mean, standard deviation) and ordinal categorization to analyze the data.

The results of this research indicates that 4 occupations were highly uninterested, 47 occupations were less interested, 29 occupations were mildly interested, and 8 occupations were interested, and where as there were not occupations which highly interested it could be generally concluded that. 47 occupations were uninterested compared to 8 interested occupations.

The fact above represented: 1) prestige of each occupation highly effected students occupational interest, 2) most of the student did not have sufficient knowledge on types of occupations, and 3) students need to of aware the in and out self to choose occupation factors.

Based on those fact, researcher propose some topics bellow: 1. a. My opinion about occupations in Indonesian.

b. Build up exact opinion about occupations. 2. a. Build up aware of need to choose occupation.

(10)
(11)

xi skripsi ini.

Penulis menyadari bahwa banyak pihak yang telah memberikan bantuan selama penulisan skripsi ini. Penulis mengucapkan banyak terimakasih kepada: 1. Bapak Fajar Santoadi, S.Pd sebagai Dosen Pembimbing yang telah

membimbing penulis dari awal sampai akhir penulisan skripsi.

2. Panitia penguji skripsi yang memberikan kesempatan kepada penulis untuk mempertanggungjawabkan dan mempertahankan skripsi ini.

3. Ibu Dr. M.M Sri Hastuti, M.Si sebagai Kaprodi Bimbingan dan Konseling Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sanata Dharma Yogyakarta yang telah memberikan ijin untuk menulis skripsi ini.

4. Bapak Drs. Priyanto sebagai kepala sekolah SMA BOPKRI I Yogyakarta yang telah memberikan ijin untuk melakukan penelitian di sekolah SMA BOPKRI I Yogyakarta.

5. Ibu Dra. Tyas Rahwinarni sebagai koordinator BK SMA BOPKRI I Yogyakarta yang telah memberikan ijin penelitian kepada siswa-siswi kelas X pada jam BK.

6. Para staf BK SMA BOPKRI I Yogyakarta Tahun Ajaran 2008/2009 yang membantu selama penelitian.

7. Siswa-siswi SMA BOPKRI I Yogyakarta Tahun Ajaran 2008/2009 terkhusus siswa-siswi kelas X yang telah membantu penulis dalam mengisi skala minat pekerjaan untuk penelitian.

(12)

xii

kakakku Noldi, Junike, Melky dan Maria, serta kakak iparku Ana dan keponakanku Michell yang selalu memberikan dukungan dalam bentuk apapun.

11.Keluarga besar yang ada di Cirebon, Jakarta, Manado, Soroako dan Jayapura yang memberikan semangat untuk menyelesaikan skripsi dengan baik dan bermutu.

12.Teman-teman se-almamater SD YPS Singkole Soroako, SMP YPS Singkole Soroako, SMA BOPKRI I Yogyakarta, dan teman-teman BK Sanata Dharma yang seperjuangan dalam menyelesaikan skripsi.

13.Teman-teman kost lama di Pringgodani (Mba Teti, Mba Dora dan Dian), teman-teman kost baru di Kepuh (Kak Adel, Kak Tina, Kak Widya, Kak Ina, Kak Eka, Klaudi, Gita dan Lin) yang menghibur dikala sedih dan senang. 14.Teman-teman PPL SMP BOPKRI III Yogyakarta, PLBK I SMA N I Depok

Yogyakarta, dan PLBK II P.A Betlehem Temanggung yang memberikan warna selama bersama.

15.Teman-teman PERKANTAS baik teman-teman PAKY, PMKY, TPS, PSKY, dan teman-teman NGC yang memberikan dukungan utuk tetap mengandalkan Tuhan Yesus selama-lamanya.

16.Setiap pihak yang membantu dan yang tidak bisa disebutkan satu persatu.

Pada akhirnya penulis menyadari bahwa skripsi ini jauh dari sempurna. Semoga karya ini memberi manfaat bagi semua pembaca pada umumnya dan bagi penulis khususnya.

(13)

xiii

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING...ii

HALAMAN PENGESAHAN………iii

HALAMAN MOTO DAN PERSEMBAHAN……...……….…...iv

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ...v

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI ...vi

ABSTRAK...vii

ABSTRACT...ix

KATA PENGANTAR………....xi

DAFTAR ISI………...xiv

DAFTAR LAMPIRAN……….xvi

DAFTAR TABEL ... xvii

BAB I. PENDAHULUAN...1

A. Latar Belakang Masalah ………1

B. Rumusan Masalah ...5

C. Tujuan Penelitian ...5

D. Manfaat Penelitian ...6

E. Definisi Operasional ...7

BAB II. KAJIAN TEORI...8

A. Minat ...8

1. Pengertian Minat ...8

2. Macam-macam Minat Pekerjaan ...9

B. Pekerjaan ...10

1. Pengertian Pekerjaan ……….10

2. Tahap Proses Pemilihan Pekerjaan. ………..11

(14)

xiv

D. Bimbingan Karier……….26

1. Pengertian Bimbingan Karier ………26

2. Tujuan Bimbingan Karier di SMA ………26

BAB III. METODOLOGI PENELITIAN……….28

A. Jenis Penelitian ………...28

B. Populasi Penelitian ……….28

C. Instrumen Penelitian ………...29

1. Jenis Alat Ukur ………...29

2. Pemberian Skor ………...30

3. Kisi-kisi Skala ………...….30

D. Pertanggungjawaban Mutu Alat Ukur ………...34

1. Validitas Alat Ukur ………...34

2. Reliabilitas ………...35

E. Prosedur Pengumpulan Data ………..………...38

1. Tahap Persiapan...38

2. Tahap Pelaksanaan...39

F. Teknik Analisis Data...39

BAB IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN...42

A. Hasil Penelitian... ………...42

B. Pembahasan ………...46

BAB V. USULAN TOPIK-TOPIK BIMBINGAN KARIER...59

BAB VI PENUTUP ...62

A. Ringkasan ...62

B. Kesimpulan ...65

C. Saran ...67

1. Bagi siswa-siswi SMA BOPKRI I Yogyakarta ...67

(15)
(16)

xvi

Lampiran 3. Data Hasil Penelitian...105

Lampiran 4. Hasil Kategorisasi Item-item Skala Minat Pekerjaan...133

Lampiran 5. Surat Permohonan Ijin Penelitian...136

(17)

xvii

(18)

1

Bab ini akan berisi tentang latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan

penelitian, manfaat penelitian dan definisi operasional.

A. Latar Belakang Masalah

Memilih pekerjaan bagi masyarakat di masa lampau bukanlah suatu

tantangan karena hanya mengikuti tradisi keluarga secara turun-temurun. Hal

ini dapat dilihat dari pekerjaan yang ditekuni oleh seseorang, misalnya jika

orang tuanya adalah pengusaha sepeda maka sang anak tinggal meneruskan

usaha yang telah dirintis oleh orangtuanya. Situasi masyarakat sekarang sudah

berbeda. Masyarakat sekarang telah cukup banyak mengetahui

pekerjaan-pekerjaan yang ada. Pekerjaan yang ada harus dipilih karena tidak mungkin

seseorang dapat menekuni semua jenis pekerjaan. Menurut Winkel (1997 :

139) orang dituntut berpikir panjang sebelum mengikatkan diri pada suatu

pekerjaan dalam jangka waktu yang lama dan bersaing yang cukup ketat

ketika memperoleh pekerjaan.

Masyarakat sekarang cukup mengetahui banyak pekerjaan. Salah satu

sumber informasi mengenai pekerjaan dapat diketahui melalui buku referensi

resmi Klasifikasi Jabatan Indonesia (KJI). Buku ini dikeluarkan oleh

(19)

Sekolah Menengah Atas (SMA) merupakan lembaga pendidikan

umum sebagai kelanjutan dari SMP dan sebagai persiapan ke Perguruan

Tinggi. Siswa-siswi SMA adalah calon tenaga produktif yang perlu dan

sedang mempersiapkan diri untuk melanjutkan studi sesuai dengan minat

pekerjaan mereka (bagi yang akan melanjutkan pendidikan) dan memasuki

dunia kerja (bagi yang langsung kerja).

Salah satu tugas perkembangan siswa-siswi SMA yang tertulis dalam

Kurikulum Berbasis Kompetensi adalah “Mengembangkan penguasaan ilmu,

teknologi dan seni sesuai dengan program kurikulum dan persiapan karier atau

melanjutkan pendidikan tinggi, serta berperan dalam kehidupan masyarakat

yang lebih luas, yang pada akhirnya mampu mencapai kematangan dalam

pilihan karier” (Depdiknas, 2002). Tugas perkembangan ini seharusnya

mendapat perhatian guru mata pelajaran, guru pembimbing (guru BK), orang

tua dan siswa-siswi SMA tersebut.

Perencanaan karier siswa-siswi SMA menuntut mereka berpikir

mengenai tujuan jangka panjang dan tujuan jangka pendek.

Tujuan jangka panjang, misalnya nilai-nilai kehidupan yang ingin direalisasikan dalam hidup dan pemahaman diri sendiri baik itu bakat, kepribadiannya serta minat terhadap pekerjaan yang tepat dengan aspek yang ada di dalam diri. Tujuan jangka pendek, misalnya memperoleh diploma atau sertifikat dalam rangka mempersiapkan diri memegang pekerjaan tertentu kelak (Winkel, 1997 : 621).

Para siswa perlu menyadari sejak dini tujuan jangka panjang yang dimiliki

(20)

Pertanyaan dan pernyataan yang diajukan siswa SMA ketika peneliti

menjalani masa Praktek Lapangan Bimbingan dan Konseling (PLBK I) di

SMAN 1 Depok Yogyakarta adalah: “Setelah lulus, saya lanjut di Perguruan

Tinggi mana yah yang sesuai dengan pekerjaan yang saya minati?”, “Tetapi

saya masih bingung, pekerjaan apa yang sesuai dengan minatku?”, “Saya takut

mengambil pilihan yang salah”. Ini adalah kenyataan bahwa mereka masih

mengalami kebingungan dalam minat pekerjaan.

Pertanyaan yang diajukan siswa SMA tersebut menjadi suatu

pertimbangan peneliti mengambil judul penelitian ini. Siswa-siswi SMA

membutuhkan informasi yang tepat mengenai pekerjaan-pekerjaan, agar kecil

kemungkinan mereka melakukan kesalahan dalam pemilihan pekerjaan.

Kesalahan dalam memilih pekerjaan berdampak pada rendahnya kepuasan

yang akan diperoleh dalam karier dan kehidupannya.

Informasi pekerjaan yang diperlukan oleh siswa-siswi SMA

seharusnya disediakan oleh orang tua sebagai orang yang terdekat dengan

siswa. Namun, kebanyakan orang tua sudah tidak mampu mendampingi

siswa-siswi dalam perencanan karier (Winkel, 1997:139). Seringkali peran

orang tua yang lebih terfokus pada dukungan finansial. Hal ini memaksa

mereka bekerja keras agar dapat memenuhi kebutuhan keluarga termasuk

membiayai pendidikan anak-anak mereka. Konsekuensinya adalah semakin

berkurangnya keterlibatan orang tua dalam pendidikan anak. Oleh karena itu,

dewasa ini guru pembimbing perlu mendampingi siswa-siswi dengan

(21)

dapat merencanakan dan menentukan pilihan karier yang tepat sesuai dengan

minat mereka.

Guru pembimbing sebagai orangtua siswa di sekolah perlu

memberikan layanan bimbingan karier yang diharapkan dapat membantu

siswa-siswi SMA. Menurut Sukardi (1987: 222-223) layanan bimbingan

karier membantu siswa-siswi dalam hal (1) mengenal potensi-potensi dasar

seperti minat, sikap, kecakapan dan cita-citanya, (2) mengidentifikasi

nilai-nilai yang ada pada diri siswa tersebut dan yang ada dalam masyarakat, (3)

mengenal bidang pekerjaan yang sesuai dengan potensi dan minatnya, (4)

mengembangkan sikap yang positif dan sehat terhadap dunia kerja, (5)

memahami dampak dari apa yang dilakukan saat ini dengan masa depannya,

(6) mengetahui jenis-jenis pendidikan dan latihan yang diperlukan untuk suatu

bidang pekerjaan tertentu, dan (7) mengembangkan kemampuan memilih dan

merencanakan karier atau studi.

Peneliti melakukan penelitian di SMA BOPKRI I Yogyakarta karena

SMA BOPKRI I Yogyakarta memiliki jam Bimbingan dan Konseling (BK)

yang terjadwal, siswa yang heterogen (jenis kelamin yang berbeda, beraneka

ragam suku bangsa, dan latar belakang pekerjaan orang tua), dan SMA

tersebut berada di daerah kota madya yang memungkinkan informasi

mengenai pekerjaan-pekerjaan cukup diperoleh oleh siswa-siswi. Penelitian

ini dilakukan kepada siswa-siswi kelas X SMA BOPKRI I Yogyakarta Tahun

Ajaran 2008/2009 karena para siswa kelas X SMA BOPKRI I Yogyakarta

(22)

atau Bahasa. Selain itu, siswa-siswi kelas X berada pada usia berkisar antara

14-17 tahun yang menurut teori pemilihan pekerjaan Ginzberg usia 11-17

tahun berada pada tahap tentatif. Pada tahap tentatif ditandai dengan

pengenalan pada tuntutan kerja secara bertahap. Salah satu dari tahap tentatif

yaitu munculnya tahap minat dimana siswa-siswi mulai memutuskan

perhatiannya pada aktifitas yang disukai dan tidak disukai.

Maka, siswa-siswi kelas X SMA BOPKRI I Yogyakarta Tahun Ajaran

2008/2009 yang membutuhkan penelusuran minat pekerjaan. Dengan

demikian, peneliti melakukan penelitian ini untuk mendapatkan gambaran

mengenai minat pekerjaan siswa-siswi kelas X SMA BOPKRI I Yogyakarta

Tahun Ajaran 2008/2009. Setelah mendapatkan gambaran mengenai minat

pekerjaan siswa-siswi kelas X SMA BOPKRI I Yogyakarta, peneliti akan

memberikan usulan topik-topik bimbingan karier.

B. Rumusan Masalah

Bagaimanakah minat pekerjaan siswa-siswi kelas X SMA BOPKRI I

Yogyakarta Tahun Ajaran 2008/2009?

C. Tujuan Penelitian

Mengetahui minat pekerjaan siswa-siswi kelas X SMA BOPKRI I Yogyakarta

(23)

D. Manfaat Penelitian

1. Guru Pembimbing

Hasil penelitian ini dapat menjadi dasar bagi guru pembimbing

untuk memberikan bimbingan karier seperti memberikan layanan kepada

siswa-siswi SMA dalam hal a) mengenal potensi-potensi dasar, seperti

minat, sikap, kecakapan dan cita-citanya, b) mengidentifikasi nilai-nilai

yang ada pada diri siswa tersebut dan yang ada dalam masyarakat, c)

mengenal bidang-bidang pekerjaan yang sesuai dengan potensi dan

minatnya, d) mengembangkan sikap yang positif dan sehat terhadap dunia

kerja, e) memahami dampak dari apa yang dilakukan saat ini dengan masa

depannya dan mengetahui jenis-jenis pendidikan dan latihan yang

diperlukan untuk suatu bidang pekerjaan tertentu, dan f) mengembangkan

kemampuan memilih dan merencanakan karier atau studi.

2. Peneliti

Hasil penelitian ini dapat bermanfaat sebagai proses belajar dan

berlatih dalam bidang penelitian yang dapat mengembangkan pengetahuan

peneliti, baik teoritis maupun aplikatif dalam mengungkap minat

pekerjaan siswa-siswi SMA.

3. Peneliti lain

Hasil penelitian ini dapat menjadi sumber inspirasi atau bahan

pembanding apabila peneliti lain ingin mengembangkan penelitian di

(24)

4. Pembaca

Hasil penelitian ini dapat memberikan informasi yang berguna bagi

para pembaca untuk melengkapi dan mengembangkan pengetahuan

pembaca tentang minat pekerjaan siswa-siswi SMA.

5. Siswa-Siswi

Hasil penelitian ini dapat membantu siswa mengetahui pekerjaan

yang mereka minati. Namun, perlu disadari oleh siswa-siswi bahwa dalam

pemilihan pekerjaan tidak cukup hanya dipengaruhi oleh perasaan tertarik

atau meminati pekerjaan tertentu saja tetapi ada faktor lain seperti

kecerdasan, nilai hidup, bakat, sifat, keadaan jasmani, lingkungan

keluarga, dan lingkungan masyarakat. Maka, siswa-siswi perlu menyadari

sejak dini apa saja faktor-faktor dalam dan luar diri yang sesuai dengan

pekerjaan yang dipilih.

E.Definisi Operasional

Minat pekerjaan siswa-siswi kelas X SMA BOPKRI I Yogyakarta Tahun

Ajaran 2008/2009 adalah kecenderungan siswa-siswi kelas X SMA BOPKRI I

Yogyakarta Tahun Ajaran 2008/2009 untuk merasa tertarik terhadap pekerjaan

yang membutuhkan kesiapan diri sehingga mereka memperoleh kepuasan saat

(25)

BAB II

KAJIAN TEORI

Bab ini akan membahas tentang minat, pekerjaan, klasifikasi bidang

pekerjaan dan bimbingan karir.

A. Minat

1. Pengertian Minat

Winkel (1997 : 259) mengartikan minat sebagai suatu kecenderungan

yang agak menetap pada seseorang untuk merasa tertarik pada suatu

bidang tertentu. Menurut Hurlock (1999 : 114) minat merupakan sumber

motivasi yang mendorong orang untuk melakukan apa yang diinginkan,

bila mereka memilihnya secara bebas dan bila mereka melihat bahwa

sesuatu akan menguntungkan dan memuaskan. Menurut Sukardi (1987 :

46) minat merupakan kecenderungan yang mengarahkan individu kepada

suatu pilihan tertentu. Berdasarkan berbagai pendapat tentang pengertian

minat di atas dapat disimpulkan bahwa minat adalah kecenderungan untuk

merasa tertarik terhadap bidang tertentu yang akan mendatangkan

keuntungan dan kepuasan.

Minat mempunyai peranan penting dalam pengambilan keputusan

untuk memilih pekerjaan. Meskipun seseorang mampu mengerjakan

pekerjaannya, tetapi jika ia tidak memiliki minat terhadap pekerjaan

tersebut, kinerja kurang optimal. Seseorang yang tidak optimal dalam

(26)

bekerja tidak akan mendapatkan hasil yang baik. Proses kerja akan optimal

bila orang memiliki minat terhadap pekerjaan tersebut. Oleh karena itu,

setiap orang harus mengetahui apakah pekerjaan yang akan ditekuni cocok

dengan minatnya.

2. Macam-Macam Minat Pekerjaan

Hurlock (1999 : 137 & 143) menuliskan berbagai minat, tetapi ada dua

minat yang berhubungan dengan pekerjaan, yaitu:

a. Minat terhadap pelajaran-pelajaran yang nantinya berguna dalam

pekerjaan yang dipilihnya, misalnya melalui pendidikan sekolah atau

kursus.

b. Minat pada pekerjaan meliputi berbagai macam pekerjaan yang ada di

Indonesia yang sesuai dengan bakat, minat dan

kemampuan-kemampuan lain yang dimiliki.

Seseorang mempunyai kecenderungan untuk berinteraksi dengan suatu

objek yang ada di lingkungannya. Apabila objek tersebut dapat

memberikan kesenangan pada dirinya, hal itu akan menimbulkan minat.

Jika tidak, hal itu akan membuat orang tersebut tidak berminat pada objek

tersebut. Jika seseorang mempunyai minat terhadap suatu objek, hal itu

(27)

B. Pekerjaan

1. Pengertian Pekerjaan

Seseorang yang melakukan pekerjaan yang disenangi dan sesuai

dengan kemampuannya akan melakukan pekerjaan tersebut secara

optimal. Kamus Bahasa Inggris dapat menunjukkan beberapa kata yang

menunjuk pada pengertian pekerjaan seperti employment, job, occupation,

vocation dan career, namun masing-masing kata tersebut mengandung

makna berbeda.

Kata employment dan job lebih menekankan seseorang sibuk mengerjakan sesuatu dan mendapat imbalan ekonomis atas waktu yang diberikannya, tanpa memperhatikan apakah orang itu sungguh-sungguh merasa terlibat di dalam pekerjaannya dan memandangnya sebagai sumber kepuasan pribadi yang bersifat non ekonomis. Kata occupation lebih menekankan pada aspek bahwa seseorang merasa terlibat di dalam pekerjaannya karena telah mempersiapkan diri untuk memegang pekerjaan itu dan memperoleh kepuasan pribadi, tetapi keterlibatannya masih dapat dibatasi pada jam-jam kerja saja. Kata vocation dan career lebih menekankan aspek bahwa seseorang memandang pekerjaannya sebagai panggilan hidup yang meresapi seluruh alam pikiran dan perasaan (Winkel 1997 : 571).

Berdasarkan pengertian-pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa

kata occupation lebih sesuai dengan pengertian pekerjaan yang ingin

diteliti. Pekerjaan adalah kegiatan yang dilakukan dengan kesiapan diri

sehingga seseorang yang melakukan kegiatan tersebut memiliki kepuasan

(28)

2. Tahap Proses Pemilihan Pekerjaan.

Ginzberg (Zunker, 1986 : 19-20) menyimpulkan bahwa pilihan

pekerjaan merupakan proses perkembangan, di mana pada umumnya di

awali dari periode 6-10 tahun, dimulai usia 11 tahun dan berakhir 17 tahun

atau mulai dari dewasa awal. Ginzberg membedakan tiga tahap proses

pemilihan pekerjaan, yaitu: fantasi, tentatif dan realistik. Tahap proses

pemilihan pekerjaan beserta karakteristik dari masing-masing tahap

tersebut, yaitu:

a. Tahap Fantasi (usia kanak-kanak / sebelum 11 tahun)

Anak-anak pada tahap ini melakukan aktivitas yang berorientasi murni

pada permainan. Menjelang akhir tahap ini permainannya cenderung

berorientasi pada kerja (work-oriented).

b. Tahap Tentatif (usia remaja / 11 - 17 tahun)

Tahap ini ditandai dengan pengenalan pada tuntutan kerja secara

bertahap. Tahap tentatif terbagi lagi ke dalam empat tahap, yaitu :

1) Tahap minat dimana individu mulai memutuskan perhatiannya

pada aktifitas yang disukai dan tidak disukai.

2) Tahap kemampuan dimana individu memiliki satu kecakapan yang

mengarahkan pada aspirasi pekerjaan.

3) Tahap nilai dimana individu memiliki persepsi mengenai pekerjaan

dan mulai menaruh niat yang kuat pada dorongan pada pekerjaan

(29)

4) Tahap transisi dimana individu membuat keputusan untuk memilih

pekerjaan dan kemudian membuat pertanggungjawaban terhadap

putusan karier.

c. Tahap Realistik (usia dewasa awal / 17 tahun – dewasa tengah)

Tahap ini terjadi penyesuaian berbagai kemampuan, minat, nilai-nilai

hidup terhadap spesifikasi pilihan pekerjaan. Tahap realistik terbagi ke

dalam tiga tahap, yaitu :

1) Tahap eksplorasi dimana individu memasuki masa perkuliahan.

Selama tahap ini individu semakin sempit pilihan kariernya (dua

atau tiga pekerjaan) tetapi umumnya pada tahap ini belum

menjatuhkan pilihan.

2) Tahap kristalisasi dimana individu semakin spesifik memilih karir.

3) Tahap spesifikasi dimana individu telah memilih pekerjaan atau

mengikuti pelatihan profesional untuk spesifikasi kariernya.

Sama seperti Ginzberg yang menganggap pilihan pekerjaan sebagai

sebuah proses, Super pun (Zunker, 1986 : 23) menganggap pemilihan

pekerjaan sebagai sebuah proses, di mana seseorang membutuhkan proses

dalam menemukan pekerjaan yang sesuai. Proses pemilihan pekerjaan

menurutnya dibagi atas lima tahap, yaitu:

a. Tahap Perkembangan (sejak lahir < 15 tahun)

Anak mengembangkan berbagai potensi, pandangan khas, sikap,

minat, kebutuhan-kebutuhan yang dipadukan dalam struktur gambaran

(30)

b. Tahap Eksplorasi (15 – 24 tahun)

Seseorang memikirkan berbagai alternatif pekerjaan, pengambilan

keputusan penting mengenai pendidikan dan penentuan pekerjaan

masa depan, dan terjadi perubahan konsep diri. Pada tahap ini terdapat

tiga tugas perkembangan, yaitu:

1) Kristalisasi (14-18 tahun) dengan karakteristik umum bahwa

individu melakukan perumusan tujuan melakukan pekerjaan,

adanya kesadaran sumber-sumber kepuasan karier, dan akan

adanya berbagai kemungkinan karier bagi dirinya. Pada tahap ini

individu telah mengalami kesadaran minat dan mulai

merencanakan kariernya.

2) Spesifikasi (18-21 tahun) dengan karakteristik bahwa individu

mulai memilah-milah minatnya, adanya kesadaran hubungan hari

ini dan masa yang akan datang, dan menentukan kariernya secara

spesifik, minat cenderung menetap, dan memiliki kepercayaan diri

akan karier yang dipilihnya.

3) Implementasi (21-24 tahun) dengan karakteristik bahwa individu

memiliki keadaran akan adanya kebutuhan karier, melakukan

perencanaan yang sudah dibuat, serta memperoleh pekerjaan.

c. Tahap Pemantapan (25 – 44 tahun)

Tahap ini ditandai dengan ciri seperti seseorang berusaha

(31)

menjalani pekerjaan tersebut. Pada tahap ini terdapat dua tugas

perkembangan karier, yaitu:

1) Stabilisasi (25-35 tahun) dengan karakteristik bahwa inidvidu

melakukan kegiatan secara aktual untuk menunjukan prestasi

kerjanya.

2) Konsolidasi (35-44 tahun) dengan karakteristik bahwa individu

memantapkan kariernya dengan promosi kerja, kenaikan pangkat,

pemantapan status yang menunjukkan kariernya berkembang

secara baik.

d. Tahap Pembinaan (45 – 64 tahun)

Seseorang yang sudah dewasa pada tahap ini dapat menyesuaikan diri

dalam penghayatan pekerjaan yang ditekuni selama ini. Orang yang

berusia tengah baya umumnya mempertahankan kedudukan yang telah

diperoleh dalam pekerjaan, keluarga dan masyarakat.

e. Tahap Penurunan (65 tahun ke atas)

Tahap penurunan terjadi apabila seseorang sudah memasuki masa

pensiun dan menjalani masa pensiun tersebut. Mereka tetap melakukan

pekerjaan yang ringan agar tetap memiliki kesibukan.

Berdasarkan pembagian lima tahap pemilihan pekerjaan di atas maka

dapat disimpulkan bahwa siswa-siswi SMA berada pada tahap eksplorasi.

Pada tahap tentatif kesadaran akan minat terhadap karier telah ada.

Siswa-siswi SMA memikirkan berbagai alternatif pekerjaan, mempertimbangkan

(32)

keputusan penting mengenai pendidikan dan penentuan akan pekerjaan.

Siswa-siswi SMA pada tahap eksplorasi membutuhkan pendampingan dan

bimbingan berupa pemberian informasi tentang potensi diri yang dimiliki,

jurusan-jurusan yang ada di perguruan tinggi, dan pekerjaan.

3. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pemilihan Pekerjaan.

Winkel (1997 : 592-597) menuliskan bahwa terdapat faktor-faktor dari

dalam dan luar diri yang sangat mempengaruhi pemilihan pekerjaan, yaitu:

a. Faktor-faktor dari dalam diri

1) Minat

Minat adalah kecenderungan yang agak menetap pada seseorang

untuk merasa tertarik pada suatu pekerjaan tertentu yang akan

mendatangkan keuntungan atau kepuasan. Seseorang meminati

pekerjaan tertentu yang mungkin saja berkaitan dengan

benda-benda mati, berurusan dengan orang, atau berurusan dengan data

dan ide-ide yang diolah secara mental dan dihubungkan satu sama

lain. Minat pada pekerjaan tertentu akan menjadi salah satu faktor

penentu keberhasilan dalam melakukan pekerjaannya.

2) Nilai-nilai kehidupan

Nilai-nilai kehidupan adalah sesuatu yang menjadi pedoman dan

pegangan dalam hidup seseorang sampai umur tua dan sangat

menentukan gaya hidup seseorang. Beberapa contoh nilai

kehidupan ialah: gengsi dalam masyarakat, wibawa, kebaikan

(33)

prestasi tinggi, harga diri, lepas dari dikagumi orang lain, mencari

kepuasan dalam memiliki kekayaan, kesenangan bagi diri sendiri,

ilmu, dan peningkatan pengaruh agama dalam kehidupan

masyarakat. Nilai-nilai kehidupan ini memiliki kaitan dengan

pemahaman diri yang berpengaruh terhadap pekerjaan yang akan

dimasuki.

3) Kecerdasan

Kecerdasan diartikan sebagai kemampuan seseorang untuk

mempelajari, menyesuaikan diri dan memecahkan

persoalan-persoalan baru (Prabu, 1982 : 11). Kecerdasan yang dimiliki setiap

orang itu berbeda-beda. Seseorang dalam memilih pekerjaan,

dipengaruhi oleh kecerdasan yang dimiliki. Beberapa bidang

pekerjaan yang tidak terlalu menuntut kecerdasan di atas rata-rata

merupakan pekerjaan sederhana dan rutin. Ada pula bidang

pekerjaan yang membutuhkan seseorang yang memiliki kecerdasan

rata-rata atau di atas rata-rata. Taraf kecerdasan ini tidak menjadi

satu-satunya faktor penentu keberhasilan seseorang pada

pekerjaannya, karena masih ada faktor-faktor lain yang

mempengaruhi.

4) Bakat

Bakat adalah potensi atau kemampuan yang dapat dikembangkan

melalui belajar dan akan menjadi kecakapan. Kemampuan yang

(34)

bidang kesenian. Contoh bakat, yaitu: kemahiran verbal, penalaran

numerik, pengamatan ruang, kecepatan, kemampuan artistik, dan

ketangkasan fisik. Banyak orang yang terpaksa menjalankan

tugasnya yang tidak sesuai dengan bakatnya dan faktor dari dalam

diri lainnya, karena mereka tidak atau kurang menyadari bakat apa

yang dimiliki.

5) Sifat-sifat

Sifat-sifat merupakan ciri-ciri kepribadian yang memberikan corak

khas pada seseorang, seperti riang gembira, ramah, halus, teliti,

terbuka, fleksibel, tertutup, lekas gugup, pesimis, dan ceroboh.

Sifat-sifat yang kurang sesuai dengan tuntutan pekerjaan akan

mempersulit seseorang dalam menjalankan peran kerja dalam

bidangnya, misalnya seorang calon dokter tidak boleh bersifat

ceroboh, dan lekas gugup tetapi memiliki sifat teliti, tekun, ramah,

dan tegas. Namun, sangat sulitlah menentukan secara pasti apakah

setiap sifat membantu atau menghambat peranan dari tuntutan

masing-masing pekerjaan.

6) Keadaan jasmani

Keadaan jasmani adalah ciri-ciri fisik yang dimiliki seseorang

seperti tinggi badan, ketampanan, ketajaman alat penginderaan,

kekuatan otot, dan jenis kelamin. Pekerjaan tertentu memerlukan

(35)

sekarang jenis kelamin pria dan wanita mendapatkan kesempatan

yang sama untuk memperoleh pekerjaan.

Masing-masing faktor di atas tidak dapat berdiri sendiri, tetapi

adanya saling terkait satu dengan yang lainnya. Pekerjaan-pekerjaan

yang dilakukan tidak cukup hanya membutuhkan kecerdasan saja,

tetapi dibutuhkan minat terhadap pekerjaan tersebut atau tidak cukup

memiliki keadaan jasmani yang sesuai tanpa adanya minat.

b. Faktor dari Luar Diri

1) Pengaruh keadaan sosial-budaya terhadap pemilihan pekerjaan.

Sebagian besar masyarakat masih berpandangan pekerjaan tertentu

hanya dapat dilakukan oleh pria dan wanita. Misalnya, selama

masyarakat beranggapan bahwa pekerjaan sekretaris adalah

pekerjaan untuk wanita, pria akan cenderung menghindari bidang

pekerjaan itu.

2) Pengaruh keadaan sosial-ekonomi negara atau daerah terhadap

pemilihan pekerjaan.

Ketersediaan pekerjaan dipengaruhi keadaan sosial-ekonomi

negara atau daerah. Misalnya, laju pertumbuhan ekonomi. Selain

itu, penggolongan masyarakat berdasarkan sosial-ekonominya.

Misalnya, seseorang yang hidup di daerah yang masih terbelakang

dan sekaligus berasal dari golongan sosial-ekonomi rendah

(36)

3) Pengaruh keadaan keluarga terhadap pemilihan pekerjaan.

Keluarga memiliki pengaruh terhadap pemilihan pekerjaan. Status

sosial-ekonomi keluarga, harapan dan pandangan keluarga sangat

mempengaruhi pemilihan pekerjaan seseorang. Misalnya, dengan

pendapatan orang tua yang tinggi, mereka mampu membiayai

sekolah anak. Misalnya, dokter umumnya berasal dari keluarga

yang mampu secara ekonomi.

Sama halnya dengan faktor dari dalam diri, pemilihan pekerjaan

yang sesuai dengan faktor dari luar diri tidak dapat dipisahkan satu

dengan yang lainnya. Pengaruh besar dari faktor luar diri seperti

pengaruh keadaan keluarga dipengaruhi juga keadaan sosial-budaya.

Faktor-faktor dalam dan luar diri sangat mempengaruhi seseorang

dalam memilih pekerjaan. Minat yang menjadi salah satu faktor dalam

diri yang cukup mempengaruhi dalam pemilihan pekerjaan dan

menjadi salah satu bagian yang menarik untuk diteliti. Tetapi, perlu

disadari minat hanya salah satu bagian pada faktor dalam diri yang

mempengaruhi pemilihan pekerjaan sedangkan masih banyak faktor

yang dapat diteliti. Seseorang dalam memilih pekerjaan tidak cukup

hanya meminati saja tetapi perlu diperhatikan adanya faktor yang lain

seperti nilai kehidupan, bakat, keadaan jasmani, sifat, lingkungan

(37)

C. Klasifikasi Bidang Pekerjaan

1. Klasifikasi Bidang Pekerjaan Menurut Anne Roe

Roe mengklasifikasian sistem klasifikasi bidang pekerjaan menjadi

dua dimensi, yaitu pengklasifikasian bidang pekerjaan secara horizontal

dan vertikal. Pengklasifikasian pekerjaan secara horizontal yaitu pekerjaan

yang menunjuk pada bidang-bidang pekerjaan. Bidang-bidang pekerjaan

tersebut ada yang berorientasi pada kontak dengan orang lain dan adapula

berorientasi pada benda-benda. Pengklasifikasian pekerjaan secara vertikal

yaitu penggolongan pekerjaan yang menunjukkan tingkat fungsi, cakupan

tanggungjawab, jenjang kemampuan dan kapasitas yang dibutuhkan dalam

melaksanakan pekerjaannya. Secara horizontal Anne Roe menggolongkan

bidang pekerjaan menjadi delapan kelompok, di antaranya (Sukardi, 1987

: 142-143) :

a. Budaya (General Cultural)

Bidang pekerjaan yang berhubungan dengan memelihara, melindungi

dan melestarikan warisan budaya. Pekerjaan ini di antaranya termasuk

dalam lapangan jurnalistik, pendidikan, dan ilmu bahasa.

b. Organisasi (Organization)

Bidang pekerjaan ini menitikberatkan pada pengaturan dan kerja sama

dalam lapangan bisnis, industri, dan pemerintahan. Pekerjaan ini

membutuhkan orang yang mampu menjalin hubungan yang baik

(38)

c. Pekerjaan Lapangan (Outdoor)

Bidang pekerjaan ini meliputi hal-hal yang berhubungan dengan

bidang pertanian, perikanan, kehutanan, pertambangan, dan

pekerjaan-pekerjaan luar ruangan lain. Pekerjaan ini tidak membutuhkan

kemampuan hubungan personal (antar manusia) dalam pekerjaan

utamanya.

d. Pemberi Layanan (Service)

Tugas utama pekerjaan ini adalah memberi perhatian/pelayanan

terhadap perasaan, kebutuhan, dan kesejahteraan orang perorangan.

Pemberi layanan ini meliputi konselor, pekerja sosial, pelayan dalam

rumah tangga, dan pelayanan lain yang berorientasi pada pemberian

perlindungan pada orang lain. Inti dari pekerjaan pemberi layanan

adalah pelaku kerja melakukan sesuatu bagi orang lain.

e. Pengetahuan (Science)

Bidang pekerjaan ini berkaitan dengan praktek teori-teori ilmiah,

riset-riset sains yang tidak berorientasi pada manusia (riset-riset dalam ilmu

psikologi dan budaya termasuk kategori pekerjaan budaya).

f. Seni dan Hiburan (Arts and Entertainment)

Bidang pekerjaan ini membutuhkan bakat, keahlian khusus, dan

kreativitas dalam seni, termasuk pertunjukan di atas panggung. Fokus

pekerjaan ini adalah pada relasi manusia (baik individu maupun

(39)

manusia yang lain. Hubungan interpersonal menduduki peran yang

penting dalam pekerjaan ini.

g. Teknologi (Technology)

Bidang pekerjaan ini meliputi berbagai hal yang berkaitan dengan

produksi, pemeliharaan, dan penggunaan barang-barang, misalnya

pekerjaan dalam bidang teknik, pertukangan, kerajinan dan

perdagangan mesin. Hubungan interpersonal bukan menjadi faktor

penting dalam jenis pekerjaan ini karena fokus utama pekerjaan bidang

ini adalah benda-benda.

h. Usaha dan Dagang (Business Contact)

Bidang pekerjaan ini berfokus pada penjualan secara langsung

(berhadapan), investasi, kontraktor, dan relasi perorangan sangat

penting untuk pekerjaan ini. Tetapi pekerjaan ini difokuskan pada

pendekatan dalam menjalani relasi yang lebih baik daripada melayani.

Secara vertikal Anne Roe menggolongkan enam tingkat pekerjaan, yaitu

(Sukardi, 1987: 143-146):

a. Professional dan Managerial I

Tingkat ini meliputi innovator (penemu cara baru atau pembaharu),

creator (penemu), top manager (orang yang memiliki kemampuan

mengatur dengan baik), dan tenaga administratif dengan

tanggungjawab penuh dalam memberikan mandat. Ciri-ciri tingkat ini,

(40)

memiliki wewenang membuat kebijakan, dan pendidikan setingkat S1

atau yang sederajat.

b. Professional dan Managerial II

Tingkat ini memiliki perbedaan dari segi otonomi atau kebebasan yang

diterapkan lebih sedikit bila dibanding dengan tingkat pertama.

Ciri-ciri tingkat ini, yaitu: bertanggungjawab menginterpretasi atau

menjelaskan kebijakan, memiliki kemampuan untuk melaksanakan

kebijakan, dan membutuhkan pendidikan setingkat diploma.

c. Semiprofessional

Tingkat ini pada dasarnya memiliki ciri, yaitu: rendahnya

tanggungjawab kepada yang lainnya, pelaksana kebijakan, dan

membutuhkan pendidikan sekolah menengah (STM/SMK).

d. Skilled

Orang-orang di tingkat ini menghendaki semacam latihan khusus dan

pengalaman. Misalnya, seseorang yang bekerja memotong rambut

memerlukan adanya latihan khusus dan mempunyai pengalaman yang

banyak dalam memotong rambut orang lain.

e. Semi skilled

Pekerjaan ini termasuk di dalamnya terlatih dan berpengalaman tetapi

kurang bila dibanding dengan tingkat skilled. Sebagai tambahannya

tingkat ini memiliki otonomi yang kurang dan inisiatif yang kurang

(41)

f. Unskilled

Orang-orang di tingkat ini tidak memerlukan persyaratan

kecakapan khusus. Pekerjaan mereka tidak memerlukan kecakapan

khusus atau pendidikan formal tertentu. Kebutuhan mereka adalah

contoh yang sederhana dan praktis atau dengan cara diberikan

pekerjaan sederhana secara berulang-ulang.

2. Klasifikasi Bidang Pekerjaan Menurut Klasifikasi Jabatan Indonesia

(KJI)

Klasifikasi Jabatan Indonesia (KJI) edisi revisi 1986 disusun oleh

Departemen Tenaga Kerja dan Transmigrasi serta Biro Pusat Statistik.

Tujuan penerbitan KJI adalah memberikan informasi tentang jenis-jenis

pekerjaan bagi guru pembimbing / konselor sekolah, guru-guru, para siswa

dan pihak sekolah. Penyusunan KJI pada prinsipnya tidak menyimpang

dari buku International Standard Clasification of Occupations (ISCO)

tahun 1969 terbitan International Labour Organization (ILO) (Sukardi,

1987 : 352)

KJI ini disusun dengan maksud agar tersedia informasi tentang

profil dari kategori pekerjaan untuk setiap sektor lapangan usaha. Sistem

KJI ini dirumuskan berdasarkan tugas-tugas suatu jabatan tertentu yang

mencerminkan tugas salah satu pekerjaan yang terhimpun dalam rumpun

kelompok pekerjaan tertentu yang memiliki dasar-dasar persamaan sifat

tugasnya. Prinsip-prinsip tersebut diterapkan dalam sistem KJI menjadi

(42)

Kode pekerjaan dalam KJI menunjukkan hubungan antara

golongan pokok, golongan, kelompok jabatan dan jabatan yang terdapat

pada sistem klasifikasi. Delapan golongan pokok jabatan dan satu

golongan pokok khusus (untuk anggota Angkatan Bersenjata RI) yang

membentuk KJI dapat dirinci sebagai berikut:

a. Tenaga professional, teknisi dan tenaga lain yang berhubungan dengan

itu (ybdi).

b. Tenaga kepemimpinan dan ketatalaksanaan.

c. Pejabat pelaksana, tenaga tata usaha dan tenaga ybdi.

d. Tenaga usaha penjualan.

e. Tenaga usaha jasa.

f. Tenaga usaha pertanian termasuk perkebunan, peternakan, perikanan,

kehutanan dan perburuhan.

g. Tenaga produksi dan tenaga ybdi, operator angkutan dan tenaga

pekerja kasar.

h. Tenaga kerja yang tidak dapat diklasifikasikan ke dalam suatu jabatan.

i. Anggota Angkatan Bersenjata Republik Indonesia (ABRI).

Pengklasifikasian bidang pekerjaan menurut Anne Roe berbeda dengan

KJI. Namun, KJI menguraikan berbagai jenis-jenis dan tugas-tugas dari

masing-masing pekerjaan yang dapat digolongkan sesuai dengan bidang

(43)

D. Bimbingan Karier

1. Pengertian Bimbingan Karier

Menurut Herr (Manrihu, 1988 : 15), bimbingan karier adalah suatu

program yang sistematik, proses-proses, teknik-teknik atau

layanan-layanan yang dimaksudkan untuk membantu seseorang memahami dan

berbuat atas dasar pengenalan diri dan pengenalan

kesempatan-kesempatan dalam pekerjaan, pendidikan, dan waktu luang serta

mengembangkan keterampilan-keterampilan mengambil keputusan

sehingga yang bersangkutan dapat menciptakan dan mengelola

perkembangan karirnya. Sedangkan menurut Winkel (1997:139)

bimbingan karier adalah salah satu bidang bimbingan yang membantu

orang atau sekelompok orang dalam menghadapi dunia kerja, memilih

lapangan pekerjaan tertentu serta membekali diri agar siap sewaktu

memangku pekerjaan tersebut.

Bimbingan karier di SMA diharapkan dapat membantu siswa dalam

mengetahui dan merencanakan pengambilan pilihan pekerjan yang sesuai

dengan diri dan lingkungan.

2. Tujuan Bimbingan Karier di SMA

Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Badan Penelitian dan

Pengembangan Pendidikan dan Kebudayaan (1984 : 2–3) menuliskan

bahwa secara umum tujuan bimbingan karier di sekolah ialah membantu

para siswa agar memperoleh pemahaman diri dan pengarahan diri dalam

(44)

Secara khusus tujuan program bimbingan karier dapat dirinci sebagai

berikut:

a. Siswa dapat memahami dan menilai dirinya terutama potensi-potensi

dasarnya, seperti: minat, sikap, kecakapan, dan cita-citanya.

b. Siswa sadar dan memahami nilai-nilai yang ada pada dirinya dan yang

ada dalam masyarakat.

c. Siswa mengetahui berbagai jenis pekerjaan yang sesuai dengan potensi

dan minatnya. Sehingga dapat bersikap positif dan sehat terhadap

dunia kerja, memahami hubungan dari usahanya sekarang dengan

masa depannya, dan mengetahui jenis-jenis pendidikan dan latihan

yang diperlukan untuk suatu bidang pekerjaan tertentu.

d. Siswa dapat menemukan hambatan-hambatan yang ada pada diri dan

lingkungannya dan dapat mengatasi hambatan-hambatan tersebut.

e. Siswa menyadari kebutuhan masyarakat dan negaranya yang

berkembang.

f. Siswa dapat merencanakan masa depannya sehingga siswa dapat

(45)

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

Penulis menguraikan jenis penelitian, populasi penelitian, instrumen

penelitian/alat ukur, pertanggungjawaban mutu alat ukur, teknik analisis data,

prosedur penggalian data dalam bab ini.

A. Jenis Penelitian

Penelitian ini adalah penelitian deskriptif dengan metode survei.

Penelitian ini bertujuan mendapatkan gambaran mengenai minat pekerjaan

siswa-siswi kelas X SMA BOPKRI I Yogyakarta Tahun Ajaran 2008/2009.

Menurut Furchan (1982 : 424) metode survei dapat digunakan bukan saja

untuk melukiskan kondisi yang ada, melainkan juga membandingkan

kondisi-kondisi tersebut dengan kriteria atau menilai keefektifan suatu program.

B. Populasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan terhadap siswa-siswi kelas X SMA BOPKRI I

Yogyakarta Tahun Ajaran 2008/2009. Populasi dalam penelitian ini berjumlah

210 siswa. Menurut Arikunto (2002 : 108) populasi diartikan sebagai

keseluruhan subjek penelitian.

Pengambilan data penelitian dilaksanakan dalam dua tahap yaitu

penyebaran dan pengumpulan skala minat pekerjaan pada 21-25 Juli 2008

dengan menggunakan jam BK. Skala yang disiapkan untuk siswa-siswi kelas

(46)

X SMA BOPKRI I Yogyakarta berjumlah 210 eksemplar, namun skala yang

diisi hanya sebanyak 200 eksemplar. Penyebaran skala dilakukan sebagai

berikut:

Tabel 1

Penyebaran Skala Minat Pekerjaan kepada Siswa-Siswi Kelas X SMA BOPKRI I Yogyakarta

Tanggal Kelas Jumlah siswa TOTAL Siswa Hadir Tidak

Hadir

21 Juli 2008 XI 23 0 23

22 Juli 2008 XE 23 1 24

22 Juli 2008 XF 21 1 22

22 Juli 2008 XD 24 0 24

23 Juli 2008 XC 22 0 22

24 Juli 2008 XB 18 6 24

24 Juli 2008 XA 21 2 23

25 Juli 2008 XH 23 0 23

25 Juli 2008 XG 25 0 25

TOTAL 200 10 210

C. Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian ini adalah skala psikologi yang disusun oleh

peneliti sendiri untuk mengetahui minat pekerjaan siswa-siswi kelas X SMA

BOPKRI I Yogyakarta Tahun Ajaran 2008/2009 dengan menggunakan teori

klasifikasi bidang pekerjaan menurut Anne Roe.

1. Jenis Alat Ukur

Alat ukur yang digunakan dalam penelitian ini adalah skala

kepribadian (afektif) yang berupa data non-kognitif yaitu skala minat

pekerjaan yang berpedoman pada teknik penyusunan skala model Likert.

Skala ini bersifat tertutup dan menggunakan lima alternatif jawaban.

(47)

untuk menghindari kecenderungan responden memilih pilihan tengah atau

netral. Skala minat pekerjaan dapat dilihat dalam LAMPIRAN I.

2. Pemberian Skor

Pemberian skor untuk setiap jawaban dari item-item pekerjaan adalah

alternatif jawaban yang sangat berminat (SB) diberi skor 4, berminat (B)

diberi skor 3, tidak berminat (TB) diberi skor 2, sangat tidak berminat

(STB) diberi skor 1.

Responden diminta untuk memilih satu dari empat alternatif jawaban

yang disediakan peneliti pada setiap pernyataan pekerjaan dan tugasnya,

dengan cara memberikan tanda centang (v) pada kolom alternatif jawaban.

Setelah itu peneliti memberikan skor pada jawaban-jawaban tersebut.

Skor-skor yang diperoleh masing-masing item akan dijumlahkan lalu

dikategorikan guna mengungkap minat siswa-siswi kelas X SMA

BOPKRI I Yogyakarta Tahun Ajaran 2008/2009 terhadap

pekerjaan-pekerjaan tersebut.

3. Kisi-Kisi Skala

Penelitian ini menggunakan teori pemilihan pekerjaan menurut Anne

Roe untuk memudahkan pengklasifikasian bidang pekerjaan. Anne Roe

mengklasifikasikan pekerjaan bidang pekerjaan menjadi dua dimensi,

yaitu sistem klasifikasi bidang pekerjaan secara horizontal dan sistem

klasifikasi bidang pekerjaan secara vertikal (Sukardi, 1987 : 141-146).

Secara horizontal Anne Roe menggolongkan bidang pekerjaan menjadi

(48)

(Organization), Pekerjaan Lapangan (Outdoor), Pemberi Layanan

(Service), Pengetahuan (Science), Seni dan Hiburan (Arts and

Entertainment), Teknologi (Technology), dan Usaha atau Dagang

(Business Contact). Secara vertikal Anne Roe menggolongkan enam

tingkat pekerjaan, yaitu: Professional dan Managerial I, Professional dan

Managerial II, Semiprofessional, Skilled, Semi skilled dan Unskilled.

Namun, penelitian ini tidak mengukur penggolongan enam tingkat

pekerjaan (secara vertikal) karena akan terjadi bias negatif (ada

kecenderungan untuk tidak memilih pekerjaan yang skilled atau

unskilled). Maka, skala ini hanya mengukur minat pekerjaan dari delapan

pengklasifikasian bidang pekerjaan (secara horizontal).

Skala minat pekerjaan ini disusun berdasarkan teori pemilihan bidang

pekerjaan Anne Roe (secara horizontal) dan dikembangkan menggunakan

acuan KJI (1986) yang memuat pekerjaan-pekerjaan yang ada di

Indonesia. Skala ini mengukur minat pekerjaan seseorang berdasarkan

minat terhadap pekerjaan tertentu. Setiap bidang pekerjaan (delapan

bidang pekerjaan Anne Roe) terdiri dari beberapa pekerjaan yang disertai

tugas masing-masing. Pencantuman tugas masing-masing pekerjaan

(49)

Tabel 2

Kisi-Kisi Skala Minat Pekerjaan

No Bidang Pekerjaan Anne Roe Nomor item Jumlah item 1 Budaya (General Cultural)

a. Ahli Antropologi b.Ahli Bahasa c. Ahli Geografi d.Ahli Kearsipan e. Sejarawan f. Sosiolog g.Pustakawan

h.Kurator Museum dan Benda

Seni

i. Pengajar Sekolah Menengah

j. Penjaga Museum atau

Monumen

k.Wartawan Surat Kabar atau

Majalah

2 Organisasi (Organization) a. Akuntan

b.Bendaharawan Kantor c. Bankir

d.Manajer Perusahaan e. Kasir Bank

f. Kepala KOPERASI g.Manajer Keuangan

h.Manajer Penempatan Barang i. Personalia

j. Produsen

k.Pemimpin Lembaga Swadaya

2

3 Pekerjaan Lapangan (Outdoor) a. Juru Ukur Tanah

b.Mandor Perkebunan c. Nelayan

d. Pekerja Tambang e. Pemburu Binatang Liar f. Pemelihara Margasatwa g.Pengawas Usaha Pertanian h.Penyelam

i. Petani Tanaman Campuran j. Peternak

k.Tenaga Budidaya Perikanan

(50)

4 Pemberi Layanan (Service)

f. Pekerja Sosial g.Pengacara h. Perawat

i. Pramugara / Pramugari j. Pramuwisata

5 Pengetahuan (Science) b. Ahli Agronomi c. Ahli Anatomi d.Ahli Biologi e. Ahli Ekonomi f. Ahli Farmakologi g. Ahli Fisika h.Ahli Geologi i. Ahli Kimia j. Ahli Meteorologi k.Arsitek Bangunan l. Ahli Planologi

5 a. Aktris atau Aktor b.Dekorator c. Pemusik d. Penari e. Pengarang f. Penyanyi

g.Penyiar Radio atau TV h.Peragawan atau Peragawati i. Tim Kreatif Periklanan j. Fotografer

k.Sutradara Film

(51)

7 Teknologi (Technology) a. Ahli Teknik Listrik b. Ahli Teknik Mesin

c. Ahli Teknik Pertambangan d.Ahli Teknik Sipil

e. Ahli Teknologi Makanan dan Minuman

f. Teknisi Teknologi Pertanian g.Operator Alat-Alat Besar h.Pembuat Perhiasan Logam i. Pembuat Bakery

j. Pengrajin Barang Anyaman k. Designer Website

7 c. Pegawai Toko d.Administrasi e. Promotor f. Pedagang Besar g.Pengusaha

h.Pengawas Penjualan i. Penjual Jasa Asuransi j. Pramuniaga

k.Tenaga Pemasaran Usaha

8

D. Pertanggungjawaban Mutu Alat Ukur

1.Validitas Alat Ukur

Validitas menunjukkan sejauh mana suatu alat pengukur mampu

mengukur apa yang seharusnya diukur (Furchan, 1982 : 281). Validitas

yang digunakan dalam penelitian ini adalah validitas isi. Validitas isi

adalah sejauhmana item-item dalam skala mencakup keseluruhan kawasan

isi objek yang hendak diukur atau sejauhmana isi skala mencerminkan

aspek yang hendak diukur dengan melihat konstrak teoritik dari

(52)

pekerjaan. Suryabrata (2004 : 41-42) mengatakan validitas isi ditentukan

melalui pendapat professional dalam proses telaah skala. Skala minat

pekerjaan ini diperiksa terlebih dahulu oleh dosen BK, dosen pembimbing

skripsi, dan mahasiswa jurusan sastra UGM sebelum disebarkan kepada

responden.

2. Reliabilitas

Reliabilitas alat ukur adalah derajat keajegan alat tersebut dalam

mengukur apa saja yang diukurnya (Furchan, 1982 : 295). Reliabilitas

menunjuk pada suatu pengertian bahwa suatu alat ukur dapat dipercaya

untuk digunakan sebagai alat pengumpul data (Arikunto, 2002 : 154).

Penelitian ini mengukur reliabiltas alat ukur dengan menggunakan

koefisien reliabilitas alpha (∝) Cronbach karena penelitian ini dilakukan

sekali kepada sekelompok responden dan sesuai untuk mengukur 1

variabel saja yaitu variabel minat pekerjaan. Dengan hanya satu kali skala

tersebut disajikan, maka masalah yang akan timbul dapat dihindari.

Reliabilitas dinyatakan dalam koefisien reliabilitas alpha yang angkanya

berada dalam rentang dari 0 sampai 1,00.

Skala tersbeut kemudian dibelah menjadi dua (gasal-genap),

sehingga setiap belahan bersis item-item dengan jumlah yang sama. Item

yang bernomor gasal dan genap dibedakan untuk dijumlahkan sehingga

memperoleh skor total belahan ganjil dan belahan genap. Skor total

(53)

S1² dan S2²= Koefisien skor belahan 1 dan koefisien skor belahan 2.

Sx² = Koefisien skor skala.

Skor belahan 1 (ganjil) diberi simbol X dan skor pada belahan 2

(genap) diberi simbol Y. Skor belahan 1 dan 2 dapat dilihat pada

LAMPIRAN II.

= (1868972-1817943.12)/199

= 51028.88/199

(54)

S2²=

= (2145025-2097356.805)/199

= 47668.195/199

= (7975171-7820617.005)/199

(55)

Penghitungan reliabiltas skala minat pekerjaan siswa-siswi kelas X

SMA BOPKRI I Yogyakarta dengan menggunakan teknik analisis alpha

Cronbach menghasilkan angka ∝ = 0,724.

Tabel 3 Koefisien Reliabilitas

(Masidjo, 1995 : 243)

Angka ∝ = 0,724 tersebut menunjukkan bahwa skala minat

pekerjaan tersebut reliabilitasnya tinggi. Dengan demikian, skala minat

pekerjaan tersebut masih dapat diandalkan.

E. Prosedur Pengumpulan Data

Skala yang telah disusun dipergunakan untuk mengumpulkan data

penelitian. Pengumpulan data ini dilakukan dengan tahap, yaitu:

1. Tahap Persiapan

a. Peneliti meminta ijin kepada pihak sekolah bahwa peneliti akan

menyebarkan skala minat pekerjaan data penelitian ini.

b. Peneliti meminta surat pengantar penelitian dari Program Studi BK.

c. Peneliti menyerahkan surat permohonan ijin penelitian dan proposal

skripsi kepada pihak sekolah pada tanggal 17 Juli 2008.

d. Peneliti melakukan koordinasi dengan Koordinator BK untuk

pengaturan jadwal pengumpulan data.

Koefisien Reliabilitas Kualifikasi 0.91 – 1.00

0.71 - 0.90 0.41 – 0.70 0.21 – 0.40 Negatif – 0.20

Sangat Tinggi Tinggi

(56)

2. Tahap Pelaksanaan

a. Peneliti menyiapkan skala minat pekerjaan sebanyak 210 siswa.

b. Peneliti menyebarkan skala minat pekerjaan kepada 200 siswa pada

tanggal 21-25 Juli 2008 dengan menggunakan jam BK.

c. Peneliti memberikan penjelasan kepada siswa mengenai petunjuk

pengerjaannya.

d. Peneliti meminta siswa untuk mengumpulkan skala minat pekerjaan.

F. Teknik Analisis Data

Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini berdasarkan

distribusi normal dengan kategorisasi jenjang ordinal (Azwar, 2005 : 107).

Tujuan kategorisasi ini adalah jumlah item-item ke dalam

kelompok-kelompok yang terpisah secara berjenjangan menurut suatu kontimum

berdasarkan minat pekerjaan yang diukur. Kontimun jenjang dalam penelitian

ini adalah sangat rendah (sangat tidak diminati), rendah (kurang diminati),

sedang (cukup diminati), tinggi (diminati) dan sangat tinggi (sangat diminati).

Kategorisasi ini dipilih sebagai dasar pengkategorisasian minat siswa terhadap

pekerjaan tertentu.

Data yang telah terkumpul kemudian diolah dan dianalisis dengan

mengikuti langkah-langkah sebagai berikut:

1. Menentukan skor dari masing-masing alternatif jawaban dan membuat

(57)

2. Menghitung total skor tiap item jenis-jenis pekerjaan dari keseluruhan

subjek penelitian.

3. Perolehan data dilanjutkan dengan mengolah data menggunakan distribusi

normal dengan kategorisasi jenjang (ordinal) yang meliputi perhitungan

mean teoritik, standard deviasi, dan pengkategorian menurut norma yang

telah ditentukan peneliti. Pengkategorisasian yang dilakukan adalah skor

tiap item skala. Norma kategorisasi untuk item-item skala adalah sebagai

berikut:

Xitem

µ–1,5σ kategori sangat tidak diminati

µ–1,5σ < Xitem≤ µ–0,5σ kategori kurang diminati µ–0,5σ < Xitem≤ µ+0,5σ kategori cukup diminati µ+0,5σ < Xitem≤ µ+1,5σ kategori diminati µ+1,5σ < Xitem kategori sangat diminati

Keterangan:

Xitem maksimum teoritik : skor tertinggi yang mungkin dicapai

item dalam skala.

Xitemminimum teoritik : skor terendah yang mungkin

dicapai item dalam skala.

σ (item teoritik) : standard deviasi, yaitu luas jarak

rentangan yang dibagi dalam 6

satuan deviasi sebaran.

µ (item teoritik) : mean teoritik, yaitu rata-rata teoritis

dari Xitem maksimum dan Xitem

(58)

4. Mengelompokan tiap item menjadi kategori sangat tidak diminati, kurang

diminati, cukup diminati, diminati, sangat diminati sesuai dengan

pengkategorisasian menurut norma. Kategori tersebut diterapkan sebagai

norma/patokan dalam pengelompokan skor item. Dengan jumlah N=200

diperoleh perhitungan sebagai berikut:

Xitem maksimum teoritik : 200 X 4 = 800 Xitem minimum teoritik : 200 X 1 = 200

Range : 800 – 200 = 600

σ (item teoritik) : 600 : 6 = 100

µ (item teoritik) : (800+200):2 = 500

Penentuan norma kategorisasi skor item dapat dilihat dalam tabel sebagai

berikut:

Tabel 4

Norma Kategorisasi Skor Item Skala Minat Pekerjaan

Perhitungan Rentangan Skor Kategori Minat

Xitem

µ–1,5 σ

Xitem

500-150 Xitem≤350

Sangat tidak diminati (STD)

µ–1,5σ<Xitem≤µ–0,5σ

500-150<Xitem≤500-50 350<Xitem≤450

Kurang diminati (KD) µ–0,5σ<Xitem≤µ+0,5σ

500-50<Xitem≤500+50 450<Xitem≤550

Cukup diminati (CD)

µ+0,5σ < Xitem≤ µ+1,5σ

500+50<Xitem≤500+150 550<Xitem≤650

Diminati (D)

Xitem>µ+1,5σ

Xitem>500+150 Xitem>650

(59)

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Bab ini berisi hasil penelitian dan jawaban atas masalah penelitian

(pembahasan), yaitu: Bagaimanakah minat pekerjaan siswa-siswi kelas X SMA

BOPKRI I Yogyakarta Tahun Ajaran 2008/2009?.

A. Hasil Penelitian

Minat pekerjaan siswa-siswi kelas X SMA BOPKRI I Yogyakarta

Tahun Ajaran 2008/2009 dapat dilihat pada LAMPIRAN III. Hasil

kategorisasi dapat dilihat pada LAMPIRAN IV yang mengungkapkan bahwa:

1. Pada umumnya pekerjaan-pekerjaan di bidang budaya (general cultural)

kurang diminati oleh siswa-siswi. Pekerjaan yang kurang diminati seperti

ahli kearsipan, sejarawan, sosiolog, pustakawan, pengajar sekolah

menengah dan wartawan surat kabar atau majalah. Adapun pekerjaan yang

sangat tidak diminati seperti kurator museum dan benda seni dan penjaga

museum atau monumen. Sedangkan pekerjaan yang cukup diminati

siswa-siswi adalah ahli antropologi, ahli bahasa, dan ahli geografi.

2. Pada umumnya pekerjaan-pekerjaan di bidang organisasi juga kurang

diminati oleh siswa-siswi. Beberapa pekerjaan pada bidang organisasi

(organization) yang kurang diminati siswa-siswi seperti akuntan,

bendaharawan kantor, kepala koperasi, manajer penempatan barang,

personalia, dan pemimpin lembaga swadaya. Pekerjaan yang sangat tidak

(60)

diminati adalah kasir bank. Pekerjaan yang cukup diminati seperti bankir,

manajer perusahaan, dan produsen. Terdapat satu pekerjaan yang diminati

yaitu manajer perusahaan.

3. Pada umumnya pekerjaan di bidang pekerja lapangan (outdoor) kurang

diminati. Pekerjaan-pekerjaan yang kurang diminati oleh mereka adalah

pekerjaan juru ukur tanah, mandor perkebunan, nelayan, pekerja tambang,

pemburu binatang liar, pengawas usaha pertanian, petani tanaman

campuran, peternak, dan tenaga budidaya perikanan. Namun, terdapat dua

pekerjaan yang cukup diminati oleh mereka yaitu pemelihara margasatwa,

dan penyelam.

4. Beberapa pekerjaan pada bidang pemberi layanan (service) seperti

pekerjaan di bidang hukum (jaksa dan pengacara) kurang diminati oleh

siswa-siswi. Begitu juga dengan pekerjaan sebagai perawat,

pramugara/pramugari, pramuwisata, dan resepsionis. Sedangkan pekerjaan

yang cukup diminati oleh siswa-siswi seperti dokter umum, psikolog, juru

masak (koki), konselor, dan pekerja sosial.

5. Pekerjaan-pekerjaan di bidang pengetahuan (science) dapat dikatakan

cukup diminati. Pekerjaan yang cukup diminati oleh siswa-siswi seperti

ahli anatomi, ahli biologi, ahli ekonomi, ahli farmakolog, ahli kimia, dan

ahli meteorologi. Pekerjaan yang kurang diminati siswa-siswi seperti ahli

agronomi, ahli fisika, dan ahli geologi. Pekerjaan yang kurang diminati

pada bidang ini seperti ahli agronomi, ahli fisika, dan ahli geologi. Setelah

(61)

pada pekerjaan sebagai arsitek pembangunan dan ahli planologi yang

digolongkan pada bidang pekerjaaan pengetahuan (science) seharusnya

masuk pada bidang pekerjaan teknologi (technology). Kesalahan yang

terjadi tidak mempengaruhi tujuan penelitian karena yang akan diteliti

adalah minat siswa terhadap pekerjaan-pekerjaan pada setiap bidang

pekerjaan.

6. Kebanyakan pekerjaan di bidang seni dan hiburan (arts and entertaiment)

diminati. Pekerjaan yang diminati seperti aktris atau aktor, dekorator,

pemusik, dan fotografer. Pekerjaan yang cukup diminati seperti

pengarang, penyanyi, penyiar radio atau TV, tim kreatif periklanan, dan

sutradara film. Pekerjaan yang kurang diminati oleh siswa-siswi seperti

penari dan peragawan/peragawati.

7. Kebanyakan pekerjaan di bidang teknologi (technology) kurang diminati.

Pekerjaan sebagai teknisi atau pekerjaan praktis kurang diminati oleh

siswa-siswi seperti teknisi teknologi pertanian, operator alat-alat besar,

pembuat perhiasan logam, pembuat bakery, pengrajin barang anyaman,

dan designer website. Terdapat satu pekerjaan ahli yang kurang diminati

yaitu ahli teknik listrik. Sedangkan pekerjaan yang cukup diminati oleh

siswa-siswi kebanyakan pekerjaan sebagai seorang ahli seperti ahli teknik

mesin, ahli teknik pertambangan, ahli teknik sipil, dan ahli teknologi

makanan dan minuman. Begitu juga ahli planologi cukup diminati, arsitek

(62)

8. Pekerjaan di bidang usaha atau dagang (business contact) pada umumnya

kurang diminati. Pekerjaan yang kurang diminati siswa-siswi seperti agen

biro iklan, juru bayar, administrasi, promotor, pengawas penjualan,

penjualan jasa asuransi, pramuniaga, dan tenaga pemasaran usaha.

Pekerjaan yang sangat tidak diminati adalah pegawai toko. Sedangkan

pekerjaan yang diminati hanya pedagang besar dan pengusaha.

Secara keseluruhan pekerjaan-pekerjaan yang berada dalam kategori

sangat tidak diminati sebanyak 4 pekerjaan, kategori kurang diminati

sebanyak 47 pekerjaan, kategori cukup diminati 29 pekerjaan, kategori

diminati sebanyak 8 pekerjaan sedangkan kategori sangat diminati tidak ada.

Situasi umum yang dapat dilihat adalah pekerjaan dengan kategori kurang

diminati sebanyak 47 pekerjaan lebih banyak daripada pekerjaan dengan

kategori diminati sebanyak 8 pekerjaan. Para siswa kelas X SMA BOPKRI I

Yogyakarta Tahun Ajaran 2008/2009 cenderung untuk merasa tertarik atau

berminat pada bidang pekerjaan seni dan hiburan seperti aktris atau aktor,

dekorator, pemusik, dan fotografer; bidang pekerjaan usaha atau dagang

seperti pedagang besar dan pengusaha; bidang pekerjaan organisasi seperti

manajer perusahaan; dan bidang pekerjaan teknologi seperti arsitek bangunan.

Dengan adanya rasa tertarik atau berminat pada bidang pekerjaan tersebut

maka akan adanya kepuasan saat melakukan kegiatan-kegiatan yang berkaitan

(63)

B. Pembahasan

Pada bagian pembahasan, peneliti akan membahas hasil penelitian

secara keseluruhan. Menurut Hurlock (1999 : 144) salah satu faktor yang

mempengaruhi minat anak terhadap pekerjaan adalah pekerjaan tersebut

bergengsi. Pekerjaan kantor jauh lebih bergengsi dibandingkan dengan

pekerjaan di pabrik. Begitu pula menurut Raymond Setiawan, minat terhadap

suatu pekerjaan dipengaruhi oleh pekerjaan yang dianggap ”dihormati” di

masyarakat (Purwanto, 2007 : 347). Selain itu, menurut Winkel (1997 :

592-597) pemilihan pekerjaan dipengaruhi oleh faktor dari dalam diri. Salah satu

faktor dari dalam diri, yaitu nilai-nilai kehidupan yang menjadi pedoman dan

pegangan dalam hidup seseorang sampai umur tua dan sangat menentukan

gaya hidup seseorang. Nilai-nilai kehidupanpun menjadi salah satu faktor

penentu dalam meminati suatu pekerjaan.

Pembahasan mengenai pekerjaan-pekerjaan yang sangat tidak

diminati, kurang diminati, cukup diminati, dan diminati oleh siswa-siswi kelas

X SMA BOPKRI I Yogyakarta Tahun Ajaran 2008/2009 sebagai berikut:

1. Budaya (general cultural)

Pada umumnya pekerjaan-pekerjaan di bidang budaya (general

cultural) kurang diminati oleh siswa-siswi kelas X SMA BOPKRI I

Yogyakarta Tahun Ajaran 2008/2009. Pekerjaan-pekerjaan sebagai ahli

kearsipan, sejarawan, sosiolog, pustakawan, pengajar sekolah menengah

kurang diminati dan pekerjaan sebagai kurator museum dan benda seni,

(64)

ini kurang bergengsi bagi siswi dan kurangnya pengetahuan

siswa-siswi terhadap tugas-tugas pekerjaan ini. Pekerjaan sebagai wartawan surat

kabar atau majalah kurang diminati kemungkinan karena anggapan

mengenai resiko dan tantangan pekerjaan sangat besar, misalnya

penolakan, pemukulan bahkan pembunuhan. Sedangkan pekerjaan yang

cukup diminati siswa-siswi adalah ahli antropologi, ahli bahasa, dan ahli

geografi. Pekerjaan-pekerjaan yang cukup diminati ini dapat dikatakan

sebagai pekerjaan bergengsi bagi siswa-siswi. Kemungkinan siswa

memilih pekerjaan-pekerjaan tersebut karena siswa memiliki nilai

kehidupan yang sesuai dengan pekerjaan tersebut. Beberapa nilai

kehidupan siswa-siswi yang tercermin dari minat pekerjaan misalnya

menggali ilmu sebanyak-banyaknya sehingga menjadi seorang ahli yang

dapat menguasai bidang yang diminati.

2. Organisasi (organization)

Pekerjaan di bidang organisasi (organization) yang kurang diminati

oleh siswa-siswi seperti akuntan, bendaharawan kantor, kepala koperasi,

manajer penempatan barang, personalia, produsen, dan pemimpin lembaga

swadaya. Pekerjaan-pekerjaan tersebut kurang diminati kemungkinan

karena pekerjaan tersebut membutuhkan ketelitian menghitung dan

menganalisis, dan pengetahuan yang kurang mengenai pekerjaan tersebut.

Sedangkan pekerjaan yang cukup diminati yaitu bankir, manajer

perusahaan, manajer keuangan, dan produsen. Pekerjaan sebagai manajer

Gambar

Tabel 1
Tabel 2 Kisi-Kisi Skala Minat Pekerjaan
Tabel 3 Koefisien Reliabilitas
Tabel 4
+2

Referensi

Dokumen terkait

Pada aplikasinya sebagai pelat bipolar, grafit mampu memberikan konduktivitas listrik yang baik dan juga meningkatkan sifat mekanis dari komposit tersebut. Selain

Berbeda dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Ani Yuliyanti (2011) yang menyatakan bahwa Ukuran Perusahaan mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap lamanya

Pada bab ini akan dibahas mengenai langkah - langkah yang dilakukan untuk merancang simulasi sinkronisasi carrier menggunakan modulasi digital, yang meliputi input data yang

Nilai odds ratio (OR) pekerjaan menunjukkan bahwa pekerjaan nelayan/ bertani/berkebun memiliki peluang 3,800 kali lebih besar menderita filariasis dibandingkan

Dalam pembingkaian berita demonstrasi mahasiswa Semarang terkait rencana kenaikan harga BBM di TV Borobudur, dalam siaran berita “Jendela Jateng Sore”, pembingkaian

Seperti tampak pada gambar, metode DHM digambarkan sebagai sebuah dashboard yang digunakan untuk melakukan indikator guna memonitor kinerja sistem sehingga

Hal tersebut tercermin oleh beberapa aparatur yang kurang sesuai antara keterampilan dan keahlian yang dimiliki dengan beban kerja, dan masih adanya pengangkatan

Pelatihan MPKP diberikan kepada semua perawat yang terlibat di ruang yang sudah ditentukan. 2) Memberi bimbingan kepada perawat primer (PP) dalam melakukan