BAB II KAJIAN TEORI
A. Pendidikan Karakter
6. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pendidikan Karakter
Konteks pendidikan Islam, karakter atau akhlak merupakan misi utama para Nabi. Tugas utama diutusnya Nabi Muhammad SAW ke dunia adalah untuk menyempurnakan akhlak yang mulia. Meskipun pada saat itu, Nabi Muhammad SAW diturunkan untuk memperbaiki karakter masyarakat Jahiliyyah yang sangat rusak pada saat itu, namun sebenarnya sasaran, khitabnya adalah untuk manusia seluruh alam. Manifesto terhadap Nabi Muhammad SAW ini mengindikasikan
27 Abdul Majid, Perencanaan Pembelajaran Mengembangkan Standar Kompetensi Guru, h. 143-144
25
bahwa pembentukan akhlak atau karakter merupakan kebutuhan utama bagi tumbuhnya cara bersosialisasi dan bermasyarakat yang dapat menciptakan peradapan manusia yang mulia, disamping juga menunjukkan adanya fitrah manusia yang telah memiliki karakter tertentu yang perlu pendidikan untuk penyempurnaannya.
Allah SWT memberikan karakter kepada setiap manusia secara berbeda-beda. Ada seseorang yang diberi karakter lahir atau bawaan yang baik dan ada yang diberi karakter buruk. Dalam al-Qur'an dinyatakan:
kefasikan dan ketakwaannya. Sesungguhnya beruntunglah orang yang mensucikan jiwa itu, dan Sesungguhnya merugilah orang yang mengotorinya. (QS. Asy Syam : 8-10).28Kandungan ayat di atas memberikan pelajaran bahwa setiap anak yang lahir telah dibekali dua potensi oleh Allah SWT, yaitu potensi jiwa yang baik dan buruk, kedua potensi tersebut sangat berubah-ubah tergantung pada upaya manusia untuk merubahnya. Hal ini, memberikan kebebasan untuk mengembangkannya, bila di kembangkan kearah yang baik maka jiwa, karakter tersebut akan baik, dan bila tidak dikembangkan dengan baik, maka yang tumbuh adalah jiwa, karakter yang buruk. Jadi pengembangan karakter tersebut sangat tergantung pada upaya manusia
28 QS. As-Syam : 8-10
26
dalam mengarahkannya, baik melalui pendidikan maupun penciptaan lingkungan yang kondusif yang diciptakan oleh guru dan orang tuanya.
Karakter seseorang bersifat tidak permanen, dan dapat ditumbuhkembangkan dengan latihan-latihan rutin yang dapat mendorong pertumbuhannya. Karakter adalah “hasil kegiatan yang sangat mendalam dan kekal nantinya akan membawa ke arah pertumbuhan sosial”.
29Oleh karena itu, karakter terbentuk melalui pembiasaan dan pendidikan yang memberikan model yang menarik bagi anak. Jadi karakter tidak sekali terbentuk, lalu tidak akan berubah, tetapi terbuka bagi semua bentuk pengembangan, perbaikan, dan penyempurnaan. Hal inilah yang memberikan harapan akan perlunya pendidikan karakter untuk memberikan pengaruh positif bagi perkembangan karakter anak.
Perkembangan anak dipengaruhi oleh sekurang-kurangnya enam kondisi lingkungannya yaitu: “(1) hubungan pribadi yang menyenangkan, (2) keadaan emosi, (3) metode pengasuhan anak, (4) peran dini yang diberikan kepada anak, (5) struktur keluarga di masa kanak-kanak, dan (6) rangsangan terhadap lingkungan sekitarnya”.
30Semua unsur ini sangat mempengaruhi pendidikan karakter anak, karena pada masa anak-anak merupakan masa yang sangat rentan dengan berbagai pengaruh yang diterimanya. secara garis besar ada dua faktor yang mempengaruhi karakter seseorang,
29 Djaali, Psikologi Pendidikan, h. 48
30 Zaim Elmubarok, Membumikan Pendidikan Nilai, h. 101
27
Faktor internal yaitu pembawaan si anak dan faktor dari luar yaitu pendidikan dan pembinaan yang dibuat secara khusus, ataumelalui interaksi dalam lingkungan sosial. Fitrah dan kecenderungan ke arah yang baik yang ada didalam diri manusia dibina secara intensif melalui berbagai metode.
31Pendapat lain mengungkapkan bahwa faktor yang mempengaruhi pendidikan karakter adalah sebagai berikut:
1) Faktor internal, berupa kemampuan menyeleksi dan mengolahaau menganalisis pengaruh yang datangdariluar, termasuk disini minat dan perhatian.
2) Faktoreksternal, berupa faktor dari luar diri individu yaitu pengaruh lingkungan yang diterima.32
Dengan demikian, faktor yang mempengaruhi pendidikan karakter peserta didik ada dua, yaitu faktor dari dalam yaitu potensi fisik, intelektual dan hati (rohaniah) yang dibawa si anak dari sejak lahir, dan faktor dari luar yang dalam hal ini adalah kedua orang tua di rumah, guru di sekolah, dan tokoh-tokoh serta pemimpin di masyarakat.
31 Abuddin Nata, Akhlak Tasawuf, (Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, 2003), h. 167
32 Ramayulis, Psikologi Agama, (Jakarta: Kalam Mulia, 2011), h. 98
28 BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Jenis dan Sifat Penelitian1. Jenis Penelitian
Jenis penelitian ini adalah penelitian Field Research atau disebut dengan penelitian lapangan artinya “Penelitian yang secara intensif tentang latar belakang keadaan sekarang dan interaksi lingkungan sesuatu unit sosial, individu, kelompok, lembaga dan masyarakat”.33
Berdasarkan keterangan tersebut peneliti mengadakan penelitian lapangan, di Sekolah Menengah Pertama Islam Terpadu (SMPIT) Insan Mulia Batanghari Lampung Timur.
2. Sifat Penelitian
Sifat penelitian yang dilaksanakan ini merupakan penelitian yang bersifat deskriptif yaitu Penelitian yang dilakukan untuk memberikan gambaran tentang suatu peristiwa yang terjadi. 34
Berdasarkan keterangan tersebut bahwa penelitian deskriptif merupakan penelitian yang dilakukan untuk membuat gambaran secara sistematis, faktual dan akurat mengenai situasi-situasi atau kejadian-kejadian yang digambarkan dengan kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang yang dapat diamati untuk memperoleh kesimpulan. Dalam penelitian ini mendeskripsikan atau menggambarkan tentang implementasi pendidikan karakter di Sekolah Menengah Pertama Islam Terpadu (SMPIT) Insan Mulia Batanghari Lampung Timur.
33 Sumadi Suryabrata, Metodologi Penelitian, Edisi 1, (Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, 2008), h. 80
34 Joko Subagyo, Metode Penelitian dalam Teori dan Praktek, (Jakarta: Rineka Cipta, 2004), h. 63
29
dalam penelitian ini, peneliti dapatkan langsung dari Kepala Sekolah, Dewan Guru dan peserta didik Sekolah Menengah Pertama Islam Terpadu (SMPIT) Insan Mulia Batanghari Lampung Timur.2. Sumber Data Sekunder
Sumber data sekunder merupakan data yang diperoleh secara tidak langsung berupa jumlah keterangan atau fakta dengan memperlajari bahan-bahan perpustakaan. Sumber sekunder merupakan sumber yang diperoleh dari sumber pendukung untuk melengkapi dan memperjelas sumber primer, yang berupa perpustakaan yang berhubungan erat dengan obyek penelitian.
Data yang diperoleh dari permasalahan di lapangan adalah wawancara kepala sekolah, dewan guru serta dokumentasi yang memiliki keterkaitan dengan variabel yang peneliti kaji.
C. Teknik Pengumpulan Data 1. Interview / Wawancara
Teknik interview yang digunakan dalam penelitian ini adalah dalam rangka mengumpulkan data melalui wawancara atau tatap muka langsung.
Interview yang sering juga disebut dengan wawancara atau kuesioner lisan adalah “sebuah dialog yang dilakukan oleh pewawancara (interviewer) untuk memperoleh informasi dari terwawancara (interviewer)”.36
Metode interview yang digunakan adalah metode interview bebas terpimpin, artinya interview berjalan dengan bebas tetapi masih dalam bingkai persoalan penelitian. Interview dilakukan dengan kepala sekolah guna untuk
35 Edi Kusnadi, Metodologi Penelitian, (Ramayana Pers & STAIN Metro, 2008), h.
77
36 Joko Subagyo, Metode Penelitian dalam Teori dan Praktek, h. 132
30
mengumpulkan data tentang implementasi pendidikan akrakter di Sekolah Menengah Pertama Islam Terpadu (SMPIT) Insan Mulia Batanghari Lampung Timur.
2. Observasi
Observasi adalah “suatu proses yang tersusun dari perbagai proses biologis dan psikologis. Dua di antara yang penting adalah proses-proses pengamatan dan ingatan”.37
Observasi ini untuk mendukung data-data yang telah dikumpulkan melalui wawancara dengan kepala Sekolah, dewan guru sertapeserta didik dalam menggambarkan implementasi pendidikan karakter di SMPIT Insan Mulia Batanghari Lampung Timur. Observasi dilakukan dengan cara melihat langsung proses belajar mengajar khususnya yang berkenaan dengan proses pendidikan karakter peserta didik yang dilakukan oleh pendidik, dan kegiatan lainnya di sekitar Sekolah Menengah Pertama Islam Terpadu (SMPIT) Insan Mulia Batanghari Lampung Timur.
3. Dokumentasi
Teknik dokumentasi adalah “mencari data mengenai hal-hal atau variabel yang berupa catatan, transkip, buku, surat kabar, majalah, prasasti, notulen rapat, agenda dan lain sebagainya”.38 Dokumentasi dalam penelitian ini adalah diambil dari dokumentasi yang ada di Sekolah seperti sejarah berdirinya SMPIT Insan Mulia Batanghari, keadaan guru dan karyawan, keadaan peserta didik, sarana prasarana sekolah, laporan tahuan, kurikulum dan sebagainya.
D. Teknik Penjamin Keabsahan Data
Penyajian data atau teknik untuk mencapai kreadibilitas data perlu di uji keabsahan serta kebenarannya dengan menggunakan trianggulasi. Trianggulasi
37 Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D, Cet. 14, (Bandung:
Alfabeta, 2011), h. 145
38 Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, (Jakarta:
Rineka Cipta, 2005), h. 135
31
dalam penelitian ini diartikan “sebagai sumber dengan berbagai cara dan waktu”.39 Namun dalam penelitian ini yang digunakan adalah trianggulasi teknik pengumpulan data.
Trianggulasi teknik pengumpulan data adalah “penggunaan beragam teknik pengungkapan data yang dilakukan kepada sumber data”.40 Menguji kreadibilitas data dengan trianggulasi teknik yaitu mengecek data kepada sumber yang sama dengan teknik yang berbeda.
E. Teknik Analisa Data
Pada bagian ini dijelaskan mengenai teknik yang digunakan dalam mengambil data dan analisis data. Analisis data kualitatif adalah deskriptif data yang terdiri dari tiga aktivitas yang berlangsung secara bersamaan.
Ketiga aktivitas tersebut adalah reduksi data, penyajian data dan penarikan kesimpulan. Ketiga alur aktivitas tersebut saling keterkaitan satu dengan yang lainnya dalam analisis data.
1. Reduksi data
Aktivitas reduksi data ialah mengolah data mentah yang dikumpulkan dari hasil wawancara, dokumentasi dan observasi diringkas dan disistematisasikan agar mudah difahami dan dicermati oleh pembaca. Reduksi data ini merupakan satu bentuk analisis data sedemikian rupa sehingga kesimpulan akhir dari penelitian dapat dibuat verivikasi.
Terkait dalam hal ini peneliti memproses secara sistematis data-data akurat yang diperoleh terkait dengan penguatan karakter siswa, sehingga dari hasil wawancara dan observasi lapangan ditambah dengan dokumentasi yang ada, skripsi ini dapat difahami dan dicermati secara mudah oleh para pembaca.
2. Penyajian data
Penyajian data dalam penelitian ini yaitu dengan menyusun informasi secara baik dan akurat untuk memperoleh beberapa kesimpulan yang valid dan merelalisasikan prosedural lanjutan. Dengan eksisnya data akurat ini secara
39 Djam’an Satori, Aan Komariah, Metodologi Penelitian Kualitatif, h. 170
40 Djam’an Satori, Aan Komariah, Metodologi Penelitian Kualitatif, h. 171
32
otomatis membantu proses yang sedang terjadi, untuk diadakan analisis lebih lanjut, tentunya mengacu kepada data yang ada.
3. Penarikan kesimpulan (Conclution)
Penarikan kesimpulan merupakan bagian dari aktivitas data. Aktivitas ini dimaksudkan untuk memberikan makna terhadap analisis, menjelaskan pola urutan dan mencari hubungan di antara dimensi-dimensi yang diuraikan.
33 BAB IV
HASIL PENELITIAN
A.
Profil SMPIT Insan Mulia Batanghari Lampung Timur1. Sejarah Singkat SMPIT Insan Mulia Batanghari Lampung Timur
SMP Islam Terpadu Insan Mulia terletak di Jl. Majapahit Desa Batangharjo Kecamatan Batanghari Lampung Timur yang sudah tergabung dalam Jaringan Sekolah Islam terpadu Indonesia (JSIT). Sekolah ini didirikan dan mendapat persetujuan dari Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga pada tahun 2012.
SMP IT Insan Mulia Batanghari berdiri dibawah naungan Yayasan Lampung Insan Mandiri yang diketuai oleh Bapak H. Nurhadi S, Ag. SMP IT adalah sekolah Islam terpadu yang mengkolaborasikan pengetahuan umum dan agama dalam proses belajar. Selain tetap belajar ilmu pengetahuan umum ciri khas yang membedakan sekolah ini dengan sekolahan yang lain adalah adanya pelajaran tahsin dan tahfis.
Sekolah ini memberikan pelajaran agar generasi penerus dapat membaca Al-Qur’an dengan baik dan cinta dengan Al-Qur’an sehingga akan menjadikan Al-Qur’an sebagai pedoman dalam menjalankan kehidupan.
Perkembangan zaman yang cepat berpengaruh kepada anak yang menyebabkan hilangnya jati diri sebagai bangsa Indonesia yang ramah, dan terkadang melupakan kewajibannya dalam belajar karena sudah terlalu asik dengan berbagai media elektronik yang ada sehingga akan menurunkan kualitas sumber daya manusia.
34
SMPIT Insan Mulia berbasis religi tidak tidak hanya menuntut peserta didik pandai dalam tiga hal yaitu, Inteleggency Qoutient (IQ), Emotional Qoutient (EQ), dan Sepiritual Qoutient (SQ). Insan Mandiri adalah sebuah lembaga kemasyarakatan yang didirikan pada tahun 2006 silam. Dengan tujuan awal yakni untuk membina dan mengembangkan potensi masyarakat demi mewujudkan kesejahteraan bersama. Melihat kondisi, akhirnya pihak lembaga berinisiatif untuk mendirikan lembaga PAUD (Pendidikan Anak Usia Dini) dengan harapan mampu mengenalkan pendidikan dan nilai-nilai ke-Islaman sejak dini.
Tepatnya tahun 2012 lembaga ini diresmikan menjadi sebuah yayasan dengan nama Lampung Insan Mandiri dan kemudian membentuk Lembaga Pendidikan Formal bernama SMP IT Insan Mulia Batanghari.
SMP IT Insan Mulia Batanghari ini berlokasi di Jl. Majapahit 41 C Desa Batangharjo Kecamatan Batanghari Lampung Timur ini menjadi sekolah berbasis Islam Terpadu yang ke-dua di Lampung Timur setelah SMP IT Baitul Muslim.
Kurikulum nasional dan kurikulum Qur’anil. SMP IT Insan Mulia mulai tahun 2014 menerapkan sistem belajar full day dan boarding school (pondok pesantren).
Pembelajaran sistem full day dimulai tepat pukul 07.15 sampai 15.30.
untukjam awal dimanfaatkan untuk tahsin dan menghafal al-Qur’an. Sedangkan sistem belajar boarding school ada jam tambahan diluar jam sekolah, yaitu mendalami pelajaran-pelajaran pondok. Indentitas Sekolah Menengah Pertama Islam Terpadu (SMPIT) Insan Mulia Batanghari Lampung Timur adalah sebagai berikut:
35
Nama Sekolah : SMP IT Insan Mulia Kepala Sekolah : Agus Waluyo, S.Sos Terakreditasi : B
Jenjang Pendidikan : SMP Status Sekolah : Swasta
Alamat : Jl. Majapahit Desa Batangharjo Kecamatan Batanghari
Kecamatan : Batanghari
RT/RW : 22/11
Nama Dusun : Lisan Puro
Desa/Kelurahan : Batangharjo
Kabupaten/Provinsi
: Lampung Timur/LampungLintang/Bujur : -5.1258000/105.3842000 SK Pendirian Sekolah : 001/YLIM/5/2012 Tgl SK Pendirian : 2012-05-10 Status Kepemilikan
: YayasanSK Izin Operasional : AHU-3794,AH.01.04.2012 Tgl SK IzinOperasional
: 2012-06-25Website :
www.smpitinsanmuliabatanghari.sch.id.(D/1/27-04-2020)
2. Visi, Misi dan Tujuan SMPIT Insan Mulia Batanghari Visi “Berprestasi, Islami, dan Mandiri (Beriman)”, Indikator:
a. Unggul dalam prestasi akademik : 1) Pencapaian nilai ujian nasional
2) Berbagai lomba atau olimpiade mata pelajaran di tingkat lokal dan nasional
3) Unggul dalam prestasi non akademik 4) Lomba ekstrakurikuler
36
5) Imtaq dan Budi Pekertib. Terwujudnya kehidupan warga sekolah yang Islami dan berakhlak mulia.
c. Terwujudnya layanan pendidikan yang bermutu, efisien, kreatif, inovatif, rapi segala urusannya dan memenuhi standar pendidikan.
Misi:
a. Membentuk generasi yang berakidah lurus, berakhlak mulia, dan beribadah dengan benar berdasarkan Al-Qur’an dan As-Sunah.
b. Menjadikan bahasa Inggris dan bahasa Arab sebagai bahasa kedua setelah bahasa Indonesia.
c. Menjadikan lingkungan pendidikan yang asri dan ramah berbasis kejujuran dan keteladanan.
d. Membentuk jiwa kepemimpinan pendidik dan peserta didik.
e. Meningkatkan dan melengkapi sarana dan prasarana belajar terutama pengembangan perpustakaan dan laboraturium.
Tujuan:
a. Tercapainya pembentukan pribadi muslim ynng berkarakter dan mampu menghafal al-Qur’an.
b. Menghasilkan lulusan yang menguasai bahasa Inggris dan bahasa Arab.
c. Terwujudnya kehidupan warga sekolah yang menerapkan nilai-nilai ajaran Islam dalam kehidupan sehari-hari baik di sekolah maupun di luar sekolah.
d. Tercapainya iklim yang sehat antara warga sekolah, komite sekolah, dan masyarakat.
e. Terciptanya lingkungan sekolah yang bersih, indah, dan nyaman untuk menciptakan suasana belajar yang kondusif.
37
f. Menghasilkan lulusan yang mampu bersaing untuk melanjutkan ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi. (D/2/27-04-2020)
3 Letak Geografis SMPIT Insan Mulia Batanghari
Adapun letak geografis SMPIT Insan Mulia Batanghari adalah sebagai berikut:
a. Sebelah Barat berbatasan dengan rumah Penduduk b. Sebelah Utara berbatasan dengan rumah penduduk c. Sebelah Selatan berbatasan rumah penduduk
d. Sebelah Timur berbatasan dengan rumah penduduk. (D/3/27-04-2020)
4. Sarana dan Prasarana SMPIT Insan Mulia Batanghari
Proses belajar mengajar di sekolah berjalan dengan baik dan lancar karena didukung oleh sarana dan prasarana yang memadai, baik jumlah keadaan ataupun kelengkapannya. Berikut keadaan sarana dan prasarana di SMP IT Insan Mulia Batanghari Lampung Timur.
a. Data Prasarana
Tabel 1
Prasarana SMP IT Insan Mulia Batanghari
No Nama Prasarana Jumlah Status
Kepemilikan
1 Ruang Kantor 1 Milik
2 Ruang Kelas 5 Milik
3 Asrama Putra 3 Milik
38
Sarana SMP IT Insan Mulia Batanghari
No Jenis Sarana Jumlah Letak Keterangan
1 Kursi Guru 11 Ruang Guru Baik
39
5. Data Guru dan Karyawan SMPIT Insan Mulia Batanghari
Tabel 3
Data Guru dan Karyawan MA Ma’arif Punggur
No Nama Mapel yang Diampu Jabatan
IPS Terpadu Wali kelas VIII 2
9 Meri Kuslaila, S.Pd Matematika Guru
17 Dimas Alfarisyi, S.Pd Matematika Guru
18 Afikaduri Tahfidz Guru
24 Luthfi Khairani, S.Pd IPA Terpadu Guru
25 Naufal Hidayatullah B. Lampung Guru
26 Adetia Wahyu Pakarti Pramuka -
27 Adi Kurniadi KA. TU -
Sumber: Dokumentasi SMPIT Insan Mulia Batanghari
Lampung Timur.(D/4/27-04-2020)
40
6. Data Siswa Madrasah Aliyah Ma’arif Punggur Lampung Tengah Tabel 4
Data Siswa Keseluruhan SMP IT Insan Mulia Batanghari
Keterang Kelas
Jumlah
VII VIII IX
Rombel 2 2 2 6
Laki-laki 33 22 20 77
Perempuan 25 26 19 69
Jumlah Total 58 48 40 146
Sumber: Dokumentasi SMPIT Insan Mulia Batanghari. (D/5/27-04-2020)
Berdasarkan deskripsi lokasi penelitian di atas dapat dilihat bahwasannya SMP IT Insan Mulia Batanghari memiliki kualitas yang cukup bagus bagi siswa yang menempuh pendidikan pada tingkat sekolah menengah pertama, hal ini dapat kita lihat bahwasannya sekolah ini mengunggulkan pelajaran bahasa Arab dan bahasa Ingris serta unggul dalam pelajaran yang berbasis agama Islam yang dimana semua siswa diwajibkan menghafal Al-Qur’an. Sehingga hal ini tentunya memiliki pengaruh yang sangat positif bagi pengembangan jiwa peserta didik dalam bidang keagamaan sehingga akan terbentuk kepribadian siswa yang baik serta berakhlak mulia.
41
7. Struktur Organisasi SMPIT Insan Mulia BatanghariGambar 1
Struktur Organisasi SMPIT Insan Mulia Batanghari
Agus Waluyo, S.Sos Kepala Sekolah
Komite Sekolah Yayasan Lampung
Insan Mandiri
Dimas Alfarisyi Koordinator Tata Usaha Miftah Hujannah, S. Pd
Bendahara
Siti Rohaela, S. P Waka Kurikulum
Amin Suyono Koordinator BP/BK
WALI KELAS
Puji Astuti, S.Pd Koord.Laboratorium
GURU Anjar Ganjar Eko Utomo, S.Pd
Bendahara
Peserta Didik
42
B. Implementasi Pendidikan Karakter di Sekolah Menengah Pertama Islam Terpadu (SMPIT) Insan Mulia Batanghari Lampung Timur
Untuk mengetahui seberapa besar tanggung jawab seorang pendidik dalam pendidikan karakter peserta didik, kita dapat melihat seberapa besar peran pendidik dalam memberikan pembinaan kepada peserta didiknya, dan juga dapat dilihat tanggung jawab seorang pendidik terhadap pendidikan agama di sekolah.
Sedangkan untuk membuktikan implementasi pendidikan karakter peserta didik di SMPIT Insan Mulia Batanghari, peneliti berusaha untuk mengumpulkan data yang ada di lapangan yang berupa, observasi, wawancara dan juga dokumentasi kepada responden untuk mengetahui seberapa besar motivasi anak dan juga seberapa besar tanggung jawab pendidik dalam memberikan contoh kepada peserta didiknya baik dalam lingkungan sekolah maupun di luar lingkungan sekolah.
Peneliti melakukan wawancara dengan Kepala Sekolah bahwa “dalam mengembangkan pendidikan karakter di SMPIT Insan Mulia Batanghari seorang guru harus dapat memenuhi ukuran kemampuan yang diperlukan untuk melaksanakan tugasnya sehingga anak dapat mencapai ukuran pendidikkan yang tinggi”. (W1/KS/1/27-04-2020)
Ditambahkan kembali ungkapan Kepala Sekolah:
“Tugas seorang guru umumnya adalah mewariskan pengetahuan dan berbagai keterampilan kepada generasi muda, hal-hal yang akan diwariskan sudah tentu harus sesuai dengan ukuran-ukuran yang telah ditentukan oleh masyarakat dan merupakan gambaran tentang keadaan sosial, ekonomi dan politik masyarakat yang bersangkutan”. (W1/KS/2/27-04-2020)
Menjalankan perannya sebagai penggerak pendidikan karakter, guru PAI dan para guru lainnya selalu mendorong semua komponen agar terus melakukan tugasnya masing-masing demi suksesnya pendidikan karakter peserta didik. Dan
43
juga merencanakan kegiatan-kegiatan untuk meningkatkan kualitas guru di SMPIT Insan Mulia Batanghari Lampung Timur sehingga dalam pendidikan karakter di SMPIT dapat tercapai secara maksimal.
Mengantisipasi peserta didik yang karakternya kurang baik maka guru PAI dan Waka Kesiswaaan memberikan arahan atau contoh dengan cara diberi pelajaran budi pekerti, datang ke sekolah dan pulang sekolah selalu berjabat tangan dengan para dewan guru, membuang sampah pada tempatnya, sholat berjamaah, jika alfa atau membolos sekolah di kasih arahan, jika tidak berhasil dengan arahan tersebut maka dipanggillah wali murid tersebut (orangtua), dan sebagainya. (W2/WK/1/27-04-2020)
Ditambahkan lagi bahwa:
Guru bertindak sebagai agen moral masyarakat, karena fungsinya mendidik warga masyarakat agar melek huruf, pandai berhitung dan berbagai keterampilan kognitif lainnya. Keterampilan-keterampilan itu dipandang sebagai bagian dari proses pendidikan moral, karena masyarakat yang telah pandai membaca dan berpengetahuan, akan berusaha menghindarkan diriya dari tindakan-tindakan yang kriminal dan menyimpang dari ukuran masyarakat. Guru juga merupakan gambaran sekaligus berperan sebagai agen politik. (W2/WK/2/27-04-2020
Berdasarkan hasil wawancara di atas bahwa peran pendidik khususnya guru PAI sangat penting sekali dalam pendidikan karakter peserta didik, terlihat dari guru sebagai agen moral dan politik.
Peneliti juga melakukan pengamatan pada pagi hari yaitu pada jam-jam kedatangan kepala sekolah, guru, karyawan dan peserta didik di Sekolah. Kepala Sekolah memberikan contoh dengan datang lebih awal ke Sekolah, sehingga para guru yang lain pun mengikuti dengan datang ke sekolah lebih awal jika terlambat dari kepala sekolah maka akan malu sendiri. (O/1/01-03-2020)
44
Guru PAI pun menyampaikan materi melalui contoh yang baik dari pendidikannya. Contoh yang diberikan Guru PAI dan guru lainnya adalah sebagai tauladan juga untuk mengembangkan budaya/karakter disiplin di Sekolah.
Selanjutnya peneliti melakukan pengamantan kembali di SMPIT Insan Mulia Batanghari Lampung Timur untuk mengetahui kegiatan keseharian peserta didik selama berada di sekolah di mana di SMPIT menerapkan sistem Full day dan boarding school. Pembelajaran sistem full day dimulai tepat pukul 07.15 sampai 15.30. untuk jam awal dimanfaatkan untuk tahsin dan menghafal al-Qur’an.
Sedangkan sistem belajar boarding school ada jam tambahan diluar jam sekolah, yaitu mendalami pelajaran-pelajaran pondok pesantren. (O/2/01-03-2020)
Selanjutnya juga pengamatan pada waktu belajar di perpustakaan karena di SMPIT Insan Mulia Batanghari Lampung Timur diwajibkan dalam satu minggu untuk membaca di perpustakaan secara bergiliran, serta jumat bersih artinya setiap jum’at setelah melakukan senam bersama dilakukan secara bersama-sama yaitu
Selanjutnya juga pengamatan pada waktu belajar di perpustakaan karena di SMPIT Insan Mulia Batanghari Lampung Timur diwajibkan dalam satu minggu untuk membaca di perpustakaan secara bergiliran, serta jumat bersih artinya setiap jum’at setelah melakukan senam bersama dilakukan secara bersama-sama yaitu