5 HASIL DAN PEMBAHASAN
5.1 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Penerimaan Pemerintah
Penerimaan pemerintah terdiri dari PAD dan dana perimbangan. PAD terdiri dari pajak, retribusi, laba BUMD, dan lain-lain PAD yang sah. PAD merupakan salah satu sumber pembelanjaan daerah. Jika PAD meningkat maka dana yang dimiliki oleh pemerintah daerah akan lebih tinggi. Hal tersebut akan meningkatkan kemandirian daerah, sehingga pemerintah daerah akan berinisiatif untuk lebih menggali potensi–potensi daerah yang dapat meningkatkan pertumbuhan ekonomi.
PAD adalah semua pendapatan yang diusahakan dan dikelola oleh daerah serta bersumber dari daerah itu sendiri yang merupakan total dari hasil-hasil pajak daerah, dinas-dinas daerah, dan pendapatan lainnya di luar pendapatan non asli. PAD merupakan salah satu sumber penerimaan yang harus terus dipacu karena kontribusinya penting dalam peningkatan kemandirian Pemda (Pemerintah Daerah) agar tidak tergantung pada transfer Pempus (Pemerintah Pusat).
Dalam penelitian ini diperoleh hasil bahwa PAD dipengaruhi oleh PDRB, kesenjangan fiskal, dan jumlah penduduk. Seperti terlihat dalam Tabel 8 dan 9, pajak dan retribusi, yang merupakan komponen penyusun PAD, dipengaruhi secara nyata positif oleh PDRB, kesenjangan fiskal, dan jumlah penduduk. Kesenjangan fiskal merupakan selisih antara kebutuhan fiskal dengan kapasitas fiskal. Kapasitas fiskal terdiri dari PAD dan DBH, kebutuhan fiskal merupakan total pengeluaran pemerintah. Sehingga semakin besar kesenjangan fiskal maka daerah diharapkan berusaha menggali sumber-sumber penerimaan potensial yang baru, dengan kata lain mendapatkan sumber pajak dan retribusi yang baru atau meningkatkan jumlahnya.
Faktor-faktor yang mempengaruhi pajak terdiri dari PDRB dan kesenjangan fiskal, dan jumlah penduduk. Semua faktor tersebut berpengaruh nyata positif terhadap penerimaan pajak. Elastisitas terbesar dimiliki oleh PDRB, yaitu 0.651, yang berarti dengan tingkat kepercayaan 99 persen setiap kenaikan PDRB sebesar 1 persen akan meningkatkan penerimaan pajak sebesar 0.651 persen. Sedangkan jumlah penduduk elastisitasnya sebesar 0.118, yang berarti
dengan tingkat kepercayaan sebesar 90 persen setiap kenaikan jumlah penduduk sebesar 1 persen akan meningkatkan penerimaan pajak sebesar 0.118 persen. Tabel 8 Hasil Estimasi Persamaan Pajak
Variabel Uraian Koefisien Probabilita Elastisitas
C(1) intersep -21942349 0.701
PDRB PDRB 0.012 0.000 0.651
FISGAP fiskal gap 0.040 0.000 0.260
POP populasi 15133.03 0.098 0.118
Adj. R2
Sumber: Hasil Pengolahan
: 93.85 d: 0.82
Faktor-faktor yang mempengaruhi retribusi seperti sudah disebutkan di atas terdiri dari PDRB sektor non pertanian, kesenjangan fiskal, dan jumlah penduduk. Elastisitas PDRB sektor non pertanian sebesar 0.156 yang berarti dengan tingkat kepercayaan sebesar 95 persen setiap kenaikan PDRB non pertanian sebesar 1 persen akan meningkatkan penerimaan retribusi sebesar 0.156 persen. Elastisitas kesenjangan fiskal sebesar 0.442, yang berarti dengan tingkat kepercayaan sebesar 99 persen setiap kenaikan kesenjangan fiskal sebesar 1 persen akan meningkatkan penerimaan retribusi sebesar 0.442 persen. Koefisien jumlah penduduk sebesar 0,641, yang berarti dengan tingkat kepercayaan sebesar 99 persen setiap kenaikan jumlah penduduk sebesar 1 persen akan meningkatkan penerimaan retribusi sebesar 0.641 persen.
Tabel 9 Hasil Estimasi Persamaan Retribusi di Indonesia
Variabel Uraian Koefisien Probabilita Elastisitas
C(8) intersep -58036297 0.001
PDRBNA PDRB sektor non pertanian 0.001 0.019 0.156
FISGAP fiskal gap 0.016 0.000 0.442
POP populasi 19273 0.000 0.641
Adj. R2
Sumber: Hasil Pengolahan
: 90.48 d: 0.64
Dana bagi hasil terdiri dari dana bagi hasil pajak dan SDA. Dana perimbangan pada dasarnya merupakan komponen dana perimbangan yang mendasarkan perhitungan perimbangan keuangan berdasarkan potensi daerah penghasil (Boediono, 2002). Dalam penelitian ini potensi daerah penghasil digambarkan dengan dummy SDA migas dan SDA pertambangan umum. Dari
tabel berikut dapat dilihat bahwa PDRB pertambangan dan penggalian berpengaruh nyata positif terhadap bagi hasil SDA. Setiap kenaikan PDRB pertambangan dan penggalian sebesar 1 persen akan meningkatkan bagi hasil SDA sebesar 1,219 persen.
Tabel 10 Hasil Estimasi Persamaan Bagi Hasil SDA
Variabel Uraian Koefisien Probabilita Elastisitas
C(15) intersep -413000000 0.155
PDRBM PDRB pertambangan 0.217 0.000 1.219
DSDAmigas dummy SDA migas 309000000 0.013 DSDAtambang dummy SDA tambang 52216481 0.862 Adj. R2
Sumber: Hasil Pengolahan
: 91.95 d: 1.00
Dana bagi hasil pajak merupakan dana dari APBN yang dialokasikan kepada daerah dengan memperhatikan potensi daerah penghasil. Jenis pajak yang masuk dalam kategori ini adalah Pajak Penghasilan Wajib Pajak Orang Pribadi dalam Negeri, Pajak Bumi dan Bangunan, dan Bea Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan. Faktor-faktor yang mempengaruhi dana bagi hasil pajak terdiri dari PDRB perkapita dan investasi. PDRB perkapita mencerminkan daya beli penduduk suatu daerah, sehingga semakin besar PDRB perkapita maka output semakin besar, dan pajak dari produksi output tersebut semakin besar pula. PDRB perkapita berpengaruh nyata positif terhadap dana bagi hasil pajak, dengan elastisitas sebesar 0.711, artinya dengan tingkat kepercayaan sebesar 99 persen setiap kenaikan PDRB perkapita sebesar 1 persen maka akan meningkatkan dana bagi hasil pajak sebesar 0.711 persen. Investasi juga berpengaruh nyata positif terhadap bagi hasil pajak, dengan elastisitas sebesar 0.574, yang berarti dengan jika investasi naik 1 persen maka Bagi Hasil Pajak akan naik 0.574 persen.
Tabel 11 Hasil Estimasi Persamaan Bagi Hasil Pajak
Variabel Uraian Koefisien Probabilita Elastisitas
C(22) intersep -210000000 0.003
PDRBKP PDRB perkapita 88.801 0.000 0.711
INV investasi 47.676 0.000 0.574
Adj. R2
Sumber: Hasil Pengolahan
Faktor-faktor yang mempengaruhi DAU dapat dilihat pada Tabel 12. Formula DAU menggunakan pendekatan fiscal gap, yaitu kebutuhan daerah dibandingkan dengan potensi penerimaan daerah. Alokasi DAU digunakan untuk menutup gap yang terjadi apabila kebutuhan daerah melebihi potensi penerimaan daerah tersebut. Faktor-faktor yang mempengaruhi DAU secara nyata dalam penelitian ini yaitu kapasitas fiskal, jumlah pengeluaran, luas wilayah, dan jumlah penduduk. Kapasitas fiskal berpengaruh negatif terhadap DAU. Kapasitas fiskal mencakup PAD dan dana perimbangan. Kapasitas fiskal berpengaruh nyata negatif karena semakin besar kapasitas fiskal, maka daerah semakin mandiri sehingga bantuan dari pusat semakin kecil. Faktor-faktor lain selain kapasitas fiskal berpengaruh positif terhadap DAU.
Tabel 12 Hasil Estimasi Persamaan DAU
Variabel Uraian Koefisien Probabilita Elastisitas
C(26) intersep 1380000000 0.004
KAPFIS kapasitas fiskal -0.470 0.000 -0.343
TKL total pengeluaran 0.340 0.000 0.711
P0 persentase pddk. miskin 18059984 0.258
LUAS luas wilayah 8646 0.000 0.120
POP jumlah penduduk 137775 0.000 0.223
Adj. R2
Sumber: Hasil Pengolahan
: 58.22 d: 0.10