BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.2.2. Pengertian Belajar
2.2.2.2. Faktor-faktor yang mempengaruhi
Menurut Purwanto (2006:102) faktor-faktor yang mempengaruhi belajar dibedakan menjadi dua yaitu (1) faktor yang berasal dari diri organisme itu sendiri atau yang biasa disebut dengan faktor individual dan (2) faktor yang berasal dari luar individu yang disebut dengan faktor sosial. Yang termasuk faktor individual adalah faktor kematangan/pertumbuhan, kecerdasan, latihan, motivasi dan faktor pribadi. Sedangkan, yang termasuk faktor sosial adalah faktor keluarga, guru, dan cara mengajarnya, alat-alat yang dipergunakan dalam belajar-mengajar, lingkungan dan kesempatan yang gtersedia, dan motivasi sosioal.
Menurut Lunandi dalam (Suprijanto, 2007:44), faktor-faktor yang mempengaruhi belajar menjadi dua yaitu faktor eksternal dan internal. Faktor internal adalah faktor yang berasal dari peserta didik. Terdiri dari faktor fisik dan non fisik. Faktor internal fisik mencakup ciri-ciri pribadi seperti umur, pendengaran, dan oengelihatan. Menurut Mardikanto dalam (Suprijanto,2007:44) faktor nonfisik atau psikologis termasuk tingkat aspirasi, bakat, dan lain-lain. Faktor eksternal adalah faktor yang berasal dari luar peserta didik atau lingkungan. Lebih lanjut dikemukakan bahwa proses belajar dapat dipengaruhi lingkungan fisik, seperti: keadaan ruangan, perlengkapan belajar, dan lain-lain. Proses belajar juga dapat di pengaruhi oleh faktor eksternal nonfisik seperti dorongan dari keluarga dan teman.
2.2.3 Pengertian Prestasi Belajar
Menurut Tu’u dalam Johari (2006) “prestasi belajar adalah hasil
yang dicapai seseorang ketika mengerjakan tugas atau kegiatan tertentu”.
Selanjutnya menurut Arifin dalam Johari (2006) “prestasi didefinisikan
sebagai kemampuan, ketrampilan, dan sikap seseorang dalam
menyelesaikan sesuatu hal”.
Menurut Johari (2006) yang dimaksud dengan prestasi belajar
adalah “istilah yang telah dicapai individu sebagai usaha yang dialami secara langsung serta merupakan aktivitas yang bertujuan untuk memperoleh ilmu pengetahuan, ketrampilan, kecerdasan, kecakapan dan
sebagainya dalam keadaan kondisi serta situasi tertentu”. Sementara itu
menurut Tu’u dalam Johari (2006) prestasi belajar adalah “penguasaan
pengetahuan atau ketrampilan yang dikembangkan belajar dari bahasa belanda, yaitu prestasi yang berarti hasil usaha. Ditinjau dari fungsinya prestasi belajar menurut Arifin dalam Farida (2003:80) adalah sebagai berikut:
a. Prestasi belajar sebagai indikator kualitas dan kuantitas pengetahuan yang telah dikuasai oleh anak didik.
b. Prestasi belajar sebagai lambang pemusatan hasrat ingin tahu. c. Prestasi belajar juga sebagai bahan informasi dalam inovasi
pendekatan. Hal ini berdasarkan asumsi bahwa prestasi belajar dapat dijadikan pendorong bagi anak didik dalam
meningkatkan ilmu pengetahuan dan berperan sebagai umpan balik dalam meningkatkan mutu pendidikan.
d. Prestasi belajar sebagai indikator intern dan ekstern dari institusi pendidikan. Indikator intern adalah prestasi belajar dapat dijadikan indikator produktivitas suatu institusi suatu pendidikan, sedangkan indikator ekstern menunjukkan bahwa prestasi belajar dijadikan indikator kesuksesan peserta didik di masyarakat.
e. Prestasi belajar dapat dijadikan indikator terhadap daya serap (kecerdasan peserta didik).
Dari beberapa definisi tersebut, dapat ditarik kesimpulan bahwa prestasi belajar merupakan hasil belajar yang diraih seorang siswa yang berupa nilai. Dalam penelitian ini, prestasi belajar yang dimaksud yaitu hasil belajar mahasiswa dalam mata kuliah akuntansi pada jangka waktu tertentu di dalam bukti kartu hasil studi.
2.2.3.1. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Prestasi Belajar
Untuk meraih prestasi belajar yang baik, banyak sekali faktor yang perlu diperhatikan karena di dalam dunia pendidikan tidak sedikit mahasiswa yang mengalami kegagalan. Kadang ada mahasiswa yang memiliki dorongan yang kuat untuk berprestasi dan kesempatan untuk meningkatkan prestasi, tetapi dalam kenyataannya prestasi yang dihasilkan di bawah kemampuannya.
Menurut Syah dalam Johari (2006:34) faktor-faktor yang mempengaruhi prestasu belajar mahasiswa terdiri dari: ringkat kesehatan indera pendengaran, penglihatan, kelelahan, kecerdasan, sikap mahasiswa, bakat mahasiswa, minat mahasiswa, motivasi mahasiswa, dosen, staf administrasi, teman sekelas, alat-alat belajar, keadaan cuaca, waktu belajar yang digunakan mahasiswa, strategi dan metode belajar mahasiswa.
Menurut Suryabrata dan Shertzer dan Stone dalam (Purwanti,2009:30-36), secara garis besar faktor-faktor yang mempengaruhi belajar dan prestasi belajar dapat digolongkan menjadi dua bagian, yaitu faktor internal dan faktor eksternal.
(1) Faktor internal
Faktor internal merupakan faktor yang bersal dari dalam diri mahasiswa yang dapat mempengaruhi prestasi belajar. Faktor ini di dapat dibedakan menjadi dua kelompok.
Dalam hal ini , faktor psikologis yang dimaksud adalah faktor yang berhubungan dengan kesehatan dan pancaindera.
1. Kesehatan Badan
Untuk dapat menempuh studi yang baik mahasiswa perlu memperhatikan dan memelihara kesehatan tubuhnya, keadaan fisik yang lemah dapat menjadi penghalang bagi mahasiswa dalam menyelesaikan program studinya. Dalam upaya memelihara kesehatan fisiknya, mahasiswa perlu memperhatikan pola makan dan pola tidur,
untuk memperlancar metabolisme dalam tubuhnya. Selain itu, juga untuk memelihara kesehatan bahkan juga dapat meningkatkan ketangkasan fisik dibutuhkan olahraga yang teratur.
2. Pancaindera
Berfungsinya pancaindera merupakan syarat dapatnya belajar itu berlangsung dengan baik. Dalam sistem pendidikan dewasa ini di antara pancaindera itu yang paling memegang peranan dalam belajar adalah mata dan telinga. Hal ini penting, karena sebagian besar hal-hal yang dipelajari oleh manusia dipelajari melalui penglihatan pendengaran. Dengan demikian, seorang anak yang memiliki cacat fisik atau bahkan cacat mental akan menghambat dirinya didalam menangkap pelajaran, sehingga pada akhirnya akan mempengaruhi prestasi belajarnya di sekolah.
Ada banyak faktor psikologis yang dapat mempengaruhi prestasi belajar siswa, antara lain:
1. Intelligensi
Pada umumnya, prestasi belajar yang ditampilkan mahasiswa mempunyai kaitan yang erat dengan tingkat kecerdasan yang dimiliki mahasiswa. Menurut Binet (Winkle,1997:529) hakikat intelligensi adalah kemampuan untuk menetapkan dan mempertahankan suatu tujuan, untuk mengadakan suatu penyesuaian dalam rangka mencapai tujuan itu dan untuk menilai keadaan diri secara
kritis dan objektif. Taraf intellegensi mini sangat mempengaruhi prestasi belajar seorang mahasiswa, di mana mahasiswa yang memiliki taraf intellegensi tinggi mempunyai peluang lebih besar untuk mencapai prestasi belajar prestasi belajar yang lebih tinggi. Sebaliknya, mahasiswa yang memiliki taraf intellegensi yang rendah diperkirakan juga akan memiliki prestasi belajar yang rendah. Namun bukanlah suatu yang tidak mungkin jika mahasiswa dengan taraf intellegensi rendah memiliki prestasi belajar yang tinggi, juga sebaliknya.
2. Sikap
Sikap yang pasif, rendah diri dan kurang percaya diri dapat merupakan faktor yang menghambat mahsiswa dalam menampilkan prestasi belajarnya. Menurut Sarlito Wirawan (1997:223) sikap adalah kesiapan seseorang untuk bertindak secara tertentu terhadap hal-hal tertentu. Sikap mahasiswa yang positif terhadap mata kuliah di universitas merupakan langkah awal yang baik dalam proses belajar mengajar di universitas.
3. Motivasi
Menurut Irwanto (1997:93) motivasi adalah penggerak perilaku. Motivasi timbul karena adanya keinginan atau kebutuhan-kebutuhan dalam diri seseorang. Seseorang
berhasil dalam belajar karena ia ingin belajar. Sedangkan menurut Winkle (1991:39) motivasi belajar adalah keseluruhan daya penggerak di dalam diri mahasiswa yang menimbulkan kegiatan belajar, yang menjamin kelangsungan dari kegiatan belajar dan yang memberikan arah pada kegiatan belajar itu, maka tujuan yang dikehendaki oleh mahasiswa tercapai. Motivasi belajar merupakan faktor psikis yang bersifat non intelektual. Peranannya yang khas ialah dalam hal gairah atau semangat belajar, mahasiswa yang termotivasi kuat akan mempunyai banyak energi umtuk melakukan kegiatan belajar.
(2) Faktor eksternal
Selain faktor-faktor yang ada dalam diri mahasiswa, ada pula hal-hal lain diluar diri yang dapat mempengaruhi prestasi belajar yang akan diraih, antara lain:
(a) Faktor lingkungan keluarga 1. Sosial ekonomi keluarga
Dengan sosial ekonomi yang memadai, seseorang lebih berkesempatan mendapatkan fasilitas belajar yang lebih baik, mulaidari buku, alat tulis hingga pemilihan iniversitas.
2. Pendidikan orang tua
Orang tua yang telah menempuh jenjang pendidikan tinggi cenderung lebih memperhatikan dan memahami pentingnya
pendidikan bagi anak-anaknya, dibandingkan dengan yang mempunyai jenjang pendidikan yang lebih rendah.
3. Perhatian orang tua dan suasana hubungan antara anggota keluarga Dukungan dari keluarga merupakan suatu pemacu semangat berprestasi bagi seseorang. Dukungan dalam hal ini bisa secara langsung, berupa pujian atau nasihat; maupun secara tidak langsung, seperti hubungan keluarga yang harmonis.
(b) Faktor lingkungan universitas 1. Sarana dan Prasarana
Kelengkapan fasilitas universitas, seperti papan tulis, OHP akan membantu kelancaran proses belajar mengajar di universitas, selain bentuk ruangan, sirkulasi udara dan lingkungan sekitar universitas juga dapat mempengarihi belajar mengajar.
2. Kompetensi dosen dan mahasiswa
Kualitas dosen dan mahasisiwa sangat penting dalam meraih prestasi, kelengkapan sarana dan prasarana tanpa disertai kinerja yang baik dari para penggunanya akan sia-sia belaka. Bila seseorang mahasiswa merasa kebutuhannya untuk berprestasi dengan baik di universitas terpenuhi, misalnya dengan tersedianya fasilitas dan tenaga pendidik yang berkualitas, yang dapat memenuhi rasa ingin tahunya, hubungan dengan dosen dan teman-temannya berlangsung harmonis, maka mahasiswa akan memperoleh iklim belajar yang menyenangkan. Dengan demikian,
ia akan tergolong untuk terus menerus meningkatkan prestasi belajarnya.
3. Kurikulum dan metode mengajar
Hal ini meliputi materi dan bagaimana cara memberikan materi tersebut kepada mahasiswa. Metode pembelajaran yang lebih interaktif sangat diperlukan untuk menumbuhkan minat dan peran serta mahasiswa dalam kegiatan pembelajaran. Sarlito Wirawan (1994:122) mengatakan bahwa faktor yang paling penting adalah faktor dosen. Jika dosen mengajar dengan arif bijaksana, tegas, memiliki disiplin tinggi, luwes dan mampu membuat mahasiswa menjadi senang akan pelajaran, maka prestasi belajar mahasiswa akan cenderung tinggi, paling tidak mahasiswa tersebut tidak bosen dalam mengikuti pelajaran.
(c) Faktor lingkungan masyarakat 1. Sosial budaya
Pandangan masyarakat tentang pentingnya pendidikan akan mempengaruhi kesungguhan pendidik dan peserta didik. Masyarakat yang masih memandang rendah pendidikan akan enggan mengirimkan anaknya ke universitas dan cenderung memandang rendah pekerjaan dosen/pengajar.
2. Partisipasi
Bila semua pihak telah berpartisipasi dan mendukung kegiatan pendidikan, mulai dari pemerintah (berupa kebijakan dan anggaran)
sampai pada masyarakat bawah, setiap orang akan lebih menghargai dan berusaha memajukan pendidikan dan ilmu pengetahuan.
Dari pendapat yang dikemukakan oleh beberapa ahli di atas bisa ditarik kesimpulan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar berasal dari internal dan eksternal. Dalam penelitian ini hanya membahas beberapa faktor yang mempengaruhi prestasi belajar yaitu motivasi, kebiasaan belajar dan lingkungan belajar.
2.2.3. Pengertian Motivasi
Beberapa pendapat para ahli mengenai motivasi yang dikemukakan oleh Purwanto (1990: 72), antara lain:
1. Duncan, dalam buku organitatuorial behavior mengemukakan: “di
dalam konsep manajemen, motivasi berarti setiap usaha yang didasari untuk mempengaruhi perilaku seseorang agar meningkatkan kemampuannya secara maksimal untuk mencapai
tujuan organisasi”.
2. Menurut Vroom, motivasi mengacu pada suatu proses mempengaruhi pilihan-pilihan individu terhadap bermacam-macam bentuk kegiatan yang dikehendaki.
3. Menurut John P.Kambel, motivasi merupakan suatu proses mempengaruhi pilihan-pilihan individu terhadap berntuk kegiatan yang dikehendaki, dimana motivasi mencakup di dalamnya arah
atau tujuan tingkah laku, kekuatan respon, dan kegigihan tingkah laku.
4. Hoy dan Miskel dalam buku educational administrasion (1982: 137), mengemukakan bahwa motivasi dapat didefinisikan sebagai kekuatan kompleks, dorongan-dorongan, kebutuhan-kebutuhan, pertanyaan-pertanyaan ketegangan atau mekanisme-mekanisme lainnya yang memulai dan menjaga kegiatan-kegiatan yang diinginkan kearah pencapaian tujuan-tujuan personal.
Berdasarkan pendapat-pendapat yang dikemukakan para ahli di atas, maka dapat disimpulkan bahwa motivasi adalah suatu usaha yang disadari untuk menggerakkan, mengarahkan, dan menjaga tingkah laku seseorang agar ia terdorong untuk bertindak melakukan sesuatu sehingga mencapai hasil atau tujuan tertentu.