• Tidak ada hasil yang ditemukan

Faktor-faktor yang mempengaruhi pengetahuan

Dalam dokumen Gambaran Pengetahuan Bidan tentang SDIDT (Halaman 36-40)

2.4 Deteksi Dini Tumbuh Kembang Anak

2.5.4 Faktor-faktor yang mempengaruhi pengetahuan

Pengetahuan yang dimiliki seseorang dipengaruhi oleh faktor-faktor sebagai berikut (Notoatmodjo, 2012)

A. Faktor internal

a. Jasmani: Faktor jasmani di antaranya keadaan indera seseorang

b. Rohani: Faktor rohani di antaranya adalah kesehatan psikis, intelektual, psikomotor, serta kondisi efektif dan kognitif individu

B. Faktor eksternal a. usia

Usia adalah lama waktu hidup atau ada atau sejak dilahirkan atau diadakan (Hoetomo, 2005). Usia adalah lamanya hidup yang dihitung sejak lahir sampai saat ini dalam satuan tahun. Usia merupakan periode terhadap pola-pola kehidupan yang baru (Notoatmodjo, 2012). Usia mempengaruhi terhadap daya tangkap dan pola pikir seseorang. Semakin bertambah usia akan semakin berkembang pula daya tangkap dan pola pikirnya, sehingga pengetahuan yang diperolehnya semakin membaik. Pada usia madya, individu akan lebih berperan aktif dalam masyarakat dan kehidupan sosial serta lebih banyak melakukan persiapan demi suksesnya upaya menyesuaikan diri menuju usia tua, selain itu orang usia madya akan lebih banyak menggunakan banyak waktu untuk membaca.

Pendidikan adalah segala upaya yang direncanakan untuk mempengaruhi orang lain baik individu, kelompok, atau masyarakat sehingga mereka melakukan apa yang diharapkan oleh pelaku pendidikan (Notoatmodjo, 2012). Pendidikan adalah proses pertumbuhan seluruh kemampuan dan perilaku melalui pengajaran, sehingga pendidikan itu perlu dipertimbangkan usia (proses perkembangan) dan hubungannya dengan proses belajar. Tingkat pendidikan juga merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi persepsi seseorang untuk lebih mudah menerima ide-ide dan teknologi yang baru (Notoatmodjo, 2012). Pendidikan juga merupakan suatu usaha atau pengaruh yang diberikan yang bertujuan untuk proses pendewasaan. Pendidikan dapat berpengaruh terhadap tingkat pengetahuan seseorang termasuk pengetahuan tentang mastitis. Pengetahuan seseorang tentang sesuatu obyek juga mengandung dua aspek, yaitu aspek positif dan negatif. Kedua aspek inilah yang akhirnya akan menentukan sikap seseorang terhadap obyek tertentu. Semakin banyak aspek positif dari obyek yang diketahui, akan menumbuhkan sikap makin positif terhadap obyek tersebut.

Di dalam kerangka pendidikan nasional, pendidikan terbagi dalam dua pendidikan, yaitu pendidikan menengah dan pendidikan tinggi. Setelah dicanangkan pendidikan dasar 9 tahun sesuai undang-undang No. 2 tahun 2000 tentang pendidikan (Sisdiknas, 2003). Hal ini menunjukkan bahwa pendidikan adalah upaya untuk memberikan pengetahuan sehingga terjadi perubahan perilaku positif yang meningkat. Jenjang pendidikan meliputi pendidikan formal dan pendidikan non formal. Pendidikan dicapai dengan menempuh bangku sekolah dasar SD, SLTP, SLTA dan Perguruan Tinggi. Sedangkan pendidikan non formal dapat melalui kursus-kursus atau pelatihan.

c. Lama bekerja

Pengalaman kerja atau lama bekerja adalah ukuran tentang lama waktu atau masa kerja yang telah ditempuh seseorang dapat memahami

tugas tugas suatu pekerjaan dan telah melaksanakannya dengan baik. (Ranupandojo, 2011). Lamanya pengalaman seseorang bekerja sangat berhubungan erat dengan keterampilannya dalam pekerjaannya itu sendiri. Semakin lama seseorang bekerja akan lebih terpapar dengan informasi- informasi yang lebih banyak dibandingkan dengan bidan yang pengalamannya lebih sedikit.

d. Tahun lulus

Tahun lulus adalah waktu yang dihitung mulai dari selesainya masa pendidikan sesorang dan mendapat ijazah. (Syamsudin.M, 2010). Dengan melihat tahun lulus seseorang maka dapat dinilai sejauh mana informasi yang didapatnya didalam akademik, dikarenakan ilmu pengetahuan semakin berkembang maka semakin uptodate atau terbaru pula informasai yang diberikan di akademik. Sedangkan untuk bidan bidan yang usianya relative lebih tua dapat pula mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan, yang lazimnya didapat dari seminar atau pelatihan. Tergantung dengan motivasi atau niat dari bidan itu sendiri.

e. Motivasi

Motivasi berasal dari kata motif, dalam bahasa inggris yaitu motive, yang berasal dari kata motion artinya gerakan dan dalam arti lebih luas motivasi merupakan suatu yang memberikan kekuatan untuk mendorong individu bertingkah laku dalam mencapai tujuan (Pieter dan Lubis, 2010). Perubahan energy dalam diri sesorang yang ditandai dengan adanya dorongan perasaan dan reaksi untuk mencapai suatu tujuan yaitu melakukan program SDIDTK (Achmad.S, 2012)

Motivasi adalah karakteristik psikologi manusia yang memberi kontribusi pada tingkat komitmen seseorang. Kebutuhan muncul karena adanya sesuatu yang dirasakan kurang oleh seseorang baik bersifat fisiologis maupun psikologis. Dorongan merupakan arahan untuk memenuhi kebutuhan, sedangkan tujuan adalah akhir dari sesuatu siklus motivasi.

Motivasi secara umum mengacu pada adanya kekuatan dorongan yang menggerakkan kita untuk berperilaku tertentu (Notoatmodjo, 2012).

Syarat utama untuk melakukan pelayanan SDIDTK ini pada dasarnya bukanlah tahu tidaknya bidan tentang SDIDTK melainkan besar kecilnya minat bidan terhadap SDIDTK. Ini membuktikan bahwa motivasi sangat mempengaruhi seorang bidan untuk melakukan pelayanan SDIDTK. Motivasi bisa didapatkan dari diri sendiri (internal) atau dari pihak luar seperti teman sejawat, pemerintah dll(eksternal).

Motivasi atau dorongan yang diberikan dapat mempengaruhi pengetahuan bidan, karena saat ibu diberikan motivasi, motivator memberikan informasi kepada bidan tentang pelayanan SDIDTK. Sehingga pengetahuan yang bidan miliki bertambah, dari bertambahnya pengetahuan dapat mengubah pola pikir, motivasi serta tingkah laku bidan.

f. Sumber informasi

Informasi yang diperoleh dari berbagai sumber akan mempengaruhi tingkat pengetahuan seseorang. Bila seseorang banyak memperoleh informasi maka ia cenderung mempunyai pengetahuan yang lebih luas. Semakin banyak informasi dapat memengaruhi atau menambah pengetahuan seseorang dan dengan pengetahuan menimbulkan kesadaran yang akhirnya seseorang akan berperilaku sesuai dengan pengetahuan yang dimilikinya (Notoatmodjo, 2012).

Informasi yang diperoleh baik dari pendidikan formal maupun non formal dapat memberikan pengaruh jangka pendek (immediate impact) sehingga menghasilkan perubahan atau peningkatan pengetahuan. Informasi dapat didapatkan melalui penyuluhan, demonstrasi maupun teknologi.

Majunya teknologi akan tersedia bermacam-macam media massa yang dapat mempengaruhi pengetahuan masyarakat tentang inovasi baru. Sebagai sarana komunikasi, berbagai bentuk media massa seperti televisi, radio, surat kabar, majalah, dan lain-lain mempunyai pengaruh besar terhadap pembentukan opini dan kepercayan orang.

Dalam penyampaian informasi sebagai tugas pokoknya, media massa membawa pula pesan-pesan yang berisi sugesti yang dapat

mengarahkan opini seseorang. Adanya informasi baru mengenai sesuatu hal memberikan landasan kognitif baru bagi terbentuknya pengetahuan terhadap hal tersebut.

Bidan yang sudah pernah mendapatkan informasi mengenai SDIDTK akan memiliki pola pikir dan motivasi yang berbeda dibandingkan dengan bidan yang belum pernah mendapatkan informasi. Perubahan pola pikir dan tingkah laku yang ditimbulkan oleh diri ibu tersebut dapat bersifat positif maupun negatif.

Dalam dokumen Gambaran Pengetahuan Bidan tentang SDIDT (Halaman 36-40)

Dokumen terkait