• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II LANDASAN TEORI

2.1 Pariwisata

2.1.8 Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Perilaku Konsumen 23

Sebagai makhluk sosial yang tidak terlepas dari lingkunganya, maka

konsumen sangat terikat dengan keadaan sekitar sehingga mempengaruhi

perilaku mereka terhadap apa saja tindakan yang dilakukan dan akan

dilakukan oleh mereka. Dengan demikian selain faktor dari diri sendiri,

faktor dari luar diri sendiri juga mempengaruhi perilaku konsumen dalam

Menurut kotler dan Keller (2009:217) faktor-faktor yang

mempengaruhi perilaku konsumen secara garis besar ada dua yaitu sebagai

berikut :

1. Faktor lingkungan

a. Budaya

1) Kultur adalah kumpulan nilai, ide, artefak, dan simbol-simbol lain yang membantu seseorang untuk berkomunikasi, mengartikan,

dan mengevaluasi sebagai bagian dari suatu lingkungan.

2) Sub kultur adalah suatu elemen penting dalam menentukan suatu budaya dan memprediksi keinginan dan perilaku konsumen.

Perilaku konsumen adalah suatu fungsi dari perasaan etnisitas

sebagaimana dengan identitas budaya, keadaan sosial dan tipe

produk.

3) Kelas sosial dapat didefinisikan difisi yang bersifat relatif permanen dan homogenus dalam suatu kumpulan sosial dimana

individual atau keluarga saling bertukar nilai, gaya hidup,

ketertarikan, kekayaan, status, pendidikan posisi ekonomi, dan

b. Sosial

1) Kelompok.

Kelompok acuan adalah sebagai suatu alat untuk mendapatkan

pemenuhan norma dalam sebuah kelompok sosial, seperti

seseorang atu sekelompok orang yang mempengaruhi perilaku

individu secara signifikan.

2) Keluarga.

Secara ilmiah keluarga dapat diartikan sebagai sekelompok yang

terdiri dari dua atau lebih individu yang berhubungan darah,

pernikahan, atau adopsi yang tinggal berdampingan. Sedangkan

rumah tangga adalah semua orang baik yang berelasi maupun

tidak berelasi yang menempati sebuah unit rumah. Keluarga

maupun pengaruh rumah tangga mempengaruhi sikap pembelian

konsumen. Misalnya kelahiran anak mempengaruhi suatu

keluarga untuk menambah perabotan, bahan makanan bayi, dan

lain-lain.

3) Peran dan status

Dimana peran terdiri dari aktivitas yang dilakukan seseorang

menurut orang-orang yang ada disekitarnya. Sedangkan status

mencerminkan penghargaan yang diberikan oleh masyarakat

2. Faktor individu

a. Kepribadian

Kepribadian dalam bidang pemasaran memiliki arti sebagai

respon yang konsisten terhadap pengaruh lingkungan.

Kepribadian adalah tampilan psikologis individu yang unik yang

mempengaruhi secara konsisten bagaimana seseorang merespon

lingkunganya.

1) Umur dan tahap daur hidup, orang membeli suatu barang dan jasa yang berubah-ubah selama hidupnya, berhubungan dengan

usianya. Para pemasar sering menetapkan pasar sasaran

mereka berupa kelompok-kelompok dari tahap kehidupan

tertentu dan mengembangkan produk dan rencana yang tepat

bagi kelompok tersebut.

2) Pekerjaan, mempengaruhi barang dan jasa yang dibelinya. Para pemasar mencoba mengidentifikasikan kelompok-kelompok

pekerjaan atau jabatan yang memiliki kecenderungan, minat

diatas rata-rata dalam produk dan jasa mereka. Sebuah

perusahaan bahkan dapat mengkhususkan diri dalam

memproduksi barang dan jasa yang dibutuhkan oleh

sekelompok pekerjaan tertentu.

3) Situasi ekonomi, akan mempengaruhi seseorang dalam memilih produk. Pemasar harus peka dalam mengamati

kecenderungan dalam pendapatan pribadi, tabungan dan

tingkat minat.

4) Gaya hidup, adalah pola kehidupan seseorang yang

diwujudkan, dalam psikografiknya, yang terdiri dari aktivitas,

interes dan opininya.

b. Psikologis

Psikologi mempengaruhi pilihan yang terdiri dari motivasi,

persepsi, pengetahuan, serta keyakinan dan sikap.

1.) Motivasi wisatawan mewakili dorongan untuk memuaskan kebutuhan baik yang bersifat fisiologis maupun psikologis

melalui penggunaan suatu produk atau jasa. Sebagian besar

kebutuhan manusia tidak cukup kuat untuk mendorong

seseorang untuk berbuat sesuatu pada satu waktu. Suatu

kebutuhan menjadi dorongan bila kebutuhan itu muncul

hingga mencapai taraf intensitas yang cukup. Dorongan

adalah suatu kebutuhan yang cukup kuat mendesak untuk

mengarahkan seseorang agar dapat mencari pemuasan

terhadap kebutuhan tersebut. Beberapa ahli psikologi

menyatakan bahwa setiap orang mempunyai kebutuhan

prioritas yang berbeda tergantung pada kepribadian,

pengalaman dan lingkungan mereka.

2.) Persepsi, merupakan proses yang dilalui orang dalam memilih, mengorganisasikan, dan menginterpretasikan

informasi guna membentuk gambaran yang berarti

mengenai sejumlah rangsangan yang diterima melalui

panca indra.

3.) Pengetahuan wisatawan dapat diartikan sebagai himpunan dari jumlah total atas informasi yang dimemori yang

relevan dengan pembelian produk dan penggunaan produk.

4.) Keyakinan dan sikap, dimana keyakinan merupakan pemikiran deskriptif yang dimiliki seseorang mengenai

sesuatu, sedangkan sikap mewakili apa yang disukai

maupun tidak disukai oleh seseorang.

2.1.9 Konsep Keputusan Pembelian

Menurut Morisson (2002:97) bahwa keputusan pembelian

didasarkan pada motif rasional, motif emosional, atau keduanya. Motif

rasional melibatkan penilaian logis atas harga, kualitas pelayanan, fasilitas,

kebersihan. Dalam melakukan suatu tindakan atau kegiatan, setiap individu

didorong oleh suatu motif dari dalam dirinya. Ini berarti motif tersebut

mendorong setiap individu untuk berperilaku sehingga dapat dikatakan

dalam berperilaku setiap individu harus selalu dilandasi motif.

Menurut Sumarwan (2004/289) mendefinisikan bahwa “suatu

keputusan pembelian sebagai pemilihan suatu tindakan dari dua atau lebih

pilihan alternatif”. Menurut Sumarwan juga mengungkapkan bahwa

oleh konsumen terhadap sebuah pilihan produk dari beberapa alternatif

untuk memenuhi keinginan dan kebutuhanya.

Konsumen mempunyai arti penting dalam suatu perusahaan yaitu

sebagai pembeli produk. Perilaku konsumen sangat bervariasi dalam

mengambil keputusan dan memiliki keunikan tersendiri. Keputusan

pembelian konsumen sangat dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti

demografis, psikografis, psikologis, sosial dan pribadi. Keputusan untuk

membeli timbul karena adanya penilaian objektif atau karena dorongan

emosi. Konsumen membentuk preferensi atas merek-merek dalam

kumpulan pilihan pada saat tahap evaluasi. Dengan demikian keputusan

pembelian yang dilakukan oleh konsumen tergantung kepada situasi dan

kondisi individual yang dimiliki oleh konsumen itu sendiri dengan cara

mereka menanggapi situasi tersebut.

Dokumen terkait