• Tidak ada hasil yang ditemukan

STRATEGI POSITIONING PADA WISATA EDUKASI DAN PENGARUHNYA TERHADAP KEPUTUSAN BERKUNJUNG (Studi Kasus Pada Wisatawan Domestik yang Berkunjung Di Museum Kereta Api Ambarawa)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "STRATEGI POSITIONING PADA WISATA EDUKASI DAN PENGARUHNYA TERHADAP KEPUTUSAN BERKUNJUNG (Studi Kasus Pada Wisatawan Domestik yang Berkunjung Di Museum Kereta Api Ambarawa)"

Copied!
111
0
0

Teks penuh

(1)

STRATEGI POSITIONING PADA WISATA EDUKASI DAN PENGARUHNYA TERHADAP KEPUTUSAN BERKUNJUNG (Studi Kasus Pada Wisatawan Domestik yang Berkunjung Di Museum

Kereta Api Ambarawa)

SKRIPSI

Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi pada Universitas Negeri Semarang

Oleh

Muhamad Mahfud Wibowo NIM. 7350408086

JURUSAN MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI

(2)

Skripsi ini telah disetujui oleh Pembimbing untuk diajukan ke sidang

panitia ujian skripsi pada :

Hari : Jumat

Tanggal : 28 Februari 2013

Dosen Pembimbing I Dosen Pembimbing II

Dra. Palupiningdyah, M. Si. Rr. Endang Sutrasmawati, S.H., S.E., M.M. NIP. 195208041980032001 NIP. 196704182000122001

Mengetahui,

Ketua Jurusan Manajemen a.n Sekretaris Jurusan Manajemen,

(3)

Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Semarang pada :

Hari : Kamis

Tanggal : 7 Maret 2013

Penguji Skripsi

Endah Prapti Lestari, SE, MM NIP. 196903082000122001

Anggota I Anggota II

Dra. Palupiningdyah, M. Si. Rr. Endang Sutrasmawati, S.H., S.E., M.M. NIP. 195208041980032001 NIP. 196704182000122001

Mengetahui,

Dekan Fakultas Ekonomi

(4)

Saya menyatakan bahwa yang tertulis dalam skripsi ini benar – benar hasil

karya saya sendiri, bukan jiplakan dari karya tulis orang lain, baik sebagian atau

seluruhnya. Pendapat atau temuan orang lain yang terdapat dalam skripsi ini

dikutip atau dirujuk berdasarkan kode etik ilmiah. Apabila di kemudian hari

terbukti bahwa skripsi ini adalah hasil jiplakan dari karya tulis orang lain, maka

saya bersedia menerima sanksi sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

Semarang ,28 Februari 2013

(5)

 Tugas kita bukanlah untuk berhasil. Tugas kita adalah untuk mencoba,

karena didalam mencoba itulah kita menemukan dan belajar membangun

kesempatan untuk berhasil. (Mario Teguh)

 Apa yang kita lakukan hari ini adalah apa yang akan kita capai dimasa

depan. (Agus Al haris)

PERSEMBAHAN :

Skripsi ini saya persembahkan untuk :

 Ibunda Umi Rosyadah dan Bapak Sayuti

yang selalu membimbingku untuk selalu

maju

 Mas Aris, Mbak Indah, Hafidz, Mas Nur,

Mbak Solilkhah.

 Guru-guruku

 Almamaterku

(6)

karunia dari Allah SWT, sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan

skripsi yang berjudul “Strategi Positioning Pada Wisata Edukasi Dan Pengaruhnya Terhadap Keputusan Berkunjung (studi kasus pada wisatawan domestik yang berkunjung di museum kereta api Ambarawa)sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan pendidikan perkuliahan pada Program Studi

Manajemen S1 Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Negeri

Semarang.

Dalam kesempatan ini penulis ingin menyampaikan terima kasih kepada :

1. Prof. Dr. Sudijono Sastroatmojo, M.Si, Rektor Universitas Negeri Semarang

yang telah memberikan ijin dan kesempatan untuk menyelesaikan studi di

Universitas Negeri Semarang.

2. Drs. S. Martono, M. Si, Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Negeri

Semarang mewakili lembaga yang bertanggungjawab terhadap adanya salah

satu kegiatan akademik.

3. Drs. Sugiharto, M.Si, Ketua Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi

Universitas Negeri Semarang mewakili lembaga yang bertanggungjawab

terhadap adanya salah satu kegiatan akademik.

4. Endah Prapti Lestari, SE, MM, Penguji yang telah memberikan saran dan

arahannya dalam kesempurnaan skripsi ini.

5. Dra. Palupiningdyah, M. Si. Dosen Pembimbing I yang telah memberikan

(7)

7. Bapak dan Ibu Dosen Fakultas Ekonomi khususnya jurusan Manajemen atas

segala ilmu yang diberikan.

8. Pihak Pengelola Museum Kereta Api Ambarawa Kabupaten Semarang yang

telah memberikan ijin untuk penelitian ini.

9. Para pengunjung Museum Kereta Api Ambarawa Kabupaten Semarang yang

bersedia untuk menjadi responden guna memperlancar penelitian ini.

10. Orang tua dan Saudara yang senantiasa memberikan doa dan telah

menanggung segala biaya selama masa kuliah.

11. Abah Kyai Masrokhan guru yang selalu membimbing dan mendoakan penulis.

12. Keluarga besar Pondok Pesantren Durrotu Ahlussunah Wal Jamaah.

13. Rekan-rekan seperjuangan Manajemen Unnes angkatan 2008 atas motivasi

dan bantuannya.

14. Semua pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan skripsi ini

Akhirnya, Penulis berharap semoga skripsi ini dapat memberikan

manfaat bagi pembaca.

Semarang, 28 Februari 2013

(8)

Dan Pengaruhnya Terhadap Keputusan Berkunjung. Program Studi Manajemen Pemasaran, Jurusan Manajemen, Fakultas Ekonomi, Universitas Negeri Semarang. Pembimbing I Dra. Palupiningdyah, M. Si, M.Si. Pembimbing II Rr. Endang Sutrasmawati, S.H., S.E., M.M.

Kata Kunci : Strategi Positioning, Keputusan Berkunjung

Tujuan penelitian ini adalah mendeskripsikan strategi positioning dan pengaruhnya terhadap keputusan berkunjung wisatawan di Museum Kereta Api Ambarawa Kabupaten Semarang.

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh wisatawan domestik yang berkunjung di Museum kereta Api Ambarawa. Sampel yang diambil 100 wisatawan dengan teknik incidental sampling. Variabel dalam penelitian ini adalah variabel Strategi Positioning (X) dengan indikator Nilai, Keunikan, Kredibilitas, keberlanjutan, dan kesesuaian, serta variabel Keputusan Berkunjung (Y) dengan indikator kebutuhan atau keinginan untuk melakukan perjalanan, pencarian dan penilaian informasi, keputusan melakukan perjalanan wisata., persiapan perjalanan dan pengalaman wisata, evaluasi kepuasan perjalanan wisata. Metode pengumpulan data dengan menggunakan kuisioner dan dokumentasi. Instrumen diuji validitas dan reabilitasnya. Analisis data yang digunakan analisis deskriptif presentase, analisis regresi sederhana, uji t, dan uji determinasi.

(9)

Management, Major of Management, Economic Faculty, Semarang State University. Supervisor I Dra. Palupiningdyah, M. Si. Supervisor II Rr. Endang Sutrasmawati, S.H., S.E., M.M.

Keywords: Positioning Strategy, Visiting Decision.

The goal of this study is to describe the positioning strategy and its influence on the visitors’ visiting decision in Train Museum of Ambarawa in Semarang Regency.

The population of this study is the whole domestic visitors visiting Train Museum of Ambarawa. The 100 visitors as a sample are taken by using incidental sampling technique. The variables of this study are the variable of positioning strategy (X) with indicators such as value, uniqueness, credibility, continuity, and appropriateness and variable of visiting decision (Y) with indicators such as demand or desire to have tour, searching and information assessment, the decision to have tour, the preparation of the tour and tour experience, and evaluation of pride of having tour.

The method of collecting data is using questionnaire and documentation. Then, the instruments are examined to know their validity and reliability. The data analyses used is descriptive percentage, simple regression analyses, t analyses, and analyses of determination.

(10)

HALAMAN JUDUL ... i

PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii

PENGESAHAN KELULUSAN ... iii

PERNYATAAN ... iv

MOTTO DAN PERSEMBAHAN ... v

KATA PENGANTAR ... vi

SARI ... viii

ABSTRACT ... ix

DAFTAR ISI ... x

DAFTAR TABEL ... xiv

DAFTAR GAMBAR ... xv

DAFTAR GRAFIK ... xvi

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Rumusan Masalah ... 5

1.3 Tujuan Penelitian ... 5

1.4 Manfaat Penelitian ... 6

BAB II LANDASAN TEORI ... 7

2.1 Pariwisata ... 7

2.1.1 Pengertian Pariwisata ... 7

(11)

2.1.3 Konsep Positioning ... 15

2.1.4 Pendekatan Dalam Positioning ... 17

2.1.5 Prosedur Positioning ... 18

2.1.6 Konsep Strategi Positioning ... 20

2.1.7 Perilaku Konsumen ... 23

2.1.8 Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Perilaku Konsumen 23 2.1.9 Konsep Keputusan Pembelian ... 28

2.1.10 Proses Keputusan Berkunjung ... 29

2.1.11 Pengaruh Strategi Positioning Terhadap Keputusan Berkunjung ... 31

2.2 Penelitian Terdahulu ... 33

2.3 Kerangka Pemikiran ... 34

2.4 Hipotesis ... 39

BABIII METODE PENELITIAN... 40

3.1 Objek Penelitian ... 40

3.2 Populasi dan Sampel ... 41

3.2.1 Populasi ... 41

3.2.2 Sampel ... 41

3.3 Variabel Penelitian ... 45

3.4 Metode Pengumpulan Data ... 48

(12)

3.6 Metode Analisis Data ... 54

3.6.1 Analisis Deskriptif ... 54

3.6.2 Analisis Regresi Linier ... 55

3.7 Pengujian Hipotesis ... 55

3.7.1 Uji Parsial ... 55

3.7.2 Uji Determinasi ... 56

3.8 Uji Asumsi Klasik ... 56

3.8.1 Uji Normalitas data ... 56

3.8.2 Uji Linieritas ... 56

3.8.3 Uji Heteroskedastisitas ... 57

BABIV HASILPENELITIANDANPEMBAHASAN ... 58

4.1 Hasil penelitian ... 58

4.1.1 Identitas Responden ... 58

4.1.1.1 Identitas Responden berdasarkan Jenis Kelamin 58 4.1.1.2 Identitas Responden Berdasarkan Usia ... 58

4.1.1.3 Identitas Responden Berdasarkan Pekerjaan ... 59

4.1.2 Deskriptif Variabel Penelitian ... 60

4.1.2.1 Tanggapan Responden Terhadap Strategi Positioning ... 60

(13)

4.1.4 Pengujian Hipotesis... 67

4.1.4.1 Uji Parsial ... 67

4.1.4.2 Koefisien Determinasi ... 68

4.1.5 Uji Asumsi klasik ... 68

4.1.5.1 Uji Normalitas Data ... 68

4.1.5.2 Uji Linieritas ... 70

4.1.5.3 Uji Heteroskedastisitas ... 71

4.2 Pembahasan ... 73

BAB V PENUTUP ... 77

5.1 Simpulan ... 77

5.2 Saran ... 77

DAFTAR PUSTAKA ... 79

(14)

1. Data Kunjungan wisatawan Museum Kereta Api Ambarawa

2007-2011 ... 5

2. Hasil Uji Validitas Strategi Positioning ... 51

3. Hasil Uji Validitas Keputusan Berkunjung ... 52

4. Reliabilitas Strategi Positioning dan Keputusan Berkunjung ... 54

5. Identitas Responden Berdasarkan Jenis Kelamin... 58

6. Identitas Responden Berdasarkan Usia ... 59

7. Identitas Responden Berdasarkan Pekerjaan ... 59

8. Tanggapan Responden Terhadap Variabel Strategi Positioning ... 60

9. Tanggapan Responden Terhadap Keputusan Berkunjung ... 63

10. Analisis Regresi Linier Sederhana ... 66

11. Uji Hipotesis ... 67

12. Uji Determinasi ... 68

13. Uji Normalitas Data ... 69

(15)

1. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Kedatangan wisatawan ... 12

2. Segmenting, Targetting, Positioning ... 15

3. Pengembangan Strategi positioning ... 22

4. Kerangka Pemikiran Pengaruh Strategi Positioning Terhadap Keputusan

(16)

1. Grafik Normal P-Plot ... 70

(17)

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Menurut Kartajaya (2007) menyebutkan bahwa positioning sebagai

the strategy to lead your customer credibly yaitu upaya mengarahkan

pelanggan anda secara kredibel. Artinya membangun kepercayaan berarti

membangun kredibilitas, membangun kredibilitas berarti membangun

positioning.

Setiap perusahaan harus memutuskan bagaimana mendiferensiasikan

penawaran pasarnya untuk setiap segmen sasaran dan posisi apa yang ingin

ditempatinya dalam segmen tersebut. Posisi produk adalah tempat yang

diduduki produk yang relatif terhadap pesaingnya dalam pikiran komsumen.

Pemasar ingin mengembangkan posisi pasar unik bagi produk mereka. Jika

sebuah produk dianggap sama persis dengan produk lainya dipasar.

Konsumen tidak ada alasan untuk membelinya (Kotler : 2009).

Pendiferensiasian ini akan mempengaruhi perilaku konsumen dalam

perilaku pembelian kompleks, para konsumen mempunyai perilaku

pembelian kompleks ketika mereka sangat terlibat dalam suatu pembelian

dan menyadari adanya perbedaan nyata antara berbagai merek (Kotler :

1999)

Positioning suatu produk menjadi sangat penting karena konsumen

akan selalu membanding-bandingkan antar produk yang sejenis. Perusahaan

(18)

dimasyarakat karena hal itu akan menjadi salah satu faktor yang

menumbuhkan keputusan pembelian konsumen. Persepsi yang positif dan

kepercayaan konsumen terhadap suatu produk akan menciptakan

positioning yang baik. Produk yang yang diyakini memiliki kualitas yang

baik dalam persepsinya, maka akan menarik keputusan pembelian

konsumen dan mendorong untuk membeli produk tersebut (AB. Susanto &

Himawan W : 2004).

Strategi positioning ini digunakan pada berbagai sektor perusahaan,

salah satunya adalah sektor pariwisata. Pariwisata merupakan sebuah

industri jasa yang sedang berkembang dan merupakan salah satu industri

terbesar saat ini yang berperan dalam meningkatkan pendapatan suatu

negara. Dalam suatu pariwisata mempunyai Kumpulan macam-macam

perusahaan, yang dimaksudkan antara lain travel agent, tourist

transportation, hotel dan akomodasi lainya. Catering, tradin bar dan

restaurant, tour operator dan lain sebagainya. Semua perusahaan ini saling

melengkapi sehingga merupakan industri sendiri yang hasilnya dibeli oleh

wisatawan dalam bentuk paket.

Pariwisata merupakan kegiatan yang hanya dinikmati oleh

sekelompok orang yang relatif kaya di awal abad ke-20. Perkembangan

jaman, kemajuan teknologi, dan ilmu pengetahuan serta kebutuhan yang

meningkat menjadikan pariwisata bagian dari hak asasi manusia. Semua

kalangan mulai dari golongan ekonomi atas, menengah hingga bawah dapat

(19)

adalah meningkatnya pendapatan masyarakat, bertambahnya hari libur,

beragamnya jenis kegiatan pariwisata dengan harga perjalanan wisata yang

kompetitif sehingga dapat dijangkau oleh semua kalangan. Meningkatnya

perjalanan dan kegiatan wisata menyebabkan pariwisata menjadi industri

yang berkembang pesat, bahkan di berbagai negara pariwisata menjadi

andalan untuk pertumbuhan ekonomi dan pembangunan (Sudarmiatin :

2008).

Museum Kereta Api Ambarawa terletak di pusat kota Ambarawa, Jl.

Stasiun No. 1 Ambarawa. Berjarak sekitar 20 km dari kota ungaran.

Museum Kereta Api yang merupakan satu-satunya Museum Kereta Api

peninggalan Belanda di Indonesia, dengan koleksi kereta api kunonya.

Berwisata di museum kereta api sangat bermanfaat khususnya bagi

para pelajar, karena mempunyai unsur edukasi dimana di museum ini

terdapat nilai-nilai sejarah. Tujuan seseorang mengunjungi museum adalah

guna mendapatkan pengalaman dan pembelajaran yang menghasilkan

makna-makna dengan melalui berbagai proses pengamatan dalam melihat

dan menyaksikan pameran dari benda-benda koleksi museum beserta

penjelasan-penjelasanya.

Di Museum Kereta Api Ambarawa pengunjung diberikan materi

pengetahuan seputar sejarah kereta api dan hal lain yang terkait. Dengan

demikian pengunjung tidak hanya mendapat hiburan akan tetapi ditambah

dengan pengetahuan. Melalui berbagai media diantaranya website

(20)

sejarah yang ada di Museum ini. Hal ini dilakukan untuk

mengkomunikasikan bahwa objek wisata Museum Kereta Api Ambarawa

lebih menarik untuk dikunjungi dibandingkan dengan objek wisata lainya.

Dengan demikian Museum Kereta Api melakukan upaya penempatan posisi

untuk menjadi yang terbaik di benak pengunjung. Dengan kata lain Museum

ini melaksanakan strategi positioning sebagai salah satu upaya

meningkatkan kunjungan wisatawan. Strategi positioning merupakan salah

satu strategi pemasaran yang berusaha menciptakan persepsi pengunjung

terhadap produk atau perusahaan.

Pendekatan yang digunakan untuk melakukan positioning yaitu

berdasarkan atribut, harga, dan kualitas, manfaat pemakai dan lain-lain.

Dalam kaitanya Museum Kereta Api Ambarawa memberikan harga tiket

yang sangat terjangkau, memperkenalkan program edukasi yang bermanfaat

bagi pengunjung serta kualitas narasumbernya yang kompeten dalam

usahanya untuk membentuk posisi di benak pengunjung sebagai wahana

wisata edukasi sehingga dapat menarik wisatawan untuk berkunjung.

Namun walaupun demikian pengunjung objek wisata Museum

Kereta Api ambarawa 5 tahun terakhir masih sangat fluktuatif, sesuai

(21)

Tabel 1.1.

Data Kunjungan Wisatawan Museum Kereta Api Ambarawa 2007-2011

Tahun Wisatawan Domestik

Wisatawan Mancanegara

2007 27,893 1,491

2008 33,506 846

2009 47,699 1,428

2010 68,028 1,963

2011 35,704 1,097

Sumber: Disporabudpar Kab.Semarang

Berdasarkan latar belakang penelitian diatas maka perlu diadakan

suatu penelitian tentang “Strategi Positioning Pada Wisata Edukasi Dan Pengaruhnya Terhadap Keputusan Berkunjung” (Studi Kasus Pada Wisatawan Domestik yang Berkunjung Di Museum Kereta Api Ambarawa).

1.2 Perumusan Masalah

Berdasarkan judul dan latar belakang permasalahan di atas, maka

masalah yang akan di teliti adalah : Adakah pengaruh strategi positioning

Pada wisata edukasi Museum Kereta Api Ambarawa Terhadap Keputusan

Berkunjung?

1.3 Tujuan Penelitian

Sesuai dengan perumusan masalah diatas, maka tujuan penelitian ini

adalah : Untuk mendeskripsikan pengaruh strategi positioning Pada wisata

(22)

1.4 Manfaat Penelitian

1. Manfaat Teoritis

Secara teoritis hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan

sumbangan pemikiran Bagi Ilmu Pengetahuan khususnya dalam bidang

kajian strategi positioning.

2. Manfaat Praktis

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan bagi pengelola

Museum Kereta Api Ambarawa pada khususnya dan kepada seluruh

praktisi di bidang pariwisata pada umumnya dalam hal penetapan posisi

atau positioning sesuai dengan kondisi pasar yang mampu mempengaruhi

(23)

BAB II

LANDASAN TEORI

2.1 Pariwisata

2.1.1 Pengertian Pariwisata

Secara etimologis kata pariwisata yang berasal dari bahasa

sansekerta, sesungguhnya bukanlah berarti tourisme (bahasa Belanda) atau

tourism (bahasa Inggris). Kata pariwisata berasal dari dua suku kata yaitu

masing-masing kata pari dan wisata.

1. Pari yang berarti banyak, berkali-kali, berputar-putar, lengkap.

2. Wisata, berarti perjalanan, berpergian yang dalam hal ini sinonim dengan

kata travel dalam bahasa Inggris.

Pariwisata merupakan perjalanan dari satu tempat ke tempat lain,

bersifat sementara, dilakukan perorangan maupun kelompok, sebagai usaha

untuk mencari keseimbangan atau keserasian dan kebahagiaan dengan

lingkungan hidup dalam dimensi sosial, budaya, alam dan ilmu (James,

1994:21). Menurut Undang-undang Republik Indonesia Nomor 10 Tahun

2009 Tentang Kepariwisataan, pariwisata adalah berbagai macam kegiatan

wisata dan didukung berbagai fasilitas serta layanan yang disediakan oleh

masyarakat, pengusaha, pemerintah, dan pemerintah daerah. Jenis-jenis

(24)

1) Pariwisata untuk menikmati perjalanan

Merupakan salah satu bentuk pariwisata yang mampu kita

lakukan dengan mengambil tujuan untuk menikmati indahnya kondisi

tempat tujuan wisata. Bersifat liburan dan tujuan utamanya adalah

untuk memenuhi keingintahuan akan suatu tempat, dan biasanya diluar

kota maupun daerah tempat tinggal.

2) Pariwisata Untuk Rekreasi

Jenis pariwisata yang satu ini biasanya dilakukan oleh orang

yang benar-benar ingin melepas penat, karena mungkin sudah terlalu

berat beban yang ditanggung pikiranya. Jadi disini mereka ingin

benar-benar berlibur guna menyegarkan kembali jasmani maupun rohaninya.

Yaitu dengan cara mereka tinggal selama mungkin ditempat-tempat

yang dianggapnya benar-benar menjamin tujuan-tujuan rekreasi

tersebut (misalnya di tepi pantai, di pegunungan, di pusat-pusat

peristirahatan atau pusat-pusat kesehatan) dengan tujuan menemukan

kenikmatan yang diperlukan.

3) Pariwisata Untuk Kebudayaan

Pariwisata jenis ini ditandai dengan adanya keinginan seseorang

untuk mengetahui serta mempelajari cara hidup dan kebudayaan

sekelompok orang pada komunitas tertentu maupun negara lain, beserta

(25)

4) Pariwisata Untuk Olahraga

Jenis ini dibagi dalam dua kategori :

a. Big Sports Events

Merupakan peristiwa-peristiwa besar seperti olympiade games

kejuaran ski dunia, kejuaraan tinju dunia, dan kejuaraan lain-lain

yang menarik perhatian hanya pada olahragawanya sendiri, tetapi

juga ribuan penonton atau penggemarnya.

b. Sporting Tourism Of the Practitioners

Pariwisata olahraga bagi mereka yang ingin berlatih dan

mempraktekkan sendiri, seperti pendakian gunung, olahraga naik

kuda, berburu, memancing, dan lain-lain.

5) Pariwisata untuk Urusan Usaha Dagang

Merupakan jenis pariwisata yang mengadakan perjalanan karena

dengan adanya pekerjaan yang tidak memberikan pilihan daerah tujuan

wisata maupun waktu perjalananya.

6) Pariwisata Untuk berkonvensi

Jenis pariwisata yang timbul karena adanya suatu konvensi dan

pertemuan yang mana sering dihadiri oleh ratusan dan bahkan ribuan

peserta yang biasanya tinggal beberapa hari di kota atau negara

(26)

7) Pariwisata Untuk Minat Khusus

Jenis pariwisata yang diperuntukkan bagi wisatawan tertentu

yang memiliki tujuan yangt berbeda. Contohnya adalah wisata edukasi,

handicraft, kota, spa, tour desa, agro wisata, arsitektur, petualangan.

2.1.1.1 Wisata Edukasi

Wisata edukasi merupakan bagian dari wisata minat khusus. Hal ini

dikarenakan wisata edukasi diperuntukkan bagi wisatawan yang memiliki

tujuan berbeda. Wisata edukasi atau edutourism memiliki pengertian

program dimana partisipan bepergian ke suatu lokasi sebagai kelompok

dengan penggunaan primer dan terlibat dalam satu pengalaman belajar

secara langsung berhubungan ke lokasi. Hal ini diliputi dari beberapa jenis

sub termasuk ecotourism, pariwisata bagian dari warisan, pedesaan atau

pariwisata bertani, dan pertukaran murid di antara pendidikan institusi

bidang (Awal Ramdhan,2007).

Wisata edukasi (educational tourism) yaitu jenis pariwisata dimana

pengunjung atau orang melakukan perjalanan untuk tujuan studi atau

mempelajari sesuatu bidang ilmu pengetahuan. Termasuk didalamnya

adalah wisata sejarah. Yaitu untuk meningkatkan pengetahuanya tentang

sejarah suatu objek. Wisata edukasi berkembang karena kebutuhan

belajar-mengajar dari pengetahuan, dan menambahkan kemampuan teknis diluar

(27)

2.1.1.2 Produk Wisata

Salah Wahab (2003:48) mengemukakan bahwa produk wisata,

merupakan gabungan berbagai komponen, antara lain :

a. Atraksi suatu daerah tujuan wisata.

b. Fasilitas atau amenities yang tersedia.

c. Aksesibilitas ke dan dari daerah tujuan wisata.

Kemudian, menurut Salah Wahab (2003:19) unsur pokok yang harus

mendapat perhatian guna menunjang pengembangan pariwisata didaerah

tujuan wisata, meliputi :

a. Obyek dan Daya Tarik Wisata (ODTW).

b. Prasarana Wisata.

c. Sarana Wisata.

d. Tata Laksana (pelayanan, keamanan, dan kenyataan).

e. Masyarakat/ Lingkungan.

Terdapat banyak sekali faktor baik intern maupun ekstern yang

mempengaruhi dalam diri seseorang ketika mengambil keputusan untuk

melakukan kegiatan berwisata. Biasanya, semakin tinggi strata jenjang

sosial seseorang maka semakin besar pula pengaruh faktor-faktor

rasionalnya, dan begitu sebaliknya semakin rendah strata sosial seseorang,

maka akan semakin rendah pula pengaruh dari faktor rasionalnya, walaupun

hal tersebut tidak berlaku sama pada setiap individu. Adapun faktor-faktor

yang mempengaruhi kedatangan wisatawan disuatu tempat wisata menurut

(28)

Sumber: Salah Wahab, (1988:8)

Gambar 2.1. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kedatangan Wisatawan

2.1.2 Strategi Positioning Bagian Dari Strategi Pemasaran

1. Lingkup pergaulan dan ikatan-ikatan keluarga

2. Tingkah laku prestise

3. Pengangungan pribadi

4. Perasaan-persaan keagamaan

5. Hubungan masyarakat dan promosi wisata

6. Iklan dan penyebaran informasi pariwisata

7. Kondisi ekonomi (faktor pendapatan dan biaya)

IRASIONAL

(dorongan baw ah sadar)

Fakt or-fakt or yang m em pengaruhi

kedat angan w isat aw an

1. Sumber- sumber wisata (asset wisata),(alam, panorama, warisan budaya, perayaan sosial, dll)

2. Fasilitas wisata

(pengorganisasian industri pariwisata didalam negara tersebut, transportasi) 3. Fasilitas wisata (prosedur

kunjungan, bea cukai, dll) 4. Kondisi lingkungan sikap

masyarakat terhadap orang asing, keramahtamahan dan sikap mudah bergaul

5. Susunan kependudukan 6. Situasi politik

7. Keadaan Geografis (jarak, aksesibilitas, keindahan panorama)

RASIONAL

(29)

Pemasaran adalah suatu hal yang penting dalam perusahaan dan

merupakan alat perusahaan tersebut untuk mencapai tujuanya. Pemasaran

merupakan salah satu fungsi yang memiliki kontak sangat besar dengan

lingkungan eksternal, padahal perusahaan hanya memiliki kendali yang

terbatas dengan lingkungan eksternal, oleh karena itu pemasaran

memainkan peranan penting dalam pengembangan strategi yang disebut

strategi pemasaran. Strategi pemasaran merupakan pernyataan baik secara

implisit maupun eksplisit mengenai bagaimana suatu merek, produk atau

perusahaan mencapai tujuanya. Secara garis besar strategi pemasaran terdiri

dari tiga yaitu segmenting, targeting dan positioning. Berikut adalah

pengertian STP dari berbagai sumber :

a. Segmenting

Segmentasi pasar (segmenting) adalah mengklasifikasikan

consumer dan pasar kedalam kelompok-kelompok atau dasar satu atau

lebih karakteristiknya. Menurut Cravens (1997:121) segmentasi

pemasaran adalah suatu proses membagi pasar kedalam

kelompok-kelompok konsumen yang memiliki kesamaan atau karakteristik jasa

dengan kata lain suatu proses dengan menempatkan konsumen kedalam

sub-kelompok yang memiliki respon yang sama terhadap program

(30)

b. Targetting

Penentuan pasar sasaran (targetting) merupakan kegiaatan

mengevaluasi dan memilih pasar yang akan dijadikan sasaran

penawaran produk-produk perusahaan. Charles Lamb, Jr, W et, Al

(1999:195) menyatakan pasar sasaran adalah Keputusan menentukan

pasar mana yang akan dilayani merupakan strategi bisnis yang paling

menentukan. Pilihan strategis ini diimplementasikan oleh keputusan

manajemen tentang bagaimana bersaing dalam setiap produk pasar

yang diminati. Keputusan pemasaran strategi adalah memilih pembeli

mana yang akan dituju dalam setiap produk pasar dan bagaimana

menentukan posisi produk perusahaan untuk setiap pasar sasaran.

c. Positioning

Ries dan Trout (2002:2) mengungkapkan : Positioning

merupakan strategi yang berusaha menciptakan diferensiasi yang unik

dalam benak pelanggan sasaran, sehingga terbentuk citra (image) merek

atau produk yang lebih unggul dibandingkan merk pesaing.

Hal sama diungkapkan oleh Fandy Tjiptono (2008:69) bahwa inti

pemasaran strategis modern terdiri atas tiga langkah pokok yaitu segmentasi

(segmenting), penentuan pasar sasaran (targeting), dan penetapan posisi

(positioning). Ketiga langkah ini sering disebut STP (segmenting, targeting,

(31)

Segmenting targeting positioning

Sumber : Fandy Tjiptono (2008:69)

Gambar 2.2. Segmenting, Targetting, Positioning

Berdasarkan Gambar 2.2. dapat dilihat bahwa dalam melakukan

positioning , perusahaan terlebih dahulu menganalisis situasi pasar dan

bagaimana posisi perusahaan saat ini. Dengan mengetahui situasi tersebut,

perusahaan dapat mengidentifikasi segmen dan mengembangkan profil

segmen-segmen tersebut kemudian mengevaluasi segmen yang potensial

dan menarik untuk dipilih menjadi pasar sasaran. Setelah pasar sasaran

ditentukan, maka positioning dapat dilakukan terhadap produk, merek dan

perusahaan.

2.1.3 Konsep Positioning

Pengertian positioning pertama kali diperkenalkan oleh Ries dan

Trout (2002:4) ketika menulis artikel yang berjudul “positioning Era” pada

buletin perdagangan “advertising age” pada tahun 1972 dan setelah itu

(32)

“Positioning is The Battle for Mind” Ries dan Trout (2002:2) menyatakan

bahwa positioning sebagai pendekatan baru dalam berkomunikasi.

Menurut Ries dan Trout (2002:2) “positioning is not what you do to

a product. Positioning is what you do to the mind of prospect. That is your

position the product in the mind of the prospect”. Positioning adalah bukan

apa yang anda lakukan terhadap produk anda tapi bagaimana memposisikan

produk anda dibenak calon pelanggan.

Menurut AB Susanto dan Himawan W. (2004:154) positioning

merupakan posisi relatif merek perusahaan diantara tebaran merek pesaing

didalam persepsi konsumen. Apa yang dilakukan pesaing akan berpengaruh

pada konfigurasi posisi ini. Oleh karena itu, perlu dilakukan pemantauan

dan evaluasi terhadap posisi merek kita, apakah posisi tersebut perlu

diperkuat atau dirubah.

Colin Richard dan Wilson Gilligan (2009:140) mengemukakan

bahwa “The basic of positioning is that your product occupies a place in the

mind of the people in your target market”. Artinya inti dari positioning

adalah bahwa produk anda menempati tempat dalam pikiran orang-orang

dipasar sasaran anda.

Michael A. Porter (2008:38-39) mengemukakan “strategic

positioning means performing different activities from rival about product

or performing similar activities on different ways”. Artinya strategi

(33)

dilakukan oleh pesaing terhadap produk atau melakukan aktivitas yang sama

dengan cara yang berbeda.

Berdasarkan beberapa definisi tentang positioning diatas, maka dapat

disimpulkan bahwa positioning adalah salah satu strategi pemasaran yang

berusaha menempatkan posisi sebuah merek, produk dan perusahaan

didalam pikiran pelanggan atau calon pelanggan diantara merek atau produk

pesaing dengan menonjolkan keunggulan dari merek atau produk tersebut

sehingga produk itu mudah dikenal atau diingat oleh pelanggan atau calon

pelanggan.

2.1.4 Pendekatan dalam positioning

Penempatan produk atau merek dapat dilakukan dengan

menggunakan berbagai pendekatan Menurut David Craven yang dikutip Ali

Hasan (2009:203) ada sepuluh pendekatan yang dapat digunakan dalam

melakukan positioning yaitu:

1. Function concept yaitu menonjolkan functional needs (bersih dan

ekonomis).

2. Symbolic concept yaitu menonjolkan symbolic needs (berkelas, modis).

3. Experimental concept yaitu menonjolkan experimental needs (ramah,

nyaman).

4. Health concept atau ekologi (sehat atau tidak sehat, ramah atau tidak

ramah lingkungan).

5. Price quality concept yaitu menggunakan skala paling rendah sampai

(34)

6. User concept yaitu menunjukkan gaya hidup.

7. Atibute positioning concept yaitu menonjolkan satu atau beberapa

atribut, fitur customer benefit yang dihubungkan dengan merek,

manfaat bagi pelanggan.

8. Application positioning yaitu positioning yang berdasarkan aplikasi.

9. Positioning berdasarkan manfaat.

10. Competitor positioning yaitu positioning yang dikaitkan dengan posisi

persaingan terhadap pesaing utama.

2.1.5 Prosedur Positioning

Untuk melakukan penempatan posisi yang tepat, menurut Hiam dan

Schewe yang dikutip Ali Hasan (2009:202), ada beberapa langkah yang

perlu dilakukan yaitu sebagai berikut :

1. Menentukan produk pasar yang relevan

Sebuah produk umumnya dimaksudkan untuk memenuhi lebih

dari satu keinginan atau kebutuhan. Oleh karena itu sebuah produk

harus dapat diposisikan diberbagai pasar yang berbeda.

2. Pendapatan kebutuhan pelanggan

Untuk melakukan positioning dengan tepat , maka pemasar

harus mendata semua kebutuhan dan keinginan yang mungkin daoat

(35)

3. Mengidentifikasi pesaing

Mengidentifikasi pesaing baik pesaing primer maupun pesaing

sekunder. Pesaing primer adalah pesaing-pesaing yang bersaing untuk

memenuhi kebutuhan inti, sedangkan pesaing sekunder adalah

pesaing-pesaing tak langsung. Yakni mereka yang tidak langsung muncul

dipikiran bilamana seseorang sedang berpikir mengenai kebutuhan atau

keinginan konsumen.

4. Menentukan standar evaluasi

Menentukan cara dan standar yang digunakan konsumen dalam

mengevaluasi pilihan untuk memenuhi kebutuhan mereka. Biasanya

seseorang akan mengevaluasi berbagai alternatif pemecahan masalah

yang dihadapinya dengan cara dan berdasarkan standar tertentu.

5. Membuat perceptual map

Untuk mengetahui bagaimana persepsi konsumen terhadap

posisi pesaing, maka pemasar perlu mengidentifikasikan posisi yang

ditempati pesaing dengan menggunakan perceptual map yang

didasarkan pada atribut produk, situasi pemakai atau kelompok

pemakai.

6. Mengidentifikasi kesenjangan posisi

Melalui analisis posisi terhadap berbagai produk yang saling

bersaing, maka dapat ditentukan daerah-daerah atau aspek-aspek yang

(36)

7. Merencanakan dan melaksanakan strategi positioning

Setelah pasar sasaran ditentukan dan posisi yang dikehendaki

ditetapkan, maka pemasar harus merancang program pemasaran yang

dapat memastikan semua informasi mengenai produk dan merek yang

akan disampaikan kepada pasar akan menciptakan persepsi yang

diinginkan dalam benak konsumen.

8. Memantau posisi

Posisi akual suatu produk atau merek perlu dipantau setiap saat

guna melakukan penyesuain terhadap setiap kemungkinan perubahan

lingkungan.

2.1.6 Konsep Strategi Positionig

Strategi positioning adalah strategi atau langkah-langkah yang

dilakukan perusahaan untuk menempatkan posisi yang ingin diduduki

merek atau produk dibenak pelanggan atau calon pelanggan sehingga dapat

memberikan arti atau gambaran awal terhadap merek atau produk tersebut

bagi pelanggan sebelum membelinya. Dengan kata lain strategi positioning

adalah langkah-langkah untuk melakukan positioning. Adapun

langkah-langkah yang dapat dilakukan oleh perusahaan untuk menempatkan posisi

merek atau produk tersebut dibenak pelanggan menurut AB Susanto dan

himawan W (2004:154) adalah dengan menonjolkan kelima unsur berikut

(37)

1. Nilai, terfokus pada manfaat yang diterima pelanggan. Intinya adalah

nilai apa yang diterima oleh pasar sasaran dan posisi merek yang

dimiliki perusahaan.

2. Keunikan, pada intinya membawa sesuatu yang tidak dimiliki oleh

pesaing lain sehingga posisi merek perusahaan memberikan penawaran

yang berbeda dibanding pesaing.

3. Kredibilitas, menunjukkan seberapa besar kredibilitasnya dimata

konsumen.

4. Keberlanjutan, intinya memaksimalkan rentang waktu lamanya

menempati posisi dalam persaingan.

5. Kesesuaian, yakni kesesuaian antara posisi merek dengan perusahaan.

Kunci keberhasilan strategi positioning terletak pada kemampuan

perusahaan atau produk dalam menciptakan persepsi yang diinginkan

perusahaan, persepsi pelanggan dan persepsi pesaing serta jaringan persepsi

itu sendiri. Dalam era globalisasi seperti sekarang ini persaingan sudah

sangat kompetitif, sehingga strategi positioning menjadi sangat penting

karena produk atau perusahaan yang baru tidak dapat bersaing langsung

dengan perusahaan yang sudah memiliki posisi yang kuat, mereka memiliki

tempat tertinggi dan posisi teratas dalam pikiran pelanggan maupun calon

pelanggan. Dalam situasi seperti ini, maka strategi positioning dapat

berperan memberi jalan untuk dapat bersaing disekelilingnya, dibawahnya

(38)

Strategi positioning merupakan strategi yang berusaha menciptakan

diferensiasi yang unik dalam benak konsumen sehingga terbentuk citra

(image) merek atau produk yang lebih unggul dibandingkan merek atau

produk pesaing, oleh karena itu strategi positioning harus dapat

menunjukkan bagaimana bauran produk akan ditempatkan dipasar sasaran.

Strategi positioning berisi kombinasi kegiatan bauran pemasaran, maka

pengembangan strategi positioning sebagaimana direkomendasikan oleh

Alice dan Brian yang dikutip oleh Ali Hasan (2009:205) harus sejalan

dengan inti program pemasaran seperti gambar 2.3. :

Sumber : Ali Hasan (2009:205)

Gambar 2.3. Pengembangan Strategi Positioning

Berdasarkan gambar 2.3. dapat dilihat bahwa strategi positioning

sangat berkaitan dengan bauran pemasaran yaitu produk,harga, promosi,

p

ro

d

u

k

prom osi

St rat egi posit ioning

dist ribusi Target pasar

h

a

rg

(39)

distribusi. Strategi positioning dibentuk melalui produk yang diciptakan

dengan karakteristik yang khas, harganya yang reasonable, jaringan

distribusi yang baik dan pelaksanaan promosi yang mencerminkan manfaat

dan fungsi serta keunggulan produk yang ditawarkan. Hal ini menunjukkan

bahwa strategi positioning dapat dilakukan berdasarkan situasi keberadaaan

keempat bauran pemasaran tersebut sehingga dapat mencapai target pasar

yang telah ditetapkan.

2.1.7 Perilaku Konsumen

Sedangkan Loudon dan Bitta (1995) menjelaskan bahwa perilaku

konsumen mencakup proses pengambilan keputusan dan kegiatan yang

dilakukan konsumen secara fisik dalam pengevaluasian, perolehan

penggunaan atau mendapatkan barang dan jasa. Jadi didalam menganilisis

perilaku konsumen tidak hanya menyangkut faktor-faktor yang

mempengaruhi pengambilan keputusan kegiatan saat pembelian, akan tetapi

juga meliputi proses pengambilan keputusan yang menyertai pembelian.

2.1.8 Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Perilaku Konsumen

Sebagai makhluk sosial yang tidak terlepas dari lingkunganya, maka

konsumen sangat terikat dengan keadaan sekitar sehingga mempengaruhi

perilaku mereka terhadap apa saja tindakan yang dilakukan dan akan

dilakukan oleh mereka. Dengan demikian selain faktor dari diri sendiri,

faktor dari luar diri sendiri juga mempengaruhi perilaku konsumen dalam

(40)

Menurut kotler dan Keller (2009:217) faktor-faktor yang

mempengaruhi perilaku konsumen secara garis besar ada dua yaitu sebagai

berikut :

1. Faktor lingkungan

a. Budaya

1) Kultur adalah kumpulan nilai, ide, artefak, dan simbol-simbol lain

yang membantu seseorang untuk berkomunikasi, mengartikan,

dan mengevaluasi sebagai bagian dari suatu lingkungan.

2) Sub kultur adalah suatu elemen penting dalam menentukan suatu

budaya dan memprediksi keinginan dan perilaku konsumen.

Perilaku konsumen adalah suatu fungsi dari perasaan etnisitas

sebagaimana dengan identitas budaya, keadaan sosial dan tipe

produk.

3) Kelas sosial dapat didefinisikan difisi yang bersifat relatif

permanen dan homogenus dalam suatu kumpulan sosial dimana

individual atau keluarga saling bertukar nilai, gaya hidup,

ketertarikan, kekayaan, status, pendidikan posisi ekonomi, dan

(41)

b. Sosial

1) Kelompok.

Kelompok acuan adalah sebagai suatu alat untuk mendapatkan

pemenuhan norma dalam sebuah kelompok sosial, seperti

seseorang atu sekelompok orang yang mempengaruhi perilaku

individu secara signifikan.

2) Keluarga.

Secara ilmiah keluarga dapat diartikan sebagai sekelompok yang

terdiri dari dua atau lebih individu yang berhubungan darah,

pernikahan, atau adopsi yang tinggal berdampingan. Sedangkan

rumah tangga adalah semua orang baik yang berelasi maupun

tidak berelasi yang menempati sebuah unit rumah. Keluarga

maupun pengaruh rumah tangga mempengaruhi sikap pembelian

konsumen. Misalnya kelahiran anak mempengaruhi suatu

keluarga untuk menambah perabotan, bahan makanan bayi, dan

lain-lain.

3) Peran dan status

Dimana peran terdiri dari aktivitas yang dilakukan seseorang

menurut orang-orang yang ada disekitarnya. Sedangkan status

mencerminkan penghargaan yang diberikan oleh masyarakat

(42)

2. Faktor individu

a. Kepribadian

Kepribadian dalam bidang pemasaran memiliki arti sebagai

respon yang konsisten terhadap pengaruh lingkungan.

Kepribadian adalah tampilan psikologis individu yang unik yang

mempengaruhi secara konsisten bagaimana seseorang merespon

lingkunganya.

1) Umur dan tahap daur hidup, orang membeli suatu barang dan

jasa yang berubah-ubah selama hidupnya, berhubungan dengan

usianya. Para pemasar sering menetapkan pasar sasaran

mereka berupa kelompok-kelompok dari tahap kehidupan

tertentu dan mengembangkan produk dan rencana yang tepat

bagi kelompok tersebut.

2) Pekerjaan, mempengaruhi barang dan jasa yang dibelinya. Para

pemasar mencoba mengidentifikasikan kelompok-kelompok

pekerjaan atau jabatan yang memiliki kecenderungan, minat

diatas rata-rata dalam produk dan jasa mereka. Sebuah

perusahaan bahkan dapat mengkhususkan diri dalam

memproduksi barang dan jasa yang dibutuhkan oleh

sekelompok pekerjaan tertentu.

3) Situasi ekonomi, akan mempengaruhi seseorang dalam

(43)

kecenderungan dalam pendapatan pribadi, tabungan dan

tingkat minat.

4) Gaya hidup, adalah pola kehidupan seseorang yang

diwujudkan, dalam psikografiknya, yang terdiri dari aktivitas,

interes dan opininya.

b. Psikologis

Psikologi mempengaruhi pilihan yang terdiri dari motivasi,

persepsi, pengetahuan, serta keyakinan dan sikap.

1.) Motivasi wisatawan mewakili dorongan untuk memuaskan

kebutuhan baik yang bersifat fisiologis maupun psikologis

melalui penggunaan suatu produk atau jasa. Sebagian besar

kebutuhan manusia tidak cukup kuat untuk mendorong

seseorang untuk berbuat sesuatu pada satu waktu. Suatu

kebutuhan menjadi dorongan bila kebutuhan itu muncul

hingga mencapai taraf intensitas yang cukup. Dorongan

adalah suatu kebutuhan yang cukup kuat mendesak untuk

mengarahkan seseorang agar dapat mencari pemuasan

terhadap kebutuhan tersebut. Beberapa ahli psikologi

menyatakan bahwa setiap orang mempunyai kebutuhan

prioritas yang berbeda tergantung pada kepribadian,

pengalaman dan lingkungan mereka.

2.) Persepsi, merupakan proses yang dilalui orang dalam

(44)

informasi guna membentuk gambaran yang berarti

mengenai sejumlah rangsangan yang diterima melalui

panca indra.

3.) Pengetahuan wisatawan dapat diartikan sebagai himpunan

dari jumlah total atas informasi yang dimemori yang

relevan dengan pembelian produk dan penggunaan produk.

4.) Keyakinan dan sikap, dimana keyakinan merupakan

pemikiran deskriptif yang dimiliki seseorang mengenai

sesuatu, sedangkan sikap mewakili apa yang disukai

maupun tidak disukai oleh seseorang.

2.1.9 Konsep Keputusan Pembelian

Menurut Morisson (2002:97) bahwa keputusan pembelian

didasarkan pada motif rasional, motif emosional, atau keduanya. Motif

rasional melibatkan penilaian logis atas harga, kualitas pelayanan, fasilitas,

kebersihan. Dalam melakukan suatu tindakan atau kegiatan, setiap individu

didorong oleh suatu motif dari dalam dirinya. Ini berarti motif tersebut

mendorong setiap individu untuk berperilaku sehingga dapat dikatakan

dalam berperilaku setiap individu harus selalu dilandasi motif.

Menurut Sumarwan (2004/289) mendefinisikan bahwa “suatu

keputusan pembelian sebagai pemilihan suatu tindakan dari dua atau lebih

pilihan alternatif”. Menurut Sumarwan juga mengungkapkan bahwa

(45)

oleh konsumen terhadap sebuah pilihan produk dari beberapa alternatif

untuk memenuhi keinginan dan kebutuhanya.

Konsumen mempunyai arti penting dalam suatu perusahaan yaitu

sebagai pembeli produk. Perilaku konsumen sangat bervariasi dalam

mengambil keputusan dan memiliki keunikan tersendiri. Keputusan

pembelian konsumen sangat dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti

demografis, psikografis, psikologis, sosial dan pribadi. Keputusan untuk

membeli timbul karena adanya penilaian objektif atau karena dorongan

emosi. Konsumen membentuk preferensi atas merek-merek dalam

kumpulan pilihan pada saat tahap evaluasi. Dengan demikian keputusan

pembelian yang dilakukan oleh konsumen tergantung kepada situasi dan

kondisi individual yang dimiliki oleh konsumen itu sendiri dengan cara

mereka menanggapi situasi tersebut.

2.1.10 Proses Keputusan Berkunjung

I Gede Pitana dan Putu G. Gayatri (2005:70) menjelaskan bahwa

sebelum melakukan perjalanan wisata, seorang calon wisatawan terlebih

dahulu melakukan sebuah proses mental, untuk sampai pada keputusan.

Menyangkut kapan akan melakukan perjalanan, berapa lama, kemana,

dengan cara bagaimana dan seterusnya. Proses pengambilan keputusan ini

sangat penting artinya bagi pembangunan pariwisata, terkait dengan

berbagai fakta yang mempengaruhi keputusan dan faktor-faktor ini dapat

(46)

Pemahaman terhadap proses pengambilan keputusan ini di samping

penting sebagai dasar promosi, juga sangat penting di dalam perencanaan

produk dan penentuan segmentasi pasar atau target pemasaran. Hal ini

semakin penting dalam situasi kompetisi yang semakin pesat, terutama pada

saat pasar mulai sangat tersegmentasi. Pada awalnya, pendekatan yang

digunakan untuk melihat proses pengambilan keputusan adalah pendekatan

ekonomi semata-mata. Dalam hal ini calon wisatawan diasumsikan sebagai

economic man, yang menganggap bahwa calon wisatawan telah menjadi

informasi yang lengkap dan akan mengambil keputusan dengan sangat

rasional. Wisatawan akan mengambil keputusan untuk mengoptimalkan

manfaat dari perjalananya dengan keterbatasan waktu dan dana yang

dimiliki namun pada kenyataanya calon wisatawan tidak mempunyai info

tentang tempat yang akan dikunjunginya, sehingga pendekatan mumi

economic man tidak sepenuhnya efektif.

Menurut Mathieson dan Wall (1982) dalam I Gede dan Putu G.

Gayati (2005:72), proses pengambilan keputusan seorang wisatawan

mengalami lima fase yang sangat penting yaitu :

1. Kebutuhan atau keinginan untuk melakukan perjalanan.

Tujuan dari perjalanan dirasakan oleh calon wisatawan, yang

selanjutnya ditimbang-timbang apakah perjalanan tersebut memang

(47)

2. Pencarian dan penilaian informasi

Hal ini misalnya dilakukan dengan menghubungi agen perjalanan,

mempelajari bahan-bahan promosi (brosur, leaflet, media massa), atau

mendiskusikan dengan mereka yang berpengalaman terlebih dahulu.

Info ini dievaluasi dari segi keterbatasan dana dan waktu alternatif dari

berbagai destinasi yang mungkin dikunjungi, dan

pertimbangan-pertimbangan lainya.

3. Keputusan melakukan perjalanan wisata.

Keputusan ini meliputi antara lain daerah tujuan wisata yang akan

dikunjungi, jenis akomodasi, cara bepergian, dan aktifitas yang akan

dilakukan di daerah tujuan wisata.

4. Persiapan perjalanan dan pengalaman wisata.

Wisatawan melakukan booking, dengan segala persiapan pribadi, dan

akhirnya perjalanan wisata dilakukan.

5. Evaluasi kepuasan perjalanan wisata.

Selama perjalanan, tinggal di daerah tujuan wisata, dan setelah kembali

ke Kota asal, wisatawan secara sadar maupun tidak sadar, selalu

melakukan evaluasi perjalanan wisatanya, yang akan mempengaruhi

keputusan perjalanan wisatanya yang akan datang.

2.1.11 Pengaruh Strategi Positioning Terhadap Keputusan Berkunjung

Perkembangan dunia bisnis wisata seperti sekarang ini menyebabkan

banyak hal yang menjadi pertimbangan wisatawan untuk melakukan

(48)

sendiri akan tetapi ada faktor lain seperti komunikasi. Komunikasi

maksudnya adalah bagaimana produk tersebut diinformasikan kepada

wisatawan sehingga wisatawan tertarik untuk berkunjung. Strategi

positioning merupakan salah satu bentuk komunikasi sebuah produk yang

bertujuan untuk memberitahu wisatawan tentang produk tersebut yang

meliputi keunggulan keunikan, kualitas, atribut, ciri-ciri, dan juga

manfaatnya bagi mereka.

Strategi positioning merupakan salah satu dari tiga strategi

pemasaran yang terdiri dari segmenting, targeting, dan positioning. Strategi

positioning adalah strategi pemasaran yang berusaha menciptakan persepsi

yang baik terhadap sebuah produk wisata atau merek dibenak wisatawan.

Dengan demikian, strategi positioning juga mampu mempengaruhi

wisatawan untuk melakukan kunjungan terhadap sebuah produk wisata.

Strategi positioning dari organisasi di lingkungan yang strategis tentang

industrinya adalah tahap yang paling utama dari perencanaan yang strategis

dari organisasi, sebab hal tersebut dapat mempengaruhi keputusan

(49)

2.2 Penelitian Terdahulu

Penelitian terdahulu merupakan literatur yang digunakan peneliti

untuk mendukung penelitian yang sekarang dilakukan. Berikut rangkuman

beberapa penelitian terdahulu mengenai Strategi Positioning dan Keputusan

Berkunjung :

1. Analisis Pengaruh Strategi

2. Pengaruh Atribut Objek Wisata

(50)

4.. Analisis Pengaruh

Anova ketiga variabel

independen yaitu

Sumber : Berbagai Literatur

2.3 Kerangka Pemikiran

Perkembangan industri pariwisata seperti sekarang ini telah

membawa perubahan dalam kegiatan usaha pariwisata itu sendiri. Sebuah

usaha pariwisata seperti destinasi wisata tidak lagi dapat bertahan dengan

hanya memproduksi produk wisata dan kemudian menjualnya begitu saja.

Banyak hal dan istilah baru bermunculan dalam kegiatanya untuk dapat

tetap bertahan dalam situasi persaingan yang kompetitif. Salah satu cara

yang dapat dilakukan untuk bertahan dalam situasi seperti ini adalah dengan

melakukan pemasaran.

Secara garis besar ada tiga strategi pemasaran yang dapat digunakan

perusahaan dalam melaksnakannya yaitu segmenting, targetting, dan

positioning. Dalam pelaksanaanya, pertama-tama perusahaan membuat

(51)

mengklasifikasikan pasar dalam kedalam kelompok-kelompok kecil dengan

kebutuhan, karakteristik atau perilaku berbeda yang memerlukan produk

atau bauran pemasaran tersendiri. Setelah membuat segmentasi pasar, maka

langkah selanjutnya adalah menentukan target pasar atau targetting. Dalam

tahap ini segmen pasar yang telah diklasifikasikan kemudian dipilih satu

atau beberapa kelompok pasar yang menjadi fokus perusahaan untuk

dilayani. Setelah target pasar ditentukan, maka langkah berikutnya adalah

positioning. Positioning adalah strategi yang berusaha menciptakan

diferensiasi yang unik dalam benak pelanggan sasaran sehingga terbentuk

citra (image) merek atau produk yang lebih unggul dibandingkan produk

pesaing.

Positioning menurut Kotler dan Keller (2009:308) adalah tindakan

merancang, menawarkan produk atau merek dan perusahaan untuk

menduduki suatu tempat yang membedakanya dengan produk pesaing di

benak dari target pasar. Tujuan utamanya adalah menempatkan merek

dibenak konsumen untuk memaksimalkan manfaat bagi perusahaan. Suatu

merek yang baik yang memposisikan strategi pemasaran pemandu bantuan

dengan menjelaskan inti sari merek.

Berdasarkan definisi diatas, maka strategi positioning disebut juga

sebagai upaya untuk menjelaskan kepada wisatawan tentang apa, bagaimana

dan untuk apa sebuah produk wisata. Dalam arti produk wisata tersebut

telah mempunyai gambaran dari tagline, merek, kemasan, logo, dan juga

(52)

wisata mengingat positioning mampu mempengaruhi persepsi wisatawan

terhadap produk wisata tersebut sehingga mereka melakukan kunjungan.

Menurut AB Susanto dan Himawan W (2004:154) ada lima indikator

yang dapat dipakai untuk melihat efektifitas positioning yaitu nilai,

keunikan, kredibilitas, keberlanjutan dan kesesuaian. Nilai adalah sesuatu

yang sangat penting untuk diperhatikan oleh pelaku usaha pariwisata karena

nilai merupakan semua manfaat yang didapat oleh pengunjung apabila

mengunjungi destinasi tersebut. Nilai merupakan perbandingan antara biaya

yang dikeluarkan dengan manfaat yang diperoleh wisatawan ketika

melakukan kunjungan. Semakin tinggi nilai yang terkandung dalam sebuah

destinasi wisata maka semakin besar peluang destinasi wisata tersebut untuk

dikunjungi wisatawan. Selain nilai, hal lain yang perlu ditonjolkan oleh

perusahaan pariwisata adalah keunikan dari destinasi wisata yang

ditawarkan. Keunikan ini meliputi segala atribut yang dapat membedakan

produk tersebut dengan produk yang ada dipasar. Dengan keunikan yang

dimiliki oleh sebuah destinasi wisata, maka destinasi wisata tersebut akan

berpeluang besar untuk diingat oleh wisatawan ketika dihadapkan dengan

pilihan sehingga mempengaruhi mereka untuk berkunjung.

Tingkat kepercayaan dari semua informasi yang diberikan oleh

destinasi wisata wisata juga merupakan hal yang perlu diperhatikan dan

dikembangkan untuk memaksimalkan sebuah strategi positioning.

Wisatawan selalu menyukai sesuatu yang benar, terjamin kredibilitasnya,

(53)

informasi yang jelas, otentik dan dapat dipertanggungjawabkan. Unsur lain

yang perlu dilaksanakan dalam melakukan positioning adalah keberlanjutan

posisi sebuah merek atau produk yang ditawarkan sehingga dapat

memaksimalkan rentang waktu lamanya posisi yang diusung dalam

menghadapi pesaingnya. Apabila posisi yang diusung bagus dan sesuai

dengan tema serta sesuai dengan permintaan pelanggan, maka posisi

tersebut berpeluang untuk dapat bertahan dalam jangka waktu yang lama.

Kesesuaian antara tema atau posisi yang ditanamkan oleh destinasi

wisata dibenak wisatawan dalam strategi positioning dengan program,

kegiatan, dan juga manfaat yang diperoleh wisatawan ketika berkunjung

sangat penting diperhatikan. Wisatawan akan puas ketika apa yang

dijanjikan oleh produsenya dapat diperoleh ketika mengunjungi destinasi

wisata tersebut dan mungkin akan melakukan kunjungan ulang, namun

sebaliknya wisatawan akan kecewa apabila tema, posisi atau atribut yang

diusung sebuah destinasi wisata tidak sesuai dengan kenyataan dan

memungkinkan wisatawan tersebut tidak akan mengunjungi destinasi wisata

tersebut di waktu yang akan datang.

Menurut Mathieson dan Wall (1982) dalam I Gede dan Putu G.

Gayati (2005:72), proses pengambilan keputusan seorang wisatawan

mengalami lima fase yaitu kebutuhan atau keinginan untuk melakukan

perjalanan, pencarian dan penilaian informasi, keputusan melakukan

perjalanan wisata., persiapan perjalanan dan pengalaman wisata, evaluasi

(54)

Berdasarkan uraian diatas, maka dapat dibuat Kerangka Pemikiran.

Adapun kerangka pemikiran dalam penelitian ini adalah gambar 2.4.

berikut:

Gambar 2.4. Kerangka Pemikiran Pengaruh Strategi Positioning Terhadap Keputusan Berkunjung

Kerangka Pemikiran ini menjelaskan bahwa positioning pada wisata

edukasi Museum Kereta Api yang sub variabelnya terdiri dari produk,

layanan, personalia, saluran distribusi dan citra berpengaruh pada keputusan

berkunjung wisatawan yang terdiri dari pemilihan produk, pemilihan merek,

pemilihan distribusi, penentuan waktu pembelian, dan jumlah pembelian.

Keput usan Berkunjung 4. persiapan perjalanan

dan pengalaman

St rat egi Posit ioning:

(55)

2.4 Hipotesis

Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah

penelitian, oleh karena itu rumusan masalah penelitian biasanya disusun

dalam bentuk pertanyaan. Sugiyono (2010:84) mendefinisikan bahwa

hipotesis merupakan taksiran terhadap parameter populasi melalui data-data

sampel. Atau dengan kata lain jawaban sementara terhadap rumusan

masalah penelitian. Dikatakan sementara, karena jawaban yang diberikan

baru didasarkan pada teori yang relevan belum didasarkan pada fakta-fakta

empiris yang diperoleh melalui pengumpulan data.

Berdasarkan kerangka pemikiran di atas, maka hipotesis dalam

penelitian ini adalah:

Strategi positioning pada wisata edukasi berpengaruh positif terhadap

(56)

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Objek Penilitian

Penelitian ini menganalisis variabel bebas atau independent variabel

yaitu strategi positioning (X) dengan indikator nilai, keunikan, kredibilitas,

keberlanjutan dan kesesuaian. Kemudian yang menjadi variabel terikat atau

dependent variabel adalah keputusan berkunjung (Y) yang memiliki

indikator Kebutuhan atau keinginan untuk berwisata, pencarian dan

penilaian informasi, keputusan melakukan wisata., persiapan perjalanan dan

pengalaman wisata, evaluasi kepuasan perjalanan wisata.

. Responden dalam penelitian ini adalah para wisatawan yang

berkunjung ke Museum Kereta Api Ambarawa, maka objek dalam

penelitian ini adalah tanggapan responden terhadap variabel-variabel

penelitian seperti yang disebutkan diatas.

Penelitian ini dilakukan satu kali dalam jangka waktu kurang dari

satu tahun, maka metode yang digunakan adalah cross sectional method.

Cross sectional method menurut Uma Sekaran (2006:177) yaitu studi yang

dilakukan dengan data yang hanya sekali dikumpulkan mungkin selama

periode harian, mingguan atau bulanan, dalam rangka menjawab pertanyaan

(57)

3.2 Populasi dan Sampel 3.2.1 Populasi

Populasi adalah keseluruhan subyek penelitian (Suharsimi

Arikunto, 2006: 130). Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas:

obyek/subyek yang mempunyai kuantitas dan karakteristik tertentu yang

diterapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik

kesimpulannya (Sugiyono, 2007: 61).

Dari pendapat diatas dapat dipahami bahwa populasi adalah

keseluruhan individu atas obyek peneliti dengan pertimbangan tertentu

seperti mempunyai ciri dan sifat yang sama. Populasi dalam penelitian ini

adalah keseluruhan wisatawan domestik yang mengunjungi Museum Kereta

Api Ambarawa.

3.2.2 Sampel

Sampel adalah bagian atau wakil populasi yang akan diteliti

(Arikunto, 2006:131). Agar informasi yang diperoleh dari sampel

benar-benar mewakili populasi, sampel tersebut harus mewakili karakteristik

populasi yang diwakilinya. Untuk memperoleh sampel yang dapat mewakili

karakteristik populasi, diperlukan metode pemilihan sampel yang tepat.

Penelitian ini memiliki jumlah populasi yang tidak diketahui, untuk

itu peneliti menggunakan rumus iterasi dalam menentukan jumlah sampel.

Penentuan ukuran sampel munurut Sitepu (1994:108-109) dapat ditempuh

melalui beberapa tahap perhitungan. Langkah pertama menentukan

(58)

terikat. Kedua menentukan tarif nyata (α), kuasa uji (1-β), setelah itu baru

menetukan sampel secara interaktif. Pada iterasi pertama menggunakan

rumus:

=

( ) + 3

Dimana

= ½

Z₁-α + ₁+β merupakan konstanta yang diperoleh dari tabel

distribusi normal. Pada iterasi kedua menggunakan rumus:

= ( ₁ − + ₁ − )²

( )² + 3

Keterangan:

Z₁-α = Konstanta yang diperoleh dari tabel distribusi normal.

₁+β = Konstanta yang diperoleh dari tabel distribusi normal.

Sedangkan

= ½ 1 +

1− + 2( −1)

Apabila ukuran sampel minimal pada iterasi pertama dan kedua

harganya sama, maka iterasi dapat dihentikan. Jika iterasi pertama dan

kedua nilainya berbeda, maka perlu dilakukan iterasi ketiga dengan

menggunakan rumus seperti pada iterasi kedua.

Perkiraan koefisian yang terjadi antara variabel X dan Y diambil dari

koefisian terkecil, apabila tidak diketahui disarankan 0,30, dan peneliti

(59)

(dioperasikan berulang-ulang sampai diperoleh n yang stabil). Berdasarkan

rumus tersebut maka sampel dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

ρ ditetapkan sebesar 0,33

Taraf signifikansi (α) ditetapkan sebesar 5%

Kuasa uji (1-β) ditetapkan sebesar 95%

Maka Z₁-α = 1,645 dan ₁+β = 1,645

Angka tersebut kemudian dimasukkan kedalam rumus iterasi

sehingga diperoleh nilai sebagai berikut:

Untuk iterasi pertama

= ½ 1 +

1−

= ½ 1 + 0,33

1−0,33

= 0,342828254

= ( ₁ − + ₁ − )²

( )² + 3

= ( 1,645 + 1,645)

( 0,342828254) + 3

= 95,09553707

= 95

Untuk iterasi kedua

= ½ 1 +

1− + 2( −1)

= ½ 1 + 0,33

1−0,33 +

0,33

(60)

= 0,344583573

= ( ₁ − + ₁ − )²

( )² + 3

= ( 1,645 + 1,645)²

( 0,344583573)² + 3

= 94,15965207

= 94

Karena n1 dan n2 hasilnya belum sama maka perlu dilakukan iterasi

ketiga dengan menggunakan rumus seperti iterasi kedua.

Iterasi Ketiga

= ½ 1 +

1− + 2( −1)

= ½ 1 + 0,33

1−0,33 +

0,33

2( 94−1)

= 0,344602447

= ( ₁ − + ₁ − )²

( )² + 3

= ( 1,645 + 1,645)²

( 0,344602447)² + 3

= 94,14966642

= 94

Karena n2 dan n3 telah mencapai hasil yang sama yaitu 94, maka

jumlah sampel minimal dalam penelitian ini adalah 94 responden. Penelitian

dilakukan pada Tanggal 9 Februari sampai 24 Februari, pada tanggal 9

Februari sampai 22 Februari mendapatkan sebanyak 90 sampel (45 sampel

(61)

mendapatkan 10 sampel, sehingga total sampel yang diambil adalah

sebanyak 100 sampel. Sampel terbanyak didapatkan pada hari sabtu dan

minggu karena merupakan hari libur.

3.3 Variabel Penelitian

Variabel penelitian adalah objek penelitian atau sesuatu yang

menjadi titik perhatian. Variabel dibedakan menjadi dua yaitu variabel

bebas dan variabel terikat. Variabel bebas (independent) adalah variabel

yang menjadi sebab terjadinya atau terpengaruhnya variabel terikat.

Variabel terikat (dependen) adalah variabel yang nilainya dipengaruhi oleh

variabel bebas (Umar,2002:81). Dalam penelitian ini yang menjadi variabel

penelitian yaitu :

a. Variabel Bebas (X)

Variabel bebas (independent) adalah variabel yang menjadi sebab

terjadinya atau terpengaruhnya variabel terikat (Umar,2002:81). Variabel

bebas pada penelitian ini adalah Strategi Positioning. Menurut AB

Susanto dan Himawan W (2004:154), indikator dari strategi positioning

yaitu :

1. Nilai

Nilai adalah sesuatu yang sangat penting untuk diperhatikan oleh pelaku

usaha pariwisata karena nilai merupakan semua manfaat yang didapat

oleh pengunjung apabila mengunjungi destinasi tersebut.

2. Keunikan

Gambar

Tabel 1.1.
Gambar 2.1. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kedatangan
Gambar 2.2.  Segmenting, Targetting, Positioning
Gambar 2.3.  Pengembangan Strategi Positioning
+7

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan dengan menggunakan analisa deskriptif dan verifikatif serta teknik analisis regresi berganda, antara museum

Pengaruh Media Iklan Brosur Terhadap Keputusan Berkunjung Wisatawan Wana Wisata Buaya Blanakan. 3 Kuisioner Pengunjung Wana Wisata

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui (1) motivasi wisatwan mancangera berkunjung ke Taman Wisata Candi Borobudur; (2) perbedaan sikap terhadap daya tarik wisata Candi

mengenai strategi marketing apa yang diterapkan oleh jatim park 2 untuk membidik wisatawan domestik untuk berwisata dijatim park 2 sebagai tujuan utama

Mengetahui pengaruh atraksi wisata dan motivasi wisatawan yang akan memiliki pengaru terhadap keputusan berkunjung juga diperlukan guna mengetahui faktor manakah

Untuk itulah, manajemen Desa Wisata Blimbingsari harus berusaha untuk meningkatkan kinerjanya dalam pelayanan kepada wisatawan yang berkunjung terutama pada indikator

Hal ini menunjukkan bahwa Pengaruh Etika Masyarakat Lumban Bulbul terhadap Keinginan Berkunjung Wisatawan Pada Objek Wisata Pantai Lumban Bulbul Balige sebesar 63,6%

Mengetahui pengaruh atraksi wisata dan motivasi wisatawan yang akan memiliki pengaru terhadap keputusan berkunjung juga diperlukan guna mengetahui faktor manakah