TINJAUAN PUSTAKA
2.2 Landasan Teori .1 Teori Permintaan .1 Teori Permintaan
2.2.1.1 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Permintaan
Permintaan akan daging sapi dipengaruhi oleh faktor-faktor berikut;
a. Harga daging sapi
Harga merupakan nilai dari suatu barang yang bisa diberikan oleh konsumen karena barang tersebut memberikan manfaat tertentu untuk memenuhi kebutuhan dan keinginan.Semakin tinggi nilai suatu barang atau jasa maka semakin tinggi harganya.Sebaliknya.Semakin rendah nilai suatu barang atau jasa maka semakin rendah harganya (Mushlich, 1997).
Terhadap faktor harga, perilaku konsumen memiliki kecenderungan bereaksi negatif.
Artinya, jika harga suatu barang atau jasa semakin tinggi maka konsumen akan menurunkan jumlah barang yang diminta. Sebaliknya, jika harga suatu barang atau jasa semakin rendah maka konsumen akan meningkatkan jumlah barang yang diminta (Mushlich, 1997).
Semakin tinggi harga daging sapi, maka jumlah daging sapi yang diminta semakin sedikit.Sedangkan, semakin rendah harga daging sapi, maka jumlah daging sapi yang diminta semakin meningkat.
b. Harga barang substitusi (daging ayam)
Permintaan terhadap suatu barang dapat dipengaruhi oleh perubahan harga barang-barang lain, yaitu harga barang-barang substitusi. Sifat dan pengaruh ketergantungan terhadap barang substitusi karena permintaan suatu barang memiliki kaitan dan pengaruh secara langsung atau tidak langsung. Pengaruh mempengaruhi atas sesuatu
barang dari harga barang lain ini dikarenakan masing-masing barang tersebut memiliki hubungan yang saling menggantikan fungsi kegunaannya (Mushlich, 1997).
Jika harga daging sapi naik, maka jumlah permintaan barang substitusi juga akan mengalami kenaikan. Dan sebaliknya, jika harga daging sapi menurun, maka jumlah permintaan barang substitusi juga akan mengalami penurunan.
c. Pendapatan
Pendapatan menunjukkan jumlah seluruh uang yang diterima oleh setiap rumah tangga selama jangka waktu tertentu.Pendapatan perkapita merupakan hasil bagi antara PDRB dengan jumlah penduduk dalam suatu daerah. Besarnya pendapatan perkapita akan mempengaruhi daya beli setiap rumah tangga (Mushlich, 1997).
Hampir semua orang suka mengkonsumsi daging sapi.Semakin tinggi penghasilan individu, biasanya permintaan daging sapi pun meningkat.Hal ini dikarenakan adanya kemampuan individu untuk membeli daging sapi, yang memang harganya jauh lebih mahal dibandingkan dengan harga daging kambing ataupun daging ayam. Apabila pendapatan tinggi, maka daya beli masyarakat terhadap daging sapi juga meningkat.
Sebaliknya, apabila pendapatan rendah, maka daya beli masyarakat terhadap daging sapi juga menurun.
2.2.2 Elastisitas
Menurut Joesron (2003), elastisitas permintaan dapat dibagi menjadi tiga yaitu elastisitas permintaan terhadap harga, elastisitas permintaan terhadap pendapatan, dan elastisitas harga silang.
1. Elastisitas Permintaan terhadap Harga
Elastisitas permintaan terhadap harga menjelaskan perubahan jumlah yang diminta sebagai akibat perubahan harga.
Ed= % perubahan jumlah barang yang diminta
% perubahan harga
Ed= ∆Q/Q
∆P/P
Suatu permintaan bersifat tidak elastis apabila koefisien elastisitas permintaannya berada di antara nol dan satu. Hal ini berarti persentase perubahan jumlah barang yang diminta. Permintaan bersifat elastis terjadi apabila permintaan mengalami perubahan dengan persentase yang melebihi persentase perubahan harga. Nilai koefisien elastisitas permintaan yang bersifat elastis adalah lebih besar dari satu.
2. Elastisitas Permintaan terhadap Pendapatam
Elastisitas permintaan terhadap pendapatan menjelaskan perubahan jumlah yang diminta sebagai akibat perubahan pendapatan.
Ei= % perubahan jumlah barang yang diminta
% perubahan pendapatan
Ei= % ∆Q = (∆Q/Q) = ∆Q . I % ∆I (∆I / I) ∆I Q Keterangan:
∆Q = Perubahan jumlah daging sapi yang diminta
∆I = Perubahan pendapatan
Q = Jumlah daging sapi yang diminta I = Pendapatan
Elastisitas pendapatan adalah koefisien yang menunjukkan sampai dimana besarnya perubahan permintaan terhadap sesuatu barang sebagai akibat perubahan pendapatan dinamakan elastisitas permintaan pendapatan atau elastisitas pendapatan.Konsep elastisitas ini mengukur sejauh mana kuantitas permintaan berubah mengikuti perubahan pendapatan. Elastisitas pendapatan dari permintaan didefinisikan sebagai persentase perubahan kuantitas barang yang dikonsumsi dibagi persentase perubahan pendapatan (Sirojuzilam, 2005).
Elastisitas permintaan pendapatan adalah persentase perubahan permintaan akan suatu barang yang diakibatkan oleh kenaikan income riil konsumen sebesar satu persen, jika fungsi permintaan diketahui maka besar nilai elastisitas pendapatan dapat ditentukan dengan cara menurunkan fungsi permintaan tersebut terhadap variabel pendapatan, lalu dikalikan rata-rata besaran pendapatan dibagi rata-rata jumlah barang yang diminta.
Dimana, elastisitas pendapatan merupakan besarnya perubahan jumlah permintaan terhadap daging sapi yang diakibatkan oleh perubahan jumlah pendapatan individu.
Jenis-jenis elastisitas pendapatan dapat dijelaskan sebagai berikut :
1. Ep = 1, ini dinamakan uniter elastis, artinya bila jumlah pendapatan naik/turun sebanyak 1% maka permintaan akan turun/naik sebanyak 1% pula.
spesifik. Jenis permintaan ini sebenarnya lebih sebagai pembatas antara permintaan elastis dan tidak elastis, sehingga belum tentu ada produk yang dapat dikatakan memiliki permintaan uniter elastis.
2. Ep > 1, dinamakan elastis, artinya persentase perubahan kuantitas permintaan lebih besar dari persentase perubahan pendapatan. Ini sering terjadi pada produk yang mudah dicari substitusinya. Misalnya saja pakaian, makanan ringan, dan lain sebagainya.
3. Ep < 1, dinamakan inelastis, artinya bila jumlah pendapatan naik/turun sebanyak 1% maka permintaan akan turun/naik kurang dari 1%. Contoh:
konsumsi beras dan bensin.
4. Ep = 0, dinamakan inelastis sempurna, yaitu bila perubahan pendapatan tidak mempengaruhi jumlah yang diminta (kurva permintaan sejajar dengan sumbu vertikal). Contoh: Tanah.
5. Ep = ~ (tak hingga), ini dinamakan elastis sempurna, (kurva permintaan sejajar dengan sumbu horizontal).Contoh produk yang permintaannya bersifat tidak elastis sempurna diantaranya barang/jasa yang bersifat komoditi, yaitu barang/jasa yang memiliki karakteristik dan fungsi sama meskipun dijual di tempat yang berbeda atau diproduksi oleh produsen yang berbeda. Dengan demikian, secara nalar barang/jasa tersebut seharusnya memiliki harga yang sama pula. Misalnya saja paperclip dan pen tinta biasa (Putong, 2010)
Untuk suatu barang normal, elastisitasnya adalah positif karena kenaikan pendapatan mengakibatkan kenaikan pembelian akan barang tersebut. Selain
barang normal, di pasar juga tersedia barang inferior. Untuk barang inferior, elastisitasnya adalah negatif karena kuantitas permintaannya menurun ketika pendapatan konsumen meningkat. Dengan kata lain, barang inferior adalah barang yang dibeli oleh orang – orang yang tidak mampu membeli barang lain yang lebih baik atau karena harganya lebih tinggi. Jika pendapatan naik, kuantitas permintaannya memang bertambah, tapi tidak banyak. Berbeda dengan barang–
barang mewah seperti mobil atau barang – barang elektronik, baru akan dibeli jika pendapatan meningkat. Itu sebabnya kuantitas permintaan barang–barang mewah naik mencolok ketika pendapatan masyarakat meningkat (Sukirno, 2008).
3. Elastisitas Silang
Elastisitas permintaan silang merupakan suatu koefisien yang menunjukkan besarnya perubahan permintaan suatu barang jika terjadi perubahan terhadap harga barang lain.
Ec = % perubahan jumlah barang X yang diminta
% perubahan harga barang Y
Ec = ∆Qx/Qx
∆Py/Py
Nilai elastisitas silang berkisar antara tak terhingga yang negatif hingga tak terhingga yang positif. Barang-barang komplementer elastisitas silangnya adalah negatif, sedangkan nilai elastisitas silang untuk barang-barang substitusi adalah positif.