• Tidak ada hasil yang ditemukan

V. HASIL DAN PEMBAHASAN

5.4. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Produksi Komoditas Pad

Hasil analisis faktor-faktor yang berpengaruh terhadap produksi padi dan hortikultur tertera pada Tabel 10. Persamaan hasil regresi berganda dengan produksi sebagai fungsi tujuan tertera pada Tabel 11.

Tabel 10. Faktor yang Berpengaruh terhadap Produksi pada Delapan Pola Tanam

Faktor berpengaruh Pola

Tanam Positif Negatif

I Luas tanam, benih, upah benih, pajak, dan alat

Sewa traktor, tenaga kerja, pupuk, dan pestisida

II Luas tanam Pupuk dan pestisida III Luas tanam, pupuk dan pestisida Pajak dan alat IV Tenaga kerja dan alat Pajak

V - Alat

VI Benih, pajak dan alat -

VII Pestisida dan alat Luas tanam VIII Luas tanam -

Tabel 11. Persamaan Hasil Analisis Regresi Berganda dengan Produksi sebagai Fungsi Tujuan pada Delapan Pola Tanam

Pola Tanam Persamaan R 2 I y = 0.557x1 + 0.089x2 – 0.079x3 + 0.100x4 + 0.116x5 + 0.185x6 – 0.190x7 – 0.016x8 – 0.120x9 0.533 II y = 1.144x1 – 0.211x3 – 0.007x4 0.999 III y = 0.393x1 + 0.232x3 + 0.999x4 – 0.369x6 – 0.684 x7 0.999 IV y = 0.689x5 + 0.786x6 – 0.329x7 0.999 V y = -0.622x6 0.387 VI y = 2.079x2 + 0.685x6 + 1.274x7 0.999 VII y = -0.189x1 + 0.849x4 + 0.131x6 0.997 VIII y = 0.867x1 0.752

Uraian untuk masing-masing faktor akan dikemukakan berikut ini :

a.Luas Tanam

Luas tanam merupakan faktor yang berpengaruh positif pada pola tanam I, II, III, dan VIII akan tetapi berpengaruh negatif pada pola tanam VII. Luas tanam berpengaruh positif berarti bahwa semakin luas lahan yang digunakan untuk menanam, maka jumlah benih yang ditanam juga semakin besar sehingga produksi yang didapat juga besar yang akhirnya berdampak pada keuntungan yang lebih besar, sebaliknya semakin kecil luasan lahan yang digunakan untuk menanam maka hasil yang didapat juga semakin rendah yang akhirnya berdampak negatif pada produksi. Luas tanam berpengaruh positif nyata terhadap produksi hanya pada pola tanam I dan VIII. Seperti yang sudah dijelaskan pada pembahasan sebelumnya, berpengaruh positif nyata mempunyai pengertian bahwa dengan adanya penambahan sejumlah koefisien faktor atau peubah bebas tersebut mampu meningkatkan produksi yang secara statistik nyata tetapi jika peubah

tersebut berpengaruh positif tidak nyata maka penambahan sejumlah faktor tidak memberikan peningkatan yang nyata secara statistik Pengaruh negatif luas tanam pada pola tanam VII tidak nyata terhadap produksi. Sebagai contoh, dengan penambahan luas tanam sebesar 1 m2 pada pola tanam VII tidak nyata menurunkan nilai produksi sebesar 0.246 kg/ha/tahun.

b.Benih

Pada pola tanam I benih berpengaruh positif tidak nyata (p- levelnya 0.529) (Lampiran 4) sedangkan pada pola tanam VI, benih justru berpengaruh positif nyata (p-level 0.024). Dengan adanya penambahan benih sebesar 1 kg/ha pada pola tanam VI dapat meningkatkan hasil produksi sebesar 2.079 kg/ha/tahun. Benih berpengaruh positif apabila semakin banyak benih yang ditanam, maka produksi yang didapat juga semakin besar sebaliknya bila benih yang ditanam sedikit maka produksi yang didapat juga kecil.

c. Sewa Traktor dan Upah Pembenihan

Sewa traktor dan upah pembenihan merupakan biaya produksi yang hanya terdapat pada pola tanam I (padi-padi). Upah pembenihan berpengaruh positif tidak nyata terhadap produksi sedangkan sewa traktor juga berpengaruh negatif tidak nyata terhadap produksi. Upah pembenihan merupakan upah atau biaya yang dikeluarkan untuk membayar jasa para pekerja yang membantu dalam penanaman benih. Pada umumnya petani besar yang sering menggunakan jasa pekerja ini karena lahannya yang luas tidak memungkinkan petani tersebut seorang diri mengerjakan. Sewa traktor kebanyakan yang menggunakan jasa ini adalah para petani yang

lahannya luas tetapi tidak mempunyai traktor sehingga mereka menyewa traktor untuk beberapa hari kemudian membayar sewanya.

d.Pupuk

Pada pola tanam II, pupuk secara statistik berpengaruh negatif nyata pada taraf 5% menurunkan produksi. Hal ini diduga disebabkan pupuk yang diberikan tidak sesuai dengan jenis unsur hara yang sedang dibutuhkan oleh tanaman tersebut, misalnya tanaman tersebut defisiensi unsur Ca, tetapi yang ditambahkan justru pupuk KCl sehingga tidak mempengaruhi produksi karena penambahan pupuk tidak mengatasi defisiensi yang dialami oleh tanaman tersebut. Pada pola tanam III, pupuk berpengaruh positif tidak nyata terhadap produksi. Jadi setiap penambahan pupuk mengakibatkan kenaikan produksi yang secara statistik tidak nyata.

e. Pestisida

Pada pola tanam III dan VII, pestisida merupakan peubah bebas yang berpengaruh positif sedangkan pada pola tanam I dan II pestisida berpengaruh negatif. Pestisida hanya berpengaruh positif nyata pada pola tanam III, artinya dengan penambahan pestisida sebesar 1 L/ha akan meningkatkan produksi sebesar 0.999 kg/ha/tahun. Pestisida dapat berpengaruh positif terhadap produksi apabila pemakaiannya tidak melebihi dosis atau aturan pakai karena jika pemakaian terlalu berlebih dapat berakibat negatif terhadap produksi karena dapat menyebabkan keracunan bagi tanaman bahkan kematian.

f. Tenaga Kerja

Pada pola tanam IV, tenaga kerja merupakan peubah positif nyata sedangkan pada pola tanam I tenaga kerja berpengaruh negatif tidak nyata terhadap produksi. Dengan adanya penambahan tenaga kerja sebanyak 1 orang/ha/tahun dapat meningkatkan produksi sebesar 0.689 kg/ha/tahun. Dapat diasumsikan bahwa dengan adanya tenaga kerja maka pekerjaan akan menjadi semakin terspesifikasi (khusus) sehingga para pekerja dapat berkonsentrasi penuh terhadap tugasnya masing-masing, misalnya untuk pengolahan dipekerjakan 8 orang, pembenihan 7 orang, pemeliharaan 5 orang. Adanya distribusi atau pembagian tugas yang jelas dapat menyebabkan peningkatan produksi karena semua pekerjaan lebih terinci untuk dikerjakan.

g.Pajak

Pajak berpengaruh positif pada pola tanam I dan berpengaruh positif nyata pada pola tanam VI serta berpengaruh negatif nyata pada pola tanam III dan IV. Apabila biaya yang dikeluarkan untuk membayar pajak semakin besar maka kemungkinan produksi menurun karena biaya-biaya lain seperti untuk membeli pupuk, pestisida akan teralihkan hanya untuk membayar biaya pajak yang tinggi. Sebagai akibatnya tanaman akan tumbuh dalam keadaan yang seminimal mungkin dengan dosis pupuk yang pas-pasan atau bahkan tanpa pupuk sehingga tanaman tidak dapat berproduksi tinggi. Beda halnya bila pajak berpengaruh positif nyata dalam meningkatkan produksi. Mungkin secara tidak langsung dalam jangka waktu yang cukup lama, pajak yang dibayarkan para petani benar-benar

digunakan oleh pemerintah untuk meningkatkan kesejahteraan mereka dengan cara memperbaiki ataupun membangun sarana prasarana yang menunjang produksi pertanian, contohnya pembangunan irigasi atau seperti pada pembahasan sebelumnya, dilihat dari aksesibilitas dan kualitas lahan. Semakin dekat dengan pasar dan semakin subur lahan tersebut maka keuntungan yang didapat juga semakin besar dengan kompensasi pajak yang dibayarkan juga semakin tinggi.

h.Alat

Alat merupakan peubah yang paling banyak berpengaruh pada produksi baik berpengaruh positif maupun negatif. Alat berpengaruh positif pada pola tanam I, IV, VI, dan VII dan berpengaruh negatif pada pola tanam III dan V. Penggunaan alat pada pola tanam IV berpengaruh positif nyata terhadap peningkatan produksi sedangkan pada pola tanam yang lain alat tidak berpengaruh positif nyata terhadap produksi. Sarana pertanian berupa cangkul, parang, traktor dapat membantu para petani untuk mengolah lahannya dan memelihara tanamannya sehingga mereka tidak perlu bersusah payah untuk mempekerjakan orang dan dapat menghemat biaya produksi. Selain itu, dengan dibantu dengan alat-alat pertanian, petani juga mendapat keuntungan yang lain yaitu efisiensi waktu.

Nilai R-square yang diperoleh pada fungsi tujuan produksi tidak sebesar dengan nilai R-square pada fungsi tujuan land rent. Pola tanam V memiliki nilai R-square yang paling rendah dibandingkan dengan pola tanam yang lain, yaitu 0.387 atau sekitar 38.7%. Hal ini berarti bahwa model Forward Stepwise hanya mampu menerangkan keragaman data

pada pola tanam V sebesar 38.7%. Dengan kata lain metode Forward Stepwise kurang tepat digunakan untuk menganalisis data yang ada.

Hasil analisis regresi berganda metode Forward Stepwise menunjukkan bahwa faktor-faktor yang berpengaruh terhadap fungsi tujuan produksi tidak hanya harga jual saja melainkan ada beberapa faktor yang lain yaitu benih, pupuk, pestisida, tenaga kerja, alat, dan pajak. Oleh karena itu, hipotesis yang diberikan ditolak karena ternyata masih banyak faktor lain yang berpengaruh terhadap produksi.

Dokumen terkait