BAB 2 TinjauanPustaka
1.4 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Spiritualitas
Taylor, Lillis & Le Mone (1997), dan Craven & Himle (1996 dalam hamid 2009), membagi faktor penting yang dapat mempengaruhi spiritualitas adalah sebagai berikut :
1.4.1.Tahap Perkembangan
Berdasarkan hasil penelitian terhadap anak-anak dengan empat agama yang berbeda ditemukan bahwa mereka mempunyai persepsi tentang Tuhan dan bentuk sembahyang yang berbeda menurut usia, seks, agama, dan kepribadian anak. Liwarti (2013) menyatakan bahwa
spiritualitas wanita lebih tinggi dari pria, hal ini dikarenakan wanita lebih cenderung memiliki ketertarikan pada kegiatan-kegiatan keagamaan. Musgrave, Catherine F, et al (2002) juga menyakatan bahwa spiritualitas sangat bermanfaat bagi kesehatan dan kesejahteraan wanita terkait pencegahan, perilaku sehat ataupun koping wanita dalam mengahadapi masalah.
1.4.2. Keluarga
Peran orangtua sangat menentukan perkembangan spiritualitas anak. Yang penting bukan apa yang diajarkan oleh orang kepada anaknya tentang Tuhan, tetapi apa yang anak pelajari mengenai Tuhan, kehidupan, dan diri sendiri dari perilaku orang tua mereka. Oleh karena keluarga merupakan lingkungan terdekat dan pengalaman pertama anak dalam mempersepsikan kehidupan didunia, pandangan anak pada umumnya diwarnai oleh pengalaman mereka dalam berhubungan dengan orang tua dan saudaranya.
1.4.3. Latar Belakang Budaya dan etnik
Sikap, keyakinan, dan nilai dipengaruhi oleh latar belakang etnik dan sosial budaya. Pada umumnya, seseorang akan mengikuti tradisi agama dan spiritual keluarga. Anak belajar pentingnya menjalankan kegiatan agama, termasuk nilai normal dari hubungan keluarga dan peran serta dalam berbagai bentuk kegiatan keagamaan. Perlu diperhatikan apa
pun tradisi agama atau sistem kepercayaan yang dianut individu, tetap saja pengalaman spiritual adalah hal unik bagi tiap individu.
1.4.4. Pengalaman hidup sebelumnya
Pengalaman hidup, baik yang positif maupun pengalaman negatif dapat mempengaruhi spiritualitas seseorang. Sebaliknya, juga dipengaruhi oleh bagaimana seseorang mengartikan secara spiritual kejadian atau pengalaman tersebut. Sebagai contoh, jika dua orang wanita yang percaya bahwa Tuhan mencintai umatnya, kehilangan anak mereka karena kecelakaan. Salah satu dari mereka akan bereaksi dengan mempertanyakan keberadaan Tuhan dan tidak mau lagi sembahyang. Sebaliknya wanita yang satu terus menerus berdoa dan meminta Tuhan membantunya untuk mengerti dan menerima kehilangan anaknya.
Begitu pula pengalaman hidup yang menyenangkan sekalipun, seperti pernikahan, pelantikan kelulusan, kenaikan pangkat atau jabatan dapat menimbulkan perasaan bersyukur kepada Tuhan, tetapi ada juga yang merasa tidak perlu mensyukurinya. Peristiwa dalam kehidupan sering dianggap sebagai suatu cobaan yang diberikan Tuhan kepada manusia untuk menguji kekuatan imannya. Pada saat ini, kebutuhan spiritual dan kemampuan koping untuk memenuhinya.
1.4.5. Krisis dan Perubahan
Perubahan dalam kehidupan dan krisis yang dihadapi tersebut merupakan pengalaman spiritual selain juga pengalaman yang bersifat fisik dan emosional.
Krisis dapat berhubungan dengan perubahan patofisiologi, terapi/pengobatan yang perlukan, atau situasi yang mempengaruhi seseorang.
1.4.6. Terpisah dari ikatan spiritual
Seseorang yang merasa terisolasi dalam satu ruangan dan kehilangan kebebasan pribadinya dan sistem dukungan sosial akan membuat individu merasa tiadak aman. Kebiasaan hidup sehari-hari juga berubah, antara lain, tidak dapat menghadiri acara resmi, mengikuti kegiatan keagamaan, atau tidak dapat berkumpul denga keluarga atau teman dekat yang biasa memberi dukungan setiap saat diinginkan. Terpisah dari ikatan spiritual dapat beresiko terjadinya perubahan fungsi spiritualnya.
Tabel 1. Ekspresi Kebutuhan Spiritual yang Adaptif dan Maladaptif
Kebutuhan Tanda Pola atau Perilaku Adaptif
Tanda Pola atau Perilaku Maladaptif
Rasa percaya -rasa percaya terhadap diri sendiri dan kesabaran
-menerima bahwa yang lain akan mampu memenuhi kebutuhan -Rasa percaya terhadap
kehidupan walaupun terasa berat
-Keterbukaan terhadap Tuhan
-Merasa tidak nyaman dengan kesadarn diri -Mudah tertipu
-Ketidakmampuan untuk terbuka dengan orang lain
-Merasa bahwa hanya orang tertentu dan tempat tertentu yang aman
-Mengharapkan orang tidak berbuat baik dan tidak tergantung
-Ingin kebutuhan dipenuhi segera, tidak dapat menunggu
-Tidak terbuka kepada Tuhan
-Takut terhadap maksud Tuhan
Kemauan memberi maaf -Menerima diri sendiri dan orang lain dapat berbuat salah
-Tidak mendakwa dan berprasangka buruk -Memaafkan diri sendiri -Memberi maaf orang
lain -Menerima
pengamnpunan Tuhan -Pandangan yang
realistik terhada masa lalu
- Merasa Tuhan sebagai suatu penghukum - Merasa bahwa maaf
hanya diberikan berdasarkan perilaku - Tidak mampu
menerima diri sendiri - Menyalah diri sendiri
atau orang lain
Mencintai dan keterikatan
-Mengekpresikan
perasaan dicintai oleh orang lain dan Tuhan -Mampu menerima
bantuan
-Menerima diri sendiri
-Takut untuk bergantung pada orang lain
-Cemas berpisah dengan keluarga
-Menolak diri sendiri atau angkuh
Tabel. 1 Lanjutan
Kebutuhan Tanda Pola atau Perilaku Adaptif
Tanda Pola atau Perilaku Maladaptif
Mencari kebaikan dari orang lain
-Tidak mempunyai hubungan rasa cinta dengan Tuhan
-Merasa bergantung dan hubungan bersifat magis dengan Tuhan -Merasa jauh dari Tuhan Keyakinan -Ketergantungan pada
anugrah Tuhan -Termotivasi untuk tumbuh -Mengekspresikan kebutuhan untuk memasuki kehidupan dan/atau memahami wawasan yang lebih luas
-Mengekspresikan kebutuhan ritual -Mengekspresikan
kebutuhan untuk merasa berbagi keyakinan
-Mengekspresikan perasaan ambivalen terhadap Tuhan
-Tidak percaya pada kekuasaan Tuhan -Merasa terisolasi dari
kepercayaan masyarakat sekitar -Merasa pahit, frustasi,
dan marah pada Tuhan -Nilai keyakinan dan
tujuan hidup yang tidak jelas
-Konflik nalai
-Tidak mempunyai komitmen
Kreativitas dan harapan -Meminta informasi tentang kondisi
-Membicrakan
kondisinya secara realistik
-Mencari cara untuk mengekspresikan diri - Mencari kenyaman
batin daripada fisik -Mengekspresikan
harapan tentang masa depan -Terbuka terhadap kemungkinan mendapatkan kematian -Mengekspresikan perasaan takut kehilangan kendali -Mengekspresikan kebosanan
-Tidak mempunyai visi alternatif yang tidak memungkinkan
-Putus asa
-Tidak dapat menolong atau menerima diri sendiri
-Tidak dapat menikmati apapun
Tabel 1. Lanjutan
Kebutuhan Tanda Pola atau Perilaku Adaptif
Tanda Pola atau Perilaku Maladaptif
Arti dan Tujuan -Mengekspresikan kepuasan hidup
-Menjalan kehidupan sesuai dengan sistem nilai
-Menerima menggunakan
penderitaan sebagai cara untuk memahami diri sendiri
-Mengekspresikan arti kehidupan/kematian -Mengekspresikan
komitmen dan orientasi hidup
-Jelas tentang apa yang penting
-Mengekspresikan tidak ada untuk bertahan -Tidak dapat menerima
arti penderitaan yang dialami
-Tidak dapat merumuskan tujuan dan mencapai tujuan
-Penyalahgunaan obat/alkohol
Bersyukur -Merasa bersyukur -Merasakan anugrah
yang dilimpahkan Tuhan
-Merasakan harmoni dan utuh
- Mencemaskan masa lalu dan yang akan datang - Berointasi pada pencapaian/ produktivitas - Terpusat pada penyesalan - Membicarakan tentang berbuat lebih baik/ mencoba lebih keras - Selalu ingin sempurna