• Tidak ada hasil yang ditemukan

LANDASAN TEOR

2.2.2.1 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Timbulnya Minat Konsumen

Konsumen sangat erat kaitannya dengan kegiatan ekonomi karena konsumen melakukan proses pembelian suatu produk serta menggunakan atau menghabiskan produk tertentu untuk memenuhi kebutuhan dan keinginannya. Sehingga minat konsumen sering disamaartikan dengan minat beli konsumen.

Swastha dan Irawan (2001) mengemukakan faktor-faktor yang mempengaruhi minat konsumen berhubungan dengan perasaan dan emosi, bila seseorang merasa senang dan puas dalam membeli barang atau jasa maka hal itu akan memperkuat minat membeli, ketidakpuasan biasanya menghilangkan minat (jurnal manajemen membangun minat beli: definisi-faktor).

Super dan Crites dalam jurnal manajemen membangun minat beli menjelaskan bahwa ada beberapa faktor yang mempengaruhi minat, yaitu:

(1) Perbedaan pekerjaan;

(2) Perbedaan sosial ekonomi;

(4) Perbedaan jenis kelamin;

(5) Perbedaan usia.

Berdasarkan pendapat diatas, peneliti mengambil kesimpulan bahwa minat konsumen dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain:

2.2.2.1.1 Perbedaan Pekerjaan

Perbedaan pekerjaan seseorang akan mempengaruhi seberapa besar minat konsumen untuk melakukan pembelian terhadap suatu produk. Misalnya, seorang pegawai wanita pada umumnya memiliki minat pembelian aksesoris yang lebih tinggi dibanding dengan seorang petani.

2.2.2.1.2 Perbedaan Sosial Ekonomi

Tingkat sosial ekonomi seseorang ditandai oleh pendapatan yang diterima masing-masing individu. Tingkat pendapatan ini secara tidak langsung akan mempengaruhi besarnya minat konsumen untuk melakukan pembelian terhadap suatu produk. Sebagai contoh, seseorang yang memiliki pendapatan tinggi tidak hanya kebutuhan primer dan sekunder saja, kebutuhan tersier pun dapat terpenuhi salah satunya produk aksesoris sebagai pelengkap penampilan.

2.2.2.1.3 Perbedaan Hobi

Hobi berkaitan dengan kegemaran seseorang terhadap suatu hal. Seseorang yang hobi terhadap produk aksesoris cenderung ingin memiliki dan menggunakan aksesoris tersebut. Hal ini yang mendorong minat pembelian terhadap produk aksesoris.

2.2.2.1.4 Perbedaan Perasaan atau Emosi

Setiap orang memiliki perasaan yang berbeda tingkatannya. Ada yang peka terhadap sesuatu misalnya keindahan dan ada yang tidak. Orang yang menyukai keindahan seperti aksesoris cenderung ingin memiliki benda tersebut. Alasan tersebut yang mendorong minat pembelian terhadap produk aksesoris. 2.2.2.1.5 Perbedaan Usia

Tingkatan usia seseorang akan mempengaruhi minat berkonsumsi terhadap suatu barang. Karena jenis kebutuhan dan keinginan anak-anak, remaja, dewasa, dan lansia memiliki perbedaan yang signifikan.

2.2.2.1.6 Perbedaan Jenis Kelamin

Perbedaan jenis kelamin berkaitan dengan perasaan yang dimiliki seseorang. Laki-laki dan perempuan memiliki perbedaan sifat dalam hal melakukan pembelian suatu produk. Sifat merupakan ciri atau karakter yang melekat pada suatu benda, orang, atau hal.

Ibu-ibu PKK sebagai obyek penelitian merupakan konsumen dengan jenis kelamin wanita yang memiliki keunikan sifat dalam kegiatan berkonsumsi. Karena sifat yang dimiliki tersebut secara umum memiliki kesamaan diantara konsumen wanita yang satu dengan yang lainnya. Sifat-sifat konsumen wanita perlu diketahui oleh para pengusaha atau penjual produk dengan harapan agar mengalami kemudahan dalam memasarkan produknya. Beberapa sifat konsumen wanita tersebut antara lain:

1. Membutuhkan waktu yang relatif lama dalam menentukan pilihan terhadap suatu barang yang akan dibeli.

2. Lebih senang melakukan tawar-menawar dalam pembelian.

3. Konsumen wanita cenderung lebih teliti memeriksa barang sebelum dibeli. 4. Tidak mudah terbawa arus atau bujukan penjual.

5. Lebih banyak tertarik pada warna dan bentuk, bukan pada kegunaannya, karena wanita memiliki perasaan yang lebih peka daripada pria.

6. Lebih banyak tertarik pada mode. 7. Lebih mementingkan status sosial.

8. Menyukai hal-hal yang romantis daripada objektif.

9. Lebih menyukai sesuatu yang bersifat modis terutama dalam memilih produk pakaian, tas, sepatu, dan aksesoris.

10.Mudah meminta pandangan, pendapat, atau pun nasihat dari orang lain. 11.Kurang tertarik pada hal-hal teknis dari barang yang akan dibelinya. 12.Cepat merasakan suasana toko.

(Kamahera dalam teori tipe konsumen).

2.3 Aksesoris

Menurut Poerwodarminto dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia,” aksesoris adalah barang tambahan, alat ekstra, barang yang berfungsi sebagai pelengkap dan pemanis yang merupakan tambahan” (Poerwodarminto, 2009:23). Sehingga tujuan utama penggunaan aksesoris adalah sebagai pelengkap busana.

Aksesoris memiliki nilai fungsi dan nilai estetika. Nilai fungsi adalah suatu manfaat yang akan diperoleh apabila produk aksesoris itu difungsikan sesuai perannya. Misalnya, jepit rambut akan berfungsi sebagai pengikat rambut agar rambut lebih rapi, bros akan berfungsi sebagai penyemat jilbab agar jilbab dapat

dibentuk sesuai model yang diinginkan, dan sebagainya. Sedangkan nilai estetika adalah nilai yang berkaitan dengan keindahan dan dapat meningkatkan nilai penampilan pemakainya. Misalnya, aksesoris tas pesta akan menambah nilai penampilan pemakaianya ketika dipakai pada acara pesta. Bando rajut akan mempercantik penampilan berbusana anak balita, dan sebagainya.

Penggunaan aksesoris harus sesuai dengan tempat dan waktunya. Sehingga nilai fungsi dan nilai estetika bisa didapatkan secara maksimal untuk melengkapi penampilan berbusana. Contohnya aksesoris kalung yang dikenakan pada leher, aksesoris gelang yang dikenakan pada pergelangan tangan, cincin yang dikenakan pada jari, jepit rambut yang dikenakan pada rambut, tas pesta dikenakan ketika menghadiri pesta, aksesoris bros yang dikenakan pada jilbab/blazer, ikat pinggang yang dikenakan pada pinggang, dan lain sebagainya.

Frekuensi penggunaan aksesoris antara individu satu dengan lainnya berbeda-beda sesuai dengan hobi dan kegemarannya. Banyak dijumpai para wanita khususnya ibu-ibu yang senang mengenakan aksesoris dalam kesehariannya. Namun ada juga wanita yang hanya mengenakan aksesoris pada kesempatan tertentu saja. Misal: menghadiri acara pernikahan, pengajian, dan lain-lain.

Kesenangan dan kegemaran seseorang terhadap aksesoris dapat ditunjukkan dengan adanya koleksi aksesoris yang dimiliki. Semakin tinggi tingkat kesenangan seseorang terhadap aksesoris semakin banyak pula koleksi aksesoris yang dimiliki.

2.4 Aksesoris dari Batuan Akrilik

Aksesoris adalah barang tambahan, alat ekstra, barang yang berfungsi sebagai pelengkap dan pemanis yang merupakan tambahan. Akrilik atau dikenal juga dengan kaca plastik, atau resin merupakan polimer sintetis yang akan mencair bila dipanaskan atau bersifat termoplastik. Karena sifatnya inilah akrilik mudah dibentuk untuk dijadikan berbagai macam hiasan, cinderamata, maupun aksesoris. Bentuknya seperti kaca yang kuat dan transparan menjadikan bahan ini banyak digunakan di dunia industri dan kerajinan (Anneahira dalam teori akrilik).

Aksesoris dari batuan akrilik adalah semua aksesoris atau pelengkap busana wanita yang dibuat dari manik-manik atau batuan akrilik. Batuan akrilik memiliki sifat yang mengkilap, bening, keras, beraneka warna dan memiliki bentuk yang bervariasi. Bentuk-bentuk batuan akrilik antara lain bentuk kelopak bunga, daun, lonceng, bulat, serong, dan lain sebagainya. Dengan adanya variasi bentuk tersebut maka banyak produk aksesoris yang muncul di pasaran, seperti anting, kalung, cincin, gelang, jepit rambut, peniti hias, gelang kaki, bros, ikat pinggang, tas pesta, dan lain-lain.

Dokumen terkait