• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.2 Landasan Teori

2.2.4 Investasi

2.2.4.1 Faktor – faktor Yang Menentukan Investasi

Berhasil tidaknya para pemilik modal dalam menjalankan usahanya, dalam kenyataan akan dipengaruhi oleh beberapa faktor yang dapat ditentukan, yaitu :

1. Ramalan manusia mengenai keadaan di masa yang akan datang

Kegiatan perusahaan untuk mendirikan industri dan memasarkan barang – barang modal dinamakan kegiatan memakan waktu. Dan apabila industri tersebut telah selesai dilaksanakan, yaitu pada waktu industri atau perusahaan itu sudah mulai menghasilkan barang atau jasa yang menjadi produksinya, maka para pemilik modal biasanya akan melakukan kegiatan terus selama beberapa tahun. Oleh karena itu dalam menentukan apakah semua kegiatan yang akan dikembangkan itu dapat memperoleh atau menimbulkan kerugian, maka para pemilik modal harus membuat ramalan – ramalan mengenai kegiatan di masa mendatang.

2. Tingkat Bunga

Bagi perusahaan yang bijaksana hendaknya selalu mengikuti dan memperhatikan perkembangan pasar, terutama tentang perkembangan tingkat suku bunga yangt dapat mempengaruhi beroperasinya setiap perusahaan. Oleh karena itu tingkat bunga dapat

digolongkan sebagai salah satu faktor penting yang akan menentukan besarnya investasi yang akan dilakukan oleh para pengusaha.

3. Penambahan atau perkembangan teknologi

Kegiatan yang dikembangkan dalam kegiatan produksi atau usaha lain, maka hal itu dinamakan mengadakan pembaharuan. Pada umumnya, semakin banyak perkembangan teknologi maka semakin banyak pula jumlah kegiatan pembaharuan yang dilakukan oleh para pengusaha.

4. Tingkat pendapatan nasional dan perubahan – perubahannya

Sejarah perkembangan ekonomi dunia menunjukkan bahwa akhir – akhir ini berbagai penemuan dan pembaharuan sangat bbesar peranannya. Kenyataan yang ada menggambarkan bahwa hubungan antara pendapatan nasional dan investasi merupakan hal yang saling berkaitan. Dimana investasi itu pada umumnya cenderung untuk mencapai tingkat yang lebih besar apabila pendapatan nasional semakin besar jumlahnya. Demikian pula sebaliknya, apabila pendapatan nasionalnya rendah biasanya investasi juga rendah.

5. Keuntungan yang dicapai perusahaan

Setiap perusahaan yang sangat berkembang, salah satu faktor penting yang dapat menentukan suatu kegiatan atau pengembangan

investasi adalah keuntungan yang diperolehnya. Apabila perusahaan – perusahaan itu melakukan investasi dengan menggunakan tabungannya atau modal kas, maka perusahaan yang dimaksud tidak lagi dikenakan biaya – biaya yang harus dibayar untuk jangka waktu berikutnya. Ini berarti disamping mengurangi biaya investasi yang dilakukan secara otomatis akan menambah modal atau keuntungan perusahaan – perusahaan yang bersangkutan (Sukirno,1991:185-188)

2.2.4.2 Jenis – jenis investasi

Investasi dapat dibedakan menjadi 4 jenis, yaitu :

1. Otonomous Invesment dan Induced Invesment

Investasi Otonom adalah investasi yang besar kecilnya tidak dipengaruhi oleh pendapatan, tetapi dapat berubah oleh perubahan faktor – faktor diluar pendapatan. Faktor – faktor selain pendapatan yang dipengaruhi tingkat investasi, misalnya juga teknologi, kebijakan pemerintah serta harapan seorang pengusaha  dan sebagainya. Sedangkan Induced Investment atau investasi terimbas adalah investasi yang dipengaruhi oleh tingkat pendapatan.

2. Public Investment dan Private Investment

Public Investment adalah investasi atau penanam modal yang dilakukan pemerintah. Pemerintah disini adalah pemerintah pusat

maupun pemerintah daerah. Public Investment tidak dilakukan oleh pihak – pihak yang bersiftat personal, investasi ini bersifat impersonal atau resmi.

Private Investment adalah investasi yang dilakukan oleh swasta. Dalam private investment, unsur – unsur keuntungan yang akan diperoleh, masa depan penjualan, dan sebagainya memainkan peranan penting dalam menentukan volume investasi. Sementara dalam menetukan volume public investment pertimbangan itu lebih diarahkan dalam melayani atau menciptakan kesejahteraan bagi masyarakat.

3. Domestic Investment dan Foreign Investment

Domestic Investment adalah penanam modal dari dalam negeri. Sedangkan Foreign Investment adalah penanam modal asing.

4. Gross Investment dan Nett Investment

Gross Investment atau investasi bruto adalah total seluruh investasi yang diadakan atau dilaksanakan pada suatu saat, sedangkan yang dimaksud dengan Nett Investment atau investasi netto adalah selisih antara investasi bruto dengan penyusutan (Rosyidi,1999:169-172)

2.2.4.3Teori Keputusan Untuk Melakukan Investasi

Keputusan melakukan investasi berguna untuk menambah barang modal yang dipengaruhi 2 (dua) faktor, yaitu :

1. Suku Bunga

2. Marginal Efficiency of Capital (MEC)

Marginal Efficiency of Capital menyatakan bahwa besarnya keuntungan yang diperoleh beraal dari modal yang telah ditanamkannya. Sedangkan suku bunga adalah tingkat harga dan uang, yakni seberapa persenkah dari sejumlah uang tertentu yang harus dikembalikan atau dibayar karena dipakai uang tersebut.

Secara singkat pengaruh Marginal Efficiency of Capital dan suku bunga itu atas volume investasi. Volume investasi adalah bahwa jika

Marginal Efficiency of Capital lebih kecil dari suku bunga, maka kesempatan untuk melakukan investasi tertutup (Nopirin, 1997:135).

Investasi akan dilakukan apabila tingkat keuntungan yang diharapkan dari investasi tersebut dari tingkat suku bunga dengan kurva

Marginal Efficiency of Capital yang menghubungkan dengan tingkat suku bunga dan pengeluaran, maka dapat digambarkan sebagai berikut

Gambar 1: Hubungan MEC dengan tingkat bunga dan pengeluaran

Sumber : Nopirin, 1997, Ekonomi Moneter II, BPFE UGM, Yogyakarta, halaman 136.

Dengan demikian dapat diperoleh hubungan antara tingkat bunga dengan pengeluaran investasi. Makin tinggi bunga menyebabkan rendahnya pengeluaran investasi untuk MEC tetapi makin rendahnya tingkat suku bunga maka makin tinggi pengeluaran investasinya (Nopirin, 1997:136).

2.2.5 Pengertian Tenaga Kerja.

Definisi tenaga kerja (man power) menurut ( Manulang 1995:2)

adalah penduduk yang sudah atau sedang bekerja, yang sedang mencari pekerjaan dan yang melakukan kegiatan lain seperti bersekolah dan

rate  MEC r1  r2  I2 I2

kerja, bersekolah dan yang mengurus rumah tangga walaupun sedang tidak bekerja mereka dianggap secara fisik mampu dan sewaktu-waktu dapat ikut bekerja.

Untuk lebih jelasnya dapat dilihat dari penjelasan sebagai berikut :

 Angkatan kerja yang digolongkan bekerja adalah :

1. Mereka yang selama seminggu sebelum pencacahan melakukan suatu pekerjaan dengan memperoleh penghasilan atau keuntungan dan lamanya bekerja paling sedikit dua hari.

2. Mereka yang selama seminggu sebelum pencacahan tidak melakukan pekerjaan atau bekerja kurang dari dua hari, tetapi mereka adalah :

a. Pekerja tetap pada kantor pemerintah atau swasta yang sedang tidak masuk kerja karena cuti, sakit.

b. Petani-petani yang mengusahakan tanah pertanian yang tidak bekerja karena menunggu hujan untuk menggarap sawah dan sebagainya.

c. Orang-orang yang bekerja dibidang keahlian, seperti dokter, tukang cukur, tukang pijit dan sebagainya. ( Manulang, 1995:5)

 Angkatan kerja yang digolongkan mencari pekerjaan adalah :

1. Mereka yang belum pernah bekerja dan sedang berusaha mendapatkan pekerjaan .

2. Mereka yang pernah bekerja pada saat pencatatan sedang menganggur dan berusaha mendapatkan pekerjaan.

3. Mereka yang bebas tugas dan sedang berusaha mendapatkan pekerjaan.

Suparmoko (1997:67) menyatakan definisi tenaga kerja adalah penduduk pada usia kerja yaitu antara 15 sampai 64 tahun. Penduduk dalam usia ini dapat digolongkan menjadi dua yaitu angkatan kerja (labor force) dan bukan angkatan kerja.

Angkatan kerja atau labor force terdiri dari (1) golongan yang bekerja, dan (2) golongan yang menganggur dan mencari pekerjaan. Sedangkan kelompok bukan angkatan kerja terdiri dari (1) golongan yang bersekolah, (2) golongan yang mengurus rumah tangga, dan (3) golongan lain-lain atau penerima pendapatan. Ketiga golongan dalam kelompok angkatan kerja sewaktu-waktu dapat menawarkan jasanya untuk bekerja. Oleh sebab itu, kelompok ini sering dinamakan sebagai potensial labor force (Manulang, 1995:5)

Berdasarkan penjelasan tentang definisi tenaga kerja maka dapat disimpulkan tenaga kerja adalah setiap orang atau penduduk yang mempunyai kemampuan usaha atau kegiatan guna menghasilkan barang atau jasa untuk menerima upah atau gaji.

(Dumairy, 1996 : 11) angkatan kerja adalah bagian dari tenaga kerja yang sesungguhnya terlibat dalam kegiatan produktif untuk menghasilkan barang dan jasa. Golongan angkatan kerja terdiri dari:

1. Golongan yang bekerja dan

2. Golongan yang menganggur dan mencari pekerjaan

Angkatan kerja yang digolongkan bekerja menurut Biro Pusat Statistik dari hasil sensus penduduk tahun 2002 adalah :

a. Mereka yang selama seminggu sebelum pencacahan melakukan suatu pekerjaan dengan memperoleh penghasilan atau keuntungan yang lamanya bekerja paling sedikit 2 (dua) hari.

b. Mereka selama seminggu sebelum pencacahan tidak melakukan suatu pekerjaan atau bekerja kurang dari 2 (dua) hari, tetapi mereka adalah :

1. Pekerja tetap pada kantor pemerintah atau swasta yang sedang tidak masuk kerja karena cuti, sakit, mogok.

2. Petani-petani yang mengusahakan tanah pertanian yang tidak bekerja karena menunggu hujan untuk sawah dan sebagainya.

3. Orang-orang yang bekerja dibidang keahlian seperti dokter, tukang cukur, tukang pijat, dalang dan sebagainya.

Golongan yang menganggur ini dapat dibedakan dalam pengangguran yaitu sebagai berikut :

1. Golongan pengangguran adalah orang yang sama sekali tidak mau bekerja dan berusaha mencari pekerjaan.

2. Setengah pengangguran adalah mereka yang kurang dimanfaatkan dalam bekerja dilihat dari segi jam kerja, produktifitas kerja dan pendapatan.

Menurut Dumairy, (1996 : 11) Bagian dari tenaga kerja yang tidak bekerja atau sedang mencari pekerjaan, adalah bagian daripada tenaga kerja yang sebenarnya tidak terlibat, atau tidak berusaha untuk terlibat dalam kegiatan yang produktif, yaitu kegiatan untuk memproduksi barang dan jasa.

Kelompok bukan angkatan kerja terdiri dari :

1. Golongan sekolah, untuk mereka yang memiliki kegiatan hanya bersekolah saja.

2. Golongan yang mengurus rumah tangga, mereka ini kegiatannya hanya mengurus rumah tangga tanpa sedikitpun mendapatkan upah.

3. Golongan penerima pendapatan, mereka ini tidak termasuk melakukan kegiatan tetapi mereka memperoleh penghasilan, misalnya pensiunan, hasil persewaan dan bunga simpanan.

4. Golongan lain-lain, untuk mereka yang hidupnya hanya bergantung pada orang lain karena usia lanjut, lumpuh, dungu, dan lain sebagainya

2.2.5.1 Pengertian kesempatan kerja

Menurut Manulang, (1995 : 22) pengertian kesempatan kerja adalah besarnya jumlah tenaga kerja yang dipakai untuk menghasilkan suatu produk nasional tiap tahunnya, selainitu kesempatan kerja mengandung arti bahwa dengan adanya waktu yang tersedia akan memungkinkan dilaksanakannya aktifitas yang dinamakan dengan bekerja. Kesempatan kerja baru dapat diwujudkan apabila waktu itu telah tersedia sebuah lapangan kerja yang memungkinkan untuk mendapatkan suatu aktifitas yang dinamakan bekerja. Faktor-faktor yang sangat penting dalam kesempatan kerja adalah unsur manusia, maka diperlukan pendekatan terhadap sumber daya manusia

Gambar 2 : Komposisi Penduduk dan Tenaga Kerja

Sumber : Manulang, Sedjun, 1995, pokok – pokok ketenagakerjaan indonesia, edisi kedua, hal 35

Keterangan :

Jumlah penduduk dan angkatan kerja serta laju pertumbuhan penduduk yang tinggi sebenarnya tidak perlu menjadi masalah bila daya

Penduduk

Tenaga Kerja Bukan Tenaga Kerja

Bukan Angkatan Angkatan Kerja Bekerja Menganggur Setengah Pengangguran Sekolah Mengurus Rumah Menerima Pendapatan Bekerja Penuh

Kentara Jam Tidak Kentara

Produktivitas Rendah

Penghasilan Rendah

dukung yang efektif dinegara itu cukup kuat untuk memenuhi berbagai macam kebutuhan masyarakat termasuk penyediaan kesempatan kerja.

Penduduk disuatu negara bisa menjadi tenaga kerja atau bukan tenaga kerja. Tenaga kerja dapat dibaggi menjadi angkatan kerja dan bukan angkatan kerja, sekalipun mereka adalah angkatan kerja tidak semua angkatan kerja akan bekerja ada juga yang menganggur. Penduduk yang telah bekerja juga tidak selalu bekerja penuh ada penduduk yang bekerja setengah menganggur, dapat dilihat dari setengah pengangguran kentara karena jam kerja yang sedikit dan pengangguran tidak kentara karena produktivitas rendah ataupun penghasilan yang rendah.

Bukan angkatan kerja dalam hal ini disebabkan oleh beberapa hal karena masih duduk dibangku sekolah, mengurus rumah tangga bagi mereka yang telah berkeluarga, penerima pendapatan atau orang yang tidak produktif tetapi mendapatkan imbalan seperti, pensiunan pendapatan dari jasa sewa, bunga simpanan dan lain sebagainya.

Dokumen terkait