• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.3 Hasil Analisis Asumsi Regresi Klasik

4.3.2 Uji Hipotesis Secara Simultan

) berpengaruh positif, dapat di artikan apabila setiap ada kenaikan Jumlah Tenaga Kerja satu jiwa maka Jumlah Industri Kecil akan mengalami peningkatan sebesar 0,115 unit

Untuk mengetahui pengaruh secara simultan antara variabel bebas terhadap variabel terikat digunakan uji F dengan langkah – langkah sebagai berikut :

Tabel 8: Analisis Varian (ANOVA) Sumber

Varian

Jumlah Kuadrat Df Kuadrat Tengah F hitung F tabel

Regresi 1E+008 4 30625605,35 562,907 3,48

Sisa 544061,5 10 54406,154

Total 1E+008 14

Sumber: Lampiran 3 dan 6

1. Untuk menguji pengaruh secara simultan (serempak) digunakan uji F dengan langkah-langkah sebagai berikut:

a. Ho : β1 = β2 = β3 = β4

Secara keseluruhan variabel bebas tidak ada pengaruh terhadap variabel terikat.

Hi : β1≠β2 ≠β3≠β4

b. α = 0,05 dengan df pembilang = 4 ≠ 0

Secara keseluruhan variabel bebas ada pengaruh terhadap variabel terikat.

df penyebut = 10 c. F tabel (α = 0,05) = 3,48 d. F hitung = Rata - rata kuadrat regresi

Rata - rata kuadrat sisa 30625605,35

= --- = 562,907 54406,154

e). Daerah pengujian

Gambar 7.

Distribusi Kriteria Penerimaan/Penolakan Hipotesis Secara Simultan atau Keseluruhan

Ho diterima apabila F hitung ≤ 3,48 Ho ditolak apabila F hitung > 3,48 f) . Kesimpulan

Oleh karena F hitung = 562,907 > F tabel = 3,48 maka Ho ditolak dan Ha diterima, yang berarti bahwa secara keseluruhan

562,907 3,48

Daerah Penerimaan H0

Daerah Penolakan H0

Nilai Produksi (X2), Investasi Industri Kecil (X3),dan Jumlah Tenaga Kerja (X4), berpengaruh secara simultan dan nyata terhadap Jumlah Industri Kecil (Y).

Uji Hipotesis Secara Parsial

Analisis ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh antara variabel bebas Pendapatan Perkapita (X1), Nilai Produksi (X2), Investasi Industri Kecil (X3),dan Jumlah Tenaga Kerja (X4). Hasil penghitungan tersebut dapat dilihat dalam analisis sebagai berikut :

Tabel 9 : Hasil Analisis Variabel Pendapatan Perkapita (X1), Nilai Produksi (X2), Investasi Industri Kecil (X3),dan Jumlah Tenaga Kerja (X4

Variabel

) terhadap Jumlah Industri Kecil.

Koefisien Regresi T hitung t tabel r 2 Parsial

Pendapatan Perkapita (X1) 0,103 6,700 2,228 0,817

Nilai Produksi (X2) 0,003 2,899 2,228 0,456

Investasi Industri Kecil (X3) -0,018 -11,830 2,228 0,933

Jumlah Tenaga Kerja(X4) 0,115 11,122 2,228 0,925

Variabel terikat : Jumlah Industri Kecil Konstanta : -1176,446

Koefisien Korelasi ( R ) : 0,998 R2 : 0,996 Sumber: Lampiran 3 dan 6

Selanjutnya untuk melihat ada tidaknya pengaruh masing-masing variabel terhadap variable terikatnya, dapat dianalisa melalui uji t dengan ketentuan sebagai berikut :

a) Pengaruh secara parsial antara Pendapatan Perkapita (X1 Langkah-langkah pengujian :

) terhadap Jumlah Industri Kecil (Y)

i. Ho : β1

β

= 0 (tidak ada pengaruh) ≠

ii. α = 0,05 dengan df = 10 iii. t hitung = ) (β Se β 1 1 = 6,700

iv. level of significani = 0,05/2 (0,025) berarti t tabel sebesar 2,228 v. pengujian

Gambar 8

Kurva Distribusi Hasil Analisis secara Parsial Faktor Pendapatan Perkapita (X1) terhadap Jumlah Industri Kecil (Y)

Sumber : lampiran 3

Berdasarkan pehitungan diperoleh t-hitung sebesar 6,700 > t-tabel sebesar 2,228 Ho ditolak, pada level signifikan 5 %, sehingga secara parsial Faktor Pendapatan Perkapita (X1) berpengaruh secara nyata dan positif terhadap Jumlah Industri Kecil (Y). Hal ini didukung juga dengan nilai signifikansi dari Pendapatan Perkapita (X1

Nilai r

) sebesar 0,000 yang lebih kecil dari 0.05.

2

parsial untuk variabel Pendapatan Perkapita sebesar 0,817 yang artinya bahwa Pendapatan Perkapita (X1)

2,228 -2,228

Daerah Penerimaan Ho

Daerah Penolakan Ho Daerah Penolakan Ho

Kecil (Y) sebesar 81,7 %, sedangkan sisanya 18,3 % tidak mampu dijelaskan oleh variabel tersebut.

b) Pengaruh secara parsial antara Nilai Produksi (X2 Langkah-langkah pengujian :

) terhadap Jumlah Industri Kecil (Y)

i. Ho : β2 Hi : β

= 0 (tidak ada pengaruh) 2 ii. α = 0,05 dengan df = 10 ≠ 0 (ada pengaruh) iii. t hitung = ) (β Se β 2 2 = 2,899

iv. level of significani = 0,05/2 (0,025) berarti t tabel sebesar 2,228 v. pengujian

Gambar 9

Kurva Distribusi Hasil Analisis secara Parsial faktor Nilai Produksi(X2) terhadap Jumlah Industri Kecil (Y)

Sumber

Berdasarkan pehitungan diperoleh t-hitung sebesar 2,899 > t tabel sebesar 2,228 maka Ho ditolak dan Ha di terima, pada level signifikan 5 %, sehingga secara parsial Faktor Nilai Produksi (X

: Lampiran 3

2) berpengaruh secara nyata positif terhadap Jumlah Industri Daerah Penerimaan Ho

Daerah Penolakan Ho Daerah Penolakan Ho

Kecil (Y). hal ini didukung juga dengan nilai signifikansi dari Nilai Produksi (X2) sebesar 0,016 yang lebih kecil dari 0.05.

Nilai r2 parsial untuk variabel Nilai Produksi sebesar 0,456 yang artinya bahwa Nilai Produksi (X2

c) Pengaruh secara parsial antara Investasi Industri Kecil (X ) secara parsial mampu menjelaskan variabel terikat Jumlah Industri Kecil(Y) sebesar 45,6 %, sedangkan sisanya 54,4 % tidak mampu dijelaskan oleh variabel tersebut.

3

Langkah-langkah pengujian :

) terhadap Jumlah Industri Kecil (Y)

i. Ho : β3 Hi : β

= 0 (tidak ada pengaruh) 3 ii. α = 0,05 dengan df = 10 ≠ 0 (ada pengaruh) iii. t hitung = ) (β Se β 3 3 = -11,830

iv. level of significani = 0,05/2 (0,025) berarti t tabel sebesar 2,228 v. pengujian

Gambar 10

Kurva Distribusi Hasil Analisis secara Parsial Investasi Industri Kecil (X3) terhadap Jumlah Industri Kecil (Y)

Daerah Penerimaan Ho Daerah Penolakan Ho Daerah Penolakan Ho

Berdasarkan pehitungan diperoleh t-hitung sebesar -11,830 > t tabel sebesar -2,228 maka Ho ditolak dan Ha diterima, pada level signifikan 5 %, sehingga secara parsial Faktor Investasi Industri Kecil (X3) berpengaruh secara nyata negatif terhadap Jumlah Industri Kecil (Y). hal ini didukung juga dengan nilai signifikansi dari Investasi Industri Kecil (X3) sebesar 0,000 yang lebih kecil dari 0.05.

Nilai r2 parsial untuk variabel Investasi Industri Kecil sebesar 0,933 yang artinya Investasi Industri Kecil (X3

d) Pengaruh secara parsial antara Jumlah Tenaga Kerja (X ) secara parsial mampu menjelaskan variabel terikat Jumlah Industri Kecil (Y) sebesar 93,3 %, sedangkan sisanya 6,7 % tidak mampu dijelaskan oleh variabel tersebut.

4

Langkah-langkah pengujian :

) terhadap Jumlah Industri Kecil (Y)

vi. Ho : β4 Hi : β

= 0 (tidak ada pengaruh) 4 vii.α = 0,05 dengan df = 10 ≠ 0 (ada pengaruh) viii. t hitung = ) (β Se β 4 4 = 11,122

ix. level of significani = 0,05/2 (0,025) berarti t tabel sebesar 2,228 x. pengujian

Gambar 11

Kurva Distribusi Hasil Analisis secara Parsial Jumlah Tenaga Kerja(X4) terhadap Jumlah Industri Kecil (Y)

Sumber

Berdasarkan pehitungan diperoleh t-hitung sebesar 11,122 > t tabel sebesar 2,228 maka Ho di tolak dan Ha di terima, pada level signifikan 5 %, sehingga secara parsial Faktor Jumlah Tenaga Kerja (X

: Lampiran 3

4) berpengaruh secara nyata positif terhadap Jumlah Industri Kecil (Y). hal ini didukung juga dengan nilai signifikansi dari Jumlah Tenaga Kerja (X4) sebesar 0,000 yang lebih kecil dari 0.05.

Nilai r2 parsial untuk variabel Jumlah Tenaga Kerja sebesar 0,925 yang artinya Jumlah Tenaga Kerja (X4

Kemudian untuk mengetahui variabel mana yang berpengaruh paling dominan empat variabel bebas terhadap Jumlah

) secara parsial mampu menjelaskan variabel terikat Jumlah Industri Kecil (Y) sebesar 92,5 %, sedangkan sisanya 7,5 % tidak mampu dijelaskan oleh variabel tersebut.

2,228 11,122 - 2,228 Daerah Penerimaan Ho Daerah Penolakan Ho Daerah Penolakan Ho

Produksi (X2), Investasi Industri Kecil (X3),dan Jumlah Tenaga Kerja (X4) dapat diketahui dengan melihat koefisien determinasi parsial yang paling besar, dimana dalam perhitungan ditunjukkan oleh variabel Nilai Investasi dengan koefisien determinasi parsial (r2

4.3.3. Pembahasan

) sebesar 0,933 atau sebesar 93,3 %.

Dengan melihat hasil regresi yang didapat maka peneliti dapat mengambil kesimpulan bahwa untuk Jumlah Industri Kecil :

Pendapatan Perkapita berpengaruh secara nyata (signifikan) terhadap Jumlah Industri Kecil. Hal ini disebabkan karena semakin meningkatnya Pendapatan Perkapita maka permintaan masyarakat akan kebutuhan juga akan meningkat, dan semakin tinggi pendapatan perkapita maka akan berpengaruh terhadap perkembangan industri kecil .

Nilai Produksi berpengaruh secara nyata (signifikan) terhadap Jumlah Industri Kecil. Hal ini disebabkan karena output yang dihasilkan meningkat, maka penawaran suatu barang akan juga meningkat, hal ini akan mengakibatkan peningkatkan permintaan terhadap factor produksi sehingga dengan bertambahnya jumlah output maka akan menambah jumlah industri kecil di Surabaya.

Investasi Industri Kecil berpengaruh nyata negatif (signifikan) terhadap Jumlah Industri Kecil. Hal ini disebabkan karena semakin sedikit investasi yang masuk bukan berarti tidak menambah jumlah industri hal ini

untuk mendirikan industri, mendapatkan bahan baku, sehingga dapat menambah jumlah barang atau produksi yang di hasilkan maka secara langsung akan mengakibatkan pendapatan atau modal industri kecil akan bertambah.

Jumlah Tenaga Kerja berpengaruh nyata (signifikan) terhadap Jumlah Industri Kecil . Hal ini disebabakan karena dengan Jumlah Tenaga Kerja yang banyak dan mempunyai kualitas, kuantitas dan ketrampilan yang bagus akan meningkatkan produksi untuk menghasilkan barang dan jasa sehingga jumlah Industri Kecil di Surabaya juga akan meningkat .

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis yang telah diuraikan pada bab IV, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut :

1. Setelah dilakukan uji statistik untuk mengetahui pengaruh secara simultan antara variabel bebas Pendapatan Perkapita (X1), Nilai Produksi (X2), Investasi Industri Kecil (X3) dan Jumlah Tenaga Kerja (X4

2. Pengujian secara parsial atau individu Pendapatan Perkapita (X

) terhadap variabel terikatnya Jumlah Industri Kecil (Y) diperoleh F hitung = 562,907 > F tabel = 3,48 maka Ho ditolak dan Hi diterima, yang berati bahwa secara keseluruhan faktor-faktor variabel bebas berpengaruh secara simultan dan nyata terhadap Jumlah Industri Kecil.

1) terhadap Jumlah Industri Kecil (Y). Diketahui hasil perhitungan secara parsial diperoleh t hitung = 6,700 > t tabel = 2,228, maka Ho ditolak dan Hi diterima pada level signifikan 5 % sehingga secara parsial Pendapatan Perkapita (X1) berpengaruh secara nyata dan positif terhadap Jumlah Industri Kecil (Y). Hal ini disebabkan karena semakin meningkatnya Pendapatan Perkapita maka permintaan masyarakat akan kebutuhan juga akan meningkat, dan semakin tinggi pendapatan perkapita maka akan berpengaruh terhadap perkembangan industri kecil.

3. Pengujian secara parsial atau individu Nilai Produksi (X2) terhadap Jumlah Industri Kecil (Y). Diketahui hasil perhitungan secara parsial diperoleh t hitung = 2,899 > t tabel = 2,228, maka Ho ditolak dan Hi diterima, pada level signifikan 5 % sehingga secara parsial Nilai Produksi (X2

4. Pengujian secara parsial atau individu Investasi Industri Kecil (X ) berpengaruh secara nyata positif terhadap Jumlah Industri Kecil (Y). Hal ini disebabkan karena output yang dihasilkan meningkat, maka penawaran suatu barang akan juga meningkat, hal ini akan mengakibatkan peningkatkan permintaan terhadap factor produksi sehingga dengan bertambahnya jumlah output maka akan menambah jumlah industri kecil di Surabaya.

3) terhadap Jumlah Industri Kecil (Y). Diketahui hasil perhitungan secara parsial diperoleh t hitung = -11,830 > t tabel = -2,228, maka Ho ditolak dan Hi diterima pada level signifikan 5 % sehingga secara parsial Investasi Industri Kecil (X3) berpengaruh secara nyata negatif terhadap Jumlah Industri Kecil (Y). Hal ini disebabakan karena semakin sedikit investasi yang masuk bukan berarti tidak menambah jumlah industri hal ini disebabkan banyak investor yang memilih letak geografis yang strategis untuk mendirikan industri, mendapatkan bahan baku, sehingga dapat menambah jumlah barang atau produksi yang di hasilkan maka secara langsung akan mengakibatkan pendapatan atau modal industri kecil akan bertambah.

5. Pengujian secara parsial atau individu Jumlah Tenaga Kerja (X4) terhadap Jumlah Industri Kecil (Y). Diketahui hasil perhitungan secara parsial diperoleh t hitung = 11,122 > t tabel 2,228, maka Ho ditolak dan Hi diterima pada level signifikan 5 % sehingga secara parsial Jumlah Tenaga Kerja (X4

Saran

Berdasarkan kesimpulan diatas, maka berikut ini diketahui beberapa saran sebagai bahan pertimbangan sebagai berikut :

) berpengaruh secara nyata positif terhadap Jumlah Industri Kecil (Y). Hal ini disebabakan karena dengan Jumlah Tenaga Kerja yang banyak dan mempunyai kualitas, kuantitas dan ketrampilan yang bagus akan meningkatkan produksi untuk menghasilkan barang dan jasa sehingga jumlah Industri Kecil di Surabaya juga akan meningkat.

1. Pemerintah daerah maupun pemerintah pusat dapat memberikan proses perizinan agar yang tidak rumit agar lebih banyak lagi Investor maupun pengusaha untuk menanamkan modalnya.

2. Memberikan rekommendasi kepada pemerintah pusat dan pemerintah daerah untuk mengkaji kembali penrapan peraturean – peraturan yang diindentifikasi menimbulkan high cost economy bagi pengembangan UMKM.

Anonim, 1996, Profil Usaha Kecil, Biro Pusat Statistik Surabaya.

, 1999, Statistical Yearbook of Indonesia, Biro Pusat Statistik Jakarta. , 1999, Majalah Media Nusantara, Jakarta

, 2005, Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional 2004 – 2009, Sinar Grafika, Jakarta.

, 2008, Surabaya Dalam Angka, Biro Pusat Statistik Surabaya.

Arsyad, Lincolin, 1992, Ekonomi Pembangunan Edisi Ke – 2, STIE YKPN, Yogyakarta.

Gujarati, Damodar, 1999, Ekonometrika Dasar, penerbit Erlangga, Jakarta

Handrimurtjahyo, Dedi, 2007, Faktor – faktor Penentu Pertumbuhan Usaha Industri Kecil : Kasus Pada Industri Gerabah Dan Keramik Kasongan, Bantul, Yogyakarta , Skripsi (S1) FE/IESP, Universitas Indonesia, Jakarta.

Kuncoro, Mundrajad, 2000, Usaha Kecil di Indonesia : Profil, Masalah, Dan Strategi Pemberdayaan. STIE Kerja Sama. Yogyakarta.

Kuningsih, Sulis, 2004, Pengaruh Perkembangan Industri Kecil Pakaian Jadi Dalam Kaitannya Terhadap Penyerapan Tenaga Kerja di Kotamadya Surabaya, Skripsi (S1) FE/IESP, UPN “veteran” Jawa Timur, Surabaya. Mankiw, N Gregory, 2003, Pengantar Ekonomi, Edisi Kedua, Penerbit

Erlangga, Jakarta.

Manulang, Sedjun, H., 1995, Pokok-pokok Hukum Ketenagakerjaan Indonesia, Penerbit PT. Reneka Cipta, Jakarta.

McEachern, William A, 2000, Ekonomi Makro : Pendekatan Kontemporer, Penerbit Salemba Empat, Jakarta.

Penyerapan Tenaga Kerja di Kota Bandung, Skripsi (S1) FE/IESP, UPN “veteran” Jawa Timur, Surabaya.

Prayitno, Hadi, 1997, Pembangunan Ekonomi Pedesaan, Penerbit BPFE, Yogyakarta.

Rosyidi, Suherman, 1999, Pengantar Teori (Pendekatan Teori Ekonomi Mikro & Makro), Penerbit PT Raja Grafindo Persada, Jakarta.

, 2000, Pengantar Teori Ekonomi (Pendekatan Kepada Teori Mikro & Makro), Edisi Baru, Cetakan Ke – 4, Penerbit PT Raja Grafindo Persada, Jakarta

Salvatore, Dominick, 1993, Teori Mikroekonomi, Penerbit Erlangga, Jakarta. Sudisman, U., & Sari, A, 1996. Undang-Undang Usaha kecil 1995 dan

Peraturan Perkoperasian. Mitrainfo. Jakarta.

Sudrajat, 1998, Mengenal Ekonometrika Pemula Edisi Ke – 2, Penerbit CV Amico, Bandung.

Sukirno, Sadono, 1991, Pengantar Teori Makro Ekonomi, Penerbit Bina Grafika, Jakarta.

, 2002, Pengantar Teori Makro Ekonomi, Edisi Kedua, Penerbit PT Raja Grafindo Persada, Jakarta.

Sumodisastro, 1998, Pembangunan Ekonomi Indonesia Dan Kapita Selekta, PT Raja Grafindo Persada

Suparmoko dan Irawan, 1997, Ekonomi Pembangunan, BPFE UGM, Yogyakarta.

Supranto,J, 1997, Ekonometrika, Cetakan Kesatu, Penerbit. FE-UI, Jakarta.

Wibowo, Guntur, 2004, Analisis Beberapa Faktor Yang Mempengaruhi Perkembangan Industri Kecil di Kabupaten Bojonegoro, Skripsi (S1) FE/IESP, UPN “veteran” Jawa Timur, Surabaya.

Dokumen terkait