• Tidak ada hasil yang ditemukan

Faktor-faktor yang menjadi pendukung dan penghambat

Dalam dokumen SKRIPSI MANAJEMEN PENDIDIKAN ISLAM (Halaman 31-37)

BAB II. LNDASAN TEORI

E. Faktor-faktor yang menjadi pendukung dan penghambat

memberikan otonomi kepada sekolah artinya sekolah mempunyai kebijakan tersendiri dengan tujuan untuk meningkatkan mutu pembelajaran dalam hal pengelolaan meliputi pelatihan tim pelatih tingkat kabupaten, pelatihan terhadap sekolah/madrasah dan masyarakat (Kepala Sekolah, Guru Staf dan juga mitra kerja/Komite sekolah) dalam penyusunan Rencana Induk Pengembangan Sekolah (RIPS) dan Rencana Anggaran Pendapatan dan Belanja Sekolah (RAPBS) oleh sekolah dan masyarakat. Adapun karakteristik Manajemen Berbasis Sekolah yang dikemukakan oleh Nurkholis Bahwa :

“Karakteristik Manajemen Berbasis Sekolah meliputi misi sekolah, setrategi-setrategi manajemen, penggunaan sumber daya, perbedaan peran, hubungan antar manusia, kualitas para administrator, indikator-indikator pada efektifitas”5.

E. Faktor-faktor yang menjadi pendukung dan penghambat dalam Manajemen Berbasis Sekolah.

Yang dimaksud faktor pendukung adalah sesuatu yang dapat menjadikan pendidikan itu maju dan berhasil dengan baik sehingga apa yang menjadi tujuan pendidikan dapat dicapai. Sedangkan yang dimaksud dengan faktor penghambat adalah

5 Nurkholis, manajemen berbasis sekolah, teori, model dan aplikasi, jakarta, PT Grasindo, 2003,

15

segala sesuatu yang dapat mengganggu jalannya pendidikan sehingga pendidikan tidak terwujud dengan baik.

1. Faktor Pendukung a. Peserta Didik

Peserta didik dalam pendidikan Islam adalah setiap manusia yang sepanjang hayatnya selalu berada dalam perkembangan. Jadi, bukan hanya anak-anak yang sedang dalam pengasuhan dan pengasihan orang tuanya, bukan pula hanya anak-anak dalam usia sekolah. Pengertian ini didasarkan

atas tujuan pendidikan yaitu “manusia sempurna secara utuh, yang untuk

mencapainya manusia berusaha terus menerus hingga akhir hayatnya”6.

Kegiatan pembelajaran Pendidikan Agama Islam akan berjalan dengan lancar, efektif, dan efisien serta dapat mencapai tujuan pendidikan apabila peserta didik mengikuti pelajaran dengan tenang, memperhatikan penjelasan guru dengan seksama, belajar dengan rajin, mampu mengembangkan potensinya melalui diskusi-diskusi dengan temannya, disiplin waktu serta yang tak kalah pentingnya fasilitas-fasilitas dalam pembelajaran Pendidikan Agama Islam.

b. Faktor Pendidik dan Tenaga kependidikan

Pendidik tidak sama dengan pengajar sebab pengajar hanya sekadar menyampaikan materi pelajaran kepada peserta didik. Menurut UU RI No. 20 Tahun 2003 tentang SISDIKNAS pada bab XI pasal 39 ayat 2 disebutkan bahwa pendidik merupakan tenaga professional yang bertugas merencanakan dan melaksanakan proses pembelajaran, menilai hasil pembelajaran,

melakukan pembimbingan dan pelatihan serta melakukan penelitian dan pengabdian kepada masyarakat terutama bagi pendidik perguruan tinggi.

Sedangkan pada pasal 42 ayat 1 disebutkan: pendidik harus memiliki kualifikasi minimum dan sertifikasi sesuai dengan jenjang kewenangan mengajar, sehat jasmani dan rohani, serta memiliki kemampuan untuk mewujudkan tujuan pendidikan Nasional.

Bagi guru Agama, disamping harus memiliki syarat-syarat tersebut, masih harus ditambah dengan syarat yang lain, yang oleh Direktorat Pendidikan Agama telah ditetapkan sebagai berikut: 1) memiliki pribadi mukmin, muslim dan muhsin; 2) taat untuk menjalankan agama (menjalankan syari’at Agama Islam, dapat memberi contoh teladan yang baik kepada peserta didik); 3) memiliki jiwa pendidik dan rasa kasih sayang kepada anak didiknya dan ikhlas jiwanya; 4) mengetahui tentang dasar-dasar ilmu pengetahuan tentang keguruan, terutama didaktik dan metodik; 5) menguasai ilmu pengetahuan agama dan 6) tidak memiliki cacat rohaniah dan jasmaniyah dalam dirinya.

Sedangkan tenaga kependidikan berperan penting yang mana dalam lembaga pendidikan jika tidak di dukung oleh tenaga kependidikan yang ahli atau teknisi data yang profesional maka lembaga tersebut akan semakin kurang dalam pelayanan baik dalam administrasi dan maupun pembelajaran. Jadi tenaga pendidikan di zaman seperti saat ini mau atau tidak mau harus dimiliki oleh sebuah lembaga guna memberikan pelayanan yang baik.

c. Sarana dan Prasarana Manajemen Berbasis Sekolah

Sebuah sekolah/lembaga pendidikan tak terlepas akan sebuah fasilitas ataupun sarana dan prasarana yang hal tersebut sangat memberikan pengaruh

17

terhadap proses Manajemen Berbasis Sekolah selanjutnya dibawah ini adalah beberapa sarana dan prasarana yang sangat menjadi jantung didalam sebuah lembaga : (Ruang Administrasi) administrasi yang terpisah dengan kantor guru akan mudah dalam, di tingkat SD/MI ruang TU yang terpisah masih jarang ditemui kebanyakan masih menyatu dengan ruang guru. (komputer) dunia teknologi semakin hari semakin canggih oleh karena itu apa bila lembaga pendidikan yang menerapkan Manajemen Berbasis Sekolah pasti akan memberikan hal yang terbaik dalam hal pelayanan, (Aplikasi Pendukung Manajemen Berbasis Sekolah) dimana kebutuhan-kebutuhan yang banyak baik dalam soft copy maupun hard copy ini dalam lembaga pendidikan sangat dibutuhkan dan di masa ini menjadi persaingan di bidang teknologi, (Almari) Menjadi indah dan tertata rapi jika ada almari yang sesuai untuk diisi berbagai file-file yang kemudian memudahkan seorang Pendidik dan Tenaga Pendidik untuk mengurus perlengkapan dalam bertugas. (Ruang/Rak Arsip) Pendidik dan Tenaga Pendidik akan merasakan sebuah kenyamanan dalam menata sebuah file-file ataupun dokumen arsip yang disana jika rak arsip dimiliki dan dimanfaatkan oleh sebuah lembaga dan hal ini sangat mempengaruhi proses manajemen berbasis sekolah disebuah lembaga.

d. Alat/Fasilitas pendidikan

Alat pendidikan atau yang pada saat ini kerap disebut sarana dalam pembelajaran hal ini tentu menjadi sebuah faktor yang sangat berpengaruh dalam kualitas pendidikan disebuah lembaga dan apabila sebuah lembaga kurang memiliki banyak fasilitas belajar yang pasti akan sulit untuk menyajikan mutu yang baik.

Alat pendidikan sangat menunjang proses pembelajaran PAI, untuk itu pihak sekolah/madrasah harus menyediakan alat-alat pendidikan tersebut. Di mana alat pendidikan tersebut di antaranya adalah:

1) Gedung sekolah yang memadai.

2) Perpustakaan sekolah yang lengkap isinya, sehingga siswa dapat belajar secara mandiri dengan cara membaca buku.

3) Alat peraga dan media pendidikan yang lengkap, sehingga penyampaian materi dari guru dapat dilaksanakan secara efektif dan efisien.

4) Sarana dan prasarana untuk ibadah. e. Faktor kurikulum

Kurikulum merupakan suatu program bagi unit periodisasi sekolah dalam rangka mengantar anak-anak kepada taraf pendidikan, tingkah laku dan pola pikir yang diharapkan serta berusaha pula mengangkat derajat hidup masyarakat mereka dan merealisasikan tujuan akhirnya. Sistem pendidikan Islam menuntut pengkajian kurikulum yang Islami pula yang tercermin dari sifat dan karakteristiknya. Kurikulum seperti itu hanya mungkin, apabila bertopang dan mengacu pada dasar pemikiran yang Islami pula, serta bertolak dari pandangan hidup serta pandangan tentang manusia (pandangan antropologis) serta diarahkan kepada tujuan pendidikan yang dilandasi kaidah-kaidah Islami. Untuk memenuhi kriteria tersebut, suatu kurikulum yang Islami perlu memperhatikan hal-hal di bawah ini : Perkembangan kurikulum hendaknya selaras dengan fitrah insani sehingga memiliki peluang untuk menyucikannya dan menjaganya dari penyimpangan sosial Kurikulum hendaknya diarahkan untuk mencapai tujuan akhir pendidikan Islam, yaitu ikhlas, taat dan beribadah kepada Allah. Pentahapan serta pengkhususan

19

kurikulum hendaknya memperhatikan periodisasi perkembangan peserta didik. Secara keseluruhan struktur dan organisasi kurikulum hendaknya tidak bertentangan dan tidak menimbulkan pertentangan, bahkan sebaliknya; dan terarah kepada pola hidup Islami.

2. Faktor Penghambat

a. Faktor Pendidik dan Tenaga Pendidik

Karakteristik seorang Pendidik dan Tenaga Pendidik yang menjadi penghambat bagi peningkatan kualitas pembelajaran, di antaranya adalah: 1. Seorang Pendidik dan Tenaga Pendidik tidak ikhlas dalam mengerjakan

tugas semata-mata materialistik.

2. Pendidik dan Tenaga Pendidik yang tidak mempunyai sifat penyabar dan pemaaf.

3. Pendidik dan Tenaga Pendidik yang tidak berakhlak mulia dan tidak dapat memberikan contoh teladan kepada murid-muridnya dan para personil lainnya.

4. Pendidik dan Tenaga Pendidik yang tidak menguasai bahan tugas dan pelajaran yang akan diberikan.

5. Pendidik dan Tenaga Pendidik yang tidak bersikap dinamis, tidak mau menambah wawasan dan pengetahuannya.

b. Sarana dan Prasarana Manajemen Berbasis Sekolah

Seperti apa yang telah uraikan di faktor pendukung dalam poin Sarana dan Prasarana Manajemen Berbasis Sekolah ini yang pasti ada sebuah Sebuah titik lemahnya artinya keterbatasan dalam hal sarana dan maupun prasarana baik dalam bidang komputerisasi maupun perabot yang lain

sehingga sarpras tersebut bisa jadi penghambat apabila masih banyak yang kurangdimiliki.

c. Faktor Alat Pendidikan

Sedangkan alat pendidikan/fasilitas/sarana yang dapat menghambat Dalam manajemen berbasis sekolah adalah:

1. Gedung sekolah yang kurang terawat

2. Kurangnya manajemen sarana dan prasarana, sehingga kurang mendukung tercapainya manajemen berbasis sekolah yang optimal. 3. Minimnya dana pendidikan sehingga menyebabkan sulitnya pengadaan

sarana pendukung dalam MBS yang dibutuhkan.

Dalam dokumen SKRIPSI MANAJEMEN PENDIDIKAN ISLAM (Halaman 31-37)

Dokumen terkait