• Tidak ada hasil yang ditemukan

SKRIPSI MANAJEMEN PENDIDIKAN ISLAM

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "SKRIPSI MANAJEMEN PENDIDIKAN ISLAM"

Copied!
96
0
0

Teks penuh

(1)

TAHUN PELAJARAN 2013/2014

SKRIPSI

Oleh :

RODHI NUR WAHID NIM : 20102000012

NIMKO : 2010.4.106.0020.1.00012

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NAHDLATUL ULAMA PACITAN (STAI NU PACITAN)

(2)

i

PROBLEMATIKA MANAJEMEN BERBASIS SEKOLAH (MBS) DI MADRASAH IBTIDAIYAH MUHAMMADIYAH JATIGUNUNG I

KECAMATAN TULAKAN KABUPATEN PACITAN TAHUN PELAJARAN 2013/2014

SKRIPSI

Oleh :

RODHI NUR WAHID NIM : 20102000012

NIMKO : 2010.4.106.0020.1.00012

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NAHDLATUL ULAMA PACITAN (STAI NU PACITAN)

(3)

ii

PROBLEMATIKA MANAJEMEN BERBASIS SEKOLAH (MBS) DI MADRASAH IBTIDAIYAH MUHAMMADIYAH JATIGUNUNG I

KECAMATAN TULAKAN KABUPATEN PACITAN TAHUN PELAJARAN 2013/2014

SKRIPSI

Diajukan Kepada

Sekolah Tinggi Agama Islam Nahdlatul Ulama Pacitan

Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam

Oleh :

RODHI NUR WAHID NIM : 20102000012

NIMKO : 2010.4.106.0020.1.00012

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NAHDLATUL ULAMA PACITAN (STAI NU PACITAN)

(4)

iii

PERSETUJUAN PEMBIMBING

Naskah skripsi yang disusun oleh : Rodhi Nur Wahid, NIM : 20102000012, NIMKO : 2010.4.106.0020.1.00012 dengan judul “Problematika Manajemen Berbasis Sekolah (MBS) Di Madrasah Ibtidaiyah Muhammadiyah Jatigunung I Kecamatan Tulakan Kabupaten Pacitan Tahun Pelajaran 2013/2014” Telah diadakan bimbingan, pemeriksaan, maupun perbaikan seperlunya dan dipandang telah telah memenuhi syarat untuk diajukan dalam sidang munaqosah/ujian skripsi.

Pacitan, 04 Juli 2014

Pembimbing I

Drs. H. Mukarom, M.Pd.I

Pembimbing II

(5)

iv

PENGESAHAN

Skripsi yang disusun oleh : Rodhi Nur Wahid Nim : 2010200012, NIMKO :

2010.4.106.0020.1.00012 dengan judul “Problematika Manajemen Berbasis Sekolah (MBS) Di Madrasah Ibtidaiyah Muhammadiyah Jatigunung I Kecamatan Tulakan Kabupaten Pacitan Tahun Pelajaran 2013/2014” telah dipertahankan di depan dewan penguji skripsi Sekolah Tinggi Agama Islam Nahdlatul Ulama (STAI NU) Pacitan dan diterima untuk memenuhi salah satu syarat guna memperoleh gelar sarjana pendidikan Islam pada tanggal : 07 Juli 2014.

DEWAN PENGUJI

1. Ketua Sidang : Drs. H. Imam Faqih, MSI

2. Sekretaris : Zaenal Nurudin, S.Pd., MSI

3. Penguji I : Drs. H. M. Kholid Masruri, MSI

4. Penguji II : Dra. Hj. Henny Nailufary, MM

Pacitan, 07 Juli 2014 Mengesahkan

Sekolah Tinggi Agama Islam Nahdlatul Ulama (STAI NU) Pacitan K e t u a

(6)

v

....Niscaya Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat. dan Allah Maha mengetahui apa yang kamu kerjakan. (QS. Al Mujaadilah : 11).*

Barang Siapa Yang Mengamalkan Ilmu, maka ia akan semakin memilikinya.†

*Al-Qur’anul dan Terjemahnya Semarang, CV. Alwaah, 1993, 910

Aminatus Zahroh, Total Quality Management, Teori Praktik manajemen untuk

(7)

vi

PERSEMBAHAN

Skripsi ini ku persembahkan kepada :

Ayah dan Ibu yang telah membesarkanku dan membiayai kuliah; Adikku yang telah banyak memberikan semangat;

Sahabat-sahabat senasib dan seperjuangan;

Keluarga Besar Madrasah Ibtidaiyah Muhammadiyah Jatigunung I yang telah memberikan izin sebagai lokasi penelitian;

(8)

vii

KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmaanirrahim.

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT. Tuhan semesta alam. Dengan berkat, rahmat dan hidayah-Nya, penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan lancar.

Shalawat dan salam semoga senantiasa terlimpahkan kepada Nabi Muhammad SAW. Yang telah membimbing umat manusia menuju kebenaran dan kejujuran sehingga eksistensi kemanusiaannya tetap senantiasa terpelihara.

Semata penulis mampu menyelesaikan skripsi dengan judul Problematika Manajemen Berbasis Sekolah (MBS) Di Madrasah Ibtidaiyah Muhammadiyah Jatigunung I Kecamatan Tulakan Kabupaten Pacitan Tahun Pelajaran 2013/2014, sebagai syarat untuk menyelesaikan program studi Manajemen Pendidikan Islam pada Sekolah Tinggi Agama Islam Nahdlatul Ulama Pacitan (STAI NU Pacitan).

Penulis menyadari bahwa penulisan skripsi ini tidak akan terwujud tanpa adanya bantuan, dorongan dan bimbingan dari berbagai pihak, semoga amal baik tersebut dibalas oleh Allah SWT. Untuk itu penulis menghaturkan terima kasih yang sedalam-dalamnya kepada:

(9)

viii

2. Bapak Drs. H. Mukarom, M.Pd.I dan Drs. H. Abdulloh Sajad, MSI selaku Dosen Pembimbing yang telah memberikan bimbingan dengan penuh kesabaran dalam penulisan skripsi dapat terselesaikan dengan lancar.

3. Bapak Sufyan S.Pd.I., selaku kepala MI Muhammadiyah Jatigunung I dan juga stafnya yang telah memberikan izin kepada penulis untuk melakukan penelitian, yang dengan suka rela juga telah banyak membantu penulisan berupa informasi dan data-data yang penulis perlukan.

4. Sahabat-sahabatku dan semua pihak yang telah membantu demi terselesaikannya skripsi ini.

Sekalipun Penulis telah berupaya dengan segala kemampuan dan kekuatan yang ada untuk menyempurnakan skripsi ini, namun penulis sadar skripsi ini tidak lepas dari kekurangan, Oleh karenanya penulis mengharapkan kritik dan saran yang konstruktif dari para pembaca.

Akhirnya, hanya kepada Allah SWT. Penulis tawakkal dan senantiasa

berdo’a semoga skripsi ini bermanfaat bagi diri penulis dan bagi para pembaca

sekalian. Amin.

Pacitan, 1 September 2014

(10)

ix

DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL ... i

HALAMAN PENGAJUAN ... ii

HALAMAN PERSETUJUAN ... iii

HALAMAN PENGESAHAN ... iv

HALAMAN MOTTO ... v

HALAMAN PERSEMBAHAN ... vi

KATA PENGANTAR ... vii

DAFTAR ISI ... ix

DAFTAR TABEL ... xiii

DAFTAR BAGAN ... xiv

DAFTAR LAMPIRAN ... xv

ABSTRAK ... xvi

BAB I. PENDAHULUAN ... 1

A.a Latar belakang masalah ... 1

B.a Penegasan Istilah ... 4

C.a Rumusan Masalah ... 6

D. Tujuan Penelitian ... 6

E. Kegunaan Penelitian ... 6

(11)

x

BAB II. LNDASAN TEORI ... 9

A. Pengertian Manajemen ... 9

B. Pengertian Manajemen Berbasis Sekolah ... 10

C. Tujuan dan Manfaat Manajemen Berbasis Sekolah ... 12

D. Karakteristik Manajemen Berbasis Sekolah ... 14

E. Faktor-faktor yang menjadi pendukung dan penghambat dalam Manajemen Berbasis Sekolah. ... 14

F. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Manajemen Berbasis Sekolah ... 20

G. Upaya Peningkatan Kualitas Manajemen Berbasis Sekolah ... 21

H. Implikasi Manajemen Berbasis Sekolah ... 22

BAB III. METODE PENELITIAN ... 24

A. Pendekatan dan Jenis Penelitian ... 24

B. Kehadiran Peneliti ... 25

C. Data dan Sumber Data ... 25

D. Lokasi Penelitian ... 27

E. Metode Pengumpulan Data ... 27

F. Metode Analisis Data ... 31

G. Pengecekan Keabsahan Data ... 32

(12)

xi

BAB IV. TEMUAN PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 36 A. Deskripsi Objek Penelitian ... 36

1. Sejarah Singkat Berdirinya MI Muhammadiyah

Jatigunung I ... 36 2. Letak Geografis dan Identitas MI Muhammadiyah

Jatigunung I ... 37 3. Visi Misi MI Muhammadiyah Jatigunung I ... 38 4. Tujuan Berdirinya MI Muhammadiyah Jatigunung I. 39 5. Kurikulum MI Muhammadiyah Jatigunung I ... 39 6. Keadaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan MI

Muhammadiyah Jatigunung I ... 41 7. Keadaan Siswa MI Muhammadiyah Jatigunung I ... 42 8. Struktur Organisasi MI Muhammadiyah Jatigunung I 43 B. Temuan Penelitian ... 45

1. Problematika Manajemen Berbasis Sekolah (MBS) Di

Madrasah Ibtidaiyah Muhammadiyah Jatigunung I... 45 a.nFaktor Pendidik ... 45 b.nKurangnya Sarana dan Prasarana pendukung

Pendidikan ... 46 c.nProses Manajemen Berbasis Sekolah ... 46 C. Pembahasan ... 50

1. Problematika Manajemen Berbasis Sekolah di MI

(13)

xii

2. Proses Manajemen Berbasis Sekolah di MI

Muhammadiyah Jatigunung I ... 55

3. Perencanaan dan Pembelian Sarana dan Prasarana ... 56

4. Pendistribusian Sarana dan Prasarana ... 56

5. Penggunaan dan pemeliharaan sarana dan prasarana Pendidikan ... 57

6. Hasil Peningkatan Kualitas Mutu Pendidikan Melalui Manajemen Berbasis Sekolah ... 58

BAB V. PENUTUP ... 59

A. Kesimpulan ... 59

B. Implikasi ... 60

C. Saran ... 60

(14)

xiii

DAFTAR TABEL

Tabel 1. KURIKULUM MI MUHAMMADIYAH JATIGUNUNG I ... 40 Tabel 2. KEADAAN PENDIDIK DAN TENAGA KEPENDIDIKAN

MI MUHAMMADIYAH JATIGUNUNG I TAHUN 2013/2014 ... 41 Tabel 3. KEADAAN SISWA MI MUHAMMADIYAH JATIGUNUNG I ... 42 Tabel 4. SARANA PRASARANA MI MUHAMMADIYAH

JATIGUNUNG I ... 43 Tabel 5. SARANA YANG DIBUTUHKAN DALAM MENINGKATKAN

KUALITAS MUTU PENDIDIKAN DI MI MUHAMMADIYAH

JATIGUNUNG I... 54 Tabel 6. PRASARANA YANG DIBUTUHKAN DALAM MENINGKATKAN

KUALITAS MUTU PENDIDIKAN DI MI MUHAMMADIYAH

(15)

xiv

DAFTAR BAGAN

(16)

xv

DAFTAR LAMPIRAN

1. Surat Ijin Penelitian

2. Surat Keterangan Penelitian 3. Pedoman Wawancara 4. Transkrip Wawancara 5. Foto Hasil Observasi 6. Foto Wawancara

(17)

xvi ABSTRAK

Oleh : Rodhi Nur Wahid, NIM : 20102000012, Nimko : 2010.4.106.0020.1.00012 dengan Judul Problematika Manajemen Berbasis Sekolah (MBS) di Madrasah Ibtidaiyah Muhammadiyah Jatigunung I Kecamatan Tulakan Kabupaten Pacitan Tahun Pelajaran 2013/2014. Program Studi Manajemen Pendidikan Islam, Sekolah Tinggi Agama Islam Nahdlatul Ulama Pacitan (STAINU) Pacitan Dosen Pembimbing I : Drs. H. Mukarom, M.Pd., Pembimbing II : Drs. H. Abdulloh Sajad, MSI.

Latar Belakang : Perkembangan ilmu pengetahuan sangat ditentukan oleh perkembangan dunia pendidikan, di mana didalamnya mempunyai peran yang sangat strategis dalam menentukan arah maju mundurnya kualitas pendidikan. Hal ini bisa dirasakan ketika sebuah lembaga pendidikan dalam menyelenggarakan pendidikan yang benar-benar bagus, maka dapat dilihat kualitasnya, berbeda dengan lembaga pendidikan yang melaksanakan pendidikan hanya dengan sekedarnya maka hasilnya pun biasa-biasa saja.

Rumusan Penelitian : (1) Bagaimana Proses Pengelolaan Manajemen Berbasis Sekolah (MBS) di MI Muhammadiyah Jatigunung I Kecamatan Tulakan Kabupaten Pacitan Tahun Pelajaran 2013/2014?, (2) Adakah Problematika Manajemen Berbasis Sekolah (MBS) Di MI Muhammadiyah Jatigunung I Kecamatan Tulakan Kabupaten Pacitan Tahun Pelajaran 2013/2014.

Tujuan Penelitian : tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana proses Pengelolaan Manajemen Berbasis Sekolah (MBS) dan mengetahui Problematika Manajemen Berbasis Sekolah (MBS) di Madrasah Ibtidaiyah Muhammadiyah Jatigunung I Kecamatan Tulakan Kabupaten Pacitan Tahun Pelajaran 2013/2014.

Metode Penelitian : Sesuai dengan tujuan, maka dalam melakukan penelitian ini metode yang digunakan deskriptif populasi yang dijadikan sasaran adalah kepala sekolah, pendidik dan tenaga kependidikan MI Muhammadiyah Jatigunung I sedangkan sampelnya diambil sebanyak 4 orang guru serta 1 Tenaga kependidikan untuk memperoleh data dilakukan interview/wawancara, dan dokumentasi.

Hasil Penelitian : (1) Pengelolaan manajemen berbasis sekolah di Madrasah Ibtidaiyah Muhammadiyah Jatigunung I sudah menerapkan manajemen berbasis sekolah akan tetapi masih banyak kekurangan dari berbagai faktor guna meningkatkan mutu pendidikan melalui Manajemen Berbasis Sekolah, (2) Problematika yang timbul yakni kurangnya sarana prasarana pendidikan, transparansi keuangan dan profesionalitas seorang pendidik dan tenaga kependidikan.

(18)

1 BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Hidup tidak dapat lepas dari istilah pendidikan, terciptanya pendidikan yang berkualitas tidak terlepas dari unsur-unsur dan faktor pendorong berjalanya proses pendidikan, dilihat dari segi praktisnya bahwasanya faktor pendorong tersebut adalah pengelolaan yang optimal manajemen yang baik kemudian juga mempunyai pendidik dan tenaga kependidikan yang profesional serta fasilitas pendidikan yang banyak, dari segi tersebut kualitas pendidikan bisa dapat berjalan lancar dan dapat mendongkrak mutu pendidikan di Indonesia.

Administrasi dan Manejemen pendidikan pada setiap sekolah memegang peranan yang sangat penting, karena kelancaran seluruh kegiatan sekolah sangat ditentukan oleh Administrasi dan Manajemen sekolah itu, jika Administrasinya bagus dan manajemen jelas maka segala kegiatan di sekolah itu akan berjalan dengan baik namun demikian tidak jarang kita temukan di lapangan administrasi pendidikan kurang diperhatikan dan manajemen tidak jelas, sehingga proses pembelajaran kurang efektif. Kenyataan ini menimbulkan kehawatiran bagi guru dan kepala sekolah yang akhirnya memaksa mereka untuk bertindak melanggar etika dan moralitas manajemen pendidikan.

Manajemen Berbasis Sekolah (MBS) Definisi manajemen sendiri berasal dari bahasa latin yaitu asal kata “manus” yang berarti tangan, dan “agere” yang berarti melakukan kemudian dua kata tersebut digabungkan menjadi managere yang artinya

(19)

to manage’, kata benda management dan ‘manager’ untuk orang yang melakukan

kegiatan manajemen. Akhirnya management diterjemahkan dalam bahasa Indonesia

menjadi manajemen yang artinya pengelolaan”1.

Selain diatas definisi manajemen banyak dikemukakan oleh para ahli dengan redaksi yang berbeda-beda, “manajemen adalah suatu proses yang terdiri atas perencanaan, pengorganisasian, pergerakan pelaksanaan dan pengawasan agar dapat

menyelesaikan tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya”2.

Aminatus Zahroh menuliskan dalam bukunya “Mutu pendidikan memang dititiktekankan pada siswa dan proses didalamnya. Tanpa adanya proses yang baik,

sekolah yang bermutu juga akan mustahil untuk dicapai”3.

Manajemen pendidikan untuk saat ini merupakan hal yang harus diprioritaskan untuk kelangsungan pendidikan sehingga menghasilkan keluaran yang diinginkan. Kenyataan yang ada, sekarang ini banyak institusi pendidikan yang belum memiliki manajemen yang bagus dalam pengelolaan pendidikannya. Manajemen yang digunakan masih konvensional, sehingga kurang bisa menjawab tantangan zaman dan terkesan tertinggal dari modernitas.

Hal ini mengakibatkan sasaran-sasaran ideal pendidikan yang seharusnya bisa dipenuhi ternyata tidak bisa diwujudkan. Parahnya terkadang para pengelola pendidikan tidak menyadari akan hal tersebut, oleh karena itu, tulisan ini akan sedikit mengulas tentang problematika, tantangan serta isu-isu yang berkaitan dengan Manajemen Pendidikan.

1

Onisimus Amtu, Manajemen Pendidikan di Era Otonomi Daerah Konsep Strategi dan Implementasi, Bandung, Alfabeta, 2011,1.

2 G.R Terry, Manajemen Teori Strategi dan Implementasi, Bandung, Alfabeta, 2009,1. 3 Aminatus Zahroh, Total Quality Management, Teori Praktik manajemen untuk mendongkrak

(20)

3

Manajemen yang dimaksud dalam penelitian ini adalah Manajemen Berbasis Sekolah (MBS) yang lebih cenderung kepada pengelolaan keuangan sekolah/madrasah yang diteliti. Sehingga peneliti nantinya dapat mengetahui bagaimana proses pengelolaan/manajemen administrasi keuangan, sarana dan prasarana, tenaga pendidik dan kependidikan di sekolah/madrasah tersebut.

Untuk mencapai keberhasilan Pendidikan yang optimal tidak hanya cukup ditempuh melalui usaha-usaha lewat jalur evaluasi kegiatan pembelajaran Pendidikan formal saja, melainkan sangat diperlukan adanya pengelolaan dan realisasi keuangan, pengelolaan sarana prasarana, pengelolaan tenaga pendidik dan kependidikan guna mendukung fasilitas kegiatan belajar mengajar tersebut yang kemudian akan menjadi dampak positif baik pada peserta didik maupun kepada tenaga pendidik.

Manajemen Pendidikan Islam merupakan manajemen kelembagaan Islam yang bertujuan untuk menunjang perkembangan dan penyelenggaraan pengajaran dan pembelajaran. Dengan demikian “Manajemen Pendidikan Islam berkaitan erat dengan penerapan berfikir rasional untuk mengorganisasikan kegiatan yang menunjang pembeajaran, kegiatan tersebut perlu direncanakan dan dikelola sebaik mungkin agar bisa mencapai tujuan yang diharapkan”4.

Madrasah Ibtidaiyah Muhammadiyah Jatigunung I adalah sebuah lembaga yang telah lama berdiri dan menyelenggarakan kegiatan pendidikan dan prosesnyapun berjalan lancar akan tetapi output masih standard dan bisa dikatakan belum memuaskan bagi pendidik kemudian melihat dari pernyataan diatas peneliti menyimpulkan pertanyaan dari mana penyebab masalah output tersebut sehingga belum memuaskan, setelah penulis mengadakan penelitian bahwa telah diketahui,

4

(21)

penyebab tersebut adalah muncul dari bidang Manajemen/Pengelolaan baik di sarana dan prasarana, tenaga pendidik dan kependidikan maupun keuangan.

Berkaitan dengan pemahaman diatas yaitu yang dimaksud tujuan/rencana

adalah “peningkatan mutu pendidikan dan mutu pendidikan tersebut berindikasi pada

hasil keluaran (Output) yang diproses secara maksimal oleh lembaga pendidikan itu

sendiri”5.

Menurut Kementerian Pendidikan Nasional sebagaimana dikutip Mulyasa,

“pengertian mutu pendidikan mencakup input, proses dan output pendidikan”6.

Dalam proses globalisasi yang sedang dan akan dihadapi oleh lembaga pendidikan di Indonesia saat ini semakin lama semakin intens, Salah satu tantangan besar lembaga-lembaga pendidikan, termasuk lembaga pendidikan Islam adalah bagaimana cara mengoptimalkan Manajemen Berbasis Sekolah. maka pertanyaan segera muncul, bagaimanakah mengelola sistem pendidikan agar dapat sejalan dengan dinamika yang sedang dan akan terjadi serta berjalan sesuai dengan tujuan.

Untuk dapat menjalankan fungsinya sebagai lembaga pendidikan, sebuah lembaga keluarga, tentu saja harus dapat menjalankan fungsinya sebagai lembaga pendidikan dan lembaga sosial, sehingga ia dapat memenuhi kebutuhan-kebutuhanya, administrasi termasuk dalam memenuhi kebutuhan pendukung dalam pendidikan kegiatan pembelajaran bagi peserta didik dan tenaga pendidik.

B. Penegasan Istilah

Sebelum penulis melanjutkan penulisan skripsi ini, penulis memandang perlu untuk memberikan penegasan berupa istilah yang terdapat dalam penulisan skripsi ini.

5 Aminatul Zahroh, Total Quality Manajemen, Yogyakarta, Ar-Ruzz Media, 2014, 27 6 Enco Mulyasa, Menjadi Kepala Sekolah Profesional dalam konteks menyukseskan MBS dan

(22)

5

Adapun istilah yang penulis pandang perlu untuk ditegaskan antara lain sebagai berikut:

1. “Manajemen adalah suatu proses atau kerangka kerja yang melibatkan bimbingan

dan atau poengarahan suatu kelompok orang-orang kea rah tujuan-tujuan organisasional atau maksud-maksud yang nyata”7.

2. “Manajemen berbasis sekolah secara konseptual dapat digambarkan sebagai suatu perubahan formal struktur penyelenggaraan, sebagai suatu bentuk desentralisasi yang mengidentifikasi sekolah itu sendiri sebagai unit utama peningkatan serta bertumpu pada redistribusi kewenangan pembuatan keputusan sebagai sarana

penting yang dengannya peningkatan dapat didorong dan ditopang”8.

3. “Manajemen Berbasis Sekolah (MBS) Adalah bentuk alternatif sekolah sebagai hasil dari desentralisasi pendidikan. MBS Dimaksudkan meningkatkan otonomi sekolah/madrasah, mengelola madrasah dengan sumber daya yang ada untuk

berinovasi”9.

Asumsi diatas perlu dibuktikan oleh peneliti dilapangan (di Madrasah Ibtidaiyah Muhammadiyah Jatigunung I Kecamatan Tulakan Kabupaten Pacitan), dimana pengelolaan di lembaga tersebut masih kurang baik sehingga proses berjalannya kegiatan pembelajaran masih terganggu dengan disebabkan oleh pengelolaan/Manajemen Berbasis Sekolah yang kurang baik.

Berkenaan dengan hal tersebut diatas, penulis dalam rangka penyusunan skripsi berusaha mengungkap masalah/problem apa saja yang timbul di madrasah Ibtidaiyah Muhammadiyah Jatigunung I dengan judul Problematika Manajemen Berbasis Sekolah (MBS) Di Madrasah Ibtidaiyah Muhammadiyah Jatigunung I Kecamatan Tulakan Kabupaten Pacitan Tahun Pelajaran 2013/2014.

7 Tery & Rue Manajemen Pendidikan di Era Otonomi Daerah Konsep Strategi dan

Implementasi, Bandung, Alfabeta, 2011,2.

8 http://komunitaspenulisjepara.blogspot.com

(23)

C. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas maka masalah penelitian ini dirumuskan sebagai berikut :

1. Bagaimana Proses Pengelolaan Manajemen Berbasis Sekolah (MBS) di Madrasah Ibtidaiyah Muhammadiyah Jatigunung I Kecamatan Tulakan Kabupaten Pacitan Tahun Pelajaran 2013/2014?.

2. Adakah Problematika Manajemen Berbasis Sekolah (MBS) Di Madrasah Ibtidaiyah Muhammadiyah Jatigunung I Kecamatan Tulakan Kabupaten Pacitan Tahun Pelajaran 2013/2014.

D. Tujuan Penelitian

1. Untuk mengetahui bagaimana proses Pengelolaan Manajemen Berbasis Sekolah (MBS) di Madrasah Ibtidaiyah Muhammadiyah Jatigunung I Kecamatan Tulakan Kabupaten Pacitan Tahun Pelajaran 2013/2014.

2. Untuk mengetahui adakah Problematika Manajemen Berbasis Sekolah (MBS) pada Madrasah Ibtidaiyah Muhammadiyah Jatigunung I Kecamatan Tulakan Kabupaten Pacitan Tahun Pelajaran 2013/2014.

E. Kegunaan Penelitian

Diharapkan Penelitian ini dapat memberikan Kegunaan baik teoritis maupun praktis, antara lain:

1. Kegunaan Teoritis:

(24)

7

b. Untuk memperkaya khasanah ilmu pengetahuan khususnya di bidang Manajemen Pendidikan Islam.

2. Kegunaan praktis.

Sebagai bahan literatur/referensi Madrasah Ibtidaiyah Muhammadiyah Jatigunung I untuk melakukan evaluasi madrasah yang dimana letak masalah itu ada sehingga dapat di atasi secara optimal.

F. Sistematika Pembahasan

Sistematika Pembahasan merupakan suatu urutan yang saling keterkaitan antara satu dengan yang lain.

BAB I : Pendahuluan, yang berisi pokok-pokok pemikiran yang melatarbelakangi penulisan skripsi ini yaitu berisi, latar belakang masalah, penegasan istilah, perumusan masalah, tujuan penelitian, kegunaan penelitian dan sistematika pembahasan.

(25)

pendukung dan penghambat dalam Manajemen Berbasis Sekolah. Kedua Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Manajemen Berbasis Sekolah Ketiga Upaya Peningkatan Kualitas Manajemen Berbasis Sekolah dan yang terakhir adalah Implikasi Manajemen Berbasis Sekolah.

BAB III : Metode Penelitian merupakan sumber untuk bahan bagian inti yaitu di BAB ini akan dibahas pendekatan dan jenis penelitian, Kehadiran peneliti, data dan sumber data, lokasi penelitian, metode pengumpulan data, metode analisis data, pengecekan keabsahan data, dan tahap-tahap penelitian.

BAB IV : Temuan Penelitian dan Pembahasan, BAB ini akan menjabarkan masalah/kesenjangan dari istilah BAB III kemudian disini mendeskripsikan objek penelitian, temuan penelitian dan membahas temuan-temuan dalam penelitian tersebut.

(26)

9 BAB II

LANDASAN TEORI

A. Pengertian Manajemen

“Manajemen sering diartikan sebagai ilmu, kiat, dan profesi dikatakan sebagai

ilmu oleh luther gulick karena manajemen dipandang sebagai suatu bidang pengetahuan yang secara sistematik berusaha memahami mengapa dan bagaimana orang bekerja

sama”1.

Berbeda dengan asumsi diatas bahwa manajemen adalah suatu seni untuk mengkoordinir sumberdaya organisasi untuk mencapai tujuan organisasi. Sumberdaya organisasi tersebut meliputi manusia, bahan baku (materials) dan mesin (machines). Koordinasi dimaksudkan agar tujuan organisasi bisa dicapai dengan efisien sehingga dapat memenuhi harapan berbagai pihak (stake-holders) yang mempunyai kepentingan terhadap organisasi.

“Manajemen pada hakikatnya dapat dipahami sebagai proses kerja dengan

menggunakan sumber daya yang dimiliki organisasi untuk mencapai tujuan yang telah

ditetapkan”1.

Pengertian manajemen sebagaimana yang telah diutarakan diatas adalah manajemen adalah suatu proses atau kerangka kerja yang melibatkan bimbingan atau pengarahan suatu kelompok orang-orang kearah tujuan-tujuan organisasional atau maksud-maksud yang nyata.

Selain itu Penjelasan-penjelasan tentang manajemen diatas bahwa pengertian manajemen tersebut yang dikemukakan oleh para ahli cenderung berbeda antara yang

(27)

satu dengan yang lainnya. Karena sangat tergantung dengan sudut pandang masing-masing.

B. Pengertian Manajemen Berbasis Sekolah

Manajemen merupakan suatu proses untuk mewujudkan tujuan yang diinginkan karena manajemen diartikan mengatur maka timbul beberapa pertanyaan, seperti apa yang diatur? Kenapa harus diatur? Siapa yang mengatur? Bagaimana mengaturnya? Di mana harus diatur?.

“Manajemen adalah ilmu dan seni mengatur proses pemanfaatan sumber daya

manusia dan sumber-sumber lainnya secara efektif dan efesien untuk mencapai tujuan

tertentu”2. Selebihnya beliau menyatakan bahwa manajemen adalah satu proses yang

khas yang terdiri daritindakan-tindakan perencanaan, pengorganisasian, pengarahan dan pengendalian yang dilakukan untuk menentukan serta mencapai sasaran-sasaran yang telah ditentukan melalui pemanfaatan sumber daya manusia dan sumber-sumber lainnya. Sejalan dengan asumsi diatas penulis mendifinisikan Manajemen Berbasis Sekolah (MBS) yaitu model pengelolaan yang memberikan otonomi atau kemandirian kepada sekolah atau madrasah dan mendorong pengambilan keputusan partisipatif yang melibatkan secara langsung semua warga sekolah atau madrasah sesuai dengan standar pelayanan mutu yang ditetapkan oleh pemerintah pusat, Provinsi, Kabupaten dan Kota.

Ada kaitan yang erat antara Organisasi, Administrasi dan Manajemen. Pengertian organisasi yaitu kelompok yang terdiri dari dua orang atau lebih bekerjasama untuk

mencapai tujuan tertentu nampak sudah ada kesepakatan dari para ahli. “Tetapi

(28)

11

pengertian administrasi dengan pengertian manajemen masih kelihatan tidak terpisah

secara jelas”3. Seringkali kata administrasi dikaitkan dengan kata manajemen.

Administrasi dan manajemen tidak dapat dipisahkan dan harus merupakan suatu kesatuan, hanya saja kegiatannya yang dapat dibedakan sesuai dengan perbedaan kedua wawasan. Administrasi lebih luas daripada manajemen, administrasi bersifat menentukan tujuan dan kebijakan umum yang mengikat seluruh atau departemental. Akhirnya tanpa manajemen tak mungkin administrasi mencapai tujuannya.

Dalam administrasi tercakup dalam manajemen. “Secara spesifik administrasi merupakan satu bidang dari manajemen sebab manajemen terdiri dari enam bidang, yakni production, marketing, financial, personal, human relation dan administrative management”4.

Yang dimaksud Manajemen Berbasis Sekolah yakni semua komponen ataupun bagian-bagian manajemen dalam sebuah lembaga telah terstruktur secara rapih kemudian juga melaksanakan tugasnya masing-masing sehingga semua bagian-bagian manajemen tersebut dapat mewujudkan/menjawab tujuan yang ada.

Manajemen Berbasis Sekolah adalah bentuk otonomi manajemen pendidikan pada satuan pendidikan, yang dalam hal ini kepala sekolah dan guru di SD/MI, dibantu oleh komite sekolah dalam mengelola kegiatan pendidikan (Penjelasan Pasal 51 Ayat (1) UU Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional).

Dengan apa yang dijelaskan diatas maka Manajemen berbasis sekolah merupakan strategi untuk mewujudkan sekolah yang efektif dan produktif. Manajemen berbasis sekolah merupakan paradigma baru manajemen pendidikan, yang memberikan otonomi luas pada sekolah, dan pelibatan masyarakat dalam kerangka kebijakan

(29)

pendidikan nasional. Otonomi diberikan agar sekolah leluasa mengelola sumber daya, sumber dana, sumber belajar dan mengalokasikannya sesuai prioritas kebutuhan, serta lebih tanggap terhadap kebutuhan setempat.

C.Tujuan dan manfaat Manajemen Berbasis Sekolah

Pada hakikatnya muara penerapan Manajemen Berbasis Sekolah adalah untuk meningkatkan kualitas dan relevansi pendidikan, baik menyangkut kualitas pembelajaran, kurikulum, sumber daya manusia maupun tenaga kependidikan lainnya, dan pelayanan pendidikan.

Aspek yang dijadikan motif diterapkannya Manajemen Berbasis Sekolah di sekolah antara lain adalah motif ekonomi, profesional, politik, efisiensi administrasi, finansial, prestasi siswa, akuntabilitas, dan efektivitas sekolah.

Penerapan Manajemen Berbasis Sekolah di Indonesia didasari oleh Empat alas an yakni : Pertama, sekolah lebih mengetahui kekuatan, kelemahan, peluang, dan ancaman bagi dirinya sehingga sekolah dapat mengoptimalkan pemanfaatan sumber daya yang tersedia untuk memajukan sekolahnya. Kedua, sekolah lebih mengetahui kebutuhannya. Ketiga, keterlibatan warga sekolah dan masyarakat dalam pengambilan keputusan dapat menciptakan transparansi dan demokrasi yang sehat. Keempat, akuntabilitas sekolah tentang mutu pendidikan kepada pemerintah, orang tua siswa, dan masyarakat, mendorong sekolah untuk berupaya semaksimal mungkin melaksanakan dan mencapai sasaran mutu pendidikan yang direncanakan, dengan melakukan upaya-upaya inovatif dengan dukungan orang tua, masyarakat, dan pemerintah. Dibawah ini adalah beberapa Tujuan dan Manfaat penerapan Manajemen Berbasis Sekolah yaitu :

(30)

13

2. Memberikan kesempatan kepada komunitas sekolah (guru, staf sekolah, orang tua dan masyarakat) dalam keterlibatan mengambil keputusan kunci (prioritas). 3. Memfokuskan akuntabilitas pada keputusan; mengarahkan pada kreativitas dan

fleksibilitas yang lebih besar dalam mendesain program sehingga dapat memenuhi kebutuhan siswa

4. Mengatur ulang sumber daya untuk mendukung tujuan yang dikembangkan di sekolah.

5. Mengarahkan pada penganggaran yang realistik yang mendorong orang tua dan guru semakin menyadari akan status keuangan sekolah, batasan pembelanjaan dan biaya dari setiap program

6. Meningkatkan moral para guru dan memelihara kepemimpinan baru pada setiap tingkat.

7. Meningkatkan kuantitas, kualitas, dan fleksibilitas komunikasi di antara komunitas sekolah.

Untuk mencapai tujuan dan manfaat Manajemen Berbasis Sekolah secara maksimal terdapat implikasi yang harus dipenuhi melalui penerapan Manajemen Berbasis Sekolah di suatu sekolah. Implikasi tersebut berupa perubahan peran-peran dari para pihak yang aktif, yang mencakup pejabat dinas pendidikan, para pengawas sekolah, para kepala sekolah, para guru dan siswa di sekolah maupun masyarakat dan orang tua siswa.

(31)

Manajemen Berbasis Sekolah yaitu peningkatan kualitas pendidikan di sekolah yang bersangkutan.

D. Karakteristik Manajemen Berbasis Sekolah

Karakteristik Manajemen Berbasis Sekolah sangat berbeda dengan ciri pengelolaan pada waktu masih menganut kebijakan terpusat. Karakteristik Manajemen Berbasis Sekolah menurut pemerintah lebih menekankan pada model manajemen yang memberikan otonomi kepada sekolah artinya sekolah mempunyai kebijakan tersendiri dengan tujuan untuk meningkatkan mutu pembelajaran dalam hal pengelolaan meliputi pelatihan tim pelatih tingkat kabupaten, pelatihan terhadap sekolah/madrasah dan masyarakat (Kepala Sekolah, Guru Staf dan juga mitra kerja/Komite sekolah) dalam penyusunan Rencana Induk Pengembangan Sekolah (RIPS) dan Rencana Anggaran Pendapatan dan Belanja Sekolah (RAPBS) oleh sekolah dan masyarakat. Adapun karakteristik Manajemen Berbasis Sekolah yang dikemukakan oleh Nurkholis Bahwa :

“Karakteristik Manajemen Berbasis Sekolah meliputi misi sekolah, setrategi-setrategi

manajemen, penggunaan sumber daya, perbedaan peran, hubungan antar manusia, kualitas para administrator, indikator-indikator pada efektifitas”5.

E. Faktor-faktor yang menjadi pendukung dan penghambat dalam Manajemen Berbasis Sekolah.

Yang dimaksud faktor pendukung adalah sesuatu yang dapat menjadikan pendidikan itu maju dan berhasil dengan baik sehingga apa yang menjadi tujuan pendidikan dapat dicapai. Sedangkan yang dimaksud dengan faktor penghambat adalah

5 Nurkholis, manajemen berbasis sekolah, teori, model dan aplikasi, jakarta, PT Grasindo, 2003,

(32)

15

segala sesuatu yang dapat mengganggu jalannya pendidikan sehingga pendidikan tidak terwujud dengan baik.

1. Faktor Pendukung a. Peserta Didik

Peserta didik dalam pendidikan Islam adalah setiap manusia yang sepanjang hayatnya selalu berada dalam perkembangan. Jadi, bukan hanya anak-anak yang sedang dalam pengasuhan dan pengasihan orang tuanya, bukan pula hanya anak-anak dalam usia sekolah. Pengertian ini didasarkan

atas tujuan pendidikan yaitu “manusia sempurna secara utuh, yang untuk

mencapainya manusia berusaha terus menerus hingga akhir hayatnya”6.

Kegiatan pembelajaran Pendidikan Agama Islam akan berjalan dengan lancar, efektif, dan efisien serta dapat mencapai tujuan pendidikan apabila peserta didik mengikuti pelajaran dengan tenang, memperhatikan penjelasan guru dengan seksama, belajar dengan rajin, mampu mengembangkan potensinya melalui diskusi-diskusi dengan temannya, disiplin waktu serta yang tak kalah pentingnya fasilitas-fasilitas dalam pembelajaran Pendidikan Agama Islam.

b. Faktor Pendidik dan Tenaga kependidikan

Pendidik tidak sama dengan pengajar sebab pengajar hanya sekadar menyampaikan materi pelajaran kepada peserta didik. Menurut UU RI No. 20 Tahun 2003 tentang SISDIKNAS pada bab XI pasal 39 ayat 2 disebutkan bahwa pendidik merupakan tenaga professional yang bertugas merencanakan dan melaksanakan proses pembelajaran, menilai hasil pembelajaran,

(33)

melakukan pembimbingan dan pelatihan serta melakukan penelitian dan pengabdian kepada masyarakat terutama bagi pendidik perguruan tinggi.

Sedangkan pada pasal 42 ayat 1 disebutkan: pendidik harus memiliki kualifikasi minimum dan sertifikasi sesuai dengan jenjang kewenangan mengajar, sehat jasmani dan rohani, serta memiliki kemampuan untuk mewujudkan tujuan pendidikan Nasional.

Bagi guru Agama, disamping harus memiliki syarat-syarat tersebut, masih harus ditambah dengan syarat yang lain, yang oleh Direktorat Pendidikan Agama telah ditetapkan sebagai berikut: 1) memiliki pribadi mukmin, muslim dan muhsin; 2) taat untuk menjalankan agama (menjalankan syari’at Agama Islam, dapat memberi contoh teladan yang baik kepada peserta didik); 3) memiliki jiwa pendidik dan rasa kasih sayang kepada anak didiknya dan ikhlas jiwanya; 4) mengetahui tentang dasar-dasar ilmu pengetahuan tentang keguruan, terutama didaktik dan metodik; 5) menguasai ilmu pengetahuan agama dan 6) tidak memiliki cacat rohaniah dan jasmaniyah dalam dirinya.

Sedangkan tenaga kependidikan berperan penting yang mana dalam lembaga pendidikan jika tidak di dukung oleh tenaga kependidikan yang ahli atau teknisi data yang profesional maka lembaga tersebut akan semakin kurang dalam pelayanan baik dalam administrasi dan maupun pembelajaran. Jadi tenaga pendidikan di zaman seperti saat ini mau atau tidak mau harus dimiliki oleh sebuah lembaga guna memberikan pelayanan yang baik.

c. Sarana dan Prasarana Manajemen Berbasis Sekolah

(34)

17

terhadap proses Manajemen Berbasis Sekolah selanjutnya dibawah ini adalah beberapa sarana dan prasarana yang sangat menjadi jantung didalam sebuah lembaga : (Ruang Administrasi) administrasi yang terpisah dengan kantor guru akan mudah dalam, di tingkat SD/MI ruang TU yang terpisah masih jarang ditemui kebanyakan masih menyatu dengan ruang guru. (komputer) dunia teknologi semakin hari semakin canggih oleh karena itu apa bila lembaga pendidikan yang menerapkan Manajemen Berbasis Sekolah pasti akan memberikan hal yang terbaik dalam hal pelayanan, (Aplikasi Pendukung Manajemen Berbasis Sekolah) dimana kebutuhan-kebutuhan yang banyak baik dalam soft copy maupun hard copy ini dalam lembaga pendidikan sangat dibutuhkan dan di masa ini menjadi persaingan di bidang teknologi, (Almari) Menjadi indah dan tertata rapi jika ada almari yang sesuai untuk diisi berbagai file-file yang kemudian memudahkan seorang Pendidik dan Tenaga Pendidik untuk mengurus perlengkapan dalam bertugas. (Ruang/Rak Arsip) Pendidik dan Tenaga Pendidik akan merasakan sebuah kenyamanan dalam menata sebuah file-file ataupun dokumen arsip yang disana jika rak arsip dimiliki dan dimanfaatkan oleh sebuah lembaga dan hal ini sangat mempengaruhi proses manajemen berbasis sekolah disebuah lembaga.

d. Alat/Fasilitas pendidikan

(35)

Alat pendidikan sangat menunjang proses pembelajaran PAI, untuk itu pihak sekolah/madrasah harus menyediakan alat-alat pendidikan tersebut. Di mana alat pendidikan tersebut di antaranya adalah:

1) Gedung sekolah yang memadai.

2) Perpustakaan sekolah yang lengkap isinya, sehingga siswa dapat belajar secara mandiri dengan cara membaca buku.

3) Alat peraga dan media pendidikan yang lengkap, sehingga penyampaian materi dari guru dapat dilaksanakan secara efektif dan efisien.

4) Sarana dan prasarana untuk ibadah. e. Faktor kurikulum

(36)

19

kurikulum hendaknya memperhatikan periodisasi perkembangan peserta didik. Secara keseluruhan struktur dan organisasi kurikulum hendaknya tidak bertentangan dan tidak menimbulkan pertentangan, bahkan sebaliknya; dan terarah kepada pola hidup Islami.

2. Faktor Penghambat

a. Faktor Pendidik dan Tenaga Pendidik

Karakteristik seorang Pendidik dan Tenaga Pendidik yang menjadi penghambat bagi peningkatan kualitas pembelajaran, di antaranya adalah: 1. Seorang Pendidik dan Tenaga Pendidik tidak ikhlas dalam mengerjakan

tugas semata-mata materialistik.

2. Pendidik dan Tenaga Pendidik yang tidak mempunyai sifat penyabar dan pemaaf.

3. Pendidik dan Tenaga Pendidik yang tidak berakhlak mulia dan tidak dapat memberikan contoh teladan kepada murid-muridnya dan para personil lainnya.

4. Pendidik dan Tenaga Pendidik yang tidak menguasai bahan tugas dan pelajaran yang akan diberikan.

5. Pendidik dan Tenaga Pendidik yang tidak bersikap dinamis, tidak mau menambah wawasan dan pengetahuannya.

b. Sarana dan Prasarana Manajemen Berbasis Sekolah

(37)

sehingga sarpras tersebut bisa jadi penghambat apabila masih banyak yang kurangdimiliki.

c. Faktor Alat Pendidikan

Sedangkan alat pendidikan/fasilitas/sarana yang dapat menghambat Dalam manajemen berbasis sekolah adalah:

1. Gedung sekolah yang kurang terawat

2. Kurangnya manajemen sarana dan prasarana, sehingga kurang mendukung tercapainya manajemen berbasis sekolah yang optimal. 3. Minimnya dana pendidikan sehingga menyebabkan sulitnya pengadaan

sarana pendukung dalam MBS yang dibutuhkan.

F. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Manajemen Berbasis Sekolah

Selain mempunyai manfaat dalam penerapan Manajemen Berbasis Sekolah juga banyak faktor-faktor yang mempengaruhi dalam Manajemen Berbasis Sekolah terhadap kemajuan sekolah oleh karena itu implementasi Manajemen Berbasis Sekolah membutuhkan kerjasama dari berbagai pihak agar dapat terlaksana dengan baik.

(38)

21

G. Upaya Peningkatan Kualitas Manajemen Berbasis Sekolah

“Konsep mutu (kualitas) telah menjadi fenomena dan kenyataan dalam seluruh

aspek dan dinamika masyarakat global memasuki persaingan pasar bebas dewasa ini”7.

Dalam rangka meningkatkan kualitas Manajemen Berbasis Sekolah, maka peningkatan materi perlu mendapatkan perhatian karena dengan lengkapnya materi yang diberikan tentu akan menambah lebih luas pengetahuan dalam pengelolaan Manajemen Berbasis Sekolah. Materi/pelatihan tidak boleh menyimpang dari tujuan Manajemen Berbasis Sekolah yang telah dirumuskan.

“Mutu yang baik selalu menjadi dambaan setiap orang, terlebih pada bidang

pendidikan kemudian mutu pendidikan pada dasarnya terdiri dari berbagai indikator dan komponen yang saling berkaitan”8. Hal tersebut akhirnya lebih membawa kepada manajemen pengelolaan pendidikan yang kemudian sangat berpengaruh pada mutu pendidikan tersebut.

Setiap proyek yang hendak dilaksanakan mempunyai sarana-sarana yang sesuai dengannya dan akan mewujudkan tujuannya. Mendirikan sebuah bangunan besar umpamanya, membutuhkan mesin-mesin, para arsitektur, bahan-bahan bangunan dan para pekerja. Demikian pula pendidikan merupakan satu proyek yang bertujuan mengarahkan dan memelihara perkembangan generasi manusia, guna merealisasikan tujuan akhir umat, yaitu tujuan yang diserukan oleh Allah SWT, agar kita menjadi sebaik-baik umat yang dikeluarkan demi kepentingan manusia.

Tentang tujuan harus jelas dan tidak terlalu tinggi sehingga akan mudah tercapai sukses di dalam Manajemen Berbasis Sekolah. Sebagaimana seorang pemain sandiwara menarik perhatian penonton, demikian pula seorang guru/staf/manajer harus mampu

(39)

memberikan perfomance terbaik didepan publik artinya agar dapat menarik perhatian simpati kepada mereka sehingga lembaga pendidikan dapat terpercaya dan sukses dalam mengelola pendidikan.

H.Implikasi Manajemen Berbasis Sekolah

Dengan perencanaan kegiatan atau penyusunan program-program sekolah dengan melibatkan unsur guru-guru, masyarakat dan pihak pihak terkait yang dilakukan oleh kepala sekolah/madrasah hal ini akan mendorong terwujudnya keterbukaan dalam pelaksanaan program kerja sekolah/madrasah. Kegiatan perencanaan dilaksanakan dengan matang dan dimusyawarahkan secara terbuka dengan melibatkan semua unsur-unsur yaitu Kepala Sekolah, Guru, Komite dan wali murid hal ini mempunyai dampak yang positif terhadap keberhasilan sekolah, dengan melibatkan semuan unsur sekolah, maka guru, komite sekolah, orang tua, dan tokoh masyarakat merasa dilibatkan dan mempunyai rasa kepercayaan terhadap madrasah dan kegiatan madrasah. Hal ini menumbuhkan rasa tanggung jawab bagi pihak tersebut untuk merasa memiliki terhadap sebuah madrasah dilingkungannya, sehingga dapat tercapai prestasi sekolah seperti yang diharapkan. Apabila program tersebut di atas tidak dilaksanakan, maka akan berdampak pada berkurangnya tingkat kepercayaan orang tua siswa terhadap transparansi kegiatan Madrasah Ibtidaiyah Muhammadiyah Jatigunung I Kecamatan Tulakan Kabupaten Pacitan.

(40)

23

masyarakat beranggapan bahwa pendidikan merupakan tugas sekolah, beralih pada pandangan bahwa keberhasilan pendidikan bukannya hanya menjadi tanggung jawab sekolah tetapi merupakan tanggung jawab sekolah dan masyarakat.

Di Madrasah Ibtidaiyah Muhammadiyah Jatigunung I ini memang sudah menggunakan sistem Manajemen Berbasis Sekolah akan tetapi dimana masih banyak sektor-sektor kekurangan yang dimaksudkan untuk membangun Manajemen Berbasis Sekolah tersebut yang saat ini semakin jelas terlihat adalah dari segi tenaga pendidik dan kependidikan dimana sumber daya mereka sangat menjadi titik puncaknya pendidikan kepada peserta didik dalam menghadapi dan menjawab dunia global dengan demikian dari sisi inilah peningkatan mutu pendidikan ini yang sangat dan harus diutamakan oleh manajer dan pihak-pihak terkait.

(41)

24 BAB III

METODE PENELITIAN

A. Pendekatan dan Jenis Penelitian

Penelitian ini termasuk dalam jenis penelitian kualitatif. Menurut Bogdan dan Taylor dalam Moleong L.J penelitian kualitatif adalah “prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan prilaku yang diamati”1. Menurut mereka, pendekatan ini diarahkan pada latar dan individu tersebut secara holistik (utuh). Sejalan dengan definisi tersebut, Kirk dan Miller mendefinisikan bahwa penelitian kualitatif adalah tradisi tertentu dalam ilmu pengetahuan sosial yang secara fundamental bergantung pada pengamatan pada manusia dalam kawasannya sendiri dan berhubungan dengan orang-orang tersebut dalam bahasanya dan dalam peristilahannya.

Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan deskriptif, karena dengan pendekatan deskriptif akan dihasilkan data yang berupa kata-kata, sebagaimana ciri-ciri yang ada dalam penelitian kualitatif. Penelitian deskriptif merupakan penelitian yang dimaksudkan untuk mengumpulkan informasi mengenai status suatu gejala yang ada, yaitu keadaan gejala menurut apa adanya pada saat penelitian dilakukan. Penelitian deskriptif tidak

dimaksudkan untuk menguji hipotesis tertentu, tetapi hanya menggambarkan “apa

adanya” tentang suatu variabel, gejala atau keadaan. Ada beberapa jenis penelitian

yang dapat dikategorikan sebagai penelitian deskriptif yaitu : penelitian survai (survey studies), studi kasus (case studies), penelitian perkembangan (developmental studies), penelitian tindak lanjut (follow-up studies), analisis

(42)

25

dokumen (documentary analyses) dan penelitian konvensional (correlation studies)”2. Dan penelitian ini termasuk dalam kategori studi kasus (case studies).

B.Kehadiran Peneliti

Dalam penelitian kualitatif kehadiran peneliti mutlak diperlukan. Hal ini dikarenakan instrumen penelitian dalam penelitian kualitatif adalah peneliti itu sendiri. Sebagaimana diungkapkan oleh Prof. Dr. Sugiyono “dalam penelitian kualitatif yang menjadi instrumen atau alat penelitian adalah peneliti itu sendiri oleh karena itu peneliti juga harus siap divalidasi seberapa jauh peneliti siap untuk melakukan kualitatif”3.

Pengertian instrumen atau alat penelitian di sini tepat karena ia menjadi segalanya dari keseluruhan proses penelitian. Ciri-ciri umum manusia sebagai instrumen mancakup segi responsif, dapat menyesuaikan diri, menekankan keutuhan, mendasarkan diri atas pengetahuan, memproses data secepatnya, dan memanfaatkan kesempatan untuk mengklasifikasikan dan mengikhtisarkan, dan memanfaatkan kesempatan mencari respon yang tidak lazim atau idiosinkratik.

C. Data dan Sumber Data

Yang dimaksud dengan sumber data dalam penelitian adalah subyek dari mana data dapat diperoleh. Apabila peneliti menggunakan kuesioner atau wawancara dalam pengumpulan datanya, maka sumber data disebut responden yaitu orang yang merespon atau menjawab pertanyaan-pertanyaan peneliti, baik pertanyaan tertulis maupun lisan. Apabila peneliti menggunakan teknik observasi,

2 Suharsimi Arikunto, Manajemen Penelitian, Jakarta Rineka Cipta, 1995), 309

3 Prof. Dr. Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, kualitatif R & D, Bandung, Alfabeta,

(43)

maka sumber datanya bisa berupa benda gerak atau proses sesuatu. Apabila peneliti menggunakan dokumentasi, maka dokumen atau catatanlah yang menjadi sumber data. Untuk mempermudah mengidentifikasi sumber data maka sumber data dalam penelitian ini dapat diklasifikasikan menjadi 3 (Tiga) dengan huruf depan P, singkatan dari bahasa Inggris, yaitu:

Person : sumber data berupa orang, yaitu sumber data yang dapat

memberikan data berupa jawaban lisan melalui wawancara atau jawaban tertulis melalui angket. Dalam penelitian ini sumber data yang berupa person adalah; Kepala Sekolah, Staf TU, KTU dan Guru.

Place : sumber data berupa tempat, yaitu sumber data yang menyajikan

tampilan berupa keadaan diam dan bergerak. Dalam penelitian ini yang berperan sebagai sumber data berupa place adalah gedung sekolah, kantor kepsek, ruang guru, kantor staff sekolah, kantor TU, Ruang Administrasi, dan kelas-kelas untuk pelaksanaan proses belajar mengajar.

Paper : sumber data berupa simbol, yaitu sumber data yang menyajikan

tanda-tanda berupa huruf, angka, gambar, atau simbol-simbol yang lain. Peneliti mengambil data dari file-file yang berada di dokumentasi sekolah dan dijadikan sebagai sumber data. Seperti dokumentasi mengenai data para guru dan karyawan, data siswa, dan data inventaris sarana dan prasarana pendidikan yang ada di Madrasah Ibtidaiyah Muhammadiyah Jatigunung I.

(44)

27

D.Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan di sebuah lembaga pendidikan milik Yayasan Muhammadiyah yaitu di Madrasah Ibtidaiyah Muhammadiyah Jatigunung I kecamatan Tulakan Kabupaten Pacitan, ditingkat Madrasah Ibtidaiyah Sekolah/Madrasah ini merpakan madrasah yang tidak begitu ketinggalan dalam hal prestasi dan juga output-output yang berkualitas.

Alasan peneliti mengambil lokasi di sekolah ini dikarenakan dari tahun ke tahun Madrasah Ibtidaiyah Muhammadiyah Jatigunung I kecamatan Tulakan Kabupaten Pacitan terus mengalami kemajuan dalam bidang prestasi siswanya dan sarana dan prasarananya, dimulai dari perbaikan dan penambahan ruang kelas sebagai ruang belajar mengajar dan perlengkapan sarana pendidikan. Kualitas pembelajaran yang ditawarkan juga mengalami peningkatan, terutama pendidikan agama Islam dan olah raga. Walaupun guru Pendidikan Agama Islam ada 3 Pendidikan Jasmani dan Kesehatan sebenarnya hanya 1 orang dan dibantu oleh 1 orang guru BP, namun kualitas pembelajaran MI Muhammadiyah Jatigunung I kecamatan Tulakan. dapat dikatakan cukup baik. Salah satu faktor penunjangnya yakni sarana dan prasarana yang sudah memadai, fasilitas Manajemen yang bisa dikatakan cukup sehingga meski belum sebegitu canggih namun sudah dapat melaksanakan Proses Manajemen Berbasis Sekolah.

E.Metode Pengumpulan data

“teknik pengumpulan data merupakan langkah yang paling strategis dalam

(45)

teknik pengumpulan data maka peneliti tidak akan mendapatkan data yang

memenuhi standar yang diterapkan”4.

“Kualitas data ditentukan oleh kualitas alat pengambil data atau alat

pengukurnya. Kalau alat pengambil datanya cukup reliabel dan valid, maka datanya juga akan cukup reliabel dan valid. Selain itu metode serta cara dalam pengambilan data juga harus diperhatikan”5. Dalam Penelitian ini peneliti menggunakan 3 metode yang sudah lazim di gunakan dalam penelitian kualitatif deskriptif, diantaranya adalah :

1. Metode Observasi/Pengamatan

Observasi merupakan suatu teknik atau cara mengumpulkan data dengan jalan mengadakan pengamatan terhadap kegiatan yang sedang berlangsung. Kegiatan tersebut bisa berkenaan dengan cara guru mengajar, siswa belajar, kepala sekolah yang sedang memberikan pengarahan, personil kepegawaian.

Dipandang dari sisi lain observasi atau pengamatan digunakan dalam rangka mengumpulkan data dalam suatu penelitian, merupakan hasil perbuatan jiwa secara aktif dan penuh perhatian untuk menyadari adanya sesuatu rangsangan tertentu yang diinginkan, atau suatu studi yang disengaja dan sistematis tentang keadaan/fenomena sosial dan gejala-gejala psikis dengan jalan mengamati dan mencatat.

“Yang dilakukan waktu pengamatan adalah mengamati gejala-gejala sosial atau problematika yang muncul dalam kategori yang tepat, mengamati berkali-kali dan mencatat segera dengan memakai alat bantu seperti alat pencatat, formulir dan alat mekanik. Dalam pelaksanaannya

4 Prof. Dr. Sugiyono, Metode Penelitian..., 224

(46)

29

digunakan alat Bantu seperti checklist, skala penilaian atau alat mekanik seperti tape recorder dan lainnya”6.

Metode ini digunakan peneliti untuk mengamati kondisi fisik dan non fisik yang berupa gedung, sarana dan prasarana penunjang Manajemen Pengelolaan Madrasah dan kegiatan belajar mengajar Di MI Muhammadiyah Jatigunung I Kecamatan Tulakan, serta sarana kerja kepala sekolah dan tenaga edukatif dalam rangka mengembangkan lembaga sekolah selanjutnya.

2. Metode interview/wawancara

“Wawancara adalah teknik pengumpulan data yang digunakan

peneliti untuk mendapatkan keterangan-keterangan lisan melalui bercakap-cakap dan berhadapan muka dengan orang yang dapat memberikan keterangan pada peneliti”7. Wawancara ini dapat dipakai untuk

melengkapi data yang diperoleh melalui observasi. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan metode interview dalam bentuk interview bebas terpimpin. bahwasannya interview bebas terpimpin yaitu kombinasi dari interview bebas dan interview terpimpin. Sedangkan Interview dapat dibagi menjadi 3 yaitu :

a) Interview berstruktur, yaitu interview dimana hal-hal yang diberikan telah ditentukan terlebih dahulu.

b) Interview non struktur, yaitu belum ada persiapan jawaban sebelumnya dari responden.

c) Interview terarah, merupakan perpaduan dari dua macam interview diatas.

6 Mardalis, Metode Penelitian Suatu Pendekatan Proposal, Jakarta: Bumi Aksara, 1999,

11

(47)

Dalam penelitian ini penulis menggunakan interview bebas terpimpin (terarah) sebagai metode bantu. Metode interview ini digunakan untuk mengumpulkan data tentang proses pembelajaran pendidikan dan Proses Manajemen Berbasis Sekolah pada MI Muhammadiyah I Kecamatan Tulakan Kabupaten Pacitan.

Data yang diperoleh dengan metode interview ini mengenai informasi tentang Problematika Manajemen Berbasis Sekolah apa saja yang dapat diangkat dan sangat menjadi pengaruh dalam peningkatan mutu MBS di MI Muhammadiyah Jatigunung I bagaimana proses manajemen pendidikan dalam meningkatkan kualitas pembelajaran pendidikan di MI Muhammadiyah Jatigunung I serta bagaimana hasil peningkatan kualitas pembelajaran. melalui Manajemen Berbasis Sekolah. 3. Metode Dokumentasi

“Dokumentasi merupakan catatan peristiwa yang sudah berlalu,

dokumen bisa berbentuk tulisan, gambar, atau karya-karya monumental dari seseorang”8.

Mengumpulkan data dengan cara mengalir atau mengambil data-data dari catatan, dokumentasi, administrasi yang sesuai dengan masalah yang diteliti. Dalam hal ini dokumentasi diperoleh melalui dokumen-dokumen atau arsip-arsip dari lembaga yang di teliti.

Pengumpulan data melalui teknik ini digunakan untuk melengkapi data yang diperoleh dari hasil wawancara dan observasi. Dengan analisis dokumentasi ini diharapkan data yang diperlukan benar-benar valid.

(48)

31

Metode ini dipergunakan untuk mencari data jumlah karyawan, data pendaftar, data kelulusan, data sarana-prasarana dan catatan-catatan lain yang relevan dengan permasalahan penelitian.

“Dalam mengadakan penelitian yang bersumber pada tulisan peneliti menggunakan metode dokumentasi. Dokumentasi, dari asal katanya dokumen, yang artinya barang-barang tertulis. Di dalam melaksanakan metode dokumentasi, peneliti menyelidiki benda-benda tertulis, seperti buku-buku, majalah, dokumen, peraturan-peraturan, notulen rapat, catatan harian, dokumentasi manajemen pendidikan dan lain sebagainya”9.

Dengan metode ini peneliti mendapatkan data-data mengenai kondisi obyektif MI Muhammadiyah Jatigunung I, data karyawan, data guru serta data siswa MI Muhammadiyah Jatigunung I. Dan juga berbagai kegiatan ekstrakulikuler yang dilaksanakan di MI Muhammadiyah Jatigunung I.

F.Metode Analisis Data

Setelah data terkumpul, maka langkah selanjutnya adalah analisis data untuk memperoleh kesimpulan dalam menganalisis data tersebut dilakukan secara deskriptif (menutur kata dengan apa adanya secara kualitatif) dengan metode induktifmetode induktif yaitu suatu cara berfikir yang berangkat dari fakta-fakta atau peristiwa-peristiwa khusus kemudian ditarik generalisasi yang bersifat umum.

“Dalam penelitian kualitatif data diperoleh dari berbagai sumber dengan

menggunakan teknik pengumpulan data yang bermacm-macam (triangulasi)”10.

Analisis data adalah proses mengorganisasikan dan mengurutkan data ke dalam pola, kategori, dan satuan uraian dasar sehingga dapat ditemukan tema dan

(49)

dapat dirumuskan hipotesis kerja seperti yang disarankan oleh data. Tujuan analisa di dalam penelitian adalah menyempitkan dan membatasi penemuan-penemuan hingga menjadi suatu data yang teratur, serta tersusun dan lebih berarti. Proses analisis data dianjurkan agar secepatnya dilakukan oleh peneliti, jangan menunggu sampai data itu menjadi dingin bahkan membeku atau malah menjadi kadaluwarsa. Pekerjaan menganalisis data memerlukan usaha pemusatan perhatian dan pengerahan tenaga fisik dan fikiran peneliti. Agar hasil penelitian dapat tersusun sistematis, maka langkah peneliti dalam menganalisis data adalah; pertama, dengan mereduksi data yaitu merangkum, memilih hal-hal yang pokok dan memfokuskan pada hal-hal yang penting. Kedua, mendisplay data yaitu menyajikan data yang dilakukan dalam bentuk uraian singkat, tabel dan sejenisnya. Dan ketiga melalui verifikasi/penarikan kesimpulan, yaitu kesimpulan yang dikemukakan merupakan kesimpulan yang bersifat kredibel dan dapat menjawab rumusan masalah yang dikemukakan sejak awal.

G. Pengecekan Keabsahan Data

(50)

33

Pengecekan keabsahan data merupakan suatu langkah untuk mengurangi kesalahan dalam proses perolehan data penelitian yang tentunya akan berimbas terhadap hasil akhir dari suatu penelitian. Maka dari itu, dalam proses pengecekan keabsahan data pada penelitian ini harus melalui beberapa teknik pengujian data. Adapun teknik pengecekan keabsahan yang digunakan dalam penelitian ini, yaitu:

1. Perpanjangan Keikutsertaan

Dengan perpanjangan keikutsertaan peneliti dapat menguji ketidakbenaran informasi yang diperkenalkan oleh distorsi, baik yang berasal dari diri sendiri maupun dari responden, dan membangun kepercayaan subyek. Perpanjangan keikutsertaan juga menuntut peneliti agar terjun ke dalam lokasi dan dalam waktu yang cukup panjang guna mendeteksi dan memperhitungkan distorsi yang mungkin mengotori data. Distorsi dapat berasal dari responden, banyak di antaranya terjadi tanpa sengaja. Di pihak lain perpanjangan keikutsertaan juga dimaksudkan untuk membangun kepercayaan para subyek terhadap peneliti dan juga kepercayaan diri peneliti sendiri.

2. Ketekunan Pengamatan

(51)

Kekurangtekunan pengamatan terletak pada pengamatan terhadap pokok persoalan yang dilakukan secara terlalu awal. Hal itu mungkin dapat disebabkan oleh tekanan subyek atau sponsor atau barangkali juga ketidaktoleransian subyek, atau sebaliknya peneliti terlalu cepat mengarahkan fokus penelitiannya walaupun tampaknya belum patut dilakukan demikian.

3. Triangulasi

Triangulasi Susan Stainback dalam buku Dr Sugiyono “Tujuan Triangulasi bukan untuk mencari kebenaran tentang beberapa fenomena., tetapi lebih pada peningkatan pemahaman peneliti terhadap apa yang telah ditemukan”11.

Melihat pendapat diatas Triangulasi adalah teknik pemeriksaan keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu yang lain di luar data itu untuk keperluan pengecekan atau sebagai pembanding terhadap data itu. Teknik triangulasi yang paling banyak digunakan ialah pemeriksaan melalui sumber lainnya.

H. Tahap-tahap Penelitian 1. Tahap Persiapan

a) observasi pendahuluan

b)mengurus surat izin penelitian

c) membuat rancangan/desain penelitian

d)mencari beberapa buku untuk dijadikan sebagai referensi agar penelitian lebih fokus dan terarah

(52)

35

e) Membuat pedoman interview, sehingga data yang diperoleh lebih sistematis dan mendalam.

2. Tahap Pelaksanaan

a) Peneliti melaksanakan wawancara kepada para guru guna memperoleh data awal tentang proses pelaksanaan kegiatan belajar mengajar dan pelayanan manajemen di MI Muhammadiyah Jatigunung I Bersamaan dengan itu peneliti melaksanakan observasi langsung terhadap tugas-tugas guru dan staf MI Muhammadiyah Jatigunung I, agar penelitian lebih efisien maka peneliti hanya mengamati Kepala Madrasah, Guru dan TU staf. Serta mengadakan pengamatan langsung terhadap dokumen-dokumen penting yang ada di MI Muhammadiyah Jatigunung I guna mengetahui tentang hasil Penerapan Manajemen Berbasis Sekolah.

(53)

36 BAB IV

TEMUAN PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A.Diskripsi Objek Penelitian

1. Sejarah Singkat Berdirinya MI Muhammadiyah Jatigunung I

“Madrasah Ibtidaiyah Muhammadiyah Jatigunung 1 berdiri sejak tanggal 04 Juli 1963. Berawal dari kegiatan mengaji pada sore hari di masjid yang dipimpin oleh seorang tokoh Agama yang bernama Mbah Kasan Mustat, kegiatan mengaji tersebut santrinya cukup banyak akan tetapi jarang yang selesai mengaji atau sudah dewasa melanjutkan ke pondok atau madrasah lain namun ada dua orang santri yang melanjutkan ke pondok pesantren yaitu bpk Qomari dan Bpk Abdul Hamid, dengan kepulangan kedua sanitri tersebut ke kampung halamnya maka timbulah gagasan-gagasan dari masyarakat Dusun Pinggir Desa Jatigunung ingin merubah dari kegiatan mengaji tersebut seperti halnya TPA menjadi Madrasah Diniyah. Melihat semakin pesat santri yang belajar di Madrasah diniyah tersebut sehingga pada tahun 1963 secara resmi Madrasah Diniyah itu berubah menjadi Madrasah Ibtidaiyah Muhammadiyah Jatigunung 1, dengan menempati sebuah rumah seorang warga masyarakat dusun pinggir “Mbah Paikem” Namun karena kurang strategis dan letaknyapun terlalu sulit dijangkau dengan demikian madrasah tersebut dipindahkan untuk menempati tanah hibah dari Mbah Paijem/Mbah Jumawan”1.

Meskipun Madrasah Ibtidaiyah Muhammadiyah Jatigunung 1 sudah dikatakan resmi akan tetapi belum ada surat izin operasional dari pemerintah ataupun Kementrian Agama serta Yayasan Muhammadiyah, tepatnya pada tanggal 04 Juli 1963 Surat Izin Operasional diterbitkan dan dengan demikian Madrasah Ibtidaiyah Muhammadiyah Jatigunung 1 sudah resmi.

Dengan dipelopori oleh para pendiri madrasah tersebut yang diantaranya Mbah Minarjo, Mbah Marlan, Mbah Jumawan, Mbah Qomari

(54)

37

serta Mbah Abdul Hamid para pendiri tersebut dan masyarakat berupaya memajukan Madrasah tersebut dan membangun kader kader Madrasah.

Di bawah naungan Yayasan Muhammadiyah akhirnya Madrasah Ibtidaiyah Muhammadiyah Jatigunung 1 lama kelamaan sekolah subur karena tidak ada saingan dari sekolah lain. Dan syukur alhamdulillah sampai saat ini sekolah masih tetap berjalan dengan lancar dan muridnyapun juga tidak kalah banyaknya dengan sekolah lainnya.

2. Letak Geografis dan Identitas MI Muhammadiyah Jatigunung I

Madrasah Ibtidaiyah Muhammadiyah Jatigunung I berada di Rt 01 Rw 14 dusun Pinggir Desa Jatigunung Kecamatan Tulakan Kabupaten Pacitan. Secara geografis Desa Jatigunung ini berbatasan dengan :

a. Sebelah utara : Berbatasan dengan Desa Ngile b. Sebelah timur : Berbatasan dengan Desa Tulakan c. Sebelah selatan : Berbatasan dengan Desa Wonoanti d. Sebelah barat : Berbatasan dengan Desa Kalikuning

Sedangkan batas batas MI Muhammadiyah Jatigunung I dengan Sekolah Lain adalah sebagai berikut :

a. Sebelah utara : Berbatasan dengan SDN Jatigunung III b. Sebelah timur : Berbatasan dengan SDN Tulakan 1

(55)

Sedangkan Identitas Sekolah Madrasah Ibtidaiyah Muhammadiyah Jatigunung I adalah sebagai berikut:

Nama Madrasah : MI Muhammadiyah Jatigunung I Lokasi/Alamat : Jl. Pinggir-Jatigunung KM. 2 Tulakan Kabupaten : Pacitan

Provinsi : Jawa Timur NPSN : 60714231

NSM : 111235010082

Status Madrasah : Swasta Akreditasi : B

Tahun Berdiri : 04 Juli 1963 Pimpinan : SUFYAN, S.Pd.I

NIP : 19601115 200604 1 016

3. Visi dan Misi Madrasah a) Visi

Membentuk insan yang berakhlak mulia, bertaqwa, cerdas, iman, dan terampil. (BERCITRA).

b) Misi

(56)

39

4. Tujuan Berdirinya MI Muhammadiyah Jatigunung I

a) Dapat mengamalkan ajaran Agama hasil proses pembelajaran dan kegiatan pembelajaran.

b) Meningatkan pengamalan salat lima waktu berjamaah, mengucapkan salam serta menguasai hafalan surat-surat pendek dan do’a sehari-hari c) Menciptakan alumni MI Muhammadiyah Jatigunung I yang berkualitas,

meraih prestasi akademik maupun non akademik minimal tingkat Kecamatan ataupun provinsi.

5. Kurikulum MI Muhammadiyah Jatigunung I

(57)

Tabel. 1

Adapun pelaksanaan kegiatan belajar mengajar MI Muhammadiyah Jatigunung I adalah :

a) Waktu belajar menggunakan sistem semester.

b)Pembelajaran menggunakan system guru kelas kecuali guru Bahasa Indonesia, Matematika dan Pendidikan Olah Raga.

(58)

41

6. Keadaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan MI Muhammadiyah Jatigunung I

Di MI Muhammadiyah Jatigunung I mempunyai 6 Guru kelas dan 5 Guru bidang studi yang semuanya masih berstatus Guru Tetap Yayasan. Untuk lebih rincinya bisa dilihat di tabel berikut:

Tabel. 2

KEADAAN PENDIDIK DAN TENAGA KEPENDIDIKAN MI MUHAMMADIYAH JATIGUNUNG I TAHUN 2013/2014

No Nama L/P Ijazah Jabatan

1 SUFYAN, S.Pd.I L S1 Kepala Sekolah

2 SUPARLAN L SLTA GTY

3 PAERAN, S.Pd.I L S1 GTY

4 RUDY SUSANTO, S.Pd L S1 GTY

5 SURANTO, A.MA L D II GTY

6 ENDRO RIYANTO, S.Pd.I L S1 GTY

7 DWI SUCONDRO, S.Pd.I L S1 GTY

8 ENIK WIDYAWATI, S.Pd.I P S1 GTY

9 RINA RATIH, S.Pd.I P S1 GTY

10 RENI PUSPITASARI, S.Pd P S1 GTY

11 NOVIYANTI, S.Pd.I P S1 GTY

12 MUAMAR ZAINUDIN L SLTA TU

(59)

7. Keadaan Siswa MI Muhammadiyah Jatigunung I

Jumlah murid yang dimiliki MI Muhammadiyah Jatigunung I dari kelas 1 sampai kelas 6 berjumlah 78 Siswa. Keadaan murid ini dapat dilihat di tabel berikut :

Tabel. 3

KEADAAN SISWA MI MUHAMMADIYAH JATIGUNUNG I

No Kelas Laki-laki Perempuan Jumlah

1 I 4 9 13

2 II 5 10 15

3 III 7 5 12

4 IV 6 6 12

5 V 7 5 12

6 VI 10 4 14

JUMLAH 39 39 78

Sumber : Arsip Data Siswa MI Muhammadiyah Jatigunung I Keadaan Sarana dan Prasarana MI Muhammadiyah Jatigunung I

Walaupun berada di lokasi pedesaan, namun sarana prasarana yang dimiliki MI Muhammadiyah Jatigunung I tidak kalah dengan yang berada di lokasi kecamatan/kota/kabupaten. Berdiri di atas tanah seluas 1463 M2 dan

(60)

43

Tabel. 4

SARANA PRASARANA MI MUHAMMADIYAH JATIGUNUNG I

No Nama Sarana/Prasarana Jumlah Keterangan

1. Ruang Kelas 6 Lokal

13. Tempat Bermain/Tempat Olahraga 3 Lokal

14. Komputer 2 Paket

Sumber : Data Sarpras MI Muhammadiyah Jatigunung I

8. Struktur Organisasi MI Muhammadiyah Jatigunung I

(61)

Bagan. 1

STRUKTUR ORGANISASI MI MUHAMMADIYAH JATIGUNUNG I

Gambar

Tabel. 1
Tabel. 2
Tabel. 3
Tabel. 4
+2

Referensi

Dokumen terkait

Lembaga pendidikan Islam di Indonesia terdiri atas lembaga-lembaga pendidikan formal dan non formal. Lembaga pendidikan Islam formal mempunyai jenjang mulai.. dari Madrasah

Pembentukan karakter peduli lingkungan di sekolah pada program Jumat bersih di Madrasah Ibtidaiyah Muhammadiyah Desa Jombor Kecamatan Ceper Kabupaten Klaten diamati

YAYASAN SOSIAL PENDIDIKAN ISLAM MI QUBA’ MADRASAH IBTIDAIYAH ( MI )

(1) Nilai-nilai karakter yang ditanamkan di Madrasah Ibtidaiyah Ma‟arif NU 3 Tamansari Kecamatan Karangmoncol Kabupaten Purbalingga meliputi: (a) karakter relegius, (b)

Pembentukan karakter peduli lingkungan di sekolah pada program Jumat bersih di Madrasah Ibtidaiyah Muhammadiyah Desa Jombor Kecamatan Ceper Kabupaten Klaten diamati

SMA Muhammadiyah 4 Andong Boyolali merupakan suatu lembaga pendidikan dibawah naungan yayasan Muhammadiyah dan terletak di desa Mojo, kecamatan Andong, kabupaten

MI Muhammadiyah Karanglo MI Muhammadiyah Karanglo, Kecamatan Cilongok, Kabupaten Banyumas merupakan Lembaga Pendidikan yang berada di bawah naungan Yayasan Muhammadiyah dengan sistem

Surat ini menyatakan bahwa 10 peserta didik Madrasah Ibtidaiyah Miftahul Jannah terdaftar sebagai penerima Program Indonesia Pintar (PIP) Tahap I Tahun