• Tidak ada hasil yang ditemukan

TESIS. Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Magister dalam Bidang Manajemen Pendidikan Islam. Oleh: WIWIT INDRIYANI NIM

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "TESIS. Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Magister dalam Bidang Manajemen Pendidikan Islam. Oleh: WIWIT INDRIYANI NIM"

Copied!
51
0
0

Teks penuh

(1)

MANAJEMEN PENDIDIKAN KARAKTER

DALAM MEWUJUDKAN SISWA YANG BERAKHLAKUL KARIMAH DI MADRASAH IBTIDAIYAH MA’ARIF NU 3 TAMANSARI KECAMATAN KARANGMONCOL KABUPATEN PURBALINGGA

TESIS

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Magister dalam Bidang Manajemen Pendidikan Islam

Oleh:

WIWIT INDRIYANI NIM 1910665

MANAJEMEN PENDIDIKAN ISLAM PROGRAM PASCASARJANA

INSTITUT AGAMA ISLAM NAHDLATUL ULAMA (IAINU) KEBUMEN

2021

(2)

ii

PROGRAM PASCA SARJANA

MAGISTER MANAJEMEN PENDIDIKAN ISLAM

IAINU KEBUMEN

TERAKREDITASI BAN PT

Jalan Tentara Pelajar No. 25 Telp/Fax (0287) 385902 Kebumen 54316 Website: www.pasca.iainukebumen.ac.id Email: info@pascaiainukebumen.ac.id

NOTA DINAS Hal : Tesis

Kepada:

Yth. Direktur Pasca Sarjana IAINU Kebumen c/q Biro Tesis

Di Tempat

Assalamualaikum Wr.Wb.

Berdasarkan Surat Keputusan Direktur Pasca Sarjana IAINU Kebumen No.In.

11/PS.MPI/IAINU/SK/D/I/ /2021 Tertanggal Januari 2021 tentang Judul dan Pembimbing Tesis Mahasiswa Program Pascasarjana Magister (S.2) Tahun Akademik 2020/2021. Atas tugas kami sebagai Pembimbing Tesis Saudara/i:

Nama : Wiwit Indriyani

NIM 1910665

Program Studi : Magister Manajemen Pendidikan Islam Tahun Akademik : 2020/2021

Judul Tesis : Manajemen Pendidikan Karakter Dalam Mewujudkan Siswa Yang Berakhlakul Karimah Di Madrasah Ibtidaiyah Ma‟arif NU 3 Tamansari Kecamatan Karangmoncol Kabupaten Purbalingga

Maka setelah kami teliti dan diadakan perbaikan seperlunya, ahirnya kami anggap Tesis tersebut sebagai hasil penelitian / kajian mendalam telah memenuhi syarat untuk diajukan ke sidang, munaqasyahkan Tesis Pascasarjana IAINU Kebumen.

Demikian semoga dalam waktu dekat bisa dimunaqasyahkan, dan bersama ini kami kirimkan 4 (empat) eksempelar Tesis dimaksud.

Wassalaamu‟alaikum Wr.Wb.

Kebumen, Maret 2021 Dosen Pembimbing

Dr. H. Imam Satibi, S.Ag., M.Pd.I.

(3)

iii

LEMBAR PENGESAHAN

MANAJEMEN PENDIDIKAN KARAKTER

DALAM MEWUJUDKAN SISWA YANG BERAKHLAKUL KARIMAH DI MADRASAH IBTIDAIYAH MA’ARIF NU 3 TAMANSARI KECAMATAN KARANGMONCOL KABUPATEN PURBALINGGA

Telah dipertahankan di hadapan Sidang Dewan Penguji Tesis pada:

Hari : Senin

Tanggal : 26 April 2021 Waktu : Pukul 12.00 - 13.00

Oleh:

WIWIT INDRIYANI

NIM 1910665

DEWAN PENGUJI TESIS

Ketua Sidang Sekretaris Sidang

: Fikria Najitama, M.S.I : Faisal, M.Ag

( )

Penguji I : Dr. Sudadi, M.Pd.I ( )

Penguji II : Dr. Sulis Rohmawanto, M.S.I ( )

Dosen Pembimbing : Dr. Imam Satibi, M.Pd.I ( )

Kebumen, 26 April 2021 Sekolah Pascasarjana

Institut Agama Islam Nahdatul Ulama Kebumen Direktur.

Dr. Sulis Rokhmawanto, M.S.I NIDN. 2131038501

(4)

PERNYATAAN ORISINALITAS

Saya menyatakan bahwa tests yang saya susun sebagai syarat memperoleh gelar Magiste Pendidii.an merupakan hasil karya tulis saya sendiri. Adapun bagian-bagian tertentu dalam penulisan tesis ini Yang saya kutip dari hasil karva orang lain telah dituliskan sumbemya secara jelas sesuai dengan norma, kaidah, dan etika penulisan ilmiah. Saya bcrsedia menerima sanksi pencabutan gelar akademik yang saya peroleh dan sanksi-sanksi lainnya sesuai dengan peraturan yang berlaku, apabila di kemudian hari ditemukan adanya plagiat dalam tests ini.

Kebum Maret 2021 atau.an.

WIWIT DRIYANI

NIM 1910665

(5)

v MOTTO

س ر

ا ُ ي رس

ُ ا ل ع

عم ُ

ا ن

“Sesungguhnya beserta kesulitan itu ada kemudahan”

(QS.94. Al Insyirah : 6)

(6)

vi

PERSEMBAHAN

Tesis ini saya persembahkan untuk :

1. Almamater Pascasarjana IAINU Kebumen

2. Kepala MI Ma‟arif NU 3 Tamansari beserta Dewan Guru yang telah memberikan ijin tempat penelitian

3. Suami dan anak-anakku tercinta yang telah memberikan dukungan, baik moral maupun spiritual, hingga terselesainya studi ini

4. Temaan-teman seperjuangan Kelas D Purbalingga

(7)

vii ABSTRAK

WIWIT INDRIYANI: Manajemen Pendidikan Karakter Dalam Mewujudkan Siswa Yang Berakhlakul Karimah Di Madrasah Ibtidaiyah Ma‟arif NU 3 Tamansari Kecamatan Karangmoncol Kabupaten Purbalingga. Tesis Pascasarjana, IAINU Kebumen, 2021.

Penelitian ini didasari oleh pentingnya manajemen pendidikan karakter dalam mewujudkan siswa yang berakhlakul karimah. Sehubungan dengan hal tersebut, penelitian ini bertujuan untuk mengetahui penanaman, pemodelan, upaya memfasilitasi, dan pengembangan program pendidikan nilai-nilai karakter dalam mewujudkan siswa yang berakhlakul karimah di Madrasah Ibtidaiyah Ma‟arif NU 3 Tamansari Kecamatan Karangmoncol Kabupaten Purbalingga.

Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif. Pengumpulan data menggunakan wawancara, observasi, dan dokumentasi, dan keabsahan data menggunakan triangulasi, dan teknik analisis data meliputi pengumpulan data, reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan.

Penelitian ini menghasilkan kesimpulan sebagai berikut. (1) Nilai-nilai karakter yang ditanamkan di Madrasah Ibtidaiyah Ma‟arif NU 3 Tamansari Kecamatan Karangmoncol Kabupaten Purbalingga meliputi: (a) karakter relegius, (b) karakter kejujuran, (c) karakter kerja keras, (d) karakter cerdas, (e) karakter peduli, (f) bertanggungjawab, dan (g) disiplin; (2) Diantara pemodelan nilai-nilai dan moralitas yang diterapkan di Madrasah Ibtidaiyah Ma‟arif NU 3 Tamansari Kecamatan Karangmoncol Kabupaten Purbalingga yaitu memberikan contoh yang baik pada peserta didik, melalui pendekatan komprehensif yaitu cara untuk mengatasi suatu masalah; (3) Upaya memfasilitasi nilai-nilai karakter dalam mewujudkan siswa yang berakhlakul karimah di Madrasah Ibtidaiyah Ma‟arif NU 3 Tamansari Kecamatan Karangmoncol Kabupaten Purbalingga meliputi kegiatan meningkatkan hubungan pendidik dengan peserta didik, memberikan kesempatan pada peserta didik untuk mengemukakan pendapat, memberikan motivasi kepada peserta didik; (4) Pengembangan program pendidikan nilai-nilai karakter dalam mewujudkan siswa yang berakhlakul karimah di Madrasah Ibtidaiyah Ma‟arif NU 3 Tamansari Kecamatan Karangmoncol Kabupaten Purbalingga yaitu: (a) keterampilan berpikir kritis, (b) keterampilan berpikir kreatif, (c) keterampilan berkomunikasi secara jelas, (d) keterampilan menyimak. Selanjutnya juga melalui kegiatan pembiasaan yang dilaksanakan dalam kegiatan sehari-hari, bulanan, maupun tahunan.

Kata kunci: Manajemen Pendidikan Karakter; Akhlakul Karimah

(8)

viii ABSTRACT

WIWIT INDRIYANI: Management of Character Education in Realizing Students with Morals of Karimah at Madrasah Ibtidaiyah Ma‟arif Nu 3 Tamansari Kecamatan Karangmoncol Kabupaten Purbalingga. Thesis Graduate Studies Program, IAINU Kebumen, 2021.

This research is based on the importance of character education management in realizing students who have good character. In connection with this, this study aims to determine the cultivation, modeling, efforts to facilitate, and development of character values education programs in realizing students who have good morals at Madrasah Ibtidaiyah Ma‟arif NU 3 Tamansari Kecamatan Karangmoncol Kabupaten Purbalingga.

This research is a qualitative research. Data collection uses interviews, observation, and documentation, and the validity of the data uses triangulation, and data analysis techniques include data collection, data reduction, data presentation, and conclusions drawing.

This study produces the following conclusions. (1) The character values are implanted at Madrasah Ibtidaiyah Ma‟arif NU 3 Tamansari Kecamatan Karangmoncol Kabupaten Purbalingga includes: (a) religious character, (b) honesty character, (c) hard work character, (d) intelligent character, (e) caring character, (f) responsibility, and (g) discipline; (2) Among the modeling of values and morality applied at Madrasah Ibtidaiyah Ma‟arif NU 3 Tamansari Kecamatan Karangmoncol Kabupaten Purbalingga namely giving good examples to students, through a comprehensive approach, namely how to solve a problem; (3) Efforts to facilitate character values in realizing students who have good morals at Madrasah Ibtidaiyah Ma‟arif NU 3 Tamansari Kecamatan Karangmoncol Kabupaten Purbalingga includes activities to improve the relationship between educators and students, provide opportunities for students to express opinions, provide motivation to students; (4) Development of character values education programs in realizing students who have good morals at Madrasah Ibtidaiyah Ma‟arif NU 3 Tamansari Kecamatan Karangmoncol Kabupaten Purbalingga namely: (a) critical thinking skills, (b) creative thinking skills, (c) clear communication skills, (d) listening skills. Furthermore, also through habituation activities carried out in daily, monthly, and yearly activities.

Keywords: Character Education Management; Good Morals

(9)

ix

PEDOMAN TRANSLITERASI

Sesuai dengan SKB Menteri Agama RI, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI No. 158/1987 dan no. 05436/U/1987.

Tertanggal 22 Januari 1988.

A. Konsonan Tunggal

Huruf Arab Nama Huruf Latin Keterangan

ا Alif tidak dilambangkan tidak dilambangkan

ب ba>„ B Be

خ ta>„ T Te

ث sa> s\ es (dengan titik di atas)

ج ji>m J Je

ح h{a>„ h{ ha (dengan titik di bawah)

خ kha>„ Kh ka dan ha

د da>l D De

ذ za>l z\ zet (dengan titik di atas)

ز ra>„ R Er

ش Zai Z Zet

س si>n S Es

ش syi>n Sy es dan ye

ص s{a>d s} es (dengan titik di bawah)

ض d{a>d d{ de (dengan titik di bawah)

ط t{a>„ t} te (dengan titik di bawah)

ظ z{a>„ z} zet (dengan titik di bawah)

ع „ain koma terbalik di atas

غ gain G -

ف fa>„ F -

ق qa>f Q -

ك ka>f K -

ه la>m L -

ً mi>m M -

ً nu>n N -

و wa>wu W -

ـه h>a> H -

ء hamzah Apostrof

ً ya>„ Y -

(10)

x B. Konsonan Rangkap

Konsonan rangkap, termasuk tanda syaddah, ditulis rangkap, contoh:

ً ً ً

ح د ً ً ً ًح ا ً Ah}madiyyah C. Ta’ Marbu>t}ah di Akhir Kata

1. Bila dimatikan ditulis, kecuali untuk kata-kata Arab yang sudah terserap menjadi Bahasa Indonesia, seperti salat, zakat, dan sebagainya.

Ditulis jama>‟ah ًج

ً ا ع ح

2. Bila dihidupkan ditulis t, contoh:

ً ً ًح

ًا ً أل و ً ى ً

ً ًا ء م اص ً

ditulis kara>matul-auliya>‟

D. Vokal Pendek

Fathah ditulis a, kasrah ditulis i, dan dammah ditulis u.

E. Vokal Panjang

a panjang ditulis a>, i panjang ditulis i<, dan u panjang ditulis u>, masing- masing dengan tanda hubung (-) di atasnya.

F. Vokal-vokal Rangkap

1. Fath}ah dan ya> mati ditulis ai, contoh:

ن ً ً ً ً Bainakum ً

2. Fath}ah dan wa>wu mati ditulis au, contoh:

ى ً

ه ق ً Qaul

G. Vokal-vokal yang berurutan dalam satu kata, dipisahkan dengan apostrof (‘)

ً ً ًت ً ً ً A‟antum أ ًأ ً

ً َّؤ ً

ج Mu‟annas\

H. Kata sandang Alif dan Lam

(11)

xi 1. Bila diikuti huruf Qamariyah contoh:

(12)

xii ًا

ًىق ً ً س آ

ً ditulis Al-Qur'a>n ً

ً ا

س ق ً ًى ا ً ditulis Al-Qiya>s

2. Bila diikuti huruf Syamsiyyah ditulis dengan menggandakan huruf Syamsiyyah yang mengikutinya, serta menghilangkan huruf l (el)-nya.

ًاى س ً آ

ء As-sama>‟

ً ً

س ًش Asy-syams اى I. Huruf Besar

Penulisan huruf besar disesuaikan dengan EYD J. Penulisan kata-kata dalam rangkaian kalimat

1. Dapat ditulis menurut penulisannya.

و ً

ض ًس ً ً ا ًوىف ي ذ ً ditulis Z|awi al-fur>ud}

2. Ditulis menurut bunyi atau pengucapannya dalam rangkaian tersebut, contoh:

اى س ً ً ً

ح ًو ًه ا ً ditulis Ahl as-Sunnah س

ا ًل ً د

ًا ال

ً ً ش

ditulis Syaikh al-Isla>m atau Syaikhul-Isla>m

(13)

xiii

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT atas lindungan lindungan, rahmat, dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan tesis ini dengan lancar tanpa halangan yang berarti. Shalawat dan salam semoga selalu dilimpahkan kepada Nabi Muhammad SAW, beserta keluarga dan sahabat Beliau.

Dalam kesempatan ini penulis menyampaikan ucapan terima kasih yang setulus-tulusnya dan penghargaan kepada yang terhormat:

1. Rektor Institut Agama Islam Nahdlatul Ulama (IAINU) Kebumen, Beliau Yth.

Dr. H. Imam Satibi, S.Ag., M.Pd.I. yang telah banyak membantu penulis dalam, sehingga tesis ini dapat terwujud.

2. Direktur Program Pascasarjana Institut Agama Islam Nahdlatul Ulama (IAINU) Kebumen, Beliau Yth. Dr. Sulis Rokhmawanto, M.S.I.

3. Para Dosen yang telah memberikan bekal ilmu, beserta para staf Program Pascasarjana Institut Agama Islam Nahdlatul Ulama (IAINU) Kebumen yang telah banyak membantu sehingga penulis dapat menyelesaikan studi tepat waktu.

4. Dosen Pembimbing, Beliau Yth. Dr. H. Imam Satibi, S.Ag., M.Pd.I. yang telah banyak memberikan bimbingan, arahan, dan motivasi, sehingga tesis ini dapat terselesaikan tepat waktu.

(14)

xiv

5. Kepala madrasah, para guru, dan staf serta siswa-siswi Madrasah Ibtidaiyah Ma‟arif NU 3 Tamansari Kecamatan Karangmoncol Kabupaten Purbalingga yang telah memberikan kesempatan dan kerjasama yang baik, sehingga pelaksanaan penelitian berjalan lancar.

6. Suami dan anak-anakku yang senantiasa memberikan doa dan motivasi, sehingga penulis dapat menyelesaikan studi dengan lancar.

7. Teman-teman mahasiswa Program Pascasarjana IAINU Kebumen, yang telah memberikan motivasi, dan dukungan moral.

Semoga berbagai amal kebaikan dari berbagai pihak tersebut mendapat pahala yang berlipat dari Allah SWT, dan semoga tesis ini bermanfaat bagi pembaca. Amiin Yaa Robbal „Alamin.

Kebumen, Maret 2021 Penulis,

WIWIT INDRIYANI NIM 1910665

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... i NOTA DINAS ... ii LEMBAR PENGESAHAN ... iii

(15)

xv

PERNYATAAN ORISINALITAS ...iv

MOTTO ... v

PERSEMBAHAN ... vi

ABSTRAK ... vii

ABSTTRACT ... viii

PEDOMAN TRANSLITERASI ...ix

KATA PENGANTAR ... xii

DAFTAR ISI ... xiv

DAFTAR TABEL ... xvii

DAFTAR LAMPIRAN ...xix

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Rumusan Masalah ... 5

C. Tujuan Peneliatian ... 6

D. Manfaat Penelitian ... 7

BAB II KAJIAN PUSTAKA ... 8

A. Kajian Teori ... 8

1. Manajemen Pendidikan Karakter ... 8

2. Akhlakul Karimah ... 19

B. Hasil Penelitian yang Relevan ... 24

BAB III METODE PENELITIAN ... 26

A. Jenis atau Desain Penelitian ... 26

B. Tempat dan Waktu Penelitian ... 26

C. Sumber Data Penelitian ... 26

D. Teknik dan Instrumen Pengumpulan Data ... 27

E. Teknik Keabsahan Data ... 28

F. Teknik Analisis Data ... 29

BAB IV HASIL PENELITIAN ... 31

A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian... 31

1. Sejarah Singkat MI Ma‟arif NU 3 Tamansari ... 31

2. Visi, Misi, dan Tujuan MI Ma‟arif NU 3 Tamansari ... 32

3. Keadaan Guru dan Karyawan ... 33

4. Keadaan Peserta Didik ... 34

5. Keadaan Sarana dan Prasarana ... 34

(16)

xvi

B. Deskripsi Penelitian ... 35

1. Penanaman nilai-nilai karakter dalam mewujudkan siswa yang berakhlakul karimah di Madrasah Ibtidaiyah Ma‟arif NU 3 Tamansari Kecamatan Karangmoncol Kabupaten Purbalingga ... 36

2. Pemodelan nilai-nilai karakter dalam mewujudkan siswa yang berakhlakul karimah di Madrasah Ibtidaiyah Ma‟arif NU 3 Tamansari Kecamatan Karangmoncol Kabupaten Purbalingga ... 60

3. Upaya memfasilitasi nilai-nilai karakter dalam mewujudkan siswa yang berakhlakul karimah di Madrasah Ibtidaiyah Ma‟arif NU 3 Tamansari Kecamatan Karangmoncol Kabupaten Purbalingga ... 65

4. Pengembangan program pendidikan nilai-nilai karakter dalam mewujudkan siswa yang berakhlakul karimah di Madrasah Ibtidaiyah Ma‟arif NU 3 Tamansari Kecamatan Karangmoncol Kabupaten Purbalingga ... 69

C. Pembahasan Hasil Penelitian ... 75

1. Penanaman nilai-nilai karakter dalam mewujudkan siswa yang berakhlakul karimah di Madrasah Ibtidaiyah Ma‟arif NU 3 Tamansari Kecamatan Karangmoncol Kabupaten Purbalingga ... 75

2. Pemodelan nilai-nilai karakter dalam mewujudkan siswa yang berakhlakul karimah di Madrasah Ibtidaiyah Ma‟arif NU 3 Tamansari Kecamatan Karangmoncol Kabupaten Purbalingga ... 80

3. Upaya memfasilitasi nilai-nilai karakter dalam mewujudkan siswa yang berakhlakul karimah di Madrasah Ibtidaiyah Ma‟arif NU 3 Tamansari Kecamatan Karangmoncol Kabupaten Purbalingga ... 86

4. Pengembangan program pendidikan nilai-nilai karakter dalam mewujudkan siswa yang berakhlakul karimah di Madrasah Ibtidaiyah Ma‟arif NU 3 Tamansari Kecamatan Karangmoncol Kabupaten Purbalingga ... 88

BAB V SIMPULAN DAN SARAN ... 93

A. SIMPULAN ... 93

B. SARAN ... 94 DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

(17)

xvii

DAFTAR TABEL

Tabel 4.1. Nama Guru dan Tenaga Kependidikan MI Ma‟arif NU 3 Tamansari Karangmoncol ... 33 Tabel 4.2. Jumlah Siswa MI Ma‟arif NU 3 Tamansari ... 34 Tabel 4.3. Sarana dan prasarana di MI Ma‟arif NU 3 Tamansari ... 34

(18)

xvii i

DAFTAR LAMPIRAN

1. Pedoman Observasi ... 99

2. Pedoman Wawancara ... 100

3. Pedoman Dokumentasi... 102

4. Hasil Wawancara ... 103

5. Hasil Dokumentasi ... 111

6. Surat Ijin Penelitian ... 112

7. Surat Keterangan Penelitian ... 113

8. Photo Kegiatan ... 114

9. Daftar Riwayat Hidup ... 118

(19)

1 BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Perkembangan dan kemajuan kehidupan sangat ditentukan oleh pendidikan. Pendidikan memiliki peran penting bagi perubahan jaman.

Perubahan jaman merupakan suatu keniscayaan yang selalu ada. Kehidupan adalah perubahan, begitu juga dalam dunia pendidikan, yang selalu dinamis dan kompleks. Perubahan jaman selalu dikaitkan dengan sistem pendidikan yang melatarbelakanginya. Perubahan akan dipandang sebagai mengkhawatirkan dan membahayakan seseorang manakala tidak mampu mengimbanginya dengan pendidikan yang baik

Pendidikan karakter merupakan upaya untuk membantu perkembangan jiwa anak-anak sejak lahir maupun batin, dari sifat kodratinya menuju kearah peradaban yang manusiawi dan lebih baik. Sebagai contoh dapat dikemukakan misalnya anjuran atau suruhan terhadap anak-anak untuk duduk yang baik, tidak berteriak-teriak agar tidak mengganggu orang lain, bersih badan, rapih pakain, hormat terhadap orang tua, menyayangi yang muda, menghormati yang tua, menolong teman dan seterusnya merupakan proses pendidikan karakter.1

Mutu pendidikan di Indonesia pada dasarnya kurang menunjukkan peningkatan kualitas yang signifikan, bahkan cenderung menurun. Salah satu indikatornya adalah menurunnya sikap dan perilaku moral yang dikehendaki.

Untuk menginspirasi persoalan semacam itu, pendidikan perlu diperhatikan dengan serius, misalnya dengan direkonstruksi ulang agar dapat menghasilkan lulusan yang lebih berkualitas dan siap menghadapi “dunia”

masa depan yang penuh dengan problema dan tantangan serta dapat menghasilkan lulusan yang memiliki sikap dan perilaku moral yang mulia.

1 Mulyasa, E. Manajemen Pendidikan Karakter, (Jakarta: Bumi Akasara, 2013), hlm.1.

(20)

2

Perubahan yang semakin pesat harus diimbangi dengan karakter yang baik. Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi yang dialami manusia sekarang ini, tidak sedikit membawa dampak negatif terhadap sikap hidup dan perilaku (moral dan akhlak) manusia itu sendiri, baik ia sebagai makhluk individu maupun makhluk sosial.

Dampak perubahan jaman tentu ada sisi positif dan negatifnya. Dampak negatif yang paling nyata terhadap kehidupan manusia atas kemajuan tersebut adalah mewabahnya budaya materi. Hal ini ditandai dengan meluasnya anggapan bahwa satu-saatunya yang dapat membahagiakan manusia adalah kekayaan materi, sehingga mereka mengejar materi tanpa menghiraukan nilai-nilai spiritual yang sangat berperan dalam memelihara dan mengendalikan perilaku atau akhlak mereka. Nilai-nilai spiritual yang dimaksud adalah ajaran agama yang berfungsi membina kepribadian manusia dalam kedudukannya sebagai hamba Allah dan anggota masyarakat.2

Perubahan jaman perlu diwaspadai dan diantisipasi dengan pendidikan karakter bagi siswa. Perubahan arus informasi dalam masyarakat yang semakin transparan diperlukan kondisi keluarga yang memiliki daya tahan yang cukup tinggi dan kedewasaan bersikap dalam menghadapi arus informasi dari luar yang menerobos dalam keluarga. Tanpa disadari pengaruh orang tua terhadap anak semakin menipis, sementara orang tua banyak yang kehilangan kepercayaan diri dalam mendidik anak-anaknya.

Sekolah dan keluarga memiliki peran penting dalam membentengi anak dari dampak adanya pengaruh dari lingkungan. Keluarga merupakan lingkungan yang pertama dan utama bagi anak yang memberikan sumbangan bagi perkembangan dan pertumbuhan mental maupun fisik dalam kehidupanya. Melalui interaksi dalam keluarga, anak tidak hanya mengidentifikasikan diri dengan orang tuanya, melainkan juga mengidentifikasi diri dengan kehidupan masyarakat dan alam sekitarnya.

2 Didiek Ahmad Supadie, dkk. Pengantar Studi Islam, (Jakarta: Rajawali Pers, 2015), hlm.215.

(21)

3

Pendidikan karakter menjadi penting untuk menjadi benteng bagi siswa dalam menghadapi perubahan jaman. Peran dan tanggung jawab orang tua mendidik anak dalam keluarga sangat dominan, sebab ditangan orang tuanyalah baik dan buruknya akhlak anaknya. Oleh karena itu, peranan orang tua sebagai pendidik pertama dan utama dalam menanamkan nilai-nilai akhlakul karimah terhadap anaknya yang bersumberkan ajaran agama islam sangat penting dilakukan agar para anak dapat menghiasi hidupnya dengan akhlak yang baik sehingga dapat melaksanakan fungsi sosialnya sesuai dengan norma agama, norma hukum, dan norma kesusilaan.3

Pendidikan karakter perlu mendapat perhatian dalam menjadikan siswa yang berakhlakul karimah. Pelaksanaan pendidikan karakter sebenarnya menyangkut keseluruhan komponen pendidikan, mulai dari pemerintah sebagai pengambil kebijakan sistem pendidikan nasional, manajerial kepala sekolah, kompetensi guru, sarana prasarana, kurikulum dan dukungan dari masyarakat. Akan tetapi faktor yang sangat berpengaruh adalah guru. Guru harus bekerja keras untuk membina peserta didik menjadi manusia yang berakhlak dan berkarakter. Guru diharapkan dengan kompetensi kepribadiannya dapat mengimplementasikan pendidikan karakter di Madrasah Ibtidaiyah Ma‟arif NU 3 Tamansari Kecamatan Karangmoncol Kabupaten Purbalingga, sehingga menjadi pribadi yang beriman dan bertakwa serta berakhlak mulia.

Melalui pendidikan karakter diharapkan siswa menjadi lebih berkarakter dalam berakhlakul karimah. Agar terwujudnya pembentukan karakter yang diharapkan, maka perlu adanya manajemen untuk mengelola pendidikan karakter pada ranah yang sesuai khususnya pada peserta didik yang menjadi objek penanaman niai-nilai karakter dalam kehidupan sehari-hari, sehingga terbentuk siswa yang berkarakter.

3 Imam Machali & Misbah Umar. Dinamika Pemikiran Pendidikan Islam Antologi Pemikiran Mahasiswa, (Yogyakarta: UIN Sunan Kalijaga, 2012), hl.257-258.

(22)

4

Perubahan jaman yang semakin pesat perlu diantisipasi bersama melalui pendidikan karakter. Berdasarkan hasil observasi atau studi pendahuluan yang penulis laksanakan diketahui bahwa Madrasah Ibtidaiyah Ma‟arif NU 3 Tamansari Kecamatan Karangmoncol Kabupaten Purbalingga telah melaksanakan pendidikan karakter bagi siswa. Hal tersebut dapat diketahui dari pelaksanaan kegiatan-kegiatan di sekolah/madrasah yang sudah mengarah pada penanaman pendidikan karakter, seperti sholat dhuhur berjamaah, shalat sunnah dhuha, dan kegiatan keagamaan. Namun demikian, tentunya hal tersebut perlu dikaji lebih mendalam untuk memastikan bahwa di Madrasah Ibtidaiyah Ma‟arif NU 3 Tamansari Kecamatan Karangmoncol Kabupaten Purbalingga benar-benar telah menerapkan pendidikan karakter bagi siswa- siswanya. Madrasah Ibtidaiyah Ma‟arif NU 3 Tamansari Kecamatan Karangmoncol Kabupaten Purbalingga memiliki potensi besar dalam mewujudkan pendidikan karakter bagi siswa. Penerapan fungsi-fungsi manajemen pendidikan karakter perlu diperhatikan guna pencapaian hasil yang optimal, sehingga madrasah akan mampu mencapai tujuan dalam mewujudkan lulusan yang berakhlakul karimah.

Madrasah Ibtidaiyah Ma‟arif NU 3 Tamansari Kecamatan Karangmoncol Kabupaten Purbalingga memiliki komitmen yang kuat untuk mengimplementasikan pendidikan karakter dalam mewujudkan siswa yang berakhlakul karimah. Madrasah ini mendidik siswa untuk tidak hanya memiliki pengetahuan dan keterampilan saja, namun juga harus memiliki karakter yang baik. Hal tersebut tentu sangat jarang ditemukan pada lembaga pendidikan lainnya, dimana madrasah tersebut sangat memperhatikan karakter siswanya.

Berdasarkan studi pendahuluan juga dapat dilihat bahwa siswa-siswi di madrasah tersebut disiplin, sopan, santun, dan keramah tamahan sangat ditekankan. Peserta didik dibiasakan bersalaman dengan guru, tamu yang datang ke Madrasah serta sesama murid di Madrasah tersebut dan mengucapkan salam. Selanjutnya, melalui wawancara informal yang penulis lakukan dengan kepala Madrasah Ibtidaiyah Ma‟arif NU 3 Tamansari Kecamatan Karangmoncol Kabupaten Purbalingga juga diketahui informasi

(23)

5

bahwa madrasah sangat menekankan pendidikan karakter pada siswa. Hal ini tentu perlu dilakukan penelitian lebih mendalam guna mengetahui manajemen pendidikan karakternya.

Perubahan jaman yang sangat pesat, dengan ditambah arus globalisasi yang juga melanda di setiap penjuru dunia tentu sangat kompleks. Ini membutuhkan solusi untuk mengatasi permasalahan yang berpotensi muncul pada siswa, dimana pergaulan siswa semakin mengkhawatirkan, semakin maraknya penyalahgunaan barang-barang terlarang serta semakin majunya ilmu dan teknologi menyebabkan semakin rentan siswa terjebak pada kondisi yang sulit yang pada akhirnya demoralisasi semakin terbuka. Hal inilah yang menyebabkan madrasah harus menata kembali pribadi siswa melalui pendidikan karakter yang perlu dilakukan secara terus-menerus.

Sebagai lembaga pendidikan formal, Madrasah Ibtidaiyah Ma‟arif NU 3 Tamansari Kecamatan Karangmoncol Kabupaten Purbalingga memiliki visi, misi dan tujuan untuk mencerdaskan kehidupan bangsa sebagaimana amanah UUD sekaligus amanah dalam mengemban tugas dalam menjadikan siswa yang berakhlakul karimah. Melalui pendidikan karakter, madrasah tersebut berusaha mewujudkan visi, misi dan tujuan madrasah.

Berdasarkan uraian pada latar belakang masalah di atas, penulis tertarik untuk meneliti tentang Manajemen Pendidikan Karakter dalam Mewujudkan Siswa yang Berakhlakul Karimah di Madrasah Ibtidaiyah Ma‟arif NU 3 Tamansari Kecamatan Karangmoncol Kabupaten Purbalingga.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini yaitu:

1. Bagaimana penanaman nilai-nilai karakter dalam mewujudkan siswa yang berakhlakul karimah di Madrasah Ibtidaiyah Ma‟arif NU 3 Tamansari Kecamatan Karangmoncol Kabupaten Purbalingga ?

(24)

6

2. Bagaimana pemodelan nilai-nilai karakter dalam mewujudkan siswa yang berakhlakul karimah di Madrasah Ibtidaiyah Ma‟arif NU 3 Tamansari Kecamatan Karangmoncol Kabupaten Purbalingga ?

3. Bagaimana upaya memfasilitasi nilai-nilai karakter dalam mewujudkan siswa yang berakhlakul karimah di Madrasah Ibtidaiyah Ma‟arif NU 3 Tamansari Kecamatan Karangmoncol Kabupaten Purbalingga ?

4. Bagaimana Keterampilan untuk Pengembangan Nilai dan Literasi Moral dalam mewujudkan siswa yang berakhlakul karimah di Madrasah Ibtidaiyah Ma‟arif NU 3 Tamansari Kecamatan Karangmoncol Kabupaten Purbalingga?

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui penanaman nilai-nilai karakter dalam mewujudkan siswa yang berakhlakul karimah di Madrasah Ibtidaiyah Ma‟arif NU 3 Tamansari Kecamatan Karangmoncol Kabupaten Purbalingga.

2. Untuk mengetahui pemodelan nilai-nilai karakter dalam mewujudkan siswa yang berakhlakul karimah di Madrasah Ibtidaiyah Ma‟arif NU 3 Tamansari Kecamatan Karangmoncol Kabupaten Purbalingga.

3. Untuk mengetahui cara memfasilitasi nilai-nilai karakter dalam mewujudkan siswa yang berakhlakul karimah di Madrasah Ibtidaiyah Ma‟arif NU 3 Tamansari Kecamatan Karangmoncol Kabupaten Purbalingga.

4. Untuk mengetahui Keterampilan untuk Pengembangan Nilai dan Literasi Moral dalam mewujudkan siswa yang berakhlakul karimah di Madrasah Ibtidaiyah Ma‟arif NU 3 Tamansari Kecamatan Karangmoncol Kabupaten Purbalingga.

(25)

7 D. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat untuk menambah khazanah keilmuan terkait dengan manajemen pendidikan karakter dalam mewujudkan siswa yang berakhlakul karimah.

1. Manfaat secara Praktis

a. Bagi Kepala Madrasah Ibtidaiyah

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan masukan dalam upaya pengembangan manajemen pendidikan karakter di madrasah.

b. Bagi Guru-guru Madrasah Ibtidaiyah

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi referensi dalam pelaksanaan manajemen pendidikan karakter di madrasah dan dapat dijadikan acuan untuk mengatasi hambatan penerapan pendidikan karakter di madrasah.

(26)

8 BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Landasan Teori

1. Manajemen Pendidikan Karakter

a. Pengertian Manajemen Pendidikan Karakter

Manajemen merupakan suatu usaha yang dilakukan untuk mencapai sasaran yang telah dirumuskan sebelumnya.4 Menurut Usman,

“manajemen dalam arti luas adalah perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, dan pengendalian (P4) sumber daya organisasi untuk mencapai tujuan secara efektif dan efisien dalam arti luas.”5 Senada dengan definisi tersebut, Siswanto mendefinisikan “manajemen adalah seni dan ilmu dalam perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, pemotivasian, dan pengendalian terhadap orang dan mekanisme kerja untuk mencapai tujuan.”6 Stoner juga mengemukakan bahwa:

Manajemen adalah proses perencanaan, pengorganisasian,

pengarahan, dan pengawasan usaha-usaha para anggota organisasi dan penggunaan sumber daya-sumber daya organisasi lainnya agar mencapai tujuan organisasi yang telah ditetapkan.7

Menurut Certo & Certo juga mengemukakan bahwa, “management is the process of reaching organizational goals by working with and through people and other organizational resources.”8 Artinya:

manajemen adalah proses untuk mencapai tujuan organisasi dengan bekerja dengan dan melalui orang-orang serta sumber daya organisasi lainnya. Seorang pakar, Armstrong mendefinisikan:

Management is the process of deciding what to do and then getting it done through the effective use of resources. It is about what managers do to make things happen. They define goals, determine the resources

4 Sufyarma. Kapita selekta manajemen pendidikan. (Bandung: Alfabeta, 2004), hlm.189.

5 Usman, Husaini. Manajemen: Teori, praktik, dan riset pendidikan. (3rd ed.). (Jakarta: Bumi Aksara, 2012), hlm.5.

6 Siswanto, Bedjo. Manajemen tenaga kerja. (Bandung: Sinar Baru, 2007), hlm.2.

7 Hani Handoko. Manajemen. Yogyakarta: BPFE-Yogyakarta, 2001), hlm.8.

8 Certo, S. C. & Certo, S. T. Modern management: Concepts and skills. (12th ed.). (Upper Saddle River, New Jersey: Prentice Hall, 2012), hlm.7.

(27)

9

– people, finance, work systems and technology – required to achieve the goals, allocate those resources to opportunities and planned activities and ensure that those activities take place as planned in order to achieve predetermined objectives. All this adds tip to managing for results.9

Manajemen adalah proses memutuskan apa yang harus dilakukan dan kemudian melakukannya dengan menggunakan sumber daya secara efektif. Ini penting dilakukan oleh manajer untuk menjadikan suatu hal terjadi. Mereka menentukan tujuan, sumber daya manusia, keuangan, sistem kerja dan teknologi yang diperlukan untuk mencapai tujuan, mengalokasikan sumber daya kepada peluang dan kegiatan yang direncanakan serta memastikan bahwa kegiatan berlangsung seperti yang direncanakan dalam mencapai tujuan yang telah ditentukan. Manajemen juga mencakup tentang hasil.

Dari beberapa definisi tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa manajemen merupakan serangkaian kegiatan saling terkait yang meliputi proses perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, dan pengendalian dalam mencapai tujuan yang sudah ditetapkan, serta melibatkan orang dan sumber daya organisasi lainnya.

Secara praktis, pendidikan karakter adalah suatu sistem penanaman nilai-nilai perilaku (karakter) kepada warga sekolah/madrasah yang meliputi komponen pengetahuan, kesadaran atau kemauan, dan tindakan untuk melaksanakan nilai-nilai tersebut, baik terhadap Tuhan YME, diri sendiri, sesama, lingkungan, maupun kebangsaan, sehingga menjadi manusia paripurna (insan kamil).10

Agar pendidikan karakter dapat dilaksanakan maka perlu diorganisir. Setidaknya terdapat lima hal yang perlu diperhatikan berkaitan dengan organisasi pembelajaran dalam implementasi pendidikan karakter di sekolah yaitu pelaksanaaan pembelajaran,

9 Armstrong, M. Armstrong‟s handbook of management and leadership: A guide to managing for result. (2nd ed). (London and Philadelphia: Kogan Page, 2009), hlm.3.

10 Darmiyah Zuchdi, Pendidikan Karakter Konsep Dasar dan Implementasi di Perguruan Tinggi, (Yogyakarta: UNY Pres, 2015), hlm.3.

(28)

10

pengadaan, pembinaan tenaga ahli, pendayagunaan lingkungan dan sumber daya masyarakat, pengembangan, dan penataan kebijakan serta keterbatasan pembelajaran.11 Diperlukan penerapan fungsi-fungsi manajemen dalam penerapan pendidikan karakter.

Pembentukan kepribadian seseorang diarahkan untuk meningkatkan dan atau mengembangkan potensi atau faktor dasar (bawaan) melalui proses pendidikan yang berpedoman pada nilai-nilai karakter. Melalui pembiasaan, pelatihan, dan pembimbingan diharapkan karakter seseorang akan menjadi lebih baik.12 Memang perlu ketelatenan dan keteladanan untuk itu. Peningkatan potensi tersebut meliputi tiga hal, yaitu mencakup aspek IQ, EQ, dan SQ. Banyak metode yang dapat dilakukan dalam pendidikan karakter, antara lain seperti keteladanan guru, orang tua, dan masyarakat.

Manajemen pendidikan karakter menjadi sarana tercapainya tujuan pendidikan karakter, secara efektif dan efesien. Efektif dalam manajemen pendidikan karakter baik secara kuantitas dan kualitas tercapai sesuai dengan waktu yang telah direncanakan atau ditargetkan. Sementara efesien artinya tujuan pendidikan karakter tercapai secara tepat, baik menyangkut biaya maupun tenaga.

Adanya manajemen pendidikan karakter, memungkinkan pihak sekolah mencapai tujuan pendidikan karakter sesuai target, sesuai perencanaan, dan tidak menghambur-hamburkan biaya atau pikiran tanpa hasil. Pendek kata, tanpa adanya manajemen pendidikan karakter, tujuan pendidikan karakter tidak akan tercapai bahkan tidak menutup kemungkinan akan “gagal” di tengah jalan. Maka tidak ada pilihan lain

11 Mulyasa, E Manajemen Pendidikan Karakter, (Jakarta: Bumi Akasara, 2013)., hlm. 144.

12 Eliyanto, Pendidikan Aqidah Akhlak, (Yogyakarta: UIN Sunan Kalijaga, 2017).

(29)

11

bagi sekolah, selain segera mengaplikasi manajemen dalam pendidikan, lebih-lebih dalam pendidikan karakter.13

Menurut Kirschenbaum menguraikan 100 cara untuk bisa

meningkatkan nilai dan moralitas (karakter/akhlak mulia) disekolah yang bisa dikelompokkan ke dalam lima metode, yaitu:14

1) Penanaman Nilai-nilai dan Moralitas

Pendidikan karakter di sekolah yang dilaksanakan melalui berbagai program adalah dalam rangka transformasi dan pembudayaan nilai-nilai moral dasar. Ada banyak nilai karakter atau akhlak mulia yang harus diimplementasikan dalam kehidupan sehari- hari dalam berbagai aspek kehidupan manusia, baik yang berhubungan dengan tuhan, dengan sesama manusia, maupun dengan alam sekitarnya.

Cukup banyak pakar pendidikan karakter yang memberikan tawaran tentang nilai-nilai dasar yang harus dikembangkan untuk membangun karakter seseorang. Dengan merujuk berbagai pakar pendidikan karakter, Agustian kemudian menetapkan tujuh nilai utama untuk membangun karakter, yaitu:

a) Kejujuran, yakni sikap dan perilaku seseorang yang didasarkan pada upaya menjadikan dirinya selalu dapat dipercaya dalam perkataan dan perbuatanya.

b) Tanggungjawab, yakni sikap dan perilaku seseorang untuk melaksanakan tugas dan kewajibanya sebagaimana yang seharusnya dia lakukan, baik terhadap diri sendiri, masyarakat, lingkungan, Negara, maupun Tuhan YME.

c) Visioner, yakni pandangan, wawasan, dan kemampuan seseorang untuk membangun kehidupan masa depan yang lebih baik.

d) Kedisiplinan, yakni sikap dan perilaku yang menunjukkan ketertiban dan kepatuhan terhadap berbagai ketentuan dan peraturan.

13 Agus Wibowo, Pendidikan Karakter Strategi Membangun Karakter Bangsa Berperadaban, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2012), hlm.27-28.

14 Kirschenbaum, Howard. 100 Ways to Enhance Values and Morality in Schools and Youth Settings. (Massachusetts: Allyn & Bacon, 1995), hl.31-42.

(30)

12

e) Kerjasama, yakni sikap dan perilaku yang menunjukkan upaya dalam melakukan suatu pekerjaan bersama-sama secara sinergis demi tercapainya tujuan.

f) Keadilan, keadilan yakni sikap dan perilaku seseorang yang menunjukkan upaya untuk melakukan perbuatan yang sepatutnya sehingga terhindar dari perbuatan yang semena-mena dan berat sebelah.

g) Kepedulian, yakni sikap dan perilaku seseorang yang menunjukkan suatu perbuatan atas dasar cinta dan perhatian kepada orang lain maupun kepada lingkungan dan proses yang terjadi di sekitarnya.15

Tidak sulit menemukan nilai-nilai luhur pendidikan karakter dalam budaya kita. Itu karena bangsa kita dikenal sebagai bangsa yang masih menjunjung adat dan budaya luhur ketimuran. Singkatnya, nilai-nilai karakter mulia itu dapat kita temukan dalam adat dan budaya hampir di setiap suku bangsa di negeri ini.16

2) Pemodelan Nilai-nilai dan Moralitas

Model pendidikan karakter dimaknai sebagai deskripsi proses pembelajaran yang mengembangkan nilai-nilai target pembangun karakter. Deskripsi tersebut mulai dari pendekatan, metode sampai strategi pembelajaran, serta pengembangan kultur lembaga pendidikan sebagai konteks institusional pendidikan karakter. Karena pendekatan komprehensif dipandang yang paling sesuai untuk pendidikan karakter, maka pendekatan inilah yang digunakan dalam pendidikan karakter. Demikian juga karena metode komprehensif, yang meliputi metode tradisional maupun metode kontemporer, dipertimbangkan sebagai metode yang diperlukan dalam pendidikan karakter pada masa sekarang, maka metode kompehensif dipilih untuk pendidikan karakter.17

15 Ary Ginanjar Agustian. Rahasia Sukses Membangun Kecerdasan Emosi dan Spiritual ESQ.

(Jakarta: Arga Tilanta, 2019).

16 Agus Wibowo. Pendidikan Karakter Strategi Membangun Karakter Bangsa Berperadaban, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2012)., hlm.17.

17 Nucci, Larry P. & Narvaez, D. Handbook of Moral and Character Education. (New York:

Routledge, 2008).

(31)

13

Pendekatan komprehensif adalah cara untuk mengatasi suatu masalah atau mencapai suatu tujuan pendidikan karakter. Istilah komprehensif yang digunakan dalam pendidikan karakter mencakup berbagai aspek.18

Pertama, isi pendidikan karakter harus komprehensif, meliputi semua permasalahan yang berkaitan dengan pilihan nilai-nilai yang bersifat pribadi sampai pertanyaan-pertanyaan mengenai etika secara umum.

Kedua, metode pendidikan karakter juga harus komprehensif.

Termasuk didalamnya inklusi (penanaman) nilai, pemberian teladan, fasilitas nilai, dan pengembangan keterampilan hidup (soft skills).

Generasi muda perlu memperoleh penanaman nilai-nilai tradisional dari orang dewasa yang menaruh perhatian kepada mereka, yaitu para anggota keluarga, guru, dan masyarakat. Mereka juga memerlukan teladan dari orang dewasa mengenai integritas kepribadian dan kebahagiaan hidup.

Ketiga, pendidikan karakter hendaknya terjadi dalam keseluruhan proses pendidikan di kelas, dalam kegiatan ekstrakurikuler, dalam proses bimbingan dan penyuluhan, dalam upacara-upacara pemberian penghargaan, dan semua aspek kehidupan.

Beberapa contoh mengenai hal ini misalnya kegiatan belajar kelompok, penggunaan bahan-bahan bacaan dan topik-topik tulisan mengenai “kebaikan”, pemberian teladan tidak merokok, tidak korup, tidak munafik, dermawan, menyayangi semua makhluk Allah, dan sebagainya.

Yang terahir, pendidikan karakter hendaknya terjadi melalui kehidupan dalam bermasyarakat. Orang tua lembaga, lembaga keagamaan, penegak hukum, polisi, organisasi kemasyarakatan, dan juga yang sangat penting adalah pengelola media massa, semua perlu

18 Lickona, Thomas. Educating for Character: How Our School Coan Teach Respect and Responsibility. (New York, Toronto, London, Sydney, Aucland: Bantam Books, 1991), hlm.326.

(32)

1 4

berpartisipasi dalam pendidikan karakter. Konsistensi semua pihak dalam melaksanakan pendidikan nilai mempengaruhi karakter generasi muda.

Kesadaran akan perlunya penggunaan pendekatan komprehensif dalam pendidikan karakter diharapkan dapat menghasilkan lulusan yang mampu membuat keputusan moral,dan memiliki kebiasaan berperilaku terpuji berkat pembiasaan terus menerus dalam proses pendidikan.

3) Memfasilitasi Nilai-nilai dan Moralitas

Bagian yang terpenting dalam metode fasilitas nilai adalah pemberian kesempatan kepada subjek didik. Menurut Zuchdi, kegiatan-kegiatan yang dilakukan oleh subjek didik dalam pelaksanaan metode fasilitas membawa dampak positif pada perkembangan kepribadian karena hal-hal sebagai berikut:19

a) Kegiatan fasilitas secara signifikan dapat meningkatkan hubungan pendidik dan subjek didik. Apabila pendidik mendengarkan subjek didik dengan sungguh-sungguh, besar kemungkinanya subjek didik mendengarkan pendidik dengan baik. Subjek didik merasa benar- benar dihargai karena pandangan dan pendapat mereka di dengar dan dipahami. Akibatnya, kredibilitas pendidik meningkat

b) Kegiatan fasilitas menolong subjek didik memperjelas pemahaman.

Kegiatan tersebut memberikan kesempatan kepada subjek didik untuk menyusun pendapat, mengingat kembali hal-hal yang perlu disimak, dan memperjelas hal-hal yang masih meragukan.

c) Kegiatan fasilitas menolong subjek didik yang sudah menerima suatu nilai, tetapi belum mengamalkanya secara konsisten, meningkat dari pemahaman secara intelektual ke komitmen untuk bertindak. Tindakan moral memerlukan tidak hanya pengetahuan, tetapi juga perasaan, maksud, dan kemauan.

19 Darmiyati Zuchdi. Pendidikan Karakter Konsep Dasar dan Implementasi di Perguruan Tinggi.(Yogyakarta:UNY Press 2015., hlm.37-38)

(33)

15

d) Kegiatan fasilitas menolong subjek didik berpikir lebih jauh tentang nilai yang dipelajari, menemukan wawasan tersendiri, belajar dari teman-temanya yang telah menerima nilai-nilai yang diajarkan, dan ahirnya menyadari kebaikan hal-hal yang disampaikan oleh pendidik.

e) Kegiatan fasilitas menyebabkan pendidik lebih dapat memahami pikiran dan perasaan subjek didik.

f) Kegiatan fasilitasi memotivasi subjek didik menghubungkan persoalan nilai dengan kehidupan, kepercayaan, dan perasaan mereka sendiri. Karena kepribadian subjek didik terlibat, pembelajaran menjadi lebih menarik.

4) Keterampilan untuk Pengembangan Nilai dan Literasi Moral serta Mengembangkan Program Pendidikan Nilai

Ada berbagai keterampilan yang diperlukan agar seseorang dapat mengamalkan nilai-nilai yang dianut, sehingga berperilaku konstruktif dan bermoral dalam masyarakat. Keterampilan tersebut antara lain:

a) Berpikir kritis yaitu sikap dan perilaku yang berusaha untuk menemukan kesalahan atau kelemahan maupun kelebihan dari suatu perbuatan

b) Berpikir kreatif yaitu keterampilan berpikir dan melakukan sesuatu untuk menghasilkan cara atau hasil baru

(34)

16

c) Berkomunikasi secara jelas yaitu keterampilan utama yang harus dimiliki untuk mampu membina hubungan yang sehat dimana saja d) Menyimak yaitu keterampilan mendengarkan dengan penuh

pemahaman dan secara kritis

e) Bertindak asertif yaitu keterampilan mengemukakan pendapat secara terbuka, dengan cara-cara yang tidak melukai perasaan orang lain

f) Menemukan resolusi konflik yaitu kemampuan untuk menemukan cara menyelesaikan masalah atau konflik antar individu secara sukarela.20

Dengan demikian, ada berbagai keterampilan yang diperlukan agar seseorang dapat mengamalkan nilai-nilai yang dianut, sehingga berperilaku konstruktif dan bermoral dalam masyarakat. Keterampilan tersebut antara lain berpikir kritis, berpikir kreatif, berkomunikasi secara jelas, menyimak, bertindak asertif, dan menemukan resolusi konflik. Adapun strategi pengembangan soft skil (ketrampilan) antara lain dengan berfikir kritis, berfikir kreatif, berkomunikasi jelas, menyimak berbicara asertif, mengatasi ancaman teman dan mengatasi konflik.

Pengembangan model pendidikan nilai menggambarkan sebuah proses dalam mind peserta didik yang melibatkan strategi dan prinsip pembelajaran yang mampu mendorong peserta didik membangun nilai-nilai.21 Untuk mengembangkan program pendidikan nilai, maka dapat menggunakan keteladanan, pelatihan, pembimbingan, dan pembiasaan diperlukan dalam upaya memberikan pendidikan karakter pada siswa. Keteladanan adalah pemberian

20 Ryan, K. & Bohlin, K.E. Building Character in Schools: Practical Ways to Bring Moral Instruction to Life. (San Fransisco, CA: Jossey-Bass, 1999).

21 Hartono, Pendidikan Integarif, (Purbalingga: Kaldera Institute, 2016), hlm.52.

(35)

17

contoh yang baik. Guru perlu memposisikan diri sebagai sosok yang dapat digugu dan ditiru. Guru harus berusaha menjadi yang terbaik (pelopor) dalam akhlak atau karakter yang baik.

b. Pentingnya Pendidikan Karakter

Pendidikan merupakan kebutuhan seluruh masyarakat dan merupakan hak setiap warga negara untuk tidak hanya sekedar memperoleh pendidikan. Akan tetapi semakin meningkatnya kualitas kehidupan manusia menuntut pendidikan yang semakin baik, pendidikan yang semakin tinggi pula.

Pendidikan karakter kini memang menjadi isu utama pendidikan, selain menjadi bagian dari proses pembentukan akhlak anak bangsa, pendidikan karakter ini pun diharapkan mampu menjadi pondasi utama dalam mensukseskan Indonesia Emas 2025. Di lingkungan Kemdiknas sendiri, pendidikan karakter menjadi fokus pendidikan di seluruh jenjang pendidikan yang dibinannya.

Kita ketahui bahwa proses globalisasi secara terus-menerus akan berdampak pada perubahan karakter masyarakat. Hal ini juga mempengaruhi terhadap karakter peserta didik di sekolah. Kurangnya pendidikan karakter akan menimbulkan krisis moral yang berakibat pada perilaku negatif di masyarakat, misalnya pergaulan bebas, penyalahgunaan obat-obat terlarang, pencurian, kekerasan dan lain sebagainya.

Dari berbagai hal tersebut kita menyadari bahwa pendidikan karakter sangat penting bagi peserta didik maka para guru, karyawan dan orang tua, dan seluruh warga sekolah sudah seharusnya senantiasa menanamkan nilai-nilai karakter yang baik kepada anak didiknya.

Proses pendidikan karakter di suatu sekolah tercermin dari visi dan misinya yang memiliki tujuan membentuk karakter bagi seluruh warga sekolah. Visi misi tersebut selanjutnya menjadi budaya sekolah. Budaya

(36)

18

sekolah berupa karakter-karakter baik menjadi kebiasaan seluruh warga sekolah.22

Faktor yang paling penting dalam kegiatan menggerakkan orang lain untuk menjalankan kegiatan manajemen adalah kepemimpinan.

Kepemimpinan (leadership) berbeda dengan pemimpin (leader).

Kepemimpinan adalah kemampuan untuk mempengaruhi perilaku seseorang atau kelompok untuk mencapai suatu tujuan atau karena alasan lain.23 Dengan demikian, maka dapat diketahui bahwa kepala sekolah sebagai pemimpin sekolah memiliki peran besar dalam pembentukan karakter siswa.

Pendidikan merupakan komponen yang penting dalam strategi pengembangan. Karakter siswa perlu diwujudkan melalui pendidikan karakter. Idealnya proses yang baik menghasilkan keluaran (output) yang baik. Pembelajaran pada hakikatnya adalah proses interaksi antara peserta didik dengan lingkungannya sehingga terjadi perubahan perilaku kearah yang lebih baik. Dalam interaksi tersebut banyak sekali faktor yang mempengaruhinya baik faktor internal yang datang dari dalam diri individu maupun faktor eksternal yang datang dari lingkungan.

Dari segi hasil proses belajar mengajar dikatakan berhasil apabila terjadi perubahan perilaku yang positif pada diri pesetra didik seluruhnya atau setidak-tidaknya sebagian besar (75%). Lebih lanjut proses pembelajaran dikatakan berhasil dan berkualitas apabila masukan merata, menghasilkan output yang banyak dan bermutu tinggi, serta sesuai dengan kebutuhan, perkembangan masyarakat dan pembangunan.24

Hasil yang optimal ini tidak lepas dari bagaimana guru mengajar.

Mengajar adalah perbuatan yang komplek yaitu penggunaan secara integratif sejumlah keterampilan untuk menyampaikan pesan. Prosedur Pembelajaran berbasis karakter merupakan keseluruhan proses usaha

22 Suara Merdeka, (terbitan 28 Januari 2019), hlm.4.

23 Sudjana, HD. Manajemen Program Pendidikan untuk Pendidikan Non Formal dan Pengembangan SDM, (Bandung, Falah Production, 2004), hlm.19.

24 Mulyasa. Kurikulum Berbasis Kompetensi, (Bandung, PT Remaja Rosda Karya, 2004), hlm.102.

(37)

19

belajar dan pembentukan karakter peserta didik yang direncanakan.25 Kegitan pembelajaran tersebut mencakup kegiatan pembukaan, kegitan inti atau pembentukan kompetensi dan kegiatan penutup.

Untuk menumbuhkan karakter yang baik dapat diajarkan melalui pendidikan karakter, adalah upaya yang dilakukan dengan sengaja untuk untuk mengembangkan karakter yang baik berdasarkan kebajikan- kebajikan inti yang secara obyektif baik individu maupun masyarakat.

Kebajikan inti meliputi dua kebajikan yaitu kebajikan fundamental dan kebajikan esensial. Kebajikan fundamental ada dua kebajikan yang akan ditumbuhkan yaitu rasa hormat dan tanggung jawab., sedangkan kebajikan esensial ada sepuluh yaitu kebijaksanaan, keadilan, ketabahan, pengendalian diri, kasih, sikap positif, kerja keras, integritas, penuh syukur dan kerendahan hati. Agar sekolah dapat berhasil menumbuhkan nilai nilai kebajikan tersebut, maka sekolah dalam proses pengajarannya dengan mendasarkan pengatahuan moral, perasaan moral dan tindakan moral dimana semua unsur disekolah akan ikut terlibat.

2. Akhlakul Karimah

a. Pengertian Akhlakul Krimah

Akhlak baik yaitu akhlak yang tidak bertentangan dengan ajaran Al Qur‟an dan Al Hadits. Akhlak baik atau akhlak terpuji harus didasarkan pada keimanan. Perbuatan yang secara lahiriyah baik, namun tidak didasari iman, maka tidak mendapat pahala. Allah memerintahkan kepada setiap muslim untuk berbuat baik, sebagaimana dalam Qur‟an Surat Al Baqarah ayat 195:

ُ حن ي ه

ً ً ً اى اى ً ت ن ً

د ً ً

ا

ً ً ً يق ً ت ً ً ى ا

ً و لا

ل ً ل

ً ً و ًث س

ً

و ً ا ً ً

ً ً فق ى ً ا ً س

ً ً ً

ً ة ً ا ح ً ى ح ً ً

(38)

20

ً ً

لال ا ى ً

ا

ً ً س ً

او ح

25 Mulyasa. Manajemen Pendidikan Karakter, (Jakarta, PT Bumi Aksara, 2018), hlm.138.

(39)

21

“Dan belanjakanlah (harta bendamu) di jalan Allah, dan janganlah kamu menjatuhkan dirimu sendiri ke dalam kebinasaan, dan berbuat baiklah, karena sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang berbuat baik”.

Selanjutnya, Allah juga berfirman dalam Qur‟an Surat Al Qasas ayat 77:

ا م ح

س

ً و ا

ً ً ً

اى ً د ً ً ً ً ً ا

ص ً ً ً ث ل

س ً ً

لا ً ً ت ً ً و

ذ س ج ً

ً ا لا ً ز

اى د

ً ا ً لال ً

ً ا تى ل

ً ً ً ا

و ا ً ً تت ً ػ

ً س د ً ً

ً ً

ً ف

ة ا ً ى

ً ً ح لا

ل ً ل

ً ً ا

ً

ً ً ا لا ضز

س ا د ً

ً ت ً ث ً ػ

ً ا ً ىف ً و لا

ً اى ً ً

ل لال ً

ً ا ح س

ً

“Dan carilah pada apa yang telah dianugerahkan Allah kepadamu (kebahagiaan) negeri akhirat, dan janganlah kamu melupakan bahagianmu dari (kenikmatan) duniawi dan berbuat baiklah (kepada orang lain) sebagaimana Allah telah berbuat baik, kepadamu, dan janganlah kamu berbuat kerusakan di (muka) bumi. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berbuat kerusakan”.

Selanjutnya, Allah juga berfirman dalam Qur‟an Surat Az Zumar ayat 10:

ح س ً ً

ح ً ً ر ً ه اى ً د ً ً ً

ً ً ا

ً

اى ً ً س ً

ا ح ً ًى

ً ً ي ر ً ً ً

ً ً ً

ن ً ً ت

ز ً ً

ً ى ا

ا ً ً ا ى ً ات ً ق ً ً

ً د ً ً اى

ً ر ً ً

ً ً ع ثا

ً ق و

باسح غ

ً ً س

ً ً ه

ا شج

ً س

ً و

ًث ص

اى ى ً

ً ً ف

ً ً ً ا ً

ً ً ا

ً ً ً ح ساو لال ض ز او

(40)

22

Katakanlah: "Hai hamba-hamba-Ku yang beriman. bertakwalah kepada Tuhanmu". Orang-orang yang berbuat baik di dunia ini memperoleh kebaikan. Dan bumi Allah itu adalah luas. Sesungguhnya hanya orang-orang yang bersabarlah Yang dicukupkan pahala mereka tanpa batas.

Dengan berakhlak baik, kita akan lebih merasa dekat dan kemudian cinta kepada Allah SWT. Akhlak baik akan menguntungkan. Dengan berakhlak baik, kita akan memperoleh kebahagiaan hidup (di dunia dan di akhirat).

(41)

23

Akhlak yang baik itu sudah seharusnya menjadi kebiasaan dalam diri seseong. Iman Al Ghazali dalam Ihya Ulumudin bahwa ahlak adalah daya kekuatan (sifat) yang tertanam dalam jiwa yang mendorong perbuatan-perbuatan yang spontan tanpa melakukan pertimbangan pikiran. Jadi akhlak merupakan sikap yang melekat pada diri seseorang dan secara spontan diwujudkan dalam tingkah laku dan perbuatan.

Artinya bahwa jika seorang atau peserta didik sudah memiliki akhlak yang baik maka tindakan spontanitas yang muncul juga akan baik, umpamanya dalam penggunaan kalimah toyyibah secara spontan.26

Menurut Asmaran, sebagian ulama berpendapat bahwa akhlak dalam perspektif Islam adalah sekumpulan asas dan dasar yang diajarkan oleh wahyu ilahi untuk menata perilaku manusia.27 Hal ini dalam rangka mengatur kehidupan seseorang serta mengatur interaksinya dengan orang lain. Tujuan akhir dari semua itu adalah untuk merealisasikan tujuan diutusnya manusia di muka bumi.

Akhlakul karimah sangat penting untuk dipraktikkan dan dibiasakan sejak dini oleh siswa dalam kehidupan sehari-hari. Terutama dalam rangka mengantisipasi dampak negatif era globalisasi dan krisis multidimensional.28 Adapun Akhlak mahmudah atau akhlak karimah (akhlak mulia) diantaranya:

1) Ridha kepada Allah SWT.

2) Cinta dan beriman kepada Allah SWT

3) Beriman kepada malaikat, kitab, rasaul, hari kiamat dan takdir.

4) Taat beribadah.

5) Selalu menepati janji 6) Melaksanakan amanah

7) Berlaku sopan dalam ucapan dan perbuatan 8) Qonaan (relaterhadap pemberian Allah SWT) 9) Tawakal (berserahdiri)

10) Sabar.29

26 Hartono, Pendidikan Integarif, (Purbalingga: Kaldera Institute, 2016), hlm.52.

27 Asmaran. Pengantar Studi Akhlak. Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2011)., hlm.13.

28 Abudinnata. Akhlak Tasawuf dan Karakter Mulia. (Jakarta: Rajawali Press, 2014), hlm.75.

29 Rosihon Anwar. Akhlak Tasawuf. (Bandung: Pustaka Setia, 2010), hlm.30.

(42)

24

b. Mewujudkan Generasi Berakhlakul Karimah

Sumberdaya merupakan input penting yang diperlukan untuk berlangsungnya proses pendidikan di sekolah. Tanpa sumberdaya yang memadai, proses pendidikan juga tidak akan berlangsung secara memadai, dan pada gilirannya sasaran sekolah/ Sekolah tidak akan tercapai. Sumber daya dapat dikelompokkan menjadi dua yaitu sumberdaya manusia dan sumberdaya selebihnya, seperti keuangan, perlengkapan, peralatan, sarana prasarana, dan sebagainya.

Pembangunan karakter dan jati diri bangsa merupakan citacita luhur yang harus diwujudkan melalui penyelenggaraan pendidikan yang terarah dan berkelanjutan. Penanaman nilai-nilai akhlak, moral, dan budi pekerti seperti tertuang dalam UndangUndang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional harus menjadi dasar pijakan utama dalam mendesain, melaksanakan, dan mengevaluasi sistem pendidikan nasional. Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab (pasal 3).

GBHN juga menetapkan misi dalam rangka mewujudkan visi bangsa Indonesia antara lain sebagai berikut : (1) perwujudan kehidupan sosial budaya yang berkepribadian, dinamis, kreatif, dan berdaya tahan terhadap pengaruh globalisasi. (2) pemberdayaan masyarakat dan seluruh kekuatan ekonomi nasional, terutama pengusaha kecil, menengah dan koperasi, dengan mengembangkan sistem ekonomi kerakyatan yang bertumpu pada mekanisme pasar yang berkeadilan berbasis pada sumberdaya alam dan sumberdaya manusia yang produktif, mandiri, maju, bersaing, berwawasan lingkungan, berkelanjutan dan (3) perwujudan sistem dan iklim pendidikan nasional yang demokratis dan

(43)

25

bermutu guna memperteguh ahlak mulia, kreatif, inovatif, berwawasan kebangsaan, cerdas, sehat, disiplin, dan bertanggung jawab, berketrampilan, serta menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi dalam rangka mengembangkan kualitas manusia Indonesia.30

Setiap struktur organisasi menuntut bermacam ragam orang, dan penyediaan orangnya terdiri dari berbagai tipe. Sumber daya manusia atau man power disingkat SDM merupakan kemampuan yang dimiliki setiap manusia.SDM terdiri dari daya fikir dan daya fisik setiap manusia.

Sumber daya manusia adalah kemampuan terpadu dan daya fikir dan daya fisik yang dimiliki individu, daya fikir adalah kecerdasan yang dibawa lahir (modal dasar) sedangkan kecakapan diperoleh dari usaha (belajar dan pelatihan).31 Kecerdasan dan kecakapan individu diimplementasikan untuk menciptakan ide-ide inovasi, kreatifitas dan sistem kerja yang terbaik.

Menurut Hasibuan implementasi sumber daya manusia adalah recruitment, selection, training, education, placement, indoctrination, dan development.32 Manusia adalah aktiva yang paling berharga, perencanaan dan pelaku dalam mewujudkan tujuan yang bermutu tinggi.

Oleh karenanya seluruh komponen berpartisipasi aktif dalam pengembangan sesuai dengan tugas masing-masing.

Pengelolaan ketenagaan yang dimulai dari analisis kebutuhan, perencanaan, rekrutmen, pengembangan, hadiah dan sangsi (reward and punishment), hubungan kerja sampai evaluasi kinerja setiap tenaga kerja sangat perlu dilakukan Sekolah demi efektifltas ketenagaan.

Kemajuan pendidikan, teknologi, informasi dan peradaban mendorong masyarakat semakin selektif dan memilih pendidikan yang bermutu baik dan memiliki daya saing. Peningkatan kualitas SDM menjadi sebuah keharusan untuk menghasilkan mutu pendidikan yang

30 Sufyarma. Kapita Selekta Manajemen Pendidikan. Bandung: Alfabeta, 2003), hlm.29-30.

31 Hasibuan. Organisasi dan Motivasi Dasar Peningkatan Produktivitas. Jakarta: Bumi Aksara, 2003), hlm.244.

32 Ibid, hlm.11.

Referensi

Dokumen terkait

PEMERINTAH KABUPATEN MAMUJU RUMAH SAKIT UMUM DAERAH

beserta dan rekan-rekannya dengan membentuk kelompok tani pembudidaya ikan lele segar dan menyehatkan, maka terbentuklah Kelompok Tani “Sumber Lancar”, yang beranggotakan

Kondisi yang optimal untuk pembuatan minyak karet yaitu pada suhu yang lebih tinggi yaitu 300 0 C dan untuk penambahan jumlah katalis tergantung sesuai dengan massa bahan yang

–   Biaya overhead kantor dengan penggunaan ICT untuk komunikasi atau aplikasi semacam Electronic Document Management System (EDMS). –   Biaya marketing dengan menggunakan

a) Pemerintah Malaysia belum meratifikasi konvensi Hak-hak Sipol dan Ekosob, tidak tunduk pada Viena Convention 1962, dan memiliki Internal Security Act (ISA), sehingga

Berkenaan dengan hal tersebut, agar Saudara dapat membawa dokumen asli dan menyerahkan rekaman/copy untuk setiap data yang telah dikirim melalui form isian elektronik aplikasi

Providing one shortest path limits user’s flexibility when choosing a possible route, especially when more than one parameter is utilized to calculate cost

From the experiment results, we conclude that the deformation measurement of a large-scale solar power plant on reclaimed land by using images acquired by a non- metric digital