• Tidak ada hasil yang ditemukan

Skripsi Suci

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Skripsi Suci"

Copied!
55
0
0

Teks penuh

(1)

ANALISIS KETERAMPILAN PROSES SAINS YANG DIKEMBANGKAN GURU DALAM LKPD DI SMP NEGERI KOTA MATARAM

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan dalam Menyelesaikan Program Sarjana (S1) Pendidikan Biologi

Oleh

SUCI MUKADDIMATUL JANNAH NIM. E1A013049

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI JURUSAN PENDIDIKAN MIPA

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS MATARAM

(2)
(3)
(4)

MOTTO DAN PERSEMBAHAN

Motto :

“lakukan yang terbaik, bersikaplah yang baik, maka kau akan jadi yang terbaik..

“Do the best, be good, then you will be the best.

Persembahan :

Dengan segala kerendahan hati dan rasa hormat, skripsi ini saya persembahkan untuk:

 Ibu dan Bapak tercinta Huriah dan Masnun mu’in (Alm) yang telah berjuang tanpa lelah dan tak henti-hentinya melafadzkan doa untuk kesuksesan dan keberhasilan saya, memberikan kasih sayang dan materi disetiap gerak langkah walau sampai akhir hidupku rasa terimakasih belum cukup mewakili pengorbanan kalian berdua dalam hidupku. Maaf karena hanya karya sederhana ini yang mampu saya persembahkan sebagai hadiah terindah dari ananda.

 Kakakku tercinta (Sapri Nuryadin) yang tidak pernah lupa memberikan semangat, kasih sayang, dan perhatian yang tak terhingga selama ini.

 Adikku tercinta ( Muhammad Fahri dan Ahmad Taufiq Hidayat) yang telah memberikan semangat dan kasih sayang yang tak terhingga selama ini.

 Keluarga Besarku yang tidak dapat disebutkan satu per satu yang selalu memberikan doa serta motivasi yang tiada henti selama mengenyam pendidikan.

 Sahabat-sahabatku yang tidak terlupakan ( Sulastri, Uswatun, Hafiz, Arya) yang selalu menemani dan selalu berbagi canda, tawa, suka, duka dan selalu memberikan dorongan, semangat dan perhatiannya yang tak terhingga selama ini.

(5)

 Sahabat-sahabat seperjuangan ( Yani, Lianto, Irwan, Adrian, mogi, Ari, Vina, Erika, Ema, Isty, Novi, Winda, Nia, Indah ) yang selalu memberikan semangat selama ini.

 Teman-teman Prodi Pendidikan Biologi angkatan 2013.

 Sahabat berbagi motivasi dan pengalaman selama KKN (Abiem, Hari, Syuhada, Sita, Hafizah, Ana)

 Almamaterku tercinta

(6)

KATA PENGANTAR

Puji dan Syukur dipanjatkan atas kehadirat Allah SWT, yang telah

melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya serta shalawat dan salam senantiasa

tercurahkan kepada Nabi Besar Muhammad SAW yang selalu menjadi tauladan

bagi umatnya sehingga penulisan skripsi yang berjudul “Analisis Keterampilan

Proses Sains yang Dikembangkan Guru dalam LKPD di SMP Negeri Kota Mataram”

dapat terselesaikan. Skripsi ini disusun guna memenuhi salah satu syarat

memperoleh gelar sarjana strata satu di Program Studi Pendidikan Biologi

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Mataram.

Dalam penyusunan skripsi ini tidak lepas dari berbagai pihak, oleh karena

itu pada kesempatan ini diucapkan terima kasih kepada:

1. Drs. H. Ahmad Raksun, M.Si., selaku Dosen Pembimbing I yang telah

banyak memberikan nasihat dan arahan dengan penuh kesabaran dan

keikhlasan dalam membimbing saya sehingga skripsi ini dapat terselesaikan

tepat pada waktunya.

2. Dr. Gito Hadiprayitno, S.Pd.,M.Si. selaku Dosen Pembimbing II sekaligus

Dosen Pembimbing Akademik dan Ketua Program Studi Pendidikan Biologi

Universitas Mataram yang telah banyak memberikan nasihat, motivasi dan

arahan dengan penuh kesabaran dan keikhlasan dalam membimbing saya

sehingga skripsi ini dapat terselesaikan tepat pada waktunya.

3. Dr. Didik Santoso, M.Sc., selaku Dosen Penguji yang bijaksana memberikan

(7)

4. Bapak Dr. Karnan, M. Si., selaku ketua Jurusan Pendidikan MIPA FKIP

Universitas Mataram.

5. Bapak Dr. H. Wildan, M. Pd., selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu

Pendidikan (FKIP) Universitas Mataram.

6. Semua Dosen Fakultas Keguruan Ilmu Pendidikan Biologi yang telah

memberikan pengalaman dan ilmu yang bermanfaat untuk saya dikehidupan. 7. Keluarga, sahabat dan teman-teman yang selama ini telah memberikan

semangat, kekuatan dan perhatian yang besar dalam penyelesaian skripsi ini. Penulis mengharapkan kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat

membangun agar penulisan berikutnya lebih baik lagi. Semoga skripsi ini dapat

bermanfaat bagi para pembaca dan semua pihak yang membutuhkannya. Aamiin.

Mataram, September 2017

(8)
(9)

...

2.1.2 Jenis Keterampilan Proses Sains

... 10

2.2 Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD)

...

2.2.4 Struktur Lembar Kerja Peserta Didik

... 18

2.2.5 Fungsi Lembar Kerja Peserta Didik

(10)

2.3 Kerangka Berfikir

4.1 keterampilan proses sains dalam LKPD

... 27

4.2 persentase kemunculan jenis keterampilan proses sains dalam LKPD ... 29

(11)

5.1keterampilan proses sains dalam Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD) ... 31

5.2 Kemunculan jenis keterampilan proses sains dalam LKPD

... 32

BAB VI PENUTUP... 35

6.1 Kesimpulan

... 35

6.2 Saran

... 36

DAFTAR PUSTAKA... 37

DAFTAR TABEL

(12)

DAFTAR GAMBAR

2.1 Kerangka Berfikir... 21

4.1 Gambar Persentase Hasil Analisis Keterampilan Proses Sains dalam Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD)...28

4.2. Gambar persentase kemunculan jenis keterampilan proses sains dalam

(13)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Hasil Analisis Keterampilan Proses Sains yang dikembangkan Guru dalam LKPD

(14)

ANALISIS KETERAMPILAN PROSES SAINS YANG DIKEMBANGKAN GURU DALAM LKPD DI SMP NEGERI KOTA MATARAM

Oleh :

SUCI MUKADDIMATUL JANNAH E1A013049

ABSTRAK

(15)

mengidentifikasi jenis-jenis keterampilan proses sains yang dikembangkan dalam LKPD yang dibuat oleh guru SMP Negeri di Kota Mataram. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kualitatif. Populasi dalam penelitian ini adalah guru IPA kelas VII SMP Negeri Kota Mataram. Sampel penelitian ini adalah LKPD praktikum peserta didik kelas VII semester ganjil yang disusun oleh guru SMPN 1 Mataram, SMPN 2 Mataram, SMPN 3 Mataram, SMPN 7 Mataram, SMPN 10 Mataram, dan SMPN 21 Mataram. Pengumpulan data dilakukan dengan cara mengambil LKPD buatan guru IPA SMP Negeri di Kota Mataram yang dilakukan secara langsung kepada guru yang bersangkutan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD) yang disusun oleh guru IPA SMP Negeri Mataram sudah memuat hal-hal yang berkaitan dengan keterampilan proses sains ditinjau dari persentase rata-rata hasil analisis keterampilan proses sains yang dikembangkan guru dalam LKPD yaitu 72% dengan kategori tinggi untuk SMPN 1 Mataram, 81% dengan kategori sanagat tinggi untuk SMPN 2 Mataram, 78% dengan kategori tinggi untuk SMPN 7 Mataram dan SMPN 10 Mataram, 86% dengan kategori sangat tinggi untuk SMPN 3 Mataram, dan 75% dengan kategori tinggi untuk SMPN 21 Mataram.

(16)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Pendidikan ditinjau dari hakikat pembelajaran IPA merupakan suatu

proses pembentukan kompetensi bukan sekedar proses transfer pengetahuan

oleh guru (knowledge based learning) kepada peserta didik. Hakikat

pembelajaran IPA tidak hanya menjadikan IPA sebagai produk ilmu

pengetahuan, namun menjadikan IPA sebagai cara berpikir dan bertindak

sebagai kumpulan keterampilan proses sains, dan sebagai proses penyelidikan

ilmiah (Jufri, 2013).

Kecenderungan di sekolah memperlihatkan bahwa peserta didik hanya

mempelajari IPA sebagai produk, menghafal konsep, teori dan hukum.

Pembelajarannya berorientasi pada tes atau ujian, akibatnya IPA sebagai

proses, sikap, dan aplikasi tidak tersentuh dalam pembelajaran. Pembelajaran

lebih bersifat teacher centered, guru hanya menyampaikan IPA sebagai

produk dan siswa menghafal informasi aktual sedangkan penguasaan sikap

dan keterampilan peserta didk dalam belajar belum mendapat perhatian yang

memadai (Handayani, 2016).

Salah satu cara yang banyak ditempuh oleh guru dalam mengaktifkan

peserta didik dalam kegiatan belajar IPA adalah dengan menggunakan

Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD). Dengan adanya LKPD dapat

(17)

belajar secara mandiri, memahami serta dapat menjalankan tugas secara

tertulis (Astuti, 2016). LKPD merupakan bahan ajar cetak berupa

lembar-lembar kertas yang berisi materi, ringkasan, dan petunjuk-petunjuk

pelaksanaan tugas yang harus di kerjakan oleh peserta didik, yang mengacu

pada kompetensi dasar yang dicapai (Prastowo, 2012).

LKPD sebagai alat bantu dapat digunakan untuk meningkatkan aktivitas

peserta didik dalam pembelajaran. LKPD sebagai salah satu penunjang

pembelajaran dan latihan bagi peserta didik harus dapat menunjang

pencapaian Kompetensi Dasar (KD) yang akan dicapai, karena penyusunan

materi dalam LKPD sangat tergantung pada KD yang akan dicapai. Peran

LKPD sangat besar dalam pembelajaran, karena dapat meningkatkan aktivitas

peserta didik dalam belajar dan penggunaannya dalam pembelajaran IPA

dapat membantu guru untuk mengarahkan peserta didiknya menemukan

konsep-konsep melalui aktivitasnya sendiri. LKPD sering digunakan dalam

berbagai bentuk pembelajaran, misalnya kegiatan praktikum, diskusi dan

Indikator yang menjadi acuan pokok dalam pengembangan LKPD ini

(18)

pembagian materi, sistem penomoran jelas, pengaturan ruang/tata letak, jenis

dan ukuran huruf yang sesuai dan kesesuaian ukuran fisik dengan peserta

didik. Indikator bahasa terdiri dari kebenaran tata bahasa, kesesuaian kalimat

dengan tingkat perkembangan peserta didik, mendorong minat untuk bekerja,

kesederhanaan struktur kalimat, kalimat soal tidak bermakna ganda, kejelasan

petunjuk atau arahan, bahasa yang digunakan bersifat komunikatif. Indikator

isi LKPD terdiri dari kebenaran materi/isi, materi/tugas yang esensial,

dikelompokkan dalam bagian-bagian yang logis, kesesuaian dengan

pembelajaran IPA, peranannya untuk mendorong peserta didik dalam

menemukan konsep/prosedur dengan cara mereka sendiri, dan kelayakan

kelengkapan belajar (Herman, 2015). LKPD juga disusun dengan

memperhatikan pendekatan scientific yang meliputi mengamati (observing),

menanya (questioning), mencoba (experiment), mengasosiasi (associating),

dan mengkomunikasikan (communicating), nilai-nilai sikap sosial dan

religius (Muchlisoh, 2014).

LKPD digunakan sebagai sarana atau acuan untuk memandu pelaksanaan

kegiatan belajar mengajar, terutama praktikum. Praktikum merupakan sarana

untuk mengembangkan keterampilan proses sains karena pembelajaran

dengan praktikum dapat memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk

mengalami atau melakukan sendiri. Keterampilan proses sains merupakan

semua kemampuan yang digunakan untuk melakukan suatu penyelidikan

ilmiah. Kemampuan-kemampuan yang yang dikembangkan dalam

keterampilan proses sains yaitu mengamati (observasi), mengelompokkan

(19)

pertanyaan, berhipotesis, merencanakan percobaan, menggunakan alat/bahan,

menerapkan konsep dan berkomunikasi. Keterampilan proses sains

melibatkan keterampilan-keterampilan kognitif atau intelektual (learning

competence), manual (procedural competence), sosial (social competence),

serta komunikasi (communicative competence) yang diperlukan untuk

memperoleh, mengembangkan dan menerapkan konsep-konsep,

prinsip-prinsip, hukum-hukum, dan teori-teori (Arifin, 2015).

Penggunaan LKPD dalam pembelajaran dapat meningkatkan motivasi

belajar peserta didik. Selain itu, penggunaan LKPD dalam pembelajaran

dapat mengembangkan keterampilan proses, mengembangkan sikap ilmiah,

serta membangkitkan minat peserta didik terhadap alam sekitarnya.

Penggunaan LKPD dalam proses pembelajaran dapat memudahkan guru

dalam mengelola proses belajar mengajar, misalnya dalam mengubah kondisi

belajar yang semula berpusat pada guru (teacher centered) menjadi berpusat

pada peserta didik (student centered) (Deri, 2015). Penelitian yang dilakukan

oleh Zaraturrahmi (2016) menunjukkan bahwa terjadi peningkatan motivasi

dan hasil belajar peserta didik yang signifikan dilihat dari perbedaan motivasi

dengan hasil belajar peserta didik dengan menggunakan LKPD dan dengan

pembelajaran kontekstual. Sementara itu, penelitian yang dilakukan oleh

Hasbullah (2016) menunjukkan bahwa terdapat perbedaan rata-rata hasil

belajar peserta didik yang menggunakan pengembangan Lembar Kerja

berorintasi Keterampilan Proses Sains dan yang tidak menggunakan Lembar

(20)

secara keseluruhan dapat meningkatkan hasil belajar peserta didik dan

Keterampilan Proses Sains.

Peningkatan aktivitas pembelajaran dengan menggunakan LKPD dapat

dilakukan dengan memperhatikan kualitas LKPD. LKPD yang digunakan

peserta didik harus disusun sedemikian rupa sehingga dapat dikerjakan oleh

peserta didik dengan baik dan dapat memotivasi belajar peserta didik. Karena

itu dalam membuat LKPD guru harus memperhatikan tiga hal berikut, yakni

LKPD harus sesuai dengan kurikulum yang berlaku, mengutamakan

materi-materi yang penting, dan menyesuaikan tingkat kematangan berpikir peserta

didik. Kemudian LKPD tersebut harus dapat memotivasi peserta didik untuk

belajar mandiri (Deri, 2015).

Penggunaan LKPD di Kota Mataram selama ini di lakukan hampir pada

semua jenjang pendidikan, mulai dari SD sampai SMA. Karena itu perlu

dilakukan penelitian tentang “Analisis Keterampilan Proses Sains yang

dikembangkan Guru dalam LKPD di SMP Negeri Kota Mataram”.

1.2. Rumusan Masalah

(21)

1. Apakah LKPD yang dibuat oleh guru di SMP Negeri Kota Mataram

memuat hal-hal yang berkaitan dengan keterampilan proses sains?

2. Keterampilan proses sains apa saja yang di kembangkan dalam LKPD

yang dibuat oleh guru di SMP Negeri Kota Mataram?

1.3. Tujuan penelitian

Berdasarkan rumusan masalah yang telah diuraikan, tujuan dari

penelitian ini ialah:

1. Mendeskripsikan keterampilan proses sains dalam LKPD yang dibuat

oleh guru SMP Negeri di Kota Mataram.

2. Mengidentifikasi jenis-jenis keterampilan proses sains yang

dikembangkan dalam LKPD yang dibuat oleh guru SMP Negeri di Kota

Mataram.

1.4. Manfaat Penelitian

Manfaat penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Hasil penelitian ini dapat menambah wawasan dan pengetahuan peneliti

tentang pengembangan Keterampilan Proses Sains dalam LKPD.

2. Hasil penelitian ini dapat membantu guru dalam mengembangkan

Keterampilan Proses Sains dalam LKPD dengan benar dan tepat sesuai

dengan materi yang diajarkan.

3. Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai referensi ilmiah oleh peneliti

(22)

1.5. Definisi Operasional

1. Keterampilan Proses Sains

Keterampilan proses sains merupakan keterampilan dasar proses sains

yang tertuang dalam LKPD yang dikembangkan oleh guru SMP Negeri

di Kota Mataram yang terdiri dari mengobservasi, mengelompokkan,

menafsirkan hasil, memprediksi, berkomunikasi, berhipotesis,

merencanakan percobaan, menerapkan konsep atau prinsip, dan

mengajukan pertanyaan.

2. Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD)

Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD) merupakan lembar kerja yang

digunakan untuk mengasah keterampilan peserta didik dan dapat

membantu guru untuk mengarahkan peserta didik menemukan

konsep-konsep melalui aktivitasnya sendiri.

1.6. Batasan Masalah

1. Objek penelitian dalam penelitian ini adalah Keterampilan Proses Sains.

2. Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD) yang dianalisis ialah Lembar Kerja

praktikum Peserta didik kelas VII semester ganjil tahun ajaran

2016/2017.

3. penelitian ini dilakukan di 6 SMPN yang ada di Mataram yang sudah

(23)

SMPN 3 Mataram, SMPN 7 Mataram, SMPN 10 Mataram, dan SMPN

21 Mataram.

BAB II

(24)

2.1 Keterampilan Proses Sains

1. Pengertian Keterampilan Proses Sains

Dimyati dan Mudjiono (2006) menyatakan bahwa keterampilan

proses merupakan wahana penemuan dan pengembangan fakta, konsep,

dan prinsip ilmu pengetahuan bagi diri peserta didik. Meningkatnya

Keterampilan Proses Sains peserta didik akan berdampak pada

peningkatan penguasaan konsep peserta didik. Penguasaan konsep

terbentuk ketika peserta didik menjawab berbagai pertanyaan yang telah

tersusun, sehingga diharapkan mereka mencari dan menyelidiki maksud

dari pertanyaan serta merumuskan sendiri penemuannya.

Keterampilan Proses Sains sebagai pendekatan dalam pembelajaran

sangat penting karena menumbuhkan pengalaman selain proses belajar.

Mengingat semakin banyaknya sekolah yang telah memiliki laboratorium

biologi, sehingga perlu upaya meningkatkan efektivitas pembelajaran,

khususnya prestasi hasil belajar kognitif yang didukung oleh

keterampilan serta sikap dan prilaku yang baik. Oleh karena itu para guru

hendaknya secara bertahap mulai bergerak melakukan penilaian hasil

belajar dalam aspek keterampilan dan sikap (Rustaman, 2005).

Terdapat tiga komponen keterampilan proses yang perlu

dikembangkan, yaitu: a) Kemampuan menggunakan pikiran

(keterampilan intelektual), b) Kemampuan nalar, c) Perbuatan efisien dan

(25)

Komponen keterampilan intelektual dalam Keterampilan Proses

Sains terjadi sebagai hasil proses tranformasi atau informasi yang

diterima otak. Menurut Rustaman (2005) keterampilan proses meliputi:

a)Keterampilan melakukan pengamatan (observasi), b) Mengelompokkan

(klasifikasi), c) Menafsirkan pengamatan (interpretasi), d) Meramalkan

(prediksi), e) Mengajukan pertanyaan, f) Berhipotesis, g) Merencanakan

percobaan atau penyelidikan, h) Menggunakan alat dan bahan, i)

Menerapkan konsep atau prinsip, j) Berkomunikasi.

Radford dkk. (2002) dalam Prayogi dkk. (2014) mengungkapkan

tiga kondisi yang harus dipenuhi sebuah pembelajaran agar pebelajar

dapat mengalami proses pembelajaran Keterampilan Proses Sains

meliputi: a) Pemahaman mengenai Keterampilan Proses Sains serta

pentingnya dalam pembelajaran oleh guru, b) Pebelajar harus diberikan

kesempatan untuk mempraktikkan Keterampilan Proses Sains yang

dimilikinya, c) Adanya kegiatan evaluasi mengenai perkembangan

Keterampilan Proses Sains yang dimiliki oleh pebelajar.

2. Jenis Keterampilan Proses Sains

Deskripsi mengenai jenis-jenis Keterampilan Proses Sains menurut

Rustaman (2005):

a. Mengamati

Suatu proses untuk mengenal sesuatu dengan jalan

(26)

peserta didik harus menggunakan semua alat inderanya seperti

penglihatan, pendengaran, perabaan, pengecapan, dan penciuman.

Dalam kegiatan ilmiah mengamati berarti menyeleksi fakta-fakta

yang relevan dan memadai dari hal-hal yang diamati. Dengan

membandingkan hal-hal yang diamati peserta didik mengembangkan

kemampuan mencari persamaan dan perbedaan suatu

benda/peristiwa.

b. Mengelompokkan/Klasifikasi

Mengelompokkan adalah suatu sistematika yang digunakan

untuk menggolongkan sesuatu berdasarkan syarat-syarat tertentu.

Proses mengklasifikasikan tercakup beberapa kegiatan seperti

mencari kesamaan, mencari perbedaan, mengontraskan ciri-ciri,

membandingkan, dan mencari dasar penggolongan.

c. Menafsirkan

Menafsirkan hasil pengamatan ialah menarik kesimpulan

tentatif dari data yang dicatatnya. Hasil-hasil pengamatan tidak akan

berguna bila tidak ditafsirkan. Karena itu, dari mengamati langsung,

lalu mencatat setiap pengamatan secara terpisah, kemudian

menghubung-hubungkan hasil-hasil pengamatan itu. Selanjutnya

peserta didik mencoba menemukan pola dalam suatu seri pegamatan,

dan akhirnya membuat kesimpulan.

(27)

Keterampilan meramalkan atau mengajukan perkiraan tentang

sesuatu yang belum terjadi berdasarkan suatu pola yang sudah ada,

menggunakan pola-pola atau hubungan informasi / ukuran / hasil

observasi dan mengantisipasi suatu peristiwa berdasarkan pola atau

kecenderungan. Apabila peserta didik dapat mengajukan perkiraan

tentang sesuatu yang belum terjadi berdasarkan fakta yang

menunjukkan suatu kecenderungan atau pola yang sudah ada.

e. Mengajukan pertanyaan

Kemampuan mengajukan pertanyaan baik pertanyaan yang

meminta penjelasan tentang apa, mengapa dan bagaimana ataupun

menanyakan sesuatu hal yang berlatar belakang hipotesis.

Keterampilan proses mengajukan pertanyaan memberi kesempatan

kepada peserta didik untuk mengungkapkan apa yang ingin

diketahuinya, baik yang bersifat penyelidikan maupun yang tidak

secara langsung bersifat penyelidikan, pertanyaan-pertanyaan yang

diajukan mencerminkan cara berpikir peserta didik dan dapat pula

dikatakan bahwa kualitas pertanyaan yang diajukan menunjukkan

tinggi rendahnya tingkat berpikir peserta didik.

f. Merumuskan hipotesis

Keterampilan proses menggunakan informasi dengan

mengemukakan dugaan atau generalisasi sementara yang dapat

menjelaskan atau menghubungkan sifat-sifat benda peristiwa,

(28)

menguraikan sesuatu yang menunjukkan hubungan sebab akibat

antara dua variabel pengetahuan yang telah dimilikinya.

g. Merencanakan percobaan

Agar peserta didik dapat memiliki keterampilan merencanakan

percobaan maka peserta didik tersebut harus dapat menentukan alat

dan bahan yang akan digunakan dalam percobaan. Selanjutnya,

peserta didik harus dapat menentukan variabel-variabel, menentukan

variabel yang harus dibuat tetap, dan variabel mana yang berubah.

Demikian pula peserta didik perlu untuk menentukan apa yang akan

diamati, diukur, atau ditulis, menentukan cara dan langkah-langkah

kerja. Selanjutnya peserta didik dapat pula menentukan bagaimana

mengolah hasil-hasil pengamatan.

h. Menggunakan alat/bahan

Untuk dapat memiliki keterampilan menggunakan alat dan

bahan, dengan sendirinya peserta didik harus menggunakan secara

langsung alat dan bahan agar dapat memperoleh pengalaman

langsung. Selain itu, peserta didik harus mengetahui mengapa dan

bagaimana cara menggunakan alat dan bahan.

i. Menerapkan konsep

Mampu menjelaskan peristiwa baru dengan menggunakan

konsep yang telah dimiliki dan mampu menerapkan konsep yang

telah dipelajari dalam situasi baru atau menemukan penjelasan

(29)

menerapkan konsep/prinsip menjadi penunjang dalam memantapkan

dan mengembangkan konsep/prinsip yang telah dimiiki peserta

didik, mengembangkan kemampuan intelektual peserta didik dan

merangsang peserta didik untuk lebih banyak mempelajari Ilmu

Pengetahuan Alam.

j. Berkomunikasi

Keterampilan berkomunikasi mengandung arti mencatat hasil

pengamatan yang relevan dengan penyelidikan, mentransfer suatu

bentuk penyajian ke bentuk penyajian yang lainnya atau

menggunakan kriteria untuk menyajikan data ke bentuk yang dapat

dipahami dan dimengerti oleh orang lain. Untuk mencapai

keterampilan berkomunikasi peserta didik harus dapat menyusun dan

menyampaikan laporan kegiatan yang telah dikerjakan dengan

sistematis dan jelas, selain itu diharapkan peserta didik mampu

menjelaskan hasil kegiatan, mendiskusikan dan menggambarkan

data yang diperoleh ke bentuk diagram, grafik atau tabel.

2.1 Lembar Kerja Peserta Didik

1. Pengertian Lembar Kerja Peserta Didik

LKPD merupakan kumpulan dari lembaran yang berisikan kegiatan

peserta didik yang memungkinkan peserta didik melakukan aktivitas

nyata dengan objek dan persoalan yang dipelajari. LKPD berfungsi

(30)

didik dan guru melakukan kegiatan belajar mengajar. LKPD juga dapat

didefenisikan sebagai bahan ajar cetak berupa lembar-lembar kertas yang

berisi materi, ringkasan, dan petunjuk-petunjuk pelaksanaan tugas yang

harus dikerjakan oleh peserta didik, yang mengacu pada kompetensi

dasar yang dicapai (Prastowo,2012).

Trianto (2011) mengungkapkan bahwa „ Lembar Kerja Peserta‟

Didik (LKPD) memuat sekumpulan kegiatan mendasar yang harus

dilakukan oleh peserta didik untuk memaksimalkan pemahaman dalam

upaya pembentukan kemampuan dasar sesuai indikator pencapaian yang

ditempuh. Pengetahuan awal dari pengetahuan dan pemahaman peserta

didik diberdayakan melalui penyediaan meja belajar pada setiap kegiatan

eksperimen sehingga situasi belajar menjadi lebih bermakna, dan dapat

berkesan dengan baik pada pemahaman peserta didik. Karena nuansa

keterpaduan konsep merupakan salah satu dampak pada kegiatan

pembelajaran, muatan materi setiap LKPD pada setiap kegiatannya

diupayakan dapat mencerminkan hal itu.

2. Langkah Penyusunan LKPD

Dalam menyiapkan LKPD dapat dilakukan dengan langkah-langkah

sebagai berikut ;

a. Analisis kurikulum

Analisis kurikulum (Kompetensi Inti (KI), Kompetensi Dasar

(KD), indikator dan materi pembelajaran) dimaksudkan untuk

(31)

Biasanya dalam menentukan materi dianalisis dengan cara melihat

materi pokok dan pengalaman belajar dari materi yang akan diajarkan,

kemudian kompetesi yang harus dimiliki oleh peserta didik.

b. Menyusun peta kebutuhan LKPD

Peta kebutuhan LKPD sangat diperlukan guna mengetahui

jumlah LKPD yang harus ditulis dan sekuensi atau urutan LKPD-nya

juga dapat dilihat. Sekuens LKPD ini sangat diperlukan dalam

menentukan prioritas penulisan. Diawali dengan analisis kurikulum

dan analisis sumber belajar.

c. Menentukan judul-judul LKPD

Judul LKPD ditentukan atas dasar KI-KD, materi-materi pokok

atau pengalaman belajar yang terdapat dalam kurikulum. Satu KD

dapat dijadikan sebagai judul LKPD apabila kompetensi itu tidak

terlalu besar, sedangkan besarnya KD dapat dideteksi antara lain

dengan cara apabila diuraikan ke dalam materi pokok (MP)

mendapatkan maksimal 4 MP, maka kompetensi itu telah dapat

dijadikan sebagai satu judul LKPD. Namun apabila diuraikan menjadi

lebih dari 4 MP, maka perlu dipikirkan kembali apakah perlu dipecah

misalnya menjadi 2 judul LKPD.

3. Penulisan LKPD

Penulisan LKPD dapat dilakukan dengan langkah-langkah sebagai

berikut:

(32)

Rumusan KD dan indikator pencapaian kompetensi pada suatu LKPD

langsung diturunkan dari dokumen SI.

b. Menentukan alat Penilaian

Penilaian dilakukan terhadap proses kerja dan hasil kerja peserta didik.

Karena pendekatan pembelajaran yang digunakan adalah kompetensi,

dimana penilaiannya didasarkan pada penguasaan kompetensi, maka

alat penilaian yang cocok adalah menggunakan pendekatan Panilaian

Acuan Patokan (PAP) atau Criterion Referenced Assesment. Dengan

demikian guru dapat menilainya melalui proses dan hasil kerjanya.

c. Penyusunan Materi

Materi LKPD sangat tergantung pada KD yang akan dicapai. Materi

LKPD dapat berupa informasi pendukung, yaitu gambaran umum atau

ruang lingkup substansi yang akan dipelajari. Materi dapat diambil dari

berbagai sumber seperti buku, majalah, internet, jurnal hasil penelitian.

Agar pemahaman peserta didik terhadap materi lebih kuat, maka dapat

saja dalam LKPD ditunjukkan referensi yang digunakan agar peserta

didik membaca lebih jauh tentang materi itu. Tugas-tugas harus ditulis

secara jelas guna mengurangi pertanyaan dari peserta didik tentang

hal-hal yang seharusnya peserta didik dapat melakukannya, misalnya

tentang tugas diskusi. Judul diskusi diberikan secara jelas dan

didiskusikan dengan siapa, berapa orang dalam kelompok diskusi dan

berapa lama.

(33)

Struktur LKPD secara umum adalah sebagai berikut:

a. Judul, Tema, Sub tema, Kelas, dan Semester.

b. Kompetensi yang akan dicapai (KD dan Indikator pencapaian

kompetensi).

c. Alat dan bahan, jika kegiatan belajar memerlukan alat dan bahan,

maka dituliskan alat dan bahan yang diperlukan.

d. Prosedur Kerja/Petunjuk Belajar, berisi petunjuk kerja untuk peserta

didik yang berfungsi mempermudah peserta didik melakukan kegiatan

belajar.

e. Informasi Pendukung, bisa berupa materi atau bahan diskusi

f. Tugas-tugas dan langkah kerja atau dapat berupa table kerja. Tabel

kerja dapat berisi tabel di mana peserta didik dapat mencatat hasil

pengamatan atau pengukuran. Untuk kegiatan yang tidak memerlukan

data bisa diganti dengan tabel/kotak kosong yang dapat digunakan

peserta didik untuk menulis, menggambar atau berhitung

g. Penilaian

5. Fungsi Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD)

Lembar Kerja Peserta Didik memiliki beberapa fungsi sebagai

berikut (Astuti,2016) :

a. Sebagai panduan peserta didik di dalam melakukan kegiatan belajar,

seperti melakukan percobaan. LKPD berisi alat dan bahan serta

prosedur kerja.

b. Sebagai lembar pengamatan, dimana LKPD menyediakan dan

(34)

berisi tabel yang memungkinkan peserta didik mencatat data hasil

pengukuran atau pengamatan.

c. Sebagai lembar diskusi, di mana LKPD berisi sejumlah pertanyaan

yang menuntun peserta didik melakukan diskusi dalam rangka

konseptualisasi. Melalui diskusi tersebut peserta didik dilatih

membaca dan memaknakan data untuk memperoleh konsep-konsep

yang dipelajari.

d. Sebagai lembar penemuan (discovery), di mana peserta didik

mengekspresikan temuannya berupa hal-hal baru yang belum pernah

ia kenal sebelumnya.

e. Sebagai wahan untuk melatih peserta didik berfikir lebih kritis dalam

kegiatan belajar mengajar.

f. Meningkatkan minat peserta didik untuk belajar jika kegiatan belajar

yang dipandu melalui LKPD lebih sistematis, berwarna serta

bergambar serta menarik perhatian peserta didik.

2.2 Kerangka Berpikir

Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD) merupakan lembar kerja yang

digunakan untuk mengasah keterampilan peserta didik dan dapat membantu

guru untuk mengarahkan peserta didik menemukan konsep-konsep melalui

aktivitasnya sendiri. LKPD sebagai salah satu penunjang pembelajaran dan

latihan bagi peserta didik harus dapat menunjang pencapaian KD yang akan

dicapai, karena penyusunan materi dalam LKPD sangat tergantung pada KD

yang akan dicapai. LKPD yang digunakan peserta didik harus disusun

(35)

dan dapat memotivasi belajar peserta didik. Karena itu dalam penulisan

LKPD guru harus memperhatikan tiga hal berikut yakni (a) perumusan KD

dan indikator pencapaian kompetensi, (b) menentukan alat penilaian, (c)

penyusunan materi.

LKPD sering digunakan dalam berbagai bentuk pembelajaran, misalnya

kegiatan praktikum, diskusi dan observasi. LKPD menuntun peserta didik

untuk berpikir kritis, logis dan sistematis, karena peserta didik dituntut untuk

mencari informasi sendiri. Selain itu, LKPD juga digunakan untuk

membantu tumbuhnya kreativitas peserta didik agar dapat menjawab suatu

permasalahan, sehingga dalam pembelajaran peserta didik akan aktif mencari

dan menemukan sendiri jawaban permasalahan sedangkan guru hanya

sebagai motivator dan fasilitator. LKPD digunakan sebagai sarana atau acuan

untuk memandu pelaksanaan kegiatan belajar mengajar, terutama praktikum.

Praktikum merupakan sarana untuk mengembangkan keterampilan proses

sains karena pembelajaran dengan praktikum dapat memberikan kesempatan

kepada peserta didik untuk mengalami atau melakukan sendiri. Keterampilan

proses sains merupakan semua kemampuan yang digunakan untuk melakukan

suatu penyelidikan ilmiah. Kemampuan-kemampuan yang yang

dikembangkan dalam keterampilan proses sains yaitu mengamati (observasi),

mengelompokkan (klasifikasi), menafsirkan (interpretasi), meramalkan

(prediksi), mengajukan pertanyaan, berhipotesis, merencanakan percobaan,

(36)

Gambar 2.1 Kerangka Berpikir untuk mengasah keterampilan peserta didik

LKPD sering digunakan dalam berbagai bentuk pembelajaran

Diskusi Praktikum Observasi

Praktikum merupakan sarana untuk mengembangkan Keterampilan Proses Sains (KPS) peserta didik

Mengobservasi Mengelomp okkan

Menafsirkan hasil

memperkira kan

Berkomunikasi

Berhipotesis Merencanakan percobaan

Menerapkan konsep

(37)

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Rancangan Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kualitatif. Penelitian deskriptif

kualitatif yang dimaksud yaitu untuk mendeskripsikan jenis keterampilan proses

sains yang terdapat dalam LKPD yang dikembangkan oleh guru SMP Negeri di

Kota Mataram. Data hasil deskripsi keterampilan proses sains yang terdapat dalam

LKPD di analisis secara kualitatif.

3.2 Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juli sampai Agustus 2017 di SMPN 1

Mataram, SMPN 2 Mataram, SMPN 3 Mataram, SMPN 7 Mataram, SMPN 10

Mataram, dan SMPN 21 Mataram.

3.3 Variabel penelitian

Variabel independen (bebas) dalam penelitian ini adalah Lembar Kerja

Peserta Didik (LKPD) sedangkan variabel dependen (terikat) dalam penelitian ini

(38)

3.4 Subyek Penelitian

Subyek penelitian dalam ini adalah Lembar Kerja Peserta Didik yang

disusun oleh guru SMP Negeri di Kota Mataram.

3.5 Populasi dan Sampel Penelitian

Populasi dalam Penelitian ini adalah guru IPA kelas VII SMP

Negeri Kota Mataram. Sedangkan pengambilan sampel dalam penelitian ini

ditentukan dengan teknik purposive sampling. Sampel penelitian ini diambil

berdasarkan 2 pertimbangan yakni berdasarkan sekolah yang telah menerapkan

kurikulum 2013 dan berdasarkan kategori nilai Ujian Nasional (UN) tahun ajaran

2015/2016 untuk melihat sekolah yang memiliki nilai akademik tinggi, akademik

sedang, dan akademik rendah . Berdasarkan hal tersebut sampel LKPD yang akan

diteliti ialah LKPD praktikum peserta didik yang disususn oleh guru IPA SMPN 1

Mataram, SMPN 2 Mataram, SMPN 3 Mataram, SMPN 7 Mataram, SMPN 10

Mataram, dan SMPN 21 Mataram.

3.6 Prosedur Penelitian

Prosedur penelitian yang dilakukan mengikuti tahapan yang dilakukan oleh

puspita (2016) yang terdiri dari 2 tahap kegiatan yaitu tahap persiapan dan tahap

pelaksanaan. Tahap persiapan meliputi (a) mengumpulkan LKPD yang akan di

analisis, (b) membuat instrumen pengumpulan data yang terkait dengan

keterampilan proses sains, (c) melakukan validasi instrument. Sedangkan tahap

pelaksanaan meliputi (a) melakukan analisis jenis keterampilan proses sains yang

(39)

keterampilan proses sains yang ada dalam LKPD, (c) jenis keterampilan proses

sains yang mucul kemudian di rangking berdasarkan jumlah kemunculan

terbanyak hingga jumlah kemunculan yang paling sedikit untuk mengetahui jenis

keterampilan proses sains yang paling banyak dikembangkan oleh guru dalam

LKPD, (d) menghitung persentase jenis keterampilan proses sains yang muncul

pada LKPD IPA kelas VII untuk melihat apa saja jenis keterampilan proses sains

yang dikembangkan oleh guru dalam LKPD.

3.7 Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data pada penelitian ini dilakukan dengan cara

mengumpulkan Lembar Kerja Peserta Didik yang disusun oleh guru SMP Negeri

di Kota Mataram. Pengumpulan data dilakukan dengan cara mengambil LKPD

buatan guru IPA SMP Negeri di Kota Mataram yang dilakukan secara langsung

kepada guru yang bersangkutan.

dianalisis. Persentase kategori kemunculan Keterampilan Proses Sains dapat

dianalisis menggunakan rumus seperti yang digunakan oleh Riduwan (2016)

dengan rumus persentase sebagai berikut :

K3PS=skor yang diperoleh(n)

skor maksimal(N) X100

(40)

 K3PS : Kategori kemunculan keterampilan proses sains.

 n : Skor yang diperoleh

 N : Skor maksimal

Untuk mengkatagorikan tingkat kemunculan Keterampilan Proses Sains,

maka digunakan tabel kriteria interpretasi skor yang dikutip dalam Riduwan

(2016) sebagai berikut :

Tabel 3.1 Kriteria Interpretasi Skor

No

Persentase kemunculan Keterampilan Proses Sains

( % )

Kategori

1 81-100 Sangat tinggi

2 61-80 Tinggi

3 41-60 Sedang

4 21-40 Rendah

5 0-20 Sangat rendah

BAB IV

HASIL PENELITIAN

4.1 Keterampilan Proses Sains dalam Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD)

Hasil analisis jenis keterampilan proses sains dalam LKPD yang

dikembangkan oleh guru SMP Negeri Kota Mataram meliputi jenis keterampilan

(41)

berkomunikasi, berhipotesis, merencanakan percobaan, penerapkan konsep dan

prinsip, menggunakan alat dan bahan, dan mengajukan pertanyaan. Hasil analisis

LKPD yang dikembangkan guru SMP Negeri 1 Mataram diperoleh hasil rata-rata

jenis keterampilan proses yang terdapat dalam 4 LKPD yaitu 75% dengan

kategori tinggi. Rata-rata jenis keterampilan proses sains dengan kategori tinggi

juga diperoleh pada analisis LKPD yang dikembangkan guru SMP Negeri 7

Mataram, SMP Negeri 10 Mataram, dan SMP Negeri 21 Mataram dengan

persentase 80% untuk SMP Negeri 7 Mataram dan SMP Negeri 10 Mataram,

persentase 75% untuk SMP Negeri 21 Mataram. Jenis keterampilan proses sains

dengan kategori sangat tinggi diperoleh pada analisis LKPD yang dikembangkan

oleh guru SMP Negeri 2 Mataram dengan persentase 83% dan SMP Negeri 3

Mataram dengan persentase 88%

Berdasarkan hasil analisis, jenis keterampilan proses sains berhipotesis

merupakan jenis keterampilan proses sains terendah pada LKPD yang disusun

oleh guru SMPN 7 Mataram dan SMPN 21 Mataram dengan persentase 0% yang

artinya tidak terdapat jenis keterampilan proses sains dalam 4 LKPD yang

dianalisis. Begitu pula dengan jenis keterampilan proses sains menerapkan konsep

dan prinsip menjadi keterampilan proses sains terendah pada LKPD yang disususn

oleh Guru SMPN 21 Mataram dengan persentase 0%. Jenis keterampilan proses

sains tertinggi yang dikembangkan dalam LKPD yang dibuat oleh masing-masing

guru SMP Negeri kota mataram yaitu jenis keterampilan proses sains

mengobservasi, mengelompokkan, berkomunikasi, dan merencanakan percobaan

(42)

tersebut di dalam keempat LKPD yang dikembangkan oleh masing-masung guru

SMP Negeri Kota Mataram. (Gambar 4.1)

Gambar 4.1 Persentase rata-rata hasil analisis jenis keterampilan proses sains

dalam LKPD.

(43)

Berdasarkan hasil analisis 24 LKPD yang dikembangkan guru SMP Negeri

Kota Mataram, didapatkan hasil rata-rata jenis keterampilan proses sains yang

termasuk dalam kategori sangat tinggi yaitu dengan persentase 100% untuk jenis

keterampilan proses mengobservasi, mengelompokkan, berkomunikasi,

merencanakan percobaan, menggunakan alat dan bahan, persentase 92% untuk

jenis keterampilan proses sains memperkirakan hasil, dan persentase 83% untuk

jenis keterampilan proses sains mengajukan pertanyaan. Hasil rata-rata jenis

keterampilan proses sains yang termasuk dalam kategori tinggi dengan persentase

71% yaitu jenis keterampilan proses sains memperkirakan. Sedangkan jenis

keterampilan proses sains yang termasuk dalam kategori rendah yaitu jenis

keterampilan proses sains berhipotesis dan menerapkan konsep dan prinsip

(44)

Gambar 4.2 Persentase Kemunculan Jenis Keterampilan Proses Sains dalam LKPD.

BAB V

PEMBAHASAN

5.1 Jenis Keterampilan Proses Sains dalam Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD).

Berdasarkan analisis LKPD yang berasal dari sekolah dengan akademik

tinggi yaitu SMP Negeri 1 Mataram dan SMP Negeri 2 Mataram, didapatkan

(45)

dengan kategori tinggi . Sedangkan hasil rata-rata jenis keterampilan proses sains

untuk SMP Negeri 2 Mataram yaitu 83% dengan kategori sangat tinggi. Sekolah

dengan akademik sedang, yaitu SMP Negeri 7 Mataram dan SMP Negeri 10

Mataram, didapatkan hasil rata-rata persentase jenis keterampilan proses sains

yang sama untuk SMP Negeri 7 Mataram dan SMP Negeri 10 Mataram yaitu 80%

dengan kategori tinggi. Sedangkan untuk sekolah dengan akademik rendah yaitu

SMP Negeri 3 Mataram dan SMP Negeri 21 Mataram, didapatkan hasil rata-rata

jenis keterampilan proses sains untuk SMP Negeri 3 yaitu 88% dengan kategori

sangat tinggi dan hasil rata-rata persentase jenis keterampilan proses sains untuk

SMP Negeri 21 Mataram yaitu 78%. SMP Negeri 3 Mataram yang termasuk

dalam sekolah dengan akademik rendah memiliki kategori krmunculan jenis

keterampilan proses sains sangat tinggi, hal tersebut dikarenakan guru SMP

Negeri 3 Mataram sudah terampil dalam dalam menyusun LKPD, guru sudah

memperhatikan penulisan LKPD, struktur LKPD, dan guru sudah sudah

memperhatikan jenis-jenis keterampilan proses sains apa saja yang harus di

kembangkan dalam LKPD.

5.2 Kemunculan Jenis Keterampilan Proses Sains dalam Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD).

Berdsarkan hasil analisis yang dilakukan, jenis keterampilan proses sains

yang dikembangkan guru dalam 24 LKPD praktikum IPA semester ganjil di SMP

Negeri Kota Mataram meliputi jenis keterampilan proses sains mengobservasi,

(46)

berhipotesis, merencanakan percobaan, menerapkan konsep atau prinsip,

menggunakan alat dan bahan, dan mengajukan pertanyaan. Jenis keterampilan

proses sains mengobservasi memiliki nilai rata-rata kemuculan sangat tinggi

dengan persentase 100%. Hal ini dikarenakan jenis keterampilan proses sains

mengobservasi merupakan pokok dasar dalam keterampilan proses sains, sehingga

observasi merupakan kategori keterampilan utama yang harus dikuasai terlebih

dahulu oleh peserta didik sebelum menguasai keterampilan proses sains yang lain.

Hal ini sesuai dengan pendapat Puspita (2016) yang menyatakan bahwa kegiatan

observasi merupakan tahap awal yang paling penting dilakukan dalam

melaksanakan langkah metode ilmiah. Hasil observasi akan digunakan sebagai

dasar dalam melatih peserta didik untuk merumuskan mpersoalan dan

mengembangkan keterampilan proses sains yang lain.

Selain keterampilan proses sains observasi, keterampilan proses sains

mengelompokkan, berkomunikasi, menggunakan alat dan bahan, dan

merencanakan percobaan sudah dikembangkan oleh guru dalam 24 LKPD dengan

rata-rata hasil persentase 100% dan termasuk dalam kategori sangat tinggi yang

artinya keempat jenis keterampilan proses sains yang dikembangkan guru dalam

24 LKPD tersebut sudah sesuai dengan indikator dari jenis keterampilan proses

sains yaitu jenis keterampilan proses sains mengelompokkan dengan indikator

jenis keterampilan proses sains yaitu mengelompokkan, membandingkan, atau

mencatat pengamatan secara terpisah. Keterampilan proses sains

mengelompokkan merupakan salah satu kemampuan yang penting dalam kerja

(47)

memilah berbagai objek dan berdasarkan sifat-sifat khusus sehingga didapatkan

golongan/kelompok sejenis dari objek tersebut. Jenis keterampilan proses sains

berkomunikasi sudah sesuai dengan indikator jenis keterampilan proses sains

yaitu menyajikan data empiris hasil percobaan dengan tabel, grafik, atau diagram

melalui tulisan maupun secara lisan. Sedangkan jenis keterampilan proses sains

merencanakan percobaan sudah sesuai dengan indikator jenis keterampilan proses

sains yaitu menentukan sumber yang digunakan, objek yang akan diamati,

variabel yang akan diukur, dan langkah kerja.

Hasil rata-rata jenis keterampilan proses sains menafsirkan hasil dan

mengajukan pertanyaan juga termasuk dalam kategori sangat tinggi dengan

persentase 92% dan 83% yang artinya terdapat 1 LKPD yang belum

dikembangkan jenis keterampilan proses sains menafsirkan hasil dan belum sesuai

dengan indikator jenis keterampilan proses sains. Begitu pula dengan jenis

keterampilan proses sains mengajukan pertanyaan, terdapat 4 LKPD yang belum

terdapat jenis keterampilan proses sains mengajukan pertanyaan. Jenis

keterampilan proses sains berhipotesis dan menerapkan konsep dan prinsip

merupakan jenis keterampilan proses sains kategori rendah dengan rata-rata hasil

persentase 21% untuk jenis keterampilan proses sains berhipotesis yang artinya

dari 24 LKPD yang dikembangkan guru hanya 4 LKPD yang terdapat jenis

keterampilan proses sains berhipotesis. 38% untuk jenis keterampilan menerapkan

konsep dan prinsip yang artinya dari 24 LKPD yang di kembangkan guru hanya 9

LKPD yang sudah memuat jenis keterampilan proses sains menerapkan konsep

(48)

Kota Mataram, hal tersebut dikarenakan tingginya tagihan kompetensi jenis

ketrampilan proses sains berhipotesis dan menerapkan konsep dan prinsip sangat

tinggi untuk di terapkan pada peserta didik di jenjang SMP khususnya pesera

didik kelas VII, oleh karena itu guru sulit untuk menyesuaikan tagihan kompetensi

jenis keterampilan proses sains berhipotesis dan menerapkan konsep dan prinsip

tersebut dengan kemampuan peserta didik kelas VII semester ganjil yang baru

beranjak dari bangku SD ke bangku SMP. Hal ini sesuai dengan pendapat Pratiwi

(2013) yang menyatakan bahwa dengan tidak terpenuhinya jenis keterampilan

proses sains berhipotesis dan menerapkan konsep dan prinsip, akan mengurangi

kesempatan bagi peserta didik untuk berlatih mengembangkan keterampilan

proses sains dan berlatih menemukan konsep sendiri melalui percobaan atau

eksperimen.

BAB VI

PENUTUP

6.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, dapat disimpulkan bahwa: 1. Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD) yang disusun guru SMP Negeri Kota

Mataram sudah memuat hal-hal yang berkaitan dengan keterampilan proses

sains dengan hasil rata-rata persentase yang berbeda-beda yaitu jenis

keterampilan proses sains kategori tinggi dengan persentase 100% yaitu

jenis keterampilan proses sains mengobservasi, mengelompokkan,

(49)

menafsirkan hasil dengan persentase 92%, dan mengajukan pertanyaan

dengan persentase 83%. Jenis keterampilan proses sains kategori tinggi

yaitu memperkirakan dengan persentase 71%. Jenis keterampilan proses

sains kategori rendah yaitu berhipotesis dan menerapkan konsep dan prinsip

dengan persentase 21% dan 38%.

2. LKPD yang disusun oleh masing-masing guru SMP Negeri 1 Mataram,

SMPN 2 Mataram, SMPN 3 Mataram, SMPN 3 Mataram, SMPN 7

Mataram, SMPN 10 Mataram, dan SMPN 21 Mataram 100% sudah

mengembangkan keterampilasn proses sains, akan tetapi bobot hasil

rata-rata persentase jenis keterampilan proses sains pada tiap sekolah

berbeda-beda. bobot hasil rata-rata persentase jenis keterampilan proses sains untuk

SMPN 1 Mataram yaitu 72% dengan kategori tinggi, SMPN 2 Mataram

81% dengan kategori sangat tinggi, SMPN 3Mataram 86% dengan kategori

sangat tinggi, SMPN 7 Mataram 78% dengan kategori tinggi, SMPN 10

Mataram 78% dengan kategori tinggi, dan SMPN 21 Mataram 75% dengan

kategori tinggi.

6.2 Saran

Berdasarkan pada kesimpulan penelitian ini, disarankan bahwa:

1. Bagi guru, dalam menyusun Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD) hendaknya

memperhatikan jenis-jenis keterampilan proses sains yang harus

dikembangkan dalam LKPD, guru juga harus memperhatikan langkah

(50)

2. Diharapkan ada penelitian lanjutan mengenai analisis keterampilan proses

sains yang dikembangkan guru dalam perangkat pembelajaran seperti Silabus,

RPP, dan LKPD.

DAFTAR PUSTAKA

Arifin, U.F. 2015. Pengembangan Lembar Kerja Praktikum Peserta didik (LKPS) Terintegrasi Guided Inquiry Untuk Keterampilan Proses Sains Peserta didik Materi Asam Basa Kelas XI. Skripsi. Semarang: Universitas Negeri Semarang.

Astuti, A. 2016. Analisis Keterampilan Proses Sains Pada Lembar Kegiatan Peserta didik(LKS) Biologi Kelas X di Kecamatan Wonosobo yang di kembangkan Berdasarkan Kurikulum 2013. Jurnal Pendidikan Biologi 5 (1): 55-61.

Deri, O.D. 2015. Pengembangan Lembar Kerja Peserta Didik Pembelajaran Learning Cycle 5E Materi Pengelolaan Lingkungan di SMPN 11 Semarang.

Skripsi. Semarang: Universitas Negeri Semarang.

Dimyati dan Mudjiono. 2006. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: PT. Rineka Cipta.

(51)

Hasbullah. 2016. Pengembangan Lembar Kerja Peserta Didik Berorientasi Keterampilan Proses dalam Pembelajaran Saintifik Terhadap Hasil Belajar Peserta didikPada Pokok Bahasan Sistem Pencernaan Manusia. Jurnal pendidikan biologi 7 (2): 121-128.

Herman. 2015. Pengembangan LKPD Fisika Tingkat SMA Berbasis Keterampilan Proses Sains. E-Journal 4 (1): 113-118.

Jufri, W. 2013. Belajar dan Pembelajaran Sains. Bandung: Pustaka Reka Cipta. Muchlisoh, S.L. 2014. Pengembangan Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD) IPA

Pada Materi Energi Dalam Sistem Kehidupan Untuk SMP Kelas VII.

Skripsi. Yogyakarta: Universitas Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta.

Prastowo, A. 2012. Panduan Kreatif Membuat Bahan Ajar Inovatif. Yogyakarta: Diva Press.

Prayogi, S., Asy’ari, M, Sukaisih dan Hidayat, S. 2014. Mengembangkan Keterampilan Proses Sains. Mataram: Duta Pustaka Ilmu.

Puspita, S.A. 2016. Analisis Keterampilan Proses Sains yang Dikembangkan dalam LKS Biologi Kelas X yang Digunakan Oleh Peserta didik MAN di Kota Yogyakarta. Jurnal Pendidikan Biologi 5 (1): 30-39.

Riduwan . 2016. Dasar-Dasar Statistika. Bandung: Alfabeta.

Rustaman, N. 2005. Strategi Belajar Mengajar Biologi. Malang: UM Press. Trianto. 2011. Model Pembelajaran Terpadu, Konsep, Strategi, dan Implementasi

dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Jakarta: Bumi Aksara.

Pratiwi, W. 2013. Keterampilan Proses Sains Pada LKS Biologi yang Digunakan MAN Se-Jakarta Selatan. Skripsi. Jakarta. Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah.

Zaraturrahmi. 2016. Pengembangan Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD) Berbasis Masalah Pada Pokok Bahasan Cermin Untuk Meningkatkan Motivasi dan Hasil Belajar Peserta Didik di SMP Negeri 2 Banda Aceh.

(52)

Lampiran 1. Hasil Analisis Keterampilan Proses Sains (KPS) yang Dikembangkan Guru dalam LKPD

1. Hasil Analisis LKPD SMPN 1 Mataram

JENIS KPS LKPD 1 LKPD 2 LKPD 3 LKPD 4 Jml Persentase Kategori

mengobservasi 1 1 1 1 4 100 sangattinggi

Mengelompokkan 1 1 1 1 4 100 sangattinggi

Menafsirkan hasil 1 1 0 1 3 75 sangattinggi

memperkirakan 0 1 0 1 2 50 Sedang

berkomunikasi 1 1 1 1 4 100 sangattinggi

Behipotesis 0 1 0 0 1 25 Rendah

Merencanakan

percobaan 1 1 1 1 4 100 sangattinggi

Menerapkan

(53)

prinsip

2. Hasil Analisis LKPD SMPN 2 Mataram

JENIS KPS LKPD 1 LKPD 2 LKPD 3 LKPD 4 Jml Persentase Kategori

mengobservasi 1 1 1 1 4 100 Sangattinggi

Mengelompokkan 1 1 1 1 4 100 Sangattinggi

Menafsirkan hasil 1 1 1 1 4 100 Sangattinggi

memperkirakan 0 1 1 1 3 75 Tinggi

berkomunikasi 1 1 1 1 4 100 Sangattinggi

Behipotesis 0 1 1 0 2 50 Sedang

Merencanakan

percobaan 1 1 1 1 4 100 Sangattinggi

Menerapkan konsep

3. Hasil Analisis LKPD SMPN 7 Mataram

JENIS KPS LKPD 1 LKPD 2 LKPD 3 LKPD 4 Jml Persentase Kategori

mengobservasi 1 1 1 1 4 100 sangattinggi

Mengelompokkan 1 1 1 1 4 100 sangattinggi

Menafsirkan hasil 1 0 1 1 3 75 Tinggi

memperkirakan 0 0 1 1 2 50 Sedang

berkomunikasi 1 1 1 1 4 100 sangattinggi

Behipotesis 0 0 0 0 0 0 rendahsangat

Merencanakan

percobaan 1 1 1 1 4 100 sangattinggi

Menerapkan

(54)

4. Hasil Analisis LKPD SMPN 10 Mataram

JENIS KPS LKPD 1 LKPD 2 LKPD 3 LKPD4 Jml Persentase Kategori

Mengobservasi 1 1 1 1 4 100 sangattinggi

Mengelompokkan 1 1 1 1 4 100 sangattinggi

Menafsirkan hasil 1 1 1 1 4 100 sangattinggi

memperkirakan 1 1 1 0 3 75 Tinggi

berkomunikasi 1 1 1 1 4 100 sangattinggi

Behipotesis 0 0 1 0 1 25 Rendah

Merencanakan

pertanyaan 1 1 1 0 3 75 sangattinggi

5. Hasil Analisis LKPD SMPN 3 Mataram

JENIS KPS LKPD 1 LKPD 2 LKPD 3 LKPD 4 Jml Persentase Kategori

Mengobservasi 1 1 1 1 4 100 sangattinggi

Mengelompokkan 1 1 1 1 4 100 sangattinggi

Menafsirkan hasil 1 1 1 1 4 100 sangattinggi

memperkirakan 1 1 1 1 4 100 sangattinggi

berkomunikasi 1 1 1 1 4 100 sangattinggi

Behipotesis 1 0 0 0 1 25 Rendah

Merencanakan

percobaan 1 1 1 1 4 100 sangattinggi

Menerapkan

(55)

pertanyaan tinggi

6. Hasil Analisis LKPD SMPN 21 Mataram

Jenis KPS LKPD 1 LKPD 2 LKPD 3 LKPD 4 Jml Persentase Kategori

mengobservasi 1 1 1 1 4 100 Sangattinggi

Mengelompokkan 1 1 1 1 4 100 Sangattinggi

Menafsirkan hasil 1 1 1 1 4 100 Sangattinggi

Memperkirakan 0 1 1 1 3 75 Tinggi

berkomunikasi 1 1 1 1 4 100 Sangattinggi

Behipotesis 0 0 0 0 0 0 rendahsangat

Merencanakan

percobaan 1 1 1 1 4 100 sangattinggi

Menerapkan konsep atau

prinsip

0 0 0 0 0 0 rendahsangat

Menggunakan alat

dan bahan 1 1 1 1 4 100 Sangattinggi

Mengajukan

pertanyaan 1 1 1 1 4 100 sangattinggi

Gambar

Gambar 2.1 Kerangka Berpikir
Tabel 3.1 Kriteria Interpretasi Skor
Gambar 4.1 Persentase rata-rata hasil analisis jenis keterampilan proses sains

Referensi

Dokumen terkait

Tujuan penelitian ini adalah mendeskripsikan peningkatan keterampilan menulis pengalaman pribadi perubahan perilaku siswa kelas VIIE SMP Negeri 2 Salatiga setelah

Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan strategi guru pendidikan agamma Islam dalam meningkatkan religiusitas siswa muslim di SMP Taman Harapan

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan tentang pengetahuan dan keterampilan guru SMP di kecamatan Sungailiat Kabupaten Bangka dalam mengintegrasikan

41 B Sumintono, MA Ibrahim & FA Phang, “Pengajaran Sains dengan Praktikum Laboratorium: Perspektif dari Guru-guru Sains SMP Negeri di Kota Cimahi. 42 EB Wasilah,

Abstrak : Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: 1) pengaruh kepemimpinan partisipatif terhadap kinerja guru SMP Negeri di Kota Mataram, 2) pengaruh iklim kerja organisasi

Alam, Universitas Negeri Semarang. Latar belakang penelitian ini adalah keterampilan proses sains dasar siswa kelas VIII SMP Negeri 3 Ungaran tahun 2007 kurang terlatih, hal

Hasil penelitian terhadap 16 orang guru yang tersebar dalam 6 SMP/MTs negeri dan swasta di kota Mataram menunjukkan bahwa guru memiliki kemampuan merumuskan

Tujuan Penelitian Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan proses peningkatan keterampilan megidentifikasi dan menyimpulkan isi puisi rakyat siswa kelas VII 2 SMP Negeri 1