• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB VI PEMBAHASAN

C. Faktor – Faktor yang Berhubungan dengan Stres Kerja

6. Faktor Individu (Umur dan Masa Kerja)

a. Hubungan antara Umur dengan Stres Kerja

Menurut penelitian yang dilakukan oleh Cardiff University (2000) dalam Suprapto (2008) terhadap faktor-faktor demografi yang

mempengaruhi timbulnya stres kerja, disimpulkan bahwa umur memiliki hubungan dengan timbulnya stres kerja. Dalam penelitian ini, umur dibagi ke dalam 4 kategori, yaitu usia 18-32 tahun, 33-40 tahun, 41-50 tahun dan diatas usia 51 tahun. Dari hasil penelitian ini diketahui bahwa kategori usia 41-50 tahun memiliki persentase terbesar untuk terkena stres tingkat tinggi. Sedangkan untuk kategori umur yang memiliki persentase terbesar yang mengalami stres tingkat rendah adalah usia 18-32 tahun dan usia 51 tahun keatas. Hal ini disebabkan pada usia awal perkembangan keadaan emosi seseorang masih lebih labil. Sedangkan pada usia lanjut biasanya daya tahan tubuh seseorang sudah mulai berkurang sehinga sangat berpotensi untuk terkena stres.

Pada variabel umur menunjukkan bahwa rata-rata umur Polisi Lalu Lintas ditempat kerja adalah antara 34 tahun sampai 38 tahun (tabel 5.6). Dari hasil penelitian didapatkan bahwa ada hubungan yang bermakna antara umur dengan stres kerja pada Polisi Lalu Lintas di Polres Metro Jakarta Pusat.

Berdasarkan tabel 5.14 diketahui bahwa rata-rata umur responden yang menyatakan stres berat adalah antara 37 tahun sampai 45 tahun. Sedangkan responden yang menyatakan stres ringan memiliki rata-rata umur adalah 32 tahun sampai 36 tahun.

Dimana didapatkan dari hasil penelitian Desy (2002) yang menyatakan bahwa pekerja yang berumur diatas 35 tahun telah

memiliki kematangan berfikir dan bersikap sehingga dapat bertindak lebih bijaksana dan memiliki kemampuan untuk menyesuaikan diri dengan lebih baik dilingkungan kerjanya serta sudah mulai berupaya untuk memenuhi kebutuhan keluarganya, namun apabila dirasa pemenuhan kebutuhan tersebut tidak sesuai maka individu akan merasa tidak puas dan cenderung mengalami stres kerja.

Dalam hal ini pekerja mungkin menjadi cepat lelah setelah usia mereka menginjak 40 tahun atau lebih. Pengurangan itu cenderung pada tugas yang menekankan kecepatan, seperti misalnya kecepatan respon otot atau persepsi visual. Berhubungan dengan kematangan seseorang secara psikologis maupun fisik. Pekerja yang umurnya lebih tua sering gagal untuk mempelajari keahlian baru secara besar karena mereka tidak percaya pengetahuan diperlukan, daripada karena kurangnya kemampuan mereka (Minner 1992, dalam Luthfiyah (2011).

Hasil penelitian ini sesuai dengan teori Cooper yang mengatakan bahwa salah satu faktor yang mempengaruhi stres kerja adalah umur (Munandar, 2008). Hal ini disebabkan karena seseorang berusia lanjut akan merasa cepat lelah dan tidak bergerak dengan gesit ketika melaksanakan tugasnya sehingga mempengaruhi kinerjanya.

Adanya hubungan yang bermakna antara umur dengan stres kerja termasuk faktor yang mempengaruhi stres kerja dapat disebabkan oleh faktor umur yang lebih tua, biasanya memiliki pengalaman dan

pemahaman bekerja yang lebih banyak. Sehingga pada jenis pekerjaan tertentu umur dapat menjadi kendala dan dapat memicu terjadinya stres (Munandar, 2008).

Berdasarkan hal tersebut disarankan bagi polisi lalu lintas yang berumur dibawah 40 tahun, diharapkan mampu mengikuti pelatihan dan pendidikan terkait resiko dan bahaya pekerjaan yang merupakan bagian dari kesehatan dan keselamatan di instansi tempat kerjanya, sehingga resiko bahaya psikososial dapat dikurangi. Hal ini dilakukan agar polisi lalu lintas dapat berdaptasi dengan lingkungannya dan mampu mengenali setiap permasalahan yang ada di tempat kerja.

b. Hubungan antara Masa Kerja dengan Stres Kerja

Masa jabatan yang berhubungan dengan stres kerja sangat berkaitan dengan kejenuhan dalam bekerja. Pekerja yang telah bekerja di atas 5 tahun biasanya memiliki tingkat kejenuhan yang lebih tinggi daripada pekerja yang baru bekerja. Sehingga dengan adanya tingkat kejenuhan tersebut dapat menyebabkan stres dalam bekerja (Munandar, 2008).

Selain itu menurut Robbins (1998) dalam Supardi (2007) masa kerja mempunyai potensial terjadinya stres kerja sesuai berdasarkan teori pola hubungan U terbalik yang memberikan reaksi terhadap stres sepanjang waktu dan terhadap perubahan intensitas stres baik masa

kerja yang lama maupun sebentar dapat menjadi pemicu terjadinya stres kerja diperberat dengan beban kerja yang besar.

Pada variabel masa kerja menunjukkan bahwa rata-rata masa kerja Polisi Lalu Lintas ditempat kerja adalah antara 13 tahun sampai 16 tahun (tabel 5.6), Dari hasil penelitian didapatkan bahwa tidak ada hubungan yang bermakna antara masa kerja dengan stres kerja pada Polisi Lalu Lintas di Polres Metro Jakarta Pusat.

Menurut Cook (1997) bahwa stres dapat dipicu oleh buruknya hubungan antara sesama pekerja, meskipun seorang atasan, atau hanya staf. Apabila hubungan antar sesama pekerja telah dibangun dengan baik, maka masa kerja lama ataupun sebentar tidak menjadi masalah meskipun bagi pekerja yang masa kerjanya lebih singkat tentu punya beban sedikit lebih besar karena harus beradaptasi dan menyesuaikan diri dengan lingkungan kerjanya. Hasil yang diperoleh dari penelitian ini menyatakan bahwa tidak ada hubungan yang signifikan antara kedua variabel dapat disebabkan karena masa kerja yang cukup lama membuat Polisi Lalu Lintas telah beradaptasi dengan lingkungan sekitar.

Hasil penelitian ini juga diperkuat oleh Budiono (2003) masa kerja dapat mempengaruhi pekerja baik secara positif maupun negatif. Pengaruh positif dimana semakin lama seseorang bekerja maka akan semakin berpengalaman dalam melakukan pekerjaannya. Sebaliknya akan memberikan pengaruh negatif apabila semakin lama bekerja

maka akan menimbulkan kelelahan dan kebosanan. Semakin lama seseorang bekerja maka akan semakin banyak seseorang terpapar bahaya yang ditimbulkan oleh lingkungan kerja tersebut. Sejalan dengan penelitian Suprapto (2008) pada polisi lalu lintas yang menyatakan bahwa dari hasil penelitiannya menunjukkan tidak ada hubungan yang bermakna antara masa kerja dengan stres kerja. Hal ini dikarenakan polisi lalu lintas yang bekerja di tempat kerja tersebut sudah mampu beradaptasi dengan lingkungannya secara baik.

Tidak ada hubungan antara masa kerja dengan stres kerja dalam penelitian ini berdasarkan hasil wawancara bahwa diduga masa kerja yang lama pada polisi lalu lintas menyebabkan mereka sudah mampu beradaptasi dengan lingkungan sekitar tempat kerjanya sehingga dapat dikatakan bahwa hal ini polisi lalu lintas sudah dapat mengendalikan masalah stres kerjanya secara positif. Selain itu diperkuat oleh penelitian yang dilakukan oleh Firman (2012) didapatkan bahwa tidak ada hubungan antara masa kerja dengan stres kerja hal ini karena pekerja dengan rata-rata masa kerjanya sudah mampu membangun jaringan sosial dengan baik, karena jika dengan masa kerja sedikit saja pekerja sudah mampu membangun jaringan sosial dengan baik apalagi sebaliknya. Dalam hal ini jaringan sosial yang didapat selama masa kerjanya akan memberikan efek penyangga terhadap kejadian-kejadian yang penuh stres.

126

A.Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan pada Polisi Lalu Lintas di Polres Metro Jakarta Pusat Bulan April – Agustus Tahun 2013, dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:

1. Gambaran stres kerja, faktor intrinsik dalam pekerjaan (beban kerja dan rutinitas), peran individu dalam organisasi, pengembangan karir (promosi dan gaji), hubungan dalam pekerjaan, struktur dan iklim organisasi serta faktor individu (umur dan masa kerja) pada Polisi Lalu Lintas di Polres Metro Jakarta Pusat Bulan April – Agustus Tahun 2013 adapun distribusinya adalah sebagai berikut:

a. 24,6 % Polisi Lalu Lintas mengalami stres kerja berat. b. 53,8% Polisi Lalu Lintas menyatakan beban kerja berat.

c. 63,1% Polisi Lalu Lintas menyatakan rutinitasnya membosankan. d. 83,1% Polisi Lalu Lintas tidak berperan dalam organisasi.

e. 55,4% Polisi Lalu Lintas menyatakan promosi tidak memuaskan. f. 61,5% Polisi Lalu Lintas menyatakan gaji tidak sesuai.

g. Semua Polisi Lalu Lintas menyatakan hubungan dalam pekerjaannya baik. h. 55,4% Polisi Lalu Lintas menyatakan struktur dan iklim organisasi buruk. i. Rata – rata umur Polisi Lalu Lintas di tempat kerja adalah antara umur 34

j. Rata – rata masa kerja Polisi Lalu Lintas di tempat kerja adalah antara 14 tahun sampai 17 tahun.

2. Faktor-faktor yang menunjukkan adanya hubungan dengan stres kerja pada pada Polisi Lalu Lintas di Polres Metro Jakarta Pusat Bulan April – Agustus Tahun 2013 adalah faktor intrinsik dalam pekerjaan (beban kerja), pengembangan karir (promosi) dan karakteristik individu (umur).

Dokumen terkait