• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

2.2. Faktor Individual

Faktor individual yang mempengaruhi motivasi kerja yaitu (a) faktor individual yang mencakup kebutuhan-kebutuhan (needs), tujuan-tujuan (goals), sikap-sikap (attitudes), dan kemampuan-kemampuan (abilities) (Gomes, 2003).

Menurut Widjaja (1996) bahwa motivasi adalah psikologis tertentu dalam diri seseorang yang muncul oleh karena adanya dorongan untuk memenuhi kebutuhan tertentu. Dari motivasi ini kemudian timbul tingkah laku untuk memenuhi kebutuhan tadi.

Mangkunegara (2000) menyatakan motivasi merupakan kondisi yang menggerakkan kondisi pegawai yang terarah untuk mencapai tujuan organisasi (tujuan kinerja).

Siagian (2002) menyatakan sikap dalam motivasi merupakan suatu pernyataan evaluatif seseorang terhadap objek tertentu, orang tertentu atau peristiwa tertentu. Artinya sikap merupakan pencerminan perasaan seseorang terhadap sesuatu. Sikap mental merupakan kondisi mental yang mendorong diri seseorang untuk berusaha mencapai prestasi kerja yang maksimal. Sikap mental seorang pegawai harus sikap mental yang siap secara psikologik (sikap secara mental, fisik, memahami tujuan utama dan dan target kerja yang dicapai, mampu memanfaatkan dan menciptakan situasi kerja.

Selanjutnya kemampuan dapat digolongkan atas dua jenis yaitu kemampuan fisik dan kemampuan intelektual. Kemampuan fisik meliputi kemampuan seseorang dalam menyelesaikan tugas-tugas yang bersifat teknis, mekanis dan repetasi, sedangkan kemampuan intelektual meliputi cara berfikir dalam menyelesaikan masalah (Siagian, 2002).

Sumber daya yang terpenting dalam suatu organisasi adalah sumber daya manusia, orang-orang yang memberikan tenaga, bakat, kreativitas dan usaha mereka kepada organisasi agar suatu organisasi dapat tetap eksis. Setiap manusia mempunyai karakteristik individu yang berbeda-beda antara yang satu dengan yang lainnya. Karakteristik individual menurut Stoner (1986) adalah keinginan, sikap dan kebutuhan seseorang yang dibawa kedalam situasi kerja. Dalam kenyataannya,

perbedaan karakteristik individu dan motivasi kerja setiap orang adalah sesuatu yang alami. Tiga faktor utama yang mempengaruhi motivasi, yaitu melipiti : perbedaan karakteristik individu, perbedaan karakteristik pekerjaan dan perbedaan karakteristik lingkungan kerja atau organisasi.

Menurut Siagian (2002) faktor yang mempengaruhi motivasi kerja seseorang dapat diketahui berdasarkan karakteristik dari individu yang bersifat khas yang terdiri dari delapan faktor yaitu :

1. Karakteristik Biografikal yang meliputi :

a. Usia, hal ini penting karena usia mempunyai kaitan yang erat dengan berbagai segi kehidupan organisasional. Misalnya kaitan usia dengan tingkat kedewasaan seseorang, yang dimaksud disini adalah kedewasaan teknis yaitu keterampilan melaksanakan tugas.

b. Jenis Kelamin, karena jelas bahwa implikasi jenis kelamin para pekerja merupakan hal yang perlu mendapat perhatian secara wajar dengan demikian perlakuan terhadap merekapun dapat disesuaikan sedemikian rupa sehingga mereka menjadi anggota organisasi yang bertanggung jawab terhadap pekerjaannya.

c. Status perkawinan, dengan status perkawinan ini secara tidak langsung dapat memberikan petunjuk cara, dan teknik motivasi yang cocok digunakan bagi para pagawai yang telah menikah dibandingkan dengan pagawai yang belum menikah.

d. Jumlah tanggungan, dalam hal ini jumlah tanggungan dilihat dari kaca mata sosial budaya. Pada masyarakat yang menganut konsep “extended family system” yang dianggap menjadi tanggungan seorang pencari nafkah utama keluarga adalah semua orang yang biaya hidupnya tergantung pada pencari nafkah utama tersebut, tidak terbatas hanya pada istri atau suami dan anak- anaknya. Interpretasi ini mempunyai implikasi yang kompleks karena dalam masyarakat demikian, secara formal yang diperhitungkan sebagai tanggungan seorang pegawai hanyalah istri atau suami dan anak-anak kedua orang tua yang bersangkutan, padahal dalam kenyataannya yang menjadi tanggungan seseorang bisa lebih dari jumlah tanggungan yang secara sah diakui berdasarkan peraturan perundang-undangan.

e. Masa kerja, dalam organisasi perlu diketahui masa kerja seseorang karena masa kerja merupakan salah satu indikator kecenderungan para pekerja dalam berbagai segi organisasional seperti produktivitas kerja dan daftar kehadiran. Karena semakin lama seseorang bekerja ada kemungkinan untuk mereka mangkir atau tidak masuk kerja disebabkan karena kejenuhan.

2. Kepribadian

Kepribadian seseorang juga dapat mempengaruhi motivasi kerja seseorang karena kepribadian sebagai keseluruhan cara yang digunakan oleh seseorang untuk bereaksi da berinteraksi dengan orang lain.

3. Persepsi

Interpretasi seseorang tentang kesan sesnsorinya mengenai lingkungan sekitarnya akan sangat berpengaruh pada perilaku yang pada gilirannya menentukan faktor- faktor yang dipandangnya sebagai faktor organisasional yang kuat.

4. Kemampuan belajar

Belajar adalah proses yang berlangsung seumur hidup dan tidak terbatas pada pendidikan formal yang ditempuh oleh seseorang diberbagai tingkat lembaga pendidikan. Salah satu bentuk nyata dari telah belajarnya seseorang adalah perubahan dalam persepsi, perubahan dalam kemauan, dan perubahan dalam tindakan.

5. Nilai-nilai yang dianut

Sistem nilai pribadi seseorang biasanya dikaitkan dengan sistem nilai sosial yang berlaku di bebagai jenis masyarakat dimana seseorang menjadi anggota.

6. Sikap

Sikap merupakan suatu pernyataan evaluatif seseorang terhadap objek tertentu, orang tertentu atau peristiwa tertentu. Artinya sikap merupakan pencerminan perasaan seseorang terhadap sesuatu.

7. Kepuasan kerja

Kepuasan kerja adalah sikap umum seseorang yang positif terhadap kehidupan organisasionalnya.

Kemampuan dapat digolongkan atas dua jenis yaitu kemampuan fisik dan kemampuan intelektual. Kemampuan fisik meliputi kemampuan seseorang dalam menyelesaikan tugas-tugas yang bersifat teknis, mekanis dan repetasi, sedangkan kemampuan intelektual meliputi cara berfikir dalam menyelesaikan masalah.

Robbins (1996), mengemukakan bahwa variabel di tingkat individu meliputi karakteristik biografis, kemampuan, kepribadian dan pembelajaran. Adapun karakteristik biografis meliputi : usia, jenis kelamin, status perkawinan, banyaknya tanggungan dan masa kerja dengan suatu organisasi dari karyawan itu sendiri. Karakteristik kemampuan meliputi kemampuan intelektual dan fisik. Karakteristik pribadi meliputi kepribadian tipe A dan tipe B. Pembelajaran meliputi proses yang terjadi dalam diri untuk meningkatkan kemampuan. Dari uraian di atas, terlihat bahwa setiap karyawan sebagai individu memiliki karakteristik yang berbeda. Perbedaan ini menggambarkan bahwa karakteristik individu tidak sama antara karyawan satu dengan karyawan yang lainnya.

Hasil penelitian Hutagalung (2005) menyimpulkan adanya perbedaan tingkat pengetahuan dan sikap kelompok medis/paramedis dan kelompok manajemen terhadap pemanfaatan rekam medis sebagai bahan pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi kedokteran dan perencanaan di Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan.

Penelitian Santoso (2001) tentang peran tenaga pengisi rekam medis terhadap kelengkapan, keakuratan, dan memenuhi aspek hukum rekam medis rawat inap umum di RSU Bhakti Yudha Depok, menyimpulkan bahwa kemampuan tenaga pengisi rekam medis yang rendah menyebabkan berkas rekam medis kurang lengkap

dan kurang akurat dibandingkan dengan kemampuan tenaga pengisi yang baik. Guna meningkatkan mutu rekam medis rumah sakit, maka upaya yang dimungkinkan adalah menambah tenaga, meningkatkan kualitas dari tenaga yang ada dengan pelatihan secara terus menerus, panitia rekam medik lebih diaktifkan lagi. Selanjutnya sangsi terhadap tenaga pengisi terutama dokter lebih dipertegas.

Dokumen terkait